Keberadaan Tuhan

Started by Petrus, 18 November 2008, 09:35:40 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Reenzia

  #:-S OOT nih kaka, ntar threadnya di lock,,,,takutnya bsk si petrus mau lanjutin gak bs kl threadnya di lock, mari bergosip di thread lain yg pas  ;D

hatRed

 [at] ryu

haha... jadi lucu
anda malah tidak mengerti yang anda nyatakan

kalo gitu g panggil adek aja deh bis baru 17th

tapi bener juga kata adek ryu ini,
malah OOT neh gimana keberadaan Tuhan itu

tapi saya rasa sudah solved karena saya pikir disini kita tidak mencari kesepakatan,
cuma saling memahami saja, tanpa memaksakan.
i'm just a mammal with troubled soul



anatta.net

Quote from: Petrus on 18 November 2008, 10:25:21 PM
Quote from: Edward on 18 November 2008, 10:12:55 PM
Siapa bilang pada dasarnya semua manusia ingin lebih baik? Baik universal tidak akan ada habisnya...Itulah KENYATAAN. Kau hanya memasukkan doktrin yg berdasarkan pemahaman sendiri...
Jika standar baik dicari di luar, kita akan jadi BONEKA!! Apa yg menurut orang luar, yang konon katanya disabdakan oleh tuhan, hanyalah permainan pikiran sendiri...KArena itu, berusaha menjadi baik dengan standar luar diri kita adalah menjadikan diri kita budak keinginan orang lain, tanpa memikirkan sendiri akibatnya...

Pada hakikatnya, semua makhluk, tidak hanya manusia, itu berusahan BAHAGIA... Coba pikir dengan akal sehat dan logika, jika u merasa punya otak dan berpendidikan...
U dan orang lain itu berbuat BAIK untuk apa?
Yang kita lakukan sepanjang hidup ini, UNTUK APA?
Kerja keras membanting tulang, UNTUK APA?
Mencari penghidupan yg layak, UNTUK APA?
Mencari perlindungan kepada YANG MAHA XXX , UNTUK APA?

Semua dengan tujuan untuk dapat BAHAGIA! Tetapi pada hakekatnya, semua yg berkondisi itu tidak kekal, karena itu, kebahagiaan yg berdasarkan sesuatu yg berkondisi ADALAH SEMU!

Coba pikirkan itu baik2, jika memank ingin berdiskusi dan merasa memiliki otak dan berpendidikan....Jika tidak, SILAHKAN BAWA PERGI DOKTRIN2 U! Doktrin u kaga berguna dan sangat KONYOL di sini...
buang jauh-jauh segala bentuk doktrin, baca pelan-pelan.
anggap saja kita tidak mengenal satu paham pun. Kita mulai dari baik dan jahat, contoh membunuh konglomerat siapa yang bisa menilai itu salah seandainya belum ada hukum negara di dunia.



Kalau petrus yang dibunuh, menurut petrus apa yang baik? apa yang jahat?
Standard siapa yang dipakai?

gitu aja kok gak bisa dicerna?

Bingung aku, lagi2 otak kagak dipakai

Nevada

Quote from: hatRed on 18 November 2008, 11:50:56 PM
Quote from: ryu
Apabila dengan melepaskan kebahagiaan yang lebih kecil orang dapat memperoleh kebahagiaan yang lebih besar, maka hendaknya orang bijaksana melepaskan kebahagiaan yang kecil itu, guna memperoleh kebahagiaan yang lebih besar.
kalau begini bisa ga om ryu

Apabila dengan melepaskan pandangan yang lebih kecil orang dapat memperoleh pandangan yang lebih besar, maka hendaknya orang bijaksana melepaskan pandangan yang kecil itu, guna memperoleh pandangan yang lebih besar.

dimana pandangan itu adalah Agama, Aliran, dan paham2 alinnya yang mendiskritkan manusia.
diskrit dalam arti jadi banyak perbedaan paham

Mungkin lebih tepatnya begini :

Orang yg bijaksana, berani melepaskan sesuatu yang baik untuk mendapatkan sesuatu yg besar.
Ada beberapa hal di dunia ini yg harus dilepaskan untuk meraih hal lain yg lebih besar.
Seperti kita harus berani meninggalkan teman2 di kampung untuk berkerja di luar kota yg prospeknya cerah.
Seperti Pangeran Siddhata yg berani melepaskan kebahagiaan duniawinya untuk menemukan 'obat' yg dapat menyembuhkan penderitaan semua makhluk.

:)

anatta.net

Quote from: Petrus on 18 November 2008, 10:29:18 PM
Quote from: dilbert on 18 November 2008, 10:25:01 PM
saya setuju dengan anda bahwa Tuhan adalah immaterial sebagaimana dengan standard moral... Lantas masalahnya dimana ?? Apakah ini menunjukkan eksistensi TUHAN ?? Apakah TUHAN itu perlu eksis supaya kita kita bisa menjadi "BAIK" ??
mau tidak mau dia eksis tanpa anda sadari dengan adanya standard tadi.
ada sesuatu yang melarang anda membunuh si konglomerat itu bukan ? tanpa anda sadari sesuatu itulah disebut Tuhan.

duh... si petrus ini gak pernah menyimak, mencerna jawaban2 yg udah pernah di posting.

saya ulangi yah...

Dijaman jahiliyah, dimana manusia masih bar bar.

si yudas membunuh si petrus, ok???

Dari sisi si yudas, apakah perbuatannya baik? buruk? adil? tidak adil?
Tentu saja si yudas gak mau tau apakah perbuatannya baik ato buruk, gak ada yang ngelarang kan?

Sekarang dari sisi si petrus????
Silahkan mencerna sendiri...............

PAKE OTAK!!!!!!!!! Gak perlu tuhan untuk menyadari sesuatu itu baik atau buruk!!!

Reenzia

Quote from: anatta.net on 19 November 2008, 12:01:52 AM


Kalau petrus yang dibunuh, menurut petrus apa yang baik? apa yang jahat?
Standard siapa yang dipakai?

gitu aja kok gak bisa dicerna?

Bingung aku, lagi2 otak kagak dipakai

pak petrusnya sedang tidak ada, tinggalkan pesan setelah bunyi toettt...

anatta.net

Hahaha tau dah kebaca apa gak ama si petrus. Jangan jangan??????

El Sol

Quote from: hatRed on 19 November 2008, 12:00:59 AM
[at] ryu

haha... jadi lucu
anda malah tidak mengerti yang anda nyatakan

kalo gitu g panggil adek aja deh bis baru 17th

tapi bener juga kata adek ryu ini,
malah OOT neh gimana keberadaan Tuhan itu

tapi saya rasa sudah solved karena saya pikir disini kita tidak mencari kesepakatan,
cuma saling memahami saja, tanpa memaksakan.

apakah ini MOHA ato AVIJJA?

;D

Jerry

Jelas bro Petruk tampaknya lebih hebat dr Tuhan, krn bukan lg Tuhan menggunakan dia, tp sebaliknya dia menggunakan Tuhan bahkan tau standar Tuhan itu pula,  :P tanpa mengetahui standar diri sendiri tentunya.  ^-^ Salut.. Kapan promosi jabatannya? makan2 ya :D

Sementara di sudut lain, ring yg sama, koq bisa ada partai pertandingan yg laen? salah ring?  :-?

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

adi lim

[at] ryu... postingnya mendapat bintang 4 ****

Wajib dibaca dan dihayati, bagi yang baru mulai belajar Buddha Dhamma, terutama Bang Petrus
he, he .....

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Enlighted

oleh karena satu idol yang disebut T**** maka sebagai umat kita bisa membinasakan umat lain. dan mengatakan bahwa kamu ini salah, dll lah atas perintah-NYa.....

dan Oleh karena T**** itu maha pencipta segalanya dia sendiri jadi atheis karena tidak tahu ada yang lebih tinggi dari-Nya.

hatRed

Quote from: upasaka on 19 November 2008, 12:04:45 AM
Mungkin lebih tepatnya begini :

Orang yg bijaksana, berani melepaskan sesuatu yang baik untuk mendapatkan sesuatu yg besar.
Ada beberapa hal di dunia ini yg harus dilepaskan untuk meraih hal lain yg lebih besar.
Seperti kita harus berani meninggalkan teman2 di kampung untuk berkerja di luar kota yg prospeknya cerah.
Seperti Pangeran Siddhata yg berani melepaskan kebahagiaan duniawinya untuk menemukan 'obat' yg dapat menyembuhkan penderitaan semua makhluk.

:)

kalau begitu, lepaskanlah keBuddhisan kalian, lepaskanlah kemusliman kalian, lepaskanlah kekritianian kalian, saya tau itu baik, dan jadilah bijaksana untuk berani melepaskan hal2 baik tersebut menuju seseuatu yang lebih besar, yaitu pendangan universal, yang tidak ada lagi strata, baik dari segi sosial,ekonomi dan yang lebih penting dari sisi religius.

Saya tau statement diatas belum tentu benar, tetapi belum tentu salah juga kan?

Sama bagi saya menggangap semua Agama,aliran dan pandangan di dunia ini, belum tentu salah tetapi belum tentu benar juga kan?

upasaka, anda sudah mengatakannya, beranikah anda melakukannya.

i'm just a mammal with troubled soul



ryu

Quote from: hatRed on 19 November 2008, 09:13:44 AM
Quote from: upasaka on 19 November 2008, 12:04:45 AM
Mungkin lebih tepatnya begini :

Orang yg bijaksana, berani melepaskan sesuatu yang baik untuk mendapatkan sesuatu yg besar.
Ada beberapa hal di dunia ini yg harus dilepaskan untuk meraih hal lain yg lebih besar.
Seperti kita harus berani meninggalkan teman2 di kampung untuk berkerja di luar kota yg prospeknya cerah.
Seperti Pangeran Siddhata yg berani melepaskan kebahagiaan duniawinya untuk menemukan 'obat' yg dapat menyembuhkan penderitaan semua makhluk.

:)

kalau begitu, lepaskanlah keBuddhisan kalian, lepaskanlah kemusliman kalian, lepaskanlah kekritianian kalian, saya tau itu baik, dan jadilah bijaksana untuk berani melepaskan hal2 baik tersebut menuju seseuatu yang lebih besar, yaitu pendangan universal, yang tidak ada lagi strata, baik dari segi sosial,ekonomi dan yang lebih penting dari sisi religius.

Saya tau statement diatas belum tentu benar, tetapi belum tentu salah juga kan?

Sama bagi saya menggangap semua Agama,aliran dan pandangan di dunia ini, belum tentu salah tetapi belum tentu benar juga kan?

upasaka, anda sudah mengatakannya, beranikah anda melakukannya.


kenapa tidak? Buddhism tidak mengajarkan melekat dengan ajarannya koq :))
Buddhism tidak untuk di pegang koq.
Pada akhirnya semua itu harus dilepaskan bahkan buddhism pun, sementara ini sih masih memerlukan rakit lho :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Petrus

Quote from: hatRed on 19 November 2008, 09:13:44 AM
Quote from: upasaka on 19 November 2008, 12:04:45 AM
Mungkin lebih tepatnya begini :

Orang yg bijaksana, berani melepaskan sesuatu yang baik untuk mendapatkan sesuatu yg besar.
Ada beberapa hal di dunia ini yg harus dilepaskan untuk meraih hal lain yg lebih besar.
Seperti kita harus berani meninggalkan teman2 di kampung untuk berkerja di luar kota yg prospeknya cerah.
Seperti Pangeran Siddhata yg berani melepaskan kebahagiaan duniawinya untuk menemukan 'obat' yg dapat menyembuhkan penderitaan semua makhluk.

:)

kalau begitu, lepaskanlah keBuddhisan kalian, lepaskanlah kemusliman kalian, lepaskanlah kekritianian kalian, saya tau itu baik, dan jadilah bijaksana untuk berani melepaskan hal2 baik tersebut menuju seseuatu yang lebih besar, yaitu pendangan universal, yang tidak ada lagi strata, baik dari segi sosial,ekonomi dan yang lebih penting dari sisi religius.

Saya tau statement diatas belum tentu benar, tetapi belum tentu salah juga kan?

Sama bagi saya menggangap semua Agama,aliran dan pandangan di dunia ini, belum tentu salah tetapi belum tentu benar juga kan?

upasaka, anda sudah mengatakannya, beranikah anda melakukannya.

ini betul, lepaskan semua dan mari berbicara filsafat.
buktikan keberadaan Tuhan, jangan hanya membuktikan ke tidak beradaan Tuhan. Ini tidak bijak.
Mulai dari nol, mengapa anda hidup dan buat apa anda hidup ?



hatRed

 [at] ryu

baguslah, karena saya sudah melepaskan buddhism sejak 5 tahun belakangan ini,

melepaskan bukan berarti tidak peduli atau tidak mempelajari dan melaksanakannya.

saya hanya mengambil point2 dari buddhism itu sendiri yang dapat saya terapkan dan saya buktikan di kehidupan saya, dan tentu saja dari Agama Agama lain juga saya pelajari dan terapkan. hal inilah yang membuat saya (menurut saya) kaya akan pandangan2.

sayangnya masyarakat Buddhis kebanyakan terlalu menganggap mistis,dan sakral Buddhisme mereka, bahkan menganggap suatu agama. bahkan sampai ada fanatisme, bahkan sampai radikal (hal ini baru saya temukan di forum ini, sangat disayangkan).

tampaknya mereka lupa point penting dari Buddhisme itu sendiri.
atau mereka kurang belajar dari Buddhisme. ya kalau anda pikir apa kompetensi saya bicara seperti ini. cuma info saja. saya sejak TK sampai SMU sekolah di sekolah Buddhis, jadi sampai sekian tahun saya mempelajari Buddhis, dan saya akui saya seperti anda2, dan ryu juga waktu saya seumur ryu, mengangap kesakralan Buddhis. tetapi saya melihat sesuatu yang lebih besar, yaitu kehidupan itu sendiri, yang berada dalam payung sosial.
i'm just a mammal with troubled soul