Dengan adanya bimbingan dari mentor coedabgf yang sudah tercerahkan mengenai Nibbana di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8515.0.html
Agar tidak melebar kemana2 di thread Nibbana, seperti saya minta di bawah agar beliau yang "tercerahkan" juga bisa memberikan bimbingan dalam abhidhamma pitaka, pertama dari Dhammasangani, bagian Tikamatika yang pertama
Quote from: markosprawira on 30 April 2009, 08:40:20 AM
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 08:09:09 AM
Quote from: savana_zhang on 29 April 2009, 03:40:37 PM
aku ini sifatnya tanpa inti diri yg kekal,aku ini berubah-ubah,aku ni tidak mutlak
aku yg sekarang tidaklah sama dg aku yg dulu namun bukan pula benar2 berbeda.emagnya kenapa sih?
km ini suka nanya orang tp g menjawab pertanyaan orang n replynya selalu nga ada yg berkaitan dg pernyataan orang alias mencari pertanyaan baru.nah khan km tanya mengenai apakah nibana dan mutlak itu lalu sy jawab
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
jd nibana itu mutlak tp mutlak tidak pasti adalah nibana,nibana adalah keadaan mutlak 1+1=2 adalah konsep mutlak
(nah anda harus tanggapi yg ini dulu donk biar sy tidak penasaran br nanya lg mengenai kebaradaan aku/diri)bgt lah berdiskusi
dan satu lagi ya tanggapannya mengenai udana yg menurut saya bertolak belakang dg tuhan samawi
karna udana itu dalam mahayana klo disimpulkan adalah setiap makhluk memiliki SIFAT KEBUDDHAAN
dan reply 25 dari bung dhannauttomo juga harus dijawab dulu sebelum anda menanya saya,saya khan penasaran
jgn mengelak terus,karena mengelak itu adalah sift samawi
yg lainnya juga harus menanggapi thread dr teman2 donk,klo setuju tulis setuju klo ada tambahan ya ditambah,klo g setuju tulis g setuju n alasannya.bgt lo.
tidak boleh melenceng dari topik karna akan membingungkan pembaca
seprti konsep diri/aku itu melenceng dari topic
Quote from: savana_zhang on 29 April 2009, 03:46:32 PM
raplu 35 isinya bro markos liat jamnya....,klo aku mo layani terus... ;D
gimana saya menjawab?
jawabannya saya pakai penjelasan anda sis savana :
aku ini sifatnya tanpa inti diri yg kekal,aku ini berubah-ubah,aku ni tidak mutlak
aku yg sekarang tidaklah sama dg aku yg dulu namun bukan pula benar2 berbeda.emagnya kenapa sih?
km ini suka nanya orang tp g menjawab pertanyaan orang n replynya selalu nga ada yg berkaitan dg pernyataan orang alias mencari pertanyaan baru.nah khan km tanya mengenai apakah nibana dan mutlak itu lalu sy jawab
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
jd nibana itu mutlak tp mutlak tidak pasti adalah nibana,nibana adalah keadaan mutlak 1+1=2 adalah konsep mutlak
(nah anda harus tanggapi yg ini dulu donk biar sy tidak penasaran br nanya lg mengenai kebaradaan aku/diri)bgt lah berdiskusi
seperti juga pernyataan pertanyaan bro mercedes sbb :
"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
mohon orang tercerahkan jawab.
jawabannya nih pertanyaan lagi deh ;D :))
saya tanya, semua itu produk (berasal) dari apa?
silahkan renungkan jawaban pertanyaan saya (semua mewakili jawaban pertanyaan dan gambaran kondisi anda dan tingkatan kebijaksanaan pemikiran/pandangan anda) dengan pandangan/pemahaman/pengetahuan teman/umat. (dan dengan hubungannya yang guru Buddha bilang 'spekulasi' )
good hope and love
sahabat, coedabgf
boleh tahu apa yg anda maksud dengan "Semua"?
Karena sejauh yg saya tahu, "semua" itu hanyalah proses yg berlangsung timbul dan tenggelam?
Sama seperti anda menanyakan "air sungai" itu berasal dari apa? air, akar pohon, lumpur, angin, hujan, atau dari apa?
Jika memang anda memang merasa sudah tercerahkan dan kami semua masih "bodoh"...... saya akan tutup thread ini dan saya akan buka thread baru "Penjelasan rekan coedabgf yang tercerahkan".
Mohon dengan hormat mengingat ini ada di thread Abhidhamma, saya minta penjelasan mengenai kitab2 yg ada dalam abhidhamma.
Dimulai dari kitab no. 1 : Dhammasangani, bagian Tikamatika dan Dukamatika (sisanya saya juga belum baca), mulai dari Tikamatika yang pertama.
Mohon petunjuknya.......
Mohon petunjuknya....... _/\_
Jika mentor coedabgf berkenan, saya ingin menanyakan mengenai bagaimana proses dari Khandha bisa menjadi Dhatu..
Misal Vinnanakhandha bisa menjadi Vinnanadhatu?
mohon penjelasan agar kami bisa lebih mengerti bagaimana batin ini berproses ^:)^
maaf bro..., koreksi... saya gak pernah bilang yang tercerahkan, itu bahasa positif atau negatif siapa?
saudara kuda,
anda diminta menjelaskan sampai2 dibuatkan thread sendiri, jelaskanlah... jangan mutar2 aja kerjanya...
bro markos jangan ditutup dong thread apa itu Nibanna. kan... blom ada tanggapan dari teman-teman yang bertanya atas jawaban berupa pertanyaan saya atas pernyataan atau pertanyaan mereka. Biar ada urutan permasalahannya.
dilanjutkan disini aja...
semua itu dimaksudkan pada pernyataan atau pertanyaan ini :
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
dan
"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
dan juga semua hasil-hasil pemikiran.
dimulai aja dari yg di quote paling awal itu... kan ada pertanyaan dari saudara markos, maka jawablah pertanyaan itu saudara kuda
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 09:09:11 AM
semua itu dimaksudkan pada pernyataan atau pertanyaan ini :
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
dan
"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
dan juga semua hasil-hasil pemikiran.
dear bro coedabgf,
bagi saya, melihat semuanya itu masih awang2 termasuk "apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
Karena saya butuh latihan utk mengerti ke arah sana, maka saya ajukan pertanyaan di postingan awal :
QuoteMisal Vinnanakhandha bisa menjadi Vinnanadhatu?
mohon penjelasan agar kami bisa lebih mengerti bagaimana batin ini berproses
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 08:57:13 AM
maaf bro..., koreksi... saya gak pernah bilang yang tercerahkan, itu bahasa positif atau negatif siapa?
Itu logika bahwa jika anda sudah memahami mengenai nibbana, serta kelahiran seperti yg anda sebut dibawah
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 09:09:11 AM
semua itu dimaksudkan pada pernyataan atau pertanyaan ini :
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
dan
"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
dan juga semua hasil-hasil pemikiran.
Karena sejauh yg saya baca, itu yg disebut dengan pencerahan : mengerti mengenai arti kehidupan yang sesungguhnya
Maaf saya baru bisa berwacana sebatas buku saja karena masih tebalnya moha saya....
dear mentor coedabgf
pertanyaan akan saya tambah besok yah karena saya masih harus membuka2 lagi dhammasangani, semoga bisa membimbing agar lebih bisa memahami mengenai nama , rupa dan nibbana seperti yg anda coba jelaskan ke bro savana
saya juga ada kitab kedua yaitu Vibhanga, nanti mohon petunjuknya juga yah......
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 09:09:11 AM
semua itu dimaksudkan pada pernyataan atau pertanyaan ini :
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
:)) aya aya wae...
Bagaimana bisa memahami Udana 8.3 jika kata mutlak saja tidak paham :))
saudara coedabgf yg bijak,
dahulu kala 500 tahun lalu ^^ saya tanyakan "apakah kelahiran = penderitaan?"
anda katakan "semua disini belum tercerahkan dan masih belum mengenal kebenaran sejati"
karena anda katakan demikian,maka saya tanya balik "kebenaran sejati itu seperti apa?"
anda malah menjawab hal sama..... dan ujung-ujung nya anda juga tidak tahu kebenaran sejati.
padahal kebenaran sejati itu tidaklah jauh dari kita....
garam rasanya asin,
gula rasanya manis,
di tonjok ade ra* pasti sakit,^^
habis makan banyak pasti kenyang.
api itu panas....
semua itu kebenaran sejati...bukan dibuat-buat.
Quoteintinya, aku yang bro dhanuttono dan juga semua makhluk (yang belum tercerahkan) akui/anggap sebagai (keberadaan) diri dengan segala kekuatannya (pengalaman/pencerapan/pengetahuan/kebijaksanaanya) itu adalah bukan yang sesungguhnya.
betul-betul menggambarkan orang yang telah tercerahkan....
apakah kelahiran adalah merupakan penderitaan?
apakah garam rasanya asin?
jadi yang sesungguhnya/kebenaran sejati itu bagaimana?
salam metta.
saya gak mengatakan nyata-nyata ini loh :
anda katakan "semua disini belum tercerahkan dan masih belum mengenal kebenaran sejati"
bro mercedes...,
sama kan... pola pandangan reply#12 seperti dua pertanyaan/pernyataan diatas (bro mercedes dan sis savana).
Masalahnya satu, bro coeda mencoba menerjemahkan ajaran Buddha dengan rujukan diluar ajaran Sang Tathagata. Dan mencoba menyamakannya. Seakan-akan pengalaman sendiri itu adalah kebenarannya, tetapi dirinya sendiri tidak yakin itu kebenaran terlihat dengan tidak menjawab pertanyaan langsung kawan2.
Saran saya, sekalipun kita belum tercerahkan tetaplah berjalan pada praktek untuk membuktikan apakah benar Ajaran Buddha seperti demikian, bukan membuktikan ajaran Buddha dengan praktek yg lain tentu saja tidak ketemu. Ingin membuktikan air itu terdiri dari H20 atau tidak, tetapi bahan percobaanya adalah dengan menyalakan api tentu saja ngak nyambung.
Ciri orang yg tercerahkan atau org yg belum tercerahkan tetapi berniat untuk sharing hal bermanfaat adalah kata2nya /kalimatnya sederhana, mudah dicerna, dan tidak berputar2 ketika ditanya atau banyak alasan seperti filusuf jadi2an.
Mudah2an dicerna dengan baik, bila hati dan akal sehatnya masih bekerja dengan baik.
Smoga bermanfaat. _/\_
Siapakah umat Buddhist (baik rohaniawan atau awam) yang sudah tercerahkan?
bro mercedes, tahukan anda dari semua bahasan tulisan anda, bahkan secara umum pandangan siapapun umat (baik rohaniawan ataupun awam) dalam status tingkatan rohani yang berbeda, apa bedanya dengan bahasan tulisan saya?, seperti(nya) anda menghilangkan bagian yang terpenting ini pada brahmajala sutta, tetapi malah saya menimbulkan kutipan brahmajala sutta ini pada jawaban tulisan saya sebagai berikut dibawah ini :
Seperti syair guru Buddha tentang bahkan (pengetahuan tertinggi) Dhammapun seperti sebuah rakit yang harus ditinggalkan/ditanggalkan untuk menjejak di pantai seberang, apalagi yang (bersifat) fenomena atau bukan yang nyata/sejati, hanya (bersifat) sementara, berasal dari yang (bersifat) sementara/khayal/ilusi, bukan yang sesungguhnya. Seperti yang guru Buddha bilang bahwa semua hanyalah (bersifat) spekulasi, spekulator, para pembicara tentang hal-hal itu pada kenyataannya.
Kenyataan atau kritik pedas buat seluruh umat (Buddhist)!
wah bro mod jangan dilock dulu yach. Saya mo jelaskan/kasih gambaran mengapa umat awam jalan umum (masih bersifat dangkal/jasmaniah, dimana pengajaran oleh guru Buddha diajarkan agar pembina umum/umat awam jalan umum untuk dapat mengenali/menanggalkan/memisahkan/melepaskan kelekatan ciri atta diri) sebelum dapat mengerti tentang pada akhirnya untuk mencapai keberhasilan para pembina yang bertekad, tulus dan murni harus masuk melalui jalan mulia (mahayana) untuk dapat menembus pengetahuan sejati pencerahan (hati bodhi/hati sunya/keBuddhaan/pengalaman nibanna).
Gambaran umum umat (jalan awam) keadaannya seperti syairku pada poemofpathofwisdom.blogspot.com :
Semua (masih) hanyalah kekhayalan
Mau keluar kekhayalan memakai kekhayalan
Menyelami yang sejati (masih) terikat pada yang terkondisi
Menilai yang Mutlak dari (keterbatasan) pengalaman persepsi kemelekatan (pada) yang sementara
tetapi bila semua masih diukur dari oleh karena masih tercekatnya (belum dapat menanggalkan) pada atta diri yang annica anatta, semua pengetahuan kebijaksanaan apapun yang ada hanyalah (hanya berasal dari sudut pandang pengetahuan kebijaksanaan pengalaman kenyataan keberadaan atta (yabg anicca anatta) diri) ilusi yaitu kekhayalan dan kebanggaan (kemelekatan) atta diri. (Seperti kisah Ananda tercerahkan.)
Apalagi atau lebih parah lagi melekat keluar (takhayul) seperti yang diajarkan dan dipraktekkan pada beberapa aliran Buddhisme, seperti melalui sex, melalui penyiksaan diri, melalui kemelekatan/pengandalan kepada seseorang (pengakuan) manifestasi Buddha/Bodhisatva hidup di dunia, benda-benda yang dibilang suci/jimat-jimat/mengandung kekuatan gaib dsbnya.
semoga ada yang dapat merenungi dan mengerti menanggalkan/meninggalkan rakit (khayalan diri/palsu) yang sebenarnya bukan rakit karena sebenarnya belum membebaskan diri/menanggalkan diri berpindah (menaiki) ke rakit Dharma yang sebenarnya atau masih (menginjak) di daratan di seberang sana hilir mudik dengan (menunggangi) pengetahuan palsu sejati attanya dengan kebanggaan pengetahuannya.
Semoga tidak marah/tersinggung (attanya). Grin
good hope and love
coedabgf
-----------------------------------
saudara coedabgf yg bijak
silahkan anda baca-baca sendiri hasil postingan anda, yang menyatakan "semua disini" itu apa?
anda berani menyatakan tentang kebenaran, tetapi waktu ditanya jawabannya berputar-putar
dari dulu pandangan seperti itu sudah ada dalam brahmajala sutta.
mungkin 99% semua user disini belum ada yang mencapai arahat.
tetapi bukan berarti semua pengetahuan mereka itu "palsu" atau "tidak layak di dengar" atau seperti yang anda katakan "masih khayalan"
anak SD saja yang menyatakan Garam rasanya asin, maka anak SD itu menyatakan kebenaran kok.
salam metta.
kutipan dari beberapa pertanyaan dan pernyataan kawan-kawan :
jawabannya saya pakai penjelasan anda sis savana :
aku ini sifatnya tanpa inti diri yg kekal,aku ini berubah-ubah,aku ni tidak mutlak
aku yg sekarang tidaklah sama dg aku yg dulu namun bukan pula benar2 berbeda.emagnya kenapa sih?
km ini suka nanya orang tp g menjawab pertanyaan orang n replynya selalu nga ada yg berkaitan dg pernyataan orang alias mencari pertanyaan baru.nah khan km tanya mengenai apakah nibana dan mutlak itu lalu sy jawab
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
jd nibana itu mutlak tp mutlak tidak pasti adalah nibana,nibana adalah keadaan mutlak 1+1=2 adalah konsep mutlak
(nah anda harus tanggapi yg ini dulu donk biar sy tidak penasaran br nanya lg mengenai kebaradaan aku/diri)bgt lah berdiskusi
seperti juga pernyataan pertanyaan bro mercedes sbb :
"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
mohon orang tercerahkan jawab.
padahal kebenaran sejati itu tidaklah jauh dari kita....
garam rasanya asin,
gula rasanya manis,
di tonjok ade ra* pasti sakit,^^
habis makan banyak pasti kenyang.
api itu panas....
semua itu kebenaran sejati...bukan dibuat-buat.
anak SD saja yang menyatakan Garam rasanya asin, maka anak SD itu menyatakan kebenaran kok.
makanya saya ada tulis pada jawaban saya untuk direnungkan tenang-tenang, pelan-pelan baik-baik secara seksama dengan hati terbuka bebas dari tembok ego.
kutipan :
jawabannya nih pertanyaan lagi deh :
saya tanya, semua itu produk (berasal) dari apa?
silahkan renungkan jawaban pertanyaan saya (semua mewakili jawaban pertanyaan dan gambaran kondisi anda dan tingkatan kebijaksanaan pemikiran/pandangan anda) dengan pandangan/pemahaman/pengetahuan teman/umat. (dan dengan hubungannya yang guru Buddha bilang 'spekulasi' - brahmajala sutta)
good hope and love
sahabat, coedabgf
apa hubungannya pertanyaan/pernyataan anda teman-teman dengan jawaban pertanyaan saya kepada anda teman-teman dengan kutipan ghata-ghata ini :
'Subhuti, keberadaan konsepsi keakuan dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan keberadaan konsepsi diri tetapi orang awam menganggapnya sebagai keberadaan konsepsi keakuan.
Subhuti, orang awam dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan orang awam. Oleh sebab itu dinamakan orang awam.'
'Jika hati makhluk hidup masih melekat pada ciri, maka mereka selalu terikat pada ciri yang membedakan keakuan, manusia, makhluk hidup, dan kehidupan.'
jadi apa sebabnya timbul suatu ketidak penembusan pengetahuan atau pengertian/pemahaman yang benar seperti keadaan gambaran bro bond pada reply #16 diatas, karena penjelasannya (misal sutra/sutta-sutta guru Buddha) atau (karena pada kondisi) ikatan/kemelekatan pribadi/umat/awam/orang/makhluk tersebut?
bro... kutipan-kutipan ghata sutra jangan dihapus lagi yah bro..., mungkin ada teman-teman yang dapat melihat, buat bisa membantu pemahaman.
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 11:07:26 AM
bro... kutipan-kutipan ghata sutra jangan dihapus lagi yah bro..., mungkin ada teman-teman yang dapat melihat, buat bisa membantu pemahaman.
to be honest, dgn membaca komentar/'jawaban'/feedback dari bro coedabgf, Elin semakin gak ngerti apa
INTI nya....
Bukan membantu agar lebih paham..
bahas lah pertanyaan satu persatu... jangan membalas pertanyaan A dengan jawaban yg isi nya disuruh cari jawaban pertanyaan B, dll...
ada pertanyaan 8+12 = ?, bro kasih jawaban nya "kalian renungkan lah sendiri yaitu 4x5..." atau bro malah memberikan jawaban nya untuk kami renungkan 20÷4 (gaaaa nyambung....)
Kalau emang bener paham, langsung aja kasih tau jawabannya 20... beres kan...
Don't u get my point??
Kalau org lain telah membantu memberikan jawaban atas pertanyaan yang kita ajukan, maka kita juga
HARUS memberikan timbal balik yang lebih baik lagi.. Tolong jangan memberikan pertanyaan yang 'lompat-lompat'...
Hargai/jawab pertanyaan rekan2 lain (dengan jawaban tentunya, bukan dengan pertanyaan baru) jika pertanyaan anda ingin dihargai/dijawab oleh lainnya..
Jika bro coedabgf tidak bisa menghargai yang lain, maka mohon maaf lebih baik pertanyaan dari bro tidak perlu dijawab / di bahas...Hargailah rekan2 lain (termasuk Elin) yang masih ingin belajar mengenai Dhamma...
Bukan belajar cara putar2 topik lhooo...
_/\_
Maaf jika ada yang tersinggung...
Sederhana saja, bentuk tercerahkan itu seperti apa? apa seperti anda?
Bentuk khayalan seperti apa? apa seperti kami yang di sini?
*) mohon dijawab dengan bahasa manusia jangan bahasa Dewa ;D
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 10:43:03 AM
kutipan dari beberapa pertanyaan dan pernyataan kawan-kawan :
jawabannya saya pakai penjelasan anda sis savana :
aku ini sifatnya tanpa inti diri yg kekal,aku ini berubah-ubah,aku ni tidak mutlak
aku yg sekarang tidaklah sama dg aku yg dulu namun bukan pula benar2 berbeda.emagnya kenapa sih?
km ini suka nanya orang tp g menjawab pertanyaan orang n replynya selalu nga ada yg berkaitan dg pernyataan orang alias mencari pertanyaan baru.nah khan km tanya mengenai apakah nibana dan mutlak itu lalu sy jawab
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
jd nibana itu mutlak tp mutlak tidak pasti adalah nibana,nibana adalah keadaan mutlak 1+1=2 adalah konsep mutlak
(nah anda harus tanggapi yg ini dulu donk biar sy tidak penasaran br nanya lg mengenai kebaradaan aku/diri)bgt lah berdiskusi
seperti juga pernyataan pertanyaan bro mercedes sbb :
"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
mohon orang tercerahkan jawab.
padahal kebenaran sejati itu tidaklah jauh dari kita....
garam rasanya asin,
gula rasanya manis,
di tonjok ade ra* pasti sakit,^^
habis makan banyak pasti kenyang.
api itu panas....
semua itu kebenaran sejati...bukan dibuat-buat.
anak SD saja yang menyatakan Garam rasanya asin, maka anak SD itu menyatakan kebenaran kok.
makanya saya ada tulis pada jawaban saya untuk direnungkan tenang-tenang, pelan-pelan baik-baik secara seksama dengan hati terbuka bebas dari tembok ego.
kutipan :
jawabannya nih pertanyaan lagi deh :
saya tanya, semua itu produk (berasal) dari apa?
silahkan renungkan jawaban pertanyaan saya (semua mewakili jawaban pertanyaan dan gambaran kondisi anda dan tingkatan kebijaksanaan pemikiran/pandangan anda) dengan pandangan/pemahaman/pengetahuan teman/umat. (dan dengan hubungannya yang guru Buddha bilang 'spekulasi' - brahmajala sutta)
good hope and love
sahabat, coedabgf
apa hubungannya pertanyaan/pernyataan anda teman-teman dengan jawaban pertanyaan saya kepada anda teman-teman dengan kutipan ghata-ghata ini :
'Subhuti, keberadaan konsepsi keakuan dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan keberadaan konsepsi diri tetapi orang awam menganggapnya sebagai keberadaan konsepsi keakuan.
Subhuti, orang awam dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan orang awam. Oleh sebab itu dinamakan orang awam.'
'Jika hati makhluk hidup masih melekat pada ciri, maka mereka selalu terikat pada ciri yang membedakan keakuan, manusia, makhluk hidup, dan kehidupan.'
jadi apa sebabnya timbul suatu ketidak penembusan pengetahuan atau pengertian/pemahaman yang benar seperti keadaan gambaran bro bond pada reply #16 diatas, karena penjelasannya (misal sutra/sutta-sutta guru Buddha) atau (karena pada kondisi) ikatan/kemelekatan pribadi/umat/awam/orang/makhluk tersebut?
Kembali saya bertanya :
Quoteboleh tahu apa yg anda maksud dengan "Semua"?
Karena sejauh yg saya tahu, "semua" itu hanyalah proses yg berlangsung timbul dan tenggelam?
Sama seperti anda menanyakan "air sungai" itu berasal dari apa? air, akar pohon, lumpur, angin, hujan, atau dari apa?
Diatas anda menyebut "HATI", apakah HATI itu = nama/batin?
lalu apakah bedanya dengan nama/batin yg terdiri dari citta/pikiran dan cetasika/faktor2 batin?
Jika memang anda menyebut2 mengenai konsepsi, saya bertanya secara proses batin pada pertanyaan saya no. 1 :
Bagaimana Khandha bisa berubah menjadi Dhatu? ini proses di batin loh.....
bagaimana dari vinnana khandha bisa berproses menjadi vinnana dhatu, rupa khandha menjadi rupa dhatu, dstnya........
Mohon bisa dijawab dengan langsung to the point (pls ga usah pake renung2in yah)
metta
Reputasiku sekarang minus 2 :o
Begini saja bro, anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu. kita bahas bersama. atau mungkin anda mo menguji sutta tertentu dan kita bahas bersama, apa pandangan anda dan apa pandangan saya.
Klo tahu proses di batin, mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)? mengapa? apakah itu karena masih bersifat spekulasi kebenarannya? makanya supaya jangan berspekulasi, saya ajak seperti pada paragraf awal.
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 06:17:22 PM
Reputasiku sekarang minus 2 :o
Begini saja bro, anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu. kita bahas bersama. atau mungkin anda mo menguji sutta tertentu dan kita bahas bersama, apa pandangan anda dan apa pandangan saya.
Klo tahu proses di batin, mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)? mengapa? apakah itu karena masih bersifat spekulasi kebenarannya? makanya supaya jangan berspekulasi, saya ajak seperti pada paragraf awal.
bos, itu ada pertanyaan diatas, anda bersedia menjawab apa tidak??? klo bersedia jangan berkelit terus donkkkk...
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 06:17:22 PM
Reputasiku sekarang minus 2 :o
Begini saja bro, anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu. kita bahas bersama. atau mungkin anda mo menguji sutta tertentu dan kita bahas bersama, apa pandangan anda dan apa pandangan saya.
Klo tahu proses di batin, mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)? mengapa? apakah itu karena masih bersifat spekulasi kebenarannya? makanya supaya jangan berspekulasi, saya ajak seperti pada paragraf awal.
Yg tercerahkan masih mikirin reputasi -2 ^-^
Kalo mo bersepakat, jawab dulu pertanyaan teman2 :)
;D ;D ;D
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 06:17:22 PM
Reputasiku sekarang minus 2 :o
Begini saja bro, anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu. kita bahas bersama. atau mungkin anda mo menguji sutta tertentu dan kita bahas bersama, apa pandangan anda dan apa pandangan saya.
Klo tahu proses di batin, mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)? mengapa? apakah itu karena masih bersifat spekulasi kebenarannya? makanya supaya jangan berspekulasi, saya ajak seperti pada paragraf awal.
:| :| cape decccchhhh... #-o #-o
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 06:17:22 PM
Reputasiku sekarang minus 2 :o
Begini saja bro, anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu. kita bahas bersama. atau mungkin anda mo menguji sutta tertentu dan kita bahas bersama, apa pandangan anda dan apa pandangan saya.
Klo tahu proses di batin, mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)? mengapa? apakah itu karena masih bersifat spekulasi kebenarannya? makanya supaya jangan berspekulasi, saya ajak seperti pada paragraf awal.
pengetahuan atas kebenaran sempurna bukan seperti utak atik gatuk ajaran samawi terlebih ajaran agama kr****n cm mengatakan "percaya" sy sudah terselamatkan dan mengerti semuanya, itu namanya berspekulasi atas kebenaran...
pertanyaan pertama anda "saya ajak seperti pada paragraf awal" yaitu "anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu" :
jawaban saya :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
disitu diuraikan mengenai bathin, sy tunggu jawaban anda...
pertanyaan kedua anda "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)?"
jawaban saya :
sekali lagi dhamma layaknya pendidikan, jika seseorang masih dalam taraf belajar teori dan belum mempraktekannya lebih jauh, maka hanya pelajaran itu tetaplah menjadi teori... (sudah menjawab pertanyaan anda)
karena terbatasnya kemampuan manusia, maka dibutuhkan proses untuk pembelajaran dan praktek nyata dalam pencapaian tujuan... jika anda tanya "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha" bathin itu dapat diketahui secara pasti melalui proses kedalam diri dan perenungan yang biasa disebut meditasi, pencapaian pengetahui atas kebenaran bathin berbeda antara seseorang dengan orang lain, karena praktek dan pengalaman masing2 pada saat ber-meditasi berbeda-beda...
pertanyaan saya ke anda, apakah anda sudah memahami kebenaran sempurna ? seperti apa kebenaran sempurna yang anda pahami itu ?
Quote from: Hendra Susanto on 30 April 2009, 09:24:07 PM
:| :| cape decccchhhh... #-o #-o
gpp bro, ikuti aja alur model diskusi dia... ada 1 inti yg sudah terlihat dari awal diskusi, dia mau menunjukan bahwa ada tuhan yang menciptakan manusia, meliputi bathin yg dikatakan oleh dia bersumber dr tuhan nya itu lah yg dikatakan oleh dia sebagai kebenaran sejati nya... sehingga ia merasa telah menemukan kebenaran sejati dan telah tercerahkan, tapi tidak sadar bahwa dia masih berkutat di level spekulasi...
Quote from: dhanuttono on 30 April 2009, 09:44:09 PM
Quote from: Hendra Susanto on 30 April 2009, 09:24:07 PM
:| :| cape decccchhhh... #-o #-o
gpp bro, ikuti aja alur model diskusi dia... ada 1 inti yg sudah terlihat dari awal diskusi, dia mau menunjukan bahwa ada tuhan yang menciptakan manusia, meliputi bathin yg dikatakan oleh dia bersumber dr tuhan nya itu lah yg dikatakan oleh dia sebagai kebenaran sejati nya... sehingga ia merasa telah menemukan kebenaran sejati dan telah tercerahkan, tapi tidak sadar bahwa dia masih berkutat di level spekulasi...
wah klo memang begitu... beda pandangan donkk... jadi buat apa berdiskusi lagi...
se7 ama Bond..
Kalo mau bersepakat, jawab dulu pertanyaan nya..!!
Kenapa malah cuma bisa NYENGIR DOANKZ..??
Ga bs jawab ya, buntu? Uda ga bs ngeles lagi nih.. Waah coedadgf jurangan bajaj yee?
Hohohoho...
Selamat merenungkan pertanyaan dr bro markos yakz (sorry Elin gak bisa bantu ksh jawaban krn jujur aja Elin gak ngerti terlalu dalam ttg Sutta), kalo perlu tanya ama Bikkhu, guru Abhidhamma class, meditasi jg blh tuh...
:)
Quote from: Elin on 30 April 2009, 11:03:17 PM
se7 ama Bond..
Kalo mau bersepakat, jawab dulu pertanyaan nya..!!
Kenapa malah cuma bisa NYENGIR DOANKZ..??
Ga bs jawab ya, buntu? Uda ga bs ngeles lagi nih.. Waah coedadgf jurangan bajaj yee?
Hohohoho...
Selamat merenungkan pertanyaan dr bro markos yakz (sorry Elin gak bisa bantu ksh jawaban krn jujur aja Elin gak ngerti terlalu dalam ttg Sutta), kalo perlu tanya ama Bikkhu, guru Abhidhamma class, meditasi jg blh tuh...
:)
koq jadi suasananya seperti ada aura yang emosi negatif sih? ada rasa menang-kalah, ada rasa persaingan, ada rasa perseteruan/kecurigaan khususnya kemarahan/panas hati/emosi beberapa teman?
Quote from: dhanuttono on 30 April 2009, 09:40:59 PM
pengetahuan atas kebenaran sempurna bukan seperti utak atik gatuk ajaran samawi terlebih ajaran agama kr****n cm mengatakan "percaya" sy sudah terselamatkan dan mengerti semuanya, itu namanya berspekulasi atas kebenaran...
pertanyaan pertama anda "saya ajak seperti pada paragraf awal" yaitu "anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu" :
jawaban saya :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
disitu diuraikan mengenai bathin, sy tunggu jawaban anda...
pertanyaan kedua anda "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)?"
jawaban saya :
sekali lagi dhamma layaknya pendidikan, jika seseorang masih dalam taraf belajar teori dan belum mempraktekannya lebih jauh, maka hanya pelajaran itu tetaplah menjadi teori... (sudah menjawab pertanyaan anda)
karena terbatasnya kemampuan manusia, maka dibutuhkan proses untuk pembelajaran dan praktek nyata dalam pencapaian tujuan... jika anda tanya "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha" bathin itu dapat diketahui secara pasti melalui proses kedalam diri dan perenungan yang biasa disebut meditasi, pencapaian pengetahui atas kebenaran bathin berbeda antara seseorang dengan orang lain, karena praktek dan pengalaman masing2 pada saat ber-meditasi berbeda-beda...
pertanyaan saya ke anda, apakah anda sudah memahami kebenaran sempurna ? seperti apa kebenaran sempurna yang anda pahami itu ?
kutipan :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)jawaban coedabgf :
Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?kutipan bro dhanutonno :
sekali lagi dhamma layaknya pendidikan, jika seseorang masih dalam taraf belajar teori dan belum mempraktekannya lebih jauh, maka hanya pelajaran itu tetaplah menjadi teori... (sudah menjawab pertanyaan anda)
karena terbatasnya kemampuan manusia, maka dibutuhkan proses untuk pembelajaran dan praktek nyata dalam pencapaian tujuan... jika anda tanya "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha" bathin itu dapat diketahui secara pasti melalui proses kedalam diri dan perenungan yang biasa disebut meditasi, pencapaian pengetahui atas kebenaran bathin berbeda antara seseorang dengan orang lain, karena praktek dan pengalaman masing2 pada saat ber-meditasi berbeda-beda...makanya supaya jangan berspekulasi/simpang siur yang blum jelas arahnya (oleh karena kenyataan seperti penjelasan pada kutipan saya
huruf tebal hitam dibawah), saya mengajak seperti kutipan hijau :
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 08:42:12 PM
Begini saja bro, anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu. kita bahas bersama. atau mungkin anda mo menguji sutta tertentu dan kita bahas bersama, apa pandangan anda dan apa pandangan saya.
Klo tahu proses di batin, mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)? mengapa? apakah itu karena masih bersifat spekulasi kebenarannya? makanya supaya jangan berspekulasi, saya ajak seperti pada paragraf awal.
Quote from: Elin on 30 April 2009, 11:03:17 PM
Kenapa malah cuma bisa NYENGIR DOANKZ..??
Ga bs jawab ya, buntu? Uda ga bs ngeles lagi nih.. Waah coedadgf jurangan bajaj yee?
Hohohoho...
u know..dont' u understand (,do you)?.., semoga dengan cengiranku kawanku menjadi sadar, coba deh klo anda yang menguras reputasiku, pasti anda merasakan (makna) cengir kudaku loh. Klo gak... wah gak tahu dah sudah kebal atau tumpul oleh karena emosi. ;D (nyengir kuda lagi!)
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 07:10:19 AM
koq jadi suasananya seperti ada aura yang emosi negatif sih? ada rasa menang-kalah, ada rasa persaingan, ada rasa perseteruan/kecurigaan khususnya kemarahan/panas hati/emosi beberapa teman?
bukan gitu bro... anda salah persepsi...
tapiiii Elin gak mau jawab akh, soalna gak mau terjebak dengan pertanyaan bro yang dikeluarkan sebelum bro kasih jawaban atas pertanyaan rekan2 lainnya... :)
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 07:10:19 AM
jawaban coedabgf :
Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?
Begini saja bro, anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu. kita bahas bersama. atau mungkin anda mo menguji sutta tertentu dan kita bahas bersama, apa pandangan anda dan apa pandangan saya.
Klo tahu proses di batin, mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)? mengapa? apakah itu karena masih bersifat spekulasi kebenarannya? makanya supaya jangan berspekulasi, saya ajak seperti pada paragraf awal.
wakakakak... mana ada jawab pertanyaan yang diakhiri tanda tanya.....
itu mah bukan jawaban tapi anda memberikan pertanyaan baru untuk rekan2 semua..
sadarlah bro....
ternyata masih ngeles juga nih... bukan kasih jawaban malah berpura2 ngajak bahas sutta..
Laaaah emang nya dari diskusi yg kemaren2 dibahas itu bukan sutta?? =))
^
^
_/\_
Quote from: dhanuttono on 30 April 2009, 09:40:59 PM
karena terbatasnya kemampuan manusia, maka dibutuhkan proses untuk pembelajaran dan praktek nyata dalam pencapaian tujuan... jika anda tanya "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha" (karena) bathin itu dapat diketahui secara pasti melalui proses kedalam diri dan perenungan yang biasa disebut meditasi, pencapaian pengetahui atas kebenaran bathin berbeda antara seseorang dengan orang lain, karena praktek dan pengalaman masing2 pada saat ber-meditasi berbeda-beda...
pertanyaan saya ke anda, apakah anda sudah memahami kebenaran sempurna ? seperti apa kebenaran sempurna yang anda pahami itu ?
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 07:10:19 AM
koq jadi suasananya seperti ada aura yang emosi negatif sih? ada rasa menang-kalah, ada rasa persaingan, ada rasa perseteruan/kecurigaan khususnya kemarahan/panas hati/emosi beberapa teman?
Saya sih ga negatif kok bro..... bahkan kalau anda keberatan dengan reputasi -2, jika reputasi saya bisa ditransfer, udah saya kasih semua ke anda loh.....
Hendaknya jgn pikirkan apa yg SAYA dapat dari pihak lain,
tapi apa yg bisa diberikan kepada pihak lainQuote from: coedabgf on 01 May 2009, 07:10:19 AM
Quote from: dhanuttono on 30 April 2009, 09:40:59 PM
pengetahuan atas kebenaran sempurna bukan seperti utak atik gatuk ajaran samawi terlebih ajaran agama kr****n cm mengatakan "percaya" sy sudah terselamatkan dan mengerti semuanya, itu namanya berspekulasi atas kebenaran...
pertanyaan pertama anda "saya ajak seperti pada paragraf awal" yaitu "anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu" :
jawaban saya :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
disitu diuraikan mengenai bathin, sy tunggu jawaban anda...
pertanyaan kedua anda "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)?"
jawaban saya :
sekali lagi dhamma layaknya pendidikan, jika seseorang masih dalam taraf belajar teori dan belum mempraktekannya lebih jauh, maka hanya pelajaran itu tetaplah menjadi teori... (sudah menjawab pertanyaan anda)
karena terbatasnya kemampuan manusia, maka dibutuhkan proses untuk pembelajaran dan praktek nyata dalam pencapaian tujuan... jika anda tanya "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha" bathin itu dapat diketahui secara pasti melalui proses kedalam diri dan perenungan yang biasa disebut meditasi, pencapaian pengetahui atas kebenaran bathin berbeda antara seseorang dengan orang lain, karena praktek dan pengalaman masing2 pada saat ber-meditasi berbeda-beda...
pertanyaan saya ke anda, apakah anda sudah memahami kebenaran sempurna ? seperti apa kebenaran sempurna yang anda pahami itu ?
kutipan :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
jawaban coedabgf :
Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?
Anda mau bahas sutta MENURUT anda sendiri, atau berdiskusi yang baik? Jika ingin diskusi yg baik, tanggapilah apa yg sudah disampaikan oleh bro dhanu, berdasar pada sutta, bukan dengan memberikan pertanyaan lagi tanpa memberikan feedback apa pendapat anda
Atau anda jika memang anda mau bertanya, silahkan bertanya tapi itu tidak menjadi diskusi, melainkan tanya jawab
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 07:10:19 AM
kutipan bro dhanutonno :
sekali lagi dhamma layaknya pendidikan, jika seseorang masih dalam taraf belajar teori dan belum mempraktekannya lebih jauh, maka hanya pelajaran itu tetaplah menjadi teori... (sudah menjawab pertanyaan anda)
karena terbatasnya kemampuan manusia, maka dibutuhkan proses untuk pembelajaran dan praktek nyata dalam pencapaian tujuan... jika anda tanya "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha" bathin itu dapat diketahui secara pasti melalui proses kedalam diri dan perenungan yang biasa disebut meditasi, pencapaian pengetahui atas kebenaran bathin berbeda antara seseorang dengan orang lain, karena praktek dan pengalaman masing2 pada saat ber-meditasi berbeda-beda...
makanya supaya jangan berspekulasi/simpang siur yang blum jelas arahnya (oleh karena kenyataan seperti penjelasan pada kutipan saya huruf tebal hitam dibawah), saya mengajak seperti kutipan hijau :
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 08:42:12 PM
Begini saja bro, anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu. kita bahas bersama. atau mungkin anda mo menguji sutta tertentu dan kita bahas bersama, apa pandangan anda dan apa pandangan saya.
Klo tahu proses di batin, mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)? mengapa? apakah itu karena masih bersifat spekulasi kebenarannya? makanya supaya jangan berspekulasi, saya ajak seperti pada paragraf awal.
Nah biar ga berspekulasi, mari kita bahas proses batin, dari Khandha menjadi Dhatu,gimana? jika memang anda mau secara sutta, mari kita sama2 diskusi biar ga jadi spekulasi
NB : saya sudah tunggu sejak halaman 1, dan tidak ada jawaban anda atas proses Khandha menjadi Dhatu. Padahal anda mau bahas MAHLUK
jawaban coedabgf :
Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?[/
tapi kenapa tidak bahas proses Khandha menjadi Dhatu yang ada di dalam mahluk?
saya tunggu diskusi anda mengenai mahluk secara proses per proses yah......
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 09:20:01 AM
Saya sih ga negatif kok bro..... bahkan kalau anda keberatan dengan reputasi -2, jika reputasi saya bisa ditransfer, udah saya kasih semua ke anda loh.....
Hendaknya jgn pikirkan apa yg SAYA dapat dari pihak lain,
tapi apa yg bisa diberikan kepada pihak lain
Anda gak tanggap makna nyengiran kuda saya, itupun klo gak tumpul karena dikuasai LDM lobha dan dosa.
bukan masalah apa yang saya dapat atau beri, tetapi apa yang ada koq sampai dirampas, ada apa atau why?
Seperti jawaban saya yang lain berupa pertanyaan, pertanyaan saya inipun untuk diselami/direnungkan oleh diri masing-masing yang melibatkan diri.
Bahan diskusi saya seperti yang teman-teman bilang sesungguhnya gak jauh-jauh atau muluk-muluk,gak rumit-rumit, sebenaranya saya pakai bahasa kenyataan sehari-hari. (apapun itu yang berhubungan dengan kebijaksanaan, pengetahuan, kemelekatan, ikatan, kesadaran, pikiran atau batin)
oh, baru tau, ternyata bro coedabgf sudah tercerahkan
:P
kukira bro markosprawira ama my mum, is the best in the abhidarma,
ternyata masih ada guru yg lebih eubat....
salam ya guru coedabgf :P
8)
;D ;D salam... salam...! :-?
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 09:30:49 AM
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 09:20:01 AM
Saya sih ga negatif kok bro..... bahkan kalau anda keberatan dengan reputasi -2, jika reputasi saya bisa ditransfer, udah saya kasih semua ke anda loh.....
Hendaknya jgn pikirkan apa yg SAYA dapat dari pihak lain,
tapi apa yg bisa diberikan kepada pihak lain
Anda gak tanggap makna nyengiran kuda saya, itupun klo gak tumpul karena dikuasai LDM lobha dan dosa.
bukan masalah apa yang saya dapat atau beri, tetapi apa yang ada koq sampai dirampas, ada apa atau why?
Seperti jawaban saya yang lain berupa pertanyaan, pertanyaan saya inipun untuk diselami/direnungkan oleh diri masing-masing yang melibatkan diri.
Bahan diskusi saya seperti yang teman-teman bilang sesungguhnya gak jauh-jauh atau muluk-muluk,gak rumit-rumit, sebenaranya saya pakai bahasa kenyataan sehari-hari. (apapun itu yang berhubungan dengan kebijaksanaan, pengetahuan, kemelekatan, ikatan, kesadaran, pikiran atau batin)
Kembali anda berkelit ke statement2 lain yg tidak berhubungan dengan diskusi........
Daripada menyimpang kesana sini, tolong pastikan dulu deh apa yang anda mau diskusikan? Mahluk, Nibbana, batin, atau apa?
Setelah itu, anda paparkan sutta2 apa yg anda pegang, yang anda pahami, dan mari kita diskusi bersama, ok?
sayang loh jika kita yg seharusnya berlatih bersama utk mengikis LDM, malahan melakukan hal2 yg tidak bermanfaat......
Ayo coeda tunjukan ketulusanmu menjawab pertanyaan bung Markos. Kalo ngak jawab lagi artinya seperti yg ditulis bro dhanu
Quote
gpp bro, ikuti aja alur model diskusi dia... ada 1 inti yg sudah terlihat dari awal diskusi, dia mau menunjukan bahwa ada tuhan yang menciptakan manusia, meliputi bathin yg dikatakan oleh dia bersumber dr tuhan nya itu lah yg dikatakan oleh dia sebagai kebenaran sejati nya... sehingga ia merasa telah menemukan kebenaran sejati dan telah tercerahkan, tapi tidak sadar bahwa dia masih berkutat di level spekulasi...
jujur saja om coeda, jawaban anda di forum tetangga dan disini sama saja tidak ada perkembangan.
ngemeng2 jawab tuh bagamaina proses khanda menjadi dhatu yg ditanya bung Markos? kalo jawabannya ngak muter2 nanti aye GRP deh biar ente semangat :))
Bisa dijelaskan ngak proses pengalaman batin anda dan bagaimana melatihnya? kenapa saya tanya ini? karena anda kan ingin bahas sutta , permasalahannya apakah benar ingin menjelaskan sesuai pengalaman anda berlatih sesuai sutta atau membuktikan sutta dengan praktek2 lain yg bertentangan. misal membuktikan air mengandung unsur H20 tapi bahan percobaanya api. Nah silakan anda renungkan atau ada motif lain. ^-^
bro dhanu...
bisa tolong jawab tulisan jawaban saya berupa pertanyaan pada reply#32 ?
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 09:30:49 AM
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 09:20:01 AM
Saya sih ga negatif kok bro..... bahkan kalau anda keberatan dengan reputasi -2, jika reputasi saya bisa ditransfer, udah saya kasih semua ke anda loh.....
Hendaknya jgn pikirkan apa yg SAYA dapat dari pihak lain,
tapi apa yg bisa diberikan kepada pihak lain
Anda gak tanggap makna nyengiran kuda saya, itupun klo gak tumpul karena dikuasai LDM lobha dan dosa.
bukan masalah apa yang saya dapat atau beri, tetapi apa yang ada koq sampai dirampas, ada apa atau why?
Seperti jawaban saya yang lain berupa pertanyaan, pertanyaan saya inipun untuk diselami/direnungkan oleh diri masing-masing yang melibatkan diri.
Bahan diskusi saya seperti yang teman-teman bilang sesungguhnya gak jauh-jauh atau muluk-muluk,gak rumit-rumit, sebenaranya saya pakai bahasa kenyataan sehari-hari. (apapun itu yang berhubungan dengan kebijaksanaan, pengetahuan, kemelekatan, ikatan, kesadaran, pikiran atau batin)
Bro coedabgf :)
Saya kasih saran yah...
- Jangan terlalu permasalahkan reputasi Anda. Tidak perlu sampai heran dan menganggap reputasi Anda dirampas. Ini saya kasih +1 dulu.
- Bro coedabgf bilang ketikan Anda itu adalah bahasa sehari-hari. Apakah benar begitu? Apakah Anda memang berbicara dalam keseharian juga dengan menggunakan gaya bahasa seperti itu?
- Kalau Anda ingin memakai bahasa resmi, saran saya jangan terlalu sering menggunakan kata-kata 'aneh' (misalnya : "tercekatan"; yang dimaksudnya adalah "tersekat" -> :|). Jangan terlalu banyak pakai () dan /. Dan gaya bahasa jangan terlalu puitis.
- Kalau saran saya, lebih baik Anda menggunakan gaya bahasa simpel. Anggap saja Anda sedang berbicara dengan anak Anda. Anda tentu tidak menggunakan bahasa yang terlalu formal kan?
- Kalau ditanya oleh teman2, langsung jawab saja. Setelah itu, Anda baru boleh memberikan uraian penjelasan atas jawaban itu. Jangan sering memberi perumpamaan yang kadang malah tidak nyambung.
- Kalau hampir semua orang tidak bisa mengerti ketikan Anda, itu artinya ketikan Anda yang bermasalah. Anda harus mengubah cara penyampaian Anda.
- Salah satu sifat orang yang tercerahkan adalah jeli. Kalau Anda jeli, Anda seharusnya melihat hubungan antara reputasi Anda, komentar teman2, alasan Bro Markos membuat thread ini dan sampai saya memposting kali ini.
- Hubungannya adalah "Anda tampil dengan kurang baik". Apa saja kekurangan Anda? Beberapanya adalah gaya bahasa Anda yang ribet, Anda sering mengelak dari pertanyaan, Anda memberi perumpamaan yang tidak nyambung, Anda menyama-nyamakan pandangan Buddhis dengan yang lain, Anda meresapi Buddhisme secara tidak 'lazim', Anda memposisikan diri sebagai pembimbing bagi rekan2 yang lain, dan terkesan Anda hadir di sini bukan untuk saling belajar.
- Kalau sudah tahu penyebabnya, lantas apakah Anda ingin merubah hal itu? Saya jamin kalau Anda tidak lagi berlaku demikian, teman-tman di sini bisa lebih menghargai Anda.
Good hope and love,
sahabatmu,
upasaka
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 09:40:19 AM
8)
;D ;D salam... salam...! :-?
Woits Bro Coedbgf :o :o :o :o.
U kenapa sampe dibikin Thread khusus u?. Keren dong ;D.
G sedikit bingung nih kok tiba suasanannya berubah tadinya debat biasa, berubah adu kepintaran Dhamma. Bisa ceritakan gitu asal muasal thread ini tercipta buat khusus u.
Sebenarnya saya sih ngak mau ikutan campur. cuman kalo andai kata bukan bro Coedbgf, tapi modie dc yang mirip kasusnya bro coedabgf, kok ngak dibikin thread khusus dia untuk ditantangin.
Bisa cerita nikh gimana sampe bisa bikin Thread Debat dunia maya. Bagi saya pribadi daripada debat paling jago mendingan jangan didunia maya, bisa comentnya macam2, lebih baik debat terbuka dengan refrensi masing masing, so jadi adillah
Jadinya mirip DARK ANGEL di dC ^-^ :whistle:
bro coedabgf, coba tolong dijawab:
1. brapa orang yang setelah anda ajar, hidupnya jadi berubah kearah lebih baik?
2. brapa orang yang bingung dan malah pudar keyakinannya setelah berguru dari anda?
+1 dulu dekh dengan Bro Coedabgf, kasih kesempatan buat penjelasan diskusi yang baik dulu. Saya rasa perlu penjelasan yang baik dulu dari anda ?. Sampai terjadi tantangan Abidhamma ke anda
Lagi Baik hati loh teman teman ;D
^
^
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 09:40:19 AM
8)
;D ;D salam... salam...! :-?
gw netralin ya, :P
Mungkin pandangan Kuda terinspirasi dari isi adalah kosong, kosong adalah isi ;D
xie xie buat yang netralin,anda baik hati deh......! ;D _/\_
Quote from: ryu on 01 May 2009, 10:30:24 AM
Mungkin pandangan Kuda terinspirasi dari isi adalah kosong, kosong adalah isi ;D
jangan SARA ya :hammer:
cogan ryu
Mau tanya nih sebenarnya ini thread untuk apa yah ?. Untuk kepentingan umum forum atau debat pribadi ?.
Kalo debat pribadi kulo iki wuis monggo :).
kalo udah sifatnya pribadi atau personal lebih baik tokh ngak main Grp atau main BRP. Supaya adil :).
kenyataan jawaban :
1.ada yang memang bertolak belakang dengan pengertian penanya
2.ada yang sejalan dengan pemahaman penanya
3.ada yang bertanya tetapi sesungguhnya si penanya (secara gak lagsung memaksakan kehendak) menginginkan jawaban seturut dengan kebenaran tataran pengetahuan/pemahaman sipenanya saja
4.ada jawaban yang memang diluar pemahaman si penanya sehingga menimbulkan kebingungan bagi sipenanya dan tanggapannya tergantung ego sipenanya mo mencari apa?
Quote from: purnama on 01 May 2009, 10:44:26 AM
Mau tanya nih sebenarnya ini thread untuk apa yah ?. Untuk kepentingan umum forum atau debat pribadi ?.
Kalo debat pribadi kulo iki wuis monggo :).
kalo udah sifatnya pribadi atau personal lebih baik tokh ngak main Grp atau main BRP. Supaya adil :).
Justru supaya tidak melebar dan minta kejelasan, soalnya stiap ada pertanyaan maka mempertanyakan kembali, mengatakan yang lain dalam ilusi, artinya beliau sudah dalam kondisi tidak dalam khayal, nah kenapa tidak memberikan kejelasan, atau memang seperti ini sikap seorang yang tercerahkan?
Sekian :D
Quote from: naviscope on 01 May 2009, 10:39:24 AM
Quote from: ryu on 01 May 2009, 10:30:24 AM
Mungkin pandangan Kuda terinspirasi dari isi adalah kosong, kosong adalah isi ;D
jangan SARA ya :hammer:
cogan ryu
Sara kenapa kakakakak, Sara khan istri aye =))
Quote from: marcedes on 30 April 2009, 09:19:59 AM
Pertapa Vacchagotta bertanya,"Tetapi, Gotama di manakah bhikkhu yang batinnya bebas bertumimbal lahir?"
Sang Buddha menjawab, "Vaccha, untuk mengatakan bahwa ia bertumimbal lahir dalam kasus ini tidaklah tepat."
"Lalu, Gotama, ia tidak bertumimbal lahir."
"Vaccha, untuk mengatakan bahwa ia tidak bertumimbal lahir dalam kasus ini tidaklah tepat."
"Lalu, Gotama, ia bertumimbal lahir dan tidak bertumimbal lahir."
"Vaccha, untuk mengatakan bahwa ia bertumimbal lahir dan tidak bertumimbal lahir dalam kasus ini tidaklah tepat."
"Lalu, Gotama, ia tiada bertumimbal lahir dan tidak tak bertumimbal lahir."
"Vaccha, untuk mengatakan bahwa ia tiada bertumimbal lahir dan tidak tak bertumimbal lahir dalam kasus ini tidaklah tepat."
Vaccha gagal memikirkan hal itu, kemudian Sang Buddha memberikan umpan balik kepada Vaccha sebagai berikut:
"Apa yang kau pikir, Vaccha? Andaikan api menyala di hadapanmu? Apakah kamu tahu bahwa api menyala di hadapanmu?
"Gotama, jika api menyala di hadapanku, aku akan tahu bahwa api menyala di hadapanku."
"Tetapi andaikan, Vaccha, seseorang menanyaimu, `Bergantung pada apakah api yang menyala di hadapanmu?' Apakah jawabanmu Vaccha?"
"Aku akan menjawab, O Gotama, `Ia bergantung pada bahan bakar rumput, dan kayu api yang menyala di hadapanku ini."
"Tetapi, Vaccha, jika api di hadapanmu padam, apakah kamu tahu bahwa api di hadapanmu itu padam?"
"Gotama, jika api di hadapanku padam, aku akan tahu bahwa api di hadapanku padam."
"Tetapi, Vaccha, jika seseorang bertanya kepadamu, `ke arah manakah api itu pergi, Timur atau Barat, Utara atau Selatan?' Apakah yang akan kau katakan, Vaccha?"
"Pertanyaan ini tidak sesuai dengan kasusnya, Gotama, karena api bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu, dan jika semua bahan bakar habis, dan ia tidak dapat yang lain, jadi tanpa bahan, ia dikatakan padam."
"Tepat sama, Vaccha, semua bentuk, sentuhan, pemahaman, kegiatan batin, kesadaran telah ditinggalkan, dicabut, dibuat seperti tonggak palmira, menjadi padam, dan tidak dapat bersemi pada waktu yang akan datang."
"Para makhluk suci, Oh Vaccha yang sudah bebas dari apa yang disebut lima perpaduan, adalah dalam, tak terukur bagaikan samudera luas. Untuk mengatakan bahwa ia bertumimbal lahir, tidak sesuai dengan kasusnya. Untuk mengatakan ia tidak bertumimbal lahir, dan tidak tak bertumimbal lahir, tidak sesuai dengan kasusnya."
sambungan dari kutipan diatas (versi coedabgf),
setelah penjelasan guru Buddha selesai, vaccha -> ? ? ? ? ?????? #-o :o :??
sebenarnya gambaran keadaan umat/awam seperti vaccha. (yang ada kebingungan dan kekacauan dan keraguan pandangan). karena apa?
gw:
* thread2 coeda selanjutnya di thread2 lain akan di merge jadi 1 disini sebelum menyelesaikan pertanyaan2 dari rekan2 forum...
* thread ini dianugerahi untuk bung coeda
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 09:57:55 AM
bro dhanu...
bisa tolong jawab tulisan jawaban saya berupa pertanyaan pada reply#32 ?
duh... koq lari-lari lagi... fokus bro... jangan suka muter2 dulu deh, anda menantang, sy menjawab, sy kasih pertanyaan anda lempar pertanyaan lagi... bro pangkas ego mu bro, jika mau berdiskusi... tolong yg dewasa dikit, itu pun jika logika anda jalan dan di berkati tuhan mu pasti anda tau apa maksud tulisan sy... jika ga ngerti dan tidak bs berdiskusi dengan baik, wah tuhan anda sudah lupa terhadap anda dan membiarkan anda tersesat kedalam kebenaran sejati yg ada dibenak anda, bukan kebenaran sejati yg universal...
simple bukan ? tolong dewasa dikit, jangan suka lari dan muter2... 1 pesan sy lg, gentle dikit bung klo mau diskusi, jangan cm mengekang segala hal dalam logika nasrani anda yg terbelakang... maaf, tulisan sy terasa buruk bagi orang bodoh, tp akan terasa indah bagi orang pandai, anda diposisi mana ??
[at] om ceodabgf
ni aye tambah +1 biar semangat,dan positif thingking
dan semua ini akan berlaluuu...
satu lg pkia bahasa wong cilik ya om...
Dan jangan muter2 ya..
IQ sy dibawah rata2
Jangan terlalu serius ya om,nanti tensi darah naik lho ;D
Salam metta
keponakanmu,
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 09:46:16 AM
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 09:30:49 AM
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 09:20:01 AM
Saya sih ga negatif kok bro..... bahkan kalau anda keberatan dengan reputasi -2, jika reputasi saya bisa ditransfer, udah saya kasih semua ke anda loh.....
Hendaknya jgn pikirkan apa yg SAYA dapat dari pihak lain,
tapi apa yg bisa diberikan kepada pihak lain
Anda gak tanggap makna nyengiran kuda saya, itupun klo gak tumpul karena dikuasai LDM lobha dan dosa.
bukan masalah apa yang saya dapat atau beri, tetapi apa yang ada koq sampai dirampas, ada apa atau why?
Seperti jawaban saya yang lain berupa pertanyaan, pertanyaan saya inipun untuk diselami/direnungkan oleh diri masing-masing yang melibatkan diri.
Bahan diskusi saya seperti yang teman-teman bilang sesungguhnya gak jauh-jauh atau muluk-muluk,gak rumit-rumit, sebenaranya saya pakai bahasa kenyataan sehari-hari. (apapun itu yang berhubungan dengan kebijaksanaan, pengetahuan, kemelekatan, ikatan, kesadaran, pikiran atau batin)
Kembali anda berkelit ke statement2 lain yg tidak berhubungan dengan diskusi........
Daripada menyimpang kesana sini, tolong pastikan dulu deh apa yang anda mau diskusikan? Mahluk, Nibbana, batin, atau apa?
Setelah itu, anda paparkan sutta2 apa yg anda pegang, yang anda pahami, dan mari kita diskusi bersama, ok?
sayang loh jika kita yg seharusnya berlatih bersama utk mengikis LDM, malahan melakukan hal2 yg tidak bermanfaat......
To ALL :
hanya ingin mengklarifikasi bhw ga ada niat utk menyerang pribadi.
Seperti judul di atas, sudah jelas bhw yg ingin didiskusikan adalah mengenai Batin, mahluk, dsbnya agar
supaya jangan berspekulasi sesuai dengan SUTTA seperti yg diangkat oleh bro coedabgf, jadi beberapa rekan minta utk lebih dijelaskan
Ini bukan adu kemampuan atau adu apapun, jadi tolong untuk tidak flaming dengan menyebut mod DC.
Sekali lagi bro coedabgf yang minta utk berdiskusi secara SUTTA, dan marilah kita berdiskusi
Ini sebetulnya sudah dengan jelas saya sebut diatas, yang saya QUOTE lagi :
QuoteDaripada menyimpang kesana sini, tolong pastikan dulu deh apa yang anda mau diskusikan? Mahluk, Nibbana, batin, atau apa?
Setelah itu, anda paparkan sutta2 apa yg anda pegang, yang anda pahami, dan mari kita diskusi bersama, ok?
sayang loh jika kita yg seharusnya berlatih bersama utk mengikis LDM, malahan melakukan hal2 yg tidak bermanfaat......
Semoga bs dimengerti oleh rekan2 lainnya....
dan saya masih menunggu tanggapan rekan coedabgf loh.........
[at] mr jhonz,
gak lah saya masih terus tersenyum dan kasih senyum (meskipun kadang saya kasihnya cuma senyum kuda), gak grasa-grusu seperti cacing kepanasan atau memang karena tensi egonya naik seperti akibat no. 4 pada kenyataan jawaban (thread Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #851).
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 09:57:55 AM
bro dhanu...
bisa tolong jawab tulisan jawaban saya berupa pertanyaan pada reply#32 ?
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 01:51:08 PM
[at] mr jhonz,
gak lah saya masih terus tersenyum dan kasih senyum (meskipun kadang saya kasihnya cuma senyum kuda), gak grasa-grusu seperti cacing kepanasan atau memang karena tensi egonya naik seperti akibat no. 4 pada kenyataan jawaban (thread Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #851).
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 09:57:55 AM
bro dhanu...
bisa tolong jawab tulisan jawaban saya berupa pertanyaan pada reply#32 ?
bro... bro... hai ya... jangan suka lari-lari terus... fokus, tinggal jawab pertanyaan2 sy... sy jd kasihan loh dengan kasih anda yg sungguh2 benar kasihan, punya logika tumpul... [lg cengir2 gua baca tulisan orang yg ngaku udah tercerahkan ini]
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 09:57:55 AM
bro dhanu...
bisa tolong jawab tulisan jawaban saya berupa pertanyaan pada reply#32 ?
duh... koq lari-lari lagi... fokus bro... jangan suka muter2 dulu deh, anda menantang, sy menjawab, sy kasih pertanyaan anda lempar pertanyaan lagi... bro pangkas ego mu bro, jika mau berdiskusi... tolong yg dewasa dikit, itu pun jika logika anda jalan dan di berkati tuhan mu pasti anda tau apa maksud tulisan sy... jika ga ngerti dan tidak bs berdiskusi dengan baik, wah tuhan anda sudah lupa terhadap anda dan membiarkan anda tersesat kedalam kebenaran sejati yg ada dibenak anda, bukan kebenaran sejati yg universal...
simple bukan ? tolong dewasa dikit, jangan suka lari dan muter2... 1 pesan sy lg, gentle dikit bung klo mau diskusi, jangan cm mengekang segala hal dalam logika nasrani anda yg terbelakang... maaf, tulisan sy terasa buruk bagi orang bodoh, tp akan terasa indah bagi orang pandai, anda diposisi mana ??
diskusi ini simple, tanya > dijawab, klo ditanya > mohon dijawab, bukan bertanya balik... anda yg sudah tercerahkan ga punya hak istimewah koq di forum ini, klo mau nuntut hak istimewah nti di kerajaan allah ya, itu pun kalo ada beneran.. :))
back to topic
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 06:17:22 PM
Reputasiku sekarang minus 2 :o
Begini saja bro, anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu. kita bahas bersama. atau mungkin anda mo menguji sutta tertentu dan kita bahas bersama, apa pandangan anda dan apa pandangan saya.
Klo tahu proses di batin, mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)? mengapa? apakah itu karena masih bersifat spekulasi kebenarannya? makanya supaya jangan berspekulasi, saya ajak seperti pada paragraf awal.
pengetahuan atas kebenaran sempurna bukan seperti utak atik gatuk ajaran samawi terlebih ajaran agama kr****n cm mengatakan "percaya" sy sudah terselamatkan dan mengerti semuanya, itu namanya berspekulasi atas kebenaran...
pertanyaan pertama anda "saya ajak seperti pada paragraf awal" yaitu "anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu" :
jawaban saya :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
disitu diuraikan mengenai bathin, sy tunggu jawaban anda...
pertanyaan kedua anda "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha (mencapai penerangan sempurna) atau kecenderungan manusia (batinnya)?"
jawaban saya :
sekali lagi dhamma layaknya pendidikan, jika seseorang masih dalam taraf belajar teori dan belum mempraktekannya lebih jauh, maka hanya pelajaran itu tetaplah menjadi teori... (sudah menjawab pertanyaan anda)
karena terbatasnya kemampuan manusia, maka dibutuhkan proses untuk pembelajaran dan praktek nyata dalam pencapaian tujuan... jika anda tanya "mengapa anda tidak/belum tahu kebenaran sempurna yang diajarkan guru Buddha" bathin itu dapat diketahui secara pasti melalui proses kedalam diri dan perenungan yang biasa disebut meditasi, pencapaian pengetahuan atas kebenaran bathin berbeda antara seseorang dengan orang lain, karena praktek dan pengalaman masing2 pada saat ber-meditasi juga berbeda-beda...
pertanyaan saya ke anda, apakah anda sudah memahami kebenaran sempurna ? seperti apa kebenaran sempurna yang anda pahami itu ? jika berbesar hati untuk menjelaskan disini, agar semuanya juga bs tercerahkan dan memahami kebenaran sempurna seperti yg anda pahami...
Quote from: dhanuttono on 30 April 2009, 09:44:09 PM
Quote from: Hendra Susanto on 30 April 2009, 09:24:07 PM
:| :| cape decccchhhh... #-o #-o
gpp bro, ikuti aja alur model diskusi dia...
yah... udah seneng-seneng tuh..., susah amat sih (buat temen-teman) cuma ikutin saja. ;D
pancing terus aku bro supaya ada salahnya (jatuhnya).
kutipan :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
jawaban coedabgf :
Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?
loh yg mancing anda itu sapa ? nah itu dia... si "ego" muncul, mementingkan diri sendiri sehingga berprasangka buruk terhadap orang lain (saya dalam hal ini)... hal ini sj anda tidak bs menyadari, koq berani anda berbicara "ego", "aku" (yang anda artikan sebagai pribadi/personal dan memiliki arti yg sama dengan aku dalam bahasa indonesia, itu lah letak kesalahannya) dan berani berbicara "bathin" sedangkan saat ini bathin anda sj sedang bermasalah (pikiran dan perasaan dalam hal ini)... semua hal itu sj tidak sesuai dengan ucapan anda, koq LEBIH berani berbicara "kebenaran sejati" ??
untuk itu, kenapa saya bertanya "apakah anda sudah memahami kebenaran sempurna ? seperti apa kebenaran sempurna yang anda pahami itu ?"
mohon jawabannya, jaga diskusi ini agak berjalan dengan baik dan ingat tanggal "ego" anda yg berprasangka buruk terhadap saya... maka pd saat itu anda telah melihat "bathin" bekerja...
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:29:26 PM
Quote from: dhanuttono on 30 April 2009, 09:44:09 PM
Quote from: Hendra Susanto on 30 April 2009, 09:24:07 PM
:| :| cape decccchhhh... #-o #-o
gpp bro, ikuti aja alur model diskusi dia...
yah... udah seneng-seneng tuh..., susah amat sih (buat temen-teman) cuma ikutin saja. ;D
pancing terus aku bro supaya ada salahnya (jatuhnya).
kutipan :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
jawaban coedabgf :
Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?
^
^
apakah itu jawaban atas pertanyaan sy ?
kita kilas balik bro
pertanyaan pertama anda "saya ajak seperti pada paragraf awal" yaitu "anda memberikan sutta pengajaran guru Buddha yang membahas tentang hal itu" :
jawaban saya :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
disitu diuraikan mengenai bathin, sy tunggu jawaban anda...
jangan muter dan lari terus... sadar, sudah pagi...
ok, sy ikuti model diskusi anda...
anda bertanya "Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?"
jawaban saya bersifat semu. sy bertanya lg nih (mohon dijawab) bisa anda uraikan seperti apa bathin dalam pengertian anda ?? (anda boleh mengeluarkan semua sutta yg anda ketahui, juga ayat2 dialkitab jika diperlukan)
sy tunggu, jangan lari2 lagi loh...
maksudnya layani aku terus bro (kuras pemikiran aku gitu bro),sampai aku kehabisan pemikiran gitu bro, kan... pasti ada saatnya mungkin bisa saja suatu saat ngaco/salah mengeluarkan pandangan. (Bukan prasangka buruk)
semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha.
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:43:02 PM
semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha.
gak cape ya ngeles terusssss?
bro dhanu dan teman-teman, kita bukan mo berdebat kan...?, tetapi kita mo belajar moga-moga kita dapat melihat kenyataan (mendapat paling gak... sedikit pencerahan lah membawa kemajuan pandangan).
Jangan takut atau curiga... saya bukan mo cari-cari kesalahan (benar atau salah), lepas saja kita mengeluarkan pandangan berdiskusi. ok?!!
Quote from: Elin on 01 May 2009, 02:49:43 PM
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:43:02 PM
semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha.
gak cape ya ngeles terusssss?
[-X :hammer:
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:42:03 PM
maksudnya layani aku terus bro (kuras pemikiran aku gitu bro),sampai aku kehabisan pemikiran gitu bro, kan... pasti ada saatnya mungkin bisa saja suatu saat ngaco/salah mengeluarkan pandangan. (Bukan prasangka buruk)
layani kamu ? emang bro siapa ? raja ? yang sy layani adalah orang bodoh yg berani berbicara dhamma yg ngawur dan orang bodoh yg suka utak atik gatuk dhamma... sehingga sy bs meluruskan dan menghantam "ego" dari orang yg merasa super duper benar...
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:42:03 PM
maksudnya layani aku terus bro (kuras pemikiran aku gitu bro),sampai aku kehabisan pemikiran gitu bro, kan... pasti ada saatnya mungkin bisa saja suatu saat ngaco/salah mengeluarkan pandangan. (Bukan prasangka buruk)
bukan layani pelayan bro, tetapi maksudnya bro kan... sebagai umat lebih banyak tahu ajaran buddhisme, ikuti terus bro,..., kuras pengetahuan atau pemikiranku. kan... bisa saja suatu saat ngaco atau salah alias ngawur.
catatan : jangan bilang lagi 'ikuti kamu?, memang aku pengikut kamu'. CePeDe. ;D
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:43:02 PM
semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha.
trus ? intinya, apa yg mau anda bahas mengenai bathin ? koq muter terus, jangan lari trus bro...
kita diskusi mo merenungi/mencari/menggali kebenaran bukan? just ikuti saja tulisan-tulisan diskusi kita.
nih urutannya :
kutipan dhanu :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
jawaban coedabgf :
Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?
kutipan dhanu :
jawaban saya bersifat semu.
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:43:02 PM
semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha.
bagaimana tanggapan atau penjelasan bro?
kan... jalan tuh diskusinya gak... melebar ke kanan-kekiri kemana-mana gak tahu dah arahnya.
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 03:19:21 PM
kita diskusi mo merenungi/mencari/menggali kebenaran bukan? just ikuti saja tulisan-tulisan diskusi kita.
nih urutannya :
kutipan dhanu :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
jawaban coedabgf :
Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?
kutipan dhanu :
jawaban saya bersifat semu.
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:43:02 PM
semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha.
bagaimana tanggapan atau penjelasan bro?
ya... trus ? (sy ga mau bertanya dulu...) apa ada pertanyaan lain ?
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 03:21:12 PM
kan... jalan tuh diskusinya gak... melebar ke kanan-kekiri kemana-mana gak tahu dah arahnya.
betul, fokus ke topik, lebih bagus lagi jika tidak disangkut2 kan ke pengertian agama lain, itu kesannya maksa bos... lebih parahnya itu ngeyel, ngotot dengan pemahamannya yg salah trus bilang orang lain yg ga paham...
gini deh, ga usah bahas yg gini an, lanjut ke topik... jgn tulis pesan dan kesan deh... wasting the time...
ya.. sudah, bagaimana tanggapan/penjelasan bro pada permintaan pertanyaan reply#75
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 01:40:53 PM
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 09:46:16 AM
Kembali anda berkelit ke statement2 lain yg tidak berhubungan dengan diskusi........
Daripada menyimpang kesana sini, tolong pastikan dulu deh apa yang anda mau diskusikan? Mahluk, Nibbana, batin, atau apa?
Setelah itu, anda paparkan sutta2 apa yg anda pegang, yang anda pahami, dan mari kita diskusi bersama, ok?
sayang loh jika kita yg seharusnya berlatih bersama utk mengikis LDM, malahan melakukan hal2 yg tidak bermanfaat......
To ALL :
hanya ingin mengklarifikasi bhw ga ada niat utk menyerang pribadi.
Seperti judul di atas, sudah jelas bhw yg ingin didiskusikan adalah mengenai Batin, mahluk, dsbnya agar supaya jangan berspekulasi sesuai dengan SUTTA seperti yg diangkat oleh bro coedabgf, jadi beberapa rekan minta utk lebih dijelaskan
Ini bukan adu kemampuan atau adu apapun, jadi tolong untuk tidak flaming dengan menyebut mod DC.
Sekali lagi bro coedabgf yang minta utk berdiskusi secara SUTTA, dan marilah kita berdiskusi
Ini sebetulnya sudah dengan jelas saya sebut diatas, yang saya QUOTE lagi :
QuoteDaripada menyimpang kesana sini, tolong pastikan dulu deh apa yang anda mau diskusikan? Mahluk, Nibbana, batin, atau apa?
Setelah itu, anda paparkan sutta2 apa yg anda pegang, yang anda pahami, dan mari kita diskusi bersama, ok?
sayang loh jika kita yg seharusnya berlatih bersama utk mengikis LDM, malahan melakukan hal2 yg tidak bermanfaat......
Semoga bs dimengerti oleh rekan2 lainnya....
dan saya masih menunggu tanggapan rekan coedabgf loh.........
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:42:03 PM
maksudnya layani aku terus bro (kuras pemikiran aku gitu bro),sampai aku kehabisan pemikiran gitu bro, kan... pasti ada saatnya mungkin bisa saja suatu saat ngaco/salah mengeluarkan pandangan. (Bukan prasangka buruk)
Saya ga bermaksud utk bikin habis pemikiran loh....... walau anda berkata :
Quote from: coedabgf on 28 April 2009, 04:25:31 PM
bro markos liat jamnya....,klo aku mo layani terus... ;D
Kenapa anda ga mau merespons pertanyaan saya diatas yah?
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 03:55:22 PM
ya.. sudah, bagaimana tanggapan/penjelasan bro pada permintaan pertanyaan reply#75
maksud anda terhadap pertanyaan ini
"saya tanya, semua itu produk (berasal) dari apa?"
apakah maksud anda, ketidak kekalan itu produk (berasal) dari apa ?
atau
ada hal lain yg anda arahkan, bahwa hal itu produk (berasal) dari apa ?
mohon kejelasan nya terlebih dulu...
NB. jauh2 diskusi, muter2, intinya dia mau nunjukan bahwa bathin itu tidak kekal, trus kembali lg ke pertanyaan dia... bok ya ngomong dari awal, pake acara nantang ngulas sutta... sy kira sudah nguasai sutta...
saya sich bisa/tahunya yang sederhana-sederhana saja, gak sampai atau gak tahu sampai ke penjangkauan yang diluar jangkauan. saya sungguh-sungguh gak bisa menjangkaunya, hanya saat kenyataan kebenaran kini.
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 03:19:21 PM
kita diskusi mo merenungi/mencari/menggali kebenaran bukan? just ikuti saja tulisan-tulisan diskusi kita.
nih urutannya :
kutipan dhanu :
"Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." (Samyutta Nikaya 23.2)
jawaban coedabgf :
Bersifat apa (menurut ajaran guru Buddha) makhluk yang terperangkap (jaring) disana (seperti kutipan SN 23.2)?
kutipan dhanu :
jawaban saya bersifat semu.
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:43:02 PM
semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha.
bagaimana tanggapan atau penjelasan bro?
itu bro yag sudah saya huruf tebal dan birui, saya minta penjelasannya.
(awas kita harus jaga supaya jangan liar lagi/jadi diskusi liar)
bro, logis dikit deh... koq muter kembali ke belakang...
anda bertanya "semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha"
saya jawab "ya, terus ?"
anda bertanya "bagaimana tanggapan/penjelasan bro pada permintaan pertanyaan reply#75" yaitu "saya tanya, semua itu produk (berasal) dari apa?"
saya jawab "apakah maksud anda, ketidak kekalan itu produk (berasal) dari apa ? atau ada hal lain yg anda arahkan, bahwa hal itu produk (berasal) dari apa ?"
tiba-tiba...
anda muter balik dengan bertanya "saya minta penjelasannya." terhadap "semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha."
tulalit... tulalit... sudah sy ikuti keinginan anda, membahas sutta, belum dibahas, anda ngacir dengan mengaburkan topik... kemudian muter bertanya hal yg sama dari awal lagi... intinya yg mau anda bahas itu apa ?
ini logika saya yang ka chow atau anda yg sedikit ga konek logika nya ?? mohon kejelasannya...
ok sy ikuti lagi keinginan anda
anda bertanya "semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha."
ya, semu berarti tidak kekal, tidak mutlak yg dikategorikan sebagai anicca. kenapa dikatakan tidak kekal, karena semua itu selalu berproses, selama napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan yg menjadi sumber/sebab belum dipadamkan, maka mahluk apa pun masih terus masuk dalam kondisi semu itu...
Pindahan dari tulisan saya pada thread - melihat Buddha reply#13 :
Setiap makhluk hidup memiliki tubuh Dharmakaya, tetapi oleh karena kelekatannya (ketercekatannya : kelekatannya yang amat sangat artinya) kepada kewujudan ciri nama-rupa (duniawi), hanya seolah-olah hidup didalam gambaran (yang sebenarnya bukan hidup yang sesungguhnya/sejati) bayang-bayang nama-rupa, sehingga seolah-olah terlepas dari (sumber) kehidupan yang sesungguhnya yaitu Dharmakaya (kenyataan kebenaran kehidupan bagi dimana setiap yang tercerahkan).
Seperti kehidupan mereka yang tercerahkan atau para Buddha, begitu juga bagi mereka yang telah bisa menanggalkan ikatan delusi(kekhayalan) ciri kewujudan dari nama-rupa tubuh duniawi, oleh (kehidupan) tubuh kehidupan Dharmakaya mereka dapat mempersaksikan keberadaan kehidupan (tubuh) para Buddha (dan para Buddha sebagai pengajar menurut kesesuaian karakter masing-masing (mentoring)).
makanya berbeda jalan umum untuk umat awam (hanya jalan sebatas untuk penanggalan kulit luar delusi tubuh duniawi agar dapat membedakan dan menanggalkan kelekatannya kekhayalan kepada kewujudan tubuh delusi nama-rupa yang bersifat duniawi dan dapat masuk ke tahapan lebih lanjut jalan mulia) dan jalan mulia bagi mereka (umat) yang siap masak.
Bagaimana mungkin (umat) jalan umum dapat menilai (kehidupan) keBuddhaan.
_/\_
semoga dapat menambah wawasan
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Pindahan dari thread - Pengalaman luar tubuh (PLB) reply#41 :
Beda mas ryu roh bukan jiwa.
Quote from: dhanuttono on 01 May 2009, 06:23:13 PM
anda bertanya "semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha."
ya, semu berarti tidak kekal, tidak mutlak yg dikategorikan sebagai anicca. kenapa dikatakan tidak kekal, karena semua itu selalu berproses, selama napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan yg menjadi sumber/sebab belum dipadamkan, maka mahluk apa pun masih terus masuk dalam kondisi semu itu...
karena semu berarti anicca anatta yah bro, bisa gak.. saat yang bersifat semu itu kita genggam erat atau kita tercekat/melekat kepada yang semu, kita mencapai pembebasan Nibanna (pencerahan/keBuddhaan)? ada gak.. bro suttanya atau ujaran Dhammapadanya, kutipkan dong bro...!
thanks bro....!
Nb :
bro fokus ke diskusi ini saja, biar terus berlanjut dan tetap fokus kepada diskusi yang sudah terbangun.
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 07:53:22 AM
Pindahan dari thread - Pengalaman luar tubuh (PLB) reply#41 :
Beda mas ryu roh bukan jiwa.
http://id.wikipedia.org/wiki/Atman
[at] ryu dan teman-teman lain,
Disinilah timbul seolah-olah kebijaksanaan/pengetahuan bagi umat/awam/pembina jalan umum tetapi bukan pengetahuan yang benar (melainkan tetap kebodohan) karena konsep pemahaman, pencerapan yang salah umat atas apa yang guru Buddha ajarkan bagi umat/awam pada tahap jalan umum, (dan sehingga) karena masih tetap (berasal dari pandangannya/konsepnya) kelekatannya pada ciri-ciri nama-rupa (kewujudan duniawi).
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)
Coba seldiki lebih teliti dan jelas lagi, adakah disebutkan atau dinyatakan sejelas-jelasnya terjemahannya sebagai jiwa?
akibat sinkretisme...sayang...sayang sekali..
ouw... bukan, karena kenyataan kebenarannya.
menyedihkan seolah-olah mengetahui/memiliki/berjalan dalam jalan pembebasan/kebenaran tetapi (karena) masih tetap duniawi/kulit luar/dangkal/semu/ilusi/dalam delusi terperangkap dalam jaring kehidupan (samsara) :
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)
Menyedihkan seolah-olah mengetahui/memiliki/berjalan dalam jalan pembebasan/kebenaran tetapi (karena) masih tetap duniawi/kulit luar/dangkal/semu/ilusi/dalam delusi terperangkap dalam jaring kehidupan (samsara) dengan berbicara berputar-putar tanpa arah...menyedihkan.
bukan seperti itu bro...,
menyedihkan... oleh karena masih melekat, tercekat sangat (sukar dilepaskan), masih didalam kebodohan tetapi dipandang sebagai pengetahuan kebijaksanaan pandangan benar diri, sukar
untuk ditarik keluar dari cangkang diri (konsep pandangan dan ikatan/kelekatan/cekatan pada keakuan diri (yang sebenarnya (masih/hanya) duniawi saja)).
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)
sehingga malah sebaliknya kenapa klo yang bodoh ini dibatasi, bukan ditertawakan saja keikut-sertaannya pada pendapat/pandangan-pandangannya pada setiap kesempatan kebebasan dalam setiap thread-thread forum diskusi, toh hanya menjadi guyonan.
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
[at] ryu dan teman-teman lain,
Disinilah timbul seolah-olah kebijaksanaan/pengetahuan bagi umat/awam/pembina jalan umum tetapi bukan pengetahuan yang benar (melainkan tetap kebodohan) karena konsep pemahaman, pencerapan yang salah umat atas apa yang guru Buddha ajarkan bagi umat/awam pada tahap jalan umum, (dan sehingga) karena masih tetap (berasal dari pandangannya/konsepnya) kelekatannya pada ciri-ciri nama-rupa (kewujudan duniawi).
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)
Coba seldiki lebih teliti dan jelas lagi, adakah disebutkan atau dinyatakan sejelas-jelasnya terjemahannya sebagai jiwa?
Daripada muter2, Roh Kudus itu seperti apa? Seperti Merpati? Coba anda baca sutta2 dalam Buddhist dan cari padanan kata roh!!!
Makanya jangan samakan Buddhis dengan ajaran lain!!!!
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:41:09 AM
bukan seperti itu bro...,
menyedihkan... oleh karena masih melekat, tercekat sangat (sukar dilepaskan), masih didalam kebodohan tetapi dipandang sebagai pengetahuan kebijaksanaan pandangan benar diri, sukar untuk ditarik keluar dari cangkang diri (konsep pandangan dan ikatan/kelekatan/cekatan pada keakuan diri (yang sebenarnya (masih/hanya) duniawi saja)).
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)
sehingga malah sebaliknya kenapa klo yang bodoh ini dibatasi, bukan ditertawakan saja keikut-sertaannya pada pendapat/pandangan-pandangannya pada setiap kesempatan kebebasan dalam setiap thread-thread forum diskusi, toh hanya menjadi guyonan.
Kalo Bro coedabgf sendiri, apakah anda sendiri sudah tidak melekat, sudah di luar kebodohan, dan sudah terlepas dari cangkang diri?
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 08:03:25 AM
Quote from: dhanuttono on 01 May 2009, 06:23:13 PM
anda bertanya "semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha."
ya, semu berarti tidak kekal, tidak mutlak yg dikategorikan sebagai anicca. kenapa dikatakan tidak kekal, karena semua itu selalu berproses, selama napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan yg menjadi sumber/sebab belum dipadamkan, maka mahluk apa pun masih terus masuk dalam kondisi semu itu...
karena semu berarti anicca anatta yah bro, bisa gak.. saat yang bersifat semu itu kita genggam erat atau kita tercekat/melekat kepada yang semu, kita mencapai pembebasan Nibanna (pencerahan/keBuddhaan)? ada gak.. bro suttanya atau ujaran Dhammapadanya, kutipkan dong bro...!
thanks bro....!
Nb : bro fokus ke diskusi ini saja, biar terus berlanjut dan tetap fokus kepada diskusi yang sudah terbangun.
kembali seperti tulisan sy "selama napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan yg menjadi sumber/sebab belum dipadamkan, maka mahluk apa pun masih terus masuk dalam kondisi semu itu" maaf jika anda tidak bisa menalar tulisan sy, mending latihan logika dulu deh... saya capek diskusi dengan anak kecil yg ngaku sudah melihat kebenaran sejati, tp logika simple gini aja ga bs nalar...
bagaimana mungkin ada asap jika tidak ada api ? bs kah keluar asap tanpa api ? bagaimana jika api dipadamkan, apakah masih ada asap ? perhatikan hubungan sebab dan akibat... jd pertanyaan anda "bisa gak" adalah hal konyol...
NB. anda meminta orang lain untuk fokus ke dalam 1 diskusi, tp anda selalu lari dari setiap diskusi ke diskusi lain, muter2 ga ada arah dan ga karuan... anda sebenarnya sehat ga logikanya ??
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:41:09 AM
bukan seperti itu bro...,
menyedihkan... oleh karena masih melekat, tercekat sangat (sukar dilepaskan), masih didalam kebodohan tetapi dipandang sebagai pengetahuan kebijaksanaan pandangan benar diri, sukar untuk ditarik keluar dari cangkang diri (konsep pandangan dan ikatan/kelekatan/cekatan pada keakuan diri (yang sebenarnya (masih/hanya) duniawi saja)).
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)
sehingga malah sebaliknya kenapa klo yang bodoh ini dibatasi, bukan ditertawakan saja keikut-sertaannya pada pendapat/pandangan-pandangannya pada setiap kesempatan kebebasan dalam setiap thread-thread forum diskusi, toh hanya menjadi guyonan.
apa sy bilang, baca tulisan diatas saja sy "nek" rasanya, berani bicara tinggi banget (teori) tp cm "cuap-cuap", pertanyaan bro Kainyn_Kutho dibawah ini harus anda jawab...
Quote from: Kainyn_Kutho on 02 May 2009, 10:56:31 AM
Kalo Bro coedabgf sendiri, apakah anda sendiri sudah tidak melekat, sudah di luar kebodohan, dan sudah terlepas dari cangkang diri?
trus terang sy capek dengan model diskusi muter-muter ga ada arah, suka lari-lari, ga fokus, berpikir mbulet... berani bicara dhamma buddhism, tp disangkut pautkan ke nasrani, pemikiran anda cukup ka chow jika berbicara dhamma buddhism, sebaiknya anda ga perlu membahas n mengulas dhamma hasil "utak atik gatuk" anda, karena terlihat lucu, anda bertanya dan mendiskusikan dhamma hasil "utak atik gatuk" anda ke seluruh umat buddhism, maka respon nya jg sama bos...
karena apa ? karena dhamma tetap lah dhamma, dhamma lebih mengarah ke arah realita, tidak diperlukan imajinasi dan tidak diperlukan pengharap dalam kehampaan yg penuh dengan janji-janji indah sebatas mulut (seperti para anggota dewan rakyat) yang dibutuhkan hanya intelektual dan logika... jd ingat, ga perlu anda utak atik gatuk dhamma kemudian disesuaikan dengan ajaran nasrani yg bagi sy merupakan ajaran terbelakang, bagi orang yg terbelakang logika nya...
maaf tulisan sy terasa buruk bagi orang bodoh, tp tulisan sy terasa indah bagi orang pandai, diposisi mana anda ? bs jawab ? jika tidak minta tuhan anda untuk menjawab nya...
anak setan,
dhanuttono
Bro dhanu, sebaiknya dikurangi bahasa yang mengarah menghina agama sebelah :)
catatan : ini yang ke tiga (3) kali saya menulis pertanyaan ini, tetapi syukur yang ketiga ini tidak dihapus hanya dipindahkan saja. why?
Kenapa harus dihapus pertanyaan saya untuk meminta penjelasan? apa sebabnya? adakah yang salah?
Tindakan ini untuk kebaikan atau sudah menjurus sentimen pribadi (ego keakuan)?
Secara umum tingkat pengetahuan kebijaksanaan masing-masing berbeda sehingga penangkapan akan pengetahuan kebenaranpun berbeda.
Dalam setiap topik, setiap tulisan pandanganpun memiliki fokus-fokus pencarian kebenaran menurut kebutuhan pertanyaan apa yang dicari yang berhubungan dengan pemunculan topik diskusi.
Dan dalam setiap diskusi yang memunculkan tanya jawab bahkan perdebatan, tidak semuanyapun menyatakan suatu pandangan yang benar atau pertanyaan yang benar atau baik.
Bahkan ada yang sebatas gurauan, ada yang menyatakan dari masing-masing sisi pemahaman/pengertian kebijaksanaan masing-masing, bahkan ada pertanyaan bodoh, ada pandangan pribadi yang tidak berhubungan dengan topik, bahkan ada ada yang mengejek atau mencemooh, bahkan ada yang secara langsung atau gak langsung menyerang pribadi lawan diskusi tulisan pandangan yang lain yang tidak berkesesuaian dengan pandangan diri.
Bagaimanakah klo ada kasus setiap tulisan seseorang yang ditujukan untuk turut memberi/membagi pengetahuan pada yang berhubungan dengan topik-topik tertentu selalu/senantiasa dipisahkan/dipindahkan ke tempat yang lain, yaitu ke satu tempat thread saja sehingga menimbulkan ketidak teraturan dan ketidak-urutan dan ketidak terkaitan kebutuhan topik yang dibahas, seperti yang sudah saya tulis dalam setiap tulisan ada kemungkinan :
Quote from: coedabgf on Yesterday at 10:47:07 AM
kenyataan jawaban :
1.ada yang memang bertolak belakang dengan pengertian penanya
2.ada yang sejalan dengan pemahaman penanya
3.ada yang bertanya tetapi sesungguhnya si penanya (secara gak lagsung memaksakan kehendak) menginginkan jawaban seturut dengan kebenaran tataran pengetahuan/pemahaman sipenanya saja
4.ada jawaban yang memang diluar pemahaman si penanya sehingga menimbulkan kebingungan bagi sipenanya dan tanggapannya tergantung ego sipenanya mo mencari apa?
Apakah anda yang memiliki kebijaksanaan ini sehingga membatasi hak forumer untuk menerima informasi apapun yang berhubungan dengan pertanyaan mereka atau pencarian kebutuhan pengetahuan mereka ?
Apakah anda yang memiliki kebijaksanaan ini menilai sehingga mensabotase khawatir memberikan dampak buruk bagi pembaca/anggota forumer?
Apakah anda yang memiliki kebijaksanaan ini memang membatasi berdiskusi hanya sebatas lingkup kebenaran dalam tataran pengetahuan/pemahaman anda?
Atau adakah memang kata-kata yang buruk, kotor, penghinaan atau bahkan mengandung emosi/caci-maki atau bahkan penyerangan pribadi sehingga dianggap sudah menyinggung tertuju ke pribadi seseorang?
Atau sudah terlibatnya sentimen pribadi karena kekhawatiran atau ketakutan terjadinya timbul kesempatan pemikiran-pemikiran lain pembaca dari pengetahuan kebijaksanaan yang dibangun?
Atau karena sudah terlibatnya sentimen pribadi karena ketidak-sesuaian diskusi antara saya dengan yang memiliki kebijaksanaan, sedangkan dalam berbagai diskusi atau perdebatan pada banyak thread-thread di forum ini banyak juga terjadi?
Tindakan ini fair menurut anda (bagi saya, teman-teman yang mencari atau butuh informasi masuk forum ini)?
atau memang Tindakan ini mengandung kebaikan atau untuk kebaikan?
atau Tindakan ini sudah menjurus kepemaksaan keinginan/kehendak (sentimen pribadi (ego keakuan)) karena ketidak-sesuaian cara mengungkapkan/berpendapat atau karena ketidak-sesuaian pada konsep pandangan yang terbentuk atau ingin dibentuk?
atau tindakan ini diambil berhubungan dengan keegoan kekalahan-kemenangan dalam diskusi?
Apakah ini sifat dari umat yang penuh semangat pada saat membela keyakinan, yang berehi-passiko, dan yang menjelaskan kebenaran Buddha saat dipertanyakan atau dipuji atau sifat brahmavihara yang harus dikembangkan, atau inikah yang dimaksud tindakan keseimbangan teori dan praktek meskipun secara kulit luar jasmaniah saja (meskipun masih dalam jalan umum, masih pada tataran kulit luar yaitu nama-rupa duniawi saja)?
Seperti inikah yang merasa bijaksana bersikap menurut Digha Nikaya I, Brahmajala Sutta? sedangkan saya tidak menentang atau menghina, bahkan membagi pengetahuan yang seperti kutipan kenyataan jawaban no. 4., kenyataannya siapakah yang menghina atau menentang ajaran guru Buddha klo begitu?
kutipan :
'Para siswa, bilamana ada orang berbicara menentang Aku, atau menentang Dhamma atau menentang Sangha, janganlah karena hal itu engkau menjadi marah, benci atau menaruh dendam.
Jika engkau merasa tersinggung, hal itu akan menghalangi perjalananmu mencapai kebebasan. Bilamana engkau marah mendengar seseorang mengucapkan kata-kata yang merendahkan kita, bagaimana engkau dapat menilai sejauh mana ucapannya itu benar atau salah? Maka bilamana ada orang mengucapkan kata-kata yang merendahkah Aku, atau Dhamma atau Sangha, engkau harus menjelaskan apa yang keliru dan menunjukkan kesalahannya dengan menyatakan berdasarkan hal ini atau itu, ini tidak benar, itu bukan begitu, hal demikian tidak ditemukan diantara kami, dan bukan pada kami.
Sebaliknya pula pada siswa, bilaman orang lain memuji Aku, memuji Dhamma, memuji Sangha, janganlah karena hal tersebut engkau merasa senang, atau bangga, atau tinggi hati. Jika engkau bersikap demikian maka hal itupun akan menghalangi perjalananmu mencapai kebebasan. Bilamana orang lain memuji Aku, atau Dhamma, atau Sangha, maka engkau harus menunjukkan apa yang benar sebagai faktanya dengan mengatakan berdasarkan hal ini atau itu. Ini memang benar, itu memang begitu, hal demikian terdapat diantara kami, ada pada kami"."
(Digha Nikaya I, Brahmajala Sutta)
Semoga menjadi bahan perenungan bagi pembina dan pencari kebenaran yang sungguh-sungguh tulus/murni.
good hope and love
sahabat baikmu, coedabgf
hmm, gimana yah....kalau dikatakan menghina..........
sang buddha menyatakan "bodoh" pada orang bodoh... dan sang buddha menyatakan "bijaksana" pada orang bijaksana...
dan semua itu ada "alasan"
atau dengan kata lainnya "patut di-cela"
kalau menghina dalam kategori "saya" ^.^
adalah seperti mengatakan orang "bodoh" tanpa ada alasan-nya....
inilah dikatakan "menghina"
salam metta.
[at] marcedes
yang membedakan adalah anda bukanlah sang buddha :)
bro dhanu,kita mo lanjutkan diskusi gak?
klo mo tetap fokus pada diskusi kita. bukan komentar-komentar yang lain bahkan lari lagi menjadi liar (pikiran).
klo anda mo terus, saya minta jawaban ya atau tidak untuk fokus ke bahan diskusi kita saja?
_/\_
Pilindavaccha Thera mempunyai cara yang kurang sopan dalam menegur orang. Ia sering berkata, "Kemari, kamu orang sial", atau "Kesana, kamu orang sial", dan hal-hal lain seperti itu. Para bhikkhu yang lain melaporkan tentang hal itu kepada Sang Buddha.
Sang Buddha mengundangnya, dan berbicara kepadanya tentang masalah itu. Kemudian dalam refleksi batin Sang Buddha, Beliau mengetahui bahwa sepanjang lima ratus kehidupannya yang lampau, sang thera selalu dilahirkan hanya dalam lingkungan keluarga brahmana, yang menghormati diri mereka sendiri sebagai yang terbaik di antara orang lain.
Maka Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu, "Para bhikkhu! Vaccha Thera menegur orang lain sebagai `orang sial` hanya karena kekuatan kebiasaan yang diperoleh dalam masa lima ratus kelahirannya sebagai seorang brahmana, dan bukan karena kebencian. Ia tidak mempunyai maksud untuk melukai orang lain, karena seorang arahat tidak melakukan kejahatan kepada yang lain."
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 408 berikut :
"Akakksam vinnapanim
giram sacca` mudiraye
yaya nahhisaje kanci
tamaham brumi brahmanam."
Seseorang yang mengucapkan kata-kata halus,
yang mengandung Ajaran Kebenaran,
yang tidak menyinggung siapapun juga,
maka ia Kusebut seorang `brahmana`.
-------------------------------------------
tapi kan belajar dari sifat seorang buddha. ^^
tunggu saja waktunya...., mengalir saja bro.... sebab sebenarnya sudah jelas. Tetapi anda dan teman-teman ada yang seperti : no. 3 dan no. 4 kutipan saya. (itulah sebabnya saya diblokir.)
kenyataan jawaban :
1.ada yang memang bertolak belakang dengan pengertian penanya
2.ada yang sejalan dengan pemahaman penanya
3.ada yang bertanya tetapi sesungguhnya si penanya (secara gak lagsung memaksakan kehendak) menginginkan jawaban seturut dengan kebenaran tataran pengetahuan/pemahaman sipenanya saja
4.ada jawaban yang memang diluar pemahaman si penanya sehingga menimbulkan kebingungan bagi sipenanya dan tanggapannya tergantung ego sipenanya mo mencari apa?
i males ngerangkum....
om coed tahu gak apa saja point2 pertanyaan rekan2 yg laen?
atau
point2 pertanyaan om coed yg jadi permasalahan apa aja?
bisa tolong sebutkan
Quote from: Hendra Susanto on 02 May 2009, 06:31:54 PM
[at] marcedes
yang membedakan adalah anda bukanlah sang buddha :)
imo seh, ga perlu jadi Buddha dulu utk bilangin:
"oi... bego lo..."
atau
"wah u jenius yah"
;)
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 06:43:43 PM
bro dhanu,kita mo lanjutkan diskusi gak?
klo mo tetap fokus pada diskusi kita. bukan komentar-komentar yang lain bahkan lari lagi menjadi liar (pikiran).
klo anda mo terus, saya minta jawaban ya atau tidak untuk fokus ke bahan diskusi kita saja?
_/\_
sy ga tertarik membahas dhamma dengan anda, maaf... tp jika anda mau membahas ketuhanan anda, ajaran agama anda, saya sangat... sangat... siap... seperti ketika sy meladeni beberapa pendeta kr****n yg sempat bungkam mulut nya... ketika ia berani menyindir kepercayaan orang lain terlebih dahulu (sy usil krn ada sebab... supaya jelas, ntar sy dikatakan sentimen pribadi, yg kata orang pinter itu lah "aku" padahal lucu nya minta ampun pengertian atas "aku" yg dia pahami...)
klo dikatakan liar, pikiran anda sangat liar... kenapa ? berani membahas bahkan mengajari hal yg tidak anda kuasai, apa nama kalo bukan omong kosong ? anda disini bukan bertujuan mencari informasi atau belajar... kenapa ? jika orang yg belajar dan mencari informasi, tidak akan pernah "men-judge" sumber informasi itu salah, sedangkan yg belajar sendiri tidak tau apa-apa mengenai apa yg dia pelajari, kecuali ajaran samawi yg penuh di otak anda...
apakah anda layak sy katakan demikian ? layak untuk diskusi mengenai bathin dan ketuhanan dr sisi buddhism...
anda bertanya, apakah sy tertarik untuk melanjutkan diskusi bathin dan ketuhanan dr sisi buddhism terhadap anda, maka jawaban sy tidak... sy cuma tertarik untuk menyerang logika anda yg berani membahas buddhism hasil utak-atik gatuk anda, tanpa harus sy mengurai/menjelaskan dhamma...
dhanuttono
ADUH BINGUNG2 AMAT
SUDAH SAYA BILANG BUDDHA MENOLAK MENJAWAB 8 PERTANYAAN ALASANANYA KARENA MUNGKIN YG NANYA YA KAYAK COEDFG INI KALI YG MUTER2 MAKANYA JANGAN DIBAHAS
TP KLO DIANYA NGOTOT MAU NGELANJUTIN MARI DIPERMUDAH DAN DIPERSIMPLE SAJA DISKUSINYA
YAITU APA PERTANYAAN DARI BUNG COEDFG COBA DISEBUTKAN SEMUANYA DALAM SATU POSTING LALU DIJAWAB OLEH YG LAINNYA DG 1 POSTING JUGA.
PERTANYAAN HARUS DIJAWAB DULU DG JAWABAN BUKAN DG PERTANYAAN LAINNYA
KRN BUNG COEDGF INI BERTANYA TERUS DAN TIDAK ADA SATUPUN PERTANYAAN ORANG LAIN YG DIJAWABNYA
PERTANYAAN SAYA SAJA TIDAK ADA DIJAWAB
BAHKAN JAWABAN SAYA AJA TIDAK ADA DIRESPON
OK,SIAPA DISINI YG MERASA PERTANYAANNYA TIDAK PERNAH ADA DIJAWAB OLEH COEDGF SECARA LANGSUNG
DAN SIAPA DISINI YG MERASA PERNYATAANNYA TIDAK ADA DIRESPON COEDFG??????????????????
TOLONG KAWAN2 BERI RESPON YA,CUKUP DG KETIK YA
SAYA BENAR2 PENASARAN DG HAL INI
^ ^ coba capslock nya dimatiin cuy!
semua, saya mau nanya.
siapa Mr Coedabgf itu sebenarnya(apa saja yang anda tahu tentang beliau. tolong penjelasannya. krena beliau juga sngt trkenal di wdc)?
Quote from: HITAM-PUTIH on 03 May 2009, 06:16:09 PM
semua, saya mau nanya.
siapa Mr Coedabgf itu sebenarnya(apa saja yang anda tahu tentang beliau. tolong penjelasannya. krena beliau juga sngt trkenal di wdc)?
Coedabgf adalah salah satu member di DC sama seperti anda
Quote from: ryu on 03 May 2009, 05:32:16 PM
^ ^ coba capslock nya dimatiin cuy!
^Kakakakakak
ryu mode on
udah mulai kendur ni otot2 baca postingan2 di atas.^
yg pasti kalo om ceodabgf kenapa2,sy ahli warisnya...
Quote from: Mr.Jhonz on 03 May 2009, 07:17:49 PM
Quote from: ryu on 03 May 2009, 05:32:16 PM
^ ^ coba capslock nya dimatiin cuy!
^Kakakakakak
ryu mode on
udah mulai kendur ni otot2 baca postingan2 di atas.^
yg pasti kalo om ceodabgf kenapa2,sy ahli warisnya...
Mr. Jhonz mau membahas bathin dan ketuhanan dari sisi buddhism juga seperti br ceodabgf ?? boleh asal dapat berdiskusi dengan logika yg sehat aja... :))
dhanuttono berpesan : "paling malas melayani orang yg logikanya kurang sehat dalam berdiskusi tentang dhamma..." (sutta-tono I:106)
aa'tono
Quote from: savana_zhang on 03 May 2009, 05:24:24 PM
ADUH BINGUNG2 AMAT
SUDAH SAYA BILANG BUDDHA MENOLAK MENJAWAB 8 PERTANYAAN ALASANANYA KARENA MUNGKIN YG NANYA YA KAYAK COEDFG INI KALI YG MUTER2 MAKANYA JANGAN DIBAHAS
Quote from: savana_zhang on 03 May 2009, 05:28:13 PM
TP KLO DIANYA NGOTOT MAU NGELANJUTIN MARI DIPERMUDAH DAN DIPERSIMPLE SAJA DISKUSINYA
YAITU APA PERTANYAAN DARI BUNG COEDFG COBA DISEBUTKAN SEMUANYA DALAM SATU POSTING LALU DIJAWAB OLEH YG LAINNYA DG 1 POSTING JUGA.
PERTANYAAN HARUS DIJAWAB DULU DG JAWABAN BUKAN DG PERTANYAAN LAINNYA
KRN BUNG COEDGF INI BERTANYA TERUS DAN TIDAK ADA SATUPUN PERTANYAAN ORANG LAIN YG DIJAWABNYA
PERTANYAAN SAYA SAJA TIDAK ADA DIJAWAB
BAHKAN JAWABAN SAYA AJA TIDAK ADA DIRESPON
Quote from: savana_zhang on 03 May 2009, 05:30:33 PM
OK,SIAPA DISINI YG MERASA PERTANYAANNYA TIDAK PERNAH ADA DIJAWAB OLEH COEDGF SECARA LANGSUNG
DAN SIAPA DISINI YG MERASA PERNYATAANNYA TIDAK ADA DIRESPON COEDFG??????????????????
TOLONG KAWAN2 BERI RESPON YA,CUKUP DG KETIK YA
SAYA BENAR2 PENASARAN DG HAL INI
Bro Savanah yang baik penggunaan Caplock dalam diskusi sebaiknya dimatikan, karena itu tidak etis, dan tidak sopan, pada dasarnya penggunaan capslock sama saja seperti orang nadanya marah -marah.
Quote from: Indra on 03 May 2009, 06:30:10 PM
Quote from: HITAM-PUTIH on 03 May 2009, 06:16:09 PM
semua, saya mau nanya.
siapa Mr Coedabgf itu sebenarnya(apa saja yang anda tahu tentang beliau. tolong penjelasannya. krena beliau juga sngt trkenal di wdc)?
Coedabgf adalah salah satu member di DC sama seperti anda
:)) itu seh jawaban paling simple (semua orang juga tao :whistle:) :))
btw, WDC itu apa ya?
Quote from: Hendi Wijaya on 04 May 2009, 10:41:56 AM
Quote from: Indra on 03 May 2009, 06:30:10 PM
Quote from: HITAM-PUTIH on 03 May 2009, 06:16:09 PM
semua, saya mau nanya.
siapa Mr Coedabgf itu sebenarnya(apa saja yang anda tahu tentang beliau. tolong penjelasannya. krena beliau juga sngt trkenal di wdc)?
Coedabgf adalah salah satu member di DC sama seperti anda
:)) itu seh jawaban paling simple (semua orang juga tao :whistle:) :))
btw, WDC itu apa ya?
WDC itu merek Harddisk :P
Back to topic
Mana nih Om Kudanya ;D
lagi ikut pacuan kuda kale ;D
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 04:10:28 PM
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 01:40:53 PM
Quote from: markosprawira on 01 May 2009, 09:46:16 AM
Kembali anda berkelit ke statement2 lain yg tidak berhubungan dengan diskusi........
Daripada menyimpang kesana sini, tolong pastikan dulu deh apa yang anda mau diskusikan? Mahluk, Nibbana, batin, atau apa?
Setelah itu, anda paparkan sutta2 apa yg anda pegang, yang anda pahami, dan mari kita diskusi bersama, ok?
sayang loh jika kita yg seharusnya berlatih bersama utk mengikis LDM, malahan melakukan hal2 yg tidak bermanfaat......
To ALL :
hanya ingin mengklarifikasi bhw ga ada niat utk menyerang pribadi.
Seperti judul di atas, sudah jelas bhw yg ingin didiskusikan adalah mengenai Batin, mahluk, dsbnya agar supaya jangan berspekulasi sesuai dengan SUTTA seperti yg diangkat oleh bro coedabgf, jadi beberapa rekan minta utk lebih dijelaskan
Ini bukan adu kemampuan atau adu apapun, jadi tolong untuk tidak flaming dengan menyebut mod DC.
Sekali lagi bro coedabgf yang minta utk berdiskusi secara SUTTA, dan marilah kita berdiskusi
Ini sebetulnya sudah dengan jelas saya sebut diatas, yang saya QUOTE lagi :
QuoteDaripada menyimpang kesana sini, tolong pastikan dulu deh apa yang anda mau diskusikan? Mahluk, Nibbana, batin, atau apa?
Setelah itu, anda paparkan sutta2 apa yg anda pegang, yang anda pahami, dan mari kita diskusi bersama, ok?
sayang loh jika kita yg seharusnya berlatih bersama utk mengikis LDM, malahan melakukan hal2 yg tidak bermanfaat......
Semoga bs dimengerti oleh rekan2 lainnya....
dan saya masih menunggu tanggapan rekan coedabgf loh.........
Quote from: coedabgf on 01 May 2009, 02:42:03 PM
maksudnya layani aku terus bro (kuras pemikiran aku gitu bro),sampai aku kehabisan pemikiran gitu bro, kan... pasti ada saatnya mungkin bisa saja suatu saat ngaco/salah mengeluarkan pandangan. (Bukan prasangka buruk)
Saya ga bermaksud utk bikin habis pemikiran loh....... walau anda berkata :
Quote from: coedabgf on 28 April 2009, 04:25:31 PM
bro markos liat jamnya....,klo aku mo layani terus... ;D
Kenapa anda ga mau merespons pertanyaan saya diatas yah?
Pertanyaan ane kaga dijawab2 nih...........
Quote from: savana_zhang on 03 May 2009, 05:30:33 PM
OK,SIAPA DISINI YG MERASA PERTANYAANNYA TIDAK PERNAH ADA DIJAWAB OLEH COEDGF SECARA LANGSUNG
DAN SIAPA DISINI YG MERASA PERNYATAANNYA TIDAK ADA DIRESPON COEDFG??????????????????
TOLONG KAWAN2 BERI RESPON YA,CUKUP DG KETIK YA
SAYA BENAR2 PENASARAN DG HAL INI
ane daftar......... tapi caps locknya gede yah?
sy jg daftar...^^
tapi orang nya memang begitu, demikianlah saudara coedabgf apa adanya....
Quote from: savana_zhang on 03 May 2009, 05:28:13 PM
TP KLO DIANYA NGOTOT MAU NGELANJUTIN MARI DIPERMUDAH DAN DIPERSIMPLE SAJA DISKUSINYA
YAITU APA PERTANYAAN DARI BUNG COEDFG COBA DISEBUTKAN SEMUANYA DALAM SATU POSTING LALU DIJAWAB OLEH YG LAINNYA DG 1 POSTING JUGA.
PERTANYAAN HARUS DIJAWAB DULU DG JAWABAN BUKAN DG PERTANYAAN LAINNYA
KRN BUNG COEDGF INI BERTANYA TERUS DAN TIDAK ADA SATUPUN PERTANYAAN ORANG LAIN YG DIJAWABNYA
PERTANYAAN SAYA SAJA TIDAK ADA DIJAWAB
BAHKAN JAWABAN SAYA AJA TIDAK ADA DIRESPON
kutipan pernyataan dan pertanyaan sis savana: (dari thread apa itu nibanna)aku ini sifatnya tanpa inti diri yg kekal,aku ini berubah-ubah,aku ni tidak mutlak
aku yg sekarang tidaklah sama dg aku yg dulu namun bukan pula benar2 berbeda.emagnya kenapa sih?
km ini suka nanya orang tp g menjawab pertanyaan orang n replynya selalu nga ada yg berkaitan dg pernyataan orang alias mencari pertanyaan baru.nah khan km tanya mengenai apakah nibana dan mutlak itu lalu sy jawab
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
jd nibana itu mutlak tp mutlak tidak pasti adalah nibana,nibana adalah keadaan mutlak 1+1=2 adalah konsep mutlak
(nah anda harus tanggapi yg ini dulu donk biar sy tidak penasaran br nanya lg mengenai kebaradaan aku/diri)bgt lah berdiskusi
seperti juga pernyataan pertanyaan bro mercedes sbb : (dari thread apa itu nibanna)"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
mohon orang tercerahkan jawab.
kutipan tanggapan jawaban saya berupa pertanyaan : (dari thread apa itu nibanna)saya tanya, semua itu produk/keluaran (berasal) dari apa?
silahkan renungkan jawaban pertanyaan saya (semua mewakili jawaban pertanyaan dan gambaran kondisi anda dan tingkatan kebijaksanaan pemikiran/pandangan anda) dengan pandangan/pemahaman/pengetahuan teman/umat. (dan dengan hubungannya yang guru Buddha bilang 'spekulasi' )
good hope and love
sahabat, coedabgf
dan jawabannya juga ada hubungannya dengan tanya jawab diskusi dengan bro dhanu. tapi sayang selalu liar. (seperti di thread mana yach yang menjelaskan tentang 10 jenis pikiran)
Quote from: dhanuttono on 03 May 2009, 04:21:12 PM
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 06:43:43 PM
bro dhanu,kita mo lanjutkan diskusi gak?
klo mo tetap fokus pada diskusi kita. bukan komentar-komentar yang lain bahkan lari lagi menjadi liar (pikiran).
klo anda mo terus, saya minta jawaban ya atau tidak untuk fokus ke bahan diskusi kita saja?
_/\_
sy ga tertarik membahas dhamma dengan anda, maaf... tp jika anda mau membahas ketuhanan anda, ajaran agama anda, saya sangat... sangat... siap... seperti ketika sy meladeni beberapa pendeta kr****n yg sempat bungkam mulut nya... ketika ia berani menyindir kepercayaan orang lain terlebih dahulu (sy usil krn ada sebab... supaya jelas, ntar sy dikatakan sentimen pribadi, yg kata orang pinter itu lah "aku" padahal lucu nya minta ampun pengertian atas "aku" yg dia pahami...)
klo dikatakan liar, pikiran anda sangat liar... kenapa ? berani membahas bahkan mengajari hal yg tidak anda kuasai, apa nama kalo bukan omong kosong ? anda disini bukan bertujuan mencari informasi atau belajar... kenapa ? jika orang yg belajar dan mencari informasi, tidak akan pernah "men-judge" sumber informasi itu salah, sedangkan yg belajar sendiri tidak tau apa-apa mengenai apa yg dia pelajari, kecuali ajaran samawi yg penuh di otak anda...
apakah anda layak sy katakan demikian ? layak untuk diskusi mengenai bathin dan ketuhanan dr sisi buddhism...
anda bertanya, apakah sy tertarik untuk melanjutkan diskusi bathin dan ketuhanan dr sisi buddhism terhadap anda, maka jawaban sy tidak... sy cuma tertarik untuk menyerang logika anda yg berani membahas buddhism hasil utak-atik gatuk anda, tanpa harus sy mengurai/menjelaskan dhamma...
dhanuttono
bro dhanu..., kenapa pikiran anda selalu liar yach? mo dilanjutkan gak? fokus... fokus.... ikut proses ajaran guru Buddha.
Siapa nih anggota forum yang sudah jadi orangtua?
seperti hubungan orangtua dengan anaknya.
diberi nasehat, malah menjadi sebel/marah/jengkel
marah/jengkel merasa orangtua tidak mau mendengar, mengerti atau menangkap aspirasi pemikiran anak
padahal kenyataannya tanpa diungkapkanpun, orangtua sudah melihat segala kecenderungan dan kebijakan yang melatar belakangi tindakan anak.
memang ketika positif, yang positif bisa membedakan yang negatif, tetapi juga bisa melihat secara menyeluruh kegunaan penggunaannya.
ketika negatif diberi negatif, maybe yang negatif bisa berbalik menjadi yang positif.
maaf soal caps lock nya saya ga tau klo itu berarti bernada marah2
kutipan tanggapan jawaban saya berupa pertanyaan : (dari thread apa itu nibanna)
saya tanya, semua itu produk/keluaran (berasal) dari apa?
silahkan renungkan jawaban pertanyaan saya (semua mewakili jawaban pertanyaan dan gambaran kondisi anda dan tingkatan kebijaksanaan pemikiran/pandangan anda) dengan pandangan/pemahaman/pengetahuan teman/umat. (dan dengan hubungannya yang guru Buddha bilang 'spekulasi' )
good hope and love
sahabat, coedabgf
(ini tidak ada kaitannya dg pernyataan saya,,makanya saya bilang pertanyaan dan pernyataan saya dijawab dg pertanyaan lain yg tidak ada hubungannya)
menurut cara berpikir buddhis semua produk berasal dari banyak produk2 lainnya sebagai sebab+kondisi saat ini yg mendukung,dan produk2 yg td mempunyai sebab2 lg bgt terus tidak bisa dipahami awalnya,jd dlm buddhis tidak ada sebab pertama yg mutlak
jd banyak sebab mengakibatkan banyak akibat
tp jawaban yg anda harapkan adalah semua produk berasal dari tuhan,ya udah ngalah aja.gpp asal anda senang
Rahasia inti tujuan ajaran guru Buddha.
Klo agama Buddha seperti rangkuman proses-proses dari tulisan teman-teman semua.... (jalan umum/awam).
Tapi klo inti yang guru Buddha ajarkan tujuan sesungguhnya (semua makhluk yang tercerahkan/jalan keTuhanan) adalah mengetahui, mengenal, mencapai/menuju 'sesuatu' di Udanna VIII.3
Setelah itu gak bisa diceritakan/digambarkan lagi menurut ukuran duniawi, tetapi realitas bagi pengalaman yang mencapai, dan bila dibandingkan dengan awam hanya realitas pegalaman masing-masing pribadi. (sebab sudah diluar jangkauan kesempitan kebijaksanaan logika makhluk awam/duniawi).
Kebenaran diluar pengalaman itu semua spekulasi (sankhara), seperti pengetahuan kebenaran yang dibanggakan semua kawan-kawan forumer, apalagi ditambah dengan keakuaan atta diri. (semua hanya manifestasi cangkang diri)
;) :))
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 08:45:38 AM
memang ketika positif, yang positif bisa membedakan yang negatif, tetapi juga bisa melihat secara menyeluruh kegunaan penggunaannya.
ketika negatif diberi negatif, maybe yang negatif bisa berbalik menjadi yang positif.
ini adalah agama buddha bukan matematika
lg pula diberi berarti ditambah.negatif+negatif=makin negatif
-x- baru +
matematika anda aja keliru
Jawaban coedfg untuk semua prtanyaan kita sebenarnya hanya 1 saja
yaitu TUHAN jd ga perlu nannya lagi
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 08:45:38 AM
memang ketika positif, yang positif bisa membedakan yang negatif, tetapi juga bisa melihat secara menyeluruh kegunaan penggunaannya.
ketika negatif diberi negatif, maybe yang negatif bisa berbalik menjadi yang positif.
Quote from: savana_zhang on 05 May 2009, 11:18:38 AM
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 08:45:38 AM
memang ketika positif, yang positif bisa membedakan yang negatif, tetapi juga bisa melihat secara menyeluruh kegunaan penggunaannya.
ketika negatif diberi negatif, maybe yang negatif bisa berbalik menjadi yang positif.
ini adalah agama buddha bukan matematika
lg pula diberi berarti ditambah.negatif+negatif=makin negatif
-x- baru +
matematika anda aja keliru
ini sich bro mod siapa sich yang pindahin tulisan pada topik di thread lain jadi bikin bingung orang lain. memang sengaja yach...? ;D
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 11:22:17 AM
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 08:45:38 AM
memang ketika positif, yang positif bisa membedakan yang negatif, tetapi juga bisa melihat secara menyeluruh kegunaan penggunaannya.
ketika negatif diberi negatif, maybe yang negatif bisa berbalik menjadi yang positif.
Quote from: savana_zhang on 05 May 2009, 11:18:38 AM
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 08:45:38 AM
memang ketika positif, yang positif bisa membedakan yang negatif, tetapi juga bisa melihat secara menyeluruh kegunaan penggunaannya.
ketika negatif diberi negatif, maybe yang negatif bisa berbalik menjadi yang positif.
ini adalah agama buddha bukan matematika
lg pula diberi berarti ditambah.negatif+negatif=makin negatif
-x- baru +
matematika anda aja keliru
ini sich bro mod siapa sich yang pindahin tulisan pada topik di thread lain jadi bikin bingung orang lain. memang sengaja yach...? ;D
emang seperti itu khan -+-=apa coba
jelas2 keliru aja anda masih ngeyel,susah
baca saja tuch intinya/rahasia kebenaran pengajaran guru Buddha di thread
Re: Kelebihan beragama buddha « Reply #10 .
mo di tuntun/ditarik pelan-pelan keluar dari kemelekatan/ikatan cangkang diri, pikiran keakuan selalu berusaha mengacaukan/mengaburkan fokus diri sendiri menjadi liar.
[at] savana,
sori dah klo ada tulisan menyinggung... _/\_ :x
memang miss savana sayang sudah mencapai Nibanna? koq bisa tahu?
jangan menyimpang lg
ini lo - + - = makin - bukan jadi + seperti kata anda
ini anda mengakui nga? ato masih bersikeras - + - = +
anda hutang 1000 lalu tambah hutang lagi 1000 hutang anda jd 2000 atao lunas??????
Quote from: coedabgf on 04 May 2009, 10:03:42 PM
bro dhanu..., kenapa pikiran anda selalu liar yach? mo dilanjutkan gak? fokus... fokus.... ikut proses ajaran guru Buddha.
anda koq bodoh sekali ya ? sudah sy jelaskan sy tidak tertarik membahas dhamma hasil utak atik gatuk anda, kalo sy tidak tertarik itu urusan sy dan pasti ada masalah di lawan bicara sy, simple bukan... masalah lari ato ga, sy udah diem, tp anda yg masih lari...
"ikut proses ajaran guru Buddha" apa proses yg anda maksud itu ?? coba deh tenangkan diri, pikiran dan logika anda, sebelum kasih mu menjadi sangat kasihan... jangan suka ngamuk2 kemudian banting2 meja seperti yg dilakukan anak tuhan mu... :)) gitu koq dibilang ga lari, ego nya yg paling ok punya.. bung punya cermin ? klo ga ada ku kirim deh cermin 1 ke rumah mu... biar bs ngaca...
^
^
be calm, be quiet.......sati sati sati...! _/\_
Quote from: dhanuttono on 05 May 2009, 11:37:23 AM
Quote from: coedabgf on 04 May 2009, 10:03:42 PM
bro dhanu..., kenapa pikiran anda selalu liar yach? mo dilanjutkan gak? fokus... fokus.... ikut proses ajaran guru Buddha.
anda koq bodoh sekali ya ? sudah sy jelaskan sy tidak tertarik membahas dhamma hasil utak atik gatuk anda, kalo sy tidak tertarik itu urusan sy dan pasti ada masalah di lawan bicara sy, simple bukan... masalah lari ato ga, sy udah diem, tp anda yg masih lari...
"ikut proses ajaran guru Buddha" apa proses yg anda maksud itu ?? coba deh tenangkan diri, pikiran dan logika anda, sebelum kasih mu menjadi sangat kasihan... jangan suka ngamuk2 kemudian banting2 meja seperti yg dilakukan anak tuhan mu... :)) gitu koq dibilang ga lari, ego nya yg paling ok punya.. bung punya cermin ? klo ga ada ku kirim deh cermin 1 ke rumah mu... biar bs ngaca...
logika sederhana - + - aja ga bisa apalagi logika buddhis bgm mengharapkan orang sprt ini berdiskus bung dhannu?
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 11:41:02 AM
^
^
be calm, be quiet.......sati sati sati...! _/\_
apa hubungan antara - + - dg sati???
- + - adalah makin - bukan sati
^
^
bukannya dah kenal..., saya (om) coedabgf, anda arya bodhikan..? _/\_
buat ilustrasi :
seperti yang telah mencapai realisasi pengalaman Nibanna, tahu penjelasan kebenaran Nibanna siapapun.
tetapi yang belum tahu realisasi Nibanna, meskipun banyak bicara tentang Nibanna atau bahkan proses bekerjanya batin, tetap saja kenyataannya tidak tahu gambaran keadaan sebenarnya realisasi Nibanna.
Apa sebabnya? karena pijakannya. Pijakan apa? renungkan penjelasan saya pada reply #10
makanya ada saya pertanyakan siapa umat/murid/rohaniawan yang sudah tercerahkan klo keadaannya seperti gitu?
rahasianya :
Selama masih tercengkram dalam pengertian terikat/melekat (berpijak) kepada yang tilakhana (sankhara), makhluk sesungguhnya masih diliputi lobha dosa dan khususnya Moha.
dan itu yang guru Buddha bilang 'berspekulasi'.
ada yang ngerti/nagkap?
akh... memberi pengetahuan kepada makhluk... (awam) malah diserang habis-habisan... oleh karena mengusik kemapanan keakuan atta diri yang dilekat. Menjadi heboh, gonjang ganjing/panas.
Quote from: dhanuttono on 05 May 2009, 11:37:23 AM
Quote from: coedabgf on 04 May 2009, 10:03:42 PM
bro dhanu..., kenapa pikiran anda selalu liar yach? mo dilanjutkan gak? fokus... fokus.... ikut proses ajaran guru Buddha.
anda koq bodoh sekali ya ? sudah sy jelaskan sy tidak tertarik membahas dhamma hasil utak atik gatuk anda, kalo sy tidak tertarik itu urusan sy dan pasti ada masalah di lawan bicara sy, simple bukan... masalah lari ato ga, sy udah diem, tp anda yg masih lari...
"ikut proses ajaran guru Buddha" apa proses yg anda maksud itu ?? coba deh tenangkan diri, pikiran dan logika anda, sebelum kasih mu menjadi sangat kasihan... jangan suka ngamuk2 kemudian banting2 meja seperti yg dilakukan anak tuhan mu... :)) gitu koq dibilang ga lari, ego nya yg paling ok punya.. bung punya cermin ? klo ga ada ku kirim deh cermin 1 ke rumah mu... biar bs ngaca...
klo didalam cerita Zen, orang yang keras kepala didalam kebanggaan kebodohannya diapain oleh sang guru biar menjadi lunak? :hammer:
loh aku jelaskan dalam tataran ajaran guru Buddha bukan yang lain, memang ada yang lain?
klo yang lain sih itu bagian aku dan orang yang percaya bro dery.
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 May 2009, 12:07:35 PM
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 11:13:39 AM
Rahasia inti tujuan ajaran guru Buddha.
Klo agama Buddha seperti rangkuman proses-proses dari tulisan teman-teman semua.... (jalan umum/awam).
Tapi klo inti yang guru Buddha ajarkan tujuan sesungguhnya (semua makhluk yang tercerahkan/jalan keTuhanan) adalah mengetahui, mengenal, mencapai/menuju 'sesuatu' di Udanna VIII.3
Setelah itu gak bisa diceritakan/digambarkan lagi menurut ukuran duniawi, tetapi realitas bagi pengalaman yang mencapai, dan bila dibandingkan dengan awam hanya realitas pegalaman masing-masing pribadi. (sebab sudah diluar jangkauan kesempitan kebijaksanaan logika makhluk awam/duniawi).
Kebenaran diluar pengalaman itu semua spekulasi (sankhara), seperti pengetahuan kebenaran yang dibanggakan semua kawan-kawan forumer, apalagi ditambah dengan keakuaan atta diri. (semua hanya manifestasi cangkang diri)
;) :))
Sekali lagi, hanya anda sendiri yang tahu kebenaran sesungguhnya, dan orang lain semua hanya spekulasi dan terkurung cangkang ego. Itulah sebabnya postingan anda disediakan tempat khusus agar pengalaman nibbana anda tidak tercampur dengan spekulasi member lain. Jadi harap maklum.
yah gak usah dipindahkan dan dicampur-campur dong..., anggap aja selingan teka-teki yang belum terpecahkan atau kebodohan kekhayalan/imaginasi yang dapat ditertawakan bro mod.
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 12:11:49 PM
yah gak usah dipindahkan dan dicampur-campur dong..., anggap aja selingan teka-teki yang belum terpecahkan atau kebodohan kekhayalan/imaginasi yang dapat ditertawakan bro mod.
Di sini adalah tempat bagi orang berdiskusi dan belajar. Teka-teki untuk bahan tertawaan hanyalah sesuatu yang menghambat orang untuk belajar, sehingga tidak cocok di sini. Mungkin anda sudah tercerahkan, tetapi banyak orang lain di luar sana (termasuk juga saya) masih meraba-raba dalam gelap.
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 12:06:04 PM
Quote from: dhanuttono on 05 May 2009, 11:37:23 AM
Quote from: coedabgf on 04 May 2009, 10:03:42 PM
bro dhanu..., kenapa pikiran anda selalu liar yach? mo dilanjutkan gak? fokus... fokus.... ikut proses ajaran guru Buddha.
anda koq bodoh sekali ya ? sudah sy jelaskan sy tidak tertarik membahas dhamma hasil utak atik gatuk anda, kalo sy tidak tertarik itu urusan sy dan pasti ada masalah di lawan bicara sy, simple bukan... masalah lari ato ga, sy udah diem, tp anda yg masih lari...
"ikut proses ajaran guru Buddha" apa proses yg anda maksud itu ?? coba deh tenangkan diri, pikiran dan logika anda, sebelum kasih mu menjadi sangat kasihan... jangan suka ngamuk2 kemudian banting2 meja seperti yg dilakukan anak tuhan mu... :)) gitu koq dibilang ga lari, ego nya yg paling ok punya.. bung punya cermin ? klo ga ada ku kirim deh cermin 1 ke rumah mu... biar bs ngaca...
klo didalam cerita Zen, orang yang keras kepala didalam kebanggaan kebodohannya diapain oleh sang guru biar menjadi lunak? :hammer:
:)) baru kali ini sy ketemu orang yg narsis n ngeyel seperti ini, bodohnya itu kebangetan tp pinter membalik kata2... klo ga salah didalam nasrani klo bodoh itu, nasibnya ya mati disalib sebagai penjahat... eit, masa mati sebagai penjahat dikatakan nebus dosa nya coedabgf ? oh iya... nebus dosa nya orang bodoh... wajar... wajar... sy dapat memaklumi kebodohan itu, sungguh kasih yg kasihan.. :))
out of topic, sy ga mau nanggapi tulisan orang bodoh satu ini lagi... kecuali dia berani menyerang buddhism !
Quote from: dhanuttono on 05 May 2009, 12:22:40 PM
:)) baru kali ini sy ketemu orang yg narsis n ngeyel seperti ini, bodohnya itu kebangetan tp pinter membalik kata2... klo ga salah didalam nasrani klo bodoh itu, nasibnya ya mati disalib sebagai penjahat... eit, masa mati sebagai penjahat dikatakan nebus dosa nya coedabgf ? oh iya... nebus dosa nya orang bodoh... wajar... wajar... sy dapat memaklumi kebodohan itu, sungguh kasih yg kasihan.. :))
out of topic, sy ga mau nanggapi tulisan orang bodoh satu ini lagi... kecuali dia berani menyerang buddhism !
Mohon tidak mengarah pada SARA.
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 12:06:04 PM
Quote from: dhanuttono on 05 May 2009, 11:37:23 AM
Quote from: coedabgf on 04 May 2009, 10:03:42 PM
bro dhanu..., kenapa pikiran anda selalu liar yach? mo dilanjutkan gak? fokus... fokus.... ikut proses ajaran guru Buddha.
anda koq bodoh sekali ya ? sudah sy jelaskan sy tidak tertarik membahas dhamma hasil utak atik gatuk anda, kalo sy tidak tertarik itu urusan sy dan pasti ada masalah di lawan bicara sy, simple bukan... masalah lari ato ga, sy udah diem, tp anda yg masih lari...
"ikut proses ajaran guru Buddha" apa proses yg anda maksud itu ?? coba deh tenangkan diri, pikiran dan logika anda, sebelum kasih mu menjadi sangat kasihan... jangan suka ngamuk2 kemudian banting2 meja seperti yg dilakukan anak tuhan mu... :)) gitu koq dibilang ga lari, ego nya yg paling ok punya.. bung punya cermin ? klo ga ada ku kirim deh cermin 1 ke rumah mu... biar bs ngaca...
klo didalam cerita Zen, orang yang keras kepala didalam kebanggaan kebodohannya diapain oleh sang guru biar menjadi lunak? :hammer:
siapa yg keras kepala?
- + - itu lo
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 May 2009, 12:22:32 PM
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 12:11:49 PM
yah gak usah dipindahkan dan dicampur-campur dong..., anggap aja selingan teka-teki yang belum terpecahkan atau kebodohan kekhayalan/imaginasi yang dapat ditertawakan bro mod.
Di sini adalah tempat bagi orang berdiskusi dan belajar. Teka-teki untuk bahan tertawaan hanyalah sesuatu yang menghambat orang untuk belajar, sehingga tidak cocok di sini. Mungkin anda sudah tercerahkan, tetapi banyak orang lain di luar sana (termasuk juga saya) masih meraba-raba dalam gelap.
betul itu.- + - dulu aja yg gampang dia g bisa
apalagi yg susah susah
memang - + - jadinya apa sis? #-o
memang - + - jadinya apa sis say? #-o
itu mah lain lagi urusannya brother...
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 May 2009, 12:26:01 PM
Quote from: dhanuttono on 05 May 2009, 12:22:40 PM
:)) baru kali ini sy ketemu orang yg narsis n ngeyel seperti ini, bodohnya itu kebangetan tp pinter membalik kata2... klo ga salah didalam nasrani klo bodoh itu, nasibnya ya mati disalib sebagai penjahat... eit, masa mati sebagai penjahat dikatakan nebus dosa nya coedabgf ? oh iya... nebus dosa nya orang bodoh... wajar... wajar... sy dapat memaklumi kebodohan itu, sungguh kasih yg kasihan.. :))
out of topic, sy ga mau nanggapi tulisan orang bodoh satu ini lagi... kecuali dia berani menyerang buddhism !
Mohon tidak mengarah pada SARA.
bener...
sabar bang...sabar...
Quote from: dhanuttono on 05 May 2009, 12:22:40 PM
out of topic, sy ga mau nanggapi tulisan orang bodoh satu ini lagi... kecuali dia berani menyerang buddhism !
berarti selama ini aye gak menyerang buddhism dong...? bro dhanu ayo dong kita lanjutkan lagi diskusi... 8->
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 May 2009, 12:26:01 PM
Quote from: dhanuttono on 05 May 2009, 12:22:40 PM
:)) baru kali ini sy ketemu orang yg narsis n ngeyel seperti ini, bodohnya itu kebangetan tp pinter membalik kata2... klo ga salah didalam nasrani klo bodoh itu, nasibnya ya mati disalib sebagai penjahat... eit, masa mati sebagai penjahat dikatakan nebus dosa nya coedabgf ? oh iya... nebus dosa nya orang bodoh... wajar... wajar... sy dapat memaklumi kebodohan itu, sungguh kasih yg kasihan.. :))
out of topic, sy ga mau nanggapi tulisan orang bodoh satu ini lagi... kecuali dia berani menyerang buddhism !
Mohon tidak mengarah pada SARA.
maaf itu bukan SARA... kecuali sy mengatakan tuhannya bodoh... sy mengatakan hal yg sesuai alur nya nasrani, penyaliban sebagai penebusan dosa, cm sy tambahkan untuk menebus dosa nya orang bodoh yg ditujukan ke coedabgf easy going aja.. jika tersinggung, berarti ego nya masih besar... harus disadari itu... ikuti ajaran yg benar, kasih yg penuh kesabaran, jangan sampe kasih itu jd kasihan...
santai aja,
dhanuttono
Quote from: dhanuttono on 05 May 2009, 12:55:02 PM
maaf itu bukan SARA... kecuali sy mengatakan tuhannya bodoh... sy mengatakan hal yg sesuai alur nya nasrani, penyaliban sebagai penebusan dosa, cm sy tambahkan untuk menebus dosa nya orang bodoh yg ditujukan ke coedabgf easy going aja.. jika tersinggung, berarti ego nya masih besar... harus disadari itu... ikuti ajaran yg benar, kasih yg penuh kesabaran, jangan sampe kasih itu jd kasihan...
Ya, saya tahu sebetulnya itu ditujukan pada pribadi coedabgf, bukan untuk menyerang kepercayaan lain. Tetapi takutnya bisa menyinggung tamu2 yang kebetulan lewat karena ada yang memiliki konsep penyaliban sebagai penebusan dosa.
mr johnz,
coba periksa dalam setiap diskusi, siapa yang sudah tercerahkan sehingga seseorang merasa menyatakan bahwa statementnya/pengetahuannya paling benar/pandanganya paling benar, mempertahankan ego?
siapa yang bukan mempertahankan ego?
bro dhanu... ,
apa salah daku kepadamu sehingga engkau begitu marah kepadaku?
adakah tulisanku yang menyinggung engkau ?
tunjukanlah biar kukoreksi aa.
apa salahku....?^:)^
- + - sudah saya sebutkan sebelumnya
bacalah sendiri
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 01:32:28 PM
mr johnz,
coba periksa dalam setiap diskusi, siapa yang sudah tercerahkan sehingga seseorang merasa menyatakan bahwa statementnya/pengetahuannya paling benar/pandanganya paling benar, mempertahankan ego?
siapa yang bukan mempertahankan ego?
kira2 siapa yg mempertahankan - + - sama dengan +
Quote from: savana_zhang on 05 May 2009, 02:07:42 PM
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 01:32:28 PM
mr johnz,
coba periksa dalam setiap diskusi, siapa yang sudah tercerahkan sehingga seseorang merasa menyatakan bahwa statementnya/pengetahuannya paling benar/pandanganya paling benar, mempertahankan ego?
siapa yang bukan mempertahankan ego?
kira2 siapa yg mempertahankan - + - sama dengan +
mmang sapa yang tulis?
koq jadi main + - kayak alat tes kehamilan aja.......one med, sensitif,pregcy... ;D
Inti rahasia aristoteles modern :
Khayalan, atta (diri),ketercekatan, pemwujudan atta diluar aku.
Awam berkhayal tidak mutlak(nibbana, mutlak perspekulasian diri dan diluar diri)
Keberadaan konsepsi yg tak mutlak(awam,subhuti pem konsepsi awal)
diri ego yg didalam dan diluar cangkang melihat kebermandirian....
Silakan direnungkan kebernyataan ini
Quote from: bond on 05 May 2009, 06:29:06 PM
koq jadi main + - kayak alat tes kehamilan aja.......one med, sensitif,pregcy... ;D
Inti rahasia aristoteles modern :
Khayalan, atta (diri),ketercekatan, pemwujudan atta diluar aku.
Awam berkhayal tidak mutlak(nibbana, mutlak perspekulasian diri dan diluar diri)
Keberadaan konsepsi yg tak mutlak(awam,subhuti pem konsepsi awal)
diri ego yg didalam dan diluar cangkang melihat kebermandirian....
Silakan direnungkan kebernyataan ini
ada yg bisa menterjemahkan ke bahasa indonesia?
Quote from: Indra on 05 May 2009, 10:32:16 PM
Quote from: bond on 05 May 2009, 06:29:06 PM
koq jadi main + - kayak alat tes kehamilan aja.......one med, sensitif,pregcy... ;D
Inti rahasia aristoteles modern :
Khayalan, atta (diri),ketercekatan, pemwujudan atta diluar aku.
Awam berkhayal tidak mutlak(nibbana, mutlak perspekulasian diri dan diluar diri)
Keberadaan konsepsi yg tak mutlak(awam,subhuti pem konsepsi awal)
diri ego yg didalam dan diluar cangkang melihat kebermandirian....
Silakan direnungkan kebernyataan ini
ada yg bisa menterjemahkan ke bahasa indonesia?
menerjemahkan... <== bahasa indonesia yang baik dan benar :D
Sdr. coedabgf yang baik
Niat anda Memang Baik mau membagi pengetahuan kepada makhluk lainnya, tapi pemahaman tentang Buddha Dhamma masih sebatas teori, pemahaman Buddha Dhamma perlu teori dan pengalaman/praktek.
jadi saya sarankan lebih baik anda ikut KURSUS DASAR-DASAR AGAMA BUDDHA !
boleh saya tanya ! sdr Coedabgf pernah bernamaskra kepada para Bhikkhu !
_/\_
Quote from: Indra on 05 May 2009, 10:32:16 PM
Quote from: bond on 05 May 2009, 06:29:06 PM
koq jadi main + - kayak alat tes kehamilan aja.......one med, sensitif,pregcy... ;D
Inti rahasia aristoteles modern :
Khayalan, atta (diri),ketercekatan, pemwujudan atta diluar aku.
Awam berkhayal tidak mutlak(nibbana, mutlak perspekulasian diri dan diluar diri)
Keberadaan konsepsi yg tak mutlak(awam,subhuti pem konsepsi awal)
diri ego yg didalam dan diluar cangkang melihat kebermandirian....
Silakan direnungkan kebernyataan ini
ada yg bisa menterjemahkan ke bahasa indonesia?
Quote from: adi lim on 06 May 2009, 06:54:51 AM
Sdr. coedabgf yang baik
Niat anda Memang Baik mau membagi pengetahuan kepada makhluk lainnya, tapi pemahaman tentang Buddha Dhamma masih sebatas teori, pemahaman Buddha Dhamma perlu teori dan pengalaman/praktek.
jadi saya sarankan lebih baik anda ikut KURSUS DASAR-DASAR AGAMA BUDDHA !
boleh saya tanya ! sdr Coedabgf pernah bernamaskra kepada para Bhikkhu !
_/\_
ini penjelasan rahasia kebernyataannya mr bond and bro indra....... :))
Umat seperti penyu dalam rumahnya, yang sukar atau bahkan tak dapat melepaskan diri dari kelekatan (kemapanan) cangkang atta diri (keakuan dan pengetahuannya) yang khayal dan yang berkondisi.sudah dibilang/dijelaskan itu mah jalan umum. yang sekarang secara umum semua umat maupun rohaniawan mungkin termasuk anda juga menerima pengajaran/penjelasan guru Buddha tentang ciri-ciri diri (nama-rupa) yang berkondisi (khayal/sementara) yang harus ditanggalkan tetapi berspekulasi menyatakan tentang kebenaran sejati seolah-olah berpengetahuan/bijaksana-bijaksini dengan berpijak malah-malah dari pandangan yang berasal dari (bertumpu) pada yang aku diri berkondisi tersebut dan melekat kepada pengetahuan yang dikeluarkan dari yang berkondisi tersebut.
Weleh... weleh... bahkan pengajaran Dhamma/pengajaran guru Buddha sajapun dibilang sebagai sebuah rakit yang harus ditanggalkan untuk dapat mencapai pantai seberang. ini malah sebaliknya semua berjalan bertumpu pada rakit keakuan yang khayal dan tubuh yang berkondisi dan segala pandangannya (pengetahuan pengalamannya).
Bagaimana mungkin mengaku memiliki pengetahuan benar atau mengenal arti Nibanna dan tubuh Dharmakaya/Buddha jika memiliki pengetahuan tetapi memandang dari/dalam cangkang (atta) diri yang berkondisi (khayal/sementara). Beda jauh bro... bukan beda jauh bahkan bertolak belakang seperti digambarkan pada syair Dhammapada 'Diantara umat manusia hanya sedikit yang dapat mencapai pantai seberang, sebagian besar hanya berjalan hilir mudik di tepi sebelah sini.'.
Pengalaman meditasi tingkat apapun, kebijaksanaan pengetahuan sampai tingkat apapun sebelum dapat mengetahui, memisahkan dan menanggalkan/melepaskan diri dari ikatan keakuan diri yang sementara/khayal/aku yang berkondisi semua hanyalah masih kekhayalan, dan orang tersebut disebut masih berspekulasi dan mereka masih senantiasa didalam jerat jaring brahmajala sutta.
weleh... weleh, tuh... jangan marah lagi dong....., tersinggung lagi...deh... dikatakan (penjelasan) seperti itu.
Silakan direnungkan kebernyataan ini
semoga ada yang dapat menangkap makna tulisan
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Wahhhh ada seorang Arahat toh disini.....namaskara bhante....coedabgf _/\_
Quote from: Indra on 05 May 2009, 10:32:16 PM
Quote from: bond on 05 May 2009, 06:29:06 PM
koq jadi main + - kayak alat tes kehamilan aja.......one med, sensitif,pregcy... ;D
Inti rahasia aristoteles modern :
Khayalan, atta (diri),ketercekatan, pemwujudan atta diluar aku.
Awam berkhayal tidak mutlak(nibbana, mutlak perspekulasian diri dan diluar diri)
Keberadaan konsepsi yg tak mutlak(awam,subhuti pem konsepsi awal)
diri ego yg didalam dan diluar cangkang melihat kebermandirian....
Silakan direnungkan kebernyataan ini
ada yg bisa menterjemahkan ke bahasa indonesia?
Mungkin bahasa seorang Arahat begitu kali.....jadi ya.... ::) yah kita berusaha untuk mengerti lah ^-^
Quote from: Xan To on 06 May 2009, 08:00:59 AM
Quote from: Indra on 05 May 2009, 10:32:16 PM
Quote from: bond on 05 May 2009, 06:29:06 PM
koq jadi main + - kayak alat tes kehamilan aja.......one med, sensitif,pregcy... ;D
Inti rahasia aristoteles modern :
Khayalan, atta (diri),ketercekatan, pemwujudan atta diluar aku.
Awam berkhayal tidak mutlak(nibbana, mutlak perspekulasian diri dan diluar diri)
Keberadaan konsepsi yg tak mutlak(awam,subhuti pem konsepsi awal)
diri ego yg didalam dan diluar cangkang melihat kebermandirian....
Silakan direnungkan kebernyataan ini
ada yg bisa menterjemahkan ke bahasa indonesia?
Mungkin bahasa seorang Arahat begitu kali.....jadi ya.... ::) yah kita berusaha untuk mengerti lah ^-^
[at] xan to,
gak ngaku loh....!
jangan terlalu cepat tersinggung loh....
ada baiknya direnung kan reply #167 loh....., biar jelas posisimu... yoo yooo...
saya sudah jelaskan loh... tulisan bahasa umat yang mengalami kebingungan, kekacauan dan keragu-raguan dan ketersinggungan/kemarahan karena masih berjalan dalam kebanggaan keakuan atta diri yang khayal/sementara/berkondisi.
_/\_
kebernyataannya apaan ya artinya???
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:06:14 AM
[at] xan to,
gak ngaku loh....!
Namaskara bhante ^:)^
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:06:14 AM
jangan terlalu cepat tersinggung loh....
Kenapa tersinggung??? bhante ada menghina saya???
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:06:14 AM
ada baiknya direnung kan reply #167 loh....., biar jelas posisimu... yoo yooo...
saya sudah jelaskan loh... tulisan bahasa umat yang mengalami kebingungan, kekacauan dan keragu-raguan dan ketersinggungan/kemarahan karena masih berjalan dalam kebanggaan keakuan atta diri yang khayal/sementara/berkondisi.
_/\_
:-? jika segalanya telah dilepaskan trus bagaimana? apakah ada "sesuatu" yang dirasa ? bhante kan sudah mencapainya bukan ;) jadi bisa dibagi sedikit pengalamannya???
Quote from: Hendra Susanto on 06 May 2009, 08:14:04 AM
kebernyataannya apaan ya artinya???
tanya saja kepada penulis apa maksud dan tujuannya bro?
Quote from: Xan To on 06 May 2009, 08:16:43 AM
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:06:14 AM
jangan terlalu cepat tersinggung loh....
Kenapa tersinggung??? bhante ada menghina saya???
:-? jika segalanya telah dilepaskan trus bagaimana? apakah ada "sesuatu" yang dirasa ? bhante kan sudah mencapainya bukan ;) jadi bisa dibagi sedikit pengalamannya???
tuh klo sedikit-sedikit dibilang menghina, bagaimana bisa menerima dengan baik-baik bahkan menelaah/merenungi saran atau bahkan kritik, apakah itu baik dan berguna atau hanya sampah yang gak perlu dihiraukan? sebagai seorang sahabat, aku bertanya kepada umat 'memang sati itu berjalan bersama keakuan yach'?
Sunya.
_/\_
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:28:55 AM
tuh klo sedikit-sedikit dibilang menghina, bagaimana bisa menerima dengan baik-baik bahkan menelaah/merenungi saran atau bahkan kritik, apakah itu baik dan berguna atau hanya sampah yang gak perlu dihiraukan? sebagai seorang sahabat, aku bertanya kepada umat 'memang sati itu berjalan bersama keakuan yach'?
Sunya.
_/\_
Walah bhante bagaimana nih....orang saya bertanya...kenapa [saya] harus tersinggung??? Apa bhante menghina saya???
bhantenya lagi kurang sati, lagi terhanyut dalam kegembiraan krn reputasinya sudah naik.... mungkin kali..
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:20:46 AM
Quote from: Hendra Susanto on 06 May 2009, 08:14:04 AM
kebernyataannya apaan ya artinya???
tanya saja kepada penulis apa maksud dan tujuannya bro?
lah eloe kan yang nulis
kebernyataannya itukan bahasa eloe boss
ketauan nichhh comotann...
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 07:52:22 AM
Quote from: Indra on 05 May 2009, 10:32:16 PM
Quote from: bond on 05 May 2009, 06:29:06 PM
koq jadi main + - kayak alat tes kehamilan aja.......one med, sensitif,pregcy... ;D
Inti rahasia aristoteles modern :
Khayalan, atta (diri),ketercekatan, pemwujudan atta diluar aku.
Awam berkhayal tidak mutlak(nibbana, mutlak perspekulasian diri dan diluar diri)
Keberadaan konsepsi yg tak mutlak(awam,subhuti pem konsepsi awal)
diri ego yg didalam dan diluar cangkang melihat kebermandirian....
Silakan direnungkan kebernyataan ini
ada yg bisa menterjemahkan ke bahasa indonesia?
Quote from: adi lim on 06 May 2009, 06:54:51 AM
Sdr. coedabgf yang baik
Niat anda Memang Baik mau membagi pengetahuan kepada makhluk lainnya, tapi pemahaman tentang Buddha Dhamma masih sebatas teori, pemahaman Buddha Dhamma perlu teori dan pengalaman/praktek.
jadi saya sarankan lebih baik anda ikut KURSUS DASAR-DASAR AGAMA BUDDHA !
boleh saya tanya ! sdr Coedabgf pernah bernamaskra kepada para Bhikkhu !
_/\_
ini penjelasan rahasia kebernyataannya mr bond and bro indra....... :))
Umat seperti penyu dalam rumahnya, yang sukar atau bahkan tak dapat melepaskan diri dari kelekatan (kemapanan) cangkang atta diri (keakuan dan pengetahuannya) yang khayal dan yang berkondisi.
sudah dibilang/dijelaskan itu mah jalan umum. yang sekarang secara umum semua umat maupun rohaniawan mungkin termasuk anda juga menerima pengajaran/penjelasan guru Buddha tentang ciri-ciri diri (nama-rupa) yang berkondisi (khayal/sementara) yang harus ditanggalkan tetapi berspekulasi menyatakan tentang kebenaran sejati seolah-olah berpengetahuan/bijaksana-bijaksini dengan berpijak malah-malah dari pandangan yang berasal dari (bertumpu) pada yang aku diri berkondisi tersebut dan melekat kepada pengetahuan yang dikeluarkan dari yang berkondisi tersebut.
Weleh... weleh... bahkan pengajaran Dhamma/pengajaran guru Buddha sajapun dibilang sebagai sebuah rakit yang harus ditanggalkan untuk dapat mencapai pantai seberang. ini malah sebaliknya semua berjalan bertumpu pada rakit keakuan yang khayal dan tubuh yang berkondisi dan segala pandangannya (pengetahuan pengalamannya).
Bagaimana mungkin mengaku memiliki pengetahuan benar atau mengenal arti Nibanna dan tubuh Dharmakaya/Buddha jika memiliki pengetahuan tetapi memandang dari/dalam cangkang (atta) diri yang berkondisi (khayal/sementara). Beda jauh bro... bukan beda jauh bahkan bertolak belakang seperti digambarkan pada syair Dhammapada 'Diantara umat manusia hanya sedikit yang dapat mencapai pantai seberang, sebagian besar hanya berjalan hilir mudik di tepi sebelah sini.'.
Pengalaman meditasi tingkat apapun, kebijaksanaan pengetahuan sampai tingkat apapun sebelum dapat mengetahui, memisahkan dan menanggalkan/melepaskan diri dari ikatan keakuan diri yang sementara/khayal/aku yang berkondisi semua hanyalah masih kekhayalan, dan orang tersebut disebut masih berspekulasi dan mereka masih senantiasa didalam jerat jaring brahmajala sutta.
weleh... weleh, tuh... jangan marah lagi dong....., tersinggung lagi...deh... dikatakan (penjelasan) seperti itu.
Silakan direnungkan kebernyataan ini
semoga ada yang dapat menangkap makna tulisan
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Quote from: Xan To on 06 May 2009, 08:32:32 AM
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:28:55 AM
tuh klo sedikit-sedikit dibilang menghina, bagaimana bisa menerima dengan baik-baik bahkan menelaah/merenungi saran atau bahkan kritik, apakah itu baik dan berguna atau hanya sampah yang gak perlu dihiraukan? sebagai seorang sahabat, aku bertanya kepada umat 'memang sati itu berjalan bersama keakuan yach'?
Sunya.
_/\_
Walah bhante bagaimana nih....orang saya bertanya...kenapa [saya] harus tersinggung??? Apa bhante menghina saya???
oh... gitu toh. maaf deh... oe kira merasa tersinggung, oe gak bertujuan menghina. _/\_
lah makanya oe samain dibiru-biruin, itu oe boleh kutip bro...
Quote from: dery on 06 May 2009, 08:35:57 AM
bhantenya lagi kurang sati, lagi terhanyut dalam kegembiraan krn reputasinya sudah naik.... mungkin kali..
bro ther, mudita donk... atas kenaikan reputasi oe..., masa dipermasalahin sich....
be te we sapa yah yang berbaik hati ngasih grp, bro ther ngasih gak?
wah... oe seneng juga tuch... berarti tulisan oe ada yang hargain....
thanks... a lot _/\_
Gimana caranya kirim GRP ya??? ::)
Quote from: Xan To on 06 May 2009, 09:34:19 AM
Gimana caranya kirim GRP ya??? ::)
dibawah reputasi ada tulisan dalam kurung baik atau buruk nah. bro ketik baik utk GRP dan buruk utk BRP.(lihat sebelah kiri diatas avatar)
Bro CodeaBgf itu Bante beneran apa ???????
:o :o :o :o :o :o
Kaget nih saya :o :o :o :o
Hebat juga ternyata ada Bhante bisa menguasai dua ilmu aliran tanpa memihak aliran itu dan bisa menghargai
keberagaman pangdangan aliran buddhis. Wah mestinya saya mesti lebih banyak belajar nih sama Bhante Codeabgf.. jujur susah lokh untuk bisa belajar 2 konsep yang cukup berlainan. tapi mengambil hikmah bijaksananya.
Kaloo gitu anumodana dulu Bhante Codeabgf
_/\_ _/\_
Quote from: purnama on 06 May 2009, 10:18:52 AM
Bro CodeaBgf itu Bante beneran apa ???????
:o :o :o :o :o :o
Kaget nih saya :o :o :o :o
Hebat juga ternyata ada Bhante bisa menguasai dua ilmu aliran tanpa memihak aliran itu dan bisa menghargai
keberagaman pangdangan aliran buddhis. Wah mestinya saya mesti lebih banyak belajar nih sama Bhante Codeabgf.. jujur susah lokh untuk bisa belajar 2 konsep yang cukup berlainan. tapi mengambil hikmah bijaksananya.
Kaloo gitu anumodana dulu Bhante Codeabgf
_/\_ _/\_
Beneran??
Suka ceramah di Gereja mana Bhante Coeda ini? bisa heboh dong ;D
Quote from: purnama on 06 May 2009, 10:18:52 AM
Bro CodeaBgf itu Bante beneran apa ???????
:o :o :o :o :o :o
Kaget nih saya :o :o :o :o
Hebat juga ternyata ada Bhante bisa menguasai dua ilmu aliran tanpa memihak aliran itu dan bisa menghargai
keberagaman pangdangan aliran buddhis. Wah mestinya saya mesti lebih banyak belajar nih sama Bhante Codeabgf.. jujur susah lokh untuk bisa belajar 2 konsep yang cukup berlainan. tapi mengambil hikmah bijaksananya.
Kaloo gitu anumodana dulu Bhante Codeabgf
_/\_ _/\_
koreksi yah bro...
saya bukan bhante.
jangan tambahkan lagi, menyandang gelar yang tercerahkan saja sudah berat. (meskipun sudah saya luruskan bukan saya yang menulisnya) 8)
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 01:32:28 PM
mr johnz,
coba periksa dalam setiap diskusi, siapa yang sudah tercerahkan sehingga seseorang merasa menyatakan bahwa statementnya/pengetahuannya paling benar/pandanganya paling benar, mempertahankan ego?
siapa yang bukan mempertahankan ego?
loh..kok mr.jhonz dilibatkan?
Om sy udah jadi bhante?
Selamat..
Artinya semua aset/harta om ceoda akan jatuh ketangan aye dunk? $-)
bused..... ampe 13 page.... dan berujung pada sindir menyindir....
om coed, i mo saran aja deh.... mending dibuat semacam landasan teori atau kamus kata gitu deh.... :))
atau seharusnya dibuat suatu konvensi tentang bagaimana cara mengQuote dan juga bagaimana cara memberikan padanan kata.....
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:43:37 AM
Quote from: dery on 06 May 2009, 08:35:57 AM
bhantenya lagi kurang sati, lagi terhanyut dalam kegembiraan krn reputasinya sudah naik.... mungkin kali..
bro ther, mudita donk... atas kenaikan reputasi oe..., masa dipermasalahin sich....
be te we sapa yah yang berbaik hati ngasih grp, bro ther ngasih gak?
wah... oe seneng juga tuch... berarti tulisan oe ada yang hargain....
thanks... a lot _/\_
sejujur-nya om coe, gw kgak kasih krn gw pusing untuk mencerna tulisan om... sorry ya
gw kira terhanyut makanya tulisan bro xan to jadi salah pengertian.
_/\_
bro mr jhonz ini urutan tulisannya sehingga gak tiba-tiba nongol bro..., dari therad yang lain, tulisan saya klo gak dihapus atau dipindahkan ke thread ini. (sudah gak fair bro.. tindakan yang menghapus dan memindahkan tulisan dari ulasan thread-thread yang lain, sehingga kesannya seperti mengacak-acak jadinya.)
Quote from: Mr.Jhonz on 05 May 2009, 01:08:39 PM
Semua orang merasa agamanya yang paling lebih dan selalu lebih
semua orang merasa agama yang dianutnya paling benar dan terbenar
Itu saja.
Ketika seseorang mengatakan bahwa stamentnya paling benar/pandanganya paling benar.
ada 2 kemungkinan;
1.orang tersebut memang benar
2.orang tersebut sangat bodoh karena mempertahankan egonya.
IMO
Quote from: Mr.Jhonz on 06 May 2009, 01:11:02 PM
Quote from: coedabgf on 05 May 2009, 01:32:28 PM
mr johnz,
coba periksa dalam setiap diskusi, siapa yang sudah tercerahkan sehingga seseorang merasa menyatakan bahwa statementnya/pengetahuannya paling benar/pandanganya paling benar, mempertahankan ego?
siapa yang bukan mempertahankan ego?
loh..kok mr.jhonz dilibatkan?
Om sy udah jadi bhante?
Selamat..
Artinya semua aset/harta om ceoda akan jatuh ketangan aye dunk? $-)
Quote from: hatRed on 06 May 2009, 01:19:11 PM
bused..... ampe 13 page.... dan berujung pada sindir menyindir....
om coed, i mo saran aja deh.... mending dibuat semacam landasan teori atau kamus kata gitu deh.... :))
atau seharusnya dibuat suatu konvensi tentang bagaimana cara mengQuote dan juga bagaimana cara memberikan padanan kata.....
ouw... gak... bagi saya.
coba perhatikan.., periksa semua yang saya tulis merujuk kepada pelecehan pribadi atau pengajaran (terbuka/kenyataan)?
coba bandingkan dengan tulisan-tulisan yang lain, lebih banyak mana yang tertuju kepada penyerangan pribadi atau bias?
Seperti juga kebijakan mengeneralisir pemindahan semua tulisan pada topik-topik thread-thread lain? why? untuk tujuan apa? hanya perdebatan (kalah-menang)? atau karena ketidak-sesuaian pandangan menurut ukuran kebijakan diri sendiri yang sempit? atau membatasi orang lain mendapat informasi yang berbeda dari pandangan/pengajaran yang sudah terbentuk yang berlaku umum?
duh.........
kalau tidak ada yg mengalah...... sampe kapanpun ujung2nya cuma.......
makanya bro hat red, jangan memakai contoh yang tidak baik loh.
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 02:03:46 PM
Quote from: hatRed on 06 May 2009, 01:19:11 PM
bused..... ampe 13 page.... dan berujung pada sindir menyindir....
om coed, i mo saran aja deh.... mending dibuat semacam landasan teori atau kamus kata gitu deh.... :))
atau seharusnya dibuat suatu konvensi tentang bagaimana cara mengQuote dan juga bagaimana cara memberikan padanan kata.....
ouw... gak... bagi saya.
coba perhatikan.., periksa semua yang saya tulis merujuk kepada pelecehan pribadi atau pengajaran (terbuka/kenyataan)?
coba bandingkan dengan tulisan-tulisan yang lain, lebih banyak mana yang tertuju kepada penyerangan pribadi atau bias?
Seperti juga kebijakan mengeneralisir pemindahan semua tulisan pada topik-topik thread-thread lain? why? untuk tujuan apa? hanya perdebatan (kalah-menang)? atau karena ketidak-sesuaian pandangan menurut ukuran kebijakan diri sendiri yang sempit? atau membatasi orang lain mendapat informasi yang berbeda dari pandangan/pengajaran yang sudah terbentuk yang berlaku umum?
Bro coedabgf yang terkasih...
Saya tahu Anda bukan/ tidak bermaksudkan tulisan merujuk pada pelecehan pribadi. Tapi tulisan/ketikan Anda membiaskan cangkang atta/diri/keakuan/ego daripada Anda. Kami semua seolah/seperti/laksana melihat/menangkap pengertian/pengartian kalimat/kata2 Anda sebahagai berupa daripada niat menyumbangkan/menaburkan pemahaman pribadi. Pernyataan dari Anda mencekatkan batas2/alur2 yang tidak merupakan atau beda. Sehingga kami terdorong (mencerna) kata2 yang berwujudkan pengajaran satu arah. Ibarat/bagaikan/selayaknya memantaskan sikap seorang guru Buddha. Padahal dari untuk setiap susunan (kalimat) itu pergambarkan jelas cuma sebatas pandangan awam, bukan terang seperti cara master2 Zen.
[at] upasaka
om sudah ketularan ya ???
tulisannya ikut susah dicernah, mohon bimbingannya juga donk _/\_ sorry om kebercandaan ;D
Quote from: dery on 06 May 2009, 04:13:28 PM
[at] upasaka
om sudah ketularan ya ???
tulisannya ikut susah dicernah, mohon bimbingannya juga donk _/\_
;D Saya mau coba, apakah gaya bahasa saya lebih
match dengan Bro Coedabgf.
adapun pada akhirnya wadah sarana diskusi ini dapat diberdayakan sebagai sarana pengayaan kompetensi penulisan tata laksana perkataan secara menyesatkan, melalui pemanfaatan urutan kalimat dan struktur ucapan tertulis yang digubah dlam bentuk tulisan sulit tercernakan.
bisa buat metode enkripsi baru nh... =))
^
^
^
kayaknya gak gitu-gitu amat tuh.
itu sih dibuat-buat, cuma cari gara-gara saja.
klo saya kutip malah yang lain bingung, coba klo tulisan saya malah dibalas dengan emosi atau bahkan pelecehan atau bahkan dihapus atau dipindahkan. why?
coba periksa siap dulu yang memulai perdebatan yang saling melecehkan bukan diskusi yang baik pada setiap topik-topik yang lain? gak merasa sudah memulai duluan, sehingga gak terima saat orang lain mulai membalas? atau sudah merasa kepintaran (tapi sesungguhnya (masih) bodoh) sehingga merasa diri sendiri yang hanya memiliki pengetahuan yang benar sehingga mencoba melecehkan dan menekan pandangan-pandangan yang lain dengan pengetahuan yang dangkal atau masih jalan luar? :P <:-P =))
Bro coeda yg filusuf, daripada menyalahkan salah sini coba masing2 dari kita introspeksi. Tiap rumah ada aturan, nah tinggal ikuti aturan itu saja. Diskusi yg baik adalah tidak menggunakan kalimat yg hanya dimengerti diri sendiri tapi kalimat yg dimengerti umum. Tulisan adalah salah satu cermin pola pikir kita walaupun tidak sepenuhnya. _/\_
wah keknya udah tercerahkan semua oleh bro kuda sampe2 kata2nya sama semua kakakakakak
Quote from: markosprawira on 30 April 2009, 08:47:07 AM
Dengan adanya bimbingan dari mentor coedabgf yang sudah tercerahkan mengenai Nibbana di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8515.0.html
Agar tidak melebar kemana2 di thread Nibbana, seperti saya minta di bawah agar beliau yang "tercerahkan" juga bisa memberikan bimbingan dalam abhidhamma pitaka, pertama dari Dhammasangani, bagian Tikamatika yang pertama
Quote from: markosprawira on 30 April 2009, 08:40:20 AM
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 08:09:09 AM
jawabannya saya pakai penjelasan anda sis savana :
aku ini sifatnya tanpa inti diri yg kekal,aku ini berubah-ubah,aku ni tidak mutlak
aku yg sekarang tidaklah sama dg aku yg dulu namun bukan pula benar2 berbeda.emagnya kenapa sih?
km ini suka nanya orang tp g menjawab pertanyaan orang n replynya selalu nga ada yg berkaitan dg pernyataan orang alias mencari pertanyaan baru.nah khan km tanya mengenai apakah nibana dan mutlak itu lalu sy jawab
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
jd nibana itu mutlak tp mutlak tidak pasti adalah nibana,nibana adalah keadaan mutlak 1+1=2 adalah konsep mutlak
(nah anda harus tanggapi yg ini dulu donk biar sy tidak penasaran br nanya lg mengenai kebaradaan aku/diri)bgt lah berdiskusi
seperti juga pernyataan pertanyaan bro mercedes sbb :
"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
mohon orang tercerahkan jawab.
jawabannya nih pertanyaan lagi deh ;D :))
saya tanya, semua itu produk (berasal) dari apa?
silahkan renungkan jawaban pertanyaan saya (semua mewakili jawaban pertanyaan dan gambaran kondisi anda dan tingkatan kebijaksanaan pemikiran/pandangan anda) dengan pandangan/pemahaman/pengetahuan teman/umat. (dan dengan hubungannya yang guru Buddha bilang 'spekulasi' )
good hope and love
sahabat, coedabgf
boleh tahu apa yg anda maksud dengan "Semua"?
Karena sejauh yg saya tahu, "semua" itu hanyalah proses yg berlangsung timbul dan tenggelam?
Sama seperti anda menanyakan "air sungai" itu berasal dari apa? air, akar pohon, lumpur, angin, hujan, atau dari apa?
Jika memang anda memang merasa sudah tercerahkan dan kami semua masih "bodoh"...... saya akan tutup thread ini dan saya akan buka thread baru "Penjelasan rekan coedabgf yang tercerahkan".
Mohon dengan hormat mengingat ini ada di thread Abhidhamma, saya minta penjelasan mengenai kitab2 yg ada dalam abhidhamma.
Dimulai dari kitab no. 1 : Dhammasangani, bagian Tikamatika dan Dukamatika (sisanya saya juga belum baca), mulai dari Tikamatika yang pertama.
Mohon petunjuknya.......
coba saya minta pendapat anda bro markos apa pandangan/penjelasan jawaban anda atas pertanyaan teman-teman pada kalimat yang saya besarkan dan tebali?
Quote from: upasaka on 06 May 2009, 04:02:56 PM
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 02:03:46 PM
Quote from: hatRed on 06 May 2009, 01:19:11 PM
bused..... ampe 13 page.... dan berujung pada sindir menyindir....
om coed, i mo saran aja deh.... mending dibuat semacam landasan teori atau kamus kata gitu deh.... :))
atau seharusnya dibuat suatu konvensi tentang bagaimana cara mengQuote dan juga bagaimana cara memberikan padanan kata.....
ouw... gak... bagi saya.
coba perhatikan.., periksa semua yang saya tulis merujuk kepada pelecehan pribadi atau pengajaran (terbuka/kenyataan)?
coba bandingkan dengan tulisan-tulisan yang lain, lebih banyak mana yang tertuju kepada penyerangan pribadi atau bias?
Seperti juga kebijakan mengeneralisir pemindahan semua tulisan pada topik-topik thread-thread lain? why? untuk tujuan apa? hanya perdebatan (kalah-menang)? atau karena ketidak-sesuaian pandangan menurut ukuran kebijakan diri sendiri yang sempit? atau membatasi orang lain mendapat informasi yang berbeda dari pandangan/pengajaran yang sudah terbentuk yang berlaku umum?
Bro coedabgf yang terkasih...
Saya tahu Anda bukan/ tidak bermaksudkan tulisan merujuk pada pelecehan pribadi. Tapi tulisan/ketikan Anda membiaskan cangkang atta/diri/keakuan/ego daripada Anda. Kami semua seolah/seperti/laksana melihat/menangkap pengertian/pengartian kalimat/kata2 Anda sebahagai berupa daripada niat menyumbangkan/menaburkan pemahaman pribadi. Pernyataan dari Anda mencekatkan batas2/alur2 yang tidak merupakan atau beda. Sehingga kami terdorong (mencerna) kata2 yang berwujudkan pengajaran satu arah. Ibarat/bagaikan/selayaknya memantaskan sikap seorang guru Buddha. Padahal dari untuk setiap susunan (kalimat) itu pergambarkan jelas cuma sebatas pandangan awam, bukan terang seperti cara master2 Zen.
:)) jangan sampe jadi penyakit menular yak...
akh sikap kalian sebagai yang mengaku bijaksana, berpengetahuan ajaran guru Buddha bullshit lah....
kalian sekarang mencoba mendramatisir seolah-olah bahasa saya yang aneh dan sukar dimengerti,
tetapi tulisan-tulisan saya dalam thread-thread topik lain bahkan yang berhubungan dengan mahayanapun kalian hapus.
padahal sebelumnya alasannya bukan karena bahasa tetapi saya dibilang menjelaskan menurut mahayana pada thread theravada,
dibilang bahasanya aneh sukar dimengerti, tapi koq kenapa bisa dihapus?,
pakai cara-cara yang tidak baik untuk membuat alasan sehingga terbentuk image yang tidak baik terhadap seseorang,
bahkan klo gaya tulisan yang tidak baik, mengapa memakai cara pengucilan,
klo masalah diskusi, setiap pembaca forumpun tahu dalam diskusi ada yang bertanya umum, ada yang bercanda, ada yang bertanya atau memberi komentar hal-hal yang tidak berhubungan,
so ada apakah sebenarnya dibalik semua tindakan ini?
kaya orang lagi ber politik aje...
orang berkarakter seperti apa umumnya umat nieh....? (mode on : gaya bicara iklan sekolah gratis.) :P ;D :)) =))
Sdr. Coedabgf, mohon anda perhatikan bahasa, jgn sampai ada kata2 tidak sopan.
loh memang bro indra ngerti tulisan aye?
sori dah _/\_
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:57:06 PM
akh sikap kalian sebagai yang mengaku bijaksana, berpengetahuan ajaran guru Buddha bulls**t lah....
haha... kenapa marah, betul toh,
ajaran kasih mu sekarang terlihat
sungguh kasihan... serta
memalukan...gitu koq, sok ngajari hilangkan ego, perhatikan bathin... bok ya ngaca bro... ga bisa beli kaca ??
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:57:06 PM
kalian sekarang mencoba mendramatisir seolah-olah bahasa saya yang aneh dan sukar dimengerti,
emang aneh, dalam hal menyatakan dhamma... coklat dengan kotoran, adalah hal berbeda, jika anda menjelaskan rasa coklat dengan style kotoran, ya terlihat jd lucu dan terkesan aneh serta sukar untuk dipahami... bs nangkap maksud sy ?? :-?
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:57:06 PM
tetapi tulisan-tulisan saya dalam thread-thread topik lain bahkan yang berhubungan dengan mahayanapun kalian hapus.
padahal sebelumnya alasannya bukan karena bahasa tetapi saya dibilang menjelaskan menurut mahayana pada thread theravada,
dibilang bahasanya aneh sukar dimengerti, tapi koq kenapa bisa dihapus?,
klo ada kotoran dijalan, ya dibuang lah... dr pd menganggu... ya ga ?? :D
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:57:06 PM
pakai cara-cara yang tidak baik untuk membuat alasan sehingga terbentuk image yang tidak baik terhadap seseorang,
bahkan klo gaya tulisan yang tidak baik, mengapa memakai cara pengucilan,
bukan kah hal itu yg sebelumnya anda lakukan juga ?? >> "
membuat alasan sehingga terbentuk image yang tidak baik terhadap seseorang"
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:57:06 PM
klo masalah diskusi, setiap pembaca forumpun tahu dalam diskusi ada yang bertanya umum, ada yang bercanda, ada yang bertanya atau memberi komentar hal-hal yang tidak berhubungan,
so ada apakah sebenarnya dibalik semua tindakan ini?
tp klo pikiran bodoh dipaksakan bener ?? apakah itu berlaku di forum ?? terlebih merasa paling suci ato... sok suci, setelah mendapat pencerahan ketika mengatakan percaya pd Mr. X :whistle:
ada apa sebenarnya dibalik semua tindakan ini ?? seharusnya anda yg menjawab hal itu... ^-^
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 08:57:06 PM
kaya orang lagi ber politik aje...
orang berkarakter seperti apa umumnya umat nieh....? (mode on : gaya bicara iklan sekolah gratis.) :P ;D :)) =))
nah keliatan kan tulisan orang bodoh... :)) keliatan tuh diatas... ^-^
^
^
nah ini lagi klo diskusi kenapa senantiasa lari dari topik diskusi #-o,
tidak ada ketenangan, menyangkut-pautkan ke hal-hal diluar bahan diskusi ,
diingatkan untuk fokus, terus lari bergerak liar ~X(,
bahkan bukan hanya keluar dari topik, juga memancarkan kemarahan/kebencian [-X,
tetapi mengaku sebagai orang yang sudah mendalam atas kebenaran ajaran guru Buddha,
bahkan membanggakan diri sebagai penakluk orang lain :P,
hei... tapi jangan-jangan kenyataannya bukan penakluk, melainkan orang lain menghindari karena pusing menghadapinya :'(,
coba periksa sikap batin anda? ada apa, bagaimana dan mengapa? sati bro sati.....! ^-^
tadi di thread melafal nama Buddha saya berdiskusi dengan siapa yah, dan saya mau memberikan sutta? lagi bahas apa yah?sayang sudah dihapus, entah kenapa, atau alasan apa? :P :whistle: ^-^
mana nih bro markos, saya meminta pendapat/pandangan anda pada reply#2000...
biar sekalian nih saya memberikan sutta yang bahkan saya baru baca. :>-
Quote from: dhanuttono on 06 May 2009, 09:03:47 PM
[mode bingung on]
sebenarnya didalam cerita buddhism dan sutta, tidak ada ajaran dari buddha untuk melakukan nien fo, tapi saat ini hal itu malah berkembang pesat untuk aliran buddhism tertentu, bukan kah hal itu di populerkan/di ajarkan oleh para bhikkhu dari aliran tertentu ?? bagaimana mengenai manfaat nya ? apakah menghilangkan kamma ? itu bertentangan lagi dengan hukum kamma, bahwa pelaku bertanggung jawab pada perbuatannya...
bagaimana menurut rekan disini... :-?
[mode bingung off]
Quote from: Kelana on 06 May 2009, 10:53:43 PM
Quote from: hengki on 06 May 2009, 05:22:30 PM
Bro Kelana, memangnya mudah menciptakan Tanah Suci Buddha? Kalau tidak percaya tidak apa2 krn tdk ada Ancaman Masuk Neraka koq. :)
Amitofo
Sdr. Hengki, saya tidak mengatakan hal ini adalah hal yang mudah. Tapi jika Mereka yang telah memiliki Tanah Buddha saja bisa kenapa kita tidak? Yang menjadi persoalan adalah niat kita, mau atau tidak. Yang menjadi persoalan adalah mental kita.
Bukankah cita-cita luhur Mahayana adalah menjadi Samyaksambuddha yang dalam konteks Mahayana tentunya bisa menciptakan Tanah Suci sendiri? Jika mental kita hanya sebatas mental pengontrak, lalu pantaskah kita mengklaim sebagai Mahayanis?
Jadi saya tidak berbicara mengenai percaya atau tidak percaya Tanah Suci, tapi mengenai mental kita. Kadangkala kita sering membatasi diri kita atas niat atau cita-cita tinggi kita.
Masalah pembina jalan umum adalah karena masih berjalan dalam siifat keawaman.
Konsep kebenaran yang dibangun oleh diri sendiri (yang terkondisi dari yang berkondisi).jalan umum diajarkan guru Buddha untuk awam menanggalkan ikatan/kemelekatan kepada (ciri atau kewujudan) yang berkondisi.
tetapi awam oleh karena kemelekatannya, memiliki dan memandang pengetahuan pengajaran dengan konsep yang salah,
bukan menanggalkan segala keterkondisian dirinya, tetapi awam menterjemahkan pengetahuan pengajaran menurut ukuran keterkondisiannya dan kesombongan keakuan atta dirinya.
Masalah pembina jalan umum adalah karena masih berjalan dalam siifat keawaman.
Konsep kebenaran yang dibangun oleh diri sendiri (yang terkondisi dari yang berkondisi).
jalan umum diajarkan guru Buddha untuk awam menanggalkan ikatan/kemelekatan kepada (ciri atau kewujudan) yang berkondisi.
tetapi awam oleh karena kemelekatannya, memiliki dan memandang pengetahuan pengajaran dengan konsep yang salah,
bukan menanggalkan segala keterkondisian dirinya, tetapi awam menterjemahkan pengetahuan pengajaran menurut ukuran keterkondisiannya dan kesombongan keakuan atta dirinya.
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 10:31:33 PM
tadi di thread melafal nama Buddha saya berdiskusi dengan siapa yah, dan saya mau memberikan sutta? lagi bahas apa yah?sayang sudah dihapus, entah kenapa, atau alasan apa? :P :whistle: ^-^
mana nih bro markos, saya meminta pendapat/pandangan anda pada reply#2000...
biar sekalian nih saya memberikan sutta yang bahkan saya baru baca. :>-
pertanyaan kita kepada kamu aja belon dijawab malah buat pertanyaan untuk dijawab :))
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 09:15:45 AM
loh itu semua yang saya tulis adalah jawaban bagi anda, cuma ndableg aja gak bisa lepas dari atta diri, weleh weleh malah semakin menjadi-jadi menguatkan cangkang diri. :P =)) :no:
hahahhahahha...
sdr.coedabgf ini master of zen... hihihihi...
Quote from: dilbert on 07 May 2009, 12:53:48 PM
sdr.coedabgf ini master of zen... hihihihi...
=)) =)) =))
Jika benar, Elin turut berbahagia... :)
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 05:01:33 PM
Quote from: markosprawira on 30 April 2009, 08:47:07 AM
Dengan adanya bimbingan dari mentor coedabgf yang sudah tercerahkan mengenai Nibbana di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8515.0.html
Agar tidak melebar kemana2 di thread Nibbana, seperti saya minta di bawah agar beliau yang "tercerahkan" juga bisa memberikan bimbingan dalam abhidhamma pitaka, pertama dari Dhammasangani, bagian Tikamatika yang pertama
Quote from: markosprawira on 30 April 2009, 08:40:20 AM
Quote from: coedabgf on 30 April 2009, 08:09:09 AM
jawabannya saya pakai penjelasan anda sis savana :
aku ini sifatnya tanpa inti diri yg kekal,aku ini berubah-ubah,aku ni tidak mutlak
aku yg sekarang tidaklah sama dg aku yg dulu namun bukan pula benar2 berbeda.emagnya kenapa sih?
km ini suka nanya orang tp g menjawab pertanyaan orang n replynya selalu nga ada yg berkaitan dg pernyataan orang alias mencari pertanyaan baru.nah khan km tanya mengenai apakah nibana dan mutlak itu lalu sy jawab
nibanna itu sifatnya mutlak,tp 1+1=2 jg mutlak koq
jd nibana itu mutlak tp mutlak tidak pasti adalah nibana,nibana adalah keadaan mutlak 1+1=2 adalah konsep mutlak
(nah anda harus tanggapi yg ini dulu donk biar sy tidak penasaran br nanya lg mengenai kebaradaan aku/diri)bgt lah berdiskusi
seperti juga pernyataan pertanyaan bro mercedes sbb :
"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
mohon orang tercerahkan jawab.
jawabannya nih pertanyaan lagi deh ;D :))
saya tanya, semua itu produk (berasal) dari apa?
silahkan renungkan jawaban pertanyaan saya (semua mewakili jawaban pertanyaan dan gambaran kondisi anda dan tingkatan kebijaksanaan pemikiran/pandangan anda) dengan pandangan/pemahaman/pengetahuan teman/umat. (dan dengan hubungannya yang guru Buddha bilang 'spekulasi' )
good hope and love
sahabat, coedabgf
boleh tahu apa yg anda maksud dengan "Semua"?
Karena sejauh yg saya tahu, "semua" itu hanyalah proses yg berlangsung timbul dan tenggelam?
Sama seperti anda menanyakan "air sungai" itu berasal dari apa? air, akar pohon, lumpur, angin, hujan, atau dari apa?
Jika memang anda memang merasa sudah tercerahkan dan kami semua masih "bodoh"...... saya akan tutup thread ini dan saya akan buka thread baru "Penjelasan rekan coedabgf yang tercerahkan".
Mohon dengan hormat mengingat ini ada di thread Abhidhamma, saya minta penjelasan mengenai kitab2 yg ada dalam abhidhamma.
Dimulai dari kitab no. 1 : Dhammasangani, bagian Tikamatika dan Dukamatika (sisanya saya juga belum baca), mulai dari Tikamatika yang pertama.
Mohon petunjuknya.......
coba saya minta pendapat anda bro markos apa pandangan/penjelasan jawaban anda atas pertanyaan teman-teman pada kalimat yang saya besarkan dan tebali?
Sebelum saya menjawab, bagaimana jika anda jawab dulu apa yg saya tulis diatas
Quotesaya minta penjelasan mengenai kitab2 yg ada dalam abhidhamma.
Dimulai dari kitab no. 1 : Dhammasangani, bagian Tikamatika dan Dukamatika (sisanya saya juga belum baca), mulai dari Tikamatika yang pertama.
Mohon petunjuknya.......
Biar jadi diskusi yg baik, saya bertanya A, anda jawab A...... jadi jgn saya lebih dulu tanya A tapi anda malahan tanya balik ke saya B...
saya tunggu jawaban jelas anda yah...... _/\_
Quote from: coedabgf on 06 May 2009, 07:52:22 AM
Quote from: Indra on 05 May 2009, 10:32:16 PM
Quote from: bond on 05 May 2009, 06:29:06 PM
koq jadi main + - kayak alat tes kehamilan aja.......one med, sensitif,pregcy... ;D
Inti rahasia aristoteles modern :
Khayalan, atta (diri),ketercekatan, pemwujudan atta diluar aku.
Awam berkhayal tidak mutlak(nibbana, mutlak perspekulasian diri dan diluar diri)
Keberadaan konsepsi yg tak mutlak(awam,subhuti pem konsepsi awal)
diri ego yg didalam dan diluar cangkang melihat kebermandirian....
Silakan direnungkan kebernyataan ini
ada yg bisa menterjemahkan ke bahasa indonesia?
Quote from: adi lim on 06 May 2009, 06:54:51 AM
Sdr. coedabgf yang baik
Niat anda Memang Baik mau membagi pengetahuan kepada makhluk lainnya, tapi pemahaman tentang Buddha Dhamma masih sebatas teori, pemahaman Buddha Dhamma perlu teori dan pengalaman/praktek.
jadi saya sarankan lebih baik anda ikut KURSUS DASAR-DASAR AGAMA BUDDHA !
boleh saya tanya ! sdr Coedabgf pernah bernamaskra kepada para Bhikkhu !
_/\_
ini penjelasan rahasia kebernyataannya mr bond and bro indra....... :))
Umat seperti penyu dalam rumahnya, yang sukar atau bahkan tak dapat melepaskan diri dari kelekatan (kemapanan) cangkang atta diri (keakuan dan pengetahuannya) yang khayal dan yang berkondisi.
sudah dibilang/dijelaskan itu mah jalan umum. yang sekarang secara umum semua umat maupun rohaniawan mungkin termasuk anda juga menerima pengajaran/penjelasan guru Buddha tentang ciri-ciri diri (nama-rupa) yang berkondisi (khayal/sementara) yang harus ditanggalkan tetapi berspekulasi menyatakan tentang kebenaran sejati seolah-olah berpengetahuan/bijaksana-bijaksini dengan berpijak malah-malah dari pandangan yang berasal dari (bertumpu) pada yang aku diri berkondisi tersebut dan melekat kepada pengetahuan yang dikeluarkan dari yang berkondisi tersebut.
Weleh... weleh... bahkan pengajaran Dhamma/pengajaran guru Buddha sajapun dibilang sebagai sebuah rakit yang harus ditanggalkan untuk dapat mencapai pantai seberang. ini malah sebaliknya semua berjalan bertumpu pada rakit keakuan yang khayal dan tubuh yang berkondisi dan segala pandangannya (pengetahuan pengalamannya).
Bagaimana mungkin mengaku memiliki pengetahuan benar atau mengenal arti Nibanna dan tubuh Dharmakaya/Buddha jika memiliki pengetahuan tetapi memandang dari/dalam cangkang (atta) diri yang berkondisi (khayal/sementara). Beda jauh bro... bukan beda jauh bahkan bertolak belakang seperti digambarkan pada syair Dhammapada 'Diantara umat manusia hanya sedikit yang dapat mencapai pantai seberang, sebagian besar hanya berjalan hilir mudik di tepi sebelah sini.'.
Pengalaman meditasi tingkat apapun, kebijaksanaan pengetahuan sampai tingkat apapun sebelum dapat mengetahui, memisahkan dan menanggalkan/melepaskan diri dari ikatan keakuan diri yang sementara/khayal/aku yang berkondisi semua hanyalah masih kekhayalan, dan orang tersebut disebut masih berspekulasi dan mereka masih senantiasa didalam jerat jaring brahmajala sutta.
weleh... weleh, tuh... jangan marah lagi dong....., tersinggung lagi...deh... dikatakan (penjelasan) seperti itu.
Silakan direnungkan kebernyataan ini
semoga ada yang dapat menangkap makna tulisan
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 08:56:48 AM
Masalah pembina jalan umum adalah karena masih berjalan dalam siifat keawaman.
Konsep kebenaran yang dibangun oleh diri sendiri (yang terkondisi dari yang berkondisi).
jalan umum diajarkan guru Buddha untuk awam menanggalkan ikatan/kemelekatan kepada (ciri atau kewujudan) yang berkondisi.
tetapi awam oleh karena kemelekatannya, memiliki dan memandang pengetahuan pengajaran dengan konsep yang salah,
bukan menanggalkan segala keterkondisian dirinya, tetapi awam menterjemahkan pengetahuan pengajaran menurut ukuran keterkondisiannya dan kesombongan keakuan atta dirinya.
Saya bukannya mau berdebat atau bersilat lidah panjang lebar untuk menunjukan bahwa saya lebih berpengetahuan atau yang sudah bijaksana.
Apapun juga yang anda tanyakan, bahkan seluruh sutta-sutta atau pengajaran guru Buddha yang anda perbincangkan atau perdebatkan dalam semua thread forum, semua penjelasan jawaban kebenarannya sudah saya tulis.
Dan semua pengetahuan yang anda miliki dan diskusikan dan perdebatkan semua seperti yang guru Buddha bilang selama seseorang masih dalam keawaman atau masih berjalan didalam (pengetahuan) keterkondisian adalah spekulasi, atau
seperti yang sudah saya bilang adalah bulls**t!.Itulah sebabnya saya tidak melayani perdebatan ngalor ngidul, tetapi saya menjawab dengan memancing dengan pertanyaan untuk mengarahkan kepada pengertian yang benar sehingga terbebas dari konsep-konsep kekonyolan kebanggaan kekhayalan diri oleh karena keterikatan dan kemelekatan kepada aku diri yang berkondisi.tahu maksudnya seperti yang Buddha bilang dalan brahmajala sutta tentang spekulasi dan senantiasa makhluk awam berada dalam jerat jaring? yaitu bahwa segala kebijaksanaan mereka yang masih melekat kepada yang berkondisi dan segala hasil keluaran dari yang berkondisi tersebut semuanya adalah bull s**t!silahkan renungkan sutta-sutta ini (yang cuma saya kutip saja) :
Ud 1.10
Bahiya Sutta
"Kemudian, Bahiya, engkau harus melatih dirimu demikian: Sehubungan dengan apa yang terlihat, hanya ada apa yang terlihat. Sehubungan dengan apa yang terdengar, hanya yang terdengar. Sehubungan dengan yang dirasakan, hanya yang dirasakan. Sehubungan dengan apa yang diketahui, hanya yang diketahui. Demikianlah cara engkau harus melatih dirimu. Ketika untukmu hanya ada yang terlihat berhubungan dengan apa yg terlihat, hanya yang terdengar sehubungan dengan apa yang terdengar, hanya yang terasa sehubungan dengan apa yang terasa, hanya yang diketahui sehubungan dengan apa yang diketahui, kemudian, Bahiya, tidak ada dirimu sehubungan dengan itu. Ketika tidak ada engkau sehubungan dengan itu, tidak ada engkau disana. Ketika tidak ada engkau disana, engkau tidak berada disini atau tidak juga berada jauh diluar itu, tidak juga diantara keduanya. Inilah, hanya ini, merupakan akhir dari ketidakpuasan (Dukkha)."
Melalui mendengarkan penjelasan singkat Dhamma dari Yang Terberkahi, batin Bahiya pertapa berpakaian kulit kayu langsung saat itu disana terbebaskan dari kotoran karena tidak ada kemelekatan/penunjang.
Topik Buddhisme / Meditasi / Vipassana: The Unique Contribution of the Buddha - by Dr. Ravindra Panth
on: 05 May 2009, 10:08:00 PM
Sila(1), samadhi(2) and panna(3) form the basic constituents of the teaching of the Buddha. They are the fundamental elements of his forty-five year teaching mission, during the course of his carika. Do these three aspects constitute his unique contribution to human civilization? Are these elements of his dispensation
If we delve into the venerable past of India, we find that at the time of the Buddha and earlier, there were other thinkers who believed in and propagated the concepts of sila, samadhi and panna, although not systematically. For the harmonious wayfarer, these teachers usually recommended the practice of various rites and rituals along with sila, samadhi and panna. Hence, these three were not something identified and preached by Gotama the Buddha alone. We find references in Brahmajala-sutta, Samannaphala-sutta(4), etc., that highlight the fact that there were sects which heavily emphasized the practice of sila for the purification of physical and vocal actions.
There are other references which show that the concept and practice of samadhi was also not something new, that it was known at the time as a method for quieting and controlling the mind. The best illustration of this is the example of the bodhisatta Siddhattha Gotama who, before his enlightenment, learned the deepest samadhis known at the time-the seventh and eighth jhanas-from the teachers Alara Kalama and Uddhaka Ramaputta. This proves that the sphere of samadhi certainly existed prior to the Buddha. It was not something new, discovered by him.
Neither was the concept of panna something totally new. Even at that time panna, in its precise definition, meant seeing things as impermanent (anicca), as a source of suffering (dukkha), and substanceless (anatta). There are accounts which document the fact that, among at least some of the Buddha's contemporaries, the concepts of anicca, dukkha and anatta were accepted. One such sutta that illustrates this is the Bahiya-sutta of Samyutta-nikaya. It records an encounter between Buddha and Bahiya, a wanderer in search of a spiritual path. Although he was not one of Buddha's disciples, Bahiya asked him for guidance in his search.
The Buddha responded by questioning him, as follows:
Tam kim mannasi, Bahiya, cakkhu niccam va aniccam va ti?
Aniccam, bhante.
Yam pananiccam dukkham va tam sukham va ti?
Dukkham, bhante.
Yam pananiccam dukkham viparinama-dhammam kallam nu tam samanupassitum etam mama, eso'hamasmi, eso me atta ti?
No h'etam bhante.
What do you believe, Bahiya: is the eye permanent or impermanent?
Impermanent, sir.
That which is impermanent, is it a cause of suffering or of happiness?
Of suffering, sir.
Now is it fitting to regard what is impermanent, a cause of suffering, by nature changeable as being "mine", being "I", being one's self?
Surely not, sir.
The Buddha further questioned Bahiya about visual objects, eye consciousness and eye contact, etc. In each case, this person agreed that these were impermanent, a cause of suffering and substanceless. He did not claim to be a follower of the teaching of the Buddha, yet he accepted the concepts of anicca, dukkha and anatta. The sutta thus documents that these ideas, which we might now regard as having been unknown outside the Buddha's teachings, were indeed contemporaneous.
Then what was the Buddha's unique contribution in this regard? The explanation, of course, is that for Bahiya and others like him, the concepts of impermanence, suffering and substancelessness were simply beliefs. They were merely opinions, adopted only in theory-what in Pali is called manna (mere acceptance). The Buddha showed a way to go beyond mere beliefs or philosophies, a way to directly experience one's own nature as impermanent, suffering and substanceless. That is why in the sutta, the Buddha continued:
Evam passam, Bahiya, sutava ariya-savako cakkhusmim pi nibbindati, rupesu pi nibbindati, cakkhuvinnane pi nibbindati, cakkhusamphasse pi nibbindati... nibbindam virajjati, viraga vimucati, vimuttasmim vimuttamiti nanam hoti.(6)
Seeing this, Bahiya, the well-instructed noble disciple becomes satiated with eye, visual object, eye consciousness, eye contact... Being satiated, he does not have passion for them. Being passionless, he is set free. In this freedom arises the realization that he is liberated.
From this passage it becomes clear that the Buddha made a sharp distinction between knowing by hearsay and knowing from personal insight. One may be a sutava possessing sutamaya-panna-that is, the wisdom that arises from listening to others, from being instructed by others or by reading, etc. Having heard the truth, one accepts it out of faith and devotion. Or one may accept the truth at the intellectual level (cintamaya-panna). However, to accept the truth at either of these levels is insufficient to liberate one from the cycle of suffering. To attain final liberation, one must witness the truth for oneself, must experience it directly within oneself, by the development of bhavanamaya-panna.
Bhavanamaya-panna is the wisdom obtained by meditation, the direct experience that develops in anyone who practises it. This development of insight is also called vipassana-bhavana (Vipassana meditation). The practice of Vipassana develops an inner realization of the truth. The meditator makes right effort and thereby realizes for himself that everything in the world is transitory, a source of suffering, and essenceless. This insight is not the mere acceptance of what someone else has said, nor the product of deductive reasoning. It is, rather, the direct comprehension of the realities of anicca, dukkha, and anatta.
To develop this comprehensive bhavanamaya-panna, the technique of Vipassana is essential. It is through the observation of vedana (bodily sensations) that the totality of our nature manifests itself as pancakkhandha (the five aggregates). It is through vedana that we actually experience all phenomena. As the Atthasalini states:
Ya vedeti ti vedana, sa vediyati lakkhana, anubhavanarasa...(7)
That which feels the objects is vedana; its characteristic is to experience, its function is to realize the object...
It is only through vedana that we can directly experience our true nature and realize its actual reality of arising and passing away. Moreover, vedana is present with every phenomenon. As the Buddha said:
Vedana samosarana sabbe dhamma.(
All the phenomena one experiences are accompanied by sensation.
Therefore, the specific tool that a Vipassana meditator uses to develop experiential wisdom is bodily sensation. By observing sensations objectively throughout the body, the practitioner realizes that they all have the basic nature of arising and passing away (uppadavaya dhammino)-that is, they are all anicca. Having experienced this fact, one realizes that not only unpleasant sensations but also pleasant and neutral sensations are a source of suffering. By observing the ephemeral nature of all sensations, the meditator realizes how insubstantial they are: they are changing every moment. That which is changing cannot be a source of happiness because a pleasant sensation which has arisen will always pass away, resulting in dukkha due to our attachment to it. Moreover, these sensations are beyond our control and arise regardless of our wishes; they cannot be said to be "I" or "mine." They are anatta.
As one experiences vedana through the proper practice of Vipassana meditation, one comes out of the delusion of nicca-sanna (perception of permanence) by the development of anicca-bodha or anicca-vijja (the wisdom of impermanence). This is practised by observing the arising and passing away of vedana. With anicca-bodha, the habit pattern of the mind changes as one develops upekkha (equanimity) towards all the sensations.
In order to assess the unique contribution of the Buddha, we should note that many of his contemporaries held the view that craving causes suffering, and that to remove suffering one must abstain from the objects of craving. The Buddha tackled the problem in a different way. Having learned to examine and investigate the deepest levels of his own mind, he made a profound discovery: that between the external object and the mental reflex of craving, there is a missing link-vedana (sensation).
Whenever we encounter an object through the five physical senses or the sixth sense (the mind), a sensation arises, and based on the sensation, tanha (craving and aversion) arises. If the sensation is pleasant, we crave to prolong it; if it is unpleasant, we crave to be rid of it. It is in the chain of Dependent Origination that the Buddha expressed his profound realization:
Salayatana-paccaya phassa
Phassa-paccaya vedana
Vedana-paccaya tanha.(9)
Dependent on the six sense doors,
contact arises.
Dependent on contact, sensation arises.
Dependent on sensation, craving arises.
If we want to advance on the path of liberation we have to work at the level of vedana because it is here that the rotation of the wheel of misery can be arrested. The turning of the bhava-cakka (wheel of becoming) begins with vedana. Because of avijja (ignorance), we react to sensations, resulting in the arising of craving and aversion: vedana paccaya tanha. This is the path which ignorant persons (puthujjana) follow.
From the same juncture of vedana, the dhammacakka (wheel of Dhamma) can start to rotate. The dukkha-nirodha-gamini-patipada (path of cessation of suffering) begins, characterized by vedana-nirodha, tanha-nirodho: the end of sensation and (therefore) the end of craving and aversion. This is the path of anicca-vijja or panna, leading to the cessation of suffering. This is the Way which wise persons (sapanna) follow. Having developed anicca-bodha by the practice of Vipassana, they cease to react to vedana.
To emphasize the true implication and importance of vedana on the path of liberation, the Buddha expressed the following as a regular refrain in the Brahmajala sutta of the Dighanikaya:
Vedananam samudayam ca atthangamam ca assadam ca adinavam ca nissaranam ca yathabhutam viditva anupadavimutto, bhikkhave, Tathagato.(10)
Fully understanding, as they really are, the arising and passing away of sensations, the relishing of them, their danger, their fading away,-the Tathagata is completely liberated.
The immediate cause for the arising of craving, and of suffering, is therefore not something outside of us. It is, rather, the sensations that occur within us. To free ourselves from craving and suffering, we must deal with this inner reality of sensations. This is the practical way to emerge from suffering. By developing anicca-vijja (the wisdom of impermanence), we learn to cut the knots of our misery and witness the true nature of Dhamma.
Vedana, then, is the cause of our bondage when it is ignored. When properly observed-by understanding the Dhamma, the law of paticcasamuppada-it is the means to our liberation.
We may conclude by declaring that the entire teaching of the Buddha is ambrosial. The Dhamma he taught illumines the Path by delineating the way to emerge from suffering into the liberation of cessation of suffering. The Enlightened One outlined the practice of sila, samadhi and panna. But it is the practice of Vipassana-the objective, experiential observation of the body sensations-which remains as his unsurpassed contribution to human civilization. In reality this is the quintessence of his teaching. ¦
Notes
(All references from Devanagari edition of Tipitaka published by Vipassana Research Institute Publications, Igatpuri, India.)
1. Purification of bodily and vocal action.
2. Kusala cittassa ekaggata samadhi: one-pointedness of the moral consciousness.
3. Wisdom or insight.
4. Dighanikaya, vol I, sutta 1, para. 1, etc.; sutta 2, para. 150, etc.
5. Samyuttanikaya,vol II, vagga 4, para. 90.
6. Ibid.
7. Dhammasangani Atthakatha (Atthasalini) 1, Dhammuddesavaro
8. Anguttaranikaya, vol IV, Dasakanipata, para. 58.
9. Mahavagga, (Vinaya Pitaka) para. 1.
10. Dighanikaya, vol. I, sutta 1, para. 51, 59, 66, 70, 72, etc.
Topik Buddhisme / Studi Sutta/Sutra / SN 47.15: Bahiya Sutta *Versi Samyutta Nikaya, bukan Udana*
on: 05 May 2009, 08:21:43 PM
"Three Groups of Related Discourses from MAHAHAVAGGA SAMYUTTA"
Translated by Professor U Ko Lay, Yangon
Edited by the Editorial Committee, DFPPS (Myanmar Tipitaka Association), 1998
5. Bahiya Sutta
Discourse Concerning the Venerable Bahiya
321. The Bhagava was staying at Savatthi. At that time the Venerable Bahiya approached the Bhagava and having paid homage to the Bhagava sat in a suitable place. After being thus seated, the Venerable Bahiya addressed the Bhagava thus: "Venerable Sir, may it please the Bhagava to teach the dhamma in a brief manner so that. having heard the dhamma, I can repair alone in a quiet place of solitude and abide (practising meditation) with mindfulness and diligence, with the mind bent on Nibbana."
In that case, Bahiya, you should ensure purity in the first stage of meritorious practices. And what is the first stage of the meritorious practices? It is the practice of very pure morality and the holding of upright view (i.e., belief in reaping the fruits of one's own actions). When. Bahiya, your morality becomes very pure and your view becomes upright, then, based on morality and well-established in morality, you should cultivate the Four Methods of Stead fast Mindfulness.
What are the Four (Satipatthanas)? Bahiya, in this Teaching you should abide keeping your mind steadfastly on the body (kaya) with diligence, comprehension and mindfulness, thus keeping away covetousness and distress in the five khandhas ...p... on Sensation ... p... on Mind ...p... keep your mind steadfastly on Mind-Objects, with diligence, comprehension and mindfulness, thus keeping away covetousness and distress in the five khandhas. Bahiya, when based on morality and well established in morality, you develop the Four Methods of Steadfast Mindfulness, only progress in Meritorious factors is to be expected in days and nights to come not their decline.
Then the Venerable Bahiya, gladdened at heart and rejoicing at the words of the Bhagava. paid respectful homage to the Bhagava, rose from his seat and left, keeping the Bhagava on his right. Then the Venerable Bahiya went to a quiet place of solitude and abided (practising meditation) with mindfulness and diligence, with the mind bent on Nibbana. He soon attained by himself, in this very life, by virtue of Magga Insight, the fruits of the noblest and the most supreme Arahatship, the ultimate goal for the sake of which men of good family leave the household life to lead the homeless life. He knew Rebirth is no more; the Noble Practice Purity has been accomplished; what is to be done (for Magga Insight) has been done; there is nothing more to do (to attain Magga Insight). Venerable Bahiya became one among the Arahats.
End of the Bahiya Sutta,
the fifth in this Vagga.
Dan satu hal mengapa saya memakai kata-kata yang tidak sopan, oleh karena anda yang sering memulainya....bahkan pada banyak diskusi-diskusi lain dengan melcehkan untuk menekan pandangan (orang) lain! ;D :)) :))
Seperti partai politik pemenang sekarang aje yoo yoo...! ;D :)) :))
ada yang tersinggung dengan keterus-terangan saya, periksa dulu apakah tulisan saya ada bermanfaat mengandung kebenaran seperti guru Zen mengetok kepala muridnya dan klo tersinggung periksa apanya yang tersinggung?
indra_anggara: gue posting contekan di group dc press
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 02:19:25 PM
Dan satu hal mengapa saya memakai kata-kata yang tidak sopan, oleh karena anda yang sering memulainya....bahkan pada banyak diskusi-diskusi lain dengan melcehkan untuk menekan pandangan (orang) lain! ;D :)) :))
Seperti partai politik pemenang sekarang aje yoo yoo...! ;D :)) :))
Sayalah yang mengatakan anda berkata tidak sopan pertama kali anda mengatakan BULLSHIT, jadi saya menganggap postingan ini ditujukan ke saya. saya MENUNTUT KLARIFIKASI di mana SAYA MEMULAI BERKATA TIDAK SOPAN KEPADA ANDA?
[at] bro indra,
saya mengklarifikasi,
saya tidak meyebut nama bro indra, dan anda benar melakukan menyatakan saya tidak sopan oleh karena ada perkataan 'bulls**t' tsb. dan sebagaimana tulisan-tulisan anda yang saya lihat, anda sebagai moderator yang baik.
Tetapi saya tujukan bagi siapapun yang melakukan dengan kekonyolan diri.
peace peace.... ^:)^
:hammer:
Quote from: HokBen on 06 May 2009, 04:33:03 PM
adapun pada akhirnya wadah sarana diskusi ini dapat diberdayakan sebagai sarana pengayaan kompetensi penulisan tata laksana perkataan secara menyesatkan, melalui pemanfaatan urutan kalimat dan struktur ucapan tertulis yang digubah dlam bentuk tulisan sulit tercernakan.
bisa buat metode enkripsi baru nh... =))
=))
Quote from: ryu on 06 May 2009, 04:57:54 PM
wah keknya udah tercerahkan semua oleh bro kuda sampe2 kata2nya sama semua kakakakakak
=))
^
^
astaga......!!!
keadaan (sati) nya seperti teguran guru Buddha kepada umat/awam pada syair Dhammapada ini :
'Mengapa tertawa, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar? Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?'
Mengatakan kebenaran Guru Buddha tak terjangkau umat awam dan pemerkataan umat awam hanyalah konsepsi. Ingin menyatakan kebenaran tapi sesungguhnya ia awam. Artinya yg diperkatakan juga bukanlah juga kebenaran tapi cangkang berdiri yg mengalami keresahan akibat tak berpuaskan tanhanya. Tidak perkonsistensi. ^-^
Quote from: bond on 07 May 2009, 04:53:24 PM
Mengatakan kebenaran Guru Buddha tak terjangkau umat awam dan pemerkataan umat awam hanyalah konsepsi. Ingin menyatakan kebenaran tapi sesungguhnya ia awam. Artinya yg diperkatakan juga bukanlah juga kebenaran tapi cangkang berdiri. Tidak perkonsistensi. ^-^
:))
Quote from: bond on 07 May 2009, 04:53:24 PM
Mengatakan kebenaran Guru Buddha tak terjangkau umat awam dan pemerkataan umat awam hanyalah konsepsi. Ingin menyatakan kebenaran tapi sesungguhnya ia awam. Artinya yg diperkatakan juga bukanlah juga kebenaran tapi cangkang berdiri yg mengalami keresahan akibat tak berpuaskan tanhanya. Tidak perkonsistensi. ^-^
Bacalah bro... reply #216 dan renungkan baik-baik.
Klo baca tulisan anda keliatannya anda atau teman-teman yang lain bercerita mahir bermeditasi dan mengalami banyak pengalaman-pengalaman yang mungkin bagi awam suatu yang menakjubkan bahkan belajar dari guru-guru terkenal
tetapi tahukah anda bro... bahwa semua yang muncul yang anda banggakan itu adalah ciri-ciri yang bersifat bull s**t semua, yang bukan layak untuk dibanggakan, dilekati tetapi harus dilepas dalam proses memahami diri sejati udanna VIII.3 , yang klo kata guru Buddha dalam brahmajala sutta anda sebenarnya lagi berspekulasi. mengapa?
Gak usah saya kutip sutta, saya pakai kutipan tulisan saya yang memakai bahasa sehari-hari saja gak bisa mengerti.
Hanya sebatas itukah bro... pengetahuan dan kebijaksanaan umat, bahkan dalam diskusi sok membanggakan membilang sudah berteori dan praktek. Apalagi berbicara yang lebih diluar dari itu? kacian deh...! :P =))
Siapakah yang sudah tercerahkan klo begitu, sehingga memiliki pengetahuan yang benar dan ajaran yang diturunkan menjadi benar? sehingga muridnya menjadi benar? kacian deh sehingga menjadi semakin kabur kebenarannya. :'(
Untung tulisan pada thread ini gak dihapus, sehingga dapat memberi kesempatan bagi orang lain untuk melihat pengetahuan yang lain (dapat mencerahi) daripada konsep-konsep yang berlaku umum yang ngawur yang diajarkan turun temurun yang sudah terbentuk (kebodohan/pembodohan diri). (kacian deh... yang terus membela konsep-konsep pengetahuan kebenarannya, padahal sesungguhnya membela dirinya sendiri yang berarti bulls**t segala keluaran hasilnya!)kutipan :
Dan semua pengalaman, pengetahuan yang anda miliki dan diskusikan dan perdebatkan semua seperti yang guru Buddha bilang selama seseorang masih dalam keawaman atau masih berjalan didalam (pengetahuan) keterkondisian adalah spekulasi, atau seperti yang sudah saya bilang adalah bulls**t!.
tahu maksudnya seperti yang Buddha bilang dalan brahmajala sutta tentang spekulasi dan senantiasa makhluk awam berada dalam jerat jaring? yaitu bahwa segala kebijaksanaan mereka yang masih melekat kepada yang berkondisi dan segala hasil keluaran dari yang berkondisi tersebut semuanya adalah bull s**t!
Semoga dapat membedakan dan menyelami sebagai nasehat yang jujur, bukan sebagai bentuk debat atau bersilat lidah membela keangkuhan diri. :P
Semoga dapat menjadi sadar
hanya tulisan jujur dari seorang sahabat,
good hope and love
coedabgf
ummm ikutan yah....apapun yang diperdebatkan dikarenakan masing2 pihak memegang kebenarannya sendiri tentu saja tidak akan mencapai titik temu karena kebenaran versi persepsi pribadi tetep saja sebuah spekulasi...Kebenaran Sejati adalah Kebenaran yang bisa diterima dan berlaku untuk semua makhluk dan semua kondisi kehidupan.itu baru Dhamma...so kalo masing2 ngebilang ini kata guru Buddha ku yang paling benar nah mestinya harus crosscheck pada apa yang kalian rasakan itu sebagai kebenaran take it,kalo ngga leave it.
hehehe nyana baru balik dari pegunungan,so sori yah kalo mendadak kepo ikutan sounding...wekekekee.
Namaste.
hanya memberi kesempatan dan membagi pengetahuan lah bro..... kepada yang lain, menginspirasi/ memberi gambaran lain dari konsep-konsep yang sudah terbentuk. bukan mo berdebat atau bersilat lidah.
kali-kali aja ada umat melihat jalan lain, terinspirasi sehingga dapat tercerahkan, bukan mengikuti jalan umum yang sudah terbentuk konsepnya dari (kebodohan) pencerapan yang salah turun temurun.
Kasian bro..... :lotus: _/\_
aku jujur loh...!
:) ..... bila konsep yang anda tawarkan membawa pengertian baik kepada mereka berarti anda sudah mengajarkan dengan baik...bila orang lain blm menerima,berarti apa yang ingin kamu sampaikan masih kurang sehingga menimbulkan miss understanding. ga bilang bahwa konsep yang ditawarkan salah lho...:) , ini hanya bergantung kepada pribadi setiap orang, jalan pencerahan juga sama...tiap individu dengan karakteristiknya masing2 akan menembus hal yang sama...coba lihat, murid Sang Buddha dalam Sutta aja punya beragam tipe pencerahannya.
So,if you believe your method is good and right, try to give understanding, if people can't understand then it is their own problem and their own wisdom did not match. :)
ya... kan aku sudah bilang bro, aku hanya memberi kesempatan dan membagi pengetahuan kepada yang lain, menginspirasi/ memberi gambaran lain dari konsep-konsep yang sudah terbentuk. bukan tujuan mo berdebat atau bersilat lidah.
ya... mencerap atau gak mencerap sih itu urusan masing-masing bukan urusan saya dan gak bisa dipaksakan.
makanya aku pernah ingatkan dalam tulisan saya yang selalu dihapus pada thread-thread yang lain, bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh kesempatan membaca, bukan penekanan satu arah saja. dan prinsipnya saya hanya membagi pengetahuan.
Klo tersinggung, yang dibicarakan itu pengetahuan, apanya yang tersinggung? klo memang mo membela diri ya.. lakukan perdebatan menyatakan kebenarannya, bukan menghapus, membatasi atau bahkan memulai perkataan-perkataan kasar atau melecehkan.
Coba teman-teman selidiki, sebenarnya siapakah yang sering memulai perdebatan sehingga menjadi panas pada thread-thread forum ini atau yang kelihatan memaksakan konsep pengetahuan yang umum kepada yang lain?
bro coedabgf yang tercerahkan menyampaikan/membabarkan/menjelaskan
mengenai apa sih ? kenapa tidak ada pada halaman pertama?
mohonn dipostingkan lagi supaya saya juga bisa mendptkan manfaatnya!.
trims sebelumnya!
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 02:15:52 PM
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 08:56:48 AM
Masalah pembina jalan umum adalah karena masih berjalan dalam siifat keawaman.
Konsep kebenaran yang dibangun oleh diri sendiri (yang terkondisi dari yang berkondisi).
jalan umum diajarkan guru Buddha untuk awam menanggalkan ikatan/kemelekatan kepada (ciri atau kewujudan) yang berkondisi.
tetapi awam oleh karena kemelekatannya, memiliki dan memandang pengetahuan pengajaran dengan konsep yang salah,
bukan menanggalkan segala keterkondisian dirinya, tetapi awam menterjemahkan pengetahuan pengajaran menurut ukuran keterkondisiannya dan kesombongan keakuan atta dirinya.
Saya bukannya mau berdebat atau bersilat lidah panjang lebar untuk menunjukan bahwa saya lebih berpengetahuan atau yang sudah bijaksana.
Apapun juga yang anda tanyakan, bahkan seluruh sutta-sutta atau pengajaran guru Buddha yang anda perbincangkan atau perdebatkan dalam semua thread forum, semua penjelasan jawaban kebenarannya sudah saya tulis.
Dan semua pengetahuan yang anda miliki dan diskusikan dan perdebatkan semua seperti yang guru Buddha bilang selama seseorang masih dalam keawaman atau masih berjalan didalam (pengetahuan) keterkondisian adalah spekulasi, atau seperti yang sudah saya bilang adalah bulls**t!.
Itulah sebabnya saya tidak melayani perdebatan ngalor ngidul, tetapi saya menjawab dengan memancing dengan pertanyaan untuk mengarahkan kepada pengertian yang benar sehingga terbebas dari konsep-konsep kekonyolan kebanggaan kekhayalan diri oleh karena keterikatan dan kemelekatan kepada aku diri yang berkondisi.
tahu maksudnya seperti yang Buddha bilang dalan brahmajala sutta tentang spekulasi dan senantiasa makhluk awam berada dalam jerat jaring? yaitu bahwa segala kebijaksanaan mereka yang masih melekat kepada yang berkondisi dan segala hasil keluaran dari yang berkondisi tersebut semuanya adalah bull s**t!
silahkan renungkan sutta-sutta ini (yang cuma saya kutip saja) :
Ud 1.10
Bahiya Sutta
"Kemudian, Bahiya, engkau harus melatih dirimu demikian: Sehubungan dengan apa yang terlihat, hanya ada apa yang terlihat. Sehubungan dengan apa yang terdengar, hanya yang terdengar. Sehubungan dengan yang dirasakan, hanya yang dirasakan. Sehubungan dengan apa yang diketahui, hanya yang diketahui. Demikianlah cara engkau harus melatih dirimu. Ketika untukmu hanya ada yang terlihat berhubungan dengan apa yg terlihat, hanya yang terdengar sehubungan dengan apa yang terdengar, hanya yang terasa sehubungan dengan apa yang terasa, hanya yang diketahui sehubungan dengan apa yang diketahui, kemudian, Bahiya, tidak ada dirimu sehubungan dengan itu. Ketika tidak ada engkau sehubungan dengan itu, tidak ada engkau disana. Ketika tidak ada engkau disana, engkau tidak berada disini atau tidak juga berada jauh diluar itu, tidak juga diantara keduanya. Inilah, hanya ini, merupakan akhir dari ketidakpuasan (Dukkha)."
Melalui mendengarkan penjelasan singkat Dhamma dari Yang Terberkahi, batin Bahiya pertapa berpakaian kulit kayu langsung saat itu disana terbebaskan dari kotoran karena tidak ada kemelekatan/penunjang.
Topik Buddhisme / Meditasi / Vipassana: The Unique Contribution of the Buddha - by Dr. Ravindra Panth
on: 05 May 2009, 10:08:00 PM
Sila(1), samadhi(2) and panna(3) form the basic constituents of the teaching of the Buddha. They are the fundamental elements of his forty-five year teaching mission, during the course of his carika. Do these three aspects constitute his unique contribution to human civilization? Are these elements of his dispensation
If we delve into the venerable past of India, we find that at the time of the Buddha and earlier, there were other thinkers who believed in and propagated the concepts of sila, samadhi and panna, although not systematically. For the harmonious wayfarer, these teachers usually recommended the practice of various rites and rituals along with sila, samadhi and panna. Hence, these three were not something identified and preached by Gotama the Buddha alone. We find references in Brahmajala-sutta, Samannaphala-sutta(4), etc., that highlight the fact that there were sects which heavily emphasized the practice of sila for the purification of physical and vocal actions.
There are other references which show that the concept and practice of samadhi was also not something new, that it was known at the time as a method for quieting and controlling the mind. The best illustration of this is the example of the bodhisatta Siddhattha Gotama who, before his enlightenment, learned the deepest samadhis known at the time-the seventh and eighth jhanas-from the teachers Alara Kalama and Uddhaka Ramaputta. This proves that the sphere of samadhi certainly existed prior to the Buddha. It was not something new, discovered by him.
Neither was the concept of panna something totally new. Even at that time panna, in its precise definition, meant seeing things as impermanent (anicca), as a source of suffering (dukkha), and substanceless (anatta). There are accounts which document the fact that, among at least some of the Buddha's contemporaries, the concepts of anicca, dukkha and anatta were accepted. One such sutta that illustrates this is the Bahiya-sutta of Samyutta-nikaya. It records an encounter between Buddha and Bahiya, a wanderer in search of a spiritual path. Although he was not one of Buddha's disciples, Bahiya asked him for guidance in his search.
The Buddha responded by questioning him, as follows:
Tam kim mannasi, Bahiya, cakkhu niccam va aniccam va ti?
Aniccam, bhante.
Yam pananiccam dukkham va tam sukham va ti?
Dukkham, bhante.
Yam pananiccam dukkham viparinama-dhammam kallam nu tam samanupassitum etam mama, eso'hamasmi, eso me atta ti?
No h'etam bhante.
What do you believe, Bahiya: is the eye permanent or impermanent?
Impermanent, sir.
That which is impermanent, is it a cause of suffering or of happiness?
Of suffering, sir.
Now is it fitting to regard what is impermanent, a cause of suffering, by nature changeable as being "mine", being "I", being one's self?
Surely not, sir.
The Buddha further questioned Bahiya about visual objects, eye consciousness and eye contact, etc. In each case, this person agreed that these were impermanent, a cause of suffering and substanceless. He did not claim to be a follower of the teaching of the Buddha, yet he accepted the concepts of anicca, dukkha and anatta. The sutta thus documents that these ideas, which we might now regard as having been unknown outside the Buddha's teachings, were indeed contemporaneous.
Then what was the Buddha's unique contribution in this regard? The explanation, of course, is that for Bahiya and others like him, the concepts of impermanence, suffering and substancelessness were simply beliefs. They were merely opinions, adopted only in theory-what in Pali is called manna (mere acceptance). The Buddha showed a way to go beyond mere beliefs or philosophies, a way to directly experience one's own nature as impermanent, suffering and substanceless. That is why in the sutta, the Buddha continued:
Evam passam, Bahiya, sutava ariya-savako cakkhusmim pi nibbindati, rupesu pi nibbindati, cakkhuvinnane pi nibbindati, cakkhusamphasse pi nibbindati... nibbindam virajjati, viraga vimucati, vimuttasmim vimuttamiti nanam hoti.(6)
Seeing this, Bahiya, the well-instructed noble disciple becomes satiated with eye, visual object, eye consciousness, eye contact... Being satiated, he does not have passion for them. Being passionless, he is set free. In this freedom arises the realization that he is liberated.
From this passage it becomes clear that the Buddha made a sharp distinction between knowing by hearsay and knowing from personal insight. One may be a sutava possessing sutamaya-panna-that is, the wisdom that arises from listening to others, from being instructed by others or by reading, etc. Having heard the truth, one accepts it out of faith and devotion. Or one may accept the truth at the intellectual level (cintamaya-panna). However, to accept the truth at either of these levels is insufficient to liberate one from the cycle of suffering. To attain final liberation, one must witness the truth for oneself, must experience it directly within oneself, by the development of bhavanamaya-panna.
Bhavanamaya-panna is the wisdom obtained by meditation, the direct experience that develops in anyone who practises it. This development of insight is also called vipassana-bhavana (Vipassana meditation). The practice of Vipassana develops an inner realization of the truth. The meditator makes right effort and thereby realizes for himself that everything in the world is transitory, a source of suffering, and essenceless. This insight is not the mere acceptance of what someone else has said, nor the product of deductive reasoning. It is, rather, the direct comprehension of the realities of anicca, dukkha, and anatta.
To develop this comprehensive bhavanamaya-panna, the technique of Vipassana is essential. It is through the observation of vedana (bodily sensations) that the totality of our nature manifests itself as pancakkhandha (the five aggregates). It is through vedana that we actually experience all phenomena. As the Atthasalini states:
Ya vedeti ti vedana, sa vediyati lakkhana, anubhavanarasa...(7)
That which feels the objects is vedana; its characteristic is to experience, its function is to realize the object...
It is only through vedana that we can directly experience our true nature and realize its actual reality of arising and passing away. Moreover, vedana is present with every phenomenon. As the Buddha said:
Vedana samosarana sabbe dhamma.(
All the phenomena one experiences are accompanied by sensation.
Therefore, the specific tool that a Vipassana meditator uses to develop experiential wisdom is bodily sensation. By observing sensations objectively throughout the body, the practitioner realizes that they all have the basic nature of arising and passing away (uppadavaya dhammino)-that is, they are all anicca. Having experienced this fact, one realizes that not only unpleasant sensations but also pleasant and neutral sensations are a source of suffering. By observing the ephemeral nature of all sensations, the meditator realizes how insubstantial they are: they are changing every moment. That which is changing cannot be a source of happiness because a pleasant sensation which has arisen will always pass away, resulting in dukkha due to our attachment to it. Moreover, these sensations are beyond our control and arise regardless of our wishes; they cannot be said to be "I" or "mine." They are anatta.
As one experiences vedana through the proper practice of Vipassana meditation, one comes out of the delusion of nicca-sanna (perception of permanence) by the development of anicca-bodha or anicca-vijja (the wisdom of impermanence). This is practised by observing the arising and passing away of vedana. With anicca-bodha, the habit pattern of the mind changes as one develops upekkha (equanimity) towards all the sensations.
In order to assess the unique contribution of the Buddha, we should note that many of his contemporaries held the view that craving causes suffering, and that to remove suffering one must abstain from the objects of craving. The Buddha tackled the problem in a different way. Having learned to examine and investigate the deepest levels of his own mind, he made a profound discovery: that between the external object and the mental reflex of craving, there is a missing link-vedana (sensation).
Whenever we encounter an object through the five physical senses or the sixth sense (the mind), a sensation arises, and based on the sensation, tanha (craving and aversion) arises. If the sensation is pleasant, we crave to prolong it; if it is unpleasant, we crave to be rid of it. It is in the chain of Dependent Origination that the Buddha expressed his profound realization:
Salayatana-paccaya phassa
Phassa-paccaya vedana
Vedana-paccaya tanha.(9)
Dependent on the six sense doors,
contact arises.
Dependent on contact, sensation arises.
Dependent on sensation, craving arises.
If we want to advance on the path of liberation we have to work at the level of vedana because it is here that the rotation of the wheel of misery can be arrested. The turning of the bhava-cakka (wheel of becoming) begins with vedana. Because of avijja (ignorance), we react to sensations, resulting in the arising of craving and aversion: vedana paccaya tanha. This is the path which ignorant persons (puthujjana) follow.
From the same juncture of vedana, the dhammacakka (wheel of Dhamma) can start to rotate. The dukkha-nirodha-gamini-patipada (path of cessation of suffering) begins, characterized by vedana-nirodha, tanha-nirodho: the end of sensation and (therefore) the end of craving and aversion. This is the path of anicca-vijja or panna, leading to the cessation of suffering. This is the Way which wise persons (sapanna) follow. Having developed anicca-bodha by the practice of Vipassana, they cease to react to vedana.
To emphasize the true implication and importance of vedana on the path of liberation, the Buddha expressed the following as a regular refrain in the Brahmajala sutta of the Dighanikaya:
Vedananam samudayam ca atthangamam ca assadam ca adinavam ca nissaranam ca yathabhutam viditva anupadavimutto, bhikkhave, Tathagato.(10)
Fully understanding, as they really are, the arising and passing away of sensations, the relishing of them, their danger, their fading away,-the Tathagata is completely liberated.
The immediate cause for the arising of craving, and of suffering, is therefore not something outside of us. It is, rather, the sensations that occur within us. To free ourselves from craving and suffering, we must deal with this inner reality of sensations. This is the practical way to emerge from suffering. By developing anicca-vijja (the wisdom of impermanence), we learn to cut the knots of our misery and witness the true nature of Dhamma.
Vedana, then, is the cause of our bondage when it is ignored. When properly observed-by understanding the Dhamma, the law of paticcasamuppada-it is the means to our liberation.
We may conclude by declaring that the entire teaching of the Buddha is ambrosial. The Dhamma he taught illumines the Path by delineating the way to emerge from suffering into the liberation of cessation of suffering. The Enlightened One outlined the practice of sila, samadhi and panna. But it is the practice of Vipassana-the objective, experiential observation of the body sensations-which remains as his unsurpassed contribution to human civilization. In reality this is the quintessence of his teaching. ¦
Notes
(All references from Devanagari edition of Tipitaka published by Vipassana Research Institute Publications, Igatpuri, India.)
1. Purification of bodily and vocal action.
2. Kusala cittassa ekaggata samadhi: one-pointedness of the moral consciousness.
3. Wisdom or insight.
4. Dighanikaya, vol I, sutta 1, para. 1, etc.; sutta 2, para. 150, etc.
5. Samyuttanikaya,vol II, vagga 4, para. 90.
6. Ibid.
7. Dhammasangani Atthakatha (Atthasalini) 1, Dhammuddesavaro
8. Anguttaranikaya, vol IV, Dasakanipata, para. 58.
9. Mahavagga, (Vinaya Pitaka) para. 1.
10. Dighanikaya, vol. I, sutta 1, para. 51, 59, 66, 70, 72, etc.
Topik Buddhisme / Studi Sutta/Sutra / SN 47.15: Bahiya Sutta *Versi Samyutta Nikaya, bukan Udana*
on: 05 May 2009, 08:21:43 PM
"Three Groups of Related Discourses from MAHAHAVAGGA SAMYUTTA"
Translated by Professor U Ko Lay, Yangon
Edited by the Editorial Committee, DFPPS (Myanmar Tipitaka Association), 1998
5. Bahiya Sutta
Discourse Concerning the Venerable Bahiya
321. The Bhagava was staying at Savatthi. At that time the Venerable Bahiya approached the Bhagava and having paid homage to the Bhagava sat in a suitable place. After being thus seated, the Venerable Bahiya addressed the Bhagava thus: "Venerable Sir, may it please the Bhagava to teach the dhamma in a brief manner so that. having heard the dhamma, I can repair alone in a quiet place of solitude and abide (practising meditation) with mindfulness and diligence, with the mind bent on Nibbana."
In that case, Bahiya, you should ensure purity in the first stage of meritorious practices. And what is the first stage of the meritorious practices? It is the practice of very pure morality and the holding of upright view (i.e., belief in reaping the fruits of one's own actions). When. Bahiya, your morality becomes very pure and your view becomes upright, then, based on morality and well-established in morality, you should cultivate the Four Methods of Stead fast Mindfulness.
What are the Four (Satipatthanas)? Bahiya, in this Teaching you should abide keeping your mind steadfastly on the body (kaya) with diligence, comprehension and mindfulness, thus keeping away covetousness and distress in the five khandhas ...p... on Sensation ... p... on Mind ...p... keep your mind steadfastly on Mind-Objects, with diligence, comprehension and mindfulness, thus keeping away covetousness and distress in the five khandhas. Bahiya, when based on morality and well established in morality, you develop the Four Methods of Steadfast Mindfulness, only progress in Meritorious factors is to be expected in days and nights to come not their decline.
Then the Venerable Bahiya, gladdened at heart and rejoicing at the words of the Bhagava. paid respectful homage to the Bhagava, rose from his seat and left, keeping the Bhagava on his right. Then the Venerable Bahiya went to a quiet place of solitude and abided (practising meditation) with mindfulness and diligence, with the mind bent on Nibbana. He soon attained by himself, in this very life, by virtue of Magga Insight, the fruits of the noblest and the most supreme Arahatship, the ultimate goal for the sake of which men of good family leave the household life to lead the homeless life. He knew Rebirth is no more; the Noble Practice Purity has been accomplished; what is to be done (for Magga Insight) has been done; there is nothing more to do (to attain Magga Insight). Venerable Bahiya became one among the Arahats.
End of the Bahiya Sutta,
the fifth in this Vagga.
Bukannya apa2 ya, post anda sama sekali tidak mencerahkan, kebanyakan post anda hanyalah pengulangan2 cangkang, atta, awam dan menjadi shit you know?
matakna maneh teh meunang balesan jiga kieu ku sarerea nyaho teu? cing atuh maneh oge tiasa teu nyarios nu nyaan tong jiga kitu wae!!!!!
[at] ryu,
baca baik-baik reply#216
klo gak ngerti juga (kacian deh... hanya sebatas itu kualitas umat atas pencerapan kebenaran pengajaran guru Buddha, sebatas kulit luar, dangkal!! :P :'(), logika pengetahuan kebenaran yang kamu miliki dalam pikiranmu dan kebijaksanaanmu dan juga semua komentarmu pada forum itulah yang sesungguhnya hanya masih bulls**t dan itulah yang diistilahkan/disebut awam oleh guru Buddha, you know?
[at] johan3000
u baca saya dan renungi tulisan-tulisan pada reply #216. ok!
1. Blom lagi saya tambahkan semua kutipan-kutipan sutta yang mengarah kesana (reply#216), he...he.. he... saya gak perlu lagi menjelaskan. Teman-teman mo cari apa klo gitu (kacian deh...! :'(),
2. yang mudah dan memakai bahasa sehari-hari saja gak bisa mencerap karena masih diliputi Lobbha dosa dan khususnya oleh karena masih moha karena masih double kemelekatan kepada yang berkondisi dan hasilnya ;D?
3. pandai membicarakan, membicarakan apa yah... klo gak tahu makna sesungguhnya? oh... lagi kutip saja dan membaca...! atau jangan-jangan lagi menceracau, mengigau terobsesi menampilkan keakuan diri, yah balik lagi seperti no. 2 8->
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 07:00:37 AM
[at] ryu,
baca baik-baik reply#216
klo gak ngerti juga (kacian deh... hanya sebatas itu kualitas umat atas pencerapan kebenaran pengajaran guru Buddha, sebatas kulit luar, dangkal!! :P :'(), logika pengetahuan kebenaran yang kamu miliki dalam pikiranmu dan kebijaksanaanmu dan juga semua komentarmu pada forum itulah yang sesungguhnya hanya masih bulls**t dan itulah yang diistilahkan/disebut awam oleh guru Buddha, you know?
Kalo ente itu siapa?? Yang memahami Buddha? Kualitas apa yang ente punya?? Arahat? sungguh kasihan......
Anda merasa sudah dalam ya mempelajari Buddha? anda merasa HANYA anda yang yang paling benar yang lain bullshit gitu!!!! kasihan.......
FYI gw ini memang dangkal pengetahuan dalam Buddhist makanya masuk forum ini untuk belajar, ente itu bukan type seorang pengajar dan kalau kualitas orang yang MERASA SUDAH MEMAHAMI AJARAN GURU BUDDHA SEPERTI ENTE GW MENDING KAGA USAH BELAJAR AJARAN BUDDHA KARENA MEMALUKAN MELIHAT KUALITAS ARAHAT SEPERTI ENTE!!!!!
ENte ngomong cangkang diri terus apa ente sudah melepas cangkang ente!!!! tunjukan dong seperti apa, jangan MUTER2 aja kek orang gila yang mengulang kata2nya terus!!!
tuh...saya sudah beritahukan...euy..., bukan untuk berdebat atau bersilat lidah. ;D :)) :))
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 07:19:38 AM
1. Blom lagi saya tambahkan semua kutipan-kutipan sutta yang mengarah kesana (reply#216), he...he.. he... saya gak perlu lagi menjelaskan. Teman-teman mo cari apa klo gitu (kacian deh...! :'(),
2. yang mudah dan memakai bahasa sehari-hari saja gak bisa mencerap karena masih diliputi Lobbha dosa dan khususnya oleh karena masih moha karena masih double kemelekatan kepada yang berkondisi dan hasilnya ;D?
3. pandai membicarakan, membicarakan apa yah... klo gak tahu makna sesungguhnya? oh... lagi kutip saja dan membaca...! atau jangan-jangan lagi menceracau, mengigau terobsesi menampilkan keakuan diri, yah balik lagi seperti no. 2 8->
KAkakakak, buktikan dong ente sudah tercerahkan jangan nunjuk orang sebagai umat awam lah, belum melepas cangkang diri lah, bangun woy dari ilusi mu ato lo jangan2 dah kemasukan roh halus yak sehingga kek gini disini!!
Penjelasan coedabgf yang tercerahkan
jangan2 kodoknya udah lompat2
Baru nyadar tenyata thread ini di sticky, mantep juga nih penjelasan om Coeda hingga di sticky kakakakakak
Quote from: ryu on 08 May 2009, 07:23:32 AM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 07:00:37 AM
[at] ryu,
baca baik-baik reply#216
klo gak ngerti juga (kacian deh... hanya sebatas itu kualitas umat atas pencerapan kebenaran pengajaran guru Buddha, sebatas kulit luar, dangkal!! :P :'(), logika pengetahuan kebenaran yang kamu miliki dalam pikiranmu dan kebijaksanaanmu dan juga semua komentarmu pada forum itulah yang sesungguhnya hanya masih bulls**t dan itulah yang diistilahkan/disebut awam oleh guru Buddha, you know?
Kalo ente itu siapa?? Yang memahami Buddha? Kualitas apa yang ente punya?? Arahat? sungguh kasihan......
Anda merasa sudah dalam ya mempelajari Buddha? anda merasa HANYA anda yang yang paling benar yang lain bulls**t gitu!!!! kasihan.......
FYI gw ini memang dangkal pengetahuan dalam Buddhist makanya masuk forum ini untuk belajar, ente itu bukan type seorang pengajar dan kalau kualitas orang yang MERASA SUDAH MEMAHAMI AJARAN GURU BUDDHA SEPERTI ENTE GW MENDING KAGA USAH BELAJAR AJARAN BUDDHA KARENA MEMALUKAN MELIHAT KUALITAS ARAHAT SEPERTI ENTE!!!!!
ENte ngomong cangkang diri terus apa ente sudah melepas cangkang ente!!!! tunjukan dong seperti apa, jangan MUTER2 aja kek orang gila yang mengulang kata2nya terus!!!
lah... bro ryu koq berdebat lagi sih....,
aye gak ngomong arahat loh, siapa yang menulis tercerahkan loh...
aye cuma bagi inspirasi diluar pandangan (konsep-konsep) umum yang sudah terbentuk, mengakar kokoh pada umat loh,
jangan marah loh...,
klo berbeda pandangan atau pendapat dalam diskusi boleh loh dan wajar-wajar loh....,
klo tersinggung, apanya yang tersinggung loh...,
ayepun gak bertujuan menyinggung atau melecehkan tertuju menunjuk pribadi loh.....,
tetapi umum, klo tersinggung bisa menyatakan pembelaan kebenarannya loh, bukan mengejek, melecehkan pribadi atau bahkan menekan yang lain
klo merasa tersinggung secara pribadi, sapa duluan yang memulai loh, harus siap pula untuk bermain api yang dinyalahkan sendiri loh,
kenapa gak memulai sikap yang baik-baik loh....,
seperti hukum karma, masa umat gak ngerti loh...,
ada aksi ada reaksi gitu loh.... ;D :)) :))
Quote from: ryu on 08 May 2009, 07:32:48 AM
Baru nyadar tenyata thread ini di sticky, mantep juga nih penjelasan om Coeda hingga di sticky kakakakakak
bro... sticky apa sih maksudnya?
setelah membaca reply 216
kesimpulan saya: LIEURRRRRRR
jadi yg ingin saya tanyakan, ialah
Kesimpulannya apa bro?
jangan suruh saya baca reply2 lage..
dan gunakan bahasa yg baku..
jangan pakai jargon2
bung andry... dan juga buat semua teman,
saya bagi inspirasi lagi, jangan disalah artikan saya mengajari anda. (sebab klo saya bilang inspirasi anda cukup baca saja, tetapi klo dianggap mengajari, ada merasa tersinggung keakuannya. sebab secara umum umat/praktisi oleh karena merasa sudah memiliki pengetahuan atau kebijaksanaan malah-malah bukan menanggalkan ego seperti yang diajarkan guru Buddha tetapi malah semakin besar mengikat, melekat dan menggengamnya.)
inspirasi :
cukup anda baca, klo dapat mencerap, anda bawa kedalam renungkan yang lebih mendalam biar menjadi teguh, tidak ada keraguan. Tetapi bila belum dapat melihat atau belum muncul terang kebenarannya, cukup anda ketahui saja dari pembacaan, jangan dicari-cari.
lakukan saja seperti itu berulang-ulang, sebab setiap yang masuk itu akan terekam,dan pada saatnya masak, inspirasi terang kebenaran itu akan muncul juga dengan sendirinya mengingatkan diri pada saat kondisi tertentu.
dan satu hal lagi yang umat/awam yang dangkal atau carnal (seperti yang umum saat ini) sukar untuk menyelami, adalah bahwa saat inspirasi terang kebenaran itu muncul (sudah masak), itu bukan karena hasil usaha kebijaksanaan diri yang terkondisi (bukan dari hasil usaha atau kekuatan aku dari aku yang berkondisi),
tetapi ada dua kemungkinan, yaitu
pertama, orang tersebut dengan tanpa menyadari sedang terlepas dari ikatan kemelekatan cangkang yang terkondisi dirinya (seperti dibilang keBuddhaan/keTuhanan ada dalam setiap makhluk) sehingga kebenaran yang terekam itu mengingatkan kembali (seperti yang diumpamakan sebagai sebuah rakit), dia dapat menyelami makna kebenaran tersebut.
yang kedua, oleh karena saatnya sudah masak bahwa memang ada pendamping yang mendorong, menyertai dan mengajarinya (para Buddha yang gak keliatan oleh mata jasmani atau yang duniawi).
klo dicari-cari dimunculkan oleh (sok) kepandaian diri (catatan : bukannya gak boleh merenungi yah, tetapi biarkan ide/inspirasi kebenaran itu muncul secara wajar, sehingga bukan oleh karena logika kesombongan kekuatan aku diri, tetapi seperti penjelasan no.1 dan 2), yah jadinya seperti itu, menimbulkan konsep yang salah malah yang benar tidak dapat diselami, yang salah menjadi doktrin/konsep kebenaran, sehingga malah menjadi LIEURRRRR.
(contohnya adalah seperti teman baikku yang ahli kekeristenan, maaf yah bukan maksud menyinggung tetapi ada baiknya loh untuk mendorong pembinaan yang lebih baik teman..., dan secara umum, semua umat, sehingga ada saya tulis 'yang ada pada umat hanya kebingungan, kekacauan dan keraguan).
maaf-maaf klo ada yang tersinggung lagi. maksud aye baik loh.
semoga dapat menyelami
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
nb : klo memang dirasakan sebagai nasihat yang baik, please dong beri dorongan grpnya ;D :)) :))
biar terbukti ada yang dapat menerima dan mencerap. thks.
klo bingung jangan kasih brp yah, menambah karma buruk loh. ;D
tambahan :
Makanya dalam melakukan pembinaan rohani ada menyebutkan nama sang guru pembimbing. (ada unsur keberserahan/keyakinan/kepercayaan). Dan itu adalah hal yang paling terpenting bagi umat yang harus dicermati, (kualitas) siapakah yang kita kaitkan dalam kepercayaan kita dalam kehidupan kita, sebab sesungguhnya praktisi atau umat ada melakukan pengikatan atau penyatuan kepada nama tersebut.
klo umat jalan umum/luar seolah-olah dengan keangkuhan dirinya bilang tidak ada hal itu, itu oleh karena masih bersifat keawamannya saja alias carnal. tetapi klo disimak/diperhatikan pada isi parita etavatta contohnya (umumnya dibaca pada setiap acara kematian contohnya) apa isinya?.
(apakah syair itu dari guru Buddha bukan?, atau muncul pada masa selanjutnya?)
[oot]
sebenarnya, apakah bs seseorang untuk berbicara buddhism, sementara dia tidak memahami buddhism itu sendiri ??
sebenarnya, apakah bs seseorang yg bukan motivator yg dapat berpikir universal berusaha memberikan inspirasi berdasarkan pada pemahaman pribadi yg didasarkan pada sesuatu hal yg dianggap benar oleh dia secara pribadi (duh kembali lagi ke ego, tp ngajari orang hilangkan ego) ??
sebenarnya, apakah bs seseorang yg sendiri masih mencari arti kehidupan (ngambang) memaksakan pemikiran dia tentang kehidupan kepada orang lain ?? jika orang lain tidak bs menerima pola pikirnya yg serampangan, maka ia memvonis orang itu bodoh, besar ke-aku-an nya, kurang bijaksana... (masih mencari tp berani mengajari, krn dalam setiap pencariannya, ia tersesat, tp ia merasa itu lah dunia yg penuh kebenaran, sehingga apa pun yg diluar pemahaman yg diperolehnya adalah hal yg salah dan mustahil)
sebenarnya, apakah bs seseorang berusaha mengaburkan pemahaman orang lain untuk memaksakan pemikiran dia yg serampangan dan dianggap paling benar, misalkan dengan memvonis apa yg dipahami orang lain mengenai "diri sendiri" adalah salah...
sebenarnya, apakah ada orang yg mengatakan mau belajar dan berdiskusi tp malah berbalik mengajari orang lain hal yg sedang dia pelajari dari orang lain ?? merasa tercerahkan sesaat, mengikuti "ego" nya sendiri, merasa benar sementara orang lain pasti diposisi yg salah...
sebenarnya, apakah inti dari tulisan seseorang itu menyatakan pemahaman dia ?? jd apakah dari tulisan seseorang yg ga jelas dan muter-muter tanpa arah dengan bahasa yg tidak baku serta membingungkan bs menyatakan tingkat pemahaman dia tentang apa yg sedang dia bahas ??
sebenarnya, apakah pertanyaan sy ini berarti "sok" kepintaran sy atas pandangan dan penilaian sy terhadap tulisan yg serampangan ??
sumber : kitab al-tono, ayat lukasihan IV :13
[/oot]
tulisan oot diatas sy tujukan kepada orang yg logika nya sehat dan kuat, tp bagi mereka yg kurang sehat logikanya, maka pasti mengatakan hal-hal serampangan lagi... mengaburkan situasi dengan mengatakan lari-lari pagi... lumayan untuk kesehatan jasmani, dr pd otaknya terganggu... :))
[oot]
...
...
apakah ke-Buddha-an adalah sama dengan ke-Tuhan-an...
apakah hal diatas ada didalam diri manusia ?? berarti manusia yg membunuh adalah hal ke-Tuhan-an pula ?? maaf, jika manusia melakukan hubungan intim/sex apakah itu adalah hal ke-Tuhan-an pula ??
...
...
jangan lah anda memelihara pikiaran bodoh anda yg menyebabkan anda semakin terseret ke dalam lembah kebodohan atas imajinasi yg diterima mentah-mentah didalam kesombongan
sumber : kitab al-tono, ayat lukasihan IV : 666
[/oot]
tulisan oot diatas sy tujukan kepada orang yg logika nya sehat dan kuat, tp bagi mereka yg kurang sehat logikanya, maka pasti mengatakan hal-hal serampangan lagi... mengaburkan situasi dengan mengatakan lari-lari pagi... lumayan untuk kesehatan jasmani, dr pd otaknya terganggu... :))
[at] bro dhanu sahabatku yang baik dan kukasihi,
sekali lagi saya meminta maaf dengan tulus jika menyinggung anda, tetapi dengan segala kerendahan hati dan niat yang baik dan tulus saya mengajak anda untuk merenungi sesaat saja tulisan dibawah ini :
sebenarnya ada sedang melihat kearah luar dan terbawa arus pergerakannya (keberadaan anda).
ingat seperti yang sudah saya tulis dalam diskusi, aku yang berkondisipun bukan yang sesungguhnya harus diakui, dilekat, digenggam atau dipertahankan, apalagi produk-produk keluarannya (pengetahuan/hasil pikirannya (bentuk-bentuk/konsep-konsep)).
seperti guru Buddha bilang pada angulimala tentang kata 'diam' dan 'berlari', sudahkan anda pernah mencoba berdiam?
maaf bro dhanu, saya bukan maksud untuk berdebat, harap renungkan tulisan saya dengan jernih (saya meminta bro mencoba lepaskan dulu...pandangan-pandangan/bentuk-bentuk/konsep-konsep pikiran yang sudah ada). dan klopun saya selalu membalas tulis semua teman-teman, saya bukan dengan maksud berdebat atau membela diri, tetapi saya membagi kesempatan, memberi pengetahuan yang lain kepada siapapun teman-teman lain yang membaca.
salam _/\_
Nb : itu hanyalah kata penggambaran bahasa manusia. 'Kebenaran' adalah kebenaran.
[oot]
ada orang yg mengatakan aksi-reaksi, aksi yg dilakukannya mengundang reaksi dari orang lain...
ketika orang lain melakukan reaksi / aksi tanding yg merupakan hasil dari aksi sebelumnya, apakah bs dikatakan api_1 menimbulkan api_2 sehingga keluar lah asap, maka dalam hal ini posisi kesalahan ada di api_2 yg merupakan kesalahan fatal dan diminta untuk memahami aksi-reaksi...
ini logika sy yg buntu ato logika orang bodoh yg merasa pinter ??
[/oot]
tulisan oot diatas sy tujukan kepada orang yg logika nya sehat dan kuat, tp bagi mereka yg kurang sehat logikanya, maka pasti mengatakan hal-hal serampangan lagi... mengaburkan situasi dengan mengatakan lari-lari pagi... lumayan untuk kesehatan jasmani, dr pd otaknya terganggu... :))
Maaf bro dhanu sekali lagi saya memohon anda 'tuk mengalah kepada saya dan menjadi tenang dulu dan bersedia melepaskan ide-ide bro dulu dan merenungi tulisan saya. _/\_ thks!
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 09:02:25 AM
[at] bro dhanu sahabatku yang baik dan kukasihi,
sekali lagi saya meminta maaf dengan tulus jika menyinggung anda, tetapi dengan segala kerendahan hati dan niat yang baik dan tulus saya mengajak anda untuk merenungi sesaat saja tulisan dibawah ini :
sebenarnya ada sedang melihat kearah luar dan terbawa arus pergerakannya (keberadaan anda).
ingat seperti yang sudah saya tulis dalam diskusi, aku yang berkondisipun bukan yang sesungguhnya harus diakui, dilekat, digenggam atau dipertahankan, apalagi produk-produk keluarannya (pengetahuan/hasil pikirannya (bentuk-bentuk/konsep-konsep)).
seperti guru Buddha bilang pada angulimala tentang kata 'diam' dan 'berlari', sudahkan anda pernah mencoba berdiam?
maaf bro dhanu, saya bukan maksud untuk berdebat, harap renungkan tulisan saya dengan jernih (saya meminta bro mencoba lepaskan dulu...pandangan-pandangan/bentuk-bentuk/konsep-konsep pikiran yang sudah ada). dan klopun saya selalu membalas tulis semua teman-teman, saya bukan dengan maksud berdebat atau membela diri, tetapi saya membagi kesempatan, memberi pengetahuan yang lain kepada siapapun teman-teman lain yang membaca.
salam _/\_
Nb : itu hanyalah kata penggambaran bahasa manusia. 'Kebenaran' adalah kebenaran.
yah... koq tulisan saya hanya tentang ini saja dihapus sich boss mod?
sedikit penjelasan yang berhubungan dengan topik thread ini buat teman-teman lain,
silahkan baca Re: Penjelasan coedabgf yang tercerahkan
« Reply #244
(kan.. kenyataannya saya sudah jawab tuh pertanyaan pada thread Penjelasan coedabgf yang tercerahkan.
klo ngak ngerti salah situ yang masih dangkal bro teman-teman pengucil dan penghapus dan yang panas, bukan saya....) :)) :))
[oot]
...
...
jika seseorang sudah berani menyatakan buddhism, sementara ia belum memahami buddhism... apakah itu menyatakan "ego" nya besar ??
jika seseorang sudah "diam" (mudahan ada orang yg logikanya masih sehat, untuk memahami arti kata "diam" didalam cerita buddhism) apakah masih mau/bisa menerima pemikiran bodoh yg dikatakan orang yg tidak memahami buddhism ??
jika seseorang yg tidak memahami buddhism "ngotot" menyatakan konsep buddhism yg bagi diri nya salah, apakah bukan "ego" yg harus dilepaskan ?? jd selama orang tersebut belum dapat melepaskan "ego" apakah mungkin mengajari dan menuntut orang lain untuk melepaskan "ego" ??
...
...
jangan lah terlena atas ego yg tidak disadari oleh otak anda, seakan ego anda yang paling benar... menyindir "ego" orang lain dan meminta orang lain menanggalkan "ego" sementara anda tidak berusaha menyadari keberadaan "ego" anda... itu lah ciri orang bodoh...
sumber : kitab al-tono, ayat lukasihan IV : 669
[/oot]
tulisan oot diatas sy tujukan kepada orang yg logika nya sehat dan kuat, tp bagi mereka yg kurang sehat logikanya, maka pasti mengatakan hal-hal serampangan lagi... mengaburkan situasi dengan mengatakan lari-lari pagi... lumayan untuk kesehatan jasmani, dr pd otaknya terganggu... :))
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 09:11:33 AM
Maaf bro dhanu sekali lagi saya memohon anda 'tuk mengalah kepada saya dan menjadi tenang dulu dan bersedia melepaskan ide-ide bro dulu dan merenungi tulisan saya. _/\_ thks!
maaf bro coed yg terkasih didalam kanesten, kenapa anda yg tidak mau mengalah kepada saya dan rekan yg lain serta menjadi tenang dulu, sehingga bersedia melepaskan ide-ide serampangan anda dulu dan bs merenungi tulisan saya yg lebih mendalam ??
salam dalam kasih,
dhanuttono
yah... koq tulisan saya hanya tentang ini saja dihapus sich boss mod?
sedikit penjelasan yang berhubungan dengan topik thread ini buat teman-teman lain,
silahkan baca Re: Penjelasan coedabgf yang tercerahkan
« Reply #244
(kan.. kenyataannya saya sudah jawab tuh pertanyaan pada thread Penjelasan coedabgf yang tercerahkan.
klo ngak ngerti salah situ yang masih dangkal bro teman-teman pengucil dan penghapus dan yang panas, bukan saya....) :)) :))
yang saya tahu anda penuh dengan bentuk-bentuk dan konsep-konsep pikiran yang anda bentuk sendiri akibat pengalaman yang bahkan bukan layak juga untuk dilekat sebagai kebenaran juga. dan juga penuh dengan kemarahan-kemarahan (LDM dosa, sehingga menggelapkan oleh Moha dan memunculkan mempertahankan diri dengan lobha ) bro...
Saya sudah merenungkan bro, tapi gak ada lagi yang direnungkan sebab semua yang anda maksudkan untuk saya renungkan (tentang Buddhisme) saya terima kenyataan kebenarannya.
Begitu juga sayapun hanya membagi pengetahuan yang mungkin lain dari konsep-konsep umat secara umum bro, bukan untuk berdebat, kali-kali ada berguna buat teman lain, bahkan membantu sedikit mencerahkan anda bro. Itu maksud baik saya. _/\_
klo kasus saya kenape sampe dikucilkan yach? ada apa atau why? :o
^^^
Bukan dikucilkan , tapi diingatkan agar keluar dari cangkang berdiri (introspeksi). Agar diskusi kondusif coba bro jawab pertanyaan bro Markos yg paling pertama langsung to the point . Start from beginning. Agar tali kasih terajut kembali daripada hati terus gelisah dan resah ttg pembenaran dan kebenaran.
Diskusi dan menggurui adalah dua hal yg berbeda. Ketika berdiskusi , diskusilah dengan baik. Ketika sharing maka sharinglah dengan baik. Ketika ada yg meminta tuntunan maka tuntunlah dia seperti seorang sahabat. Bukan saat diskusi anda menggurui. Saat ada yg meminta dituntun anda diskusi.
Smoga mengerti.
Quote from: bond on 07 May 2009, 04:53:24 PM
Mengatakan kebenaran Guru Buddha tak terjangkau umat awam dan pemerkataan umat awam hanyalah konsepsi. Ingin menyatakan kebenaran tapi sesungguhnya ia awam. Artinya yg diperkatakan juga bukanlah juga kebenaran tapi cangkang berdiri yg mengalami keresahan akibat tak berpuaskan tanhanya. Tidak perkonsistensi. ^-^
loh sebenarnya saya sudah menjawab
dalam setiap tulisan saya semuanya,
bahkan saya beri penjelasan dan sedikit kutipan sutta pada reply #215 dan #216
lah klo nggak ngerti, karena kebodohan dangkal yang dibanggakan sebagai pengetahuan dan kebijaksanaan umat situ saja semuanya, gak bisa lepas dari cangkang diri (mo menjelaskan apa lagi, ikut sesuai versi konsep-konsep dangkal umat, biar menyenangkan kebanggaan keakuan umat?). apa perlu saya kutipan lagi semua sutta dan sutra yang berhubungan dengan penjelasan saya seperti
yang sering dibanggakan teman-teman (o'on) dengan menanyakan dalam setiap diskusi 'suttanya mannna?.... ;D :)) :))
lah koq mana tadi gambar yang hanya kutipan saja dan cengir-cengir kuda? tapi mengucilkan dan menghapus tulisan saya di thread-thread lain?
apa bisanya cuma begitu saja 'cengir-cengir kuda' atau sudah merasa bijaksana melakukan pengajaran ala guru Zen? ;D ;D :))
Ente pernah belajar MMD blom? Belajar gih di sono, karena di sono buat yang sudah melepaskan keakuan katanya
loh ngapain belajar lagi klo dalam setiap tulisan aje aye sudah mengisyaratkannya.
ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo, pantessssssssan kakakakakak, makanya aye dah curiga dari dulu...............
loh koq ketawa? memang klo saya membagi pengetahuan dasar/prinsipil ajaran guru Buddha aneh atau lucu yah?
mode on : bingung :o
memang klo anda membinanya bagaimana yah? membanggakan diri.
ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo, pantessssssssan sukar lepas dari cangkang (kebanggaan) keakuan diri, masih dangkal dan sukar mengerti. :-?
tambahin kutipan bro, klo aku sudah duluan wake up:
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 04:37:49 PM
^
^
astaga......!!!
keadaan (sati) nya seperti teguran guru Buddha kepada umat/awam pada syair Dhammapada ini :
'Mengapa tertawa, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar? Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?'
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 11:10:30 AM
loh koq ketawa? memang klo saya membagi pengetahuan dasar/prinsipil ajaran guru Buddha aneh atau lucu yah?
mode on : bingung :o
memang klo anda membinanya bagaimana yah? membanggakan diri.
ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo, pantessssssssan sukar lepas dari cangkang (kebanggaan) keakuan diri, masih dangkal dan sukar mengerti. :-?
Baru tau yak gw memang masih sukar lepas dari keakuan dan cangkang diri?? lah ente bijimana?? dah lepas?? wake up man (woman?)!!
saya tambahin lagi dah dengan saya ubah kutipannya :
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 04:37:49 PM
^
^
astaga......!!!
keadaan (sati) nya seperti teguran guru Buddha kepada umat/awam pada syair Dhammapada ini :
'Mengapa marah, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar? Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?'
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 11:10:30 AM
loh koq ketawa? memang klo saya membagi pengetahuan dasar/prinsipil ajaran guru Buddha aneh atau lucu yah?
mode on : bingung :o
memang klo anda membinanya bagaimana yah? membanggakan diri.
ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo, pantessssssssan sukar lepas dari cangkang (kebanggaan) keakuan diri, masih dangkal dan sukar mengerti. :-?
ia nech om - om
harus contoh om coedabgf udah lepas dari cangkangnya
kalian beyum...
om coedabgf
om tuch dah lepas dari cangkangnya yah
seperti tweety ku dah lepas dari cangkang mak nya :D
memang cita-citamu apa dek arya_bodhi, jangan malu-maluin nama kebanggaanmu yach. Masa namanya doang yang keren 'arya_bodhi' cuma sebatas buat nempil membanggakan diri sebagai umat doang? ;)
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 11:17:40 AM
saya tambahin lagi dah dengan saya ubah kutipannya :
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 04:37:49 PM
^
^
astaga......!!!
keadaan (sati) nya seperti teguran guru Buddha kepada umat/awam pada syair Dhammapada ini :
'Mengapa marah, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar? Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?'
O Atula, hal ini telah ada sejak dahulu dan bukan baru saja ada sekarang, di mana mereka mencela orang yang duduk diam, mereka mencela orang yang banyak bicara, mereka juga mencela orang yang sedikit bicara. Tak ada seorang pun di dunia ini yang tak dicela.
Tidak pada zaman dahulu, waktu yang akan datang ataupun waktu sekarang, dapat ditemukan seseorang yang selalu dicela maupun yang selalu dipuji.
Setelah memperhatikan secara seksama, orang bijaksana memuji ia yang menempuh kehidupan tanpa cela, pandai serta memiliki kebijaksanaan dan sila.
Siapakah yang layak merendahkan orang tanpa cela seperti sepotong emas murni? Para dewa akan selalu memujinya, begitu pula para brahmana.
DHAMMAPADA XVII, 7-10
Orang yang memutuskan segala sesuatu dengan tergesa-gesa tidak dapat dikatakan sebagai orang yang adil. Orang bijaksana hendaknya memeriksa dengan teliti mana yang benar dan mana yang salah.
Orang yang mengadili orang lain dengan tidak tergesa-gesa, bersikap adil dan tidak berat sebelah, yang senantiasa menjaga kebenaran, pantas disebut orang yang adil.
DHAMMAPADA XIX, 1-2
Bukan hanya karena pandai bicara dan bukan pula karena memiliki penampilan yang baik seseorang dapat menyebut dirinya orang yang baik hati, apabila ia masih bersifat iri, kikir dan suka menipu.
Orang yang telah memotong, mencabut dan memutuskan akar sifat iri hati, kekikiran serta dusta; maka orang bijaksana yang telah menyingkirkan segala keburukan itulah yang sesungguhnya dapat disebut orang yang baik hati.
DHAMMAPADA XIX, 7-8
Biarlah ia memberi nasehat, petunjuk, dan melarang apa yang tidak baik, orang bijaksana akan dicintai oleh orang yang baik dan dijauhi oleh orang yang jahat.
DHAMMAPADA VI, 2
Seorang bhikkhu yang mengendalikan lidahnya, yang berbicara dengan bijaksana dan tidak sombong, yang dapat menerangkan Dhamma beserta artinya, maka akan kedengaran indah ucapannya.
DHAMMAPADA XXV, 4
Seandainya seseorang bertemu orang bijaksana yang mau menunjukkan dan memberitahukan kesalahan-kesalahannya seperti orang yang menunjukkan harta karun, hendaklah ia bergaul dengan orang bijaksana itu. Sungguh baik dan tidak tercela bergaul dengan orang yang bijaksana.
DHAMMAPADA VI, 1
Apabila seorang bhikkhu hidup dalam cinta kasih, dan memiliki keyakinan terhadap ajaran Sang Buddha, maka ia akan sampai pada keadaan damai (nibbana), yang merupakan berhentinya hal-hal yang berkondisi (sankhara).
O bhikkhu, kosongkanlah perahu (tubuh) ini. Apabila telah dikosongkan maka perahu ini akan melaju dengan pesat. Setelah memutuskan nafsu keinginan dan kebencian, maka engkau akan mencapai nibbana.
Putuskanlah lima kelompok belenggu pertama (dari sepuluh belenggu), dan singkirkanlah lima kelompok kedua (dari sepuluh belenggu), serta kembangkan lagi lima kekuatan (keyakinan, perhatian, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan) secara sempurna. Apabila seorang bhikkhu telah bebas dari lima belenggu, maka ia disebut seorang "Penyeberang Arus" (sotapanna).
Bersemadilah, O bhikkhu! Jangan lengah! Jangan biarkan pikiranmu diseret oleh kesenangan-kesenangan indria! Jangan karena lengah maka engkau harus menelan bola besi yang membara! Dan jangan karena terbakar maka engkau meratap, "O, hal ini sungguh menyakitkan!"
Tak ada samadi dalam diri orang yang tidak memiliki kebijaksanaan. Dan tidak ada kebijaksanaan dalam diri orang yang tidak bersamadi. Orang yang memiliki samadi dan kebijaksanaan, sesungguhnya sudah berada di ambang pintu Nibbana.
Apabila seorang bhikkhu pergi ke tempat sepi, telah menenangkan pikirannya, dan telah dapat melihat Dhamma dengan jelas, akan merasakan kegembiraan yang belum pernah dirasakan oleh orang-orang biasa.
Bila seseorang dapat melihat dengan jelas akan timbul dan lenyapnya kelompok kehidupan (khandha), maka ia akan merasakan kegembiraan dan ketenteraman batin. Sesungguhnya, bagi mereka yang telah mengerti tak akan ada lagi kematian.
Pertama-tama inilah yang harus dikerjakan oleh seorang bhikkhu yang bijaksana, yaitu: mengendalikan indria-indria, merasa puas dengan apa yang ada, menjalankan peraturan-peraturan (patimokkha), serta bergaul dengan teman kehidupan suci (sabrahmacari) yang rajin dan bersemangat.
Hendaklah ia bersikap ramah dan sopan tingkah lakunya. Karena merasa gembira dalam menjalankan hal-hal tersebut, maka ia akan bebas dari penderitaan.
DHAMMAPADA XXV, 9-17
dllllll. mau lagi??
dah ah cape dehh byeeee :P
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 11:25:03 AM
memang cita-citamu apa dek arya_bodhi, jangan malu-maluin nama kebanggaanmu yach. Masa namanya doang yang keren 'arya_bodhi' cuma sebatas buat nempil membanggakan diri sebagai umat doang? ;)
cita-citaku mau jadi anak berguna bagi nusa dan bangsa
kalau cita cita om coedabgf apa?
Quote from: ryu on 08 May 2009, 11:26:45 AM
dah ah cape dehh byeeee :P
om capek ngetik ya
sambil mam aja om ama minum.
ayya pijet jarinya mau :D
loh saya kan... sudah bilang bagi-bagi informasi dan bilang kenyataan bukan untuk berdebat.
Sapa yang merendahkan, sapa yang yang memutuskan segala sesuatu dengan tergesa-gesa, sapa yang merasa bijaksana tapi tidak memeriksa dengan teliti mana yang benar dan mana yang salah, sapa yang mengadili orang lain dengan tidak tergesa-gesa, bersikap adil dan tidak berat sebelah, yang senantiasa menjaga kebenaran bukan malah dalam diskusi terlihat bertindak sebaliknya?
Siapakah yang layak merendahkan orang tanpa cela seperti sepotong emas murni? Para dewa akan selalu memujinya, begitu pula para brahmana.
DHAMMAPADA XVII, 7-10
Orang yang memutuskan segala sesuatu dengan tergesa-gesa tidak dapat dikatakan sebagai orang yang adil. Orang bijaksana hendaknya memeriksa dengan teliti mana yang benar dan mana yang salah.
Orang yang mengadili orang lain dengan tidak tergesa-gesa, bersikap adil dan tidak berat sebelah, yang senantiasa menjaga kebenaran, pantas disebut orang yang adil.
DHAMMAPADA XIX, 1-2
...............
saya tidak pandai bicara malah berterus terang dan karena berlaku jujur tidak ada tujuan apapun yang berhubungan dengan sifat iri hati kekikiran dan dusta sehingga menimbulkan pertentangan (gesekan keangkuhan ego) bukan mengikuti arus untuk menyenangkan ego seseorang/umat dengan sikap yang berpura-pura manis.
Bukan hanya karena pandai bicara dan bukan pula karena memiliki penampilan yang baik seseorang dapat menyebut dirinya orang yang baik hati, apabila ia masih bersifat iri, kikir dan suka menipu.
Orang yang telah memotong, mencabut dan memutuskan akar sifat iri hati, kekikiran serta dusta; maka orang bijaksana yang telah menyingkirkan segala keburukan itulah yang sesungguhnya dapat disebut orang yang baik hati.
DHAMMAPADA XIX, 7-8
Biarlah ia memberi nasehat, petunjuk, dan melarang apa yang tidak baik, orang bijaksana akan dicintai oleh orang yang baik dan dijauhi oleh orang yang jahat.
DHAMMAPADA VI, 2
Seorang bhikkhu yang mengendalikan lidahnya, yang berbicara dengan bijaksana dan tidak sombong, yang dapat menerangkan Dhamma beserta artinya, maka akan kedengaran indah ucapannya.
DHAMMAPADA XXV, 4
Seandainya seseorang bertemu orang bijaksana yang mau menunjukkan dan memberitahukan kesalahan-kesalahannya seperti orang yang menunjukkan harta karun, hendaklah ia bergaul dengan orang bijaksana itu. Sungguh baik dan tidak tercela bergaul dengan orang yang bijaksana.
DHAMMAPADA VI, 1
...............
loh bukankah kutipan dibawah itu semua yang saya utarakan dalam setiap tulisan saya, yang dikecam dan dilecehkan dan ditertawakan bahkan samapi dihapus atau dikucilkan teman-teman (umat)? kenapa jadi terbalik, nasehat tersebut diberikan kepada saya? mode on : bingung :o #-o
Apabila seorang bhikkhu hidup dalam cinta kasih, dan memiliki keyakinan terhadap ajaran Sang Buddha, maka ia akan sampai pada keadaan damai (nibbana), yang merupakan berhentinya hal-hal yang berkondisi (sankhara).
O bhikkhu, kosongkanlah perahu (tubuh) ini. Apabila telah dikosongkan maka perahu ini akan melaju dengan pesat. Setelah memutuskan nafsu keinginan dan kebencian, maka engkau akan mencapai nibbana.
Putuskanlah lima kelompok belenggu pertama (dari sepuluh belenggu), dan singkirkanlah lima kelompok kedua (dari sepuluh belenggu), serta kembangkan lagi lima kekuatan (keyakinan, perhatian, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan) secara sempurna. Apabila seorang bhikkhu telah bebas dari lima belenggu, maka ia disebut seorang "Penyeberang Arus" (sotapanna).
Bersemadilah, O bhikkhu! Jangan lengah! Jangan biarkan pikiranmu diseret oleh kesenangan-kesenangan indria! Jangan karena lengah maka engkau harus menelan bola besi yang membara! Dan jangan karena terbakar maka engkau meratap, "O, hal ini sungguh menyakitkan!"
Tak ada samadi dalam diri orang yang tidak memiliki kebijaksanaan. Dan tidak ada kebijaksanaan dalam diri orang yang tidak bersamadi. Orang yang memiliki samadi dan kebijaksanaan, sesungguhnya sudah berada di ambang pintu Nibbana.
Apabila seorang bhikkhu pergi ke tempat sepi, telah menenangkan pikirannya, dan telah dapat melihat Dhamma dengan jelas, akan merasakan kegembiraan yang belum pernah dirasakan oleh orang-orang biasa.
Bila seseorang dapat melihat dengan jelas akan timbul dan lenyapnya kelompok kehidupan (khandha), maka ia akan merasakan kegembiraan dan ketenteraman batin. Sesungguhnya, bagi mereka yang telah mengerti tak akan ada lagi kematian.
Pertama-tama inilah yang harus dikerjakan oleh seorang bhikkhu yang bijaksana, yaitu: mengendalikan indria-indria, merasa puas dengan apa yang ada, menjalankan peraturan-peraturan (patimokkha), serta bergaul dengan teman kehidupan suci (sabrahmacari) yang rajin dan bersemangat.
Hendaklah ia bersikap ramah dan sopan tingkah lakunya. Karena merasa gembira dalam menjalankan hal-hal tersebut, maka ia akan bebas dari penderitaan.
DHAMMAPADA XXV, 9-17
loh koq siapa yang mengalami kebingungan, kekacauan (antara (keberadaan) yang benar dan yang salah) dan keraguan yach, seperti yang sudah saya tulis? #-o mode on : garuk-garuk kepala :))
Quote from: arya_bodhi on 08 May 2009, 11:27:53 AM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 11:25:03 AM
memang cita-citamu apa dek arya_bodhi, jangan malu-maluin nama kebanggaanmu yach. Masa namanya doang yang keren 'arya_bodhi' cuma sebatas buat nempil membanggakan diri sebagai umat doang? ;)
cita-citaku mau jadi anak berguna bagi nusa dan bangsa
kalau cita cita om coedabgf apa?
sama dong, makanye coba ikut bagi-bagi pengetahuan dalam forum, meskipun dilecehkan. masa mo dikekepin sendiri aja.
Mau sampai kapan neh selesainya?
Quote from: ryu on 08 May 2009, 11:26:19 AM
dllllll. mau lagi??
akh sayang bro ryu sudah cape..., ai mo lagi dong...!
Quote from: upasaka on 08 May 2009, 11:58:17 AM
Mau sampai kapan neh selesainya?
bro upasaka,
memang menurut bro ai lagi ngapain? lagi berdiskusi bro. klo setiap tulisan keliatan berguna atau gak berguna ada kebenarannya atau menanggapi lain itu sich urusan yang lagi berdiskusi dengan saya bro (tujuannya apa). :))
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:04:51 PM
Quote from: upasaka on 08 May 2009, 11:58:17 AM
Mau sampai kapan neh selesainya?
bro upasaka,
memang menurut bro ai lagi ngapain? lagi berdiskusi bro. klo setiap tulisan keliatan berguna atau gak berguna ada kebenarannya atau menanggapi lain itu sich urusan yang lagi berdiskusi dengan saya bro (tujuannya apa). :))
Diskusi apa diskusi...??
Coba win win solution ja deh...
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
Quote from: upasaka on 08 May 2009, 12:07:07 PM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:04:51 PM
Quote from: upasaka on 08 May 2009, 11:58:17 AM
Mau sampai kapan neh selesainya?
bro upasaka,
memang menurut bro ai lagi ngapain? lagi berdiskusi bro. klo setiap tulisan keliatan berguna atau gak berguna ada kebenarannya atau menanggapi lain itu sich urusan yang lagi berdiskusi dengan saya bro (tujuannya apa). :))
Diskusi apa diskusi...??
Coba win win solution ja deh...
sori bro saya menjelaskan lagi.
loh yang saya tulis itu penjelasan bro. meskipun mungkin tidak sesuai atau bertabrakan dengan keinginan jawaban menurut ukuran (kemapanan) pandangan yang turut berdiskusi.
coba bro periksa deh tulisan-tulisan saya, klo pembaca nggak ngerti sich, itu bukan urusan saya.
yang tercerahkan saya lihat adalah suhu medho... dari tadi diam diam saja... memang tiada kebahagiaan yang bisa melenakan beliau... tiada penderitaan dan keluh kesah yang bisa membuat beliau menderita... hihihihihi
oke dah... sori yach suhu medho...., klo saya keliatan membuat keributan di rumah bro medho, sehingga membuat bro medho susah.
klo gitu ai tarik diri saja deh dari forum.
semoga dari tulisan-tulisan yang sudah ada, suatu saat bisa berguna bagi (pelurusan) kemajuan pembinaan batin teman-teman.
mohon maaf buat semua teman-teman dan terima kasih buat bro medho dan mod-mod lainnya dan semua teman yang turut serta berdiskusi.
Peace....! _/\_
sahabatmu, coedabgf :'(
nb : bro mod markos atau bro medho tolong tutup thread ini, setelah saya tidak menulis lagi (keluar forum). biar jangan ada tulisan lanjutan.
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:23:17 PM
oke dah... sori yach suhu medho...., klo saya keliatan membuat keributan di rumah bro medho, sehingga membuat bro medho susah.
klo gitu ai tarik diri saja deh dari forum.
semoga dari tulisan-tulisan yang sudah ada, suatu saat bisa berguna bagi (pelurusan) kemajuan pembinaan batin teman-teman.
mohon maaf buat semua teman-teman dan terima kasih buat bro medho dan mod-mod lainnya dan semua teman yang turut serta berdiskusi.
Peace....! _/\_
sahabatmu, coedabgf :'(
nb : bro mod markos atau bro medho tolong tutup thread ini, setelah saya tidak menulis lagi (keluar forum). biar jangan ada tulisan lanjutan.
bro coeda... jangan pergi lah dikau... tanpa bro coeda, gak rame...
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:08:38 PM
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
kalau gitu saya yg duluan bertanya dan ingin berdiskusi,
bagaiamanakah menurut om coed tentang kehidupan ini, apakah memang berulang2(tumimbal lahir) atau hidup itu ya hanya sekali saja ?
wah, saya telat masuk di thread ini,
masih bisa nanya nggak?
kalau saya liat ada beberapa postingan dari teman2di forum berbicara soal
kebenaran sejati dan nibbana,
bisa dijelaskan dalam agama budha?
tks.
Quote from: adi isa on 08 May 2009, 02:18:38 PM
wah, saya telat masuk di thread ini,
masih bisa nanya nggak?
kalau saya liat ada beberapa postingan dari teman2di forum berbicara soal
kebenaran sejati dan nibbana,
bisa dijelaskan dalam agama budha?
tks.
pertama, anda salah nanya.. disini menurut om Coed bukan agama Buddha?
kedua, Pembicaraan mengenai Nibbana dan Kebenaran Relatif dan Kebenaran Sejati sudah diulang2 silahkan gunakan menu search yg baru diatas....
ketiga, ngantri donk...... kan saya duluan yg memberikan topik...
Quote from: adi isa on 08 May 2009, 02:18:38 PM
wah, saya telat masuk di thread ini,
masih bisa nanya nggak?
kalau saya liat ada beberapa postingan dari teman2di forum berbicara soal
kebenaran sejati dan nibbana,
bisa dijelaskan dalam agama budha?
tks.
Nibbana adalah hilanganya Dosa,lobha dan Moha (kebencian, keserakahan dan kebodohan batin), punca penderitaan kita adalah dikarenakan oleh kemelekatan(attachment), jadi hanya dengan menghilangkan kemelekatan maka kita akan mencapai ketenangan sejati yg dipanggil Nibbana.
Kemelekatan terlahir dari Dosa, lobha dan Moha..
CMIIW
salam,
Christ
Ops apa pulak ini si :))..... Saya kira si sedang mewartakan berita gembira bawasannya barang sapa yang tidak percaya Allah bakal masuk neraka :D
Quote from: Xan To on 11 May 2009, 01:47:12 AM
Ops apa pulak ini si :))..... Saya kira si sedang mewartakan berita gembira bawasannya barang sapa yang tidak percaya Allah bakal masuk neraka :D
saya bukan Tuhan .
Terima kasih,
Christ
Hormati jugalah sang , dan Ia berkata : "Janganlah gelisah hatimu;percayalah kepada ALLAH, percaya jugalah kepada ku" (yohanes 14:1)
Hormati jugalah sang , dan Ia berkata : "Janganlah gelisah hatimu;percayalah kepada ALLAH, percaya jugalah kepada ku" (yohanes 14:1)
Quote from: _Christ on 11 May 2009, 01:54:07 AM
Quote from: Xan To on 11 May 2009, 01:47:12 AM
Ops apa pulak ini si :))..... Saya kira si sedang mewartakan berita gembira bawasannya barang sapa yang tidak percaya Allah bakal masuk neraka :D
saya bukan Tuhan .
Terima kasih,
Christ
Avatar anda secara umum adalah gambar YESUS,..
jadi jangan menyesatkan orang lain!... BERTOBATLAH...
Quote from: johan3000 on 11 May 2009, 07:59:37 AM
Quote from: _Christ on 11 May 2009, 01:54:07 AM
Quote from: Xan To on 11 May 2009, 01:47:12 AM
Ops apa pulak ini si :))..... Saya kira si sedang mewartakan berita gembira bawasannya barang sapa yang tidak percaya Allah bakal masuk neraka :D
saya bukan Tuhan .
Terima kasih,
Christ
Avatar anda secara umum adalah gambar YESUS,..
jadi jangan menyesatkan orang lain!... BERTOBATLAH...
tidak pernah menyesatkan orang lain, hanya mereka yg buta, yg disesatkan oleh Panca Indera mereka sendiri.
Terima Kasih,
Christ
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 10:51:14 AM
Quote from: bond on 07 May 2009, 04:53:24 PM
Mengatakan kebenaran Guru Buddha tak terjangkau umat awam dan pemerkataan umat awam hanyalah konsepsi. Ingin menyatakan kebenaran tapi sesungguhnya ia awam. Artinya yg diperkatakan juga bukanlah juga kebenaran tapi cangkang berdiri yg mengalami keresahan akibat tak berpuaskan tanhanya. Tidak perkonsistensi. ^-^
loh sebenarnya saya sudah menjawab dalam setiap tulisan saya semuanya,
bahkan saya beri penjelasan dan sedikit kutipan sutta pada reply #215 dan #216
lah klo nggak ngerti, karena kebodohan dangkal yang dibanggakan sebagai pengetahuan dan kebijaksanaan umat situ saja semuanya, gak bisa lepas dari cangkang diri (mo menjelaskan apa lagi, ikut sesuai versi konsep-konsep dangkal umat, biar menyenangkan kebanggaan keakuan umat?). apa perlu saya kutipan lagi semua sutta dan sutra yang berhubungan dengan penjelasan saya seperti yang sering dibanggakan teman-teman (o'on) dengan menanyakan dalam setiap diskusi 'suttanya mannna?.... ;D :)) :))
Bos kale ini gak bisa belain u, u jelas salah u udah membuat pernyataan orang lain lebih bodoh dari anda. harap diskusinya yang baik yah
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:08:38 PM
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
akh dijawabnya aja kaya gitu, perbaiki dulu tata bahasanya baru undang orang bertanya, orang bertanya kok malah ditanya balik.
wah karena gak di close, terpaksa deh aye balik lagi.
Quote from: lykim176 on 11 May 2009, 11:28:07 AM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:08:38 PM
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
akh dijawabnya aja kaya gitu, perbaiki dulu tata bahasanya baru undang orang bertanya, orang bertanya kok malah ditanya balik.
ada kegunaannya loh aye bertanya balik. saat anda membuat pernyataan, anda mengikuti arus (pikiran). saat saya bertanya balik, saya mendorong anda merenung (menginsyafi diri) mencari kedalam diri.
gitu loh.....
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
lanjut....
om coed, pertanyaan i gmana :-w
Quote from: hatRed on 08 May 2009, 12:49:40 PM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:08:38 PM
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
kalau gitu saya yg duluan bertanya dan ingin berdiskusi,
bagaiamanakah menurut om coed tentang kehidupan ini, apakah memang berulang2(tumimbal lahir) atau hidup itu ya hanya sekali saja ?
[at] hatred,
klo ai jawab nti bisa menimbulkan perbantahan bahkan pelecehan.
dan klo ai jawabpun itu sebatas pengetahuan pengalaman sempit aye. bgmn?
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
selamat datang kembali coeda, berdiskusilah dengan baik jika anda berniat berdiskusi.
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:20:59 PM
[at] hatred,
klo ai jawab nti bisa menimbulkan perbantahan bahkan pelecehan.
dan klo ai jawabpun itu sebatas pengetahuan pengalaman sempit aye. bgmn?
lah.. gak apa2 toh....
saya kan gak bisa memaksa om coed untuk menjawab sesuai selera saya _/\_
kalaupun ada respon, yg pasti untuk diskusi bukan untuk... pendoktrinan.....
Quote from: Hendra Susanto on 11 May 2009, 12:22:15 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
selamat datang kembali coeda, berdiskusilah dengan baik jika anda berniat berdiskusi.
loh bro hendra.., gak baiknya dimana?
ada 4 kemungkinan loh :
bukan kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
bukan kebenaran yang terlihat kebodohan bagi yang mendengar
kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
kebenaran yang (seolah-olah) menyakitkan bagi yang mendengar,
tulisan saya ada di pilihan mana?
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:11:14 PM
wah karena gak di close, terpaksa deh aye balik lagi.
Quote from: lykim176 on 11 May 2009, 11:28:07 AM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:08:38 PM
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
akh dijawabnya aja kaya gitu, perbaiki dulu tata bahasanya baru undang orang bertanya, orang bertanya kok malah ditanya balik.
ada kegunaannya loh aye bertanya balik. saat anda membuat pernyataan, anda mengikuti arus (pikiran). saat saya bertanya balik, saya mendorong anda merenung (menginsyafi diri) mencari kedalam diri.
gitu loh.....
sebelumnya tolong renungi saja dulu pantun dibawah ini.
"Jaka sembung bawa golok
Nt gak pernah nyambung Go..Lok"
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:30:11 PM
Quote from: Hendra Susanto on 11 May 2009, 12:22:15 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
selamat datang kembali coeda, berdiskusilah dengan baik jika anda berniat berdiskusi.
loh bro hendra.., gak baiknya dimana?
ada 4 kemungkinan loh :
bukan kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
bukan kebenaran yang terlihat kebodohan bagi yang mendengar
kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
kebenaran yang (seolah-olah) menyakitkan bagi yang mendengar,
tulisan saya ada di pilihan mana?
klo saya aja yang merasa anda tidak beritikad baik utk berdiskusi dengan baik maka saya adalah orang bodoh yg sok tau.
tetapi banyak rekan disini yang merasa anda tidak berniat berdiskusi tetapi mencoba memaksakan pandangan anda oleh sebab itu saya menyarankan anda utk berdiskusi dengan baik.
Quote from: hatRed on 11 May 2009, 12:26:36 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:20:59 PM
[at] hatred,
klo ai jawab nti bisa menimbulkan perbantahan bahkan pelecehan.
dan klo ai jawabpun itu sebatas pengetahuan pengalaman sempit aye. bgmn?
lah.. gak apa2 toh....
saya kan gak bisa memaksa om coed untuk menjawab sesuai selera saya _/\_
kalaupun ada respon, yg pasti untuk diskusi bukan untuk... pendoktrinan.....
biar lebih jelas yah...
doktrin atau pengetahuan pengalaman sempit kan... yang membaca gak tahu juga.
misal klo ai bilang ini dari pengetahuan pengalaman sempit misalnya (kan... kenyataannya ai belom mati), nti tetap saja saat itu tidak sesuai dengan kemapanan pengetahuan teman, pasti ujung-ujungnya ada kecurigaan dibilang pendoktrinan. padahal kenyataannya yang menimbulkan penolakan atau perbantahan itu ada didalam pengaruh doktrin juga (sebab yang berbantah juga sebenarnya gak tahu kebenarannya/pengalaman nyatanya sebatas hanya teori (seperti banyak dalam diskusi-diskusi atau perdebatan atau perbantahan dalam forum.)
bagaimana menurut pandangan bro hatred?
saat membicarakan hal2 yg tidak diketahui secara pasti oleh kedua belah pihak.... seharusnya dijadikan ajang tukar pandang........
siapa tahu pandangan orang lain, dapat memberikan ide
dan siapa tahu juga pandangan orang lain dapat diperbaiki oleh pandangan yg lain....
yg penting argumentasinya lengkap sehingga....itu baru dapat dinamakan diskusi dan tukar pandang......
kalo cuma... mengatakan hal tanpa sebab itu namanya pedoktrinan buta...
Quote from: Hendra Susanto on 11 May 2009, 12:39:37 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:30:11 PM
Quote from: Hendra Susanto on 11 May 2009, 12:22:15 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
selamat datang kembali coeda, berdiskusilah dengan baik jika anda berniat berdiskusi.
loh bro hendra.., gak baiknya dimana?
ada 4 kemungkinan loh :
bukan kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
bukan kebenaran yang terlihat kebodohan bagi yang mendengar
kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
kebenaran yang (seolah-olah) menyakitkan bagi yang mendengar,
tulisan saya ada di pilihan mana?
klo saya aja yang merasa anda tidak beritikad baik utk berdiskusi dengan baik maka saya adalah orang bodoh yg sok tau.
tetapi banyak rekan disini yang merasa anda tidak berniat berdiskusi tetapi mencoba memaksakan pandangan anda oleh sebab itu saya menyarankan anda utk berdiskusi dengan baik.
kita lihat kenyataan yah bro...
klo ai yang dibilang memaksakan pandangan, coba saya tanya bro dan teman-teman lain, apakah tulisan saya masuk dalam kriteria ini gak?
bukan kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
bukan kebenaran yang terlihat kebodohan bagi yang mendengar
kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
kebenaran yang (seolah-olah) menyakitkan bagi yang mendengar,lah terus klo dibilang memaksakan pendapat, seperti ungkapan bro lykim176 pada kutipan ini :
Quote from: lykim176 on 11 May 2009, 12:30:23 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:11:14 PM
wah karena gak di close, terpaksa deh aye balik lagi.
Quote from: lykim176 on 11 May 2009, 11:28:07 AM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:08:38 PM
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
akh dijawabnya aja kaya gitu, perbaiki dulu tata bahasanya baru undang orang bertanya, orang bertanya kok malah ditanya balik.
ada kegunaannya loh aye bertanya balik. saat anda membuat pernyataan, anda mengikuti arus (pikiran). saat saya bertanya balik, saya mendorong anda merenung (menginsyafi diri) mencari kedalam diri.
gitu loh.....
sebelumnya tolong renungi saja dulu pantun dibawah ini.
"Jaka sembung bawa golok
Nt gak pernah nyambung Go..Lok"
bagaimana bisa dibilang memaksakan pandangan klo dibilang gak pernah nyambung, apalagi membilang 'go..lok'. Siapa yang masih 'O... on' tapi gede emosi klo gitu klo masih blom dapat menilai?
saya kan... sudah sering bilang sebagai informasi saja, klo memang benar-benar belum tahu maksudnya. mungkin suatu saat bisa berguna.
dan saya nyatakan tulisan saya bukan untuk menunjukan saya sebagai orang yang bijaksana atau mo berdebat. saya hanya mo membagi inilah pengetahuan sempit saya. Salah sendiri bro klo ada yang tujuannya mo berdebat sih, tapi gak berkutik, kalah debat (seperti yang sudah saya ilustrasikan seperti orang tua dengan anaknya.).
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Maksud dan misi anda apa sih ? Ingin memurnikan pandangan kebenaran Buddhism umat Buddhist ? ck ck ck..
Kemudian yang di bawah ini...
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:10:49 PM
Quote from: upasaka on 08 May 2009, 12:07:07 PM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:04:51 PM
Quote from: upasaka on 08 May 2009, 11:58:17 AM
Mau sampai kapan neh selesainya?
bro upasaka,
memang menurut bro ai lagi ngapain? lagi berdiskusi bro. klo setiap tulisan keliatan berguna atau gak berguna ada kebenarannya atau menanggapi lain itu sich urusan yang lagi berdiskusi dengan saya bro (tujuannya apa). :))
Diskusi apa diskusi...??
Coba win win solution ja deh...
sori bro saya menjelaskan lagi.
loh yang saya tulis itu penjelasan bro. meskipun mungkin tidak sesuai atau bertabrakan dengan keinginan jawaban menurut ukuran (kemapanan) pandangan yang turut berdiskusi.
coba bro periksa deh tulisan-tulisan saya, klo pembaca nggak ngerti sich, itu bukan urusan saya.
Sangat kontradiktif sekali..
Anda yang katanya ingin meluruskan pandangan, tetapi nyatanya anda seolah mau lepas dari tanggung jawab atas setiap postingan yang anda lontarkan..
Saya rasa sulit untuk berdiskusi dengan anda, karena tidak akan mencapai titik temu.. hanya menjadi debat kusir semata..
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:30:11 PM
Quote from: Hendra Susanto on 11 May 2009, 12:22:15 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
selamat datang kembali coeda, berdiskusilah dengan baik jika anda berniat berdiskusi.
loh bro hendra.., gak baiknya dimana?
ada 4 kemungkinan loh :
bukan kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
bukan kebenaran yang terlihat kebodohan bagi yang mendengar
kebenaran yang menyenangkan bagi yang mendengar
kebenaran yang (seolah-olah) menyakitkan bagi yang mendengar,
tulisan saya ada di pilihan mana?
tulisan yang menyesat-kan juga bisa mencerahkan...
Quote from: _Christ on 11 May 2009, 12:39:19 AM
Quote from: adi isa on 08 May 2009, 02:18:38 PM
wah, saya telat masuk di thread ini,
masih bisa nanya nggak?
kalau saya liat ada beberapa postingan dari teman2di forum berbicara soal
kebenaran sejati dan nibbana,
bisa dijelaskan dalam agama budha?
tks.
Nibbana adalah hilanganya Dosa,lobha dan Moha (kebencian, keserakahan dan kebodohan batin), punca penderitaan kita adalah dikarenakan oleh kemelekatan(attachment), jadi hanya dengan menghilangkan kemelekatan maka kita akan mencapai ketenangan sejati yg dipanggil Nibbana.
Kemelekatan terlahir dari Dosa, lobha dan Moha..
CMIIW
salam,
Christ
saat menyadari dan terbebasnya dari kesalahan pandangan dan memelekatan kepada kewujudan ciri diri yang palsu (yang memiliki sifat yang disebut tilakhana, sifat duniawi), seseorang dapat mengetahui dan menyelami pengetahuan dan mencapai realisasi Nibanna.
Saat seseorang mencapai realisasi Nibanna, saat itu seseorang menyadari/mengetahui kebenaran sejati, kedemikianan, kewajaran, kemurnian True self (sumber) kehidupannya yang sejati.
ada yang mencapai pengetahuan kebijaksanaan tetapi belum mencapai realisasi Nibanna, itu yang dibilang guru Buddha sifatnya masih berspekulasi.
tapi ada yang memiliki banyak pengetahuan tetapi belum mengalaminya, itu yang disebut hanya sebatas teori (omdo).
Quote from: _Christ on 11 May 2009, 01:16:49 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
he3x... bro baca...yang teliti.
'pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist.'.
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:16:49 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
10 perintah Allah....
jangan sembarang menggunakan/menyebut/menempelkan foto
(nama) Allah (termasuk Yesus)...
bertobatlah... bro JC.... sebelum terlambat...
SP1 dari bisikan Allah bapak di surga.
Quote from: hatRed on 08 May 2009, 12:49:40 PM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:08:38 PM
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
kalau gitu saya yg duluan bertanya dan ingin berdiskusi,
bagaiamanakah menurut om coed tentang kehidupan ini, apakah memang berulang2(tumimbal lahir) atau hidup itu ya hanya sekali saja ?
bro hatred, hal inikan siapa yang tahu (yang matipun gak ada yang cerita).
bro tanya pandangan saya, boleh saya hanya membagi sedikit cerita pandangan saya saja? tapi bukan untuk diperdebatkan (klo didebat ukurannya apa yah?). mo?
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 01:39:40 PM
Quote from: hatRed on 08 May 2009, 12:49:40 PM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:08:38 PM
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
kalau gitu saya yg duluan bertanya dan ingin berdiskusi,
bagaiamanakah menurut om coed tentang kehidupan ini, apakah memang berulang2(tumimbal lahir) atau hidup itu ya hanya sekali saja ?
bro hatred, hal inikan siapa yang tahu (yang matipun gak ada yang cerita).
bro tanya pandangan saya, boleh saya hanya membagi sedikit cerita pandangan saya saja? tapi bukan untuk diperdebatkan (klo didebat ukurannya apa yah?). mo?
itu juga i tahu... :))
boleh.. cerita asal gak kepanjangan aja :P
tapi boleh donk nanti saya bertanya kenapa om coed berpandangan demikian :-?
trus boleh langsung aja... gak usah konfirmasi2an lagi.... lama nunggunya :-w
Quote from: johan3000 on 11 May 2009, 01:38:51 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:16:49 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
10 perintah Allah....
jangan sembarang menggunakan/menyebut/menempelkan foto
(nama) Allah (termasuk Yesus)...
bertobatlah... bro JC.... sebelum terlambat...
SP1 dari bisikan Allah bapak di surga.
Anda adalah Domba yg tersesat.
Terima Kasih,
Christ
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 01:29:27 PM
Quote from: _Christ on 11 May 2009, 12:39:19 AM
Quote from: adi isa on 08 May 2009, 02:18:38 PM
wah, saya telat masuk di thread ini,
masih bisa nanya nggak?
kalau saya liat ada beberapa postingan dari teman2di forum berbicara soal
kebenaran sejati dan nibbana,
bisa dijelaskan dalam agama budha?
tks.
Nibbana adalah hilanganya Dosa,lobha dan Moha (kebencian, keserakahan dan kebodohan batin), punca penderitaan kita adalah dikarenakan oleh kemelekatan(attachment), jadi hanya dengan menghilangkan kemelekatan maka kita akan mencapai ketenangan sejati yg dipanggil Nibbana.
Kemelekatan terlahir dari Dosa, lobha dan Moha..
CMIIW
salam,
Christ
saat menyadari dan terbebasnya dari kesalahan pandangan dan memelekatan kepada kewujudan ciri diri yang palsu (yang memiliki sifat yang disebut tilakhana, sifat duniawi), seseorang dapat mengetahui dan menyelami pengetahuan dan mencapai realisasi Nibanna.
Saat seseorang mencapai realisasi Nibanna, saat itu seseorang menyadari/mengetahui kebenaran sejati, kedemikianan, kewajaran, kemurnian True self (sumber) kehidupannya yang sejati.
ada yang mencapai pengetahuan kebijaksanaan tetapi belum mencapai realisasi Nibanna, itu yang dibilang guru Buddha sifatnya masih berspekulasi.
tapi ada yang memiliki banyak pengetahuan tetapi belum mengalaminya, itu yang disebut hanya sebatas teori (omdo).
Saya tanya sekali lagi, apa anda sudah tercerahkan atau masih spekulasi? atau hanya omdo? atau anda sudah mencicipi Nibbana seperti Bapak Hudoyo?
Bro JC,
Services apakah yg bisa diberikan pd Domba yg tersesat
supaya Tercerahkan?
thx
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:16:49 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:44:11 PM
Quote from: johan3000 on 11 May 2009, 01:38:51 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:16:49 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
10 perintah Allah....
jangan sembarang menggunakan/menyebut/menempelkan foto
(nama) Allah (termasuk Yesus)...
bertobatlah... bro JC.... sebelum terlambat...
SP1 dari bisikan Allah bapak di surga.
Anda adalah Domba yg tersesat.
Terima Kasih,
Christ
Quote from: johan3000 on 11 May 2009, 03:11:47 PM
Bro JC,
Services apakah yg bisa diberikan pd Domba yg tersesat
supaya Tercerahkan?
thx
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:16:49 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:44:11 PM
Quote from: johan3000 on 11 May 2009, 01:38:51 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:16:49 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
10 perintah Allah....
jangan sembarang menggunakan/menyebut/menempelkan foto
(nama) Allah (termasuk Yesus)...
bertobatlah... bro JC.... sebelum terlambat...
SP1 dari bisikan Allah bapak di surga.
Anda adalah Domba yg tersesat.
Terima Kasih,
Christ
Hanya 'jalan'
Terima Kasih,
Christ
[at] JC, boleh tahu anda mewakili ajaran siapa disini :)
Quote from: ryu on 11 May 2009, 03:48:14 PM
[at] JC, boleh tahu anda mewakili ajaran siapa disini :)
Semua agama itu sama.
Terima Kasih,
Christ
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:22:57 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 03:48:14 PM
[at] JC, boleh tahu anda mewakili ajaran siapa disini :)
Semua agama itu sama.
Terima Kasih,
Christ
Berarti ada agama yang memperbolehkan pembunuhan dengan melarang pembunuhan sama ya, sungguh menggelikan
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:28:43 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:22:57 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 03:48:14 PM
[at] JC, boleh tahu anda mewakili ajaran siapa disini :)
Semua agama itu sama.
Terima Kasih,
Christ
Berarti ada agama yang memperbolehkan pembunuhan dengan melarang pembunuhan sama ya, sungguh menggelikan
selama anda masih minum obat dan masih minum air yg dipenuhi mikroba2 hidup, anda akan tetap membunuh, yg terpenting adalah Batin.
Terima Kasih
Christ
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:32:29 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:28:43 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:22:57 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 03:48:14 PM
[at] JC, boleh tahu anda mewakili ajaran siapa disini :)
Semua agama itu sama.
Terima Kasih,
Christ
Berarti ada agama yang memperbolehkan pembunuhan dengan melarang pembunuhan sama ya, sungguh menggelikan
selama anda masih minum obat dan masih minum air yg dipenuhi mikroba2 hidup, anda akan tetap membunuh, yg terpenting adalah Batin.
Terima Kasih
Christ
Oooo, berarti membunuh orang pun boleh asal yang penting batin ckckckckck
Quote from: ryu on 11 May 2009, 02:17:54 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 01:29:27 PM
Quote from: _Christ on 11 May 2009, 12:39:19 AM
Quote from: adi isa on 08 May 2009, 02:18:38 PM
wah, saya telat masuk di thread ini,
masih bisa nanya nggak?
kalau saya liat ada beberapa postingan dari teman2di forum berbicara soal
kebenaran sejati dan nibbana,
bisa dijelaskan dalam agama budha?
tks.
Nibbana adalah hilanganya Dosa,lobha dan Moha (kebencian, keserakahan dan kebodohan batin), punca penderitaan kita adalah dikarenakan oleh kemelekatan(attachment), jadi hanya dengan menghilangkan kemelekatan maka kita akan mencapai ketenangan sejati yg dipanggil Nibbana.
Kemelekatan terlahir dari Dosa, lobha dan Moha..
CMIIW
salam,
Christ
saat menyadari dan terbebasnya dari kesalahan pandangan dan memelekatan kepada kewujudan ciri diri yang palsu (yang memiliki sifat yang disebut tilakhana, sifat duniawi), seseorang dapat mengetahui dan menyelami pengetahuan dan mencapai realisasi Nibanna.
Saat seseorang mencapai realisasi Nibanna, saat itu seseorang menyadari/mengetahui kebenaran sejati, kedemikianan, kewajaran, kemurnian True self (sumber) kehidupannya yang sejati.
ada yang mencapai pengetahuan kebijaksanaan tetapi belum mencapai realisasi Nibanna, itu yang dibilang guru Buddha sifatnya masih berspekulasi.
tapi ada yang memiliki banyak pengetahuan tetapi belum mengalaminya, itu yang disebut hanya sebatas teori (omdo).
Saya tanya sekali lagi, apa anda sudah tercerahkan atau masih spekulasi? atau hanya omdo? atau anda sudah mencicipi Nibbana seperti Bapak Hudoyo?
kan... ai sudah bilang hanya berbagi informasi. (seperti yang anda tulis urutannya the real truth, masih spekulasi dan juga termasuk omdo.)
Omong-omong kata 'mencicipi Nibanna', pengalaman realisasi Nibanna bukan seperti orang makan icip-icip setelah itu dibilang gak lagi makan (tindakannya). Tetapi seperti orang makan dilihat dari pengalaman rasanya. Sekali merasakan, seterusnya melekat pengetahuan itu.
Klo dibilang icip-icip, lalu hilang atau katanya seperti ini atau itu, tetapi seperti orang lupa tidak dapat meraih lagi alias dibilang pernah menyicipi tapi tidak dapat mencapainya lagi alias tidak berada dalam kebijaksanaan pencapaian itu lagi, itu sih namanya (masih) spekulasi sendiri.
Lihat kutipan saya yang saya huruf birui dan tebalkan. Mereka sudah mengetahui yang asli/sifat kesejatian (Udanna VIII.3, sunya), dapat melihat dan membedakan yang palsu (yang berkondisi, bersifat tilakhana) dengan yang sejati (Udanna VIII.3), meskipun mereka hidup didalam kesemetaraan tubuh dan dunia fana (yang berkondisi, bersifat tilakhana).
Jadi anda itu ternyata hanya omdo, ya udah, ngapain juga aye ngomong sama orang yang omdo =))
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:34:27 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:32:29 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:28:43 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:22:57 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 03:48:14 PM
[at] JC, boleh tahu anda mewakili ajaran siapa disini :)
Semua agama itu sama.
Terima Kasih,
Christ
Berarti ada agama yang memperbolehkan pembunuhan dengan melarang pembunuhan sama ya, sungguh menggelikan
selama anda masih minum obat dan masih minum air yg dipenuhi mikroba2 hidup, anda akan tetap membunuh, yg terpenting adalah Batin.
Terima Kasih
Christ
Oooo, berarti membunuh orang pun boleh asal yang penting batin ckckckckck
Boddhisatva Gotama, pernah membunuh di kehidupan lalu beliau, maka pada saat beliau terlahir sebagai seorang Buddha, beliau menderita sakit kepala.
jika anda ragu bahwa batin lebih penting daripada tindakan, silahkan tanya kepada pakar agama Buddha. aku sendiri tidak mengerti pasti.
Terima Kasih,
Christ
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:39:40 PM
Jadi anda itu ternyata hanya omdo, ya udah, ngapain juga aye ngomong sama orang yang omdo =))
loh koq tertawa?
anda nanya tujuannya untuk apa klo begitu? :-?
ya udah klo merasa gak perlu omong sama aye, tetapi mudah-mudahan tulisan aye berguna buat yang laen.
Maaf, saya masih bodoh. Tadi saya beol, sekarang makan. Apa sama beol dengan makan?
om coed... mana isiannya :-w
Quote from: gachapin on 11 May 2009, 04:42:36 PM
Maaf, saya masih bodoh. Tadi saya beol, sekarang makan. Apa sama beol dengan makan?
tanya sama sapa bro?
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:39:58 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:34:27 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:32:29 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:28:43 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:22:57 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 03:48:14 PM
[at] JC, boleh tahu anda mewakili ajaran siapa disini :)
Semua agama itu sama.
Terima Kasih,
Christ
Berarti ada agama yang memperbolehkan pembunuhan dengan melarang pembunuhan sama ya, sungguh menggelikan
selama anda masih minum obat dan masih minum air yg dipenuhi mikroba2 hidup, anda akan tetap membunuh, yg terpenting adalah Batin.
Terima Kasih
Christ
Oooo, berarti membunuh orang pun boleh asal yang penting batin ckckckckck
Boddhisatva Gotama, pernah membunuh di kehidupan lalu beliau, maka pada saat beliau terlahir sebagai seorang Buddha, beliau menderita sakit kepala.
jika anda ragu bahwa batin lebih penting daripada tindakan, silahkan tanya kepada pakar agama Buddha. aku sendiri tidak mengerti pasti.
Terima Kasih,
Christ
Yang saya tanyakan adalah pengetahuan agama anda, Nick anda adalah yang notabene adalah dari aliran kr****n.
Quote from: hatRed on 11 May 2009, 04:44:31 PM
om coed... mana isiannya :-w
susanannya gak mendukung , bisa heboh lagi....
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 04:41:40 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:39:40 PM
Jadi anda itu ternyata hanya omdo, ya udah, ngapain juga aye ngomong sama orang yang omdo =))
loh koq tertawa?
anda nanya tujuannya untuk apa klo begitu? :-?
ya udah klo merasa gak perlu omong sama aye, tetapi mudah-mudahan tulisan aye berguna buat yang laen.
Kalau anda hanya omdo apa bedanya dengan yang lain? spekulasi toh? kalau anda hanya berpegang pada udana tanpa melihat sutta yang lain anda telah melekat pada konsep udana, itu saja titik
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 04:46:20 PM
Quote from: hatRed on 11 May 2009, 04:44:31 PM
om coed... mana isiannya :-w
susanannya gak mendukung , bisa heboh lagi....
kan i yang nanya.... :D
udah lanjut aja... heboh gak heboh......yg penting makan.... :P
bused page pertanyaan awal sampe sini ada berapa tuh :hammer:
lama amat.....memulai diskusinya .........
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:48:20 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 04:41:40 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:39:40 PM
Jadi anda itu ternyata hanya omdo, ya udah, ngapain juga aye ngomong sama orang yang omdo =))
loh koq tertawa?
anda nanya tujuannya untuk apa klo begitu? :-?
ya udah klo merasa gak perlu omong sama aye, tetapi mudah-mudahan tulisan aye berguna buat yang laen.
Kalau anda hanya omdo apa bedanya dengan yang lain? spekulasi toh? kalau anda hanya berpegang pada udana tanpa melihat sutta yang lain anda telah melekat pada konsep udana, itu saja titik
ya udah klo merasa gak berguna, tetapi mudah-mudahan tulisan aye berguna buat yang laen klo gitu. _/\_
(gak perlu ngotot-ngotoan toch yah...)
bro JC
Spt lagu .... didunia ini ada dua jalan,... satu yg lebar, satu yg sempit...
Yg lebar api, yg sempit TUHAN berkatin...
jadi jalan yg mana....moga2 tidak tersesat... mohon specifik... supaya cepat tercerahkan..
thx
Quote from: JC on 11 May 2009, 03:43:07 PM
Quote from: johan3000 on 11 May 2009, 03:11:47 PM
Bro JC,
Services apakah yg bisa diberikan pd Domba yg tersesat
supaya Tercerahkan?
thx
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:16:49 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:44:11 PM
Quote from: johan3000 on 11 May 2009, 01:38:51 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 01:16:49 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 12:12:35 PM
hallo _Christ,
wah salam kenal yah....
coba liat gambarnya dengan gambar avatar saya secara prinsipil ada kesamaan apa?
mari kita murnikan pengetahuan/pandangan kebenaran buddhism umat buddhist. :)
Salam kenal juga, aku tidak dapat memurnikan siapapun. Hanya diri mereka sendiri yg bisa memurnikan diri mereka. apalagi aku juga tidak murni, bagaimana caranya memurnikan mereka?
Terima Kasih,
Christ
10 perintah Allah....
jangan sembarang menggunakan/menyebut/menempelkan foto
(nama) Allah (termasuk Yesus)...
bertobatlah... bro JC.... sebelum terlambat...
SP1 dari bisikan Allah bapak di surga.
Anda adalah Domba yg tersesat.
Terima Kasih,
Christ
Hanya 'jalan'
Terima Kasih,
Christ
Quote from: hatRed on 11 May 2009, 01:42:12 PM
Quote from: coedabgf on 11 May 2009, 01:39:40 PM
Quote from: hatRed on 08 May 2009, 12:49:40 PM
Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 12:08:38 PM
bro saya punya wilayah sendiri nih. thanks bro mod. _/\_
bagi siapapun teman-teman yang mo berdiskusi atau bertanya baik-baik, jangan ragu-ragu saya undang untuk masuk ke tempat ini. tapi dengan cara yang sopan loh, biar jawabannya kepada pertanyaan anda juga sopan. ^:)^
kalau gitu saya yg duluan bertanya dan ingin berdiskusi,
bagaiamanakah menurut om coed tentang kehidupan ini, apakah memang berulang2(tumimbal lahir) atau hidup itu ya hanya sekali saja ?
bro hatred, hal inikan siapa yang tahu (yang matipun gak ada yang cerita).
bro tanya pandangan saya, boleh saya hanya membagi sedikit cerita pandangan saya saja? tapi bukan untuk diperdebatkan (klo didebat ukurannya apa yah?). mo?
itu juga i tahu... :))
boleh.. cerita asal gak kepanjangan aja :P
tapi boleh donk nanti saya bertanya kenapa om coed berpandangan demikian :-?
trus boleh langsung aja... gak usah konfirmasi2an lagi.... lama nunggunya :-w
sabar dah bro, nti aye tulis. tapi jangan sekarang lah... lagi blom mood mo cerita hal itu nih.
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:45:20 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:39:58 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:34:27 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:32:29 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 04:28:43 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:22:57 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 03:48:14 PM
[at] JC, boleh tahu anda mewakili ajaran siapa disini :)
Semua agama itu sama.
Terima Kasih,
Christ
Berarti ada agama yang memperbolehkan pembunuhan dengan melarang pembunuhan sama ya, sungguh menggelikan
selama anda masih minum obat dan masih minum air yg dipenuhi mikroba2 hidup, anda akan tetap membunuh, yg terpenting adalah Batin.
Terima Kasih
Christ
Oooo, berarti membunuh orang pun boleh asal yang penting batin ckckckckck
Boddhisatva Gotama, pernah membunuh di kehidupan lalu beliau, maka pada saat beliau terlahir sebagai seorang Buddha, beliau menderita sakit kepala.
jika anda ragu bahwa batin lebih penting daripada tindakan, silahkan tanya kepada pakar agama Buddha. aku sendiri tidak mengerti pasti.
Terima Kasih,
Christ
Yang saya tanyakan adalah pengetahuan agama anda, Nick anda adalah yang notabene adalah dari aliran kr****n.
lebih tepatnya Agama, bukan aliran.
Sang Buddha pernah berkotbah bahwa, Dhamma ada disegalanya, begitu juga di kr****n ada Dhamma. apa yg kamu tidak jelas?
[at] Johan
hanya 1 jalan. Jalan Dhamma/kebenaran, kebenaran ada dimana? tidak di agama, tidak di buku. aku tidak cukup pengetahuan akan kebenaran untuk menunjukkan jalan yg benar dan tepat, belum lagi tercerahkan.
Terima kasih,
of Nazareth
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:57:53 PM
lebih tepatnya Agama, bukan aliran.
Sang Buddha pernah berkotbah bahwa, Dhamma ada disegalanya, begitu juga di kr****n ada Dhamma. apa yg kamu tidak jelas?
[at] Johan
hanya 1 jalan. Jalan Dhamma/kebenaran, kebenaran ada dimana? tidak di agama, tidak di buku. aku tidak cukup pengetahuan akan kebenaran untuk menunjukkan jalan yg benar dan tepat, belum lagi tercerahkan.
Terima kasih,
of Nazareth
Lidah orang Yahudi ini tajam juga, salut bro JC
walau memang betul, tapi ada dhamma yang melepas ada dhamma yang mengikat tinggal pilih yang mana ;D
Quote from: ryu on 11 May 2009, 05:08:18 PM
walau memang betul, tapi ada dhamma yang melepas ada dhamma yang mengikat tinggal pilih yang mana ;D
Dhamma hanya 1, bagai sungai yg mengalir ke laut, inti dari Dhamma adalah melepas.
Terima Kasih,
of Nazareth
JIka demikian mengapa Dhamma versi JC mengikat kepada Y ? Bukankah seharusnya melepas semua itu...
gw sering ketemu orang ngaku pan-universalis...
tapi gak pernah ketemu orang bener yang ngaku pan-universalis...
Quote[at] Johan
hanya 1 jalan. Jalan Dhamma/kebenaran, kebenaran ada dimana? tidak di agama, tidak di buku. aku tidak cukup pengetahuan akan kebenaran untuk menunjukkan jalan yg benar dan tepat, belum lagi tercerahkan.
Terima kasih,
of Nazareth
Kalau bro tidak cukup pengetahuan... trus koq bilang hanya 1 jalan?
yg gw dengar banyak jalan menuju ROMA!...
mohon tidak menyesatkan!... Apakah itu pengetahuan akan kebenaran utk ..... ... . . .?
Quote from: JC on 11 May 2009, 05:14:06 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 05:08:18 PM
walau memang betul, tapi ada dhamma yang melepas ada dhamma yang mengikat tinggal pilih yang mana ;D
Dhamma hanya 1, bagai sungai yg mengalir ke laut, inti dari Dhamma adalah melepas.
Terima Kasih,
of Nazareth
Dua macam Dhamma
1. Pannati Dhamma: kenyataan yang bukan ada dengan sendirinya,keberadaannya karena dibuat / diberikan nama sesuai dengan keinginan manusia, misalnya kalung, kuali, dll
2. Paramattha Dhamma: Kenyataan tertinggi
a. Sankhata Dhamma, Yang mempunyai ciri-ciri "Muncul, berubah, lenyap" atau "Berawal, berubah dan berakhir"
b. Asankhata Dhamma, Yang mempunyai ciri-ciri "Tidak muncul, tidak berubah, tidak lenyap" atau "Tidak berawal, tidak berakhir"
Quote from: ryu on 11 May 2009, 05:18:12 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 05:14:06 PM
Quote from: ryu on 11 May 2009, 05:08:18 PM
walau memang betul, tapi ada dhamma yang melepas ada dhamma yang mengikat tinggal pilih yang mana ;D
Dhamma hanya 1, bagai sungai yg mengalir ke laut, inti dari Dhamma adalah melepas.
Terima Kasih,
of Nazareth
Dua macam Dhamma
1. Pannati Dhamma: kenyataan yang bukan ada dengan sendirinya,keberadaannya karena dibuat / diberikan nama sesuai dengan keinginan manusia, misalnya kalung, kuali, dll
2. Paramattha Dhamma: Kenyataan tertinggi
a. Sankhata Dhamma, Yang mempunyai ciri-ciri "Muncul, berubah, lenyap" atau "Berawal, berubah dan berakhir"
b. Asankhata Dhamma, Yang mempunyai ciri-ciri "Tidak muncul, tidak berubah, tidak lenyap" atau "Tidak berawal, tidak berakhir"
benar2 mencerahkan!
[at] Felix, gachapin
saya bukan Buddha, yet.
[at] Johan
aku tidak cukup ilmu untuk menolong domba yg tersesat.
*atas req dari Hatred dan juga mod disini, saya ganti signature saya*
Terima Kasih,
JC
Quote from: JC on 11 May 2009, 05:28:25 PM
aku tidak cukup ilmu untuk menolong domba yg tersesat.
Kalo begitu satu hal saja yang perlu anda lakukan yaitu JANGAN MENYESATKAN DOMBA YANG SUDAH BERADA DI JALUR YANG BENAR :P
Quote from: Xan To on 11 May 2009, 10:19:17 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 05:28:25 PM
aku tidak cukup ilmu untuk menolong domba yg tersesat.
Kalo begitu satu hal saja yang perlu anda lakukan yaitu JANGAN MENYESATKAN DOMBA YANG SUDAH BERADA DI JALUR YANG BENAR :P
Koreksi, di sini tidak ada domba, semuanya manusia, ga tau kalo di tetangga pada mau di panggil domba ;D
Quote from: ryu on 12 May 2009, 06:50:22 AM
Quote from: Xan To on 11 May 2009, 10:19:17 PM
Quote from: JC on 11 May 2009, 05:28:25 PM
aku tidak cukup ilmu untuk menolong domba yg tersesat.
Kalo begitu satu hal saja yang perlu anda lakukan yaitu JANGAN MENYESATKAN DOMBA YANG SUDAH BERADA DI JALUR YANG BENAR :P
Koreksi, di sini tidak ada domba, semuanya manusia, ga tau kalo di tetangga pada mau di panggil domba ;D
Itu dia sobat, mau bagaimanapun supaya bisa nyambung yah kita gunakan bahasanya mereka bahasanya domba ^-^
Penjelasan saya mengenai topik Re: [Tanya] Apakah Jasmani bisa dirasuki? :
ya... ilustrasi gampangnya sih tubuh ini seperti rumah yang memiliki ruangan dan lubang pintu/jendela masuk dan tuan rumah adalah kekuatan kesadaran keyakinan/iman kebenaran (pandangan benar) kehidupan kita.
Ada tuan rumah tergantung bagaimana sikap penerimaannya terhadap orang luar dan pertahanan kekuatan dirinya terhadap tamu jahat yang tak diundang.
Orang luar ada yang di seberang jalan, ada yang dihalaman rumah (beranda), ada yang bahkan sembunyi-sembunyi mau memasuki rumah, ada yang jahat memaksa mau menempati rumah, bahkan ada yang diijinkan tinggal (bisa yang jahat atau yang baik) didalam rumah oleh yang empunya rumah.
Seperti juga pada pohon, atau benda-benda lain misal batu, patung, gunung dllsbgnya, cuma bedanya mereka bukan memiliki kehidupan.
klo pada kehidupan, ada yang menempel atau mempengaruhi lingkungan dari luar menurut karakter yang dari luar atau ada juga yang memang mengundang masuk, atau bahkan ada juga yang memaksa masuk, atau ada juga yang dapat masuk (termasuk memaksa karena bukan rumah miliknya) karena ada terbuka celah jalan masuk.
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:57:53 PM
lebih tepatnya Agama, bukan aliran.
Sang Buddha pernah berkotbah bahwa, Dhamma ada disegalanya, begitu juga di kr****n ada Dhamma. apa yg kamu tidak jelas?
[at] Johan
hanya 1 jalan. Jalan Dhamma/kebenaran, kebenaran ada dimana? tidak di agama, tidak di buku. aku tidak cukup pengetahuan akan kebenaran untuk menunjukkan jalan yg benar dan tepat, belum lagi tercerahkan.
Terima kasih,
of Nazareth
Cuplikannya dari mana ya??? ^-^ Jangan-jangan hanya copy paste dari sumber yang tidak jelas :))
Dhamma memiliki arti yang beragam tergantung kalimat. Dhamma bisa berarti fenomena, Dhamma bisa berarti kebenaran.
Jika Dhamma dianggap sebagai kebenaran ya benar bahwa dalam agama lain ada kebenaran. Dalam Cristen ada ajaran cinta kasih, ini kebenaran. Islam mengajarkan beramal, ini kebenaran, Judaism mengajarkan untuk tidak mencuri, dsb. Tetapi keseluruhan ajaran-ajaran mereka belumlah mengakar pada bagaimana mengakhiri dukkha secara total. Kebenaran yang ada pada mereka tidaklah UTUH untuk mengakhiri dukkha.
Sang Buddha menjelaskan dalam Simsapa Sutta melalui perumpamaan daun simsapa yang ada di hutan. Sang Buddha mengambil segenggam daun simsapa dan bertanya kepada para bhikkhu mana yang lebih banyak, daun digenggaman tangan Sang Buddha atau di dalam hutan. Para bhikkhu menjawab bawah yang paling banyak adalah yang ada di hutan. Kemudian Sang Buddha menjelaskan bahwa Ia tahu mengenai banyak hal di luar yang telah ia ajarkan, tetap hal-hal itu tidaklah berguna untuk mengakhiri dukkha, hanya yang Ia ajarakanlah yang akan mengakhiri dukkha.
Quote from: hatRed on 08 May 2009, 12:49:40 PM
kalau gitu saya yg duluan bertanya dan ingin berdiskusi,
bagaiamanakah menurut om coed tentang kehidupan ini, apakah memang berulang2(tumimbal lahir) atau hidup itu ya hanya sekali saja ?
bro hatred...,
Saya jawabnya pake gambaran secara umum menurut buddhisme yah.
Bahwa alam kehidupan itu terbagi 2 secara mendasar, yaitu 36 alam kehidupan dan yang telah bebas diluar dari 36 alam kehidupan tersebut.
Dimana awam membilang bahwa 36 alam kehidupan itu adalah kehidupan (seolah-olah kehidupan sesungguhnya, diakui sebagai kehidupan nyata) makanya ada dibilang dengan memakai perbandingan 'berulang-ulang' atau 'sekali'.
Tetapi yang kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan yang diluar dari atau sudah terbebas dari kesesatan 36 alam kehidupan, yang sudah terbebas dari keberulangan samsara/ketidak-kekalan itulah kehidupan yang sesungguhnya (yang disebut pencapaian Nibanna).
Oleh karena kesalah-pandangan awam karena sifat keawamannya yaitu (masih) terikat atau melekat kepada bentuk ciri diri (yang duniawi/sementara/palsu/yang berkondisi) sehingga menimbulkan kemelekatan kepada segala bentuk atau kewujudan (dalam segala pandangan awam), makanya ada suatu kesalahan pengertian pada awam memiliki pengertian atau pandangan (seolah-olah) 'oh kehidupan berulang-ulang' atau 'kehidupan hanya sekali',
tetapi dimana yang sebenarnya adalah karena (dalam) ikatan kesesatan pandangan salahnya dan kemelekatannya kepada kewujudan yang berkondisi (sehingga masih) menimbulkan kehidupan yang berulang-ulang (samsara),
atau oleh karena sudah tercerahkan (kebenaran sejati), mereka yang tercerahkan seolah-olah dibilang hanya hidup sekali. Padahal bukan itu gambaran sebenarnya, dimana yang sebenarnya adalah bagi mereka yang sudah terbebaskan (dari kegelapan kesesatannya, sudah mengetahui kenyataan kebenaran kehidupan yang sesungguhnya/sejati) memiliki hidup yang diluar kesementaraan atau bukan ketidak-kekalan lagi atau bukan kehidupan palsu lagi (akibat kesesatan pandangannya terhadap pengakuan kepada (sehingga berulang-ulang berputar meneguhkan, menimbulkan ikatan dan kemelekatan lebih lagi kepada) aku diri yang sifatnya duniawi/carnal/yang berkondisi/tidak kekal).
Makanya saya ada tulis saat awam menyatakan kebenaran tentang ada atau tiada, atau sunya digambarkan sebagai kekosongan tetapi dibilang bukan kosong dengan segala perdebatannya atau dalihnya, sesungguhnya pandangan atau pengetahuan itu berasal dari pandangan karena mereka masih terikat kepada ciri-ciri kewujudan (karena berasal dari ukuran ikatan kewujudan ciri diri). dan awam belum dapat menyelaminya.
so, seperti pertanyaan anda 'bagaiamanakah menurut om coed tentang kehidupan ini, apakah memang berulang2(tumimbal lahir) atau hidup itu ya hanya sekali saja ?',
berarti kehidupan yang sesungguhnya, adalah kehidupan yang berulang, sekali atau apa, klo dilhat dari tulisan saya jawabannya?
semoga dapat memberi gambaran arti kehidupan.
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
maaf Sdr. Coeda, menurut Buddhism yg manakah ini? mohon referensinya
_/\_ baru perhatiin thread ini...
Teoretis banget yah bro coed. Walaupun saya agak bingung sama teorinya...
Bro coed, kalau dlam menjawab, kalu boleh saran, baiknya jangan panjang2 kalimatnya. Saya lihat 1 kalimatnya bro coed bisa 1 paragraf, bahkan ada 3 paragraf yang masih dalam 1 kalimat...yang bacanya jadi tambah bingung...ini maksudnya omongin apaaa ya??
terus kalu ditanya jawabannya berupa pertanyaan juga bikin bingung...
(apa saya yg ga nyampe tata bahasanya kali yah?)
oya saya br tahu kalau dlm buddhisme ada 36 alam kehidupan dan yang telah bebas dari 36 alam kehidupan tsb...boleh jelasin ga maksudnya apa yah? Ada di kitab mana ya??
om coed.....
pertanyaan saya adalah menurut om coed, bukan menurut pandangan om coed dengan buddhisme..
bro hat red,
ayo kita lanjutkan lagi.
saya tanya dulu bro hatred bisa menangkap gambaran umum tentang penjelasan saya mengenai alam kehidupan pada reply #352 gak... ?
Quote from: coedabgf on 14 May 2009, 09:25:22 AM
bro hat red,
ayo kita lanjutkan lagi.
saya tanya dulu bro hatred bisa menangkap gambaran umum tentang penjelasan saya mengenai alam kehidupan pada reply #352 gak... ?
sepertinya iya, namun pertanyaan saya yg pertama belum dijawab sama om coed..
Quote from: hatRed on 08 May 2009, 12:49:40 PM
kalau gitu saya yg duluan bertanya dan ingin berdiskusi,
bagaiamanakah menurut om coed tentang kehidupan ini, apakah memang berulang2(tumimbal lahir) atau hidup itu ya hanya sekali saja ?
Sdr. Coedabgf, tolong diklarifikasi dulu mengenai 36 alam ini, mohon tunjukkan referensinya dari kitab Buddhist. karena bukan demikian yg kami ketahui selama ini. Apakah anda dengan sengaja hendak menyesatkan member di sini?
[at] coedabgf
- Darimana Anda mengklaim bahwa mitologi Buddhisme mengenal 36 Alam Kehidupan? Tolong diuraikan 36 alam itu!
- Dari komentar Anda, dengan gamblang Anda menyatakan bahwa terbebas dari Samsara alias mencapai Nibbana adalah mencapai alam kehidupan abadi. Ini kesimpulan yang Anda dapatakan dari mana?
- Apakah menurut Anda teks-teks Tipitaka / Tripitaka itu banyak kesalahan? Kalau menurut Anda begitu, tolong dijabarkan semua kesalahannya, dan sekalian Anda kemukakan yang benarnya itu seperti apa!
sori salah tulis bukan 36, 31 alam kehidupan.
Quote from: JC on 11 May 2009, 04:57:53 PM
Sang Buddha pernah berkotbah bahwa, Dhamma ada disegalanya, begitu juga di kr****n ada Dhamma. apa yg kamu tidak jelas?
Baca darimana ? :o
Buddha lahir jauhhh sebelum Kristus, dan dimasa itu belum ada penganutnya seperti anda.. ;D
Quote from: coedabgf on 14 May 2009, 09:50:52 AM
sori salah tulis bukan 36, 31 alam kehidupan.
OK. Lalu...
Quote from: coedabgf- Dari komentar Anda, dengan gamblang Anda menyatakan bahwa terbebas dari Samsara alias mencapai Nibbana adalah mencapai alam kehidupan abadi. Ini kesimpulan yang Anda dapatakan dari mana?
- Apakah menurut Anda teks-teks Tipitaka / Tripitaka itu banyak kesalahan? Kalau menurut Anda begitu, tolong dijabarkan semua kesalahannya, dan sekalian Anda kemukakan yang benarnya itu seperti apa!
sabar bro upasaka... tunggu saja, mungkin nanti ada lagi pertanyaan atau pernyataan yang muncul, bisa sekalian saya jawabnya klo bisa pada satu jawaban.
Quote from: upasaka on 14 May 2009, 10:02:21 AM
Quote from: coedabgf on 14 May 2009, 09:50:52 AM
sori salah tulis bukan 36, 31 alam kehidupan.
OK. Lalu...
Quote from: coedabgf- Dari komentar Anda, dengan gamblang Anda menyatakan bahwa terbebas dari Samsara alias mencapai Nibbana adalah mencapai alam kehidupan abadi. Ini kesimpulan yang Anda dapatakan dari mana?
- Apakah menurut Anda teks-teks Tipitaka / Tripitaka itu banyak kesalahan? Kalau menurut Anda begitu, tolong dijabarkan semua kesalahannya, dan sekalian Anda kemukakan yang benarnya itu seperti apa!
bro upasaka, jawabannya ada di topik 'Apakah roh/ruh itu ada ?? reply #19'
KETUHANAN DALAM AGAMA BUDDHA
Umat Buddha kadang dianggap masyarakat luas sebagai orang yang tidak bertuhan. Agama Buddha sering pula dikatakan sebagai agama yang tidak bertuhan. Bahkan, pada suatu pertemuan dengan para pemuka agama, saya pernah menerima pernyataan dari pemuka agama lain bahwa Agama Buddha tidak bertuhan. Menanggapi pernyataan yang bersifat tuduhan ini, saya jawab dengan pertanyaan lain: "Manakah agama di Indonesia yang bertuhan?" Tentu saja para pemuka agama itu langsung tersentak kaget dan merah padam mukanya. Mereka seolah tidak percaya dengan pertanyaan saya tersebut. Namun, saya segera melanjutkan dengan keterangan bahwa istilah 'tuhan' sesungguhnya berasal dari Bahasa Kawi. Oleh karena itu, pengertian kata 'tuhan' terdapat dalam kamus Bahasa Kawi. Disebutkan dalam kamus tersebut bahwa 'tuhan' berarti penguasa atau tuan. Dan, karena di Indonesia tidak ada agama yang mempergunakan Bahasa Kawi sebagai bahasa kitab sucinya, lalu agama manakah di Indonesia yang bertuhan dan mencantumkan istilah 'tuhan' dalam kitab suci aslinya? Menyadari kebenaran tentang bahasa asal kitab suci masing-masing, barulah mereka menerima bahwa memang tidak ada istilah 'tuhan' dalam kitab suci mereka. Jika demikian dalam Tipitaka, kitab suci Agama Buddha, tentu juga tidak akan pernah ditemukan istilah 'tuhan' karena Tipitaka menggunakan Bahasa Pali yaitu bahasa yang dipergunakan di India pada jaman dahulu. Namun, tidak adanya istilah 'tuhan' dalam kitab suci Tipitaka tentunya tidak boleh dengan mudah dan sembarangan kemudian orang menyebutkan bahwa 'Agama Buddha tidak bertuhan'. Salah pengertian dan penafsiran sedemikian sembrono tentunya berpotensi menjadi pemicu pertentangan antar umat beragama di Indonesia bahkan di berbagai belahan dunia.
Sebagai contoh sederhana tentang hal ini adalah penggunaan istilah 'telunjuk' untuk salah satu jari tangan manusia. Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata 'telunjuk' pasti dengan mudah dapat diketemukan karena memang kata tersebut berasal dari Bahasa Indonesia. Namun, dalam kamus
Bahasa Inggris, tidak mungkin dapat dijumpai istilah 'telunjuk'. Kenyataan yang bertolak belakang ini tentu saja tidak mengkondisikan orang secara sembarangan menyimpulkan bahwa semua orang yang berbahasa Inggris tidak mempunyai telunjuk. Sebuah kesimpulan yang aneh dan tidak masuk akal. Kesimpulan sembarangan semacam ini pasti akan menjadi bahan tertawaan orang banyak.
Sayangnya, pemahaman seperti ini tidak berlaku untuk konsep ketuhanan dalam Agama Buddha. Ketika Agama Buddha tidak pernah menyebutkan istilah 'tuhan' dalam berbagai upacara ritual, maka secara sembarangan, masyarakat telah 'menuduh' bahwa Agama Buddha tidak bertuhan. Padahal, dalam Agama Buddha yang menggunakan kitab suci berbahasa Pali, konsep ketuhanan yang dimaksud mempergunakan istilah Nibbana atau lebih dikenal secara luas sebagai Nirvana (Bahasa Sanskerta). Jadi, seseorang tidak akan pernah menemukan istilah 'tuhan' dalam Tipitaka, melainkan istilah 'nibbana'. Nibbana inilah yang sering dibabarkan oleh Sang Buddha di berbagai kesempatan kepada bermacam-macam lapisan masyarakat. Nibbana ini pula yang menjadi tujuan akhir seorang umat Buddha, sama dengan berbagai konsep ketuhanan dalam agama lain yang juga menjadi tujuan akhir mereka masing-masing. Seperti telah diketahui bersama bahwa Ajaran Sang Buddha mengenal adanya tiga tujuan hidup umat Buddha yaitu pertama, mendapatkan kebahagiaan di dunia. Kedua, kebahagiaan karena terlahir di alam surga atau alam bahagia setelah meninggal dunia. Ketiga, kebahagiaan tertinggi yaitu Nibbana atau Nirvana yang dapat dicapai ketika seseorang masih hidup di dunia ataupun setelah ia meninggal nanti.
Kebahagiaan yang pertama adalah kebahagiaan duniawi yang dapat diwujudkan di dunia ini setelah seseorang mengenal dan melaksanakan Buddha Dhamma. Apabila setelah mengenal Dhamma, seseorang semakin susah hidupnya, maka berarti Dhamma yang lebih dikenal sebagai Agama Buddha itu belum memberikan manfaat baginya. Kebahagiaan tahap pertama ini diukur dengan adanya rasa cukup, paling tidak, untuk empat kebutuhan pokok paling mendasar yaitu pakaian, makanan, tempat tinggal serta sarana kesehatan. Pengertian 'cukup' yang dimaksudkan di sini tentu saja sangat relatif sifatnya. Cukup bagi seseorang mungkin saja kekurangan bagi orang lain. Oleh karena itu, dalam Dhamma, istilah 'cukup' ini diukur paling bawah atau secara minimal dari rasa cukup yang dimiliki oleh para bhikkhu. Dengan demikian, seorang umat yang mempunyai lebih daripada yang dimiliki bhikkhu, maka sesungguhnya ia sudah dapat disebut sebagai cukup. Kalaupun umat tersebut masih merasa tidak cukup, mungkin saja hal ini berhubungan dengan kebutuhan yang berbeda atau bahkan ketamakan yang dimiliki.
Para bhikkhu dalam menjalani hidup sebagai pertapa masih membutuhkan empat kebutuhan pokok yaitu jubah, makanan, tempat tinggal dan obat-obatan. Keperluan jubah seorang bhikkhu hanya satu set saja. Dengan demikian, jika seorang bhikkhu mampu hidup menggunakan satu set jubah selama bertahun-tahun, maka seorang umat yang memiliki lebih dari satu set pakaian, misalnya tujuh set untuk tujuh hari dalam seminggu, maka ia bisa dianggap telah cukup. Namun, apabila ia telah memiliki banyak sekali pakaian dan masih juga merasa belum cukup, maka hal ini lebih disebabkan oleh ketamakan yang dimilikinya.
Demikian pula dengan kebutuhan makanan. Kehidupan seorang bhikkhu ditopang dengan makanan yang diperoleh dari persembahan umat. Pada umumnya, seorang bhikkhu hanya makan sekali atau dua kali sebelum tengah hari. Oleh karena itu, jika seorang umat sudah mampu menyediakan diri dan keluarganya makanan lebih dari dua kali sehari, sesungguhnya ia sudah dapat dikatakan cukup. Namun, apabila ia masih merasa belum cukup ketika makanan yang ia miliki telah berlebihan, maka perasaan ini timbul sebagai akibat dari ketamakan yang ia miliki selama ini.
Kebutuhan tempat tinggal seorang bhikkhu dapat tercukupi dengan tinggal di dalam goa ataupun gubuk sederhana. Oleh karena itu, apabila seorang umat telah mampu memiliki satu unit rumah walaupun sederhana, sebenarnya ia telah dapat disebut cukup. Berlebihan dalam penyediaan rumah bisa dikatakan sebagai tanda ketamakan.
Akhirnya, kecukupan sarana kesehatan menjadi sumber kebahagiaan duniawi yang keempat setelah pakaian, makanan maupun tempat tinggal. Untuk menjaga kesehatan maupun mengobati penyakit, seorang bhikkhu sesuai dengan peraturan kebhikkhuan diperkenankan mempergunakan urine sendiri. Tradisi ini sebenarnya dimasa sekarang lebih dikenal dengan istilah 'terapi urine'. Jadi, apabila seorang umat telah mampu membeli obat, walaupun generik, ia sesungguhnya sudah dapat disebut cukup. Namun, apabila ia berlebihan dalam pengadaan sarana kesehatan sehingga cenderung boros, maka ia termasuk telah dipengaruhi oleh nafsu ketamakan.
Terkait dengan tujuan hidup umat Buddha yang pertama yaitu hidup bahagia di dunia dengan kecukupan pakaian, makanan, tempat tinggal maupun sarana kesehatan, maka banyak sekali catatan uraian Dhamma Sang Buddha tentang mencari nafkah, mempertahankan dan meningkatkan kekayaan maupun upaya membina hidup rumah tangga bahagia dan harmonis. Dengan melaksanakan uraian Dhamma yang telah disampaikan oleh Sang Buddha dan dicatat dalam Kitab Suci Tipitaka, maka para umat Buddha diharapkan mempunyai pedoman hidup yang jelas serta pasti untuk bekerja dan berumah tangga. Dengan demikian, ia akan mendapatkan kecukupan materi, bahkan berlimpah dengan materi namun rumah tangga serta kondisi batin tetap bahagia.
Selanjutnya, tujuan hidup umat Buddha yang kedua setelah merasa cukup bahagia hidup di dunia adalah mengarahkan kehidupannya agar setelah meninggal dunia ia terlahir di alam surga. Tujuan terlahir di alam surga ini menjadi tujuan kedua agar memberikan kesempatan para umat Buddha membuktikan terlebih dahulu manfaat Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan ini. Apabila memang benar ia telah memetik manfaat Buddha Dhamma dengan mendapatkan kebahagiaan duniawi, tentu akan tumbuh keyakinan yang kuat dalam dirinya kepada Ajaran Sang Buddha. Ia akan lebih bersemangat melaksanakan Dhamma agar ia terlahir di alam bahagia sebagai tujuan hidup yang berikutnya. Pembuktian mencapai kebahagiaan di dunia ini menjadi sangat penting karena pembuktian kelahiran di surga jauh lebih sulit dilakukan semasa seseorang masih hidup di dunia. Kelahiran di alam surga sering menjadi pengetahuan umum maupun kepercayaan membuta yang diperoleh dari berbagai kitab suci yang ada dalam masyarakat. Disini Buddha Dhamma berusaha memberikan bukti, bukan hanya sekedar janji.
Tidak adanya manfaat memiliki kepercayaan membuta tanpa bukti atas kelahiran di surga ini dapat diperjelas dengan perumpamaan cinta seorang pria terhadap gadis pujaannya. Tersebutlah sebuah kisah tentang seorang gadis yang cantik jelita. Kecantikannya telah terkenal di mana-mana. Setiap hari, banyak pemuda datang mengharapkannya sebagai istri. Mereka datang dengan membawa berbagai buah tangan sebagai penarik hati si gadis itu. Akhirnya, dari sekian banyak pria yang melamar, gadis tersebut memilih salah satu diantaranya. Ketika si pria yang diterima lamarannya ini bertanya, kapan mereka akan menikah. Si gadis menjawab, "Nanti setelah kita mati". Sebuah jawaban yang aneh dan tidak ada gunanya. Ketika mereka mati, kapan mereka memiliki kesempatan untuk hidup dan berbahagia bersama? Tidak masuk akal memang. Sayangnya, jawaban semacam ini dianggap tidak aneh dan tetap layak dipercaya ketika seseorang mendapatkan janji tanpa bukti bahwa seseorang akan terlahir di surga setelah ia meninggal dunia. Justru karena untuk membuktikan terlebih dahulu, Buddha Dhamma memberikan kesempatan kepada mereka yang mau mempelajari dan melaksanakan Dhamma mendapatkan kebahagiaan duniawi sebelum mereka membicarakan kebahagiaan surgawi.
Adapun kebahagiaan surgawi yang dicapai setelah mendapatkan kebahagiaan duniawi dapat diperoleh para umat Buddha dengan mengkondisikan timbulnya kebahagiaan duniawi kepada mereka yang membutuhkan. Umat Buddha hendaknya sering melakukan kebajikan dengan membagikan kelebihan pakaian, makanan, tempat tinggal maupun sarana kesehatan yang telah ia miliki dan ia telah merasa cukup dengan hal itu. Disinilah peran rasa cukup yang mampu mengatasi ketamakan menjadi sangat penting. Dari tindakan ini pula dapat dibedakan pengaruh cukup atau tamak terhadap diri seseorang. Mereka yang dipengaruhi oleh ketamakan tidak akan pernah merasa cukup dan tidak ingin berbagi kepada mereka yang membutuhkannya. Sedangkan mereka yang merasa cukup tidak akan pernah menyia-nyiakan setiap kesempatan untuk berbagi dan terus berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Dengan sering berbagi, maka umat pun terlatih untuk memperbanyak kebajikan melalui badan, ucapan serta pikiran. Banyaknya kebajikan yang telah dilakukan inilah yang akan menjadi jalan lebar serta lurus untuk seseorang terlahir di alam surga setelah kematiannya.
Akhirnya, karena seseorang telah mampu membuktikan pencapaian kebahagiaan duniawi dengan melaksanakan Dhamma, ia pun telah merasakan kebahagiaan karena mampu berbagi, maka tahap ketiga sebagai tujuan hidupnya adalah berusaha mencapai Nibbana atau Nirvana atau Tuhan Yang Mahaesa dalam kehidupan ini juga maupun kehidupan yang selanjutnya.
Untuk memahami konsep ketuhanan dalam Agama Buddha, perlu dimengerti terlebih dahulu bahwa dalam masyarakat pada umumnya terdapat dua cara pendekatan. Pertama, Tuhan dikenal melalui bentuk manusia. Oleh karena itu, tidak jarang dijumpai istilah "Tuhan melihat umatNya", atau "Tuhan mendengar doa umatNya" serta masih banyak lainnya. Pendekatan kedua, Tuhan dikenal melalui sifat manusia. Misalnya, "Tuhan marah", "Tuhan cemburu", "Tuhan mengasihi", "Tuhan adil", serta masih banyak istilah sejenis lainnya. Berbeda dengan yang telah disampaikan, Ketuhanan dalam Agama Buddha tidak menggunakan kedua cara di atas. Agama Buddha menggunakan aspek 'nafi' atau penolakan atas segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia. Jadi, pengertian Nibbana atau Tuhan dalam Agama Buddha adalah "Yang tidak terlahirkan", "Yang tidak menjelma", "Yang tidak bersyarat", "Yang tidak kondisi". "Yang tidak terpikirkan", serta masih banyak kata 'tidak' lainnya. Secara singkat, Tuhan atau Nibbana adalah mutlak, tidak ada kondisi apapun juga. Pendekatan yang berbeda ini sehubungan dengan ketidakmampuan bahasa manusia untuk menceritakan segala sesuatu bahkan hal sederhana yang ada di sekitar hidup manusia. Misalnya, seseorang tidak akan pernah mampu menceritakan rasa maupun bentuk durian kepada orang yang sama sekali belum pernah melihat durian. Sepandai apapun juga orang itu bercerita, si pendengar tetap mengalami kesulitan untuk membayangkannya, apalagi jika membahas mengenai bau durian yang khas. Pasti tidak mungkin terceritakan. Untuk itu, cara yang jauh lebih mudah menjelaskan hal ini adalah dengan membawa contoh durian asli untuk dikenalkan kepada si pendengar. Setelah melihat bendanya, mencium aromanya, si pendengar pasti segera menganggukkan kepada penuh pengertian.
Demikian pula dengan konsep ketuhanan dalam Agama Buddha. Apabila rasa, bentuk maupun warna durian yang mudah dijumpai saja tidak mampu diceritakan, maka tentunya kini sudah dapat dimengerti penyebab Dhamma mempergunakan istilah 'tidak terpikirkan' untuk menceritakan Nibbana. Hanya saja, menyebutkan 'tidak terpikirkan' bukan berarti tidak ada. Sama dengan kesulitan menceritakan rasa durian di atas; tidak bisa diceritakan bukan berarti tidak ada. Untuk menjelaskan durian, perlu dibuktikan sendiri. Untuk memahami Nibbana, perlu dijalani sendiri. Jalan yang harus ditempuh itu dikenal sebagai Jalan Mulia Berunsur Delapan. Jalan Mulia Berunsur Delapan sesungguhnya hanya merupakan satu jalan saja. Namun, satu jalan ini terdiri dari delapan unsur yaitu Pengertian Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Daya Upaya Benar, Perhatian Benar dan Konsentrasi Benar. Jalan Mulia inilah yang diajarkan Sang Buddha ketika Beliau pertama kali mengajarkan Dhamma di dunia. Karena seorang umat Buddha harus melaksanakan dan menjalani sendiri Jalan Mulia Berunsur Delapan agar dapat memahami Ketuhanan Yang Mahaesa atau Nibbana, maka dalam Ajaran Sang Buddha dikenal istilah "datang dan buktikan" atau ehipassiko (Bhs. Pali).
Lock, karena pencerahannya sudah selesai ;D