Penjelasan coedabgf yang tercerahkan

Started by markosprawira, 30 April 2009, 08:47:07 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

bond

^^^

Bukan dikucilkan , tapi diingatkan agar keluar dari cangkang berdiri (introspeksi). Agar diskusi kondusif coba bro jawab pertanyaan bro Markos yg paling pertama langsung to the point . Start from beginning. Agar tali kasih terajut kembali daripada hati terus gelisah dan resah ttg pembenaran dan kebenaran.

Diskusi dan menggurui adalah dua hal yg berbeda. Ketika berdiskusi , diskusilah dengan baik. Ketika sharing maka sharinglah dengan baik. Ketika ada yg meminta tuntunan maka tuntunlah dia seperti seorang sahabat. Bukan saat diskusi anda menggurui. Saat ada yg meminta dituntun anda diskusi.

Smoga mengerti.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

coedabgf

Quote from: bond on 07 May 2009, 04:53:24 PM
Mengatakan kebenaran Guru Buddha tak terjangkau umat awam dan pemerkataan umat awam hanyalah konsepsi. Ingin menyatakan kebenaran tapi sesungguhnya ia awam. Artinya yg diperkatakan juga bukanlah juga kebenaran tapi cangkang berdiri yg mengalami keresahan akibat tak berpuaskan tanhanya. Tidak perkonsistensi. ^-^


loh sebenarnya saya sudah menjawab dalam setiap tulisan saya semuanya,
bahkan saya beri penjelasan dan sedikit kutipan sutta pada reply #215 dan #216
lah klo nggak ngerti, karena kebodohan dangkal yang dibanggakan sebagai pengetahuan dan kebijaksanaan umat situ saja semuanya, gak bisa lepas dari cangkang diri (mo menjelaskan apa lagi, ikut sesuai versi konsep-konsep dangkal umat, biar menyenangkan kebanggaan keakuan umat?). apa perlu saya kutipan lagi semua sutta dan sutra yang berhubungan dengan penjelasan saya seperti yang sering dibanggakan teman-teman (o'on) dengan menanyakan dalam setiap diskusi 'suttanya mannna?....  ;D  :))  :))
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

#257
lah koq mana tadi gambar yang hanya kutipan saja dan cengir-cengir kuda? tapi mengucilkan dan menghapus tulisan saya di thread-thread lain?
apa bisanya cuma begitu saja 'cengir-cengir kuda' atau sudah merasa bijaksana melakukan pengajaran ala guru Zen?  ;D  ;D  :))
iKuT NGeRumPI Akh..!

ryu

Ente pernah belajar MMD blom? Belajar gih di sono, karena di sono buat yang sudah melepaskan keakuan katanya
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

coedabgf

loh ngapain belajar lagi klo dalam setiap tulisan aje aye sudah mengisyaratkannya.
iKuT NGeRumPI Akh..!

ryu

ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo, pantessssssssan kakakakakak, makanya aye dah curiga dari dulu...............
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

coedabgf

#261
loh koq ketawa? memang klo saya membagi pengetahuan dasar/prinsipil ajaran guru Buddha aneh atau lucu yah?
mode on : bingung   :o

memang klo anda membinanya bagaimana yah? membanggakan diri.
ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo, pantessssssssan sukar lepas dari cangkang (kebanggaan) keakuan diri, masih dangkal dan sukar mengerti.  :-?


tambahin kutipan bro, klo aku sudah duluan wake up:
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 04:37:49 PM
^
^
astaga......!!!
keadaan (sati) nya seperti teguran guru Buddha kepada umat/awam pada syair Dhammapada ini :
'Mengapa tertawa, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar? Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?'
iKuT NGeRumPI Akh..!

ryu

Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 11:10:30 AM
loh koq ketawa? memang klo saya membagi pengetahuan dasar/prinsipil ajaran guru Buddha aneh atau lucu yah?
mode on : bingung   :o

memang klo anda membinanya bagaimana yah? membanggakan diri.
ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo, pantessssssssan sukar lepas dari cangkang (kebanggaan) keakuan diri, masih dangkal dan sukar mengerti.  :-?
Baru tau yak gw memang masih sukar lepas dari keakuan dan cangkang diri?? lah ente bijimana?? dah lepas?? wake up man (woman?)!!
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

coedabgf

saya tambahin lagi dah dengan saya ubah kutipannya :
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 04:37:49 PM
^
^
astaga......!!!
keadaan (sati) nya seperti teguran guru Buddha kepada umat/awam pada syair Dhammapada ini :
'Mengapa marah, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar? Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?'
iKuT NGeRumPI Akh..!

arya_bodhi

Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 11:10:30 AM
loh koq ketawa? memang klo saya membagi pengetahuan dasar/prinsipil ajaran guru Buddha aneh atau lucu yah?
mode on : bingung   :o

memang klo anda membinanya bagaimana yah? membanggakan diri.
ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo, pantessssssssan sukar lepas dari cangkang (kebanggaan) keakuan diri, masih dangkal dan sukar mengerti.  :-?


ia nech om - om
harus contoh om coedabgf udah lepas dari cangkangnya
kalian beyum...

om coedabgf
om tuch dah lepas dari cangkangnya yah
seperti tweety ku dah lepas dari cangkang mak nya :D

coedabgf

memang cita-citamu apa dek arya_bodhi, jangan malu-maluin nama kebanggaanmu yach. Masa namanya doang yang keren 'arya_bodhi' cuma sebatas buat nempil membanggakan diri sebagai umat doang?  ;)
iKuT NGeRumPI Akh..!

ryu

Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 11:17:40 AM
saya tambahin lagi dah dengan saya ubah kutipannya :
Quote from: coedabgf on 07 May 2009, 04:37:49 PM
^
^
astaga......!!!
keadaan (sati) nya seperti teguran guru Buddha kepada umat/awam pada syair Dhammapada ini :
'Mengapa marah, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar? Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?'
O Atula, hal ini telah ada sejak dahulu dan bukan baru saja ada sekarang, di mana mereka mencela orang yang duduk diam, mereka mencela orang yang banyak bicara, mereka juga mencela orang yang sedikit bicara. Tak ada seorang pun di dunia ini yang tak dicela.

Tidak pada zaman dahulu, waktu yang akan datang ataupun waktu sekarang, dapat ditemukan seseorang yang selalu dicela maupun yang selalu dipuji.

Setelah memperhatikan secara seksama, orang bijaksana memuji ia yang menempuh kehidupan tanpa cela, pandai serta memiliki kebijaksanaan dan sila.

Siapakah yang layak merendahkan orang tanpa cela seperti sepotong emas murni? Para dewa akan selalu memujinya, begitu pula para brahmana.
DHAMMAPADA XVII, 7-10

Orang yang memutuskan segala sesuatu dengan tergesa-gesa tidak dapat dikatakan sebagai orang yang adil. Orang bijaksana hendaknya memeriksa dengan teliti mana yang benar dan mana yang salah.

Orang yang mengadili orang lain dengan tidak tergesa-gesa, bersikap adil dan tidak berat sebelah, yang senantiasa menjaga kebenaran, pantas disebut orang yang adil.
DHAMMAPADA XIX, 1-2


Bukan hanya karena pandai bicara dan bukan pula karena memiliki penampilan yang baik seseorang dapat menyebut dirinya orang yang baik hati, apabila ia masih bersifat iri, kikir dan suka menipu.

Orang yang telah memotong, mencabut dan memutuskan akar sifat iri hati, kekikiran serta dusta; maka orang bijaksana yang telah menyingkirkan segala keburukan itulah yang sesungguhnya dapat disebut orang yang baik hati.
DHAMMAPADA XIX, 7-8


Biarlah ia memberi nasehat, petunjuk, dan melarang apa yang tidak baik, orang bijaksana akan dicintai oleh orang yang baik dan dijauhi oleh orang yang jahat.
DHAMMAPADA VI, 2

Seorang bhikkhu yang mengendalikan lidahnya, yang berbicara dengan bijaksana dan tidak sombong, yang dapat menerangkan Dhamma beserta artinya, maka akan kedengaran indah ucapannya.
DHAMMAPADA XXV, 4

Seandainya seseorang bertemu orang bijaksana yang mau menunjukkan dan memberitahukan kesalahan-kesalahannya seperti orang yang menunjukkan harta karun, hendaklah ia bergaul dengan orang bijaksana itu. Sungguh baik dan tidak tercela bergaul dengan orang yang bijaksana.
DHAMMAPADA VI, 1


Apabila seorang bhikkhu hidup dalam cinta kasih, dan memiliki keyakinan terhadap ajaran Sang Buddha, maka ia akan sampai pada keadaan damai (nibbana), yang merupakan berhentinya hal-hal yang berkondisi (sankhara).

O bhikkhu, kosongkanlah perahu (tubuh) ini. Apabila telah dikosongkan maka perahu ini akan melaju dengan pesat. Setelah memutuskan nafsu keinginan dan kebencian, maka engkau akan mencapai nibbana.

Putuskanlah lima kelompok belenggu pertama (dari sepuluh belenggu), dan singkirkanlah lima kelompok kedua (dari sepuluh belenggu), serta kembangkan lagi lima kekuatan (keyakinan, perhatian, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan) secara sempurna. Apabila seorang bhikkhu telah bebas dari lima belenggu, maka ia disebut seorang "Penyeberang Arus" (sotapanna).

Bersemadilah, O bhikkhu! Jangan lengah! Jangan biarkan pikiranmu diseret oleh kesenangan-kesenangan indria! Jangan karena lengah maka engkau harus menelan bola besi yang membara! Dan jangan karena terbakar maka engkau meratap, "O, hal ini sungguh menyakitkan!"

Tak ada samadi dalam diri orang yang tidak memiliki kebijaksanaan. Dan tidak ada kebijaksanaan dalam diri orang yang tidak bersamadi. Orang yang memiliki samadi dan kebijaksanaan, sesungguhnya sudah berada di ambang pintu Nibbana.

Apabila seorang bhikkhu pergi ke tempat sepi, telah menenangkan pikirannya, dan telah dapat melihat Dhamma dengan jelas, akan merasakan kegembiraan yang belum pernah dirasakan oleh orang-orang biasa.

Bila seseorang dapat melihat dengan jelas akan timbul dan lenyapnya kelompok kehidupan (khandha), maka ia akan merasakan kegembiraan dan ketenteraman batin. Sesungguhnya, bagi mereka yang telah mengerti tak akan ada lagi kematian.

Pertama-tama inilah yang harus dikerjakan oleh seorang bhikkhu yang bijaksana, yaitu: mengendalikan indria-indria, merasa puas dengan apa yang ada, menjalankan peraturan-peraturan (patimokkha), serta bergaul dengan teman kehidupan suci (sabrahmacari) yang rajin dan bersemangat.

Hendaklah ia bersikap ramah dan sopan tingkah lakunya. Karena merasa gembira dalam menjalankan hal-hal tersebut, maka ia akan bebas dari penderitaan.
DHAMMAPADA XXV, 9-17










dllllll. mau lagi??




Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

arya_bodhi

Quote from: coedabgf on 08 May 2009, 11:25:03 AM
memang cita-citamu apa dek arya_bodhi, jangan malu-maluin nama kebanggaanmu yach. Masa namanya doang yang keren 'arya_bodhi' cuma sebatas buat nempil membanggakan diri sebagai umat doang?  ;)

cita-citaku mau jadi anak berguna bagi nusa dan bangsa
kalau cita cita om coedabgf apa?

arya_bodhi

Quote from: ryu on 08 May 2009, 11:26:45 AM
dah ah cape dehh byeeee :P

om capek ngetik ya
sambil mam aja om ama minum.
ayya pijet jarinya mau :D