Kenapa Mahayana?

Started by nyanadhana, 19 December 2008, 11:11:32 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Oh ya tambahan..
Terlalu pintar nanti nampak bodoh,terlalu simple malah disulit2kan itu bukan namanya bijaksana,tapi bijaksini... :)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

hendrako

Quote from: Riky_dave on 21 December 2008, 02:01:46 PM
Oh ya tambahan..
Terlalu pintar nanti nampak bodoh,terlalu simple malah disulit2kan itu bukan namanya bijaksana,tapi bijaksini... :)

Salam hangat,
Riky

Iye aje deh,

aye milih pintar namun nampak bodoh
daripada bodoh tapi merasa pintar
aye milih bijak(di)sini
daripada bijak(di)sana

Akur kaaann....

:))

Now, let's
:backtotopic:

yaa... gitu deh

nyanadhana

Satu jawaban yaitu adanya ajaran atau konsep manifestasi dan emanasi, yang memungkinkan siapa pun, kapan pun, dan dimana pun bisa mengklaim dirinya sebagai pengejawantahan, penjelmaan Buddha. Jika sudah demikian, penulisan sutra-sutra baru hanyalah seperti menulis novel, dan terhadap sutra-sutra lama mudah untuk diberikan tafsiran baru. Tinggal dipoles sana dan sini dengan sedikit trik pengobatan dan penyembuhan, umat yang kurang kebijaksanaannya akan mudah menjadi pengikutnya. Sayangnya mayoritas orang masih berpandangan salah dengan menganggap mereka yang sakti adalah orang suci.

hm hm hm...berarti ini menjadi satu bagian polemik karena saya lebih banyak melihat bhiksu Mahayanist yang berubah menjadi tukang ramal dan dukun kertas hu...hmm sangat disayangkan micchaditthi yang dibawa terus menerus.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

ryu

Quote from: nyanadhana on 23 December 2008, 09:34:39 AM
Satu jawaban yaitu adanya ajaran atau konsep manifestasi dan emanasi, yang memungkinkan siapa pun, kapan pun, dan dimana pun bisa mengklaim dirinya sebagai pengejawantahan, penjelmaan Buddha. Jika sudah demikian, penulisan sutra-sutra baru hanyalah seperti menulis novel, dan terhadap sutra-sutra lama mudah untuk diberikan tafsiran baru. Tinggal dipoles sana dan sini dengan sedikit trik pengobatan dan penyembuhan, umat yang kurang kebijaksanaannya akan mudah menjadi pengikutnya. Sayangnya mayoritas orang masih berpandangan salah dengan menganggap mereka yang sakti adalah orang suci.

hm hm hm...berarti ini menjadi satu bagian polemik karena saya lebih banyak melihat bhiksu Mahayanist yang berubah menjadi tukang ramal dan dukun kertas hu...hmm sangat disayangkan micchaditthi yang dibawa terus menerus.
kalo yang suka sembahyang ciong gitu  Bhiksu mahayanist bukan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

nyanadhana

ciong itu berasal dari pemahaman Taoist.Buddhist tidak mengenal ciong kanan kiri.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Jerry

Quote from: nyanadhana on 23 December 2008, 09:34:39 AM

hm hm hm...berarti ini menjadi satu bagian polemik karena saya lebih banyak melihat bhiksu Mahayanist yang berubah menjadi tukang ramal dan dukun kertas hu...hmm sangat disayangkan micchaditthi yang dibawa terus menerus.
Tambahan, kalo hanya utk sekedar merek, di Thai juga ada yg gitu :)

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

kiman

#66
Quote from: nyanadhana on 19 December 2008, 11:11:32 AM
Halo pertanyaan saya cukup simpel, kenapa setiap kali ajaran agama Buddha sesat itu selalu berkembang dari Sutra Mahayana? sedangkan di Theravada sendiri ,hampir minimal sekali terjadi pembentukan ajaran Buddha baru?kalo ada pun semua masih satu garis,sedangkan di Mahayana,orang dengan leluasa mengambil Sutra dan memutar balikkan? Apa yang terjadi sebenarnya dalam Mahayana Buddhism?
sekedar share yah, sekaligus menjawab pertanyaan ini.

dharma: sy jarang menemukan yg sesat, tapi yg berputar2 itu sering, terutama di mahayana mandarin (sy menekankan ke pengikutnya, sedangkan guru nya tidak). dan sy hanya percaya kepada anggota Sangha sbg pembimbing sy.

sy mau cerita. bagi yg berminat membaca, ya silahkan. ga berminatpun tidak apa2. cerita ini ttg pencarian jati diri + dharma yg sesungguhnya. sy tipe org yg spiritualis, sering mendapat pertanda dan mimpi yg aneh (kadang menyakitkan).

sy pernah mencari apa yg sy cari. dulu, sewaktu kecil, dharma yg diajarkan serasa seperti sedang menonton opera, tidak ada masuk2nya.

sy masuk Budha karena orang tua. wkt itu sekolah mewajibkan memilih agama. ortu ku bebas, silahkan pilih sesukamu. karena kebebasan inilah sy mengikuti ajaran ini.

karena ortu dari maitreya, ya ikutlah kesana. namun sy tdk menemukan apa yg sy cari. cukup lama disini, dari SD hingga SMP kelas 2. sy merasa ajaran ini rada "benar tapi ga benar". aneh. kalau dibilang sesat, ngga, karena ngajarin org bwt jadi org baik.

SMP kelas 3, sy mengenal Theravada. disini sy tdk menemukan apa yg sy cari. tapi ajaran ini terasa benar, jadi sy ikut2an dulu, sekedar mencari. uniknya, Theravada ajarannya tidak terstruktur, namun dpt bertahan lama, awet, dan terjaga. ini ajaran serasa "benar".

SMA kelas 1-3 mengenal ajaran dari buku yg dibuat oleh pemerintah. disini sy banyak mendapat pengalaman dan pencerahan, namun blm semua, dan bukan ini yg diinginkan.

Kuliah tingkat 1 buat sy hampir gila. mental stability blm terbentuk, jaringan untuk belajar dharma tidak ada.

kuliah tingkat 2 mengenal Mahayana Tibetan. disini sy terpancing karena banyak hal yg dilakukan waktu kecil dan sempat diragu-ragukan, ternyata benar, sehingga sy tidak ragu lg. pertanyaan muncul banyak sekali. namun blm juga, tetap mencari. seiring waktu, sy ketemu dg gambar Arya Tara, disini sy merasakan faith/keyakinan yg begitu dalam kepadanya. saya tetap mencari. sy tidak merasa ajaran ini "benar" atau "tidak benar", sy terus mengkajinya sampai sy tdk mengerti apa yg dibahasnya.

tingkat 3 mencari ke mahayana mandarin. disini terasa aneh, janggal, lucu, dll. ajarannya jelas, tapi koq pengikutnya gimana gitu. gurunya oke, tapi murid2nya koq sembleng. sempat kaget, namun akhirnya bukan disini jawaban yg sy cari. tapi faith/keyakinan sy terhadap guru tidak berubah, baik di Theravada maupun Mahayana. ajaran ini "benar", tapi murid2nya kurang disiplin (tidak menjaga pikiran, ucapan, n batinnya dengan baik).

tingkat 4 tingkat yg berat. sangat berat. disini sy membandingkan semua yg sudah sy pelajari, dari Maitreya, Theravada, Mahayana Mandarin hingga Mahayana Tibetan.  hingga akhirnya saya mendapati pelajaran Bodhicitta dari guru Mahayana Tibetan. Pelajaran yg sangat berat, dibutuhkan kesadaran2 batin akan kasih sayang, mudita, kasihan, dll.

Pelajaran Bodhicitta inilah yg menyadarkan sy. faith/keyakinan sy meningkat drastis. sy merasa ajaran ttg Bodhicitta inilah sy jadikan patokan sebagai ajaran dharma yg sesungguhnya. begitu dalam, begitu indah. namun Bodhicitta bukan dharma secara keseluruhan, hanya bagian yg kecil. banyak bagian2 penting dan besar2 yg perlu dipelajari. sy merasa seperti menemukan apa yg sy cari selama ini.

Sy tidak peduli seseorang mau berasal dari tradisi apapun. sy merasa itu sama, berasal dari Sang Budha. Pengikutnya lah yg blm matang ini menjadi sombong dan tidak terarah pikiran-ucapan-batinnya karena merasa uda tau dharma, pdhl dharma yg diketahuinya, sedikit/kecil. dharma itu dalam sekali. sy terus menekankan diri sy agar terlatih pikirannya kalau dharma itu sangat dalam, sehingga pikiran ini bersih dari hal yg kotor2. belajar ttg hidup, bljr tentang alam ini, fenomena2nya, 4 kesunyataan mulia, dsb. menarik lho...

Yg sy ambil itu cm ajarannya. sy ga peduli dengan tradisi. yg penting ajarannya. jika itu untuk kebaikan dan perkembangan tubuh ucapan batin, bermanfaat untuk diri sendiri & banyak makhluk, pasti sy pelajari. n sy merasa hidup ini berguna.

maap kalo curhat nya panjaanggg kali...
nanti kata2 yg ga bener, sy edit lg oke...
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

GandalfTheElder

QuoteYg sy ambil itu cm ajarannya. sy ga peduli dengan tradisi. yg penting ajarannya. jika itu untuk kebaikan dan perkembangan tubuh ucapan batin, bermanfaat untuk diri sendiri & banyak makhluk, pasti sy pelajari. n sy merasa hidup ini berguna.

:jempol: :jempol:

Memang kekeliruan pemahaman terhadap emanasi Buddha dapat mendorong munculnya aliran-aliran sesat, karena mereka cenderung "mendewakan" emanasi tersebut.

Kalau teman-teman baca biografi Drukpa Kunley, di sana teman2 akan membaca bahwa seorang Lama yang merupakan emanasi (tulku) Maitreya Bodhisattva saja bisa terlahir kembali jadi keledai oleh karena akusala karmanya!

Namaste,
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

tula

 [at] mas kiman .. maksudnya theravada tidak berstruktur itu gimana ya ?

kiman

aku sih liat nya ajarannya tidak ada alurnya. jadi kadang bikin bingunk newbie. sebentar karma, sebentar meditasi, sebentar belajar ttg kehidupan dlm keseharian, dll. sy ga dpt base/dasar ajarannya <<< mgkn karena guru saya kali ya...
_/\_

Quote from: tula on 25 December 2008, 11:40:58 AM
[at] mas kiman .. maksudnya theravada tidak berstruktur itu gimana ya ?
koq mas sih... >,<
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

N1AR

Quote from: kiman on 25 December 2008, 11:49:36 AM
aku sih liat nya ajarannya tidak ada alurnya. jadi kadang bikin bingunk newbie. sebentar karma, sebentar meditasi, sebentar belajar ttg kehidupan dlm keseharian, dll. sy ga dpt base/dasar ajarannya <<< mgkn karena guru saya kali ya...
_/\_

Quote from: tula on 25 December 2008, 11:40:58 AM
[at] mas kiman .. maksudnya theravada tidak berstruktur itu gimana ya ?
koq mas sih... >,<

maksudnya tidak ada alurnya.. maksudnya terlalu bertele tele ??

kalo bukan mas tante dong ;D

kiman

ngga bertele tele. ajarannya jelas, tapi alurnya. biasanya kan pelajaran bwt newbie itu berbeda ama yg uda lama bljr. tapi wa uda lama belajar, tetep aja bljrnya itu2 aja. jadi ga ada peningkatan spiritual...
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

hendrako

Quote from: kiman on 25 December 2008, 12:17:21 PM
ngga bertele tele. ajarannya jelas, tapi alurnya. biasanya kan pelajaran bwt newbie itu berbeda ama yg uda lama bljr. tapi wa uda lama belajar, tetep aja bljrnya itu2 aja. jadi ga ada peningkatan spiritual...

Saya sangat merasakan kesulitan pada saat pertama kali mengenal ajaran Buddha lewat buku dan situs internet. Diperlukan niat belajar yang besar dan keterbukaan hati agar bisa menyerap ajaran. Perbedaan pengalaman dan pengetahuan, jelas, akan membedakan penyerapan ajaran pada seorang pemula.

Sejauh pemahaman saya, ajaran Buddha memang sebenarnya"itu2 saja", yaitu 4 Kebenaran Mulia, sutta yang begitu banyak di dalam tipitaka tidak jauh dari kebenaran mulia ini namun karena kedalamannya diperlukan penjelasan agar dapat dimengerti oleh berbagai kalangan yang berbeda.

Hal diatas masih dalam lingkup intelektual, jadi yang bertambah hanyalah pengetahuan saja.

Untuk meningkatkan batin, tidak dapat dengan hanya belajar teori yang bersandar pada kata-kata. Diperlukan praktek sebagaimana yang terdapat pada Jalan Mulia berunsur 8 untuk meningkatkan kualitas batin.

yaa... gitu deh

Jerry

Quote from: hendrako on 25 December 2008, 05:28:26 PM
Quote from: kiman on 25 December 2008, 12:17:21 PM
ngga bertele tele. ajarannya jelas, tapi alurnya. biasanya kan pelajaran bwt newbie itu berbeda ama yg uda lama bljr. tapi wa uda lama belajar, tetep aja bljrnya itu2 aja. jadi ga ada peningkatan spiritual...

Saya sangat merasakan kesulitan pada saat pertama kali mengenal ajaran Buddha lewat buku dan situs internet. Diperlukan niat belajar yang besar dan keterbukaan hati agar bisa menyerap ajaran. Perbedaan pengalaman dan pengetahuan, jelas, akan membedakan penyerapan ajaran pada seorang pemula.

Sejauh pemahaman saya, ajaran Buddha memang sebenarnya"itu2 saja", yaitu 4 Kebenaran Mulia, sutta yang begitu banyak di dalam tipitaka tidak jauh dari kebenaran mulia ini namun karena kedalamannya diperlukan penjelasan agar dapat dimengerti oleh berbagai kalangan yang berbeda.

Hal diatas masih dalam lingkup intelektual, jadi yang bertambah hanyalah pengetahuan saja.

Untuk meningkatkan batin, tidak dapat dengan hanya belajar teori yang bersandar pada kata-kata. Diperlukan praktek sebagaimana yang terdapat pada Jalan Mulia berunsur 8 untuk meningkatkan kualitas batin.



TOP BANGET!! emang beda kalo yg berbicara udah berdasarkan pengalaman pribadi, bukan dr sumber lain :jempol:

Keep practicing bro \m/ ;)

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

dilbert

Quote from: kiman on 25 December 2008, 12:17:21 PM
ngga bertele tele. ajarannya jelas, tapi alurnya. biasanya kan pelajaran bwt newbie itu berbeda ama yg uda lama bljr. tapi wa uda lama belajar, tetep aja bljrnya itu2 aja. jadi ga ada peningkatan spiritual...

kalau mau yang "mistiskal", di theravada kagak ketemu... nah kayaknya anda cocok di tantra...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan