Meditasi Itu Tidak Berguna

Started by candra_mukti19, 03 December 2008, 10:18:51 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

candra_mukti19

Quote from: ryu
mohon dipahami juga bahwa meditasi pun belum tentu cocok untuk semua orang Smiley aye aja kaga pernah bisa meditasi Sad

bahkan dari meditasi pun seseorang bisa tersesat juga memungkinkan lho

meditasi mungkin tidak cocok bagi seseorang, tapi budha telah mengajarkan satu-satunya jalan untuk mencapai keselamatan. satu-satunya jalan berarti tidak ada yang lainnya lagi. meditasi hanya wadah untuk menunjukan "satu-satunya jalan" tersebut.

bond

Dalam mengajarkan meditasi kepada orang lain, sebaiknya harus dilihat kematangan batin seseorang, apakah ia telah siap atau tidak.

Orang yg sedang stress atau dalam tekanan mental yg sangat berat, ataupun orang yg punya tabiat yg sangat buruk sekali(apalagi yg memiliki pandangan salah yg kuat). Sangat lah sulit dilatih, yg pertama dilakukan adalah menenangkan terlebih dahulu batinnya, setelah siap, tidak ada kegelisahan yg berarti maka ia dapat dilatih dengan baik.

Oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan apa2 saja yg harus dilakukan dan yg dihindari, agar batin pemeditator tidak banyak kemelekatan, kegelisahan ataupun kebencian terhadap objek2 luar yg dapat mempengaruhi kondisi batinnya dengan demikian mereka dapat maju dengan baik dalam bermeditasi.

Smoga bermanfaat  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

ryu

Quote from: candra_mukti19 on 03 December 2008, 05:48:58 PM
Quote from: ryu
mohon dipahami juga bahwa meditasi pun belum tentu cocok untuk semua orang Smiley aye aja kaga pernah bisa meditasi Sad

bahkan dari meditasi pun seseorang bisa tersesat juga memungkinkan lho

meditasi mungkin tidak cocok bagi seseorang, tapi budha telah mengajarkan satu-satunya jalan untuk mencapai keselamatan. satu-satunya jalan berarti tidak ada yang lainnya lagi. meditasi hanya wadah untuk menunjukan "satu-satunya jalan" tersebut.
satu2nya jalan untuk mencapai keselamatan? Saya rasa aneh pernyataan ini.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

candra_mukti19

Quote from: bond on 03 December 2008, 06:13:13 PM
Dalam mengajarkan meditasi kepada orang lain, sebaiknya harus dilihat kematangan batin seseorang, apakah ia telah siap atau tidak.

Orang yg sedang stress atau dalam tekanan mental yg sangat berat, ataupun orang yg punya tabiat yg sangat buruk sekali(apalagi yg memiliki pandangan salah yg kuat). Sangat lah sulit dilatih, yg pertama dilakukan adalah menenangkan terlebih dahulu batinnya, setelah siap, tidak ada kegelisahan yg berarti maka ia dapat dilatih dengan baik.

Oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan apa2 saja yg harus dilakukan dan yg dihindari, agar batin pemeditator tidak banyak kemelekatan, kegelisahan ataupun kebencian terhadap objek2 luar yg dapat mempengaruhi kondisi batinnya dengan demikian mereka dapat maju dengan baik dalam bermeditasi.

Smoga bermanfaat  _/\_

tapi, saya pikir kita bisa agak memaksa kepada orang lain. berdasarkan pengalaman begini :

saya berusaha mengembangkan batin dengan meditasi. setiap hari saya bermeditasi. tapi amatlah sulit batin untuk maju dan berkembang. walaupun demikian, tak putus asa, saya terus berusaha. 3 minggu sudah berlalu, keadaan batin saya malah semakin kacau balau. kemudian saya menemui guru meditasi saya. maka disuruhnya saya bermeditasi di ruang tengah rumahnya. smentara dia sendiri sibuk mengetik di ruang kerjanya.

1 jam pertama dalam meditasi. saya merasa gelisah. sungguh tubuh dan mentalnya merasakan banyak sekali ketidak nyamanan. jika di rumah, mungkin saya sudah berhenti untuk menghilangkan kegelisahan dengan cara menghibur diri. tapi, karena disitu ada guru, saya gk berani. guru saya galak.

2 jam sudah berlalu, ketidak nyamanan telah lenyap, tapi ngantuk sekali rasanya. jika di rumah tentu saya sudah pergi tidur. tapi disitu saya gak berani. guru meditasi saya itu galak. saya bisa ditendangnya kalau berhenti meditasi sebelum dia mengizinkannya.

3 jam sudah berlalu, kegelisaan mereda, rasa ngantuk juga tiada. tapi, kaki saya sangat sakit luar biasa. tapi, saya gak mau ditempeleng guru saya itu. maka saya memaksakan diri untuk bermeditasi.

4 jam berlalu. saya mulai dapat menikmati keluar masuknya nafas.

5 jam berlalu. saya mulai melihat dengan jelas detailnya nafas, panjang dan pendeknya, dan pikiran tidak keluyuran keluar.

6 jam berlalu. pikiran saya dapt berpusat pada ujung lubang hidung. dan nafas begitu halus. sya tidak menyadari sesuatu yang lain kecuali sensasi sentuhan dilubang hidung itu.

7 jam berlalu. muncul sebuah sinar (nimita) dan saya berfokus ke sinar tersebut.

tiba-tiba terdengar "candra! sudah cukup meditasimu!".

hasilnya, sangat luat biasa. saya berusaha sendiri selama 3 minggu, gak berhasil. tapi, meditasi dibawah bimbingan guru, cukup 7 jam, berhasil. padahal guru tidak banyak bicara untuk menjelaskan trik-trik meditasi. saya datang. saya disuruh meditasi. saya meditasi. dan guru menyuruh saya berhenti. tapi, mengapa beda hasilnya, kalau sendirian. padahal pengetahuan trik yang saya gunakan sama? jadi, menurut saya perbedaannya hanya satu, yaitu pada kata "memaksa". dan kelebihan guru saya dibanding guru-guru lainnya adalah kemampuannya dalam menggunakan metode "memaksa".

candra_mukti19

Quote from: ryu
satu2nya jalan untuk mencapai keselamatan? Saya rasa aneh pernyataan ini.

ryu, aneh gimana? apa kamu gak pernah baca dalam sutta tentang "satu-satunya jalan?".

kalau istilah keselmatan sih itu memang istilah saya, tapi istilah satu-satunya adalah istilah budhistme saya rasa.

hatRed

satu2nya jalan


apakah nama jalan itu yg hanya satu2nya??
i'm just a mammal with troubled soul



Mr. Bagus

 [at]  bro Candra
Maaf, mungkin saya agak keluar dari topic.
Apa arti meditasi sesungguhnya? atau apa yg disebut bhavana?
sebab konsentrasi saja tidak sama dengan meditasi khan? atau perhatian murni = meditasi? minta pencerahannya ya :x

Saya kasihan dengan kejadian 3 wanita tsb.
perempuan I: Orangtua adalah panutan bagi seorang anak. Anak yg berkelakuan buruk memang bukan sepenuhnya peran orangtua, namun orangtualah yg mempunyai peran paling besar dalam membentuk karakter anak. Dengan upayanya membebaskan anaknya dari tanggung jawabnya adalah salah satu tambahan karakter (solusi) yg diserap oleh si anak.

perempuan II: Ia akan belajar "kekerasan akan berakhir bila dilawan dengan kekerasan". Masih bagus hasilnya tidak ada korban jiwa. Jika sampai terjadi hal seburuk itu, maka muncul masalah baru yg tidak kalah besarnya. Jika memang terpaksa, laporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang. Biasanya pihak berwenang menyarankan diselesaikan dengan kekeluargaan terlebih dahulu.

perempuan III: Mengharap belas kasih (ibu) Bidan sepertinya lebih tepat, ceritakan masalah yg ada. Tidak diperkenankan pulang juga hal yg baik, karena sebagai orang yg ahli tentunya bisa merawat bayi dan ibu yg baru saja melahirkan. Menjadi tenaga bantuan serabutan di tempat bidan tersebut setelah kondisi pulih untuk mengganti biaya persalinan dan biaya hidup juga merupakan tawaran yg mungkin bisa diterima oleh ibu Bidan meilhat kemalangan yg menimpa perempuan III ini.

Pasti ada sesuatu hal yg besar pada ketiga perempuan tersebut yg luput dari perhatian bro Candra. Maksud saya akar permasalahan, mungkin saja yg diselesaikan oleh ke-3 perempuan tsb hanyalah sebagian ranting/dahan masalah saja. Maaf jika bro menganggap saya merasa sok tahu. Ini hanya perkiraan saya saja.


"keahlian memanah tidak akan bisa digunakan untuk membuat panah, atau sebaliknya. Namun ada seseorang yg bisa membuat panah dan juga ahli dalam memanah"
:x Persepsi yang saya dapat dari pengalaman saya sendiri sebagai orang buta tidak bisa dibandingkan dengan orang yang melihat dengan terang. >:)<

ryu

Quote from: candra_mukti19 on 03 December 2008, 06:35:20 PM
Quote from: ryu
satu2nya jalan untuk mencapai keselamatan? Saya rasa aneh pernyataan ini.

ryu, aneh gimana? apa kamu gak pernah baca dalam sutta tentang "satu-satunya jalan?".

kalau istilah keselmatan sih itu memang istilah saya, tapi istilah satu-satunya adalah istilah budhistme saya rasa.
kalo di kitab aye ada, kalo di sutta kaga tau :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

candra_mukti19

Quote from: Mr. Bagus
[at]  bro Candra
Maaf, mungkin saya agak keluar dari topic.
Apa arti meditasi sesungguhnya? atau apa yg disebut bhavana?
sebab konsentrasi saja tidak sama dengan meditasi khan? atau perhatian murni = meditasi? minta pencerahannya ya Lovestruck

konsentrasi membang beda dengan meditasi. konsentrasi adalah apa yang dikembangkan dalam meditasi. sedangkan meditasi itu sendiri adalah pengembangan batin. segala sesuatu yang dapat mengembangkan batin dapat disebut meditasi. itulah yang sya tau.

bond

Quote from: candra_mukti19 on 03 December 2008, 06:33:29 PM
Quote from: bond on 03 December 2008, 06:13:13 PM
Dalam mengajarkan meditasi kepada orang lain, sebaiknya harus dilihat kematangan batin seseorang, apakah ia telah siap atau tidak.

Orang yg sedang stress atau dalam tekanan mental yg sangat berat, ataupun orang yg punya tabiat yg sangat buruk sekali(apalagi yg memiliki pandangan salah yg kuat). Sangat lah sulit dilatih, yg pertama dilakukan adalah menenangkan terlebih dahulu batinnya, setelah siap, tidak ada kegelisahan yg berarti maka ia dapat dilatih dengan baik.

Oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan apa2 saja yg harus dilakukan dan yg dihindari, agar batin pemeditator tidak banyak kemelekatan, kegelisahan ataupun kebencian terhadap objek2 luar yg dapat mempengaruhi kondisi batinnya dengan demikian mereka dapat maju dengan baik dalam bermeditasi.

Smoga bermanfaat  _/\_

tapi, saya pikir kita bisa agak memaksa kepada orang lain. berdasarkan pengalaman begini :

saya berusaha mengembangkan batin dengan meditasi. setiap hari saya bermeditasi. tapi amatlah sulit batin untuk maju dan berkembang. walaupun demikian, tak putus asa, saya terus berusaha. 3 minggu sudah berlalu, keadaan batin saya malah semakin kacau balau. kemudian saya menemui guru meditasi saya. maka disuruhnya saya bermeditasi di ruang tengah rumahnya. smentara dia sendiri sibuk mengetik di ruang kerjanya.

1 jam pertama dalam meditasi. saya merasa gelisah. sungguh tubuh dan mentalnya merasakan banyak sekali ketidak nyamanan. jika di rumah, mungkin saya sudah berhenti untuk menghilangkan kegelisahan dengan cara menghibur diri. tapi, karena disitu ada guru, saya gk berani. guru saya galak.

2 jam sudah berlalu, ketidak nyamanan telah lenyap, tapi ngantuk sekali rasanya. jika di rumah tentu saya sudah pergi tidur. tapi disitu saya gak berani. guru meditasi saya itu galak. saya bisa ditendangnya kalau berhenti meditasi sebelum dia mengizinkannya.

3 jam sudah berlalu, kegelisaan mereda, rasa ngantuk juga tiada. tapi, kaki saya sangat sakit luar biasa. tapi, saya gak mau ditempeleng guru saya itu. maka saya memaksakan diri untuk bermeditasi.

4 jam berlalu. saya mulai dapat menikmati keluar masuknya nafas.

5 jam berlalu. saya mulai melihat dengan jelas detailnya nafas, panjang dan pendeknya, dan pikiran tidak keluyuran keluar.

6 jam berlalu. pikiran saya dapt berpusat pada ujung lubang hidung. dan nafas begitu halus. sya tidak menyadari sesuatu yang lain kecuali sensasi sentuhan dilubang hidung itu.

7 jam berlalu. muncul sebuah sinar (nimita) dan saya berfokus ke sinar tersebut.

tiba-tiba terdengar "candra! sudah cukup meditasimu!".

hasilnya, sangat luat biasa. saya berusaha sendiri selama 3 minggu, gak berhasil. tapi, meditasi dibawah bimbingan guru, cukup 7 jam, berhasil. padahal guru tidak banyak bicara untuk menjelaskan trik-trik meditasi. saya datang. saya disuruh meditasi. saya meditasi. dan guru menyuruh saya berhenti. tapi, mengapa beda hasilnya, kalau sendirian. padahal pengetahuan trik yang saya gunakan sama? jadi, menurut saya perbedaannya hanya satu, yaitu pada kata "memaksa". dan kelebihan guru saya dibanding guru-guru lainnya adalah kemampuannya dalam menggunakan metode "memaksa".

Saya setuju dengan Anda. Kadang memang dalam latihan meditasi kita harus "memaksa" dengan tekad agar batin ini tidak malas dan lamban. Tetapi mengenai kasus Anda, berbeda dengan cerita-cerita yg Anda sampaikan. Dalam kondisi Bro Candra, telah memiliki kemantapan dan tekad, sehingga apapun rintangan batin bisa diatasi apalagi adanya guru yg baik. Berbeda halnya dengan orang stress, yg mana batin mereka rapuh sehingga tumbuhnya tekad dan kekuatan dalam batin mereka belum cukup, ibaratnya bahan bakarnya baru dipakai 1/4 sudah keburu habis. Kalau dipaksakan malah mereka akan menjadi tambah stress. Jadi memang ada batas2 yg kita harus ketahui dengan baik apabila kita ingin mengajarkan meditasi, agar orang yg kita ajarkan mendapat manfaat yg maksimal dan bukannya muncul kebencian terhadap meditasi itu sendiri yg merupakan nivarana juga. Oleh karena itu adalah hal yg wajar dalam cerita bro Candra yg mana bro Candra punya niat baik tetapi tidak dapat dimengerti bahkan diartikan bukan solusi praktis bagi beberapa orang yg ingin Anda bantu. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Jerry

Seharusnya, efek meditasi yg telah dikembangkan bro candra itu akan sangat membantu dalam penanganan kasus mereka.
Tentu jika bro candra bisa memanfaatkan efek meditasi, yaitu kejernihan berpikir, bro candra bisa mencari dan memberikan jalan lain (bila tdk mampu memberi solusi praktikal yg dibutuhkan), dan bukannya dengan memberi meditasi yg memerlukan waktu, kondisi dan usaha utk menumbuhkannya.
Alih-alih, mungkin mereka malah menganggap aneh bro candra setelahnya, dan menjadi tidak simpatik.

Seperti yg telah dikatakan ko bond, meditasi bukan solusi praktikal yg dicari oleh mereka yg sedang dlm kesulitan. Dan seperti orang membutuhkan A, yg bro candra berikan malah B. Nda nyambung banget kan?

Dlm hal ini, menurut Guru Buddha adalah sampajanna yg harus dikembangkan.
Sampajanna adlh pengertian lengkap ttg ssuatu hal, dan dari 4 poin yg ada, adalah 3 sampajanna yg bs diterapkan dlm permasalahan yg dihadapi bro candra itu:
- pengertian lengkap mengenai tujuan, benar atau tidak, dr beberapa segi tentunya.
- pengertian lengkap mengenai manfaat, layak atau tidak.
- pengertian lengkap mengenai ruang lingkup, akses utk mencapai tujuan tsb.

semoga membantu dlm mengkaji kembali niat dan perbuatan baik yg akan dilakukan :)

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

supiro

Langkah awal itu tidak dapat di temukan, meditasi gimanapun kalau tujuannya salah maka meditasi ituu gak berguna. dalam meditaasii yang terpenting adalah bagaimana proses setiap batian bekerja dapat kita ketahui (sederhananya demikian) bukan untuk melarikan diri. seperti halnya kita manjadi kenyang ketika sehabis makan, ..... bukankah karena makan kita dapat kenyang?

meditasi gak da guna...... ??? liahat saja manusia tanpa pengendalian diri...
sebagai contoh diskusi aja tanpa pengendalian diri akan menjadi sesuatu yang mengerikan setelahnya karena belum tentu kita dapat menerima hasil diskusi tsb dan kita juga gak tau bagaimana lawan bicara kita setelah menerima apa yang didiskusikan.
duduk meditasi mencermati napas dan kembang-kempis perut gak ada mahluk yang dirugikan inilah satu salah satu manfaat meditasi. moga debu dimata MU dapat di bersihkan

dilbert

Saya setuju dengan pendapat sdr.Kelana bahwa ada "salah pengobatan"... Kiranya dalam beberapa kesempatan, BUDDHA GOTAMA sendiri juga menyampaikan beberapa hal tentang perlunya kondisi dan situasi yang kondusif dalam pembabaran DHARMA. Untuk umat umat yang sedang lelah setelah melakukan perjalanan jauh ataupun umat yang tengah kelaparan, akan sulit untuk mendengarkan DHARMA.

Saya kira dalam hal ini, ketika ketiga subjek di dalam cerita sdr.candra itu sedang dirudung permasalahan yang sedemikian pelik-nya, akan sulit untuk menerima "sesuatu" semacam meditasi baik meditasi ketenangan ataupun model lainnya, karena ada sifat urgensi dari permasalahan yang sedang dihadapi-nya dan harus diselesaikan bukan dengan "meditasi" ataupun "nasihat".

Mudah mudahan dengan pengalaman seperti ini, tidak membuat sdr.candra menjadi apatis terhadap meditasi.

_/\_
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

johan3000

Quote from: Mr. Bagus on 03 December 2008, 06:45:58 PM
[at]  bro Candra
Maaf, mungkin saya agak keluar dari topic.
Apa arti meditasi sesungguhnya? atau apa yg disebut bhavana?
sebab konsentrasi saja tidak sama dengan meditasi khan? atau perhatian murni = meditasi? minta pencerahannya ya :x

Saya kasihan dengan kejadian 3 wanita tsb.
perempuan I: Orangtua adalah panutan bagi seorang anak. Anak yg berkelakuan buruk memang bukan sepenuhnya peran orangtua, namun orangtualah yg mempunyai peran paling besar dalam membentuk karakter anak. Dengan upayanya membebaskan anaknya dari tanggung jawabnya adalah salah satu tambahan karakter (solusi) yg diserap oleh si anak.

perempuan II: Ia akan belajar "kekerasan akan berakhir bila dilawan dengan kekerasan". Masih bagus hasilnya tidak ada korban jiwa. Jika sampai terjadi hal seburuk itu, maka muncul masalah baru yg tidak kalah besarnya. Jika memang terpaksa, laporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang. Biasanya pihak berwenang menyarankan diselesaikan dengan kekeluargaan terlebih dahulu.

perempuan III: Mengharap belas kasih (ibu) Bidan sepertinya lebih tepat, ceritakan masalah yg ada. Tidak diperkenankan pulang juga hal yg baik, karena sebagai orang yg ahli tentunya bisa merawat bayi dan ibu yg baru saja melahirkan. Menjadi tenaga bantuan serabutan di tempat bidan tersebut setelah kondisi pulih untuk mengganti biaya persalinan dan biaya hidup juga merupakan tawaran yg mungkin bisa diterima oleh ibu Bidan meilhat kemalangan yg menimpa perempuan III ini.

Pasti ada sesuatu hal yg besar pada ketiga perempuan tersebut yg luput dari perhatian bro Candra. Maksud saya akar permasalahan, mungkin saja yg diselesaikan oleh ke-3 perempuan tsb hanyalah sebagian ranting/dahan masalah saja. Maaf jika bro menganggap saya merasa sok tahu. Ini hanya perkiraan saya saja.


"keahlian memanah tidak akan bisa digunakan untuk membuat panah, atau sebaliknya. Namun ada seseorang yg bisa membuat panah dan juga ahli dalam memanah"

Bro Bagus,.... jawaban yg bagus pula....
cuma utk P2,... kalau dipengadilan... biasanya yg punya duit menang lagi...
jadi mungkin ada solusi lain?

utk jawaban P1, dan P3.... mantep...  reputasi +1

thanks!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Bro candra_mukti19,

Dalam meditasi gimana bisa tAU
Kalau setelah 1 jam.... begini,.. dan 2 jam begitu...

apakah ada INTER CLOCK yg bisa dipakai utk mencatat kejadian?
atau ada jam dinding yg tiap jam BURUNGNYA KELUAR dan BERSUARA?

trims atas infonya..
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya