News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kenapa Mahayana?

Started by nyanadhana, 19 December 2008, 11:11:32 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Jerry

tapi hati2 jatuh ke aliran mistik alih-alih mempelajari mistisisme..

pengalaman mistis di theravada ada kali. hanya saja ngga dilebih2kan, jadinya kelihatan theravadin cenderung cm ngutamain rasio dan logika mulu. kalo ada yg berpandangan begini, berarti salah.


mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Reenzia

tergantung orangnya juga sih
cara pendekatannya saja yg berbeda-beda

ada yang sukanya kalo liat yg luar biasa baru percaya
ada yang lihat ajarannya saja
ada yang lihat dari kelakuan umat nya
ada yang lihat mereknya terkenal pa kaga
ada yang malah gak mau semua


tula

Quote from: kiman on 25 December 2008, 11:49:36 AM
aku sih liat nya ajarannya tidak ada alurnya. jadi kadang bikin bingunk newbie. sebentar karma, sebentar meditasi, sebentar belajar ttg kehidupan dlm keseharian, dll. sy ga dpt base/dasar ajarannya <<< mgkn karena guru saya kali ya...
_/\_

Quote from: tula on 25 December 2008, 11:40:58 AM
[at] mas kiman .. maksudnya theravada tidak berstruktur itu gimana ya ?
koq mas sih... >,<

baca2 aja terus ..belajar2 aja trus :) tar alur nya kluar2 sendiri harusnya ...
dulu pertama waktu baca2 shock .. ini ajaran kok beda banget ... terus baca2 terusssssssssss kamma n kehidupan sehari2 kan nyambung banget .... masuk lagi .. meditasi, cari tau ttg meditasi, apa yg seharusnya kamu lakukan di meditasi mu ...

kiman mungkin bisa coba baca buku terbitan dc press ? komentar anattalakhana sutta dan malukyaputta sutta .... ajaran theravada menurutku paling simple banget ... g tau pendpat yg lain :)

adi lim

Quote from: Kelana on 21 December 2008, 01:29:38 PM
Tanya kenapa??? ^-^

Satu jawaban yaitu adanya ajaran atau konsep manifestasi dan emanasi, yang memungkinkan siapa pun, kapan pun, dan dimana pun bisa mengklaim dirinya sebagai pengejawantahan, penjelmaan Buddha. Jika sudah demikian, penulisan sutra-sutra baru hanyalah seperti menulis novel, dan terhadap sutra-sutra lama mudah untuk diberikan tafsiran baru. Tinggal dipoles sana dan sini dengan sedikit trik pengobatan dan penyembuhan, umat yang kurang kebijaksanaannya akan mudah menjadi pengikutnya. Sayangnya mayoritas orang masih berpandangan salah dengan menganggap mereka yang sakti adalah orang suci.


Se7 bro Kelana
Sayangnya mayoritas orang masih berpandangan salah dengan menganggap mereka yang sakti adalah orang suci.
Hal ini seperti dari zaman Sang Buddha sudah ada, apalagi zaman sekarang malah bertambah banyak.
_/\_

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Quote from: nyanadhana on 19 December 2008, 11:11:32 AM
Halo pertanyaan saya cukup simpel, kenapa setiap kali ajaran agama Buddha sesat itu selalu berkembang dari Sutra Mahayana? sedangkan di Theravada sendiri ,hampir minimal sekali terjadi pembentukan ajaran Buddha baru?kalo ada pun semua masih satu garis,sedangkan di Mahayana,orang dengan leluasa mengambil Sutra dan memutar balikkan? Apa yang terjadi sebenarnya dalam Mahayana Buddhism?

pendapat saya,


kita lihat dulu dari sejarah munculnya Mahayana demikian adanya,
jadi sewaktu menyebarkan Dhamma, ada oknum2  yang mengambil kesempatan untuk menyebarkan 'Dhamma versi dia sendiri', kemudian sesudah berhasil dengan menarik umat manusia lainnya, maka muncul oknum2 lainnya versi Dhamma dia sendiri dengan agak melenceng, dst .....
seperti ajaran Sang Buddha, 'bahwa apa yang kita tanam, itu pula yang kita petik hasilnya'
jadi waktu dulu 'niat memisahkan diri itu', terjadi proses sebab akibat, yang bisa dilihat hasilnya sampai sekarang.


kalau Theravada, karena masih tetap berpegang pada ajaran sesepuh, ya masih terjaga dan melencengnya bisa minimalis itupun karena diketahui setiap manusia punya LDM, banyak maunya, ndak pernah puas.

_/\_




_/\_







Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

hendrako

Konservatif = perubahannya lambat dan sedikit
Progresif = perubahannya cepat dan banyak

yaa... gitu deh

Jerry

[at] ^
Progresif ataw Agresif? :))
Tepatnya agresif kali ah.. ;D
appamadena sampadetha

Reenzia

Quote from: adiharto on 01 January 2009, 07:18:51 AM
Quote from: Kelana on 21 December 2008, 01:29:38 PM
Tanya kenapa??? ^-^

Satu jawaban yaitu adanya ajaran atau konsep manifestasi dan emanasi, yang memungkinkan siapa pun, kapan pun, dan dimana pun bisa mengklaim dirinya sebagai pengejawantahan, penjelmaan Buddha. Jika sudah demikian, penulisan sutra-sutra baru hanyalah seperti menulis novel, dan terhadap sutra-sutra lama mudah untuk diberikan tafsiran baru. Tinggal dipoles sana dan sini dengan sedikit trik pengobatan dan penyembuhan, umat yang kurang kebijaksanaannya akan mudah menjadi pengikutnya. Sayangnya mayoritas orang masih berpandangan salah dengan menganggap mereka yang sakti adalah orang suci.


Se7 bro Kelana
Sayangnya mayoritas orang masih berpandangan salah dengan menganggap mereka yang sakti adalah orang suci.
Hal ini seperti dari zaman Sang Buddha sudah ada, apalagi zaman sekarang malah bertambah banyak.
_/\_



saia rasa gak hanya yang sakti saja sekarang yg bisa 'berkuasa'
tapi juga 'isi'-nya, dan 'sales'-nya seperti :

- kemudahan yang dijanjikan bila memilih 'produk'
- teknik penjualan 'produk'
- kekompakan 'sales'-nya dalam 'mempromosikan' 'produknya'
- teknik pemasaran, advertising, periklanan 'produk'

keuntungan cara para sales ini diantaranya:
- produk yang dipilih oleh pelanggan tak dapat di'ujicoba'/dites/dicicipi, jadi kualitasnya tak terjamin,
  pelanggan memilih produk hanya berdarasarkan janji yg diumbar oleh sales, merk, dan informasi pelanggan lain yang bahkan   
  juga belum mencoba produk tersebut

nyanadhana

kenapa lebih banyak bhikksu Mahayana yang terang2an melanggar peraturan vinaya?apakah Mahayana tidak memiliki sistem seperti uposatha dimana para bhikkhu berkumpul dan menguatkan kembali vinayanya?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Jerry

[at] ^

Wah itu kudu ditanyakeun pada sesepuh mahayana di sini.. bro chingik dan om gandalf :)
appamadena sampadetha

tula

Quote from: nyanadhana on 02 January 2009, 10:12:24 AM
kenapa lebih banyak bhikksu Mahayana yang terang2an melanggar peraturan vinaya?apakah Mahayana tidak memiliki sistem seperti uposatha dimana para bhikkhu berkumpul dan menguatkan kembali vinayanya?


sebelumnya, mohon nanya dulu, kalo sebutan di belakang nama nya mahathera itu apakah pasti biksu tersebut dari aliran theravada ? kalo dari mahayana apakah sama atau berbeda (utk gelar2 itu)

soalnya saya ada tau 1 bhante yg mahathera .. yg sangat jelas2 .... melenceng dan hikz ...

tp terkadang dilema jg mungkin dari sisi para biksu2 ... banyak lo para umat yg justru mengharapkan hal2 yg berbagu mistis, magic, umbar janji dll ....

mungkin kalo para biksu memakai sistem apa adanya sesuai ajaran (terlalu lurus), mungkin para umat yg ikut sedikit banget, dan ujung2 nya sumbangan dan donatur yg masup jg sedikit banget ....

mey bi ... yes ... mey bi ... no

K.K.

Quote from: tula on 03 January 2009, 07:11:33 AM
tp terkadang dilema jg mungkin dari sisi para biksu2 ... banyak lo para umat yg justru mengharapkan hal2 yg berbagu mistis, magic, umbar janji dll ....

mungkin kalo para biksu memakai sistem apa adanya sesuai ajaran (terlalu lurus), mungkin para umat yg ikut sedikit banget, dan ujung2 nya sumbangan dan donatur yg masup jg sedikit banget ....

Memang ironis. Dari dulu orang sudah mengatakan:
Άγιος που δε θαυματουργεί, μηδέ δοξολογιέται
(= Orang suci yang ga sakti, ga dihargai)

Kembali lagi, mau ngajar dhamma, atau mau MLM umat? Orang yang cenderung tertarik pada MLM, biasanya kurang tertarik dengan dhamma. Begitu juga sebaliknya.

Hikoza83

saya cerita sedikit tentang pengalaman pribadiku..

sepanjang perjalanan hidupku belajar buddhisme, tradisi2nya, dan sekolah2 yg membahasnya..
saya bertemu dengan banyak orang; bhiksu/bhiksuni dari berbagai tradisi, upasaka/upasika, maupun umat awam.. di antara mereka; beberapa berprilaku bajik, beberapa kurang awas dalam menjaga sila, beberapa orang sakti, beberapa orang bijaksana, beberapa teguh dalam menjaga silanya, beberapa sangat penyabar, beberapa bersifat ulet & pantang menyerah, dsb.. ada juga beberapa yg merupakan kombinasi baik dan buruk..

saya berbicara seperti ini, bukan berarti saya orang yg sangat teguh menjaga sila, rajin meditasi, dll..
kalo mau jujur, dalam praktek saya sehari-hari, 5 sila sendiri banyak bolong2, meditasi cuma pagi2 [kalo inget :P], jarang baca buku2 Dharma, ego saya masih gede, rakus ama makanan, kadang suka kasar sama orang, baik dalam kata2 maupun perbuatan, agak bloon, pemalas, suka menunda-nunda [panda banget  ;D], dsb.. [ntar ga abis2 kalo dibahas semua :))]

Guru Buddha berkata : mudah bagi kita untuk melihat kesalahan orang lain, yang sulit adalah melihat kesalahan diri kita sendiri. terus terang, hal ini benar adanya, sepanjang saya buktikan dalam perjalanan hidupku. saranku : belajarlah membedakan mana yang baik dan mana yang tak baik; mana yang bisa kita contoh dan mana yang tak perlu ditiru; dsb.

kembali ke semangat asli Buddhisme : transformasi diri. menjadi lebih baik, dan terus mengembangkan kemampuan kita. mengingat masalah Dukkha di dalam diri yang harus kita atasi, membutuhkan komitmen dan usaha yang berulang-ulang, mari kita dedikasikan usaha ini demi perkembangan dan kemajuan batin semua orang.
_/\_

[music mode on]
jagalah hati, jangan kau nodai
jagalah hati, pelita hidup ini.
[music mode off]


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

asunn

thanks nasihatnya my bro :)

hendrako

yaa... gitu deh