The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*

Started by El Sol, 10 October 2007, 09:50:16 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

M14ka

Quote from: Indra on 06 May 2011, 09:02:32 AM
gimana cara bacanya?
kamehameha....haha...jk....
瞬   shùn   to wink
狱   yù   prison
杀   shā   to kill; to murder; to fight; to weaken or reduce; to smart (topolect); to counteract; (used after a verb) extremely

K.K.

Quote from: Indra on 06 May 2011, 09:02:32 AM
gimana cara bacanya?
:D Ga bisa, cuma dari perguruan tertentu yang tahu.


[spoiler]Itu command dari game Street Fighter buat karakter Gouki/Evil Ryu pakai jurus 瞬獄殺 itu.[/spoiler]



Quote from: M14ka on 06 May 2011, 09:19:04 AM
kamehameha....haha...jk....
瞬   shùn   to wink
狱   yù   prison
杀   shā   to kill; to murder; to fight; to weaken or reduce; to smart (topolect); to counteract; (used after a verb) extremely
Maksudnya
瞬 dari 瞬時 = sekejap
獄 dari 地獄 = neraka
殺 = pembunuhan.
Secara literal: pembunuhan (a la) neraka yang instant.


djoe

Quote from: Kainyn_Kutho on 05 May 2011, 05:17:15 PM
Ya, saya mengerti kok. Yang saya bingung kalau memang hanya ada dharma sejati yang tak terbatas, maka besar ataupun kecil adalah keliru, karena tetap terbatas.

Justru susah sekali dicerna. Ini kutipan dari bab 15 :
Because they are only fond of Small Vehicle dharmas, they are unable to receive the wonderful principles of the Great Vehicle, the Dharma of real mark which has no marks.

Yang ini dari komentar:
Mt. Sumeru, although big, nonetheless has a measure. If you have Mt. Sumeru you still have a measure. If you manage to have no body, nothing can compare to it, and so it is called a big body. If there is a measure for it, then the body is not really big. No body, a body without measure, is
truly a big body.



1. Ada Dharma kecil dan dharma besar, di mana orang senang dharma kecil tidak paham dharma besar. 
2. Dharma tidak ada batas, maka tidak bisa dibilang besar atau kecil.
Kesimpulan: ???

Jika seseorang mempunyai pandangan dualistic yang membeda - bedakan, seperti besar dan kecil, maka orang tsbt tidak akan pernah mengerti yang tidak terbatas meliputi kecil dan besar.

.........
Although Bodhisattvas take numberless beings to extinction, there are actually no living beings taken across.
That is the manifestation of the perfect substance and the great function of praj¤à. The substance of real mark praj¤à is without the slightest inequality. As is said later in the Såtra, "This dharma is level and equal with no high or low.Ÿ The function of contemplative praj¤à originally is without a mark; as the text later says, "Those who have relinquished all marksare called Buddhas.Ÿ

If a Bodhisattva crosses living beings over and yet attaches to a self who takes them across, the four marks are not yet empty, and the false heart is not yet subdued. Such a person turns his back on praj¤à and becomes involved in the four marks that unite to form a self.
The mark of self is the root of all marks. If one can turn the illusion of self around, then he can take living beings across to nirvàõa. He can separate himself from the four marks, subdue his heart, and thereby become a true Bodhisattva.
.......
.....

In other words he should not be attached when he gives. If he is able to free him self from attachment, he has understood that the Substance of the Three Wheels, composed of
1) one who gives,
2) one who receives, and
3) that which is given, is empty.

If your act of giving carries with it the thought, "I practice giving and have done many meritorious and virtuous deeds,or if you are aware of the receiver, or of the goods given, then you have not left the mark of giving. You should give and be as if you had not given. If you attach to the marks of the six sense objects, forms, sounds, smells, tastes, tangible objects, and mental dharmas when giving, your merit and virtue are
limited. If you fall victim to the thought, "I contributed a million dollars to a certain temple,Ÿ then all you have is a million dollars' worth of merit. When the money runs out, so do your merit and virtue.

If you are not attached to the mark of giving, you accrue limitless merit and virtue, even by giving as little as a single cent. If you fail to practice the proper method of giving, then although you may give gifts throughout as many great kalpas as there are motes of dust, you will still have accomplished nothing. It still has been just like boiling sand to make rice; no matter how long you cook it, it never becomes rice.
................
....

All with marks is false and empty.
If you see all marks
As no marks
Then you see the Tathàgata.

The Ronald

Quote from: djoe on 06 May 2011, 09:39:48 AM
Jika seseorang mempunyai pandangan dualistic yang membeda - bedakan, seperti besar dan kecil, maka orang tsbt tidak akan pernah mengerti yang tidak terbatas meliputi kecil dan besar.

dualitas...?
bermanfaat dan tidak bermanfaat
baik dan buruk
bijak dan tidak bijak

kurasa bahkan Buddha sendiri bisa membedakan... mana pandangan benar mana pandangan salah, mana yg patut mana yg tak patut
mana yg bermanfaat mana yg tidak bermanfaat
bahkan.. mana yg merupakan peraturan minor, mana yg bukan (hanya saja YM Ananda tidak menanyakan lebih detail)

jujur..terlalu sering aku melihat org2 mengecam "dualitas" tp sepertinya tdk masalah... apa aku salah ya??
...

Indra


djoe


Indra

Quote from: djoe on 06 May 2011, 10:14:45 AM
Siapa yang mengatakan asli atau palsu?

kalau saya perhatikan selain TS adalah anda sendiri yang mengatakan spt quote di atas

djoe

Quote from: The Ronald on 06 May 2011, 09:58:20 AM
dualitas...?
bermanfaat dan tidak bermanfaat
baik dan buruk
bijak dan tidak bijak

kurasa bahkan Buddha sendiri bisa membedakan... mana pandangan benar mana pandangan salah, mana yg patut mana yg tak patut
mana yg bermanfaat mana yg tidak bermanfaat
bahkan.. mana yg merupakan peraturan minor, mana yg bukan (hanya saja YM Ananda tidak menanyakan lebih detail)

jujur..terlalu sering aku melihat org2 mengecam "dualitas" tp sepertinya tdk masalah... apa aku salah ya??

'mengecam "dualitas" '
Anda tidak melihat konteksnya, anda hanya melihat kulit.

Walaupun Buddha bisa melihat pandangan benar dan salah, Apakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah sama seperti orang yg belum mencapai pencerahan melihatnya?

Apakkah anda menyamakannya? Kenapa anda mengambil contoh Buddha? Kenapa anda tidak mengambil contoh anda sendiri?

Yang dibicarakan dalam konteks awam, cara pandang manusia

djoe

Quote from: Indra on 06 May 2011, 10:22:35 AM
kalau saya perhatikan selain TS adalah anda sendiri yang mengatakan spt quote di atas

Silahkan Baca tulisan anda sendiri.

Indra

Quote from: djoe on 06 May 2011, 10:24:38 AM
Silahkan Baca tulisan anda sendiri.

sepertinya anda ada masalah dengan membaca, apakah saya pernah mengatakan sesuatu yg palsu di sini? mungkin anda perlu memeriksakan mata dan kepala anda (terutama isinya), Bro.

Indra

Quote from: djoe on 06 May 2011, 10:23:02 AM
'mengecam "dualitas" '
Anda tidak melihat konteksnya, anda hanya melihat kulit.

Walaupun Buddha bisa melihat pandangan benar dan salah, Apakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah sama seperti orang yg belum mencapai pencerahan melihatnya?


jadi bagaimanakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah itu? mohon petunjuk anda

djoe

Quote from: Indra on 05 May 2011, 03:08:30 PM
benarkah begitu? jadi anda setuju dengan TS bahwa sutra ini PALSU?

Anda tidak menyimak tulisan saya. Kenapa anda masih mempertanyakan itu dan mencuba mengarahkan.

Indra

Quote from: djoe on 06 May 2011, 10:34:53 AM
Anda tidak menyimak tulisan saya. Kenapa anda masih mempertanyakan itu dan mencuba mengarahkan.

itu adalah pertanyaan yg dapat dijawab dengan YA dan TIDAK yang tampaknya sulit sekali anda jawab, pergilah ke dokter yg tepat, Bro.

dilbert

Quote from: Indra on 06 May 2011, 10:11:43 AM
dan siapa yg menciptakan dualitas Mahayana dan Hinayana?

Sekedar mengingat-kan... Istilah Hinayana muncul di kitab-kitab Mahayana untuk membedakan Mahayana (Great Vehicle) yang beraspirasi mencapai annutara samyamsambuddha, dan mengatakan para Hinayana hanya puas dengan jalan sravaka.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

djoe

Quote from: Indra on 06 May 2011, 10:33:42 AM
jadi bagaimanakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah itu? mohon petunjuk anda

Jangan bertambah bingung. Sabar
Wrong question, Anda bertanya pada orang yang salah.