Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Mahayana => Topic started by: marcedes on 06 June 2009, 07:23:18 PM

Title: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 06 June 2009, 07:23:18 PM
saya adalah emansipasi dari buddha loh....tapi nanti cari istri kemudian cari uang,pergi ke clubing,dsb-nya...
apakah itu masuk akal?

sama seperti anda mengatakan Siddharta adalah emansipasi,tapi kok hidup nya cari istri, kemudian butuh guru untuk di-ajarin meditasi?
tolong jangan langsung lihat dari sisi setelah mencapai.
cobalah lihat sebelum mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi,bagaimana kehidupan Siddharta apakah seperti orang tercerahkan atau tidak...

jujur saja ini tambah aneh dan membingungkan.



Kalo tanpa melewati tahap2 seperti itu, bagaimana bisa meyakinkan para siswanya bahwa kita harus berlatih bertahap? 
Jadi walaupun merupakan manusia agung yg telah bisa mencapai level tinggi, pertunjukkan sebagai manusia biasa diperlukan utk menyadarkan orang bahwa kita harus berlatih melalui tahapan tahapan.
Kalo tanpa mempertunjukkan Siddharta melewati tahap awam lalu berlatih dan mencapai Kebuddhaan, apakah orang mau percaya dia telah merealisasi Pencerahan Sempurna?

saudara chingik,
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

ya,ajak teman anda mungkin bisa menambah wawasan kita disini.

salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 06 June 2009, 07:28:27 PM
sekaligus saya tanya "alat kelamin" pria dapat berdiri dan mengeluarkan sperma itu karena faktor apa?
kalau saya, saya tentu jawab "hawa nafsu"
karena tidak mungkin dapat "tegang" sekaligus mengeluarkan "sperma" kalau tanpa hawa-nafsu......apa disini proses batin seorang Buddha telah tercermar hawa-nafsu?

soalnya kan Siddharta kan punya anak.....jadi tentu melakukan hubungan intim dimana mr.P tentu masuk ke ms.V..


salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 07:40:37 PM
Justru itu..... kalau Sang Bodhisattva belum berhubungan seks.... apakah nanti para umat percaya bahwa seorang Buddha telah dapat mengatasi hawa nafsu?

Paling2 orang berpikir: "Ih petapa aneh, dirinya aja belum pernah ngerasain kenikmatan seksual, kok udah dengan lantang bicara kenikmatan seksual membawa penderitaan?"

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 06 June 2009, 08:04:50 PM
Quote
saudara chingik,
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

ya,ajak teman anda mungkin bisa menambah wawasan kita disini.

salam metta.
Hus..saya bilang Siddharta belajar secara bertahap, tidak bilang Beliau menyimpang.
Dalam Mahayana, Siddharta tidak melakukan hubungan intim. 
 Nih baca MahaRatnakuta Sutra bag. Upayakausalya varga:
"Mengapa Bodhisatva memiliki seorang istri dan selir-selir? Putra yang berbudi, Bodhisatva tidak melakukannya karena nafsu keinginan. Mengapa? Karena ia seorang manusia yang bebas dari nafsu keinginan. Bila ia tidak tampak memiliki seorang istri dan selir2 pada saat itu, para makhluk hidup mungkin akan berkata, "Bodhisatva bukan seorang lelaki." Bila mereka memiliki perasaan curiga yang demikian, tentu mereka sudah melakukan pelanggaran yang sangat besar. Karena itu, untuk mencegah munculnya kecurigaan mereka, Bodhisatva tampak menikahi seorang wanita dari suku Sakya dan mendapatkan seorang anak bernama Rahula. Bila seseorang mengatakan bahwa Rahula dilahirkan dari hubungan antara ayah dan ibunya, [ia salah], ia tidak seharusnya mempunyai pandangan yg demikian. Kenyataannya adalah segera setelah kehidupannya di surga berakhir, Rahula turun dari surga dan masuk ke dalam rahim ibunya. Ia tidak dilahirkan dari hubungan ayah dan ibunya. Lagi pula, Rahula sebelumnya telah membuat sebuah tekad sumpah untuk menjadi anak dari seorang Bodhisatva yang akan mencapai Kebuddhaan pada waktu kehidupan itu.


"
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 08:11:43 PM
Yang menyebutkan Pangeran Siddharta berhbungan intim hanya aliran Mulasarvastivada:

“Orang-orang akan berkata bahwa Pangeran Sakyamuni bukanlah seorang pria dan ia meninggalkan keduniawian tanpa memperhatikan Yasodhara…., [oleh karena itu] sekarang aku [Siddharta] akan bercinta dengan Yasodhara”. Ia melakukannya dan Yasodhara menjadi hamil.”
(Mulasarvastivada Vinaya)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 06 June 2009, 08:17:54 PM
Quote
saudara chingik,
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

ya,ajak teman anda mungkin bisa menambah wawasan kita disini.

salam metta.
Hus..saya bilang Siddharta belajar secara bertahap, tidak bilang Beliau menyimpang.
Dalam Mahayana, Siddharta tidak melakukan hubungan intim. 
 Nih baca MahaRatnakuta Sutra bag. Upayakausalya varga:
"Mengapa Bodhisatva memiliki seorang istri dan selir-selir? Putra yang berbudi, Bodhisatva tidak melakukannya karena nafsu keinginan. Mengapa? Karena ia seorang manusia yang bebas dari nafsu keinginan. Bila ia tidak tampak memiliki seorang istri dan selir2 pada saat itu, para makhluk hidup mungkin akan berkata, "Bodhisatva bukan seorang lelaki." Bila mereka memiliki perasaan curiga yang demikian, tentu mereka sudah melakukan pelanggaran yang sangat besar. Karena itu, untuk mencegah munculnya kecurigaan mereka, Bodhisatva tampak menikahi seorang wanita dari suku Sakya dan mendapatkan seorang anak bernama Rahula. Bila seseorang mengatakan bahwa Rahula dilahirkan dari hubungan antara ayah dan ibunya, [ia salah], ia tidak seharusnya mempunyai pandangan yg demikian. Kenyataannya adalah segera setelah kehidupannya di surga berakhir, Rahula turun dari surga dan masuk ke dalam rahim ibunya. Ia tidak dilahirkan dari hubungan ayah dan ibunya. Lagi pula, Rahula sebelumnya telah membuat sebuah tekad sumpah untuk menjadi anak dari seorang Bodhisatva yang akan mencapai Kebuddhaan pada waktu kehidupan itu.


"

Apakah ini artinya Puteri Yasodhara juga adalah perawan yang melahirkan anak? sama seperti pada agama tetangga?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 08:19:49 PM
Kan sama kaya Ratu Mahamaya :D

_/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 06 June 2009, 08:25:13 PM
Tidak pernah disebutkan bahwa Ratu Mahamaya, hamil tanpa melakukan hubungan seks, namun disebutkan setelah hamil, ya, tidak ada lagi hubungan seks.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 06 June 2009, 08:27:57 PM
Quote
saudara chingik,
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

ya,ajak teman anda mungkin bisa menambah wawasan kita disini.

salam metta.
Hus..saya bilang Siddharta belajar secara bertahap, tidak bilang Beliau menyimpang.
Dalam Mahayana, Siddharta tidak melakukan hubungan intim.  
 Nih baca MahaRatnakuta Sutra bag. Upayakausalya varga:
"Mengapa Bodhisatva memiliki seorang istri dan selir-selir? Putra yang berbudi, Bodhisatva tidak melakukannya karena nafsu keinginan. Mengapa? Karena ia seorang manusia yang bebas dari nafsu keinginan. Bila ia tidak tampak memiliki seorang istri dan selir2 pada saat itu, para makhluk hidup mungkin akan berkata, "Bodhisatva bukan seorang lelaki." Bila mereka memiliki perasaan curiga yang demikian, tentu mereka sudah melakukan pelanggaran yang sangat besar. Karena itu, untuk mencegah munculnya kecurigaan mereka, Bodhisatva tampak menikahi seorang wanita dari suku Sakya dan mendapatkan seorang anak bernama Rahula. Bila seseorang mengatakan bahwa Rahula dilahirkan dari hubungan antara ayah dan ibunya, [ia salah], ia tidak seharusnya mempunyai pandangan yg demikian. Kenyataannya adalah segera setelah kehidupannya di surga berakhir, Rahula turun dari surga dan masuk ke dalam rahim ibunya. Ia tidak dilahirkan dari hubungan ayah dan ibunya. Lagi pula, Rahula sebelumnya telah membuat sebuah tekad sumpah untuk menjadi anak dari seorang Bodhisatva yang akan mencapai Kebuddhaan pada waktu kehidupan itu.


"

Apakah ini artinya Puteri Yasodhara juga adalah perawan yang melahirkan anak? sama seperti pada agama tetangga?
Maksud lu ini hasil contekan para bhiksu Mahayana waktu menulis kitabnya?
Buktikan dulu dong kalo Maharatnakuta Sutra benar nyontek dari kitab agama tetangga.  
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 06 June 2009, 08:31:33 PM
Quote
saudara chingik,
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

ya,ajak teman anda mungkin bisa menambah wawasan kita disini.

salam metta.
Hus..saya bilang Siddharta belajar secara bertahap, tidak bilang Beliau menyimpang.
Dalam Mahayana, Siddharta tidak melakukan hubungan intim. 
 Nih baca MahaRatnakuta Sutra bag. Upayakausalya varga:
"Mengapa Bodhisatva memiliki seorang istri dan selir-selir? Putra yang berbudi, Bodhisatva tidak melakukannya karena nafsu keinginan. Mengapa? Karena ia seorang manusia yang bebas dari nafsu keinginan. Bila ia tidak tampak memiliki seorang istri dan selir2 pada saat itu, para makhluk hidup mungkin akan berkata, "Bodhisatva bukan seorang lelaki." Bila mereka memiliki perasaan curiga yang demikian, tentu mereka sudah melakukan pelanggaran yang sangat besar. Karena itu, untuk mencegah munculnya kecurigaan mereka, Bodhisatva tampak menikahi seorang wanita dari suku Sakya dan mendapatkan seorang anak bernama Rahula. Bila seseorang mengatakan bahwa Rahula dilahirkan dari hubungan antara ayah dan ibunya, [ia salah], ia tidak seharusnya mempunyai pandangan yg demikian. Kenyataannya adalah segera setelah kehidupannya di surga berakhir, Rahula turun dari surga dan masuk ke dalam rahim ibunya. Ia tidak dilahirkan dari hubungan ayah dan ibunya. Lagi pula, Rahula sebelumnya telah membuat sebuah tekad sumpah untuk menjadi anak dari seorang Bodhisatva yang akan mencapai Kebuddhaan pada waktu kehidupan itu.


"

Apakah ini artinya Puteri Yasodhara juga adalah perawan yang melahirkan anak? sama seperti pada agama tetangga?
Maksud lu ini hasil contekan para bhiksu Mahayana waktu menulis kitabnya?
Buktikan dulu dong kalo Maharatnakuta Sutra benar nyontek dari kitab agama tetangga. 


Bro Chingik, apakah saya ada menuliskan soal contekan? saya hanya bertanya, karena saya tidak tau, jadi bagaimana mungkin saya membuktikan? dewasa dikit bro, diskusi jangan emosi
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 06 June 2009, 08:32:15 PM
Yang menyebutkan Pangeran Siddharta berhbungan intim hanya aliran Mulasarvastivada:

“Orang-orang akan berkata bahwa Pangeran Sakyamuni bukanlah seorang pria dan ia meninggalkan keduniawian tanpa memperhatikan Yasodhara…., [oleh karena itu] sekarang aku [Siddharta] akan bercinta dengan Yasodhara”. Ia melakukannya dan Yasodhara menjadi hamil.”
(Mulasarvastivada Vinaya)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Yang jadi pertanyaan adalah, bukankah saat meninggalkan istana menjadi pertapa, Pangeran Siddharta tidak kembali lagi sebelum menjadi Buddha? Di sini kok malah seperti dia menjadi pertapa yg kembali utk menemui Yashodara.  
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 08:33:42 PM
Bro. Indra, waktu Mahamaya pertama hamil kalau gak salah kan lagi Atthasila....  ;D  ;D

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 08:36:42 PM
Quote
Yang jadi pertanyaan adalah, bukankah saat meninggalkan istana menjadi pertapa, Pangeran Siddharta tidak kembali lagi sebelum menjadi Buddha? Di sini kok malah seperti dia menjadi pertapa yg kembali utk menemui Yashodara. 


Itu dilakukannya pada malam sebelum ia meninggalkan istana.

Catatan Mulasarvastivada berbeda dengan Theravada Mahaviharavasin, di mana ketika meninggalkan Yasodhara, Rahula sudah lahir. Mulasarvastivada mencatat bahwa Rahula lahir ketika Sang Buddha Mencapai Penerangan Sempurna.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 06 June 2009, 08:38:06 PM
yg saya tanya,apakah menurut Sutra Gotama melakukan "Intim" atau tidak....
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 06 June 2009, 08:40:34 PM
Quote
Bro Chingik, apakah saya ada menuliskan soal contekan? saya hanya bertanya, karena saya tidak tau, jadi bagaimana mungkin saya membuktikan? dewasa dikit bro, diskusi jangan emosi
haha..bro Indra, saya keliatan emosi ya? hehe..gak kok. mungkin cara bertanyanya memberi kesan gitu ya...hihi. jadi lucu juga, pdhal enggak,  Pis men..cuma discuss aja kok..ok, lanjut.. :))
gini, saya menangkap kesan seolah2 bro mengatakan bahwa jika Rahula dilahirkan dari seorang perawan maka itu sama saja dengan cara2 agama tetangga, yg mana berarti anda mensejajarkan tulisan kitab tersebut dgn kitab agama tetangga yg menurut anda itu adalah sebuah kebohongan atau semacamnya.
Kalo bukan begitu, jadi apa inti maksud pertanyaan anda, boleh dishare di sini?  ;D ;D 
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 08:45:42 PM
Quote
yg saya tanya,apakah menurut Sutra Gotama melakukan "Intim" atau tidak....

Theravada Mahaviharavasin: "Abstain"

Mulasarvastiavada: "Ya"

Mahayana: "Nggak"

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 06 June 2009, 08:46:04 PM
Bro. Indra, waktu Mahamaya pertama hamil kalau gak salah kan lagi Atthasila....  ;D  ;D

 _/\_
The Siddha Wanderer

Referensi saya adalah RAPB,
memang dalam RAPB disebutkan bahwa Ratu Mahamaya berimimpi gajah putih terjadi saat menjalankan atthasila, namun bisa saja hubungan terjadi pada malam sebelumnya
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 08:47:17 PM
Quote
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

La hubungan intimnya waktu jd Pangeran Siddharta kok.. belum jadi pertapa... yah sah2 aja..... simpel gitu kok repot... hehe.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 06 June 2009, 08:47:55 PM
Quote
Yang jadi pertanyaan adalah, bukankah saat meninggalkan istana menjadi pertapa, Pangeran Siddharta tidak kembali lagi sebelum menjadi Buddha? Di sini kok malah seperti dia menjadi pertapa yg kembali utk menemui Yashodara.  


Itu dilakukannya pada malam sebelum ia meninggalkan istana.

Catatan Mulasarvastivada berbeda dengan Theravada Mahaviharavasin, di mana ketika meninggalkan Yasodhara, Rahula sudah lahir. Mulasarvastivada mencatat bahwa Rahula lahir ketika Sang Buddha Mencapai Penerangan Sempurna.

 _/\_
The Siddha Wanderer

ini jelas salah, karena tidak lama setelah mencapai Penerangan Sempurna, Buddha Gotama pulang ke Kapilavatthu, dan Rahula sudah berumur 7 tahun
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: J.W on 06 June 2009, 08:51:13 PM
Bro. Indra, waktu Mahamaya pertama hamil kalau gak salah kan lagi Atthasila....  ;D  ;D

 _/\_
The Siddha Wanderer

Kalo gk salah..., sperma mampu bertahan dlm rahim selama 7hari dan mampu membuahi ovum..
Jadi apa hubungan waktu hamil dengan menjalankan atthasila ?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 06 June 2009, 08:51:42 PM
Quote
Bro Chingik, apakah saya ada menuliskan soal contekan? saya hanya bertanya, karena saya tidak tau, jadi bagaimana mungkin saya membuktikan? dewasa dikit bro, diskusi jangan emosi
haha..bro Indra, saya keliatan emosi ya? hehe..gak kok. mungkin cara bertanyanya memberi kesan gitu ya...hihi. jadi lucu juga, pdhal enggak,  Pis men..cuma discuss aja kok..ok, lanjut.. :))
gini, saya menangkap kesan seolah2 bro mengatakan bahwa jika Rahula dilahirkan dari seorang perawan maka itu sama saja dengan cara2 agama tetangga, yg mana berarti anda mensejajarkan tulisan kitab tersebut dgn kitab agama tetangga yg menurut anda itu adalah sebuah kebohongan atau semacamnya.
Kalo bukan begitu, jadi apa inti maksud pertanyaan anda, boleh dishare di sini?  ;D ;D  

saya hanya agak TERPERANJAT dengan informasi yg baru saya ketahui ini, dan butuh penegasan
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 06 June 2009, 08:52:50 PM
lanjut ee..
kutipan RAPB
Quote
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
mengapa dewa berusaha memperlihatkan orang tua?...bukankah tanpa melihat orang tua Gotama sudah tercerahkan

Quote
Saat melihat orang tua, Bodhisatta Pangeran bertanya kepada kusir, “O kusir, rambut orang itu tidak seperti orang lain, rambutnya semua putih. Badannya juga tidak seperti badan orang lain; giginya tidak ada; hanya ada sedikit daging (di tubuhnya); punggungnya bungkuk ia gemetaran. Disebut apakah orang itu? Si kusir menjawab, “Yang Mulia, orang seperti itu disebut orang tua.”
dan mengapa Gotama pura-pura menjadi orang tidak tahu apa-apa?...


Quote
Sang Bodhisatta Pangeran yang belum pernah mendengar kata ‘orang tua’ apalagi melihatnya,[/b] bertanya lagi kepada si kusir, “O kusir, belum pernah aku melihat yang seperti ini, yang rambutnya putih, tidak bergigi, begitu kurus dan gemetaran dengan punggung bungkuk. Apakah artinya orang tua?” Si Kusir menjawab, “Yang Mulia, orang yang tidak hidup lama lagi disebut orang tua (orang tua adalah orang yang memiliki waktu hidup yang pendek).”
bisa-bisa yah, manusia agung yang telah tercerahkan sempurna, belum pernah mendengar apalagi melihat

Quote
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

La hubungan intimnya waktu jd Pangeran Siddharta kok.. belum jadi pertapa... yah sah2 aja..... simpel gitu kok repot... hehe.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
wah, kacau benar yah, jadi "orang suci" di-mahayana,ngomong A tapi prilaku B    ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 08:53:31 PM
Quote
Referensi saya adalah RAPB,
memang dalam RAPB disebutkan bahwa Ratu Mahamaya berimimpi gajah putih terjadi saat menjalankan atthasila, namun bisa saja hubungan terjadi pada malam sebelumnya

Tapi tentu tidak dapat disangkal bahwa konsepsi terjadi ketika mimpi gajah putih tersebut.  ;D

Bisa saja terjadi pada malam sebelumnya? Ah ini cuma menebak2 paling Sutta Theravada setahu saya ya abstain....

Yang pasti sejarawan dsb [scholar2] semuanya mengamini kalau dalam Sutta2 dan Sutra2, konsepsi diceritakan terjadi waktu mimpi gajah putih.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 06 June 2009, 08:55:42 PM
APAA!!!!! WTH!!! baru tahu cerita ini, ternyata oh ternyata "agama" Buddha seperti ini tohh...
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 08:56:30 PM
Quote
ini jelas salah, karena tidak lama setelah mencapai Penerangan Sempurna, Buddha Gotama pulang ke Kapilavatthu, dan Rahula sudah berumur 7 tahun

Jangka waktu Sang Buddha balik ke Kapilavastu ya juga beda dengan Theravada Mahaviharavasin lah.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 09:00:11 PM
Quote
wah, kacau benar yah, jadi "orang suci" di-mahayana,ngomong A tapi prilaku B   


Ah itu kan anggapan anda.

Memang anda sudah benar2 tahu Suci itu kaya apa? Sudah ngalamin sendiri? Atau text book sama kaya saya?

Anda bisa ngomong seperti ini krn tidak mau paham konteks ketika Sang Bodhisattva melakukan upaya kausalyanya itu dalam wujud seorang apa?

Orang suci dalam Mahayana tentu tidak akan ngomong A tapi perilaku B.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 06 June 2009, 09:03:28 PM
yg saya tanya,apakah menurut Sutra Gotama melakukan "Intim" atau tidak....
Tidak .
Menurut Mahayana, Bahkan sejak sebagai pertapa Sumedha, Beliau telah terlepas dari godaan duniawi.
Mengapa? Karena Beliau telah mempraktikkan Kesempurnaan Dalam Melepaskan Keduniawian.  Jadi mana mungkin mau melakukan intim yg larut dalam nafsu keinginan?
 
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 06 June 2009, 09:04:42 PM
Quote
Referensi saya adalah RAPB,
memang dalam RAPB disebutkan bahwa Ratu Mahamaya berimimpi gajah putih terjadi saat menjalankan atthasila, namun bisa saja hubungan terjadi pada malam sebelumnya

Tapi tentu tidak dapat disangkal bahwa konsepsi terjadi ketika mimpi gajah putih tersebut.  ;D

Bisa saja terjadi pada malam sebelumnya? Ah ini cuma menebak2 paling Sutta Theravada setahu saya ya abstain....

Yang pasti sejarawan dsb [scholar2] semuanya mengamini kalau dalam Sutta2 dan Sutra2, konsepsi diceritakan terjadi waktu mimpi gajah putih.....

 _/\_
The Siddha Wanderer

pertimbangkan juga cara perhitungan hari menurut kalender Lunar yg dari pagi sampai pagi keesokan harinya, jadi bukan dari jam 00:00 - 00:00, jadi hari uposatha dimulai dari pagi, katakanlah jam 6:00 pagi, jadi bukanlah pelanggaran jika melakukan hubungan pada jam 5:00 sebelum hari upostha dimulai, dan mimpi terjadi pada hari uposatha.

Dalam RAPB disebutkan:-
"saat menjalani delapan sila dam berbaring di atas dipan yg indah, pada jaga terakhir di malam purnama itu, Siri Mahamaya jatuh tertidur dan bermimpi ..."

Jadi mimpi dan konsepsi terjadi pada saat hari uposatha hampir berakhir.

anyway, mungkin akan lebih mencerahkan jika Bro Gandalf memberikan rujukan dari para ahli tsb.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 06 June 2009, 09:07:54 PM
Ternyata Buddha sama seperti Mr. J , masih bujangan euy ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 06 June 2009, 09:08:15 PM
Quote
wah, kacau benar yah, jadi "orang suci" di-mahayana,ngomong A tapi prilaku B   


Ah itu kan anggapan anda.

Memang anda sudah benar2 tahu Suci itu kaya apa? Sudah ngalamin sendiri? Atau text book sama kaya saya?

Anda bisa ngomong seperti ini krn tidak mau paham konteks ketika Sang Bodhisattva melakukan upaya kausalyanya itu dalam wujud seorang apa?

Orang suci dalam Mahayana tentu tidak akan ngomong A tapi perilaku B.

 _/\_
The Siddha Wanderer
tapi hebat nya anda bisa memberi komentar, berarti anda paham dan merupakan salah satu dari orang suci...  ;D

salam metta _/\_
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 06 June 2009, 09:11:15 PM
Justru itu... sudah saya bilang, saya taunya dari text book dan dari text book (Sutra2) saya tau orang suci Mahayana tidak akan ngomong A perilaku B.

La anda tahu orang suci Mahayana kaya gitu tau dari mana? Interpretasi pribadi? Meragukan.

_/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Arale on 06 June 2009, 09:14:48 PM
judulnya salah?
Buddha menyimpang?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Kokuzo on 06 June 2009, 09:15:42 PM
 [at] marcedes
4 pertemuan itu terjadi waktu doi masih kecil coy...
Boro2 udah tercerahkan... :hammer:
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 06 June 2009, 09:16:41 PM
Quote
Bro Chingik, apakah saya ada menuliskan soal contekan? saya hanya bertanya, karena saya tidak tau, jadi bagaimana mungkin saya membuktikan? dewasa dikit bro, diskusi jangan emosi
haha..bro Indra, saya keliatan emosi ya? hehe..gak kok. mungkin cara bertanyanya memberi kesan gitu ya...hihi. jadi lucu juga, pdhal enggak,  Pis men..cuma discuss aja kok..ok, lanjut.. :))
gini, saya menangkap kesan seolah2 bro mengatakan bahwa jika Rahula dilahirkan dari seorang perawan maka itu sama saja dengan cara2 agama tetangga, yg mana berarti anda mensejajarkan tulisan kitab tersebut dgn kitab agama tetangga yg menurut anda itu adalah sebuah kebohongan atau semacamnya.
Kalo bukan begitu, jadi apa inti maksud pertanyaan anda, boleh dishare di sini?  ;D ;D  

saya hanya agak TERPERANJAT dengan informasi yg baru saya ketahui ini, dan butuh penegasan

Kalo saya tidak begitu surprise, karena saya melihat sejak menjadi pertapa Sumedha, beliau terus mempraktikkan Kesempurnaan dalam melepaskan keduniawian (Nekkhama), dan kesempurnaan lainnya yang saya rasa cukup qualified utk menahan diri dari godaan birahi.   Silakan baca RAPB terjemahan anda jilidi 1 halaman 109-110 dan 156-157 dan renungkan sendiri. Jadi setelah saya baca kutipan Maharatnakuta Sutra, spontanitas saya merasa cocok cocok saja dengan ulasan dalam RAPB yg halaman 156-157 itu.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 06 June 2009, 09:20:51 PM
Quote
Bro Chingik, apakah saya ada menuliskan soal contekan? saya hanya bertanya, karena saya tidak tau, jadi bagaimana mungkin saya membuktikan? dewasa dikit bro, diskusi jangan emosi
haha..bro Indra, saya keliatan emosi ya? hehe..gak kok. mungkin cara bertanyanya memberi kesan gitu ya...hihi. jadi lucu juga, pdhal enggak,  Pis men..cuma discuss aja kok..ok, lanjut.. :))
gini, saya menangkap kesan seolah2 bro mengatakan bahwa jika Rahula dilahirkan dari seorang perawan maka itu sama saja dengan cara2 agama tetangga, yg mana berarti anda mensejajarkan tulisan kitab tersebut dgn kitab agama tetangga yg menurut anda itu adalah sebuah kebohongan atau semacamnya.
Kalo bukan begitu, jadi apa inti maksud pertanyaan anda, boleh dishare di sini?  ;D ;D 

saya hanya agak TERPERANJAT dengan informasi yg baru saya ketahui ini, dan butuh penegasan

Kalo saya tidak begitu surprise, karena saya melihat sejak menjadi pertapa Sumedha, beliau terus mempraktikkan Kesempurnaan dalam melepaskan keduniawian (Nekkhama), dan kesempurnaan lainnya yang saya rasa cukup qualified utk menahan diri dari godaan birahi.   Silakan baca RAPB terjemahan anda jilidi 1 halaman 109-110 dan 156-157 dan renungkan sendiri. Jadi setelah saya baca kutipan Maharatnakuta Sutra, spontanitas saya merasa cocok cocok saja dengan ulasan dalam RAPB yg halaman 156-157 itu.

Hubungan seks antara suami-istri sama sekali bukan pelanggaran, Bodhisatta pernah terlahir jadi Raja Cakkavati, punya seribu anak, dan semua itu tanpa hubungan seks? agak sulit diterima
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 06 June 2009, 09:26:59 PM
wah kalau begitu aye harus bikin aliran baru nih, Bunda perawan Yasodhara, blom ada yak ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 06 June 2009, 09:30:48 PM
Jadi, bro Marcedes, anda sendiri bagaimana, apakah menurut anda selama menjadi Pangeran Siddharta pernah mengalami cacat berupa larut dalam nafsu indria?  
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 06 June 2009, 09:33:46 PM
Quote
Bro Chingik, apakah saya ada menuliskan soal contekan? saya hanya bertanya, karena saya tidak tau, jadi bagaimana mungkin saya membuktikan? dewasa dikit bro, diskusi jangan emosi
haha..bro Indra, saya keliatan emosi ya? hehe..gak kok. mungkin cara bertanyanya memberi kesan gitu ya...hihi. jadi lucu juga, pdhal enggak,  Pis men..cuma discuss aja kok..ok, lanjut.. :))
gini, saya menangkap kesan seolah2 bro mengatakan bahwa jika Rahula dilahirkan dari seorang perawan maka itu sama saja dengan cara2 agama tetangga, yg mana berarti anda mensejajarkan tulisan kitab tersebut dgn kitab agama tetangga yg menurut anda itu adalah sebuah kebohongan atau semacamnya.
Kalo bukan begitu, jadi apa inti maksud pertanyaan anda, boleh dishare di sini?  ;D ;D 

saya hanya agak TERPERANJAT dengan informasi yg baru saya ketahui ini, dan butuh penegasan

Kalo saya tidak begitu surprise, karena saya melihat sejak menjadi pertapa Sumedha, beliau terus mempraktikkan Kesempurnaan dalam melepaskan keduniawian (Nekkhama), dan kesempurnaan lainnya yang saya rasa cukup qualified utk menahan diri dari godaan birahi.   Silakan baca RAPB terjemahan anda jilidi 1 halaman 109-110 dan 156-157 dan renungkan sendiri. Jadi setelah saya baca kutipan Maharatnakuta Sutra, spontanitas saya merasa cocok cocok saja dengan ulasan dalam RAPB yg halaman 156-157 itu.

Hubungan seks antara suami-istri sama sekali bukan pelanggaran, Bodhisatta pernah terlahir jadi Raja Cakkavati, punya seribu anak, dan semua itu tanpa hubungan seks? agak sulit diterima
Dengan status bodhisattanya , seandainya melakukan pun saya lebih refer ke melakukan bukan atas dasar nafsu indriya. Acuan saya adalah praktik Kesempurnaan Melepaskan Keduniawian nya. JIka tidak, maka tentu tidak disebut Kesempurnaan. 
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 06 June 2009, 09:35:16 PM
Jadi, bro Marcedes, anda sendiri bagaimana, apakah menurut anda selama menjadi Pangeran Siddharta pernah mengalami cacat berupa larut dalam nafsu indria?  
Bukankah Siddharta menikah? apakah ketika menikah Hubungan sex merupakan hal yang salah?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 06 June 2009, 09:39:31 PM
sebelumnya pingin tau, riwayat hidup sidharta dalam tripitaka mahayana ada berapa versi dan kalo boleh minta dong link nya ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 06 June 2009, 10:40:18 PM
Jadi, bro Marcedes, anda sendiri bagaimana, apakah menurut anda selama menjadi Pangeran Siddharta pernah mengalami cacat berupa larut dalam nafsu indria?  

Quote
Para bhikkhu, sebelum mencapai penerangan sempurna, sementara saya masih seorang Bodhisatta yang belum mencapai penerangan sempurna, Saya juga, diriku sendiri mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran, mencari apa yang mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran.
    Saya (berpikir) demikian: 'Mengapa, dengan diriku sendiri mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran, Saya mencari apa yang mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian dan kekotoran? Seandainya, diriku yang masih mengalami dhamma seperti itu, mengetahui bahaya dalam dhamma seperti itu, Saya mencari yang tidak mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran, mengatasi ikatan yang kuat, yaitu Nibbana?'
    Kemudian, ketika Saya masih anak-anak, seorang pemuda berambut hitam yang masih remaja, dalam masa hidupku yang pertama, aku mencukur habis rambut dan jenggotku meskipun ibu dan ayahku berkeinginan sebaliknya dan berduka dengan wajah berurai air mata. Saya mengenakan jubah kuning dan pergi meninggalkan kehidupan duniawi menuju kehidupan tak berumah-tangga (pabbaja).
    Sesudah berkelana mencari apa yang bermanfaat, mencari kedamaian tertinggi yang suci, Saya pergi menemui Alara Kalama dan berkata kepadanya: 'Kawan Kalama, Saya ingin menjalani hidup suci dalam Dhamma dan Vinaya.'
sobat-dharma tolong dijelaskan. ^^
yang bold itu saya rasa cukup jelas " B E L U M "
tahu kan arti kata "belum...."  
Quote
mengenai bagian Tidak tercemar, ini maksudnya apa?
bagaimana dengan kasus dimana Bodhisatta Gotama yang karena kesombongannya menghina Buddha Kassapa dalam kelahirannya sbg Brahmana Jotipala? apakah ini termasuk tercemar atau tidak?
yah,tolong jelaskan bagian ini, "mengapa" pertapa Jotipala(Gotama) sampai harus menghina, bahkan "di tarik rambut nya" oleh seseorang guna bertemu buddha....


----------------
saudara Gandalf,
bagaimana bisa dengan melafalkan buddho seseorang bisa mencapai jhana...
alat buddho dipakai hanya untuk sementara sebagai pembantu dimana jika pikiran loss mindfull...agar kembali ke trek nya...

makanya se-waktu diskusi dgn bhante Maha, beliau berkata, jika seseorang itu bukan buddhism, bisa diganti dengan 1-1 2-2 3-3 sampai 10 atau berapa baru kembali lagi 1-1....
karena jika meditator seorang agama lain, maka sulit untuk menerima kata "buddho" dimana keyakinan nya berbeda.
(ini sekaligus berarti ajaran buddha memang bersifat universal, dimana baik dari agama apapun bisa mencapai jhana)

disitu gunanya "hanya" membantu mencapai dimana kondisi batin supaya lebih ter-kontrol...
tentu jika sudah menguasai Jhana dengan baik,,,maka buddho sudah tidak di pakai...


Quote
Sebenarnya ada salah tangkep makna di sini.

Yang dimaksud bukanlah dalam meditasi Vipashyana kita memunculkan keinginan. Namun yang saya maksud adalah ingin melakukan Vipassana.

Maknanya sama seperti ketika anda ditanya "anda ke vihara ngapain?" "O Saya ingin bermeditasi Vipassana".... Gitu lohh...

Vipashyana menurut tradisi Amitabha adalah Kontemplasi. Ini salah satu dari 5 "Gerbang Kesadaran" (Mindfulness) - Wu Nien Men - menuju Tanah Suci. Metode ini disebutkan dalam Amitayur Dhyana Sutra, Sukavativyuhopadesa karya Vasubandhu dan komentarnya karya Tan Luan.

Vipashyana dalam aliran Sukhavati adalah kontemplasi / visualisasi terhadap aspek2 agung dan mulia dari Amitabha Buddha dan Tanah Suci Sukhavati dengan penuh kesadaran. [mindful]

Selain itu dalam paham Mahayana tiongkok, meditasi yang dianjurkan adalah "chih-kuan" yaitu "samatha-vipashyana".

Zen Master Chu Hung pernah berkata:

"Sekarang ini engkau hanya harus melafalkan nama Buddha dengan kemurnian dan pandangan terang. Kemurnian berarti melafalkan nama Buddha tanpa ada pikiran lain. Pandangan terang berarti meninjau kembali ketika engkau melafalkan nama Buddha. kemurnian adalah Samatha, "berhenti" dan pandangan terang adalah Vipashyana "meninjau [disadari]". Satukanlah kesadaranmu (mindfulness) akan Buddha melalui pelafalan nama Buddha, dan berhenti (Samatha) maupun meninjau (Vipashyana) bersama-sama."

Sedangkan Master Yin Guang, Patriark Tanah Suci ke-13 pernah berkata:

Do not concern yourself with whether or not you will become enlightened.
Do  not concern  yourself with existence and non-existence, with inside and outside and in-between.
Do  not  concern  yourself  with  "stopping" [shammata/samatha]and "observing" [vipashyana/vipasyana].
Do not concern yourself with whether [this method of reciting the buddha-name] is the same or not the same as other Buddhist methods.
If the feeling of doubt does not arise, do not concern yourself with who it is or who it is not [who is reciting the buddha-name]. Simply go on reciting the buddha-name with unified mind and unified intent without a break, pure and unmixed.
 
Ya metode Sukhavati merupakan penggabungan metode samatha dan vipashyana. Jadi tidak pada Vipashyana saja ataupun Samatha saja.

 Namaste
The Siddha Wanderer
aduh, saudara Gandalf bagaimana bisa meditasi dengan pengertian "sebagaimana-adanya" malah disuruh visualisasi.
pernahkah tahu tentang "si-pelaku" dan "si-pengetahu" coba baca buku AjahnBrahm, saya sendiri sudah bisa membedakan "si-pengetahu" dan "si-pelaku"

pikiran kita ada 2.. dimana "yang bergerak"(si-pelaku) dan "yang menyadari"(si-pengetahu)
kalau anda menyuruh pikiran ini "ber-visualisasi" maka pikiran bagian "yang-bergerak(si-pengetahu) yang main.....
dan ini bukan sesuai ajaran Theravada tentang Vipassana.....

makanya kalau anda mengatakan Vipassana versi Theravada. dan mau di samakan dengan Vipassana versi Mahayana, tidak bakalan nyambung.
oleh sebab itu saya disini meminta anda menjelaskan tentang Vipassana Mahayana secara detail...
alangkah bagusnya jika sama dengan perincian sebagaimana pada Visudhimagga.

dan lagi Vipassana pada versi Theravada jika dilakukan maka buah yang pasti adalah "NIBBANA"  dan tidak ada pilihan lain...mutlak.
sedangkan pada Vipassana versi Mahayana menyatakan bisa "nirvana" terus bisa "alam sukhavati" kemudian bisa mencapai Bodhisatva.

tolong dijelaskan secara jelas-jelas...

kemudian pertanyaan 3 saya sebelum nya. thx
salam metta.

silahkan dibaca-baca...
menurut sutta jika bukan anagami atau Arahat, maka pasti masih ada nafsu indria.....
dan pada waktu Gotama bertemu Alara Kalama beliau belum mencapai Sotapanna.
jadi se-waktu beliau masih menjadi pangeran bahkan pertapa beliau masih memiliki nafsu-indriawi ( kamaraga )


justru sebaliknya mengapa SangBuddha berbohong?  dan berkata "BELUM" dan masih larut dalam kelahiran sampai kekotoran...
apa mau ditutup dengan alasan upaya?
coba baca lagi, disitu sang Buddha mengakui kalau dirinya masih "kotor" dan "belum mencapai pencerahan"

selama saya tahu ketika telah mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi, SangBuddha guru junjungan agung tidak pernah memakai kebohongan dalam mengajar....bahkan SangBuddha mencela kebohongan...
bagaimana mungkin beliau sendiri berbohong?

apa mau di kata Buddha berkata "bohong" dalam arti tanda kutip"   ^^
saya jadi takjub melihat,karena sedemikian melekat nya pada aliran bahkan yang nyata pun di ubah jadi pembenaran sendiri..^^

salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 06 June 2009, 10:52:25 PM
Quote
Bro Chingik, apakah saya ada menuliskan soal contekan? saya hanya bertanya, karena saya tidak tau, jadi bagaimana mungkin saya membuktikan? dewasa dikit bro, diskusi jangan emosi
haha..bro Indra, saya keliatan emosi ya? hehe..gak kok. mungkin cara bertanyanya memberi kesan gitu ya...hihi. jadi lucu juga, pdhal enggak,  Pis men..cuma discuss aja kok..ok, lanjut.. :))
gini, saya menangkap kesan seolah2 bro mengatakan bahwa jika Rahula dilahirkan dari seorang perawan maka itu sama saja dengan cara2 agama tetangga, yg mana berarti anda mensejajarkan tulisan kitab tersebut dgn kitab agama tetangga yg menurut anda itu adalah sebuah kebohongan atau semacamnya.
Kalo bukan begitu, jadi apa inti maksud pertanyaan anda, boleh dishare di sini?  ;D ;D 

saya hanya agak TERPERANJAT dengan informasi yg baru saya ketahui ini, dan butuh penegasan

Kalo saya tidak begitu surprise, karena saya melihat sejak menjadi pertapa Sumedha, beliau terus mempraktikkan Kesempurnaan dalam melepaskan keduniawian (Nekkhama), dan kesempurnaan lainnya yang saya rasa cukup qualified utk menahan diri dari godaan birahi.   Silakan baca RAPB terjemahan anda jilidi 1 halaman 109-110 dan 156-157 dan renungkan sendiri. Jadi setelah saya baca kutipan Maharatnakuta Sutra, spontanitas saya merasa cocok cocok saja dengan ulasan dalam RAPB yg halaman 156-157 itu.

saudara chingik
kalau bicara spontanitas, saya jadi teringat teman saya yang agama tetangga....
pernah ketika saya tanya " yakin dengan kebenaran kitab suci nya?"
bahkan dengan lantang menjawab "harus percaya",

terus saya balik " pernahkah ada yang bisa melihat surga ketika dia masih hidup? "
dijawabnnya " hanya setelah mati baru......."

demikian menurut saya sifat dari spontanitas.
btw,saya dan para member disini pasti segera ingin menunggu penjelasan seperti visudhimagga dalam versi guru2 mahayana.
karena itulah kunci permasalahan.....

seperti saudara Bond katakan, kalau bicara nibbana terlalu jauh, mari bicara faktor-faktor menuju ke sana saja..

salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 06 June 2009, 11:04:15 PM
Quote
Justru itu... sudah saya bilang, saya taunya dari text book dan dari text book (Sutra2) saya tau orang suci Mahayana tidak akan ngomong A perilaku B.

La anda tahu orang suci Mahayana kaya gitu tau dari mana? Interpretasi pribadi? Meragukan.

_/\_
The Siddha Wanderer

kalau begitu, mengapa SangBuddha mencela nafsu sebagai penghambat menuju pencerahan, dengan memberi contoh buruk?
kalau begitu,mengapa sang buddha berkata "belum mencapai" padahal "sudah mencapai"

saya tidak berbicara kosong, bukti sutta juga sudah ada di atas....
buddha berkata A, tapi prilaku nya menyimpang menjadi B.
kalau saya keliru, tunjukkan dibagian mana  

salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 06 June 2009, 11:13:09 PM
wah kalau begitu aye harus bikin aliran baru nih, Bunda perawan Yasodhara, blom ada yak ;D
pernah ada kasus kan, dimana sebuah anak lahir yang ada tulisan bertatto huruf Allah(arab) di telapak kaki nya.
kata ibu-nya hamil tanpa hubungan intim...ga tau akhir kasus nya bagaimana...sudah agak lama.

kemudian tatto itu mulai menghilang, ibu ini pun mengatakan bahwa mendapatkan bisikan bahwa tatto tersebut akan hilang....

http://www.aefsompe.co.cc/2008/01/bayi-lahir-tanpa-ayah-di-sulsel.html

juru selamat datang, bertobat-lah saudara ryu ;D

salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 06 June 2009, 11:19:26 PM
wah kalau begitu aye harus bikin aliran baru nih, Bunda perawan Yasodhara, blom ada yak ;D
pernah ada kasus kan, dimana sebuah anak lahir yang ada tulisan bertatto huruf Allah(arab) di telapak kaki nya.
kata ibu-nya hamil tanpa hubungan intim...ga tau akhir kasus nya bagaimana...sudah agak lama.



Berarti tidak mungkin ya, hmmm, harus cari cara lain nih ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Nevada on 06 June 2009, 11:38:02 PM
Dengan kata lain, Aliran Mahayana secara implisit menyatakan bahwa semua perilaku Pangeran Siddhattha selama belum 'menjadi' Sang Buddha Gotama hanyalah sebuah drama terakbar di Jagad Raya ini...

Luar biasa. Sang Buddha rupanya senang berleha-leha sampai pada usia 35 tahun untuk membabarkan Dhamma pada khalayak ramai. Kasihan sekali Petapa Asita. Padahal beliau bisa saja mendapat bimbingan dari Pangeran Cilik Siddhattha Gotama. Namun Pangeran tidak melakukannya, sehingga Petapa Asita pun meninggal dunia sebelum beliau sempat mendengar Khotbah Dhamma.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Xan To on 07 June 2009, 12:04:51 AM
Sepertinya ini akibat mendapat pengaruh dari Hinduisme, Jadi ingat kalo dulu pernah baca, bahwa Sang Buddha itu adalah avatarnya Siva tujuannya datang kedunia untuk memperdayai (Baca: Menipu) para mara dengan kebaikan. ::)
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 07 June 2009, 12:17:48 AM
Quote
Bro Chingik, apakah saya ada menuliskan soal contekan? saya hanya bertanya, karena saya tidak tau, jadi bagaimana mungkin saya membuktikan? dewasa dikit bro, diskusi jangan emosi
haha..bro Indra, saya keliatan emosi ya? hehe..gak kok. mungkin cara bertanyanya memberi kesan gitu ya...hihi. jadi lucu juga, pdhal enggak,  Pis men..cuma discuss aja kok..ok, lanjut.. :))
gini, saya menangkap kesan seolah2 bro mengatakan bahwa jika Rahula dilahirkan dari seorang perawan maka itu sama saja dengan cara2 agama tetangga, yg mana berarti anda mensejajarkan tulisan kitab tersebut dgn kitab agama tetangga yg menurut anda itu adalah sebuah kebohongan atau semacamnya.
Kalo bukan begitu, jadi apa inti maksud pertanyaan anda, boleh dishare di sini?  ;D ;D 

saya hanya agak TERPERANJAT dengan informasi yg baru saya ketahui ini, dan butuh penegasan

Kalo saya tidak begitu surprise, karena saya melihat sejak menjadi pertapa Sumedha, beliau terus mempraktikkan Kesempurnaan dalam melepaskan keduniawian (Nekkhama), dan kesempurnaan lainnya yang saya rasa cukup qualified utk menahan diri dari godaan birahi.   Silakan baca RAPB terjemahan anda jilidi 1 halaman 109-110 dan 156-157 dan renungkan sendiri. Jadi setelah saya baca kutipan Maharatnakuta Sutra, spontanitas saya merasa cocok cocok saja dengan ulasan dalam RAPB yg halaman 156-157 itu.

Hubungan seks antara suami-istri sama sekali bukan pelanggaran, Bodhisatta pernah terlahir jadi Raja Cakkavati, punya seribu anak, dan semua itu tanpa hubungan seks? agak sulit diterima
Dengan status bodhisattanya , seandainya melakukan pun saya lebih refer ke melakukan bukan atas dasar nafsu indriya. Acuan saya adalah praktik Kesempurnaan Melepaskan Keduniawian nya. JIka tidak, maka tentu tidak disebut Kesempurnaan. 

Bro Chingik,
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 02:38:07 AM
Dengan kata lain, Aliran Mahayana secara implisit menyatakan bahwa semua perilaku Pangeran Siddhattha selama belum 'menjadi' Sang Buddha Gotama hanyalah sebuah drama terakbar di Jagad Raya ini...

Luar biasa. Sang Buddha rupanya senang berleha-leha sampai pada usia 35 tahun untuk membabarkan Dhamma pada khalayak ramai. Kasihan sekali Petapa Asita. Padahal beliau bisa saja mendapat bimbingan dari Pangeran Siddhattha Gotama. Namun Pangeran tidak melakukannya, sehingga Petapa Asita pun meninggal dunia sebelum beliau sempat mendengar Khotbah Dhamma.
Itukan karena anda percaya membuta bahwa kisah dalam Theravada pasti Benar dan kisah lainnya pasti salah. Dua versi kalo disatukan tentu jadi kacau balau penilaiannya. Mahayana beranggapan Pangeran Siddharta tidak melakukan hubungan yg menyimpang, tetapi Theravada beranggapan ada. Coba saya masuk thread Theravada, saya bisa juga bilang begini "Lho rupanya Pangeran Siddharta suka main perempuan ya, orang begitu kok dibilang telah mempraktikkan paramita selama 4 asankheya kappa, apa gak bohong tuh". Mahayana pasti merasa sangat aneh ,mengapa? karena Mahayana menganggap sejak menjadi petapa Sumedha, Beliau tidak lagi melakukan perbuatan2 yg membuatnya larut dalam nafsu indria. Ngerti kan maksudku mengapa kalian merasa aneh. Ya begitu juga kalo saya masuk ke Thread Theravada dengan memegang perspektif mahayana,  saya pasti bilang aneh juga versi Theravada.  
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 03:19:00 AM
 
Quote
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.

Begitukah perilaku seorang calon manusia agung??? sungguh menggelikan  :))
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 07 June 2009, 06:31:00 AM
Quote
kalau begitu, mengapa SangBuddha mencela nafsu sebagai penghambat menuju pencerahan, dengan memberi contoh buruk?
kalau begitu,mengapa sang buddha berkata "belum mencapai" padahal "sudah mencapai"

saya tidak berbicara kosong, bukti sutta juga sudah ada di atas....
buddha berkata A, tapi prilaku nya menyimpang menjadi B.
kalau saya keliru, tunjukkan dibagian mana  


Siapa bilang Buddha seperti itu?

Sang Buddha kan juga mengajarkan tentang upayakausalya. Jadi kalau ada tindakan yang katanya anda menyimpang itu, sebenarnya adalah upaya kausalya, hanya saja anda yang melihatnya seolah2 demikian.

Sang Buddha mengajarkan A [upayakausalya], tindakannya juga A [upayakausalya]. Kan sep beres toh?

Tapi... yah paling ada yang mengatakan kalau upaya kausalya adalah pembenaran  ^-^  ^-^

Tapi kalau ini tindakan upaya kausalya Bodhisattva Sakyamuni yang memang ditulis dalam Sutra2 lo.... jadi VALID kalau anda menerima Sutra Mahayana sebagai sabda asli Sang Buddha Sakyamuni.
Jadi bukan yang masih agak menebak2 seperti orang2 suci agung yang ada pada zaman selanjutnya [yg melakukan upaya kausalya].

Oya sori postingan anda yg kemarin gak sengaja kena modify dikit. keliru klik....  ;D Tp isinya ud kukembalikan ke sedia kala kok..

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 07:41:54 AM
Quote
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.

Begitukah perilaku seorang calon manusia agung??? sungguh menggelikan  :))

lebih menggelikan lagi ada yang merubah kenyataan menjadi khayalan agar sosok manusia biasa menjadi manusia super ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 07:46:19 AM
Dengan kata lain, Aliran Mahayana secara implisit menyatakan bahwa semua perilaku Pangeran Siddhattha selama belum 'menjadi' Sang Buddha Gotama hanyalah sebuah drama terakbar di Jagad Raya ini...

Luar biasa. Sang Buddha rupanya senang berleha-leha sampai pada usia 35 tahun untuk membabarkan Dhamma pada khalayak ramai. Kasihan sekali Petapa Asita. Padahal beliau bisa saja mendapat bimbingan dari Pangeran Siddhattha Gotama. Namun Pangeran tidak melakukannya, sehingga Petapa Asita pun meninggal dunia sebelum beliau sempat mendengar Khotbah Dhamma.
Itukan karena anda percaya membuta bahwa kisah dalam Theravada pasti Benar dan kisah lainnya pasti salah. Dua versi kalo disatukan tentu jadi kacau balau penilaiannya. Mahayana beranggapan Pangeran Siddharta tidak melakukan hubungan yg menyimpang, tetapi Theravada beranggapan ada. Coba saya masuk thread Theravada, saya bisa juga bilang begini "Lho rupanya Pangeran Siddharta suka main perempuan ya, orang begitu kok dibilang telah mempraktikkan paramita selama 4 asankheya kappa, apa gak bohong tuh". Mahayana pasti merasa sangat aneh ,mengapa? karena Mahayana menganggap sejak menjadi petapa Sumedha, Beliau tidak lagi melakukan perbuatan2 yg membuatnya larut dalam nafsu indria. Ngerti kan maksudku mengapa kalian merasa aneh. Ya begitu juga kalo saya masuk ke Thread Theravada dengan memegang perspektif mahayana,  saya pasti bilang aneh juga versi Theravada.   
anggap saya tidak memegang kedua aliran, satu sisi mengatakan a satu sisi mengatakan b, ada tiga kemungkinan :
salah satu PASTI SESAT
Dua duanya benar
Dua duanya salah

Bagaimana untuk mengkaji hal ini? base on blind Faith?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 07 June 2009, 07:54:29 AM
Quote
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.

Begitukah perilaku seorang calon manusia agung??? sungguh menggelikan  :))

sudahkah anda membacanya? dan itukah komentar anda setelah membacanya? bagaimana jika anda kemukakan dulu bagaimana pemahaman anda atas bacaan itu. seorang bodhisatta yang sama sekali tidak melakukan hubungan seks bahkan dengan istri sendiri hanya ada dalam khayalan anda bung.

Benar bahwa Bodhisatta adalah calon manusia agung, tapi paling tidak (menurut RAPB), Bodhisatta bukanlah makhluk suci, belum mencapai kesucian apapun, jadi wajar saja kalo bodhisatta masih memiliki nafsu.

Dan bukankah anda juga bodhisattva, apakah anda tidak memiliki nafsu?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 11:18:46 AM
Quote
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.

Begitukah perilaku seorang calon manusia agung??? sungguh menggelikan  :))

sudahkah anda membacanya? dan itukah komentar anda setelah membacanya? bagaimana jika anda kemukakan dulu bagaimana pemahaman anda atas bacaan itu. seorang bodhisatta yang sama sekali tidak melakukan hubungan seks bahkan dengan istri sendiri hanya ada dalam khayalan anda bung.

Benar bahwa Bodhisatta adalah calon manusia agung, tapi paling tidak (menurut RAPB), Bodhisatta bukanlah makhluk suci, belum mencapai kesucian apapun, jadi wajar saja kalo bodhisatta masih memiliki nafsu.

Dan bukankah anda juga bodhisattva, apakah anda tidak memiliki nafsu?

anda bilang saya mengkhayal seolah2 anda pernah melihatnya secara langsung ya , heehe
Lebih aneh komentar anda bung , walaupun bodhisatta masih memiliki nafsu seperti versi anda, tapi Beliau tidak akan sampai seperti ucapan anda "lakukan hubungan seks sepuasnya dan tinggalkan" .  Jika begitu, apa bedanya bodhisatta dengan anda? Ingat, Beliau telah mengumpulkan banyak Parami dan berlatih keras, jadi bagaimanapun tidak separah yg anda utarakan.
Saya bukan bodhisatva dan nafsu saya masih sangat kasar, tapi saya tidak percaya sang bodhisatta yg sampai2 diramalkan Buddha Dipankara, yang sampai2 membuat api neraka padam pd hari sebelumnya diramalkan, masih bisa memiliki nafsu seperti saya dan anda.  Lalu apa makna Kesempurnaan Nekkhama dibalik semua ini? Memberi kesan tidak konsisten juga, pada satu sisi bilang bodhisatta telah mencuci kotoran batinnya dengan air bersih Sila (RAPB hal 157) tapi pada kehidupan berikutnya masih terjatuh pada nafsu indria versi anda.  

Sebenarnya saya tidak pernah mempermasalahkan isi RAPB ini, dan saya percaya pengertiannya tidak akan sesempit yg saya bayangkan. Tapi karena melihat orang yg membuat thread ini sama hanya melihat isi mahayana dari satu sisi dan menjudge mahayana begini-begini, maka sesungguhnya semuanya di karena terkungkung pada pemahaman yg sepotong-sepotong. 
 
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 07 June 2009, 11:23:59 AM
Quote
kalau begitu, mengapa SangBuddha mencela nafsu sebagai penghambat menuju pencerahan, dengan memberi contoh buruk?
kalau begitu,mengapa sang buddha berkata "belum mencapai" padahal "sudah mencapai"

saya tidak berbicara kosong, bukti sutta juga sudah ada di atas....
buddha berkata A, tapi prilaku nya menyimpang menjadi B.
kalau saya keliru, tunjukkan dibagian mana   


Siapa bilang Buddha seperti itu?

Sang Buddha kan juga mengajarkan tentang upayakausalya. Jadi kalau ada tindakan yang katanya anda menyimpang itu, sebenarnya adalah upaya kausalya, hanya saja anda yang melihatnya seolah2 demikian.

Sang Buddha mengajarkan A [upayakausalya], tindakannya juga A [upayakausalya]. Kan sep beres toh?

Tapi... yah paling ada yang mengatakan kalau upaya kausalya adalah pembenaran  ^-^  ^-^

Tapi kalau ini tindakan upaya kausalya Bodhisattva Sakyamuni yang memang ditulis dalam Sutra2 lo.... jadi VALID kalau anda menerima Sutra Mahayana sebagai sabda asli Sang Buddha Sakyamuni.
Jadi bukan yang masih agak menebak2 seperti orang2 suci agung yang ada pada zaman selanjutnya [yg melakukan upaya kausalya].

Oya sori postingan anda yg kemarin gak sengaja kena modify dikit. keliru klik....  ;D Tp isinya ud kukembalikan ke sedia kala kok..

 _/\_
The Siddha Wanderer

saudara Gandalf,
anda masih punya PR kalau harus menyelesaikan permintaan visuddhimagga. di thread sebelah. ^^

btw, back to topic.
begini, pernahkah anda melihat seseorang mengajarkan kepada muridnya, kemudian diri-nya sendiri melakukan B.
sebut apakah orang itu.?
jadi ketika anda melihat guru Mahayanis yang katanya telah mencapai pencerahan sempurna, MAHA SUCI...
tiba-tiba memiliki istri, dan istri tersebut hamil, dan guru tersebut mengatakan "apa yang saya lakukan,alasannya tidak mungkin bisa kalian dapatkan dengan pikiran anda semua"
apakah anda masih bisa memiliki "keyakinan" dengan guru tersebut?

apakah anda percaya kalau Gotama, bahkan sebelum kelahiran ini melakukan seks atau tidak melakukan...?
oh,ya andaikata kasus pencabulan master lu itu terbukti benar, harusnya master lu tinggal bilang,
"ini upaya kausalya" =)) =)) =)) =)) =)) =))


 _/\_
salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 07 June 2009, 11:27:28 AM
Quote
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.

Begitukah perilaku seorang calon manusia agung??? sungguh menggelikan  :))

sudahkah anda membacanya? dan itukah komentar anda setelah membacanya? bagaimana jika anda kemukakan dulu bagaimana pemahaman anda atas bacaan itu. seorang bodhisatta yang sama sekali tidak melakukan hubungan seks bahkan dengan istri sendiri hanya ada dalam khayalan anda bung.

Benar bahwa Bodhisatta adalah calon manusia agung, tapi paling tidak (menurut RAPB), Bodhisatta bukanlah makhluk suci, belum mencapai kesucian apapun, jadi wajar saja kalo bodhisatta masih memiliki nafsu.

Dan bukankah anda juga bodhisattva, apakah anda tidak memiliki nafsu?

anda bilang saya mengkhayal seolah2 anda pernah melihatnya secara langsung ya , heehe
Lebih aneh komentar anda bung , walaupun bodhisatta masih memiliki nafsu seperti versi anda, tapi Beliau tidak akan sampai seperti ucapan anda "lakukan hubungan seks sepuasnya dan tinggalkan" .  Jika begitu, apa bedanya bodhisatta dengan anda? Ingat, Beliau telah mengumpulkan banyak Parami dan berlatih keras, jadi bagaimanapun tidak separah yg anda utarakan.
Saya bukan bodhisatva dan nafsu saya masih sangat kasar, tapi saya tidak percaya sang bodhisatta yg sampai2 diramalkan Buddha Dipankara, yang sampai2 membuat api neraka padam pd hari sebelumnya diramalkan, masih bisa memiliki nafsu seperti saya dan anda.  Lalu apa makna Kesempurnaan Nekkhama dibalik semua ini? Memberi kesan tidak konsisten juga, pada satu sisi bilang bodhisatta telah mencuci kotoran batinnya dengan air bersih Sila (RAPB hal 157) tapi pada kehidupan berikutnya masih terjatuh pada nafsu indria versi anda. 
 

saudara Chingik,
anda terlalu meng-Agung-kan seorang boddhisatva...bodhisatva gotama mencapai sotapanna saja tidak....
wajar jika beliau punya kama-raga....
nabi agama tetangga saja bisa melakukan hubungan seks dengan semua istri nya dalam 1 malam, padahal itu utusan ALL*H loh.

salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 07 June 2009, 11:30:41 AM
Dengan kata lain, Aliran Mahayana secara implisit menyatakan bahwa semua perilaku Pangeran Siddhattha selama belum 'menjadi' Sang Buddha Gotama hanyalah sebuah drama terakbar di Jagad Raya ini...

Luar biasa. Sang Buddha rupanya senang berleha-leha sampai pada usia 35 tahun untuk membabarkan Dhamma pada khalayak ramai. Kasihan sekali Petapa Asita. Padahal beliau bisa saja mendapat bimbingan dari Pangeran Siddhattha Gotama. Namun Pangeran tidak melakukannya, sehingga Petapa Asita pun meninggal dunia sebelum beliau sempat mendengar Khotbah Dhamma.
Itukan karena anda percaya membuta bahwa kisah dalam Theravada pasti Benar dan kisah lainnya pasti salah. Dua versi kalo disatukan tentu jadi kacau balau penilaiannya. Mahayana beranggapan Pangeran Siddharta tidak melakukan hubungan yg menyimpang, tetapi Theravada beranggapan ada. Coba saya masuk thread Theravada, saya bisa juga bilang begini "Lho rupanya Pangeran Siddharta suka main perempuan ya, orang begitu kok dibilang telah mempraktikkan paramita selama 4 asankheya kappa, apa gak bohong tuh". Mahayana pasti merasa sangat aneh ,mengapa? karena Mahayana menganggap sejak menjadi petapa Sumedha, Beliau tidak lagi melakukan perbuatan2 yg membuatnya larut dalam nafsu indria. Ngerti kan maksudku mengapa kalian merasa aneh. Ya begitu juga kalo saya masuk ke Thread Theravada dengan memegang perspektif mahayana,  saya pasti bilang aneh juga versi Theravada.   
anggap saya tidak memegang kedua aliran, satu sisi mengatakan a satu sisi mengatakan b, ada tiga kemungkinan :
salah satu PASTI SESAT
Dua duanya benar
Dua duanya salah

Bagaimana untuk mengkaji hal ini? base on blind Faith?
salah saudara Ryu, kalau satu sisi bilang A dan sisi satu bilang B
ada 2 kemungkinan saja.
1.dua-dua salah
2.salah satu nya yang SESAT atau benar


jadi antara Theravada dan Mahayana,
1.dua-dua nya ajaran bikin bodoh makhluk hidup.
2.salah satunya yang SESAT dan satu nya menuju arah benar.

mana visudhimagga nya.....^^

salam metta
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 11:37:02 AM
Quote
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.

Begitukah perilaku seorang calon manusia agung??? sungguh menggelikan  :))

sudahkah anda membacanya? dan itukah komentar anda setelah membacanya? bagaimana jika anda kemukakan dulu bagaimana pemahaman anda atas bacaan itu. seorang bodhisatta yang sama sekali tidak melakukan hubungan seks bahkan dengan istri sendiri hanya ada dalam khayalan anda bung.

Benar bahwa Bodhisatta adalah calon manusia agung, tapi paling tidak (menurut RAPB), Bodhisatta bukanlah makhluk suci, belum mencapai kesucian apapun, jadi wajar saja kalo bodhisatta masih memiliki nafsu.

Dan bukankah anda juga bodhisattva, apakah anda tidak memiliki nafsu?

anda bilang saya mengkhayal seolah2 anda pernah melihatnya secara langsung ya , heehe
Lebih aneh komentar anda bung , walaupun bodhisatta masih memiliki nafsu seperti versi anda, tapi Beliau tidak akan sampai seperti ucapan anda "lakukan hubungan seks sepuasnya dan tinggalkan" .  Jika begitu, apa bedanya bodhisatta dengan anda? Ingat, Beliau telah mengumpulkan banyak Parami dan berlatih keras, jadi bagaimanapun tidak separah yg anda utarakan.
Saya bukan bodhisatva dan nafsu saya masih sangat kasar, tapi saya tidak percaya sang bodhisatta yg sampai2 diramalkan Buddha Dipankara, yang sampai2 membuat api neraka padam pd hari sebelumnya diramalkan, masih bisa memiliki nafsu seperti saya dan anda.  Lalu apa makna Kesempurnaan Nekkhama dibalik semua ini? Memberi kesan tidak konsisten juga, pada satu sisi bilang bodhisatta telah mencuci kotoran batinnya dengan air bersih Sila (RAPB hal 157) tapi pada kehidupan berikutnya masih terjatuh pada nafsu indria versi anda.  
 

saudara Chingik,
anda terlalu meng-Agung-kan seorang boddhisatva...bodhisatva gotama mencapai sotapanna saja tidak....
wajar jika beliau punya kama-raga....
nabi agama tetangga saja bisa melakukan hubungan seks dengan semua istri nya dalam 1 malam, padahal itu utusan ALL*H loh.

salam metta.
Mungkin saya terlalu mengagungkan ya. Tapi sadarkah bahwa anda terlalu mensepelekan kemampuan sang Bodhisatta? Sehingga anda merasa oke-oke saja mengumbar nafsu sepuas2nya toh bodhisatta dulu aja begitu. Bilang aja anda ingin melegitimasi pandangan ini agar anda bisa mengumbar nafsu tanpa merasa bersalah. Walaupun sebagai perumah tangga, tau kah anda bahwa kita tetap harus melihat bahaya dari nafsu indria? Jadi berpeganglah pada pesan implisit mengapa kita mengagungkan bodhisatta , dari pada mengumbarnya yg dapat memancing pada kemerosotan.
 
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 07 June 2009, 11:51:11 AM
Quote
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.

Begitukah perilaku seorang calon manusia agung??? sungguh menggelikan  :))

sudahkah anda membacanya? dan itukah komentar anda setelah membacanya? bagaimana jika anda kemukakan dulu bagaimana pemahaman anda atas bacaan itu. seorang bodhisatta yang sama sekali tidak melakukan hubungan seks bahkan dengan istri sendiri hanya ada dalam khayalan anda bung.

Benar bahwa Bodhisatta adalah calon manusia agung, tapi paling tidak (menurut RAPB), Bodhisatta bukanlah makhluk suci, belum mencapai kesucian apapun, jadi wajar saja kalo bodhisatta masih memiliki nafsu.

Dan bukankah anda juga bodhisattva, apakah anda tidak memiliki nafsu?

anda bilang saya mengkhayal seolah2 anda pernah melihatnya secara langsung ya , heehe
Lebih aneh komentar anda bung , walaupun bodhisatta masih memiliki nafsu seperti versi anda, tapi Beliau tidak akan sampai seperti ucapan anda "lakukan hubungan seks sepuasnya dan tinggalkan" .  Jika begitu, apa bedanya bodhisatta dengan anda? Ingat, Beliau telah mengumpulkan banyak Parami dan berlatih keras, jadi bagaimanapun tidak separah yg anda utarakan.
Saya bukan bodhisatva dan nafsu saya masih sangat kasar, tapi saya tidak percaya sang bodhisatta yg sampai2 diramalkan Buddha Dipankara, yang sampai2 membuat api neraka padam pd hari sebelumnya diramalkan, masih bisa memiliki nafsu seperti saya dan anda.  Lalu apa makna Kesempurnaan Nekkhama dibalik semua ini? Memberi kesan tidak konsisten juga, pada satu sisi bilang bodhisatta telah mencuci kotoran batinnya dengan air bersih Sila (RAPB hal 157) tapi pada kehidupan berikutnya masih terjatuh pada nafsu indria versi anda. 
 

saudara Chingik,
anda terlalu meng-Agung-kan seorang boddhisatva...bodhisatva gotama mencapai sotapanna saja tidak....
wajar jika beliau punya kama-raga....
nabi agama tetangga saja bisa melakukan hubungan seks dengan semua istri nya dalam 1 malam, padahal itu utusan ALL*H loh.

salam metta.
Mungkin saya terlalu mengagungkan ya. Tapi sadarkah bahwa anda terlalu mensepelekan kemampuan sang Bodhisatta? Sehingga anda merasa oke-oke saja mengumbar nafsu sepuas2nya toh bodhisatta dulu aja begitu. Bilang aja anda ingin melegitimasi pandangan ini agar anda bisa mengumbar nafsu tanpa merasa bersalah. Walaupun sebagai perumah tangga, tau kah anda bahwa kita tetap harus melihat bahaya dari nafsu indria? Jadi berpeganglah pada pesan implisit mengapa kita mengagungkan bodhisatta , dari pada mengumbarnya yg dapat memancing pada kemerosotan.
 
saudara chingik,

ana sudah OOT...yang saya tanyakan pada inti-nya.
1.apakah bisa seseorang hamil tanpa berhubungan seks....
2.apakah seorang yang telah mematahkan LDM nya, masih sempat buang-buang waktu di-istana selama 28 tahun.
bermain mencari istri?

3.ketika guru mahayana mengatakan ini-itu,tiba2 guru tersebut menikahi seorang gadis CANTIK. dan tak lama kemudian gadis itu HAMIL.....dan guru anda mengatakan "ini upaya kausalya"
apakah anda masih memiliki keyakinan bahwa guru tersebut MAHA-SUCI dan bebas dari kama-raga?

mungkin boddhisatva tidak memiliki nafsu sebesar nabi tetangga...tetapi setidaknya kalau 1 istri juga bisa mr.P dapat "berdiri" dan puas.
ini membuktikan kalau masih "ADA" NAFSU ( kama - raga )

salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 12:46:27 PM
Dengan kata lain, Aliran Mahayana secara implisit menyatakan bahwa semua perilaku Pangeran Siddhattha selama belum 'menjadi' Sang Buddha Gotama hanyalah sebuah drama terakbar di Jagad Raya ini...

Luar biasa. Sang Buddha rupanya senang berleha-leha sampai pada usia 35 tahun untuk membabarkan Dhamma pada khalayak ramai. Kasihan sekali Petapa Asita. Padahal beliau bisa saja mendapat bimbingan dari Pangeran Siddhattha Gotama. Namun Pangeran tidak melakukannya, sehingga Petapa Asita pun meninggal dunia sebelum beliau sempat mendengar Khotbah Dhamma.
Itukan karena anda percaya membuta bahwa kisah dalam Theravada pasti Benar dan kisah lainnya pasti salah. Dua versi kalo disatukan tentu jadi kacau balau penilaiannya. Mahayana beranggapan Pangeran Siddharta tidak melakukan hubungan yg menyimpang, tetapi Theravada beranggapan ada. Coba saya masuk thread Theravada, saya bisa juga bilang begini "Lho rupanya Pangeran Siddharta suka main perempuan ya, orang begitu kok dibilang telah mempraktikkan paramita selama 4 asankheya kappa, apa gak bohong tuh". Mahayana pasti merasa sangat aneh ,mengapa? karena Mahayana menganggap sejak menjadi petapa Sumedha, Beliau tidak lagi melakukan perbuatan2 yg membuatnya larut dalam nafsu indria. Ngerti kan maksudku mengapa kalian merasa aneh. Ya begitu juga kalo saya masuk ke Thread Theravada dengan memegang perspektif mahayana,  saya pasti bilang aneh juga versi Theravada.   
anggap saya tidak memegang kedua aliran, satu sisi mengatakan a satu sisi mengatakan b, ada tiga kemungkinan :
salah satu PASTI SESAT
Dua duanya benar
Dua duanya salah

Bagaimana untuk mengkaji hal ini? base on blind Faith?
salah saudara Ryu, kalau satu sisi bilang A dan sisi satu bilang B
ada 2 kemungkinan saja.
1.dua-dua salah
2.salah satu nya yang SESAT atau benar


jadi antara Theravada dan Mahayana,
1.dua-dua nya ajaran bikin bodoh makhluk hidup.
2.salah satunya yang SESAT dan satu nya menuju arah benar.

mana visudhimagga nya.....^^

salam metta
Dau-duanya benar itu menurut pandangannya masing2 cuy =)) =)) =))
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 12:47:55 PM
Quote
ana sudah OOT...yang saya tanyakan pada inti-nya.
1.apakah bisa seseorang hamil tanpa berhubungan seks....
2.apakah seorang yang telah mematahkan LDM nya, masih sempat buang-buang waktu di-istana selama 28 tahun.
bermain mencari istri?

3.ketika guru mahayana mengatakan ini-itu,tiba2 guru tersebut menikahi seorang gadis CANTIK. dan tak lama kemudian gadis itu HAMIL.....dan guru anda mengatakan "ini upaya kausalya"
apakah anda masih memiliki keyakinan bahwa guru tersebut MAHA-SUCI dan bebas dari kama-raga?

mungkin boddhisatva tidak memiliki nafsu sebesar nabi tetangga...tetapi setidaknya kalau 1 istri juga bisa mr.P dapat "berdiri" dan puas.
ini membuktikan kalau masih "ADA" NlAFSU ( kama - raga )

Apakah seseorang bisa dilahirkan dari sisi kanan Ibunya? Apakah seseorang bisa berjalan 7 langkah sambil berbicara saat dilahirkan?
Jawab ini dulu. Maka anda baru paham mengapa bodhisatta walaupun memiliki kama-raga tapi sanggup mempertahankannya, wong MahaKassapa saja sanggup.
 Padahal awal thread anda hanya bicara soal apakah ada hubungan intim, dan jawabannya jelas : Tidak ada. Kalo tidak logic,  coba renungkan juga mengapa saat lahir bisa dari sisi kanan ibunya, itu juga tidak logic.


Terus apakah menyiakan2 waktu selama 28 tahun , saya bilang tidak, karena segala sesuatu harus melihat kondisi yang tepat.
 Pertanyaan ke 3 menjadi tidak relevan, karena bodhisatta tidak melakukan hubungan intim.

 


Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 12:53:05 PM
Quote
ana sudah OOT...yang saya tanyakan pada inti-nya.
1.apakah bisa seseorang hamil tanpa berhubungan seks....
2.apakah seorang yang telah mematahkan LDM nya, masih sempat buang-buang waktu di-istana selama 28 tahun.
bermain mencari istri?

3.ketika guru mahayana mengatakan ini-itu,tiba2 guru tersebut menikahi seorang gadis CANTIK. dan tak lama kemudian gadis itu HAMIL.....dan guru anda mengatakan "ini upaya kausalya"
apakah anda masih memiliki keyakinan bahwa guru tersebut MAHA-SUCI dan bebas dari kama-raga?

mungkin boddhisatva tidak memiliki nafsu sebesar nabi tetangga...tetapi setidaknya kalau 1 istri juga bisa mr.P dapat "berdiri" dan puas.
ini membuktikan kalau masih "ADA" NlAFSU ( kama - raga )

Apakah seseorang bisa dilahirkan dari sisi kanan Ibunya? Apakah seseorang bisa berjalan 7 langkah sambil berbicara saat dilahirkan?
Jawab ini dulu. Maka anda baru paham mengapa bodhisatta walaupun memiliki kama-raga tapi sanggup mempertahankannya, wong MahaKassapa saja sanggup.
 Padahal awal thread anda hanya bicara soal apakah ada hubungan intim, dan jawabannya jelas : Tidak ada. Kalo tidak logic,  coba renungkan juga mengapa saat lahir bisa dari sisi kanan ibunya, itu juga tidak logic.


Terus apakah menyiakan2 waktu selama 28 tahun , saya bilang tidak, karena segala sesuatu harus melihat kondisi yang tepat.
 Pertanyaan ke 3 menjadi tidak relevan, karena bodhisatta tidak melakukan hubungan intim.

 



Mohon bisa membedakan legenda dengan kenyataan ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 01:09:17 PM
Duu-duanya benar itu menurut pandangannya masing2 cuy

sip..deh haha

Bro Marcedes, saya rasa anda terlalu melekat Sutta. Sehingga memandang yg lain salah semua.
Saya mempelajari Mahayana dan Theravada, tapi tidak menganggap dua-duanya salah atau pun benar. Kalo bicara Mahayana, ya saya berpijak pada sudut pandang mahayana. Kalo bicara soal Theravada  ya saya berpijak pd sudut pandang Theravada.
Anda slalu ngotot bahwa pasti ada satu yg salah, berarti anda tidak konsisten juga karena bukankah kita sudah dinasihati dalam Kalama Sutta. Jadi mohon jangan menyia2kan waktu utk menanyakan sesuatu dengan menilainya dari isi Sutta. Kalo belajar utk memahami atas dasar menambah wawasan , itu wajar, tapi anda telah banyak menghabiskan wkt utk hal2 yg tidak berguna ini dengan mencari kesalahan. Ini tercermin dari cara anda memulai suatu diskusi. Cara diskusi yg benar seharusnya begini: dalam ajaran xx terdapat prinsip seperti ini ini, bagaimana prinsip ini dijelaskan dalam ajaran xx itu?  Ini lah contoh diskusi yg sehat. Tapi anda datang2 langsung hah?? Katanya Buddha begini2 tapi mengapa (sambil buka refrensi aliran anda) malah begitu2? Wong kalo gitu anda ingin belajar dhamma atau mencari2 kesalahan.  INi bisa membuat orang salah paham bahwa anda ingin mengobrak abrik, bukan ingni berdiskusi. Jadi mohon membuat pertanyaan yg elegan. Saya rasa sebuah forum pasti ada etikanya. Jadi mohon moderator pertimbangkan bahwa apakah cara memulai diskusi bro Marcedes sudah benar atau tidak, kalo benar, saya mohon maaf, mungkin saya yg telah salah paham.
 :)
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 01:10:32 PM
Quote
Mohon bisa membedakan legenda dengan kenyataan ;D
apakah kenyataan itu?   ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 01:34:18 PM
Quote
Mohon bisa membedakan legenda dengan kenyataan ;D
apakah kenyataan itu?   ;D
Kenyataan adalah apabila mau menerima sesuatu legenda sebagai legenda, bukan menerima legenda sebagai kenyataan.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 01:38:30 PM
Quote
Mohon bisa membedakan legenda dengan kenyataan ;D
apakah kenyataan itu?   ;D

Kenyataan adalah apabila mau menerima sesuatu legenda sebagai legenda, bukan menerima legenda sebagai kenyataan.
hehe yg blm bisa diterima akal sehat ya kita sebut saja legenda, tapi lebih parahnya ada yg menganggap yg belum bisa diterima akal sehat maka dianggap pasti salah.  :))
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 01:43:30 PM
Quote
Mohon bisa membedakan legenda dengan kenyataan ;D
apakah kenyataan itu?   ;D

Kenyataan adalah apabila mau menerima sesuatu legenda sebagai legenda, bukan menerima legenda sebagai kenyataan.
hehe yg blm bisa diterima akal sehat ya kita sebut saja legenda, tapi lebih parahnya ada yg menganggap yg belum bisa diterima akal sehat maka dianggap pasti salah.  :))
justru yang lebih parah adalah legenda itu dijadikan pegangan, tidak beda jauh dengan manusia purba yang menganggap Matahari adalah Dewa ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 01:51:35 PM
Quote
Mohon bisa membedakan legenda dengan kenyataan ;D
apakah kenyataan itu?   ;D

Kenyataan adalah apabila mau menerima sesuatu legenda sebagai legenda, bukan menerima legenda sebagai kenyataan.
hehe yg blm bisa diterima akal sehat ya kita sebut saja legenda, tapi lebih parahnya ada yg menganggap yg belum bisa diterima akal sehat maka dianggap pasti salah.  :))
justru yang lebih parah adalah legenda itu dijadikan pegangan, tidak beda jauh dengan manusia purba yang menganggap Matahari adalah Dewa ;D
dipegang dan anggap pasti salah atau pasti benar, sama dengan satu mata uang dalam dua sisi yg berbeda. sama parahnya
  :P
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 01:58:52 PM
Quote
Mohon bisa membedakan legenda dengan kenyataan ;D
apakah kenyataan itu?   ;D

Kenyataan adalah apabila mau menerima sesuatu legenda sebagai legenda, bukan menerima legenda sebagai kenyataan.
hehe yg blm bisa diterima akal sehat ya kita sebut saja legenda, tapi lebih parahnya ada yg menganggap yg belum bisa diterima akal sehat maka dianggap pasti salah.  :))
justru yang lebih parah adalah legenda itu dijadikan pegangan, tidak beda jauh dengan manusia purba yang menganggap Matahari adalah Dewa ;D
dipegang dan anggap pasti salah atau pasti benar, sama dengan satu mata uang dalam dua sisi yg berbeda. sama parahnya
  :P
ternyata ajaran buddha begitu yah. pantas saja, hmmm ok deh ...
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 07 June 2009, 02:34:36 PM
Quote
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.

Begitukah perilaku seorang calon manusia agung??? sungguh menggelikan  :))

sudahkah anda membacanya? dan itukah komentar anda setelah membacanya? bagaimana jika anda kemukakan dulu bagaimana pemahaman anda atas bacaan itu. seorang bodhisatta yang sama sekali tidak melakukan hubungan seks bahkan dengan istri sendiri hanya ada dalam khayalan anda bung.

Benar bahwa Bodhisatta adalah calon manusia agung, tapi paling tidak (menurut RAPB), Bodhisatta bukanlah makhluk suci, belum mencapai kesucian apapun, jadi wajar saja kalo bodhisatta masih memiliki nafsu.

Dan bukankah anda juga bodhisattva, apakah anda tidak memiliki nafsu?

anda bilang saya mengkhayal seolah2 anda pernah melihatnya secara langsung ya , heehe
Lebih aneh komentar anda bung , walaupun bodhisatta masih memiliki nafsu seperti versi anda, tapi Beliau tidak akan sampai seperti ucapan anda "lakukan hubungan seks sepuasnya dan tinggalkan" .  Jika begitu, apa bedanya bodhisatta dengan anda? Ingat, Beliau telah mengumpulkan banyak Parami dan berlatih keras, jadi bagaimanapun tidak separah yg anda utarakan.
Saya bukan bodhisatva dan nafsu saya masih sangat kasar, tapi saya tidak percaya sang bodhisatta yg sampai2 diramalkan Buddha Dipankara, yang sampai2 membuat api neraka padam pd hari sebelumnya diramalkan, masih bisa memiliki nafsu seperti saya dan anda.  Lalu apa makna Kesempurnaan Nekkhama dibalik semua ini? Memberi kesan tidak konsisten juga, pada satu sisi bilang bodhisatta telah mencuci kotoran batinnya dengan air bersih Sila (RAPB hal 157) tapi pada kehidupan berikutnya masih terjatuh pada nafsu indria versi anda. 
 

saudara Chingik,
anda terlalu meng-Agung-kan seorang boddhisatva...bodhisatva gotama mencapai sotapanna saja tidak....
wajar jika beliau punya kama-raga....
nabi agama tetangga saja bisa melakukan hubungan seks dengan semua istri nya dalam 1 malam, padahal itu utusan ALL*H loh.

salam metta.
Mungkin saya terlalu mengagungkan ya. Tapi sadarkah bahwa anda terlalu mensepelekan kemampuan sang Bodhisatta? Sehingga anda merasa oke-oke saja mengumbar nafsu sepuas2nya toh bodhisatta dulu aja begitu. Bilang aja anda ingin melegitimasi pandangan ini agar anda bisa mengumbar nafsu tanpa merasa bersalah. Walaupun sebagai perumah tangga, tau kah anda bahwa kita tetap harus melihat bahaya dari nafsu indria? Jadi berpeganglah pada pesan implisit mengapa kita mengagungkan bodhisatta , dari pada mengumbarnya yg dapat memancing pada kemerosotan.
 

Pangeran Sidhattha menikah dengan Yasodhara umur 16 tahun, dan baru umur 29, Rahula lahir, butuh waktu 13 tahun untuk memproduksi seorang anak. tentu saja ini sama sekali bukan tindakan mengumbar hawa nafsu. yang ingin saya katakan adalah bahwa sepasang suami istri melakukan hubungan seks 12 kali sehari tetap tidak ada 1 pun pelanggaran. jadi saya tetap berpendapat tidak perlu merasa bersalah jika melakukan hubungan seks dengan istri sendiri, jangan sama istri orang lain ;D

Bro Chingik, bagaimana pendapat anda mengenai Bodhisatta menghina Buddha, seperti yg sempat saya lontarklan tapi belum ada yg menanggapi? mungkinkah seorang suci menghina orang yg bahkan lebih suci darinya?

Sepertinya anda membaca RAPB sepotong2 dan tidak berurutan, mungkin hanya demi mencari dukungan atas statement anda, saya sarankan bacalah berurutan dari awal sampai tuntas, baru akan terasa manfaatnya.

_/\_
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 07 June 2009, 02:39:12 PM
Duu-duanya benar itu menurut pandangannya masing2 cuy

sip..deh haha

Bro Marcedes, saya rasa anda terlalu melekat Sutta. Sehingga memandang yg lain salah semua.
Saya mempelajari Mahayana dan Theravada, tapi tidak menganggap dua-duanya salah atau pun benar. Kalo bicara Mahayana, ya saya berpijak pada sudut pandang mahayana. Kalo bicara soal Theravada  ya saya berpijak pd sudut pandang Theravada.
Anda slalu ngotot bahwa pasti ada satu yg salah, berarti anda tidak konsisten juga karena bukankah kita sudah dinasihati dalam Kalama Sutta. Jadi mohon jangan menyia2kan waktu utk menanyakan sesuatu dengan menilainya dari isi Sutta. Kalo belajar utk memahami atas dasar menambah wawasan , itu wajar, tapi anda telah banyak menghabiskan wkt utk hal2 yg tidak berguna ini dengan mencari kesalahan. Ini tercermin dari cara anda memulai suatu diskusi. Cara diskusi yg benar seharusnya begini: dalam ajaran xx terdapat prinsip seperti ini ini, bagaimana prinsip ini dijelaskan dalam ajaran xx itu?  Ini lah contoh diskusi yg sehat. Tapi anda datang2 langsung hah?? Katanya Buddha begini2 tapi mengapa (sambil buka refrensi aliran anda) malah begitu2? Wong kalo gitu anda ingin belajar dhamma atau mencari2 kesalahan.  INi bisa membuat orang salah paham bahwa anda ingin mengobrak abrik, bukan ingni berdiskusi. Jadi mohon membuat pertanyaan yg elegan. Saya rasa sebuah forum pasti ada etikanya. Jadi mohon moderator pertimbangkan bahwa apakah cara memulai diskusi bro Marcedes sudah benar atau tidak, kalo benar, saya mohon maaf, mungkin saya yg telah salah paham.
 :)

mewakili moderator,

anda benar Bro Chingik, topik ini memang provokatif, tapi sebenarnya thread ini bukanlah thread yg berdiri sendiri, tapi merupakan pecahan dari thread "pertanyaan kritis...", kami sedang mempertimbangkan apa yg harus dilakukan, apakah dengan mengganti judul atau lainnya. terima kasih sudah mengingatkan

_/\_
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: vathena on 07 June 2009, 03:01:42 PM
wajar sajalah kalau pangeran siddharta melakukan hub.seks , dia melakukan hub.seks KETIKA dia masih menjadi PANGERAN , bukan SESUDAH dia menjadi PERTAPA , gitu aja kok repot .
ketika pangeran siddharta lahir , dia telah diramalkan bahwa suatu saat nanti dia akan menjadi raja yang sangat hebat atau menjadi seorang yang mencapai penerangan (lupa tepatnya apa) , berarti ketika itu dia mempunyai 2 pilihan . [sehingga ayahnya yang pada waktu itu ingin dia menjadi seorang raja untuk menggantikan tahtanya , tidak mengizinkan pangeran siddharta keluar agar tidak melihat 4 peristiwa penting (jadi wajar sewaktu dia melihat orang tua , dia tidak tahu karena tidak pernah dan menanyakan hal tsb pada kusirnya) ] .
pangeran siddharta akhirnya pun memilih untuk mencapai penerangan sempurna untuk menyelamatkan makhluk dari kematian , tua dsb . mungkin untuk manusia biasa yang hatinya belum tercerahkan akan memilih menjadi raja yang hebat dan berkuasa .

mengapa sekarang mempermasalahkan pangeran siddharta dulunya berhubungan seks atau tidak ? saya rasa tidak masalah , seperti yang sudah saya katakan tadi , dia melakukan hub.seks ketika dia masih seorang pangeran . jika ternyata dia melakukan hub.seks ketika sudah menjadi pertapa atau sudah mencapai penerangan , baru kita permasalahkan.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: J.W on 07 June 2009, 03:02:22 PM
Adakah penegasan (sumber yg relevan) dari sutra yang mengatakan bodhisattva tidak 'make love' lagi untuk memperoleh keturunan ??

 _/\_ _/\_ _/\_
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 04:04:52 PM
sekarang aye bisa membanggakan bahwa Buddha itu hebat, bisa punya anak tanpa Make love, istrinya melahirkan kondisi perawan, Rahula adalah anak dewa (kenapa gak jadi juru selamat ya? )
Bodhisatva merupakan juru selamat manusia yang menyediakan surga bagi yang percaya padanya.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 07 June 2009, 04:06:37 PM
sekarang aye bisa membanggakan bahwa Buddha itu hebat, bisa punya anak tanpa Make love, istrinya melahirkan kondisi perawan, Rahula adalah anak dewa (kenapa gak jadi juru selamat ya? )
Bodhisatva merupakan juru selamat manusia yang menyediakan surga bagi yang percaya padanya.

plesetan dari ajaran bini ya?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 04:16:35 PM
sekarang aye bisa membanggakan bahwa Buddha itu hebat, bisa punya anak tanpa Make love, istrinya melahirkan kondisi perawan, Rahula adalah anak dewa (kenapa gak jadi juru selamat ya? )
Bodhisatva merupakan juru selamat manusia yang menyediakan surga bagi yang percaya padanya.

plesetan dari ajaran bini ya?
Bukan, tapi saya HARUS menganggap ini sebagai kenyataan dan apabila ada yang bertanya toh jadi saya bisa jawab, cuma sayangnya Buddha masih kalah euy, Beliau mati dan tidak bangkit lagi hanya menitis doang jadi amitabha dan jadi juru selamat di versi kita.
atau ada yang yang punya referensi yang lebih mantep biar tidak kalah nih, malu nih gw kalau kalah hebat.

Tambahan, dan kalau di bilang ternyata Buddha itu di ciptakan oleh Tuhan mau bilang apa nih :(
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: J.W on 07 June 2009, 04:53:02 PM
sekarang aye bisa membanggakan bahwa Buddha itu hebat, bisa punya anak tanpa Make love, istrinya melahirkan kondisi perawan, Rahula adalah anak dewa (kenapa gak jadi juru selamat ya? )
Bodhisatva merupakan juru selamat manusia yang menyediakan surga bagi yang percaya padanya.

plesetan dari ajaran bini ya?
Bukan, tapi saya HARUS menganggap ini sebagai kenyataan dan apabila ada yang bertanya toh jadi saya bisa jawab, cuma sayangnya Buddha masih kalah euy, Beliau mati dan tidak bangkit lagi hanya menitis doang jadi amitabha dan jadi juru selamat di versi kita.
atau ada yang yang punya referensi yang lebih mantep biar tidak kalah nih, malu nih gw kalau kalah hebat.

Tambahan, dan kalau di bilang ternyata Buddha itu di ciptakan oleh Tuhan mau bilang apa nih :(

Tenangg...tenannggg.... statement ini akan terdengar ketika jamannya anak dari ryu.jr  :)) :))
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: naviscope on 07 June 2009, 04:54:37 PM
judulnya ga salah : "Prilaku buddha yang menyimpang" => kesan nya gimana gitu?
perilaku yang menyimpang, sakit kah???


Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: naviscope on 07 June 2009, 05:09:40 PM
wajar sajalah kalau pangeran siddharta melakukan hub.seks , dia melakukan hub.seks KETIKA dia masih menjadi PANGERAN , bukan SESUDAH dia menjadi PERTAPA , gitu aja kok repot .
ketika pangeran siddharta lahir , dia telah diramalkan bahwa suatu saat nanti dia akan menjadi raja yang sangat hebat atau menjadi seorang yang mencapai penerangan (lupa tepatnya apa) , berarti ketika itu dia mempunyai 2 pilihan . [sehingga ayahnya yang pada waktu itu ingin dia menjadi seorang raja untuk menggantikan tahtanya , tidak mengizinkan pangeran siddharta keluar agar tidak melihat 4 peristiwa penting (jadi wajar sewaktu dia melihat orang tua , dia tidak tahu karena tidak pernah dan menanyakan hal tsb pada kusirnya) ] .
pangeran siddharta akhirnya pun memilih untuk mencapai penerangan sempurna untuk menyelamatkan makhluk dari kematian , tua dsb . mungkin untuk manusia biasa yang hatinya belum tercerahkan akan memilih menjadi raja yang hebat dan berkuasa .

mengapa sekarang mempermasalahkan pangeran siddharta dulunya berhubungan seks atau tidak ? saya rasa tidak masalah , seperti yang sudah saya katakan tadi , dia melakukan hub.seks ketika dia masih seorang pangeran . jika ternyata dia melakukan hub.seks ketika sudah menjadi pertapa atau sudah mencapai penerangan , baru kita permasalahkan.

^
^
saya tidak bisa tidak setuju dengan kamu sista vathena ;D
sista vathena sungguh bijaksana, jd makin kagum dech  :-[  ^-^
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 05:10:19 PM
Quote
masih dalam RAPB buku 3, hal 3335, dijelaskan mengenai 2 jenis meninggalkan keduniawian:
1. sebelum menikah, dan 2. sesudah menikah,
Jadi silahkan melakukan hubungan seks sepuasnya dengan istri dan kemudian tinggalkan. ini tidak mengurangi nilai kesempurnaan itu. bahkan disebutkan jenis tertinggi dari kesempurnaan ini adalah yang dilakukan oleh Raja Cula Sutasoma, yang pada saat itu adalah seorang raja dengan seorang ratu dan banyak selir.

Begitukah perilaku seorang calon manusia agung??? sungguh menggelikan  :))

sudahkah anda membacanya? dan itukah komentar anda setelah membacanya? bagaimana jika anda kemukakan dulu bagaimana pemahaman anda atas bacaan itu. seorang bodhisatta yang sama sekali tidak melakukan hubungan seks bahkan dengan istri sendiri hanya ada dalam khayalan anda bung.

Benar bahwa Bodhisatta adalah calon manusia agung, tapi paling tidak (menurut RAPB), Bodhisatta bukanlah makhluk suci, belum mencapai kesucian apapun, jadi wajar saja kalo bodhisatta masih memiliki nafsu.

Dan bukankah anda juga bodhisattva, apakah anda tidak memiliki nafsu?

anda bilang saya mengkhayal seolah2 anda pernah melihatnya secara langsung ya , heehe
Lebih aneh komentar anda bung , walaupun bodhisatta masih memiliki nafsu seperti versi anda, tapi Beliau tidak akan sampai seperti ucapan anda "lakukan hubungan seks sepuasnya dan tinggalkan" .  Jika begitu, apa bedanya bodhisatta dengan anda? Ingat, Beliau telah mengumpulkan banyak Parami dan berlatih keras, jadi bagaimanapun tidak separah yg anda utarakan.
Saya bukan bodhisatva dan nafsu saya masih sangat kasar, tapi saya tidak percaya sang bodhisatta yg sampai2 diramalkan Buddha Dipankara, yang sampai2 membuat api neraka padam pd hari sebelumnya diramalkan, masih bisa memiliki nafsu seperti saya dan anda.  Lalu apa makna Kesempurnaan Nekkhama dibalik semua ini? Memberi kesan tidak konsisten juga, pada satu sisi bilang bodhisatta telah mencuci kotoran batinnya dengan air bersih Sila (RAPB hal 157) tapi pada kehidupan berikutnya masih terjatuh pada nafsu indria versi anda.  
 

saudara Chingik,
anda terlalu meng-Agung-kan seorang boddhisatva...bodhisatva gotama mencapai sotapanna saja tidak....
wajar jika beliau punya kama-raga....
nabi agama tetangga saja bisa melakukan hubungan seks dengan semua istri nya dalam 1 malam, padahal itu utusan ALL*H loh.

salam metta.
Mungkin saya terlalu mengagungkan ya. Tapi sadarkah bahwa anda terlalu mensepelekan kemampuan sang Bodhisatta? Sehingga anda merasa oke-oke saja mengumbar nafsu sepuas2nya toh bodhisatta dulu aja begitu. Bilang aja anda ingin melegitimasi pandangan ini agar anda bisa mengumbar nafsu tanpa merasa bersalah. Walaupun sebagai perumah tangga, tau kah anda bahwa kita tetap harus melihat bahaya dari nafsu indria? Jadi berpeganglah pada pesan implisit mengapa kita mengagungkan bodhisatta , dari pada mengumbarnya yg dapat memancing pada kemerosotan.
 

Pangeran Sidhattha menikah dengan Yasodhara umur 16 tahun, dan baru umur 29, Rahula lahir, butuh waktu 13 tahun untuk memproduksi seorang anak. tentu saja ini sama sekali bukan tindakan mengumbar hawa nafsu. yang ingin saya katakan adalah bahwa sepasang suami istri melakukan hubungan seks 12 kali sehari tetap tidak ada 1 pun pelanggaran. jadi saya tetap berpendapat tidak perlu merasa bersalah jika melakukan hubungan seks dengan istri sendiri, jangan sama istri orang lain ;D

Bro Chingik, bagaimana pendapat anda mengenai Bodhisatta menghina Buddha, seperti yg sempat saya lontarklan tapi belum ada yg menanggapi? mungkinkah seorang suci menghina orang yg bahkan lebih suci darinya?

Sepertinya anda membaca RAPB sepotong2 dan tidak berurutan, mungkin hanya demi mencari dukungan atas statement anda, saya sarankan bacalah berurutan dari awal sampai tuntas, baru akan terasa manfaatnya.

_/\_
 Saya hanya kutip dari sudut pandang mahayana bahwa bodhisatta memang tidak melakukan hubungan seks, bukan soal apakah itu sebagai hal yg salah atau tidak, wong tidak melakukan kok harus merasa salah atau tidak.
Yang menganggap melakukan hubungan sex itu kan dari sudut pandang Theravada.  
 Kalau pandangan mahayana demikian, ya sudahlah demikian, mengapa harus memaksakan pandangan Theravada-lah yg benar, lalu memprovokasinya dengan mengatakan Buddha menjilat ludahnya sendiri. Apakah itu layak dilakukan seorang Buddhis yg diajar utk bertutur kata baik, lembut, dan bijak? Dan akibatnya saya juga jadi terprovokasi, haha..kasian sekali saya ini. hehe..

Mengenai Bodhisatta menghina Buddha, tentu dalam Mahayana ada Sutra tersendiri. Intinya saya rasa sudah cukup jelas, bahwa dalam Sudut pandang Mahayana , bodhisatta sesungguhnya tidak menghina Buddha, karena ada alasan tertentu dibalik peristiwa itu. Kalo dalam sudut pandang Theravada mengatakan bodhisatta telah benar2 menghina Buddha, maka silakan berpegang pada kebenaran pandangan Theravada.
Saya sendiri tidak mau terkungkung dalam dikotomi ini, karena saya tetap mengacu pada Kalama Sutta. Jadi sebenarnya saya tetap mendalam Mahayana dan Theravada, dan tidak mau terjebak dalam perbedaan pandangan ini. Saat saya menanggapai setiap pertanyaan dari rekan Theravada mengenai Mahayana, tujuan saya cuma ingin mengembalikan jawabannya ke ranah yg seimbang. Karena saya merasa adlah sangat absurd bila membuat pertanyaan mengenai suatu aliran namun dibalas dengan pembenaran pd aliran pegangannya sendiri. Ini kan bertolak belakang dengan semangat Kalama Sutta dan Ehipassiko.
Saya tidak mencari dukungan atas statement saya, karena saya tidak tertarik, saya hanya mau memperlihatkan bahwa saya juga bisa ambil sepenggal pandangan dari buku misalnya RAPB dan mencari ketidak konsistensi dalam isi kitab itu sendiri, karena yg saya tangkap dari cara rekan menanggapi konsep mahayana juga tidak jauh dari cara demikian.

Saya sndiri telah mendapat manfaat dari RAPB, buku itu lebih menguatkan saya utk mengikut jejak petapa Sumedha ,dan memang tidak salah bila saya memilih jalan bodhisatta. Pernyataan lugu saya ini mudah2an tidak membuat anda tertawa.  :P  :P :>-
 
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: naviscope on 07 June 2009, 05:17:45 PM
lanjut ee..
kutipan RAPB
Quote
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
mengapa dewa berusaha memperlihatkan orang tua?...bukankah tanpa melihat orang tua Gotama sudah tercerahkan

 :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
saudara marcedes yang paling pintar, paling bijaksana, paling merasa diri paling benar
bisa2 saudara mengucapkan statement tersebut, ada sudah menguasai banget ya
aliran dari mana tuh, dari hasil belajar aliran mana tuh....
bahkan orang g****k seperti aku j tau, bahwa Gotama harus bertemu dengan 4 komponen utama
baru bisa jd buddha....  ^-^

no offense loh  :D

 _/\_
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 05:24:45 PM
Adakah penegasan (sumber yg relevan) dari sutra yang mengatakan bodhisattva tidak 'make love' lagi untuk memperoleh keturunan ??

 _/\_ _/\_ _/\_
ada. baca dong dari awal..hehe
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 05:28:33 PM
Duu-duanya benar itu menurut pandangannya masing2 cuy

sip..deh haha

Bro Marcedes, saya rasa anda terlalu melekat Sutta. Sehingga memandang yg lain salah semua.
Saya mempelajari Mahayana dan Theravada, tapi tidak menganggap dua-duanya salah atau pun benar. Kalo bicara Mahayana, ya saya berpijak pada sudut pandang mahayana. Kalo bicara soal Theravada  ya saya berpijak pd sudut pandang Theravada.
Anda slalu ngotot bahwa pasti ada satu yg salah, berarti anda tidak konsisten juga karena bukankah kita sudah dinasihati dalam Kalama Sutta. Jadi mohon jangan menyia2kan waktu utk menanyakan sesuatu dengan menilainya dari isi Sutta. Kalo belajar utk memahami atas dasar menambah wawasan , itu wajar, tapi anda telah banyak menghabiskan wkt utk hal2 yg tidak berguna ini dengan mencari kesalahan. Ini tercermin dari cara anda memulai suatu diskusi. Cara diskusi yg benar seharusnya begini: dalam ajaran xx terdapat prinsip seperti ini ini, bagaimana prinsip ini dijelaskan dalam ajaran xx itu?  Ini lah contoh diskusi yg sehat. Tapi anda datang2 langsung hah?? Katanya Buddha begini2 tapi mengapa (sambil buka refrensi aliran anda) malah begitu2? Wong kalo gitu anda ingin belajar dhamma atau mencari2 kesalahan.  INi bisa membuat orang salah paham bahwa anda ingin mengobrak abrik, bukan ingni berdiskusi. Jadi mohon membuat pertanyaan yg elegan. Saya rasa sebuah forum pasti ada etikanya. Jadi mohon moderator pertimbangkan bahwa apakah cara memulai diskusi bro Marcedes sudah benar atau tidak, kalo benar, saya mohon maaf, mungkin saya yg telah salah paham.
 :)

mewakili moderator,

anda benar Bro Chingik, topik ini memang provokatif, tapi sebenarnya thread ini bukanlah thread yg berdiri sendiri, tapi merupakan pecahan dari thread "pertanyaan kritis...", kami sedang mempertimbangkan apa yg harus dilakukan, apakah dengan mengganti judul atau lainnya. terima kasih sudah mengingatkan

_/\_

ganti judul utk apa ? ganti sikap dan perilaku dong, kalo tidak bgm bisa menjadi public figure? wkwkw. just kidding.. =))
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 05:34:04 PM
lanjut ee..
kutipan RAPB
Quote
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
mengapa dewa berusaha memperlihatkan orang tua?...bukankah tanpa melihat orang tua Gotama sudah tercerahkan

 :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
saudara marcedes yang paling pintar, paling bijaksana, paling merasa diri paling benar
bisa2 saudara mengucapkan statement tersebut, ada sudah menguasai banget ya
aliran dari mana tuh, dari hasil belajar aliran mana tuh....
bahkan orang g****k seperti aku j tau, bahwa Gotama harus bertemu dengan 4 komponen utama
baru bisa jd buddha....  ^-^

no offense loh  :D

 _/\_

Dalam hal ini untuk mempertanyakan aliran mahayanya yang mengatakan bahwa Buddha sebelum siddharta itu sudah suci dan tercerahkan, kenapa dewa harus membantu?
andersten?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 07 June 2009, 05:37:28 PM
Duu-duanya benar itu menurut pandangannya masing2 cuy

sip..deh haha

Bro Marcedes, saya rasa anda terlalu melekat Sutta. Sehingga memandang yg lain salah semua.
Saya mempelajari Mahayana dan Theravada, tapi tidak menganggap dua-duanya salah atau pun benar. Kalo bicara Mahayana, ya saya berpijak pada sudut pandang mahayana. Kalo bicara soal Theravada  ya saya berpijak pd sudut pandang Theravada.
Anda slalu ngotot bahwa pasti ada satu yg salah, berarti anda tidak konsisten juga karena bukankah kita sudah dinasihati dalam Kalama Sutta. Jadi mohon jangan menyia2kan waktu utk menanyakan sesuatu dengan menilainya dari isi Sutta. Kalo belajar utk memahami atas dasar menambah wawasan , itu wajar, tapi anda telah banyak menghabiskan wkt utk hal2 yg tidak berguna ini dengan mencari kesalahan. Ini tercermin dari cara anda memulai suatu diskusi. Cara diskusi yg benar seharusnya begini: dalam ajaran xx terdapat prinsip seperti ini ini, bagaimana prinsip ini dijelaskan dalam ajaran xx itu?  Ini lah contoh diskusi yg sehat. Tapi anda datang2 langsung hah?? Katanya Buddha begini2 tapi mengapa (sambil buka refrensi aliran anda) malah begitu2? Wong kalo gitu anda ingin belajar dhamma atau mencari2 kesalahan.  INi bisa membuat orang salah paham bahwa anda ingin mengobrak abrik, bukan ingni berdiskusi. Jadi mohon membuat pertanyaan yg elegan. Saya rasa sebuah forum pasti ada etikanya. Jadi mohon moderator pertimbangkan bahwa apakah cara memulai diskusi bro Marcedes sudah benar atau tidak, kalo benar, saya mohon maaf, mungkin saya yg telah salah paham.
 :)
saudara chingik, saya mempelajari sutta berdasarkan juga dari pratek..
karena selama saya pratek meditasi, belum pernah apa yang saya temukan itu meleset dari sutta.
wajar saja saya mempertanyakan...
ibarat saya memakan garam saya merasa asin, kemudian sutta menyatakan sama yakni asin...tiba-tiba datang SUTRA bilang manis dan kemudian manis dan asin katanya sama....lucu kan?
jadi apa yangs saya temukan yah,jelas saya pertanyakan...karena jikalau lanjut terus...
siapa tahu saya salah?......
kalau anda memang bisa menjelaskan sesuai dengan "akal sehat" yah tentu saja saya bisa terima..

seorang Siddharta ketika melahirkan disitu jelas tertulis "sadar" dan lagi beliau tentu sudah memiliki kemampuan beberapa abhina sebelum menjadi siddharta...
beliau masuk jhana saja sewaktu duduk dibawah pohon jambu.. dengan gampang-nya...
anda duduk depan altar butuh berapa tahun masuk jhana?
jadi wajar kalau beliau bisa lahir dengan kondisi demikian...boddhisatva....10 parami...bukan 0.01 parami.

coba lihat penjelasan sutta mengenai abhina..disitu jelas!!! bukan tidak ada angin tidak ada air...tiba-tiba bisa ZAP langsung ada.
dimana seseorang harus masuk ke jhana dan mengambil objek yang sesuai....jika ingin memunculkan api yah pakai unsur api...sebagai objek...bukan pakai objek avatar saudara ryu baru tiba-tiba muncul api... ;D   jadi diskusi tentu menggunakan "akal sehat" lah.

bayangkan saja Guru sebesar AjahnChah,tiba-tiba menikah dan hidup berkeluarga....apa jadi nya?
apa masih boleh dikatakan "menjalani hidup suci" dimata masyarakat?... :D

justru kadang saya sedikit tertawa dengan jawaban mahayanis seperti anda, yang berbicara ngawur sama sekali.....
bayangkan dalam sutta (bukti) itu tertulis Siddharta sendiri menyatakan "belum" mencapai....
tapi anda ngotot mau bilang sudah mencapai demi menutupi kesalahan sutra mahayana....dan lagi parah nya dalam Tripitaka juga ada bagian seperti itu.....
jadi dalam Tipitaka ketika Siddharta bilang tidak, semua apa yang dilakukannya memang "Tidak"...jadi berkata A berprilaku A.
bukan seperti Tripitaka mahayana, berkata A tapi berprilaku B.

saya tidak fanatik kok. andai kata memang anda benar...saya juga pasti sangat bersyukur anda membuka mata batin saya yang tersesat...
tetapi sebelum saya percaya sama kata-kata anda, tentu saya juga harus menguji...
dan dari semua pertanyaan yg saya berikan....coba deh...jawab..
dan lagi semua jawaban yang diberikan sungguh menggelikan... =))   buddha yang mencapai pencerahan sampai harus punya bini,
sampai harus berdrama "lupa" cara pencapaian..

mengapa buddha harus kurus kering bermeditasi bahkan sampai harus mati? apa mau supaya penoton terharu?
justru anda berkomentar se-olah-olah Siddharta Gotama ini pemain sinetron kelas profesional.
apa ga malu beragama buddha?

justu saya menunggu visudhi magga dari saudara mahayana demi memperjelas...cara metode latihan mahayana...!!!
dimana setiap latihan kilesa apa yg runtuh, kemudian objek apa...dan sebagainya...
tapi sampai sekarang M A N A ?

pertanyaan saya di Thread satu juga mana?....
9 kemulian jenjang alam + 16 metode belum lagi sutra dimana Devadatta jadi SAMMASAMBUDDHA?  dalam Sutta jelas hanya paccekabuddha.
dan lagi siapa yang memprovokasi?
kenyataan di sutra tertulis demikian..Siddharta katanya telah mencapai pencerahan jauh sebelum kalpa ini,,bahkan tidak terhitung lagi..
tapi kenyataan mengapa beliau bisa memiliki istri?

kalau tumimbal lahir anda beralasan bahwa emansipasi....oke lah
kalau punya istri anda beralasan apa? jadi saya juga heran mengapa anda mengatakan saya seorang provokator? salahkan sutra anda berkata demikian.

kalau memang visudhi magga nya kacau balau.....
saya rasa moderator harus nya memindahkan mahayana pada thread buddhism dengan kepercayaan lain...
apa bedanya dengan ajaran master LU ?

wajar sajalah kalau pangeran siddharta melakukan hub.seks , dia melakukan hub.seks KETIKA dia masih menjadi PANGERAN , bukan SESUDAH dia menjadi PERTAPA , gitu aja kok repot .
ketika pangeran siddharta lahir , dia telah diramalkan bahwa suatu saat nanti dia akan menjadi raja yang sangat hebat atau menjadi seorang yang mencapai penerangan (lupa tepatnya apa) , berarti ketika itu dia mempunyai 2 pilihan . [sehingga ayahnya yang pada waktu itu ingin dia menjadi seorang raja untuk menggantikan tahtanya , tidak mengizinkan pangeran siddharta keluar agar tidak melihat 4 peristiwa penting (jadi wajar sewaktu dia melihat orang tua , dia tidak tahu karena tidak pernah dan menanyakan hal tsb pada kusirnya) ] .
pangeran siddharta akhirnya pun memilih untuk mencapai penerangan sempurna untuk menyelamatkan makhluk dari kematian , tua dsb . mungkin untuk manusia biasa yang hatinya belum tercerahkan akan memilih menjadi raja yang hebat dan berkuasa .

mengapa sekarang mempermasalahkan pangeran siddharta dulunya berhubungan seks atau tidak ? saya rasa tidak masalah , seperti yang sudah saya katakan tadi , dia melakukan hub.seks ketika dia masih seorang pangeran . jika ternyata dia melakukan hub.seks ketika sudah menjadi pertapa atau sudah mencapai penerangan , baru kita permasalahkan.

Vathena yang bijak,
masalah dalam kitab mahayana dikatakan bahwa "siddharta telah mencapai pencerahan sempurna jauh sebelum kalpa ini"
jadi bahkan ketika masih menjadi pertapa jotipala disitu beliau telah merealisasikan pencerahan sempurna.

nah,bukankah ini bikin kontradiksi?
masa orang yang sudah mencapai pencerahan sempurna masih harus menikmati keduniawi-an...punya istri.
bahkan bayangkan orang yang telah mencapai pencerahan sempurna mesti "BER-GURU" pada Alara Kalama..
kalau tidak salah ketika Buddha baru saja merealisasikan pencerahannya dalam sutta. disitu ada pertapa bertanya "SIAPA GURU-MU?"
baca baik-baik jawaban buddha...

kalau sesuai sutta memang semua masih masuk akal...dimana Siddharta masih butuh pengajaran..
tapi terbalik dengan Sutra disitu harusnya tidak butuh guru...
jadi yang tolol siapa?


Quote
Mengenai Bodhisatta menghina Buddha, tentu dalam Mahayana ada Sutra tersendiri. Intinya saya rasa sudah cukup jelas, bahwa dalam Sudut pandang Mahayana , bodhisatta sesungguhnya tidak menghina Buddha, karena ada alasan tertentu dibalik peristiwa itu
yah saudara chingik,
maka oleh itu tolong sebutkan alasan nya apa? :)
mau bilang upaya kausalya?

mudah-mudahan visudhimagga yang dinantikan saudara Bond dan saya. bukan jawaban Upaya Kausalya.
kalau bicara upaya kausalya...seseorang bisa saja masuk jhana dari 4 dulu baru kemudian jadi 1.
terus dalam Jhana bisa berpikir tentang visualisasi,,kemudian dalam jhana bahkan bisa berpikir "aku dimana yah?"
kalau bicara upayaKausalya, semua bisa jadi terbalik-balik..

bayangkan kalau guru sebesar AjahnChah yang dihormati hampir diseluruh dunia...tiba-tiba punya Istri dan anak...
dan dengan santai nya berkata "upaya kausalya"
seorang pembohong saja bisa beralasan  "upaya Kausalya" dan demikian pembohongannya di-anggap benar. ;D



saya tidak mencari pembenaran, tapi disini dibahas kebenaran...mana benar dan mana salah.

 _/\_
salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: naviscope on 07 June 2009, 05:40:02 PM
lanjut ee..
kutipan RAPB
Quote
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
mengapa dewa berusaha memperlihatkan orang tua?...bukankah tanpa melihat orang tua Gotama sudah tercerahkan

 :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
saudara marcedes yang paling pintar, paling bijaksana, paling merasa diri paling benar
bisa2 saudara mengucapkan statement tersebut, ada sudah menguasai banget ya
aliran dari mana tuh, dari hasil belajar aliran mana tuh....
bahkan orang g****k seperti aku j tau, bahwa Gotama harus bertemu dengan 4 komponen utama
baru bisa jd buddha....  ^-^

no offense loh  :D

 _/\_

Dalam hal ini untuk mempertanyakan aliran mahayanya yang mengatakan bahwa Buddha sebelum siddharta itu sudah suci dan tercerahkan, kenapa dewa harus membantu?
andersten?

hah? begitu tah?
koq gw ga tau ya? dari sutra mana kah yang mengatakan bahwa Buddha sebelum siddharta itu sudah suci dan tercerahkan  ???

masalah dalam kitab mahayana dikatakan bahwa "siddharta telah mencapai pencerahan sempurna jauh sebelum kalpa ini"
jadi bahkan ketika masih menjadi pertapa jotipala disitu beliau telah merealisasikan pencerahan sempurna.
sutra apakah itu  ???
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 07 June 2009, 05:40:39 PM
lanjut ee..
kutipan RAPB
Quote
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
mengapa dewa berusaha memperlihatkan orang tua?...bukankah tanpa melihat orang tua Gotama sudah tercerahkan

 :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
saudara marcedes yang paling pintar, paling bijaksana, paling merasa diri paling benar
bisa2 saudara mengucapkan statement tersebut, ada sudah menguasai banget ya
aliran dari mana tuh, dari hasil belajar aliran mana tuh....
bahkan orang g****k seperti aku j tau, bahwa Gotama harus bertemu dengan 4 komponen utama
baru bisa jd buddha....  ^-^

no offense loh  :D

 _/\_

saudara navis yg bijak,

dalam hal ini saya pertanyakan adalah "mengapa" mesti butuh sandiwara untuk mencapai pencerahan?
seperti saudara Ryu katakan
ada kan kemampuan Abhinna dimana Buddha bisa tidak memperlihatkan tubuh nya..
kenapa yah mesti ngumpet malam-malam? apa abhinna-nya macet?

tolong jawabannya yah?^^

salam metta,
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 07 June 2009, 05:40:57 PM
lanjut ee..
kutipan RAPB
Quote
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
mengapa dewa berusaha memperlihatkan orang tua?...bukankah tanpa melihat orang tua Gotama sudah tercerahkan

 :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
saudara marcedes yang paling pintar, paling bijaksana, paling merasa diri paling benar
bisa2 saudara mengucapkan statement tersebut, ada sudah menguasai banget ya
aliran dari mana tuh, dari hasil belajar aliran mana tuh....
bahkan orang g****k seperti aku j tau, bahwa Gotama harus bertemu dengan 4 komponen utama
baru bisa jd buddha....  ^-^

no offense loh  :D

 _/\_

Dalam hal ini untuk mempertanyakan aliran mahayanya yang mengatakan bahwa Buddha sebelum siddharta itu sudah suci dan tercerahkan, kenapa dewa harus membantu?
andersten?

hah? begitu tah?
koq gw ga tau ya? dari sutra mana kah yang mengatakan bahwa Buddha sebelum siddharta itu sudah suci dan tercerahkan  ??? ???
kalau anda tak tahu, nah sekarang anda tahu..^^
dari sutra mahayana pak navis.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: naviscope on 07 June 2009, 05:42:51 PM
^

name it one, saudara marcedes
nama sutra nya apa?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 05:43:58 PM
lanjut ee..
kutipan RAPB
Quote
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
mengapa dewa berusaha memperlihatkan orang tua?...bukankah tanpa melihat orang tua Gotama sudah tercerahkan

 :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
saudara marcedes yang paling pintar, paling bijaksana, paling merasa diri paling benar
bisa2 saudara mengucapkan statement tersebut, ada sudah menguasai banget ya
aliran dari mana tuh, dari hasil belajar aliran mana tuh....
bahkan orang g****k seperti aku j tau, bahwa Gotama harus bertemu dengan 4 komponen utama
baru bisa jd buddha....  ^-^

no offense loh  :D

 _/\_

Dalam hal ini untuk mempertanyakan aliran mahayanya yang mengatakan bahwa Buddha sebelum siddharta itu sudah suci dan tercerahkan, kenapa dewa harus membantu?
andersten?
jadi anda percaya dgn legenda di atas juga toh..
 :)) :))
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 05:59:27 PM
 [at] marcedes
Quote
saudara chingik, saya mempelajari sutta berdasarkan juga dari pratek..
karena selama saya pratek meditasi, belum pernah apa yang saya temukan itu meleset dari sutta.
wajar saja saya mempertanyakan...
ibarat saya memakan garam saya merasa asin, kemudian sutta menyatakan sama yakni asin...tiba-tiba datang SUTRA bilang manis dan kemudian manis dan asin katanya sama....lucu kan?
jadi apa yangs saya temukan yah,jelas saya pertanyakan...karena jikalau lanjut terus...
siapa tahu saya salah?......
kalau anda memang bisa menjelaskan sesuai dengan "akal sehat" yah tentu saja saya bisa terima..
Ok, anda bilang hasil meditasi anda tidak meleset dari Sutta, bisa ceritakan sampai mana anda telah membuktikan nya? bisa dishare dulu? sampai pada bagian mana anda telah mencapainya?
setengah, seperempat, seperdelapan? mohon dijelaskan dengan rinci dulu, siapa tau saya dapat belajar dari anda. Saya juga open minded , sy sudah bilang tidak mau terkungkung pd mana yg benar dan salah, makanya kedua aliran sy hormati dan terus belajar . karena acuan saya adalah Kalama Sutta juga. Jadi mohon dishare dulu. ya , hehe
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 06:03:56 PM
lanjut ee..
kutipan RAPB
Quote
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
mengapa dewa berusaha memperlihatkan orang tua?...bukankah tanpa melihat orang tua Gotama sudah tercerahkan

 :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
saudara marcedes yang paling pintar, paling bijaksana, paling merasa diri paling benar
bisa2 saudara mengucapkan statement tersebut, ada sudah menguasai banget ya
aliran dari mana tuh, dari hasil belajar aliran mana tuh....
bahkan orang g****k seperti aku j tau, bahwa Gotama harus bertemu dengan 4 komponen utama
baru bisa jd buddha....  ^-^

no offense loh  :D

 _/\_

Dalam hal ini untuk mempertanyakan aliran mahayanya yang mengatakan bahwa Buddha sebelum siddharta itu sudah suci dan tercerahkan, kenapa dewa harus membantu?
andersten?
jadi anda percaya dgn legenda di atas juga toh..
 :)) :))
Maaf, saya lebih mempercayai Yesus daripada legenda Buddha.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Nevada on 07 June 2009, 06:06:14 PM
Dengan kata lain, Aliran Mahayana secara implisit menyatakan bahwa semua perilaku Pangeran Siddhattha selama belum 'menjadi' Sang Buddha Gotama hanyalah sebuah drama terakbar di Jagad Raya ini...

Luar biasa. Sang Buddha rupanya senang berleha-leha sampai pada usia 35 tahun untuk membabarkan Dhamma pada khalayak ramai. Kasihan sekali Petapa Asita. Padahal beliau bisa saja mendapat bimbingan dari Pangeran Siddhattha Gotama. Namun Pangeran tidak melakukannya, sehingga Petapa Asita pun meninggal dunia sebelum beliau sempat mendengar Khotbah Dhamma.
Itukan karena anda percaya membuta bahwa kisah dalam Theravada pasti Benar dan kisah lainnya pasti salah. Dua versi kalo disatukan tentu jadi kacau balau penilaiannya. Mahayana beranggapan Pangeran Siddharta tidak melakukan hubungan yg menyimpang, tetapi Theravada beranggapan ada. Coba saya masuk thread Theravada, saya bisa juga bilang begini "Lho rupanya Pangeran Siddharta suka main perempuan ya, orang begitu kok dibilang telah mempraktikkan paramita selama 4 asankheya kappa, apa gak bohong tuh". Mahayana pasti merasa sangat aneh ,mengapa? karena Mahayana menganggap sejak menjadi petapa Sumedha, Beliau tidak lagi melakukan perbuatan2 yg membuatnya larut dalam nafsu indria. Ngerti kan maksudku mengapa kalian merasa aneh. Ya begitu juga kalo saya masuk ke Thread Theravada dengan memegang perspektif mahayana,  saya pasti bilang aneh juga versi Theravada.  

[at] Chingik

Yang saya tanyakan adalah betapa teganya Siddhattha Gotama tidak membabarkan Dhamma pada Petapa Asita dulu. Saya sedang tidak membahas masalah apakah Siddhattha Gotama melakukan hubungan suami-istri atau tidak.

Kalau benar seperti apa yang ada dalam kacamata Mahayana, berarti saya menilai bahwa Siddhattha Gotama adalah seorang aktor terbaik sepanjang masa. Karena bisa-bisanya Beliau memerankan peran sebagai 'orang yang belum Tercerahkan'; kemudian bergelut dalam petapaan yang menyiksa sebelum akhirnya mengumandangkan pencapaian sebagai Yang Tercerahkan. Padahal kalau Siddhattha mau langsung membabarkan Dhamma sejak lahir, mungkin sangat banyak makhluk yang bisa menembus Dhamma. Di manakah letak kekonsistenan pandangan Mahayana bahwa Siddhattha berkomitmen untuk menolong semua makhluk?

Karena Anda membahas mengenai perihal apakah Pangeran Siddhattha melakukan hubungan suami-istri atau tidak, maka kali ini saya akan membahasnya...

Apa yang dilakukan Pangeran Siddhattha dan Putri Yasodhara di 3 istana kediamannya?
Bagaimana gambaran kehidupan mereka sebagai sepasang suami-istri?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 06:06:45 PM
Quote
Maaf, saya lebih mempercayai Yesus daripada legenda Buddha.
:hammer:
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: hendrako on 07 June 2009, 06:10:54 PM
lanjut ee..
kutipan RAPB
Quote
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
mengapa dewa berusaha memperlihatkan orang tua?...bukankah tanpa melihat orang tua Gotama sudah tercerahkan

 :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
saudara marcedes yang paling pintar, paling bijaksana, paling merasa diri paling benar
bisa2 saudara mengucapkan statement tersebut, ada sudah menguasai banget ya
aliran dari mana tuh, dari hasil belajar aliran mana tuh....
bahkan orang g****k seperti aku j tau, bahwa Gotama harus bertemu dengan 4 komponen utama
baru bisa jd buddha....  ^-^

no offense loh  :D

 _/\_

Dalam hal ini untuk mempertanyakan aliran mahayanya yang mengatakan bahwa Buddha sebelum siddharta itu sudah suci dan tercerahkan, kenapa dewa harus membantu?
andersten?
jadi anda percaya dgn legenda di atas juga toh..
 :)) :))
Maaf, saya lebih mempercayai Yesus daripada legenda Buddha.

Wah....wah..... beberapa orang ada yg bilang kalo Yesus adalah Buddha Maitreya, ternyata memang ada benang merahnya karena sama2 dikandung tanpa pembuahan.......

Semakin asik aja nih infonya..... 8) Lanjuuuttt.........
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 06:12:21 PM
Quote
Maaf, saya lebih mempercayai Yesus daripada legenda Buddha.
:hammer:

gw bales nih :hammer: :hammer: :hammer:
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: naviscope on 07 June 2009, 06:13:45 PM
^
^
:hammer:

bila ada yang menampar pipi kirimu
berikan lah pipi kananmu untuk ditampol lg.... ;D
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: hendrako on 07 June 2009, 06:15:16 PM
Quote
Maaf, saya lebih mempercayai Yesus daripada legenda Buddha.
:hammer:

gw bales nih :hammer: :hammer: :hammer:

 :hammer: tidak dapat dikalahkan dengan  :hammer:
 tapi dengan  :P
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 06:20:26 PM
Quote
Maaf, saya lebih mempercayai Yesus daripada legenda Buddha.
:hammer:

gw bales nih :hammer: :hammer: :hammer:

 :hammer: tidak dapat dikalahkan dengan  :hammer:
 tapi dengan  :P
[-o< [-o< [-o< [-o< Ibu maafkanlah mereka karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat :P
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 06:21:49 PM
Dengan kata lain, Aliran Mahayana secara implisit menyatakan bahwa semua perilaku Pangeran Siddhattha selama belum 'menjadi' Sang Buddha Gotama hanyalah sebuah drama terakbar di Jagad Raya ini...

Luar biasa. Sang Buddha rupanya senang berleha-leha sampai pada usia 35 tahun untuk membabarkan Dhamma pada khalayak ramai. Kasihan sekali Petapa Asita. Padahal beliau bisa saja mendapat bimbingan dari Pangeran Siddhattha Gotama. Namun Pangeran tidak melakukannya, sehingga Petapa Asita pun meninggal dunia sebelum beliau sempat mendengar Khotbah Dhamma.
Itukan karena anda percaya membuta bahwa kisah dalam Theravada pasti Benar dan kisah lainnya pasti salah. Dua versi kalo disatukan tentu jadi kacau balau penilaiannya. Mahayana beranggapan Pangeran Siddharta tidak melakukan hubungan yg menyimpang, tetapi Theravada beranggapan ada. Coba saya masuk thread Theravada, saya bisa juga bilang begini "Lho rupanya Pangeran Siddharta suka main perempuan ya, orang begitu kok dibilang telah mempraktikkan paramita selama 4 asankheya kappa, apa gak bohong tuh". Mahayana pasti merasa sangat aneh ,mengapa? karena Mahayana menganggap sejak menjadi petapa Sumedha, Beliau tidak lagi melakukan perbuatan2 yg membuatnya larut dalam nafsu indria. Ngerti kan maksudku mengapa kalian merasa aneh. Ya begitu juga kalo saya masuk ke Thread Theravada dengan memegang perspektif mahayana,  saya pasti bilang aneh juga versi Theravada.  

[at] Chingik

Yang saya tanyakan adalah betapa teganya Siddhattha Gotama tidak membabarkan Dhamma pada Petapa Asita dulu. Saya sedang tidak membahas masalah apakah Siddhattha Gotama melakukan hubungan suami-istri atau tidak.

Kalau benar seperti apa yang ada dalam kacamata Mahayana, berarti saya menilai bahwa Siddhattha Gotama adalah seorang aktor terbaik sepanjang masa. Karena bisa-bisanya Beliau memerankan peran sebagai 'orang yang belum Tercerahkan'; kemudian bergelut dalam petapaan yang menyiksa sebelum akhirnya mengumandangkan pencapaian sebagai Yang Tercerahkan. Padahal kalau Siddhattha mau langsung membabarkan Dhamma sejak lahir, mungkin sangat banyak makhluk yang bisa menembus Dhamma. Di manakah letak kekonsistenan pandangan Mahayana bahwa Siddhattha berkomitmen untuk menolong semua makhluk?

Karena Anda membahas mengenai perihal apakah Pangeran Siddhattha melakukan hubungan suami-istri atau tidak, maka kali ini saya akan membahasnya...
e
Apa yang dilakukan Pangeran Siddhattha dan Putri Yasodhara di 3 istana kediamannya?
Bagaimana gambaran kehidupan mereka sebagai sepasang suami-istri?

Taruhlah Buddha langsung bilang telah tercerahkan dan mengajar Asita,belum tentu juga Asita dapat mencapai Arahat, semua kan tetap tergantung pada Asita. Sama juga banyak siswa Buddha yg tidak serta merta dapat mencapai kesucian bahkan ada yg terjatuh ke neraka, semua kan tergantung pada perbuatan orang itu. Jadi Buddha melakukan semua ini juga melihat kondisi karma makhluk itu sendiri. Tidak mungkin dilakukan tanpa pertimbangan kearifan dgn menggunakan kemampuan buddhacakkhu nya.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: hendrako on 07 June 2009, 06:23:58 PM
Quote
Maaf, saya lebih mempercayai Yesus daripada legenda Buddha.
:hammer:

gw bales nih :hammer: :hammer: :hammer:

 :hammer: tidak dapat dikalahkan dengan  :hammer:
 tapi dengan  :P
[-o< [-o< [-o< [-o< Ibu maafkanlah mereka karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat :P
:hammer:
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: J.W on 07 June 2009, 06:27:25 PM
^

name it one, saudara marcedes
nama sutra nya apa?

Masih dirahasiakan oleh bro chingik
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 06:29:00 PM
Quote
Maaf, saya lebih mempercayai Yesus daripada legenda Buddha.
:hammer:

gw bales nih :hammer: :hammer: :hammer:

 :hammer: tidak dapat dikalahkan dengan  :hammer:
 tapi dengan  :P
[-o< [-o< [-o< [-o< Ibu maafkanlah mereka karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat :P
:hammer:
:P
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: chingik on 07 June 2009, 06:33:43 PM
^

name it one, saudara marcedes
nama sutra nya apa?

Masih dirahasiakan oleh bro chingik
jah..kok gw yg rahasiain..wkwkw
nih sambut: Saddharmapundarika Sutra.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: naviscope on 07 June 2009, 06:39:57 PM
^

name it one, saudara marcedes
nama sutra nya apa?

Masih dirahasiakan oleh bro chingik
jah..kok gw yg rahasiain..wkwkw
nih sambut: Saddharmapundarika Sutra.

happppp, tangkeeeeppppp, sip :P

endang sukamti cyntia lamusu
terima kasi, god bless u
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: J.W on 07 June 2009, 06:45:02 PM
http://www.geocities.com/tanahsuci/saddharmapundarika.htm


?????????
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Nevada on 07 June 2009, 06:55:41 PM
Dengan kata lain, Aliran Mahayana secara implisit menyatakan bahwa semua perilaku Pangeran Siddhattha selama belum 'menjadi' Sang Buddha Gotama hanyalah sebuah drama terakbar di Jagad Raya ini...

Luar biasa. Sang Buddha rupanya senang berleha-leha sampai pada usia 35 tahun untuk membabarkan Dhamma pada khalayak ramai. Kasihan sekali Petapa Asita. Padahal beliau bisa saja mendapat bimbingan dari Pangeran Siddhattha Gotama. Namun Pangeran tidak melakukannya, sehingga Petapa Asita pun meninggal dunia sebelum beliau sempat mendengar Khotbah Dhamma.
Itukan karena anda percaya membuta bahwa kisah dalam Theravada pasti Benar dan kisah lainnya pasti salah. Dua versi kalo disatukan tentu jadi kacau balau penilaiannya. Mahayana beranggapan Pangeran Siddharta tidak melakukan hubungan yg menyimpang, tetapi Theravada beranggapan ada. Coba saya masuk thread Theravada, saya bisa juga bilang begini "Lho rupanya Pangeran Siddharta suka main perempuan ya, orang begitu kok dibilang telah mempraktikkan paramita selama 4 asankheya kappa, apa gak bohong tuh". Mahayana pasti merasa sangat aneh ,mengapa? karena Mahayana menganggap sejak menjadi petapa Sumedha, Beliau tidak lagi melakukan perbuatan2 yg membuatnya larut dalam nafsu indria. Ngerti kan maksudku mengapa kalian merasa aneh. Ya begitu juga kalo saya masuk ke Thread Theravada dengan memegang perspektif mahayana,  saya pasti bilang aneh juga versi Theravada.  

[at] Chingik

Yang saya tanyakan adalah betapa teganya Siddhattha Gotama tidak membabarkan Dhamma pada Petapa Asita dulu. Saya sedang tidak membahas masalah apakah Siddhattha Gotama melakukan hubungan suami-istri atau tidak.

Kalau benar seperti apa yang ada dalam kacamata Mahayana, berarti saya menilai bahwa Siddhattha Gotama adalah seorang aktor terbaik sepanjang masa. Karena bisa-bisanya Beliau memerankan peran sebagai 'orang yang belum Tercerahkan'; kemudian bergelut dalam petapaan yang menyiksa sebelum akhirnya mengumandangkan pencapaian sebagai Yang Tercerahkan. Padahal kalau Siddhattha mau langsung membabarkan Dhamma sejak lahir, mungkin sangat banyak makhluk yang bisa menembus Dhamma. Di manakah letak kekonsistenan pandangan Mahayana bahwa Siddhattha berkomitmen untuk menolong semua makhluk?

Karena Anda membahas mengenai perihal apakah Pangeran Siddhattha melakukan hubungan suami-istri atau tidak, maka kali ini saya akan membahasnya...
e
Apa yang dilakukan Pangeran Siddhattha dan Putri Yasodhara di 3 istana kediamannya?
Bagaimana gambaran kehidupan mereka sebagai sepasang suami-istri?

Taruhlah Buddha langsung bilang telah tercerahkan dan mengajar Asita,belum tentu juga Asita dapat mencapai Arahat, semua kan tetap tergantung pada Asita. Sama juga banyak siswa Buddha yg tidak serta merta dapat mencapai kesucian bahkan ada yg terjatuh ke neraka, semua kan tergantung pada perbuatan orang itu. Jadi Buddha melakukan semua ini juga melihat kondisi karma makhluk itu sendiri. Tidak mungkin dilakukan tanpa pertimbangan kearifan dgn menggunakan kemampuan buddhacakkhu nya.

Setidaknya, membabarkan Dhamma sejak dini kan turut menolong makhluk lain...
Siapa tahu juga Petapa Asita bisa mencapai salah satu tingkat kesucian.

Siddhattha Gotama kan sudah mencapai Pencerahan sejak lahir, seharusnya Beliau tidak lagi memikirkan untung-rugi bila membabarkan Dhamma sejak dini.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 07 June 2009, 07:46:04 PM
  Saya hanya kutip dari sudut pandang mahayana bahwa bodhisatta memang tidak melakukan hubungan seks, bukan soal apakah itu sebagai hal yg salah atau tidak, wong tidak melakukan kok harus merasa salah atau tidak.
Yang menganggap melakukan hubungan sex itu kan dari sudut pandang Theravada. 
 Kalau pandangan mahayana demikian, ya sudahlah demikian, mengapa harus memaksakan pandangan Theravada-lah yg benar, lalu memprovokasinya dengan mengatakan Buddha menjilat ludahnya sendiri. Apakah itu layak dilakukan seorang Buddhis yg diajar utk bertutur kata baik, lembut, dan bijak? Dan akibatnya saya juga jadi terprovokasi, haha..kasian sekali saya ini. hehe..

Mengenai Bodhisatta menghina Buddha, tentu dalam Mahayana ada Sutra tersendiri. Intinya saya rasa sudah cukup jelas, bahwa dalam Sudut pandang Mahayana , bodhisatta sesungguhnya tidak menghina Buddha, karena ada alasan tertentu dibalik peristiwa itu. Kalo dalam sudut pandang Theravada mengatakan bodhisatta telah benar2 menghina Buddha, maka silakan berpegang pada kebenaran pandangan Theravada.
Saya sendiri tidak mau terkungkung dalam dikotomi ini, karena saya tetap mengacu pada Kalama Sutta. Jadi sebenarnya saya tetap mendalam Mahayana dan Theravada, dan tidak mau terjebak dalam perbedaan pandangan ini. Saat saya menanggapai setiap pertanyaan dari rekan Theravada mengenai Mahayana, tujuan saya cuma ingin mengembalikan jawabannya ke ranah yg seimbang. Karena saya merasa adlah sangat absurd bila membuat pertanyaan mengenai suatu aliran namun dibalas dengan pembenaran pd aliran pegangannya sendiri. Ini kan bertolak belakang dengan semangat Kalama Sutta dan Ehipassiko.
Saya tidak mencari dukungan atas statement saya, karena saya tidak tertarik, saya hanya mau memperlihatkan bahwa saya juga bisa ambil sepenggal pandangan dari buku misalnya RAPB dan mencari ketidak konsistensi dalam isi kitab itu sendiri, karena yg saya tangkap dari cara rekan menanggapi konsep mahayana juga tidak jauh dari cara demikian.

Saya sndiri telah mendapat manfaat dari RAPB, buku itu lebih menguatkan saya utk mengikut jejak petapa Sumedha ,dan memang tidak salah bila saya memilih jalan bodhisatta. Pernyataan lugu saya ini mudah2an tidak membuat anda tertawa.  :P  :P :>-
 

saya hapus quote sebelumnya spy tidak terlalu panjang.

sebenarnya kesempurnaan meninggalkan keduniawian bukan hanya mencakup kenikmatan seksual tetapi mencakup seluruh indria, jadi meninggalkan keduniawian di sini harus dipahami lebih sebagai meninggalkan kehidupan rumah tangga (meninggalkan kehidupan duniawi) daripada sekedar meninggalkan kehidupan seksual. inilah yg saya pahami dari Nekkhama Parami.

Pertanyaan saya, kalau Sang Bodhisatta begitu keras menghindari kehidupan seks, tetapi kenapa tidak menghindari ucapan salah/kasar. seperti kasus penghinaan kepada Buddha itu. menurut Bro Chingik ada alasan dibalik itu. mungkin Bro mau bermurah hati menjelaskan alasan yang dapat membenarkan tindakan menghina tersebut.

_/\_
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Indra on 07 June 2009, 07:50:42 PM
Duu-duanya benar itu menurut pandangannya masing2 cuy

sip..deh haha

Bro Marcedes, saya rasa anda terlalu melekat Sutta. Sehingga memandang yg lain salah semua.
Saya mempelajari Mahayana dan Theravada, tapi tidak menganggap dua-duanya salah atau pun benar. Kalo bicara Mahayana, ya saya berpijak pada sudut pandang mahayana. Kalo bicara soal Theravada  ya saya berpijak pd sudut pandang Theravada.
Anda slalu ngotot bahwa pasti ada satu yg salah, berarti anda tidak konsisten juga karena bukankah kita sudah dinasihati dalam Kalama Sutta. Jadi mohon jangan menyia2kan waktu utk menanyakan sesuatu dengan menilainya dari isi Sutta. Kalo belajar utk memahami atas dasar menambah wawasan , itu wajar, tapi anda telah banyak menghabiskan wkt utk hal2 yg tidak berguna ini dengan mencari kesalahan. Ini tercermin dari cara anda memulai suatu diskusi. Cara diskusi yg benar seharusnya begini: dalam ajaran xx terdapat prinsip seperti ini ini, bagaimana prinsip ini dijelaskan dalam ajaran xx itu?  Ini lah contoh diskusi yg sehat. Tapi anda datang2 langsung hah?? Katanya Buddha begini2 tapi mengapa (sambil buka refrensi aliran anda) malah begitu2? Wong kalo gitu anda ingin belajar dhamma atau mencari2 kesalahan.  INi bisa membuat orang salah paham bahwa anda ingin mengobrak abrik, bukan ingni berdiskusi. Jadi mohon membuat pertanyaan yg elegan. Saya rasa sebuah forum pasti ada etikanya. Jadi mohon moderator pertimbangkan bahwa apakah cara memulai diskusi bro Marcedes sudah benar atau tidak, kalo benar, saya mohon maaf, mungkin saya yg telah salah paham.
 :)

mewakili moderator,

anda benar Bro Chingik, topik ini memang provokatif, tapi sebenarnya thread ini bukanlah thread yg berdiri sendiri, tapi merupakan pecahan dari thread "pertanyaan kritis...", kami sedang mempertimbangkan apa yg harus dilakukan, apakah dengan mengganti judul atau lainnya. terima kasih sudah mengingatkan

_/\_

ganti judul utk apa ? ganti sikap dan perilaku dong, kalo tidak bgm bisa menjadi public figure? wkwkw. just kidding.. =))

karena ini reply untuk saya, maka saya anggap ini ditujukan kpd saya, pertanyaan saya, sikap dan perilaku yg manakah yg harus saya ganti? dan saya bukanlah dan tidak berkeinginan untuk menjadi public figure (baca: selebriti).

menurut saya andalah yg harus mengganti sikap dan perilaku, bahwa anda harus memandang semua member di sini memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk berdiskusi. dan kalau anda berpandangan demikian, maka saya pikir komentar ini tidak akan anda lontarkan.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 07 June 2009, 09:26:40 PM
Wih bro mercedes...... anda minta "Visuddhimagganya" Mahayana?

Gilaa.... emang bisa gw kutipin semuanya di forum ini? Lagipula saya punya bukunya dan saya mesti tulis semuanya? Harap anda pikir lagi....  ;D  ;D  ;D

Atau anda yang nulisnya kurang jelas? Ingat anda nulis minta Visuddhimagga ala Mahayana. Visuddhimagga bukan tulisan sepenggal2 tapi tulisan beratus2 halaman.

Postingan ada makin lama makin provokatif nih.... warning buat anda... silahkan bertanya dengan tulus kalau mau belajar Dharma.... tidak usah "mengancam2" [ingat dalam tanda petik lo!!] 'eh mahayana mestinya masuk ke thread kepercayaan lain'.... haha.... ini malah menunjukkan niat anda yang sebenarnya!!

Semakin anda berusaha mempertanyakan, semakin kelihatan motivasi anda karena pilihan kata2 yang anda tuliskan sama sekali tidak mengandung suatu motivasi yang tulus, demikian menurut pandangan saya sebagai moderator yang selalu berusaha untuk netral. Padahal saya sudah sempat menganggap sikap anda sudah menjadi lebih baik, eh ternyata sama saja.....

Apalagi anda selalu tidak sabar menerima jawaban tentang tahapan pencerahan dari Mahayana. Padahal sudah dibilang orang belum punya cukup waktu. Tapi dari postingan2 anda menunjukkan anda terus ngotot minta "secepat2nya". Nah ini apa bukan......?? Saya yah lama2 males ngasih jawaban ke anda kalau terus begini.

Kalau anda mengatakan jawaban bro chingik kacau balau, justru menurut saya postingan anda yang kacau balau dan menutupinya dengan kutipan2 Sutta Theravada yang menurut saya juga anda kutip dengan niat yang...... Ingat dulu postingan kutipan sutta anda yang pernah saya respon? Dan juga oleh kegetolan anda dalam menganut pandangan sekte anda [ini wajar, tapi kalau tidak mampu menghormati pandangan aliran lain, maka ya tentu sangat aneh]

Bila anda berdiskusi dengan cara demikian lagi, postingan anda pasti akan saya hapus/karantina. Saya akan mulai tegas karena bahkan Glo Mod sendiri saya rasa kurang tegas dalam menghadapi thread Mahayana ini, entah apapun alasannya yang saya tidak mampu mengerti. Namun inipun juga kekeliruan saya karena selama ini saya belum bisa bersikap cukup tegas.

Ok. saya akan terbuka saja. Menurut saya dari kalangan Theravadin seperti bro Indra dan upasaka dapat berdiskusi dengan kritis namun cukup baik di therad Mahayana ini dan saya sangat mengapresiasinya.

Back to question.....

Bagaimanapun juga anda dijelaskan tetap tidak mau mengerti. Bila seorang Buddha "menjelma" menjadi manusia biasa maka tentu ya wajar kalau melakukan seks. Namanya aja manusia biasa. Kalau nggak lagi berhubungan atau memiliki nafsu seks ya namanya bukan manusia biasa tapi manusia Suci. Lak ngono.

Nah kalau Buddha bemanifestasi menjadi Pangeran Siddharta yang masih merupakan umat awam, ya wajar kalau mengadakan hubungan karena beliau adalah umat awam, bukan sebagai bhiksu, bukan sebagai Buddha.

Bila anda bertanya tentang master Lu... itu lain soal karena kisah beliau tidak disebutkan di sutra2 sehingga kalau di mengklaim dia melakukan upaya kausalya ya pada akhirnya tetap tidak ditemukan dasarnya di sutra2. Emang ada Master Lu di kitab Tripitaka? kan ya g ono....

Nah kalau upaya kausalya Buddha Sakyamuni? Ada seabrek di Tripitaka.

Maka dari itu perbandingan anda sudah timpang.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 09:38:43 PM
Quote
saudara chingik,
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

ya,ajak teman anda mungkin bisa menambah wawasan kita disini.

salam metta.
Hus..saya bilang Siddharta belajar secara bertahap, tidak bilang Beliau menyimpang.
Dalam Mahayana, Siddharta tidak melakukan hubungan intim. 
 Nih baca MahaRatnakuta Sutra bag. Upayakausalya varga:
"Mengapa Bodhisatva memiliki seorang istri dan selir-selir? Putra yang berbudi, Bodhisatva tidak melakukannya karena nafsu keinginan. Mengapa? Karena ia seorang manusia yang bebas dari nafsu keinginan. Bila ia tidak tampak memiliki seorang istri dan selir2 pada saat itu, para makhluk hidup mungkin akan berkata, "Bodhisatva bukan seorang lelaki." Bila mereka memiliki perasaan curiga yang demikian, tentu mereka sudah melakukan pelanggaran yang sangat besar. Karena itu, untuk mencegah munculnya kecurigaan mereka, Bodhisatva tampak menikahi seorang wanita dari suku Sakya dan mendapatkan seorang anak bernama Rahula. Bila seseorang mengatakan bahwa Rahula dilahirkan dari hubungan antara ayah dan ibunya, [ia salah], ia tidak seharusnya mempunyai pandangan yg demikian. Kenyataannya adalah segera setelah kehidupannya di surga berakhir, Rahula turun dari surga dan masuk ke dalam rahim ibunya. Ia tidak dilahirkan dari hubungan ayah dan ibunya. Lagi pula, Rahula sebelumnya telah membuat sebuah tekad sumpah untuk menjadi anak dari seorang Bodhisatva yang akan mencapai Kebuddhaan pada waktu kehidupan itu.


"
[at] gandalf, apa benar yang di kutip oleh chingik itu hal yang di imani oleh mahayanis? atau ada versi lain?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 07 June 2009, 09:41:47 PM
Sori bro, bukan saya gak mau menghapus. Dulu saya sering mengawasi, tapi lama-lama saya pikir ada conflict of interest di pribadi saya sendiri. Makanya saya pilih abstain dan jadi pengamat di bagian yang bukan keahlian saya. _/\_

 [at] Ryu, memang hal itu ada di Sutra Mahayana. Upaya Kausalya agar benar-benar pas, biar orang gak nuduh sembarangan.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 09:45:44 PM
apakah itu sutra dari china atau dari india? dan menurut penelitian sutra itu tahun berapa di buatnya? apakah ada bukti keaslian sutra tersebut?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 07 June 2009, 09:48:01 PM
Nah itu udah di luar keahlian gw. Gw cuma pernah baca.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 07 June 2009, 09:49:12 PM
Quote
saudara chingik,
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

ya,ajak teman anda mungkin bisa menambah wawasan kita disini.

salam metta.
Hus..saya bilang Siddharta belajar secara bertahap, tidak bilang Beliau menyimpang.
Dalam Mahayana, Siddharta tidak melakukan hubungan intim.  
 Nih baca MahaRatnakuta Sutra bag. Upayakausalya varga:
"Mengapa Bodhisatva memiliki seorang istri dan selir-selir? Putra yang berbudi, Bodhisatva tidak melakukannya karena nafsu keinginan. Mengapa? Karena ia seorang manusia yang bebas dari nafsu keinginan. Bila ia tidak tampak memiliki seorang istri dan selir2 pada saat itu, para makhluk hidup mungkin akan berkata, "Bodhisatva bukan seorang lelaki." Bila mereka memiliki perasaan curiga yang demikian, tentu mereka sudah melakukan pelanggaran yang sangat besar. Karena itu, untuk mencegah munculnya kecurigaan mereka, Bodhisatva tampak menikahi seorang wanita dari suku Sakya dan mendapatkan seorang anak bernama Rahula. Bila seseorang mengatakan bahwa Rahula dilahirkan dari hubungan antara ayah dan ibunya, [ia salah], ia tidak seharusnya mempunyai pandangan yg demikian. Kenyataannya adalah segera setelah kehidupannya di surga berakhir, Rahula turun dari surga dan masuk ke dalam rahim ibunya. Ia tidak dilahirkan dari hubungan ayah dan ibunya. Lagi pula, Rahula sebelumnya telah membuat sebuah tekad sumpah untuk menjadi anak dari seorang Bodhisatva yang akan mencapai Kebuddhaan pada waktu kehidupan itu.


"
[at] gandalf, apa benar yang di kutip oleh chingik itu hal yang di imani oleh mahayanis? atau ada versi lain?

Satu2nya aliran yang menyebutkan pangeran Siddharta berhubungan intim hanyalah aliran Mulasarvastivada.

Theravada Mahaviharavasin saja Abstain soal ini.

Mahayana memang berpandangan demikian. Kalau soal iman ya sebenarnya semua sutta dan sutra Sang Buddha juga kita imani. Contoh di dalam Sutta disebutkan tentang Nibbana [Nirvana]. Kalau seseorang tidak mengimani Nirvana, lantas untuk apa seseorang berusaha mencapai Nirvana? Toh Nirvana belum pasti ada. Dalam pandangan umum, konyol sekali anda mau mencapai tujuan yang tidak pasti.

Mau ngomong Nirvana itu ada ya orang2 pada gak bisa buktiin juga. Tidak usah sampai Nirvana, enam surga Kamadhatu saja gak bisa buktiin..... gini kok sudah mempertanyakan Sukhavati?

Sama2 bernasib gak bisa buktiin, kok saling mempertanyakan?

Maka dari itu iman bagaimanapun selalu ada dalam semua agama, tak terkecuali agama Buddha.

Dalam memahami sutta pun demikian. Umat Buddha semuanya pada mengimani Sutta sebagai sabda Sang Buddha. Siapa yang tahu kalau itu benar2 sabda asli. Kaga ada yang tahu, semuanya iman. Bahkan Kalama Sutta juga ikut2an diimani sebagai sabda Sang Buddha, padahal suruh buktiin bener2 aja kita tidak bisa.

Maka dari itu tentu kaum Mahayanis yang mengimani sutra tersebut sebagai sabda Sang Buddha dan Sang Buddha tak mungkin berbohong.

_/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: ryu on 07 June 2009, 09:56:35 PM
Quote
saudara chingik,
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

ya,ajak teman anda mungkin bisa menambah wawasan kita disini.

salam metta.
Hus..saya bilang Siddharta belajar secara bertahap, tidak bilang Beliau menyimpang.
Dalam Mahayana, Siddharta tidak melakukan hubungan intim. 
 Nih baca MahaRatnakuta Sutra bag. Upayakausalya varga:
"Mengapa Bodhisatva memiliki seorang istri dan selir-selir? Putra yang berbudi, Bodhisatva tidak melakukannya karena nafsu keinginan. Mengapa? Karena ia seorang manusia yang bebas dari nafsu keinginan. Bila ia tidak tampak memiliki seorang istri dan selir2 pada saat itu, para makhluk hidup mungkin akan berkata, "Bodhisatva bukan seorang lelaki." Bila mereka memiliki perasaan curiga yang demikian, tentu mereka sudah melakukan pelanggaran yang sangat besar. Karena itu, untuk mencegah munculnya kecurigaan mereka, Bodhisatva tampak menikahi seorang wanita dari suku Sakya dan mendapatkan seorang anak bernama Rahula. Bila seseorang mengatakan bahwa Rahula dilahirkan dari hubungan antara ayah dan ibunya, [ia salah], ia tidak seharusnya mempunyai pandangan yg demikian. Kenyataannya adalah segera setelah kehidupannya di surga berakhir, Rahula turun dari surga dan masuk ke dalam rahim ibunya. Ia tidak dilahirkan dari hubungan ayah dan ibunya. Lagi pula, Rahula sebelumnya telah membuat sebuah tekad sumpah untuk menjadi anak dari seorang Bodhisatva yang akan mencapai Kebuddhaan pada waktu kehidupan itu.


"
[at] gandalf, apa benar yang di kutip oleh chingik itu hal yang di imani oleh mahayanis? atau ada versi lain?

Satu2nya aliran yang menyebutkan pangeran Siddharta berhubungan intim hanyalah aliran Mulasarvastivada.

Theravada Mahaviharavasin saja Abstain soal ini.

Mahayana memang berpandangan demikian. Kalau soal iman ya sebenarnya semua sutta dan sutra Sang Buddha juga kita imani. Contoh di dalam Sutta disebutkan tentang Nibbana [Nirvana]. Kalau seseorang tidak mengimani Nirvana, lantas untuk apa seseorang berusaha mencapai Nirvana? Toh Nirvana belum pasti ada. Dalam pandangan umum, konyol sekali anda mau mencapai tujuan yang tidak pasti.

Mau ngomong Nirvana itu ada ya orang2 pada gak bisa buktiin juga. Tidak usah sampai Nirvana, enam surga Kamadhatu saja gak bisa buktiin..... gini kok sudah mempertanyakan Sukhavati?

Sama2 bernasib gak bisa buktiin, kok saling mempertanyakan?

Maka dari itu iman bagaimanapun selalu ada dalam semua agama, tak terkecuali agama Buddha.

Dalam memahami sutta pun demikian. Umat Buddha semuanya pada mengimani Sutta sebagai sabda Sang Buddha. Siapa yang tahu kalau itu benar2 sabda asli. Kaga ada yang tahu, semuanya iman. Bahkan Kalama Sutta juga ikut2an diimani sebagai sabda Sang Buddha, padahal suruh buktiin bener2 aja kita tidak bisa.

Maka dari itu tentu kaum Mahayanis yang mengimani sutra tersebut sebagai sabda Sang Buddha dan Sang Buddha tak mungkin berbohong.

_/\_
The Siddha Wanderer
Sang Buddha tidak mungkin bohong, tapi penulis sutta bisa saja bohong, yang ingin di tanyakan bisakah ada data yang valid dari mahayanis bahwa sutra itu benar2 dapat dipercaya? bukan produk china yang mungkin saja bercampur dengan ajaran lain (mungkin Ajaran kr****n) ?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: GandalfTheElder on 07 June 2009, 10:20:25 PM
Di Tripitaka Mahayana [Taisho] sendiri ada bagian dimana terkumpul sutra2 yang diragukan kevalidannya, dan Sutra Upaya Kausalya tidak termasuk di dalamnya.

Penulis bohong pun siapa yang tahu? Apakah ada bukti kalau penulis Sutra A beneran yang lain boongan?

Tidak ada yang tahu. Maka dari itu sutra2 yang diragukan juga tetap dimasukkan ke dalam Tripitaka Mahayana.... karena.. siapa yang tahu?? Hanya sja diberi bagian tersendiri.

Namun dengan penelitian yang semakin maju, maka akan diketahui pula gaya bahasa sutra sehingga sutra2 tertentu memiliki kecenderungan untuk dianggap bukan Sutra asli. Dan ini acuan yang kita pegang sekarang.

Namun sampai saat ini Upayakausalya Sutra yang merupakan bagian dari Maharatnakuta Sutra tidaklah diragukan keotentikannya.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: candle on 07 June 2009, 10:24:25 PM
^
^
:hammer:

bila ada yang menampar pipi kirimu
berikan lah pipi kananmu untuk ditampol lg.... ;D

maaf, saya ikut nimbrung ya
sebagai seorang buddhist saya ga mau "bila ada yang menampar pipi kirimu berikan lah pipi kananmu untuk ditampol lagi"  
eitssssss tunggu dulu, salah apa saya mau ditampol lagi, tanya dulu kejelasannya salah apa
ditampol itu sakit lho
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: hendrako on 07 June 2009, 10:45:45 PM
Bagaimana posisi Rahula di dalam pandangan Mahayana?
Apabila pangeran Sidharta tidak melakukan hubungan fisik, berarti Rahula dikandung tanpa proses pembuahan juga?
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Xan To on 07 June 2009, 10:59:18 PM
justru yang lebih parah adalah legenda itu dijadikan pegangan, tidak beda jauh dengan manusia purba yang menganggap Matahari adalah Dewa ;D

Matahari dianggap dewa karena dewa memancarkan cahaya, ketika orang purba bertemu dewa dan dewa itu pergi dikiranya matahai adalah dewa itu.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 07 June 2009, 11:17:28 PM
[at] marcedes
Quote
saudara chingik, saya mempelajari sutta berdasarkan juga dari pratek..
karena selama saya pratek meditasi, belum pernah apa yang saya temukan itu meleset dari sutta.
wajar saja saya mempertanyakan...
ibarat saya memakan garam saya merasa asin, kemudian sutta menyatakan sama yakni asin...tiba-tiba datang SUTRA bilang manis dan kemudian manis dan asin katanya sama....lucu kan?
jadi apa yangs saya temukan yah,jelas saya pertanyakan...karena jikalau lanjut terus...
siapa tahu saya salah?......
kalau anda memang bisa menjelaskan sesuai dengan "akal sehat" yah tentu saja saya bisa terima..
Ok, anda bilang hasil meditasi anda tidak meleset dari Sutta, bisa ceritakan sampai mana anda telah membuktikan nya? bisa dishare dulu? sampai pada bagian mana anda telah mencapainya?
setengah, seperempat, seperdelapan? mohon dijelaskan dengan rinci dulu, siapa tau saya dapat belajar dari anda. Saya juga open minded , sy sudah bilang tidak mau terkungkung pd mana yg benar dan salah, makanya kedua aliran sy hormati dan terus belajar . karena acuan saya adalah Kalama Sutta juga. Jadi mohon dishare dulu. ya , hehe
saya tidak tahu per berapa..dan sampai per berapa...mungkin juga sulit saya ungkapkan disini....karena entah harus menulis apa mewakili apa yang saya rasakan.

tetapi yang jelas, dimana ketika seseorang mempratekkan meditasi dengan benar "Sati" dalam dirinya meningkat...
kemudian, ada beberapa kasus dimana ketika kita ingin berbuat,seperti pikiran kita langsung ada disitu.
kadang dalam meditasi, ketika sebuah perasaan bahagia timbul dan disana ada kesadaran....
perasaan itu berhenti....demikian kesedihan...
ketika itu diimplementasikan dalam hidup, memang demikian hanya ada senang dan sedih..selalu silih berganti....

hal ini pun sama seperti pada rujukan sutta, manusia tidaklah lebih dari pikiran,perasaan,dll..
lalu apakah manusia itu?
hanya unsur-unsur.......
hanya kadang ketika pikiran loss, ( tidak lagi sadar ) maka semua itu buyar, yg ada setelah terjadi baru, eh....
yang jadi masalah adalah bagi saya,bagaimana mempertahankan Sati itu..
yah,kadang loss,kadang mindfullnes. namanya juga training wajar miss-miss.
seperti diskusi sy dengan bhante Maha.

nah,sekarang saya balik bertanya pada anda....
anda membela mahayana dan memberi argumen sebegitu hebat-nya
sejauh mana anda latihan dan sesuai sutra mahayana bisa babarkan disini?^^
kan tidak adil kalau hanya saya comment.

salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 07 June 2009, 11:56:49 PM
Wih bro mercedes...... anda minta "Visuddhimagganya" Mahayana?

Gilaa.... emang bisa gw kutipin semuanya di forum ini? Lagipula saya punya bukunya dan saya mesti tulis semuanya? Harap anda pikir lagi....  ;D  ;D  ;D

Atau anda yang nulisnya kurang jelas? Ingat anda nulis minta Visuddhimagga ala Mahayana. Visuddhimagga bukan tulisan sepenggal2 tapi tulisan beratus2 halaman.

Postingan ada makin lama makin provokatif nih.... warning buat anda... silahkan bertanya dengan tulus kalau mau belajar Dharma.... tidak usah "mengancam2" [ingat dalam tanda petik lo!!] 'eh mahayana mestinya masuk ke thread kepercayaan lain'.... haha.... ini malah menunjukkan niat anda yang sebenarnya!!

Semakin anda berusaha mempertanyakan, semakin kelihatan motivasi anda karena pilihan kata2 yang anda tuliskan sama sekali tidak mengandung suatu motivasi yang tulus, demikian menurut pandangan saya sebagai moderator yang selalu berusaha untuk netral. Padahal saya sudah sempat menganggap sikap anda sudah menjadi lebih baik, eh ternyata sama saja.....

Apalagi anda selalu tidak sabar menerima jawaban tentang tahapan pencerahan dari Mahayana. Padahal sudah dibilang orang belum punya cukup waktu. Tapi dari postingan2 anda menunjukkan anda terus ngotot minta "secepat2nya". Nah ini apa bukan......?? Saya yah lama2 males ngasih jawaban ke anda kalau terus begini.

Kalau anda mengatakan jawaban bro chingik kacau balau, justru menurut saya postingan anda yang kacau balau dan menutupinya dengan kutipan2 Sutta Theravada yang menurut saya juga anda kutip dengan niat yang...... Ingat dulu postingan kutipan sutta anda yang pernah saya respon? Dan juga oleh kegetolan anda dalam menganut pandangan sekte anda [ini wajar, tapi kalau tidak mampu menghormati pandangan aliran lain, maka ya tentu sangat aneh]

Bila anda berdiskusi dengan cara demikian lagi, postingan anda pasti akan saya hapus/karantina. Saya akan mulai tegas karena bahkan Glo Mod sendiri saya rasa kurang tegas dalam menghadapi thread Mahayana ini, entah apapun alasannya yang saya tidak mampu mengerti. Namun inipun juga kekeliruan saya karena selama ini saya belum bisa bersikap cukup tegas.

Ok. saya akan terbuka saja. Menurut saya dari kalangan Theravadin seperti bro Indra dan upasaka dapat berdiskusi dengan kritis namun cukup baik di therad Mahayana ini dan saya sangat mengapresiasinya.

Back to question.....

Bagaimanapun juga anda dijelaskan tetap tidak mau mengerti. Bila seorang Buddha "menjelma" menjadi manusia biasa maka tentu ya wajar kalau melakukan seks. Namanya aja manusia biasa. Kalau nggak lagi berhubungan atau memiliki nafsu seks ya namanya bukan manusia biasa tapi manusia Suci. Lak ngono.

Nah kalau Buddha bemanifestasi menjadi Pangeran Siddharta yang masih merupakan umat awam, ya wajar kalau mengadakan hubungan karena beliau adalah umat awam, bukan sebagai bhiksu, bukan sebagai Buddha.

Bila anda bertanya tentang master Lu... itu lain soal karena kisah beliau tidak disebutkan di sutra2 sehingga kalau di mengklaim dia melakukan upaya kausalya ya pada akhirnya tetap tidak ditemukan dasarnya di sutra2. Emang ada Master Lu di kitab Tripitaka? kan ya g ono....

Nah kalau upaya kausalya Buddha Sakyamuni? Ada seabrek di Tripitaka.

Maka dari itu perbandingan anda sudah timpang.

 _/\_
The Siddha Wanderer
saudara Gandalf,
saya tidak meminta isi semua nya, universal saja lah...
misalkan mengambil objek ini, kemudian dsb-nya..
terus dalam vipassana memunculkan nana-nana apa saja....dan bagaimana mengetahui secara pasti...

di permintaan saya simple kok...
hanya minta 9 jenjang kemuliaan alam saja dan 16 metode....terus pembahasan sutra dikatakan Devadatta hanya akan menjadi paccekabuddha, tapi di sutra bilang Sammsambuddha.
ditambah dimana Devadatta mengajari Gotama(raja) "sutra" tapi dirinya sendiri bisa berbuat jahat sampai masuk neraka avici...

lagian permohonan visudhimagga saja bukan hanya tertuju pada anda seorang......bahkan semua mahayanis disini. siapapun yang pandai dalam hal ini, saya mohon masukan se-jelas-jelas nya...
loh? yang melabeli saya "provokatif" siapa? bahkan mengatakan saya menghina dan tidak menghargai ajaran lain... :o

wah-wah, sekali lagi anda mau saya disuruh sumpah disini juga boleh ;), saya tidak pernah berniat untuk menghina disini,
yang saya TANYAKAN disni adalah "ALASAN" sikap seorang TERCERAHKAN, bermain DRAMA SINETRON...
saya diskusi di forum ini adalah bisa se-bebas-bebas nya berpandangan...
karena jika kita berhadapan dengan seorang mahayana secara REAL. mana enak ngomong seperti ini...bisa-bisa dapat bogem mentah..
makanya bertanyanya di FORUM...
kalau memang jawabannya "UK" ( upaya kausalya )

maka saya tanya balik pada anda " bagaimana apabila seorang guru, ambilah contoh bodhidharma melakukan kehidupan "duniawi" dan berkata ini adalah "U.K" apakah anda masih memiliki sadha pada guru ini?

well, agama tetangga saja bisa ngomong "God-nya di luar logika dan akal sehat"
apakah anda malu kalau beralasan sama?

sekali lagi, andai anda bisa memberi saya jawaban yang memang bisa "masuk akal", sama seperti dulu ketika saya masih ber-agama lain. hingga beralih keyakinan....dikarenakan diberi jawaban luar biasa sampai saya merasa open mind untuk buddhism.
nah sekarang why not?  i searching the truth....and try learn it..if false i refuse, if true i accept and follow.
now i have a lot of question about this....
saya membuka diri kok, tetapi tentu tidak menerima begitu saja........tentu saya tanya alasan ini dan itu...

kalau memang disebut ga bisa bertanya masalah terlalu "ke arah extrim" ngomong saja terus terang...bicara terbuka kan baik ;D
dengan berkata "masalah seperti itu tidak bisa dibahas disini" maka selesai...saya tutup juga pertanyaan saya.
tetapi apa yang terjadi disini?

ini persis terjadi ketika saya aktif berdebat di forum religi...
disitu jelas dikatakan Nabi agama ini adalah bebas dari nafsu indriawi, teladan bagi semua manusia...
tetapi prilaku nya luar biasa, melayani semua istri dalam 1 malam.....malahan mengutuk binatang anjing sebagai pengusir malaikat..
jelas saja mana mungkin saya bisa menerima konsep " kalau nabi ini adalah teladan bagi semua manusia"

sama seperti sekarang, dikatakan pencapaian buddha adalah bebas dari LDM, sekarang yang di pertanyakan adalah prilaku nya se-waktu hidup yang tercatat dalam sutra...
apakah bisa saya menerima konsep kalau pencapaian Sammsambuddha yg katanya bebas dari LDM,malah kembali lahir sebagai bayi, kemudian bermain Drama Sinetron?
saya juga tidak mau beragama buddha kalau seperti ini...makanya saya minta ALASAN...
tetapi..disisi satu semua disni berusaha memberi jawaban dan berusaha untuk tidak menjawab "UK"
malahan, jawaban di berikan justru kedengaran rancu...mengenai jotipala

kutipan RAPB
Catatan: dari Kutipan Buddhavaÿsa di atas, sepertinya Ghatikara pembuat tembikar, membawa temannya sang pemuda Jotipàla, menghadap Buddha Kassapa dengan tanpa kesulitan. Pada kenyataannya, ia tidak melakukan itu dengan mudah. Ia harus terus-menerus membujuknya, sampai akhirnya menggunakan kekerasan menyeretnya sepanjang jalan dengan menjambak rambutnya. Ini disebutkan dalam Ghatikàra Sutta, Raja Vaga dari Majjima Pannàsa. Kisah lengkap Ghatikàra dan Jotipàla dapat dibaca dalam Sutta tersebut.
(alasan saya menguti RAPB,karena pernah seorang Mahayanis disini, mengatakan apa yang ditulis RAPB mahayana mengakui itu sebagai bagian dari kitab sucinya )

apa seorang TERCERAHKAN butuh di perlakukan seperti itu hingga harus bertemu Buddha?

sekali lagi yg saya minta A L A S A N...bukan mau menghina..........kalau anda anggap penghinaan sekarang bilang SAJA...
kalau anda mengatakan YA... selesai saya harap mod menutup thread ini....dan saya juga tdk bakalan lagi bertanya tentang mahayana.
tetapi hanya dengan anda....

dan lagi, bagian mana saya mengancam?...memang nya kalau anda tidak menujukkan visudhi magga saya bakalan marah atau melakukan sesuatu?
kalau memang dari awal anda memang tidak mau menulis, bilang saja...masih ada mahayanis lain yang mungkin bisa menuliskan untuk saya.
memang nya anda sendiri mahayanis yg memiliki kitab itu?  ;D


Quote
Bagaimanapun juga anda dijelaskan tetap tidak mau mengerti. Bila seorang Buddha "menjelma" menjadi manusia biasa maka tentu ya wajar kalau melakukan seks. Namanya aja manusia biasa. Kalau nggak lagi berhubungan atau memiliki nafsu seks ya namanya bukan manusia biasa tapi manusia Suci. Lak ngono.
oh, jadi kalau buddha memakai kesaktian nya dengan membentuk wujud manusia biasa, beliau bisa menikmati kama-raga..... =))
lalu mengapa anda mengapa mahayanis lain seperti saudara Tan mengatakan UK?


 _/\_
salam metta.
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: Kelana on 08 June 2009, 05:13:04 AM
Quote
Saddharmapundarika Sutra.
Saddharmapundarika Sutra, dimana semuanya bermula.
Konon dimana istilah mahayana dan hinayana bermula   _/\_
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: hendrako on 08 June 2009, 08:04:17 AM
Quote
Maaf, saya lebih mempercayai Yesus daripada legenda Buddha.
:hammer:

gw bales nih :hammer: :hammer: :hammer:

 :hammer: tidak dapat dikalahkan dengan  :hammer:
 tapi dengan  :P
[-o< [-o< [-o< [-o< Ibu maafkanlah mereka karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat :P
:hammer:
:P
waaaa.....brati ane kalah dong...... :'(
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: bond on 08 June 2009, 09:21:30 AM
Quote
saudara chingik,
jadi anda membenarkan buddha melakukan HUBUNGAN INTIM demi menyadarkan makhluk lain?
apa buddha begitu tidak menemukan "CARA" lain? bahkan sampai menjilat ludah sendiri melanggar aturan vinaya yang ditetapkannya.

ya,ajak teman anda mungkin bisa menambah wawasan kita disini.

salam metta.
Hus..saya bilang Siddharta belajar secara bertahap, tidak bilang Beliau menyimpang.
Dalam Mahayana, Siddharta tidak melakukan hubungan intim.  
 Nih baca MahaRatnakuta Sutra bag. Upayakausalya varga:
"Mengapa Bodhisatva memiliki seorang istri dan selir-selir? Putra yang berbudi, Bodhisatva tidak melakukannya karena nafsu keinginan. Mengapa? Karena ia seorang manusia yang bebas dari nafsu keinginan. Bila ia tidak tampak memiliki seorang istri dan selir2 pada saat itu, para makhluk hidup mungkin akan berkata, "Bodhisatva bukan seorang lelaki." Bila mereka memiliki perasaan curiga yang demikian, tentu mereka sudah melakukan pelanggaran yang sangat besar. Karena itu, untuk mencegah munculnya kecurigaan mereka, Bodhisatva tampak menikahi seorang wanita dari suku Sakya dan mendapatkan seorang anak bernama Rahula. Bila seseorang mengatakan bahwa Rahula dilahirkan dari hubungan antara ayah dan ibunya, [ia salah], ia tidak seharusnya mempunyai pandangan yg demikian. Kenyataannya adalah segera setelah kehidupannya di surga berakhir, Rahula turun dari surga dan masuk ke dalam rahim ibunya. Ia tidak dilahirkan dari hubungan ayah dan ibunya. Lagi pula, Rahula sebelumnya telah membuat sebuah tekad sumpah untuk menjadi anak dari seorang Bodhisatva yang akan mencapai Kebuddhaan pada waktu kehidupan itu.


"
[at] gandalf, apa benar yang di kutip oleh chingik itu hal yang di imani oleh mahayanis? atau ada versi lain?

Satu2nya aliran yang menyebutkan pangeran Siddharta berhubungan intim hanyalah aliran Mulasarvastivada.

Theravada Mahaviharavasin saja Abstain soal ini.

Mahayana memang berpandangan demikian. Kalau soal iman ya sebenarnya semua sutta dan sutra Sang Buddha juga kita imani. Contoh di dalam Sutta disebutkan tentang Nibbana [Nirvana]. Kalau seseorang tidak mengimani Nirvana, lantas untuk apa seseorang berusaha mencapai Nirvana? Toh Nirvana belum pasti ada. Dalam pandangan umum, konyol sekali anda mau mencapai tujuan yang tidak pasti.

Mau ngomong Nirvana itu ada ya orang2 pada gak bisa buktiin juga. Tidak usah sampai Nirvana, enam surga Kamadhatu saja gak bisa buktiin..... gini kok sudah mempertanyakan Sukhavati?

Sama2 bernasib gak bisa buktiin, kok saling mempertanyakan?

Maka dari itu iman bagaimanapun selalu ada dalam semua agama, tak terkecuali agama Buddha.

Dalam memahami sutta pun demikian. Umat Buddha semuanya pada mengimani Sutta sebagai sabda Sang Buddha. Siapa yang tahu kalau itu benar2 sabda asli. Kaga ada yang tahu, semuanya iman. Bahkan Kalama Sutta juga ikut2an diimani sebagai sabda Sang Buddha, padahal suruh buktiin bener2 aja kita tidak bisa.

Maka dari itu tentu kaum Mahayanis yang mengimani sutra tersebut sebagai sabda Sang Buddha dan Sang Buddha tak mungkin berbohong.

_/\_
The Siddha Wanderer

Jangan2 dari mulassarvastivada ini asal mula muncul tantra sex  :)) (baru spekulasi   :P)

Mau buktiin 6 surga kamadhatu bisa dibuktikan, belajar abinna untuk kesana. Termasuk nirvana buka tidak bisa dibuktikan. Permasalahannya apakah kita mau benar2 membuktikan dengan tools2 yg ada. Jangan mau buka baut dengan menggunakan silet.  _/\_
Kalau memang tidak bisa dibuktikan maka semua ajaran Buddha omong kosong tak perlu dibicarakan, bukan begitu?  :) bagi kita yakin karena memang masih ada orang2 yg bisa membuktikan. Lain dengan keyakinan lain yg asal yakin. Sehingga kitapun sebenarnya bisa membuktikan juga hanya mau apa tidak. Selamat direnungkan_/\_

Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: sHadOw on 08 June 2009, 01:40:28 PM
wajar sajalah kalau pangeran siddharta melakukan hub.seks , dia melakukan hub.seks KETIKA dia masih menjadi PANGERAN , bukan SESUDAH dia menjadi PERTAPA , gitu aja kok repot .
ketika pangeran siddharta lahir , dia telah diramalkan bahwa suatu saat nanti dia akan menjadi raja yang sangat hebat atau menjadi seorang yang mencapai penerangan (lupa tepatnya apa) , berarti ketika itu dia mempunyai 2 pilihan . [sehingga ayahnya yang pada waktu itu ingin dia menjadi seorang raja untuk menggantikan tahtanya , tidak mengizinkan pangeran siddharta keluar agar tidak melihat 4 peristiwa penting (jadi wajar sewaktu dia melihat orang tua , dia tidak tahu karena tidak pernah dan menanyakan hal tsb pada kusirnya) ] .
pangeran siddharta akhirnya pun memilih untuk mencapai penerangan sempurna untuk menyelamatkan makhluk dari kematian , tua dsb . mungkin untuk manusia biasa yang hatinya belum tercerahkan akan memilih menjadi raja yang hebat dan berkuasa .

mengapa sekarang mempermasalahkan pangeran siddharta dulunya berhubungan seks atau tidak ? saya rasa tidak masalah , seperti yang sudah saya katakan tadi , dia melakukan hub.seks ketika dia masih seorang pangeran . jika ternyata dia melakukan hub.seks ketika sudah menjadi pertapa atau sudah mencapai penerangan , baru kita permasalahkan.


tambahan ah,
mungkin ini adalah sesuatu yg membuktikan pada kita bahwa setiap manusia terdapat bibit Buddha didalamnya,sehingga kita,manusia2 akan berusaha untuk mencapai kebuddhaan karena sekarang kita mungkin berpikir "dulu pangeran siddharta z bisa melepas kehidupan duniawinya dan lalu terakhir2 mencapai penerangan sempurna,pasti kita suatu hari bisa donk"

coba kalau dulu pangeran siddharta lahir,langsung uda jadi pertapa dan sudah mencapai penerangan,dan dengan umur beberapa bulan uda bisa membabarkan buddha-dhamma n blablabla,,manusia sekarang akan berpikir "yeh,kita mana mungkin bisa mencapai penerangan sempurna,dulu pangeran siddharta kan dari lahir uda suci,dan sudah bisa mencapai penerangan,bagaimana mungkin kita manusia dapat mencapai kebuddhaan"

sekian dr bayangan,
maaf kalau ada yang salah,
namanya juga pendapat  :)) :))
Title: Re: Prilaku Buddha yang menyimpang?????
Post by: marcedes on 08 June 2009, 03:48:34 PM
wajar sajalah kalau pangeran siddharta melakukan hub.seks , dia melakukan hub.seks KETIKA dia masih menjadi PANGERAN , bukan SESUDAH dia menjadi PERTAPA , gitu aja kok repot .
ketika pangeran siddharta lahir , dia telah diramalkan bahwa suatu saat nanti dia akan menjadi raja yang sangat hebat atau menjadi seorang yang mencapai penerangan (lupa tepatnya apa) , berarti ketika itu dia mempunyai 2 pilihan . [sehingga ayahnya yang pada waktu itu ingin dia menjadi seorang raja untuk menggantikan tahtanya , tidak mengizinkan pangeran siddharta keluar agar tidak melihat 4 peristiwa penting (jadi wajar sewaktu dia melihat orang tua , dia tidak tahu karena tidak pernah dan menanyakan hal tsb pada kusirnya) ] .
pangeran siddharta akhirnya pun memilih untuk mencapai penerangan sempurna untuk menyelamatkan makhluk dari kematian , tua dsb . mungkin untuk manusia biasa yang hatinya belum tercerahkan akan memilih menjadi raja yang hebat dan berkuasa .

mengapa sekarang mempermasalahkan pangeran siddharta dulunya berhubungan seks atau tidak ? saya rasa tidak masalah , seperti yang sudah saya katakan tadi , dia melakukan hub.seks ketika dia masih seorang pangeran . jika ternyata dia melakukan hub.seks ketika sudah menjadi pertapa atau sudah mencapai penerangan , baru kita permasalahkan.


tambahan ah,
mungkin ini adalah sesuatu yg membuktikan pada kita bahwa setiap manusia terdapat bibit Buddha didalamnya,sehingga kita,manusia2 akan berusaha untuk mencapai kebuddhaan karena sekarang kita mungkin berpikir "dulu pangeran siddharta z bisa melepas kehidupan duniawinya dan lalu terakhir2 mencapai penerangan sempurna,pasti kita suatu hari bisa donk"

coba kalau dulu pangeran siddharta lahir,langsung uda jadi pertapa dan sudah mencapai penerangan,dan dengan umur beberapa bulan uda bisa membabarkan buddha-dhamma n blablabla,,manusia sekarang akan berpikir "yeh,kita mana mungkin bisa mencapai penerangan sempurna,dulu pangeran siddharta kan dari lahir uda suci,dan sudah bisa mencapai penerangan,bagaimana mungkin kita manusia dapat mencapai kebuddhaan"

sekian dr bayangan,
maaf kalau ada yang salah,
namanya juga pendapat  :)) :))
justru saya melihat dari sisi baliknya...
"ayo meditasi cuma 1 bulan saja bisa langsung sampai Sammsambuddha"
pasti ngantri dah orang daftar kursus vipassana dan samantha. ^^

sama seperti Agama tetangga "siapa bertobat langsung masuk surga atau siapa di beri Firman langsung nama di hapus dari neraka, disediakan tempat di surga"

semua orang mau cari instant bro. ^^
cara termudah dan hasil maksimal......hahaha

salam metta.