News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

candra_muslim

Started by candra_mukti19, 12 November 2008, 09:46:07 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Johsun

Cinta no 1 karena birahi biasanya nikmat
Cinta no 2, cinta pada keluarga ga terlalu nikmat,?

Maksudnya apaan ni?
CMIIW.FMIIW.

candra_mukti19

Quote from: Edward on 16 November 2008, 11:27:39 PM
Quote from: candra_mukti19 on 16 November 2008, 10:34:53 AM

kata orang saya ini muslim. saya terlahir di keluarga muslim, terdaftar sebagai muslim dan anak muslim. tapi saya membaca tipitaka, mempelajari ajaran sang budha serta mempraktikan ajarannya dalam setiap hembusan nafas saya. jadi sebenarnya saya ini apa?

kata orang saya ini nelayan, (misalnya) terlahir di keluarga nelayan, terdaftar sebagai nelayan, tapi yang saya lakukan setiap hari adalah membawa cangkul ke ladang dan bercocok tanam. makan sebenarnya apa saya ini? nelayankah atau petani?
Bearti kau adalah muslim yg murtad! :P Kidding Bro...

Jika dilihat dari segi label, Bro adalah Muslim, tpi jika dilihat dari segi hakikat sebenarnya, bisa dikatakan anda Buddhis...So, anda mo dilihat dari segi mana nih?  :D

tapi saya melaksanakan dzikir, puasa dan shalat. saya juga aktif mengikuti pengajian mazhab islam syiah imamiyah. sebelumnya saya pernah tinggal di pesantren selama 8 tahun untuk mempelajari lebih dari 150 kitab-kitab muslim. banyak ajaran dari kitab-kitab tersebut yang saya praktikan dalam kehidupan sehari-hari, hingga sekarang.

sampai sekrang, saya kesulitan dalam mengajari istri dan anak saya untuk bermeditasi. ada cara lain yang lebih mudah untuk mengajari mereka bermeditasi, yaitu dengan cara mengajarai mereka mengenai moralitas, dzikir, shalat, dan puasa. semua praktik tersebut merupakan meditasi yang teorinya mudah difahami oleh masyarakat awam. adapun meditasi vippasana dan samatha adalah praktik yang teori-teorinya saja, saya pikir, memerlukan tingkat intelek yang cukup tinggi untuk dapat memahaminya.
saya juga mempraktikan meditasi hinduisme, yaitu meditasi pranayama. meditasi ini sangat cocok dan efektif untuk melenyapkan kegelisahan yang disebabkan oleh kesaktikan jasmani yang ditimbulkan oleh ketegangan fisik. ada 6 bentuk kesakitan jasmani yang saya tahu, yaitu kesakitan jasmani yang muncul dari ketegangan fisik, lecet, luka, memar, bengkak dan patah tulang. kesakitan jasmani yang pertama itu lebih mudah dilenyapkan oleh meditasi pranayama.
saya mempraktikan ajaran banyak agama. saya tidak tahu, menurut ajaran budha, apakah apa yang saya lakukan itu salah atau tidak?

El Sol

Quote from: candra_mukti19 on 17 November 2008, 12:26:45 PM
Quote from: Edward on 16 November 2008, 11:27:39 PM
Quote from: candra_mukti19 on 16 November 2008, 10:34:53 AM

kata orang saya ini muslim. saya terlahir di keluarga muslim, terdaftar sebagai muslim dan anak muslim. tapi saya membaca tipitaka, mempelajari ajaran sang budha serta mempraktikan ajarannya dalam setiap hembusan nafas saya. jadi sebenarnya saya ini apa?

kata orang saya ini nelayan, (misalnya) terlahir di keluarga nelayan, terdaftar sebagai nelayan, tapi yang saya lakukan setiap hari adalah membawa cangkul ke ladang dan bercocok tanam. makan sebenarnya apa saya ini? nelayankah atau petani?
Bearti kau adalah muslim yg murtad! :P Kidding Bro...

Jika dilihat dari segi label, Bro adalah Muslim, tpi jika dilihat dari segi hakikat sebenarnya, bisa dikatakan anda Buddhis...So, anda mo dilihat dari segi mana nih?  :D

tapi saya melaksanakan dzikir, puasa dan shalat. saya juga aktif mengikuti pengajian mazhab islam syiah imamiyah. sebelumnya saya pernah tinggal di pesantren selama 8 tahun untuk mempelajari lebih dari 150 kitab-kitab muslim. banyak ajaran dari kitab-kitab tersebut yang saya praktikan dalam kehidupan sehari-hari, hingga sekarang.

sampai sekrang, saya kesulitan dalam mengajari istri dan anak saya untuk bermeditasi. ada cara lain yang lebih mudah untuk mengajari mereka bermeditasi, yaitu dengan cara mengajarai mereka mengenai moralitas, dzikir, shalat, dan puasa. semua praktik tersebut merupakan meditasi yang teorinya mudah difahami oleh masyarakat awam. adapun meditasi vippasana dan samatha adalah praktik yang teori-teorinya saja, saya pikir, memerlukan tingkat intelek yang cukup tinggi untuk dapat memahaminya.
saya juga mempraktikan meditasi hinduisme, yaitu meditasi pranayama. meditasi ini sangat cocok dan efektif untuk melenyapkan kegelisahan yang disebabkan oleh kesaktikan jasmani yang ditimbulkan oleh ketegangan fisik. ada 6 bentuk kesakitan jasmani yang saya tahu, yaitu kesakitan jasmani yang muncul dari ketegangan fisik, lecet, luka, memar, bengkak dan patah tulang. kesakitan jasmani yang pertama itu lebih mudah dilenyapkan oleh meditasi pranayama.
saya mempraktikan ajaran banyak agama. saya tidak tahu, menurut ajaran budha, apakah apa yang saya lakukan itu salah atau tidak?

menurut agama Buddha..ok2 ajah...

karena di Buddhism, yg menentukan seseorang Buddhist ato bukan itu..

bukan dari KTP ato pengakuannya..

tapi dari tindakannya, prakteknya..dan niatnya..

...

berapa banyak orang yg mengaku Buddhist di Indonesia, tapi gk tao apa itu Buddha, Dhamma dan Sangha...?

BUANYAAAAKKK banget...

orang2 itu..aku ndak anggap mereka Buddhist..lol..

karena yg palink basic ajah gk tao..

Bro Chandra, kamu Buddhist selama kamu menjalani ajaran2 sang Buddha..

menurut gw haha..


Johsun

Kenapa ya bahasa tulisan elsol gayanya seperti ucapan seorang cewek.
CMIIW.FMIIW.

candra_mukti19

Quote from: upasaka
Anda memiliki kemampuan mengingat kehidupan lalu dengan jelas, kenapa harus sangat terfokus pada Yan Mei? Anda bisa menjelajahinya untuk memupuk kebijaksanaan, Bro...

Have a great weekend..

sebenarnya saya tidak sangat terfokus kepada Yen Mei. banyak ingatan lainnya yang lebih bermanfaat dari sekedar ingat pada Yen Mei. tapi di forum ini saya tampak begitu terobsesi pada Yen Mei dan selalu mengingatnya. hal ini karena teman-teman lebih banyak mempertanyakan soal tersebut. ketika saya bermeditasi, saya dapat mengingat lebih banyak kehidupan lampau. bahkan kehidupan sebelum saya menjadi seorang yang bernama so ung yuk. saya ingat bahwa saya pernah terlahir sebagai orang yang berkulit hitam dan berambut keriting (seperti orang afrika), dan masih banyak-banyak lagi. ingatan itu begitu jelas ketika saya baru usai meditasi. tapi anehnya, ketika beberapa waktu berlalu dari meditasi tersebut, dan batin saya kembali terkotori oleh noda-noda batin, saya hampir tidak dapat mengingat apa-apa yang saya ingat dalam meditasi saya, seakan-akan pikiran saya cepat pikun. bahkan, saya sangat meragukan ingatan-ingatan kehidupan masa lampau yang pernah saya ingat. ketika saya ragu akan ingatan masa lampau tersebut sebenarnya saya tidak dalam kondisi teringat pada kehidupan lampau tapi teringat bahwa saya pernah ingat akan kehidupan lampau. sedangkan ketika saya benar-benar ingat, maka keraguan itu tidak ada.
jadi, jika saya dapat mengingat kehidupan lampau bersama Yen Mei, hal itu merupakan hasil dari kejernihan pikiran yang saya olah ketika meditasi (mungkin), yang walaupun waktu itu saya belum mendalami meditasi samatha vippasana tapi saya sudah melatih dan menekuni meditasi pranayama, kundalini dan muladara. dan karena adanya faktor kejernihan batin tersebut, tanha justru lebih lemah. semakin suci batin kita, maka batin semakin mampu mengingat kehidupan lampau, dan bukan semakin memiliki tanha yang kuat.

saya telah menemukan kenyataan, bahwa kehidupan-kehidupan lampau itu terlupakan karena kekotoran batin. saya dapat membuktikannya melalui experimen. saya memanggil 2 orang, yang satu belum pernah saya ajari meditasi dan satunya sudah saya ajari meditasi. melalui kewaspadaan batin saya, saya melihat satunya batinnya begitu gelap oleh noda-noda batin dan lainnya cukup cemerlang (bersih). lalu saya menyuruh keduanya untuk menghafalkan satu kalimat pendek berbahasa arab. hasilnya, orang yang berbatin bersih itu langsung hafal hanya dengan mendengarkan 3 kali ucapan saya. sedangkan yang berhati gelap itu tak kunjung hafal dalam waktu lebih dari 2 jam. saya heran, bagaimana orang ini sulit mengingat dan cepat sekali lupa. dan saya menyimpulkan "kekotoran batin" merupakan faktor yang membuat seseorang sulit mengingat akan kehidupan lampau dan sulit meningat pengetahuan-pengetahuan yang sudah dipelelajarinya. bagaimana menurut anda, benarkah ini?

ketika saat ini saya teringat akan Yen Mei, muncul tanha di dalam batin saya. dan juga keraguan akan kebenaran ingatan tersebut. ini aneh, ada keraguan dalam batin saya, "apakah itu benar-benar ingatan masa lampau atau sekedar khayalan." tapi sekaligus ada tanha dalam batin saya, seakan-akan saya jatuh cinta kepada khayalan saya sendiri. lagi pula memang, tanha adalah sebuah khayalan atau ilusi. tanha ini dapat lenyap dengan usaha meditasi. bersama dengan lenyapnya keragu-raguan akan kebenaran kehidupan masa lampau, tanha pun akan lenyap. benarkah menurut anda?

fabian c

Quote from: candra_mukti19 on 17 November 2008, 12:26:45 PM
Quote from: Edward on 16 November 2008, 11:27:39 PM
Quote from: candra_mukti19 on 16 November 2008, 10:34:53 AM

kata orang saya ini muslim. saya terlahir di keluarga muslim, terdaftar sebagai muslim dan anak muslim. tapi saya membaca tipitaka, mempelajari ajaran sang budha serta mempraktikan ajarannya dalam setiap hembusan nafas saya. jadi sebenarnya saya ini apa?

kata orang saya ini nelayan, (misalnya) terlahir di keluarga nelayan, terdaftar sebagai nelayan, tapi yang saya lakukan setiap hari adalah membawa cangkul ke ladang dan bercocok tanam. makan sebenarnya apa saya ini? nelayankah atau petani?
Bearti kau adalah muslim yg murtad! :P Kidding Bro...

Jika dilihat dari segi label, Bro adalah Muslim, tpi jika dilihat dari segi hakikat sebenarnya, bisa dikatakan anda Buddhis...So, anda mo dilihat dari segi mana nih?  :D

tapi saya melaksanakan dzikir, puasa dan shalat. saya juga aktif mengikuti pengajian mazhab islam syiah imamiyah. sebelumnya saya pernah tinggal di pesantren selama 8 tahun untuk mempelajari lebih dari 150 kitab-kitab muslim. banyak ajaran dari kitab-kitab tersebut yang saya praktikan dalam kehidupan sehari-hari, hingga sekarang.

sampai sekrang, saya kesulitan dalam mengajari istri dan anak saya untuk bermeditasi. ada cara lain yang lebih mudah untuk mengajari mereka bermeditasi, yaitu dengan cara mengajarai mereka mengenai moralitas, dzikir, shalat, dan puasa. semua praktik tersebut merupakan meditasi yang teorinya mudah difahami oleh masyarakat awam. adapun meditasi vippasana dan samatha adalah praktik yang teori-teorinya saja, saya pikir, memerlukan tingkat intelek yang cukup tinggi untuk dapat memahaminya.
saya juga mempraktikan meditasi hinduisme, yaitu meditasi pranayama. meditasi ini sangat cocok dan efektif untuk melenyapkan kegelisahan yang disebabkan oleh kesaktikan jasmani yang ditimbulkan oleh ketegangan fisik. ada 6 bentuk kesakitan jasmani yang saya tahu, yaitu kesakitan jasmani yang muncul dari ketegangan fisik, lecet, luka, memar, bengkak dan patah tulang. kesakitan jasmani yang pertama itu lebih mudah dilenyapkan oleh meditasi pranayama.
saya mempraktikan ajaran banyak agama. saya tidak tahu, menurut ajaran budha, apakah apa yang saya lakukan itu salah atau tidak?

Saudara Candra Mukti yang baik,

Sang Buddha mengajarkan selalu mulai dengan yang mudah-mudah terlebih dahulu, ini disebut dengan Anupubikatha, yaitu beliau memulai dengan dana terlebih dahulu, apa manfaatnya apa kebaikan berdana.... Lalu dilanjutkan dengan sila.... apa kebaikan sila, apa manfaatnya... lalu alam surga...dan  nekkhama (pelepasan...) jadi Sang Buddha membimbing orang disesuaikan dengan tingkat pengetahuannya, lalu dibimbing untuk mengarah ke yang lebih tinggi...

Apa yang saudara Candra Mukti lakukan sudah baik, karena kita kadang-kadang tidak bisa langsung mengajarkan orang meditasi, perlu dengan pengenalan yang lebih ringan.

saya usulkan bagaimana bila dimulai dengan dzikir, tapi dengan memperhatikan keluar masuk nafas di hidung? dan usahakan agar dia lebih menekankan kepada rasa yang timbul dari nafasnya, bukan berkonsentrasi pada lafalnya.. (hanya usul lho...)

semoga kita semua berbahagia dan selalu maju dalam perkembangan batin..

sukhi hotu
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

El Sol

#156
Quote from: JHONSON on 17 November 2008, 12:43:48 PM
Kenapa ya bahasa tulisan elsol gayanya seperti ucapan seorang cewek.
mungkin gw banci?..

ato

mungkin gw homo?..

who knows?..

huahuahuauha...

tertarik?..

ternyata loe dari dulu cari gw terus..pasti ada maksud tertentu..-_-"

eu!..

candra_mukti19

Quote from: febian
saya usulkan bagaimana bila dimulai dengan dzikir, tapi dengan memperhatikan keluar masuk nafas di hidung? dan usahakan agar dia lebih menekankan kepada rasa yang timbul dari nafasnya, bukan berkonsentrasi pada lafalnya.. (hanya usul lho...)

ya itu yang saya lakukan. tapi, kadang-kadang saya kurang sabar untuk memberikan pengajaran secara bertahap. saya tidak tahan untuk menceritakan pengalaman-pengalaman meditasi saya kepada orng awam, sehingga mereka semua malah jadi bingung dan salah tafsir. apakah anda punya kiat, bagaimana caranya agar saya dapat menahan diri untuk menyampaikan pengajaran dengan cara bertahap?

candra_mukti19

Quote from: el sol
Quote from: jhonson
Kenapa ya bahasa tulisan elsol gayanya seperti ucapan seorang cewek.
mungkin gw banci?..

ato

mungkin gw homo?..

who knows?..

huahuahuauha...

tertarik?..

ternyata loe dari dulu cari gw terus..pasti ada maksud tertentu..-_-"

eu!..

mungkin itu gara-gara kamu nongkrongin foto cewek yang cantik dan nyengir-nyengir itu. mungkin dikiranya itu kamu. wha...ha...ha.. (just kidding!)

Reenzia

jangan-jangan el sol hode :o

candra_mukti19


Sunkmanitu Tanka Ob'waci

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Reenzia


Adhitthana

Saya copas dari dhammapada .....

Semoga bermanfaat .......   :)

Kisah Tiga Pertapa
Suatu ketika terjadi di Savatthi, satu-satunya putra dari sebuah keluarga, pertama kali menjadi seorang bhikkhu, kemudian sang ayah mengikuti menjadi bhikkhu, dan akhirnya sang ibu menjadi seorang bhikkhuni. Mereka sangat dekat satu sama lainnya sehingga mereka jarang tinggal terpisah. Keluarga itu tinggal di vihara seperti tinggal di rumah sendiri, berbicara dan makan bersama, membuat bhikkhu-bhikkhu lain merasa terganggu. Bhikkhu lain melaporkan kelakuan mereka kepada Sang Buddha, dan Sang Buddha memanggil mereka.

Sang Buddha berkata, "Sekali kamu telah bergabung dalam pasamuan Sangha, kamu seharusnya tidak lagi tinggal bersama seperti sebuah keluarga. Jangan melihat mereka yang kaucinta dan melihat mereka yang tidak kaucinta, kedua hal itu merupakan penderitaan, maka kamu seharusnya tidak tergantung kepada seseorang atau sesuatu yang kamu cintai."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 209, 210, dan 211 berikut :

"Ayoge yunja`mattanam
yogasminca ayojayam
attham hit va piyaggahi
piheta''ttanuyoginam.

Ma piyehi samaganchi
appiyehi kudacanam
piyanam adassanam dukkham
appiyananca dassanam.

Tasma piyam na kayiratha
piyapayo hi papako
gantha tesam na vijjanti
yesam natthi piyappiyam."

Orang yang memperjuangkan
apa yang seharusnya dihindari,
dan tidak memperjuangkan
apa yang seharusnya diperjuangkan;
melepaskan apa yang baik
dan melekat pada apa yang tidak menyenangkan,
akan merasa iri terhadap mereka
yang tekun dalam latihan.

Janganlah melekat pada apa yang dicintai
atau yang tidak dicintai.
Tidak bertemu dengan mereka yang dicintai
dan bertemu dengan mereka yang tidak dicintai,
keduanya merupakan penderitaan.

Oleh sebab itu, janganlah mencintai apapun,
karena berpisah dengan apa yang dicintai adalah menyedihkan.
Tiada lagi ikatan bagi mereka yang telah bebas
dari mencintai dan tidak mencintai.

_/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

candra_mukti19