The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*

Started by El Sol, 10 October 2007, 09:50:16 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

djoe

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 May 2011, 11:25:23 AM
Makhluk hidup = Buddha?
Berarti kalau ada si A membunuh si B = Buddha bunuh Buddha.
Menarik sekali.


Jika ujung - ujungnya ke vegatarian, rileks saya tidak vegetarian. Saya hanya berusaha sedapat mungkin tidak membunuh bahkan terhadap semut. Tidak tahu kalau keinjak.  ;D

K.K.

Quote from: djoe on 06 May 2011, 11:24:28 AM

Setuju.
Jika anda melihat kebaikan orang lain, cara kita bersikap menjadi beda
Jika kita melihat keburukan orang lain, cara kita bersikap juga beda
Tidak melihat kedua - keduanya dikatakan middle way
Jika demikian definisinya, maka middle way saya katakan adalah cara hidup paling tidak bermanfaat dan berisiko tinggi.

[spoiler]Idealnya kita mendekati dan bergaul dengan orang baik, menjauhi orang jahat. Jika middle way mengabaikan apa yang baik dan jahat, bersikap semua sama saja, maka tidak mencari apa yang bermanfaat dan menghindari apa yang tidak bermanfaat. Cara seperti itu adalah paling tidak berguna.[/spoiler]



Quote from: djoe on 06 May 2011, 11:33:27 AM

Jika ujung - ujungnya ke vegatarian, rileks saya tidak vegetarian. Saya hanya berusaha sedapat mungkin tidak membunuh bahkan terhadap semut. Tidak tahu kalau keinjak.  ;D
Vegetarian? Saya tidak pikir ke sana sama sekali, hanya merespon saja jika semua makhluk hidup disebut Buddha, berarti pembunuh, penzinah, perampok, tukang mabuk juga adalah Buddha.
Saya lihat banyak Buddha membunuh, jajan PSK, nyolong dan menipu. Maka saya katakan, "menarik sekali."

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 May 2011, 11:25:23 AM
Makhluk hidup = Buddha?
Berarti kalau ada si A membunuh si B = Buddha bunuh Buddha.
Menarik sekali.



hanya jika anda bisa menyebutkan no. KTP si A dan si B, jika tidak maka tidak benar

Indra

Quote from: djoe on 06 May 2011, 11:33:27 AM

Jika ujung - ujungnya ke vegatarian, rileks saya tidak vegetarian. Saya hanya berusaha sedapat mungkin tidak membunuh bahkan terhadap semut. Tidak tahu kalau keinjak.  ;D

jurus "membelokkan topik" ini sudah tidak berlaku lagi di forum ini, sudah out of date, mendingan anda menggunakan jurus yg lebih baru, ie. jurus "belut", walaupun sama2 jurus rendah, tapi belut masih relatif lebih baru

K.K.

Quote from: Indra on 06 May 2011, 11:35:24 AM
hanya jika anda bisa menyebutkan no. KTP si A dan si B, jika tidak maka tidak benar
Sorry, penduduk gelap tidak punya KTP. Atau bro Indra berani mengatakan penduduk gelap bukan Buddha? Nanti saya lapor ke stasiun tronton baru tahu rasa.

djoe

Quote from: kakao on 06 May 2011, 11:33:00 AM
buddha adalah kesadaran,.karena kebodohan2 bathin kita aja yang merasa mendualiskan perbedaan, hinayana,mahayana,apapun bentukkan sebuatan manusia itu untuk apa diperdebatkan, cuma bedanya bajunya doank,peraturannya,orangnya sama, manusia. saya heran kalian jika merasa sebagai umat buddha kenapa masih tidak bahagia dan mempertanyakan hal ini?? umat buddha adalah umat yang humanis, melihat perbedaan merupakan suatu keindahan, melihat kebencian timbul berubah menjadi kesabaran, saudara sedhamma,..cut the crap,..we are brother and sister  _/\_

Therefore the Tathàgata says that although there is no dharma which can be attained, all dharmas are Buddhadharmas. There is nothing outside the Buddhadharma.
Therefore all teachings are Buddhist. They do not go beyond the Buddha's teaching, because the Buddha's teaching contains all things.

Buddhadharma is the totality of all dharmas.
Buddhism is the totality of all other teachings.

All schools and teachings are born from within the Buddha's teaching. Since they are all born from Buddhism, in the future they will again return to Buddhism. Therefore it is unnecessary to ask to what religion a person belongs. No matter what school, or sect, or teaching, or religion one believes — none goes beyond Buddhism. The essential point is to have faith in something. Then although you may believe various teachings, switching back and forth from this one to that one, in the end you will certainly return to Buddhism. The Buddhadharma is that great. Although it says there is no dharma which can be attained, nonetheless there is not one dharma which is not Buddhadharma. And since the Buddhadharma is ultimately unattainable, how could a single dharma be attained?

Indra

Quote from: M14ka on 06 May 2011, 11:28:30 AM
kenapa mahayana membagi2 jadi kendaraan besar dan kecil ya kalo middle way?

karena mahayana adalah tentang kendaraan, sedangkan middle way adalah tentang jalan.

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 May 2011, 11:38:19 AM
Sorry, penduduk gelap tidak punya KTP. Atau bro Indra berani mengatakan penduduk gelap bukan Buddha? Nanti saya lapor ke stasiun tronton baru tahu rasa.

kalau tanpa identitas yg sah, bagaimana anda dapat mengidentifikasi bahwa si A atau B adalah Buddha? tanpa KTP, bukti lain yg dianggap sah adalah test DNA, sudahkah anda melakukan test ini?

Indra

Quote from: djoe on 06 May 2011, 11:39:07 AM
Therefore the Tathàgata says that although there is no dharma which can be attained, all dharmas are Buddhadharmas. There is nothing outside the Buddhadharma.
Therefore all teachings are Buddhist. They do not go beyond the Buddha's teaching, because the Buddha's teaching contains all things.

Buddhadharma is the totality of all dharmas.
Buddhism is the totality of all other teachings.

All schools and teachings are born from within the Buddha's teaching. Since they are all born from Buddhism, in the future they will again return to Buddhism. Therefore it is unnecessary to ask to what religion a person belongs. No matter what school, or sect, or teaching, or religion one believes — none goes beyond Buddhism. The essential point is to have faith in something. Then although you may believe various teachings, switching back and forth from this one to that one, in the end you will certainly return to Buddhism. The Buddhadharma is that great. Although it says there is no dharma which can be attained, nonetheless there is not one dharma which is not Buddhadharma. And since the Buddhadharma is ultimately unattainable, how could a single dharma be attained?

jadi kegiatan membantai sapi dan kambing di hari idul adha juga adalah buddhadharma?

K.K.

Quote from: Indra on 06 May 2011, 11:40:54 AM
kalau tanpa identitas yg sah, bagaimana anda dapat mengidentifikasi bahwa si A atau B adalah Buddha? tanpa KTP, bukti lain yg dianggap sah adalah test DNA, sudahkah anda melakukan test ini?
Bukan saya yang melakukan identifikasi dan klasifikasi, tapi bro djoe:
Quote from: djoe on 06 May 2011, 11:22:08 AM
Membunuh adalah tetap membunuh. Membunuh makhluk hidup artinya anda membunuh Buddha.
Saya yakin itu makhluk hidup... karena bisa dibunuh.

djoe

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 May 2011, 11:33:33 AM
Jika demikian definisinya, maka middle way saya katakan adalah cara hidup paling tidak bermanfaat dan berisiko tinggi.

[spoiler]Idealnya kita mendekati dan bergaul dengan orang baik, menjauhi orang jahat. Jika middle way mengabaikan apa yang baik dan jahat, bersikap semua sama saja, maka tidak mencari apa yang bermanfaat dan menghindari apa yang tidak bermanfaat. Cara seperti itu adalah paling tidak berguna.[/spoiler]


Vegetarian? Saya tidak pikir ke sana sama sekali, hanya merespon saja jika semua makhluk hidup disebut Buddha, berarti pembunuh, penzinah, perampok, tukang mabuk juga adalah Buddha.
Saya lihat banyak Buddha membunuh, jajan PSK, nyolong dan menipu. Maka saya katakan, "menarik sekali."

Bukan mengabaikan dan menjauhi seperti yang anda bilang? Seharusnya kita bercermin kepada mereka adakah sikap kita seperti itu?

djoe

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 May 2011, 11:46:29 AM
Bukan saya yang melakukan identifikasi dan klasifikasi, tapi bro djoe:Saya yakin itu makhluk hidup... karena bisa dibunuh.

The principle is Buddha; Buddha is the principle. The Buddha is one who has already realized Buddhahood. The
Mahàsattva understands that he himself has not yet realized Buddhahood, but that basically the Buddha and he are one, not two and not different. The Buddha's cultivation of virtue is perfected, that of living beings is not. Living beings are not-yetrealized Buddhas;
Buddhas are already-realized living beings.
One should not become confused about this and profess to be a Buddha, saying, "I am Buddha and the Buddha is me.Ÿ The Buddha is a living being who has realized Buddhahood; living beings are not-yet-realized Buddhas.

"How is it that we are originally Buddhas?Ÿ Real mark praj¤à is not separate from the hearts of
living beings. The Buddha is the heart of living beings. Our true heart is the Buddha. As present, however, we have not excavated and uncovered our own true nature, and we use
a false thinking heart to manage our affairs. By analogy, the false thinking heart is like a blind man, and the true heart like a man who can see.
"Why do we conduct ourselves solely on the basis of false thoughts? Have we lost our true heart?Ÿ
No, the true heart has not been lost. The øåraï gama Såtra explains that we use false thinking because "one unenlightened thought produces the three fine marks.Ÿ

These three — the mark of karma, the mark of turning, and the mark of manifestation — occlude the true nature so that the Tathàgata's precious store cannot appear. When we truly believe we are the Buddha and have actually perfected the Buddha's marks of wisdom and virtue, we will understand the great principle.

djoe



Menghormati kepercayaan orang lain berarti kita menghormati Buddha. Karena semua manusia mempunyai Benih Buddha.

Belajar dharma bukan berarti mencela kepercayaan orang lain dan buta terhadap kebenaran yang ada di kepercayaan orang lain tersebut. Tetapi justru mengali lebih dalam kebenaran tersebut.

kuswanto

astaga djoe, untuk jawaban YA atau TIDAK aj di ajak muter2 dulu =)) =)) =)), kek taksi argo aja.. hufff..


djoe

Quote from: Indra on 06 May 2011, 11:37:23 AM
jurus "membelokkan topik" ini sudah tidak berlaku lagi di forum ini, sudah out of date, mendingan anda menggunakan jurus yg lebih baru, ie. jurus "belut", walaupun sama2 jurus rendah, tapi belut masih relatif lebih baru

saya gak ngerti jurus - jurusan.
Saudara Indra ini makin melencengan aja.