Penjelasan coedabgf yang tercerahkan

Started by markosprawira, 30 April 2009, 08:47:07 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

coedabgf

#90
ouw... bukan, karena kenyataan kebenarannya.

menyedihkan seolah-olah mengetahui/memiliki/berjalan dalam jalan pembebasan/kebenaran tetapi (karena) masih tetap duniawi/kulit luar/dangkal/semu/ilusi/dalam delusi terperangkap dalam jaring kehidupan (samsara) :

Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)
iKuT NGeRumPI Akh..!

Kelana

Menyedihkan seolah-olah mengetahui/memiliki/berjalan dalam jalan pembebasan/kebenaran tetapi (karena) masih tetap duniawi/kulit luar/dangkal/semu/ilusi/dalam delusi terperangkap dalam jaring kehidupan (samsara) dengan berbicara berputar-putar tanpa arah...menyedihkan.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

coedabgf

#92
bukan seperti itu bro...,

menyedihkan... oleh karena masih melekat, tercekat sangat (sukar dilepaskan), masih didalam kebodohan tetapi dipandang sebagai pengetahuan kebijaksanaan pandangan benar diri, sukar untuk ditarik keluar dari cangkang diri (konsep pandangan dan ikatan/kelekatan/cekatan pada keakuan diri (yang sebenarnya (masih/hanya) duniawi saja)).
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)

sehingga malah sebaliknya kenapa klo yang bodoh ini dibatasi, bukan ditertawakan saja keikut-sertaannya pada pendapat/pandangan-pandangannya pada setiap kesempatan kebebasan dalam setiap thread-thread forum diskusi, toh hanya menjadi guyonan.
iKuT NGeRumPI Akh..!

ryu

Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
[at]  ryu dan teman-teman lain,

Disinilah timbul seolah-olah kebijaksanaan/pengetahuan bagi umat/awam/pembina jalan umum tetapi bukan pengetahuan yang benar (melainkan tetap kebodohan) karena konsep pemahaman, pencerapan yang salah umat atas apa yang guru Buddha ajarkan bagi umat/awam pada tahap jalan umum, (dan sehingga) karena masih tetap (berasal dari pandangannya/konsepnya) kelekatannya pada ciri-ciri nama-rupa (kewujudan duniawi).

Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)

Coba seldiki lebih teliti dan jelas lagi, adakah disebutkan atau dinyatakan sejelas-jelasnya terjemahannya sebagai jiwa?

Daripada muter2, Roh Kudus itu seperti apa? Seperti Merpati? Coba anda baca sutta2 dalam Buddhist dan cari padanan kata roh!!!
Makanya jangan samakan Buddhis dengan ajaran lain!!!!
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:41:09 AM
bukan seperti itu bro...,

menyedihkan... oleh karena masih melekat, tercekat sangat (sukar dilepaskan), masih didalam kebodohan tetapi dipandang sebagai pengetahuan kebijaksanaan pandangan benar diri, sukar untuk ditarik keluar dari cangkang diri (konsep pandangan dan ikatan/kelekatan/cekatan pada keakuan diri (yang sebenarnya (masih/hanya) duniawi saja)).
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)

sehingga malah sebaliknya kenapa klo yang bodoh ini dibatasi, bukan ditertawakan saja keikut-sertaannya pada pendapat/pandangan-pandangannya pada setiap kesempatan kebebasan dalam setiap thread-thread forum diskusi, toh hanya menjadi guyonan.

Kalo Bro coedabgf sendiri, apakah anda sendiri sudah tidak melekat, sudah di luar kebodohan, dan sudah terlepas dari cangkang diri?

dipasena

Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 08:03:25 AM
Quote from: dhanuttono on 01 May 2009, 06:23:13 PM
anda bertanya "semu ini maksudnya anicca anatta kan? biar pasti... menurut ajaran guru Buddha."

ya, semu berarti tidak kekal, tidak mutlak yg dikategorikan sebagai anicca. kenapa dikatakan tidak kekal, karena semua itu selalu berproses, selama napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan yg menjadi sumber/sebab belum dipadamkan, maka mahluk apa pun masih terus masuk dalam kondisi semu itu...

karena semu berarti anicca anatta yah bro, bisa gak.. saat yang bersifat semu itu kita genggam erat atau kita tercekat/melekat kepada yang semu, kita mencapai pembebasan Nibanna (pencerahan/keBuddhaan)? ada gak.. bro suttanya atau ujaran Dhammapadanya, kutipkan dong bro...!
thanks bro....!


Nb : bro fokus ke diskusi ini saja, biar terus berlanjut dan tetap fokus kepada diskusi yang sudah terbangun.

kembali seperti tulisan sy "selama napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan yg menjadi sumber/sebab belum dipadamkan, maka mahluk apa pun masih terus masuk dalam kondisi semu itu" maaf jika anda tidak bisa menalar tulisan sy, mending latihan logika dulu deh... saya capek diskusi dengan anak kecil yg ngaku sudah melihat kebenaran sejati, tp logika simple gini aja ga bs nalar...

bagaimana mungkin ada asap jika tidak ada api ? bs kah keluar asap tanpa api ? bagaimana jika api dipadamkan, apakah masih ada asap ? perhatikan hubungan sebab dan akibat... jd pertanyaan anda "bisa gak" adalah hal konyol...

NB. anda meminta orang lain untuk fokus ke dalam 1 diskusi, tp anda selalu lari dari setiap diskusi ke diskusi lain, muter2 ga ada arah dan ga karuan... anda sebenarnya sehat ga logikanya ??


dipasena

#96
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:41:09 AM
bukan seperti itu bro...,

menyedihkan... oleh karena masih melekat, tercekat sangat (sukar dilepaskan), masih didalam kebodohan tetapi dipandang sebagai pengetahuan kebijaksanaan pandangan benar diri, sukar untuk ditarik keluar dari cangkang diri (konsep pandangan dan ikatan/kelekatan/cekatan pada keakuan diri (yang sebenarnya (masih/hanya) duniawi saja)).
Quote from: coedabgf on 02 May 2009, 10:00:17 AM
Semua disamakan menurut konsep ada dan tiada tetapi mengalami kekacauan dan kebingungan untuk menyatakan kebenarannya. (karena masih terjebak didalam kemelekatan karena ikatan karena ketercekatan kewujudan ciri diri (nama-rupa/duniawi)

sehingga malah sebaliknya kenapa klo yang bodoh ini dibatasi, bukan ditertawakan saja keikut-sertaannya pada pendapat/pandangan-pandangannya pada setiap kesempatan kebebasan dalam setiap thread-thread forum diskusi, toh hanya menjadi guyonan.

apa sy bilang, baca tulisan diatas saja sy "nek" rasanya, berani bicara tinggi banget (teori) tp cm "cuap-cuap",  pertanyaan bro Kainyn_Kutho dibawah ini harus anda jawab...

Quote from: Kainyn_Kutho on 02 May 2009, 10:56:31 AM

Kalo Bro coedabgf sendiri, apakah anda sendiri sudah tidak melekat, sudah di luar kebodohan, dan sudah terlepas dari cangkang diri?


trus terang sy capek dengan model diskusi muter-muter ga ada arah, suka lari-lari, ga fokus, berpikir mbulet... berani bicara dhamma buddhism, tp disangkut pautkan ke nasrani, pemikiran anda cukup ka chow jika berbicara dhamma buddhism, sebaiknya anda ga perlu membahas n mengulas dhamma hasil "utak atik gatuk" anda, karena terlihat lucu, anda bertanya dan mendiskusikan dhamma hasil "utak atik gatuk" anda ke seluruh umat buddhism, maka respon nya jg sama bos...

karena apa ? karena dhamma tetap lah dhamma, dhamma lebih mengarah ke arah realita, tidak diperlukan imajinasi dan tidak diperlukan pengharap dalam kehampaan yg penuh dengan janji-janji indah sebatas mulut (seperti para anggota dewan rakyat) yang dibutuhkan hanya intelektual dan logika... jd ingat, ga perlu anda utak atik gatuk dhamma kemudian disesuaikan dengan ajaran nasrani yg bagi sy merupakan ajaran terbelakang, bagi orang yg terbelakang logika nya...

maaf tulisan sy terasa buruk bagi orang bodoh, tp tulisan sy terasa indah bagi orang pandai, diposisi mana anda ? bs jawab ? jika tidak minta tuhan anda untuk menjawab nya...

anak setan,
dhanuttono

ryu

Bro dhanu, sebaiknya dikurangi bahasa yang mengarah menghina agama sebelah :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

coedabgf

catatan : ini yang ke tiga (3) kali saya menulis pertanyaan ini, tetapi syukur yang ketiga ini tidak dihapus hanya dipindahkan saja. why?

Kenapa harus dihapus pertanyaan saya untuk meminta penjelasan? apa sebabnya? adakah yang salah?

   Tindakan ini untuk kebaikan atau sudah menjurus sentimen pribadi (ego keakuan)?
Secara umum tingkat pengetahuan kebijaksanaan masing-masing berbeda sehingga penangkapan akan pengetahuan kebenaranpun berbeda.

Dalam setiap topik, setiap tulisan pandanganpun memiliki fokus-fokus pencarian kebenaran menurut kebutuhan pertanyaan apa yang dicari yang berhubungan dengan pemunculan topik diskusi.

Dan dalam setiap diskusi yang memunculkan tanya jawab bahkan perdebatan, tidak semuanyapun menyatakan suatu pandangan yang benar atau pertanyaan yang benar atau baik.
Bahkan ada yang sebatas gurauan, ada yang menyatakan dari masing-masing sisi pemahaman/pengertian kebijaksanaan masing-masing, bahkan ada pertanyaan bodoh, ada pandangan pribadi yang tidak berhubungan dengan topik, bahkan ada ada yang mengejek atau mencemooh, bahkan ada yang secara langsung atau gak langsung menyerang pribadi lawan diskusi tulisan pandangan yang lain yang tidak berkesesuaian dengan pandangan diri.

Bagaimanakah klo ada kasus setiap tulisan seseorang yang ditujukan untuk turut memberi/membagi pengetahuan pada yang berhubungan dengan topik-topik tertentu selalu/senantiasa dipisahkan/dipindahkan ke tempat yang lain, yaitu ke satu tempat thread saja sehingga menimbulkan ketidak teraturan dan ketidak-urutan dan ketidak terkaitan kebutuhan topik yang dibahas, seperti yang sudah saya tulis dalam setiap tulisan ada kemungkinan :
Quote from: coedabgf on Yesterday at 10:47:07 AM
kenyataan jawaban :
1.ada yang memang bertolak belakang dengan pengertian penanya
2.ada yang sejalan dengan pemahaman penanya
3.ada yang bertanya tetapi sesungguhnya si penanya (secara gak lagsung memaksakan kehendak) menginginkan jawaban seturut dengan kebenaran tataran pengetahuan/pemahaman sipenanya saja
4.ada jawaban yang memang diluar pemahaman si penanya sehingga menimbulkan kebingungan bagi sipenanya dan tanggapannya tergantung ego sipenanya mo mencari apa?


Apakah anda yang memiliki kebijaksanaan ini sehingga membatasi hak forumer untuk menerima informasi apapun yang berhubungan dengan pertanyaan mereka atau pencarian kebutuhan pengetahuan mereka ?

Apakah anda yang memiliki kebijaksanaan ini menilai sehingga mensabotase khawatir memberikan dampak buruk bagi pembaca/anggota forumer?

Apakah anda yang memiliki kebijaksanaan ini memang membatasi berdiskusi hanya sebatas lingkup kebenaran dalam tataran pengetahuan/pemahaman anda?

Atau adakah memang kata-kata yang buruk, kotor, penghinaan atau bahkan mengandung emosi/caci-maki atau bahkan penyerangan pribadi sehingga dianggap sudah menyinggung tertuju ke pribadi seseorang?

Atau sudah terlibatnya sentimen pribadi karena kekhawatiran atau ketakutan terjadinya timbul kesempatan pemikiran-pemikiran lain pembaca dari pengetahuan kebijaksanaan yang dibangun?

Atau karena sudah terlibatnya sentimen pribadi karena ketidak-sesuaian diskusi antara saya dengan yang memiliki kebijaksanaan, sedangkan dalam berbagai diskusi atau perdebatan pada banyak thread-thread di forum ini banyak juga terjadi?

Tindakan ini fair menurut anda (bagi saya, teman-teman yang mencari atau butuh informasi masuk forum ini)?

atau memang Tindakan ini mengandung kebaikan atau untuk kebaikan?

atau Tindakan ini sudah menjurus kepemaksaan keinginan/kehendak (sentimen pribadi (ego keakuan)) karena ketidak-sesuaian cara mengungkapkan/berpendapat atau karena ketidak-sesuaian pada konsep pandangan yang terbentuk atau ingin dibentuk?

atau tindakan ini diambil berhubungan dengan keegoan kekalahan-kemenangan dalam diskusi?

Apakah ini sifat dari umat yang penuh semangat pada saat membela keyakinan, yang berehi-passiko, dan yang menjelaskan kebenaran Buddha saat dipertanyakan atau dipuji atau sifat brahmavihara yang harus dikembangkan, atau inikah yang dimaksud tindakan keseimbangan teori dan praktek meskipun secara kulit luar jasmaniah saja (meskipun masih dalam jalan umum, masih pada tataran kulit luar yaitu nama-rupa duniawi saja)?

Seperti inikah yang merasa bijaksana bersikap menurut Digha Nikaya I, Brahmajala Sutta? sedangkan saya tidak menentang atau menghina, bahkan membagi pengetahuan yang seperti kutipan kenyataan jawaban no. 4.
, kenyataannya siapakah yang menghina atau menentang ajaran guru Buddha klo begitu?
kutipan :
'Para siswa, bilamana ada orang berbicara menentang Aku, atau menentang Dhamma atau menentang Sangha, janganlah karena hal itu engkau menjadi marah, benci atau menaruh dendam.

Jika engkau merasa tersinggung, hal itu akan menghalangi perjalananmu mencapai kebebasan. Bilamana engkau marah mendengar seseorang mengucapkan kata-kata yang merendahkan kita, bagaimana engkau dapat menilai sejauh mana ucapannya itu benar atau salah? Maka bilamana ada orang mengucapkan kata-kata yang merendahkah Aku, atau Dhamma atau Sangha, engkau harus menjelaskan apa yang keliru dan menunjukkan kesalahannya dengan menyatakan berdasarkan hal ini atau itu, ini tidak benar, itu bukan begitu, hal demikian tidak ditemukan diantara kami, dan bukan pada kami.

Sebaliknya pula pada siswa, bilaman orang lain memuji Aku, memuji Dhamma, memuji Sangha, janganlah karena hal tersebut engkau merasa senang, atau bangga, atau tinggi hati. Jika engkau bersikap demikian maka hal itupun akan menghalangi perjalananmu mencapai kebebasan. Bilamana orang lain memuji Aku, atau Dhamma, atau Sangha, maka engkau harus menunjukkan apa yang benar sebagai faktanya dengan mengatakan berdasarkan hal ini atau itu. Ini memang benar, itu memang begitu, hal demikian terdapat diantara kami, ada pada kami"."

(Digha Nikaya I, Brahmajala Sutta)


Semoga menjadi bahan perenungan bagi pembina dan pencari kebenaran yang sungguh-sungguh tulus/murni.
good hope and love
sahabat baikmu, coedabgf
iKuT NGeRumPI Akh..!

marcedes

hmm, gimana yah....kalau dikatakan menghina..........

sang buddha menyatakan "bodoh" pada orang bodoh... dan sang buddha menyatakan "bijaksana" pada orang bijaksana...
dan semua itu ada "alasan"
atau dengan kata lainnya "patut di-cela"

kalau menghina dalam kategori "saya" ^.^

adalah seperti mengatakan orang "bodoh" tanpa ada alasan-nya....
inilah dikatakan "menghina"

salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Hendra Susanto

 [at]  marcedes

yang membedakan adalah anda bukanlah sang buddha :)

coedabgf

bro dhanu,kita mo lanjutkan diskusi gak?
klo mo tetap fokus pada diskusi kita. bukan komentar-komentar yang lain bahkan lari lagi menjadi liar (pikiran).
klo anda mo terus, saya minta jawaban ya atau tidak untuk fokus ke bahan diskusi kita saja?
_/\_
iKuT NGeRumPI Akh..!

marcedes

Pilindavaccha Thera mempunyai cara yang kurang sopan dalam menegur orang. Ia sering berkata, "Kemari, kamu orang sial", atau "Kesana, kamu orang sial", dan hal-hal lain seperti itu. Para bhikkhu yang lain melaporkan tentang hal itu kepada Sang Buddha.

Sang Buddha mengundangnya, dan berbicara kepadanya tentang masalah itu. Kemudian dalam refleksi batin Sang Buddha, Beliau mengetahui bahwa sepanjang lima ratus kehidupannya yang lampau, sang thera selalu dilahirkan hanya dalam lingkungan keluarga brahmana, yang menghormati diri mereka sendiri sebagai yang terbaik di antara orang lain.

Maka Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu, "Para bhikkhu! Vaccha Thera menegur orang lain sebagai `orang sial` hanya karena kekuatan kebiasaan yang diperoleh dalam masa lima ratus kelahirannya sebagai seorang brahmana, dan bukan karena kebencian. Ia tidak mempunyai maksud untuk melukai orang lain, karena seorang arahat tidak melakukan kejahatan kepada yang lain."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 408 berikut :

"Akakksam vinnapanim
giram sacca` mudiraye
yaya nahhisaje kanci
tamaham brumi brahmanam."

Seseorang yang mengucapkan kata-kata halus,
yang mengandung Ajaran Kebenaran,
yang tidak menyinggung siapapun juga,
maka ia Kusebut seorang `brahmana`.

-------------------------------------------

tapi kan belajar dari sifat seorang buddha. ^^

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

coedabgf

tunggu saja waktunya...., mengalir saja bro.... sebab sebenarnya sudah jelas. Tetapi anda dan teman-teman ada yang seperti : no. 3 dan no. 4 kutipan saya. (itulah sebabnya saya diblokir.)
kenyataan jawaban :
1.ada yang memang bertolak belakang dengan pengertian penanya
2.ada yang sejalan dengan pemahaman penanya
3.ada yang bertanya tetapi sesungguhnya si penanya (secara gak lagsung memaksakan kehendak) menginginkan jawaban seturut dengan kebenaran tataran pengetahuan/pemahaman sipenanya saja
4.ada jawaban yang memang diluar pemahaman si penanya sehingga menimbulkan kebingungan bagi sipenanya dan tanggapannya tergantung ego sipenanya mo mencari apa?
iKuT NGeRumPI Akh..!

hatRed

i males ngerangkum....

om coed tahu gak apa saja point2 pertanyaan rekan2 yg laen?

atau

point2 pertanyaan om coed yg jadi permasalahan apa aja?

bisa tolong sebutkan
i'm just a mammal with troubled soul