perjalanan membuktikan ajaran Sang Buddha: patibhaga nimittta

Started by fabian c, 15 February 2009, 12:47:08 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

BlackDragon

#195
Quote from: Indra on 01 March 2009, 10:47:54 PM
Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 10:45:11 PM
Ketemu om, di hal 24.
Mengalami Nimitta yang Indah

Tahap ini (Nimitta) tercapai ketika kita melepaskan tubuh, pemikiran, dan kelima indra (termasuk kesadaran napas) sedemikian penuhnya hingga hanya tanda batin yg indah, Nimitta, sajalah yg tersisa.

Mudah2an dapat menjelaskan kebingungan kita semua.
Semoga kita semakin maju dalam Dharma. _/\_

Bro,
Superpower Mindfulness bukan bagian dari Tipitaka, jadi tidak bisa menjadi rujukan yang otentik. bahkan Tipitaka pun masih diragukan.

Saya setuju dgn Bro indra,
Kita tdk bisa menelan atau menolak mentah2 ajaran seseorang, tanpa kita Ehipasiko terlebih dahulu.
Apalagi anda jg mengatakan Tipitaka pun diragukan (saya setuju),
jadi kita harus berpedoman dgn apa?

Tentu saja diri kita sendiri yg harus membuktikan dgn Praktek.
Dan diri saya sudah sedikit membuktikan, bahwa uraian Ajahn Bhram cukup tepat.

Dan di dalam buku tsb, Ajahn Bhram menjelaskan ttg Tahap2 meditasi, Nimitta dan Jhana dgn sangat2 terperinci, seperti membuat peta yg sangat Detail sekali.
Dan itu menunjukan bahwa di dalam Praktek beliau sangat2 berpengalaman.

_/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Indra

Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 11:03:15 PM
Quote from: Indra on 01 March 2009, 10:47:54 PM
Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 10:45:11 PM
Ketemu om, di hal 24.
Mengalami Nimitta yang Indah

Tahap ini (Nimitta) tercapai ketika kita melepaskan tubuh, pemikiran, dan kelima indra (termasuk kesadaran napas) sedemikian penuhnya hingga hanya tanda batin yg indah, Nimitta, sajalah yg tersisa.

Mudah2an dapat menjelaskan kebingungan kita semua.
Semoga kita semakin maju dalam Dharma. _/\_

Bro,
Superpower Mindfulness bukan bagian dari Tipitaka, jadi tidak bisa menjadi rujukan yang otentik. bahkan Tipitaka pun masih diragukan.

Saya setuju dgn Bro indra,
Kita tdk bisa menelan atau menolak mentah2 ajaran seseorang, tanpa kita Ehipasiko terlebih dahulu.

Tentu saja diri kita sendiri yg harus membuktikan dgn Praktek.
Dan diri saya sudah sedikit membuktikan, bahwa uraian Ajahn Bhram cukup tepat.

Dan di dalam buku tsb, Ajahn Bhram menjelaskan ttg Tahap2 meditasi, Nimitta dan Jhana dgn sangat2 terperinci, seperti membuat peta yg sangat Detail sekali.
Dan itu menunjukan bahwa di dalam Praktek beliau sangat2 berpengalaman.

Sekedar informasi,
Kalau anda membaca Visudhi Magga, maka anda akan menemukan bahwa Visudhi Magga menjelaskan mengenai Meditasi, Jhana, dsb dengan lebih terperinci, langkah demi langkah

_/\_

BlackDragon

Quote from: Indra on 01 March 2009, 11:06:23 PM
Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 11:03:15 PM
Quote from: Indra on 01 March 2009, 10:47:54 PM
Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 10:45:11 PM
Ketemu om, di hal 24.
Mengalami Nimitta yang Indah

Tahap ini (Nimitta) tercapai ketika kita melepaskan tubuh, pemikiran, dan kelima indra (termasuk kesadaran napas) sedemikian penuhnya hingga hanya tanda batin yg indah, Nimitta, sajalah yg tersisa.

Mudah2an dapat menjelaskan kebingungan kita semua.
Semoga kita semakin maju dalam Dharma. _/\_

Bro,
Superpower Mindfulness bukan bagian dari Tipitaka, jadi tidak bisa menjadi rujukan yang otentik. bahkan Tipitaka pun masih diragukan.

Saya setuju dgn Bro indra,
Kita tdk bisa menelan atau menolak mentah2 ajaran seseorang, tanpa kita Ehipasiko terlebih dahulu.

Tentu saja diri kita sendiri yg harus membuktikan dgn Praktek.
Dan diri saya sudah sedikit membuktikan, bahwa uraian Ajahn Bhram cukup tepat.

Dan di dalam buku tsb, Ajahn Bhram menjelaskan ttg Tahap2 meditasi, Nimitta dan Jhana dgn sangat2 terperinci, seperti membuat peta yg sangat Detail sekali.
Dan itu menunjukan bahwa di dalam Praktek beliau sangat2 berpengalaman.

Sekedar informasi,
Kalau anda membaca Visudhi Magga, maka anda akan menemukan bahwa Visudhi Magga menjelaskan mengenai Meditasi, Jhana, dsb dengan lebih terperinci, langkah demi langkah

_/\_

Bro indra bisa bantu posting isi dari Visudhi Magga yg berhubungan dgn topik ini?
Sebab saya belum berjodoh membacanya.
Mudah2an dgn begitu saya mendapat pandangan baru yg lebih mengarah pada Kebenaran.

_/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Indra

sayang, versi elektronik yang saya tau adalah yg berbahasa jerman, sedangkan yg bahasa inggris saya punya dalam bentuk printed, jadi mohon maaf, permintaan ditolak. ;D

BlackDragon

Quote from: Indra on 01 March 2009, 11:16:08 PM
sayang, versi elektronik yang saya tau adalah yg berbahasa jerman, sedangkan yg bahasa inggris saya punya dalam bentuk printed, jadi mohon maaf, permintaan ditolak. ;D

Wah memang bener2 lom jodoh.  :hammer:
Padahal saya sangat mengharap sekali bro,
Tapi berdasarkan Buku Visudhi Magga, bagaimana mnrt Bro indra jwban dari topik yg sedang dibahas?
Nimitta dilihat oleh batin atau indra penglihatan? _/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Indra

Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 11:23:28 PM
Quote from: Indra on 01 March 2009, 11:16:08 PM
sayang, versi elektronik yang saya tau adalah yg berbahasa jerman, sedangkan yg bahasa inggris saya punya dalam bentuk printed, jadi mohon maaf, permintaan ditolak. ;D

Wah memang bener2 lom jodoh.  :hammer:
Padahal saya sangat mengharap sekali bro,
Tapi berdasarkan Buku Visudhi Magga, bagaimana mnrt Bro indra jwban dari topik yg sedang dibahas?
Nimitta dilihat oleh batin atau indra penglihatan? _/\_

Saya tidak ingin menjadi hakim dalam diskusi ini karena saya juga masih menunggu hasil akhir dari diskusi ini, komentar saya hanyalah interpretasi saya terhadap buku yg dibaca, tentu saja juga tidak otentik. saya hanya nimbrung ketika Bro mengambil rujukan dari bacaan yang menurut saya tidak bisa dijadikan rujukan. baiklah saya ke pinggir lagi, silahkan dilanjutkan.

_/\_

BlackDragon

Ada tambahan lg neh dari Superpower Mindfulness (hal25).

Sifat-Sifat Nimitta
Kita dapat mengenali nimitta melalui enam ciri berikut:
1. Nimitta hanya muncul setelah tahap kelima dari meditasi, setelah meditator bersama dgn napas indah utk waktu yg lama.
2. Nimitta muncul ketika napas lenyap.
3. Nimitta muncul hanya ketika pancaindra eksternal penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan sepenuhnya tidak hadir.
4. Nimitta terwujud hanya dalam keheningan pikiran, ketika gagasan Deskriptif (perkataan dalam hati) sepenuhnya tidak hadir.
5. Nimitta itu asing namun penuh daya tarik.
6. Nimitta adalah objek sedehana yg indah.

merujuk pada sifat no.3 yg di bold, jelas nimitta dirasakan / dilihat oleh batin.
Walaupun A.Bhram belum tentu benar, setidak2nya ada bahan untuk perbandingan bagi yg sudah mengalami sendiri. :)

_/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

BlackDragon

Quote from: Indra on 01 March 2009, 11:34:01 PM
Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 11:23:28 PM
Quote from: Indra on 01 March 2009, 11:16:08 PM
sayang, versi elektronik yang saya tau adalah yg berbahasa jerman, sedangkan yg bahasa inggris saya punya dalam bentuk printed, jadi mohon maaf, permintaan ditolak. ;D

Wah memang bener2 lom jodoh.  :hammer:
Padahal saya sangat mengharap sekali bro,
Tapi berdasarkan Buku Visudhi Magga, bagaimana mnrt Bro indra jwban dari topik yg sedang dibahas?
Nimitta dilihat oleh batin atau indra penglihatan? _/\_

Saya tidak ingin menjadi hakim dalam diskusi ini karena saya juga masih menunggu hasil akhir dari diskusi ini, komentar saya hanyalah interpretasi saya terhadap buku yg dibaca, tentu saja juga tidak otentik. saya hanya nimbrung ketika Bro mengambil rujukan dari bacaan yang menurut saya tidak bisa dijadikan rujukan. baiklah saya ke pinggir lagi, silahkan dilanjutkan.

_/\_

Ok thx Bro,
tp kita disini sebenarnya bukan menghakimi kok, hanya bertukar informasi dari apa yg dibaca dan apa yg dialami.
Kalo tidak ada yg mau turun rembuk, wah kasihan donk yg bingung (termasuk saya) ;D ;D ;D

_/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

fabian c

Quote from: cunda on 01 March 2009, 09:30:53 PM
Quote from: fabian c on 28 February 2009, 03:44:36 PM

justru itu yang membuat saya bingung, malah sebaliknya saya ingin bertanya kepada Romo Cunda, setahu saya bila seseorang tak ada bola mata tentu tak dapat melihat. Sedangkan Romo Cunda beranggapan dapat melihat, tentu ada alasannya kan? saya rasa kita perlu meminta bantuan romo Cunda untuk menjelaskan.

Menurut Abhidhamma pada proses melihat ada cakkhu vinnana (reply #133),

Menurut pandangan saya, kita tahu bahwa bola mata adalah salah satu dari indera kita.

Hal yang sama bila indera pendengaran kita rusak, apakah kita dapat mendengar dengan kesadaran batin / pikiran (mano dvaravajjana)?

bila lidah kita tak ada, apakah kita dapat merasakan masakan di restoran dengan kesadaran batin/pikiran?

sukhi hotu

_/\_

namaste suvatthi hotu

coba anda periksa kembali penjelasan saya sebelumnya apakah ada kata-kata saya yang menerangkan bahwa orang buta bisa melihat melalui landasan matanya?

saya ulangi lagi keterangan sebelumnya:

Apabila landasan mata tidak ada (buta) maka kita tidak akan mampu melihat objek melalui gerbang mata artinya cakkhuviññāṇa tidak terjadi.

Paṭibhāganimitta adalah "tanda pasangan lawan" terjadi karena pikiran dalam keadaan tenang biasanya lima rintangan batin telah pudar, jadi hanya muncul pada pikiran mencapai "konsentrasi akses" (Upacāra-samādhi)

Justru yang mengenali Nimitta adalah kesadaran batin (manoviññāṇa), karena nimitta di sini merupakan objek pikiran (dhamma)



semoga membantu

thuti


Romo Cunda yang baik mau bertanya nih,

QuoteJustru yang mengenali Nimitta adalah kesadaran batin (manoviññāṇa), karena nimitta di sini merupakan objek pikiran (dhamma)

Bila demikian apakah seorang yang buta bisa mengembangkan dan memiliki dibbacakkhu (matadewa?)

Sama halnya dengan nimitta, apakah seorang yang indera pendengarannya rusak mampu mengembangkan pendengaran dengan pikiran (manovinnana)

Atau seorang yang lidahnya rusak mampu merasakan masakan di restoran dengan pikiran (manovinnana)?

Boleh tahu dimana sumbernya menurut Tipitaka yang mengatakan pada proses melihat nimitta tidak diperlukan indra penglihatan, cukup dengan batin (manovinnana)?

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

fabian c

Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 11:43:50 PM
Ada tambahan lg neh dari Superpower Mindfulness (hal25).

Sifat-Sifat Nimitta
Kita dapat mengenali nimitta melalui enam ciri berikut:
1. Nimitta hanya muncul setelah tahap kelima dari meditasi, setelah meditator bersama dgn napas indah utk waktu yg lama.
2. Nimitta muncul ketika napas lenyap.
3. Nimitta muncul hanya ketika pancaindra eksternal penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan sepenuhnya tidak hadir.
4. Nimitta terwujud hanya dalam keheningan pikiran, ketika gagasan Deskriptif (perkataan dalam hati) sepenuhnya tidak hadir.
5. Nimitta itu asing namun penuh daya tarik.
6. Nimitta adalah objek sedehana yg indah.

merujuk pada sifat no.3 yg di bold, jelas nimitta dirasakan / dilihat oleh batin.
Walaupun A.Bhram belum tentu benar, setidak2nya ada bahan untuk perbandingan bagi yg sudah mengalami sendiri. :)

_/\_

Saudara Black Dragon yang baik,

Saudara mengutip pernyataan Ajahn Brahm, apakah saudara pernah mengalami nimitta? bila benar tulisan mengenai nimitta adalah tulisan Ajahn Brahm sangat disayangkan, karena kenyataannya tidak demikian. Mudah-mudahan hanya kesalahan penerjemahan.

Karena banyak hal diatas menurut apa yang saya alami tidak demikian,

2. Tidak sepenuhnya benar bila dikatakan nimitta muncul ketika napas lenyap. Pada patibagha nimitta dan uggaha memang demikian, tetapi pada parikamma nimitta napas (persepsi terhadap napas) tetap hadir.

3. Ketika nimitta muncul, saya bisa mendengar, saya bisa mencium, indra pengecapan dan perabaan juga masih hadir. Hanya setelah terjadi kemanunggalan/absorpsi maka kesan pancaindera untuk sementara berhenti.

4. Inipun juga tidak benar, saya bisa saja berkata dalam hati satu dua patah kata tanpa kehilangan nimitta tersebut.

merujuk pada keterangan mengenai nimitta Ajahn Brahm bahkan tidak jelas, ia tidak mengatakan apakah nimittanya pada tahap parikamma, uggaha atau patibagha.

Ini pendapat berdasarkan apa yang saya alami, bila ingin tahu faktanya anda boleh bertanya kepada teman anda yang pernah mengalami nimitta.

Ehipassiko....

sukhi hotu,

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

tesla

Quote from: fabian c on 02 March 2009, 12:32:06 AM
Quote from: cunda on 01 March 2009, 09:30:53 PM
Quote from: fabian c on 28 February 2009, 03:44:36 PM

justru itu yang membuat saya bingung, malah sebaliknya saya ingin bertanya kepada Romo Cunda, setahu saya bila seseorang tak ada bola mata tentu tak dapat melihat. Sedangkan Romo Cunda beranggapan dapat melihat, tentu ada alasannya kan? saya rasa kita perlu meminta bantuan romo Cunda untuk menjelaskan.

Menurut Abhidhamma pada proses melihat ada cakkhu vinnana (reply #133),

Menurut pandangan saya, kita tahu bahwa bola mata adalah salah satu dari indera kita.

Hal yang sama bila indera pendengaran kita rusak, apakah kita dapat mendengar dengan kesadaran batin / pikiran (mano dvaravajjana)?

bila lidah kita tak ada, apakah kita dapat merasakan masakan di restoran dengan kesadaran batin/pikiran?

sukhi hotu

_/\_

namaste suvatthi hotu

coba anda periksa kembali penjelasan saya sebelumnya apakah ada kata-kata saya yang menerangkan bahwa orang buta bisa melihat melalui landasan matanya?

saya ulangi lagi keterangan sebelumnya:

Apabila landasan mata tidak ada (buta) maka kita tidak akan mampu melihat objek melalui gerbang mata artinya cakkhuviññāṇa tidak terjadi.

Paṭibhāganimitta adalah "tanda pasangan lawan" terjadi karena pikiran dalam keadaan tenang biasanya lima rintangan batin telah pudar, jadi hanya muncul pada pikiran mencapai "konsentrasi akses" (Upacāra-samādhi)

Justru yang mengenali Nimitta adalah kesadaran batin (manoviññāṇa), karena nimitta di sini merupakan objek pikiran (dhamma)



semoga membantu

thuti


Romo Cunda yang baik mau bertanya nih,

QuoteJustru yang mengenali Nimitta adalah kesadaran batin (manoviññāṇa), karena nimitta di sini merupakan objek pikiran (dhamma)

Bila demikian apakah seorang yang buta bisa mengembangkan dan memiliki dibbacakkhu (matadewa?)

Sama halnya dengan nimitta, apakah seorang yang indera pendengarannya rusak mampu mengembangkan pendengaran dengan pikiran (manovinnana)

Atau seorang yang lidahnya rusak mampu merasakan masakan di restoran dengan pikiran (manovinnana)?

Boleh tahu dimana sumbernya menurut Tipitaka yang mengatakan pada proses melihat nimitta tidak diperlukan indra penglihatan, cukup dengan batin (manovinnana)?

sukhi hotu

_/\_

sekilas info: semua tentang abhinna telah diposting pada topik abhinna vitthi oleh ibu lily w dg baik.
semua abhinna melalui manovinnana.

sumber: ya abhidhamma lah... apa lagi? :))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

bond

Quote from: fabian c on 02 March 2009, 12:54:06 AM
Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 11:43:50 PM
Ada tambahan lg neh dari Superpower Mindfulness (hal25).

Sifat-Sifat Nimitta
Kita dapat mengenali nimitta melalui enam ciri berikut:
1. Nimitta hanya muncul setelah tahap kelima dari meditasi, setelah meditator bersama dgn napas indah utk waktu yg lama.
2. Nimitta muncul ketika napas lenyap.
3. Nimitta muncul hanya ketika pancaindra eksternal penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan sepenuhnya tidak hadir.
4. Nimitta terwujud hanya dalam keheningan pikiran, ketika gagasan Deskriptif (perkataan dalam hati) sepenuhnya tidak hadir.
5. Nimitta itu asing namun penuh daya tarik.
6. Nimitta adalah objek sedehana yg indah.

merujuk pada sifat no.3 yg di bold, jelas nimitta dirasakan / dilihat oleh batin.
Walaupun A.Bhram belum tentu benar, setidak2nya ada bahan untuk perbandingan bagi yg sudah mengalami sendiri. :)

_/\_

Saudara Black Dragon yang baik,

Saudara mengutip pernyataan Ajahn Brahm, apakah saudara pernah mengalami nimitta? bila benar tulisan mengenai nimitta adalah tulisan Ajahn Brahm sangat disayangkan, karena kenyataannya tidak demikian. Mudah-mudahan hanya kesalahan penerjemahan.

Karena banyak hal diatas menurut apa yang saya alami tidak demikian,

2. Tidak sepenuhnya benar bila dikatakan nimitta muncul ketika napas lenyap. Pada patibagha nimitta dan uggaha memang demikian, tetapi pada parikamma nimitta napas (persepsi terhadap napas) tetap hadir.

3. Ketika nimitta muncul, saya bisa mendengar, saya bisa mencium, indra pengecapan dan perabaan juga masih hadir. Hanya setelah terjadi kemanunggalan/absorpsi maka kesan pancaindera untuk sementara berhenti.

4. Inipun juga tidak benar, saya bisa saja berkata dalam hati satu dua patah kata tanpa kehilangan nimitta tersebut.

merujuk pada keterangan mengenai nimitta Ajahn Brahm bahkan tidak jelas, ia tidak mengatakan apakah nimittanya pada tahap parikamma, uggaha atau patibagha.

Ini pendapat berdasarkan apa yang saya alami, bila ingin tahu faktanya anda boleh bertanya kepada teman anda yang pernah mengalami nimitta.

Ehipassiko....

sukhi hotu,

_/\_

Ko fabian yang baik,

Saya mau tanya, bukankah nafas lenyap/tidak bernafas terjadi pada jhana 4 bukan di patibagha nimitta atau ugaha nimitta, setau saya karena sangat halusnya nafas maka kelihatannya tidak ada nafas disana pada patibagha nimitta (sebelum jhana 4) dan ugaha nimitta

Mohon penjelasannya dan koreksinya.

_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

fabian c

Quote from: bond on 02 March 2009, 08:59:29 AM
Quote from: fabian c on 02 March 2009, 12:54:06 AM
Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 11:43:50 PM
Ada tambahan lg neh dari Superpower Mindfulness (hal25).

Sifat-Sifat Nimitta
Kita dapat mengenali nimitta melalui enam ciri berikut:
1. Nimitta hanya muncul setelah tahap kelima dari meditasi, setelah meditator bersama dgn napas indah utk waktu yg lama.
2. Nimitta muncul ketika napas lenyap.
3. Nimitta muncul hanya ketika pancaindra eksternal penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan sepenuhnya tidak hadir.
4. Nimitta terwujud hanya dalam keheningan pikiran, ketika gagasan Deskriptif (perkataan dalam hati) sepenuhnya tidak hadir.
5. Nimitta itu asing namun penuh daya tarik.
6. Nimitta adalah objek sedehana yg indah.

merujuk pada sifat no.3 yg di bold, jelas nimitta dirasakan / dilihat oleh batin.
Walaupun A.Bhram belum tentu benar, setidak2nya ada bahan untuk perbandingan bagi yg sudah mengalami sendiri. :)

_/\_

Saudara Black Dragon yang baik,

Saudara mengutip pernyataan Ajahn Brahm, apakah saudara pernah mengalami nimitta? bila benar tulisan mengenai nimitta adalah tulisan Ajahn Brahm sangat disayangkan, karena kenyataannya tidak demikian. Mudah-mudahan hanya kesalahan penerjemahan.

Karena banyak hal diatas menurut apa yang saya alami tidak demikian,

2. Tidak sepenuhnya benar bila dikatakan nimitta muncul ketika napas lenyap. Pada patibagha nimitta dan uggaha memang demikian, tetapi pada parikamma nimitta napas (persepsi terhadap napas) tetap hadir.

3. Ketika nimitta muncul, saya bisa mendengar, saya bisa mencium, indra pengecapan dan perabaan juga masih hadir. Hanya setelah terjadi kemanunggalan/absorpsi maka kesan pancaindera untuk sementara berhenti.

4. Inipun juga tidak benar, saya bisa saja berkata dalam hati satu dua patah kata tanpa kehilangan nimitta tersebut.

merujuk pada keterangan mengenai nimitta Ajahn Brahm bahkan tidak jelas, ia tidak mengatakan apakah nimittanya pada tahap parikamma, uggaha atau patibagha.

Ini pendapat berdasarkan apa yang saya alami, bila ingin tahu faktanya anda boleh bertanya kepada teman anda yang pernah mengalami nimitta.

Ehipassiko....

sukhi hotu,

_/\_

Ko fabian yang baik,

Saya mau tanya, bukankah nafas lenyap/tidak bernafas terjadi pada jhana 4 bukan di patibagha nimitta atau ugaha nimitta, setau saya karena sangat halusnya nafas maka kelihatannya tidak ada nafas disana pada patibagha nimitta (sebelum jhana 4) dan ugaha nimitta

Mohon penjelasannya dan koreksinya.

_/\_

Saudara Bond yang baik,

Pernyataan dari Ajahn Brahm ada dua kemungkinan:

- Mungkin beliau telah lama memiliki jhana dan telah lupa proses awal pada waktu memiliki Jhana tersebut, jadi pandangan yang beliau kemukakan adalah pandangan seorang meditator yang telah terbiasa langsung masuk ke Jhana ke 4.

- Mungkin beliau menjawab dari sisi yang juga saya alami, yaitu persepsi terhadap napas lenyap karena nimitta bertambah kuat dan mendominasi perhatian kita.
Tapi menurut Pa Auk Sayadaw di buku beliau dikatakan bahwa pada tahap ini nimitta menyatu dengan napas, dan memang banyak meditator lain yang juga ikut bermeditasi dengan saya mereka melihat bahwa nimitta nampak keluar masuk hidung.

Jadi pada tahap ini hanya persepsi napas masuk keluar yang telah lenyap tergantikan oleh nimitta, tetapi bukan berarti napas telah berhenti.

Jadi pernyataan dalam buku beliau agak membingungkan karena beliau tidak mengatakan nimitta tahap yang mana? parikamma, uggaha atau patibhaga?

semoga keterangan ini membantu

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

dilbert

[at] bond & fabian,

katanya meditasi bisa sampai pada tahap tidak bernafas/nafas lenyap... apakah ini berarti benar benar tidak bernafas (paru-paru) tidak menerima udara ?? dan apakah jantung tetap bekerja ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

bond

Quote from: fabian c on 02 March 2009, 09:48:33 AM
Quote from: bond on 02 March 2009, 08:59:29 AM
Quote from: fabian c on 02 March 2009, 12:54:06 AM
Quote from: BlackDragon on 01 March 2009, 11:43:50 PM
Ada tambahan lg neh dari Superpower Mindfulness (hal25).

Sifat-Sifat Nimitta
Kita dapat mengenali nimitta melalui enam ciri berikut:
1. Nimitta hanya muncul setelah tahap kelima dari meditasi, setelah meditator bersama dgn napas indah utk waktu yg lama.
2. Nimitta muncul ketika napas lenyap.
3. Nimitta muncul hanya ketika pancaindra eksternal penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan sepenuhnya tidak hadir.
4. Nimitta terwujud hanya dalam keheningan pikiran, ketika gagasan Deskriptif (perkataan dalam hati) sepenuhnya tidak hadir.
5. Nimitta itu asing namun penuh daya tarik.
6. Nimitta adalah objek sedehana yg indah.

merujuk pada sifat no.3 yg di bold, jelas nimitta dirasakan / dilihat oleh batin.
Walaupun A.Bhram belum tentu benar, setidak2nya ada bahan untuk perbandingan bagi yg sudah mengalami sendiri. :)

_/\_

Saudara Black Dragon yang baik,

Saudara mengutip pernyataan Ajahn Brahm, apakah saudara pernah mengalami nimitta? bila benar tulisan mengenai nimitta adalah tulisan Ajahn Brahm sangat disayangkan, karena kenyataannya tidak demikian. Mudah-mudahan hanya kesalahan penerjemahan.

Karena banyak hal diatas menurut apa yang saya alami tidak demikian,

2. Tidak sepenuhnya benar bila dikatakan nimitta muncul ketika napas lenyap. Pada patibagha nimitta dan uggaha memang demikian, tetapi pada parikamma nimitta napas (persepsi terhadap napas) tetap hadir.

3. Ketika nimitta muncul, saya bisa mendengar, saya bisa mencium, indra pengecapan dan perabaan juga masih hadir. Hanya setelah terjadi kemanunggalan/absorpsi maka kesan pancaindera untuk sementara berhenti.

4. Inipun juga tidak benar, saya bisa saja berkata dalam hati satu dua patah kata tanpa kehilangan nimitta tersebut.

merujuk pada keterangan mengenai nimitta Ajahn Brahm bahkan tidak jelas, ia tidak mengatakan apakah nimittanya pada tahap parikamma, uggaha atau patibagha.

Ini pendapat berdasarkan apa yang saya alami, bila ingin tahu faktanya anda boleh bertanya kepada teman anda yang pernah mengalami nimitta.

Ehipassiko....

sukhi hotu,

_/\_

Ko fabian yang baik,

Saya mau tanya, bukankah nafas lenyap/tidak bernafas terjadi pada jhana 4 bukan di patibagha nimitta atau ugaha nimitta, setau saya karena sangat halusnya nafas maka kelihatannya tidak ada nafas disana pada patibagha nimitta (sebelum jhana 4) dan ugaha nimitta

Mohon penjelasannya dan koreksinya.

_/\_

Saudara Bond yang baik,

Pernyataan dari Ajahn Brahm ada dua kemungkinan:

- Mungkin beliau telah lama memiliki jhana dan telah lupa proses awal pada waktu memiliki Jhana tersebut, jadi pandangan yang beliau kemukakan adalah pandangan seorang meditator yang telah terbiasa langsung masuk ke Jhana ke 4.

- Mungkin beliau menjawab dari sisi yang juga saya alami, yaitu persepsi terhadap napas lenyap karena nimitta bertambah kuat dan mendominasi perhatian kita.
Tapi menurut Pa Auk Sayadaw di buku beliau dikatakan bahwa pada tahap ini nimitta menyatu dengan napas, dan memang banyak meditator lain yang juga ikut bermeditasi dengan saya mereka melihat bahwa nimitta nampak keluar masuk hidung.

Jadi pada tahap ini hanya persepsi napas masuk keluar yang telah lenyap tergantikan oleh nimitta, tetapi bukan berarti napas telah berhenti.

Jadi pernyataan dalam buku beliau agak membingungkan karena beliau tidak mengatakan nimitta tahap yang mana? parikamma, uggaha atau patibhaga?

semoga keterangan ini membantu

sukhi hotu

_/\_


Terima kasih atas penjelasannya ko .  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada