Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD

Started by Sumedho, 29 August 2008, 07:05:52 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

fran

Quote from: hudoyo on 29 August 2008, 09:38:23 PM
...
MMD sudah saya ajarkan selama 8 tahun...
...

Seandainya kalo selama 8taon guru bermeditasi ala MMD, mungkin sekarang uda menjadi Buddha..
Saat itu guru tidak perlu lagi berkoar2 untuk mencatut nama agama Buddha dan tidak perlu susah payah promosi serta mengadakan retret, karna kemana-pun guru (uda jd Buddha) melangkah, byk yg bisa guru cerahkan/sadarkan, tanpa perlu bersikeras dgn Bahiya sutta lagi..







Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

fran

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang bikkhu yang bijak dengan beberapa murid dan pengikut setianya. Sang bikkhu memiliki seorang murid yang begitu ia kagumi karena ia begitu berbakat untuk dijadikan penerusnya, dan tibalah saat dimana ia menurunkan semua ilmunya kepada murid ini.

Sang murid begitu giat mempelajari setiap ilmu yang diturunkan oleh gurunya, dan setelah sang murid berhasil melewati beberapa ujian yang diterapkan oleh sangguru kepadanya, sang murid mengadakan pengembaraan untuk menyebar luaskan ajaran gurunya. Tak beberapa lama sang murid memperoleh kesuksesan dan memiliki banyak pengikut. Lalu ia menciptakan sebuah kitab yang begitu terkenal yaitu "Kitab Mata Angin 8 Penjuru", yang dalam sekejap menjadi mahsyur. Kitab ini juga banyak membuat banyak orang menjadi pengikutnya.

Sang murid begitu bangga atas apa yang ia capai dalam hidupnya karena begitu bangga, ia tak sabar untuk memberi kabar kepada gurunya, maka ia mengutus seorang muridnya untuk menghantarkan kitab kebanggaannya pada sang kakek guru. Setelah tiba di kediaman sang kakek guru, utusan tersebut memberikan kitab itu kepada sang kakek guru.

Sang kakek guru hanya melihat selama beberapa kedipan, lalu ia mencoret permukaan depan dan diganti dengan "Kitab Kentut" dan menyuruh utusan tersebut mengembalikan pada pengirimnya.

Utusan tersebut kembali menghadap gurunya dan berkata " Wahai guruku, sang Kakek Guru bahkan tak menyimak apa isi Maha Kitab ini dan ia langsung mencelanya". Sang guru lantas menggeram dan bercela "" Betapa rendahnya guruku yang bahkan tak mengetahui betepa kitabku ini membawa banyak pengikut untuk memperoleh kehidupan yang baik dengan ajaran yang luhur ini."  Atas apa yang dilakukan kakek gurunya, sang murid murka dan membawa beberapa pengikutnya menemui sang kakek guru. Setelah tiba di kediaman sang kakek guru, sang kakek guru menyambutnya dengan senyuman dan penuh keramah tamahan, namun sebaliknya, sang murid lantas menghardik  "Kenapa kakek guru menghina kitabku yang begitu tenar, hebat dan mampu menyelamatkan banyak orang." "Sedangkan kakek guru hanya berdiam di tempat ini dan tak berbuat apa-apa!!!" Sang kakek guru menjawab dengan tenang,"Wahai muridku yang begitu mahsyur, engkau menulis Kitab Mata Angin 8 Penjuru. Tapi entah kenapa hanya dengan angin kentut engkau menjadi murka dan membawa pengikutmu untuk menghancurkanku ?" Sang murid lantas menyadari akan kesalahannya segeralah ia bersujud dan menangis, lalu ia meninggalkan kakek gurunya dengan perasaan berbunga-bunga akan suatu pencerahan yang diberikan gurunya.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menyandang nama yang besar itu hendaklah diimbangi dengan kebijaksanaan. Amarah membawa kehancuran, ketenangan membawa kemenangan, kebijaksanaan membawa kedamaian dan pencerahan...



Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

F.T

Inilah wajah umat2 buddha yang sesungguhnya... Ada seorang guru meditasi yang sudah dengan baik di datangkan untuk membimbing meditasi di forum ini. Bukannya berterima kasih malah menghujat... Kalau memang tidak sepaham diskusikanlah dengan baik bukannya malah menyerang pribadi seorang guru apalagi dengan dalih ingin mengetes batin guru tersebut...  Sy berharap baik anggota maupun tamu2 forum yg tdk ikut berkomentar di sini dapat menilai dengan bijaksana ....

_/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta ...
Semoga semua mahkluk Berbahagia ...



Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Sukma Kemenyan

Kenapa pembahasannya seolah-olah MMD itu Aliran?
MMD bukan aliran oii....

MMD itu Teknik Meditasi... (dan kita memiliki SubForum Meditasi)
Kalau dipikir-pikir salah kalau dipindahkan ke Sub Forum Buddhisme dan kepercayaan, agama lain...

Masalah sesuai dengan Triratna, JMB8, etc...
Itu kaga relevan dipertanyakan
Karena MMD itu Teknik Meditasi...

dan mengenai Masalah pendapat Pak Hudoyo mengenai JMB8 itu urusan pak Hudoyo pribadi
Tidak ada hubungan dengan teknik MMD yang dikembangkan oleh pak hudoyo

Dikarenakan MMD itu bukan Pak Hudoyo,
dan Pak Hudoyo bukan MMD.

FZ

Quote from: Kemenyan on 30 August 2008, 02:02:01 AM
Kenapa pembahasannya seolah-olah MMD itu Aliran?
MMD bukan aliran oii....

MMD itu Teknik Meditasi... (dan kita memiliki SubForum Meditasi)
Kalau dipikir-pikir salah kalau dipindahkan ke Sub Forum Buddhisme dan kepercayaan, agama lain...

Masalah sesuai dengan Triratna, JMB8, etc...
Itu kaga relevan dipertanyakan
Karena MMD itu Teknik Meditasi...

dan mengenai Masalah pendapat Pak Hudoyo mengenai JMB8 itu urusan pak Hudoyo pribadi
Tidak ada hubungan dengan teknik MMD yang dikembangkan oleh pak hudoyo

Dikarenakan MMD itu bukan Pak Hudoyo,
dan Pak Hudoyo bukan MMD.
:)

hudoyo

Quote from: SaddhaMitta on 29 August 2008, 11:22:29 PM
Quote from: hudoyo on 29 August 2008, 10:35:19 PM
Quote from: LotharGuard on 29 August 2008, 10:11:49 PM
ada yang bersedia liat dari Pages 1 ampe pages 24 :))

saya sudah "save as" semua pages.

termaksud ngejunk gw disini, pak Hudoyo ?

_/\_

Iya, cuma baca doang ;D 
Tapi maaf, gak saya masukkan pada file yang sedang saya susun berjudul:
"Keputusan Dewan Moderator Dhammacitta.org: MMD Bukan Buddhisme!"

_/\_ 

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: fran on 30 August 2008, 01:30:45 AM
Quote from: hudoyo on 29 August 2008, 09:38:23 PM
...
MMD sudah saya ajarkan selama 8 tahun...
...

Seandainya kalo selama 8taon guru bermeditasi ala MMD, mungkin sekarang uda menjadi Buddha..
Saat itu guru tidak perlu lagi berkoar2 untuk mencatut nama agama Buddha dan tidak perlu susah payah promosi serta mengadakan retret, karna kemana-pun guru (uda jd Buddha) melangkah, byk yg bisa guru cerahkan/sadarkan, tanpa perlu bersikeras dgn Bahiya sutta lagi..

Gak ada substansinya yang pantas saya tanggapi.

hudoyo

Quote from: Umat Awam on 29 August 2008, 11:27:48 PM
Weleh, baru buka forum ini, ternyata udah ada peristiwa yang mengejutkan saya..
Saya ga bisa berkomentar banyak.. keputusan telah diambil oleh para Staff DC.. Benar atau salah, masing2 memiliki pegangannya sendiri...

semoga apa yang benar (lurus) dapat selalu berdiri tegak dan apa yang salah(bengkok) dapat kembali Berdiri tegak..

_/\_

_/\_

hudoyo

Quote from: bond on 30 August 2008, 12:14:50 AM
Busyet ditinggal satu hari uda 26 pages.

Saya rasa masing2 pihak yg setuju atau tidak setuju harus lapang dada. Saya sangat salut kepada pemimpin yg berani membuat keputusan walaupun terjadi pro dan kontra demi kepentingan kedepan yg tidak berpihak, sekalipun orang menanggapnya berpihak. Seperti sebuah negara jika tidak ada kepemimpinan kuat ini maka negara itu akan hancur. Ketika Sangha pertama kali ada, vinaya tidaklah terlalu banyak dibuat tetapi berjalannya waktu maka banyak vinaya yg dibuat. Dan tatkala ada bhikkhu yg melanggar vinaya dan dengan berbagai cara tidak dapat dijinakan maka ia akan dikeluarkan dari Sangha, dan sampai sekarang hal tersebut masih berlaku. Sama halnya disini kitapun harus mengikuti keputusan yg telah diambil para moderator . Siapapun boleh kecewa tetapi coba sadari apa untungnya marah dan mempermasalahkan hal sepele(kalau kasarnya mendingan gua cari duit dari pada ributin sesuatu yg tidak karuan) kalau mau belajar bisa terima ya ambil, kalau ngak bisa terima ya sudah diam saja atau bertanya tapi kalau masih ngotot terus itu tanda ego mulai bekerja. Hindarilah dendam, hindarilah rasa gengsi yg berlebihan, hindarilah amarah yg membludak. Masih banyak hal yg penting bisa dilakukan dengan cara yg positif, disini kita telah teruji siapa yg selaras antara praktek dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Keselarasan inilah yg telah sesuai ajaran para Buddha dan para ariya.
Tidak ada seorangpun bisa mencerahkan orang lain , hanya karena diri sendiri hal itu bisa dilakukan, lalu apa yg harus dipertahankan?
Image,KEADILAN, gengsi,opini , label dll apakah ini anicca atau nicca, sadarilah ini semua hanya membawa dukha.

Terima kasih atas kerja keras moderator2 sekalian di forum ini,Anda semua telah menjalankan fungsinya dengan baik . Sekalipun satu saat keputusan itu mengatakan MMD sesuai dengan ajaran Buddha, itupun tidak masalah, pasar yg akan menentukan dan tentu dipasaran juga ada regulatornya.

Cara terbaik untuk menghentikan pertikaian lebih baik kita diam daripada menanggapi hal2 yg tidak bermanfaat(tau dirilah). Sama halnya seorang memberikan apel kepada kita dan kita tidak menerimanya, maka apel itu menjadi milik pemberi. DON'T GIVE SORROW and DON"T TAKE SORROW.
_/\_

Komentar saya terhadap kalimat Anda yang dibold merah: Itulah yang menyebabkan sangha dan umat Buddha terpecah belah selama beribu tahun. Gara-gara tidak mampu menerima pemahaman baru yang berbeda dengan pemahaman sendiri yang telah mengkristal. ...

Selebihnya ... no comment-lah ... semuanya nasehat yang bagus, patut direnungkan dan diterapkan oleh masing-masing dari kita: Anda dan saya.

hudoyo

Quote from: DragonHung on 30 August 2008, 01:04:30 AM
Mohon maaf, saya orang baru di sini. Setelah memperhatikan berhalaman perdebatan ini, adakah yang bisa menunjukan isi dari Bahiya sutta secara lengkap?

Udana 1.10

Bahiya Sutta

Translated from the Pali by Thanissaro Bhikkhu

I have heard that on one occasion the Blessed One was staying near Savatthi, in Jeta's Grove, Anathapindika's monastery. Now at that time Bahiya of the Bark-cloth was living in Supparaka by the seashore. He was worshipped, revered, honored, venerated, given homage — a recipient of robes, almsfood, lodgings, and medical requisites for the sick. Then, when he was alone in seclusion, this line of thinking arose to his awareness: "Now, of those who in this world are arahants or have entered the path of arahantship, am I one?"

Then a devata who had once been a blood relative of Bahiya of the Bark-cloth — compassionate, desiring his welfare, knowing with her own awareness the line of thinking that had arisen in his awareness — went to where he was staying and on arrival said to him: "You, Bahiya, are neither an arahant nor have you entered the path of arahantship. You don't even have the practice whereby you would become an arahant or enter the path of arahantship."

"But who, living in this world with its devas, is an arahant or has entered the path to arahantship?"

"Bahiya, there is a city in the northern country named Savatthi. The Blessed One — an arahant, rightly self-awakened — is living there now. He is truly an arahant and he teaches the Dhamma that leads to arahantship. "

Then Bahiya, deeply chastened by the devata, left Supparaka right then and, in the space of one day and night, went all the way to where the Blessed One was staying near Savatthi, in Jeta's Grove, Anathapindika's monastery. At that time, a large number of monks were doing walking meditation in the open air. He went to them and, on arrival, said, "Where, venerable sirs, is the Blessed One staying — the arahant, right self-awakened? We want to see him."

"He has gone into the town for alms."

Then Bahiya, hurriedly leaving Jeta's Grove and entering Savatthi, saw the Blessed One going for alms in Savatthi — calm, calming, his senses at peace, his mind at peace, tranquil and poised in the ultimate sense, accomplished, trained, guarded, his senses restrained, a Great One (naga). Seeing him, he approached the Blessed One and, on reaching him, threw himself down, with his head at the Blessed One's feet, and said, "Teach me the Dhamma, O Blessed One! Teach me the Dhamma, O One-Well-Gone, that will be for my long-term welfare and bliss."

When this was said, the Blessed One said to him: "This is not the time, Bahiya. We have entered the town for alms."

A second time, Bahiya said to the Blessed One: "But it is hard to know for sure what dangers there may be for the Blessed One's life, or what dangers there may be for mine. Teach me the Dhamma, O Blessed One! Teach me the Dhamma, O One-Well-Gone, that will be for my long-term welfare and bliss."

A second time, the Blessed One said to him: "This is not the time, Bahiya. We have entered the town for alms."

A third time, Bahiya said to the Blessed One: "But it is hard to know for sure what dangers there may be for the Blessed One's life, or what dangers there may be for mine. Teach me the Dhamma, O Blessed One! Teach me the Dhamma, O One-Well-Gone, that will be for my long-term welfare and bliss."

"Then, Bahiya, you should train yourself thus: In reference to the seen, there will be only the seen. In reference to the heard, only the heard. In reference to the sensed, only the sensed. In reference to the cognized, only the cognized. That is how you should train yourself. When for you there will be only the seen in reference to the seen, only the heard in reference to the heard, only the sensed in reference to the sensed, only the cognized in reference to the cognized, then, Bahiya, there is no you in terms of that. When there is no you in terms of that, there is no you there. When there is no you there, you are neither here nor yonder nor between the two. This, just this, is the end of stress."

Through hearing this brief explanation of the Dhamma from the Blessed One, the mind of Bahiya of the Bark-cloth right then and there was released from the effluents through lack of clinging/sustenance. Having exhorted Bahiya of the Bark-cloth with this brief explanation of the Dhamma, the Blessed One left.

Now, not long after the Blessed One's departure, Bahiya — attacked by a cow with a calf — lost his life. Then the Blessed One, having gone for alms in Savatthi, after the meal, returning from his alms round with a large number of monks, saw that Bahiya had died. On seeing him, he said to the monks, "Take Bahiya's body and, placing it on a litter and carrying it away, cremate it and build him a memorial. Your companion in the holy life has died."

"As you say, lord," the monks replied. After placing Bahiya's body on a litter, carrying it off, cremating it, and building him a memorial, they went to the Blessed One and, on arrival, having bowed down to him, sat to one side. As they were sitting there, they said to him, "Bahiya's body has been cremated, lord, and his memorial has been built. What is his destination? What is his future state?"

"Monks, Bahiya of the Bark-cloth was wise. He practiced the Dhamma in accordance with the Dhamma and did not pester me with issues related to the Dhamma. Bahiya of the Bark-cloth, monks, is totally unbound."

Then, on realizing the significance of that, the Blessed One on that occasion exclaimed:

Where water, earth, fire, & wind have no footing:

There the stars do not shine,
   the sun is not visible,
   the moon does not appear,
   darkness is not found.
And when a sage,
   a brahman through sagacity,
   has known [this] for himself,
then from form & formless,
   from bliss & pain,
      he is freed.


*****

Bagian yang dibold merah adalah tuntunan vipassana oleh Sang Buddha kepada petapa Bahiya, yang notabene bukan bhikkhu, bukan murid Sang Buddha, tidak pernah belajar 4 Kebenaran Suci dan Jalan Suci Beraspek 8, tidak pernah belajar Satipatthana-sutta. ... Tuntunan ini tidak mengandung doktrin apa pun yang sekarang dikenal sebagai AGAMA Buddha, namun tuntunan ini CUKUP untuk mengantarkan Bahiya menjadi arahat, tanpa harus menganut doktrin apa pun. ... Tuntunan vipassana oleh Sang Buddha kepada Bahiya inilah yang sekarang saya ajarkan dalam MMD kepada teman-teman Buddhis dan non-Buddhis.

Tuntunan Sang Buddha itu sendiri saya terjemahkan berikut ini:

"Demikianlah, Bahiya, engkau harus berlatih: Di dalam yang terlihat hanya ada yang terlihat, di dalam yang terdengar hanya ada yang terdengar, di dalam yang terasa hanya ada yang terasa, di dalam yang teringat hanya ada yang teringat. Demikianlah engkau harus berlatih."

Kemudian Sang Buddha menambahkan:

"Jika engkau dapat melakukan itu, maka ... [ENGKAU TIDAK ADA] ... Inilah, hanya inilah, akhir dukkha."

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: fran on 30 August 2008, 01:37:08 AM
Menyandang nama yang besar itu hendaklah diimbangi dengan kebijaksanaan. Amarah membawa kehancuran, ketenangan membawa kemenangan, kebijaksanaan membawa kedamaian dan pencerahan...

Nasehat yang berlaku untuk setiap orang, termasuk Anda sendiri

hudoyo

Quote from: Felix Thioris on 30 August 2008, 01:43:48 AM
Inilah wajah umat2 buddha yang sesungguhnya... Ada seorang guru meditasi yang sudah dengan baik di datangkan untuk membimbing meditasi di forum ini. Bukannya berterima kasih malah menghujat... Kalau memang tidak sepaham diskusikanlah dengan baik bukannya malah menyerang pribadi seorang guru apalagi dengan dalih ingin mengetes batin guru tersebut...  Sy berharap baik anggota maupun tamu2 forum yg tdk ikut berkomentar di sini dapat menilai dengan bijaksana ....

_/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta ...
Semoga semua mahkluk Berbahagia ...

_/\_

hudoyo

Quote from: Kemenyan on 30 August 2008, 02:02:01 AM
Kenapa pembahasannya seolah-olah MMD itu Aliran?
MMD bukan aliran oii....

MMD itu Teknik Meditasi... (dan kita memiliki SubForum Meditasi)
Kalau dipikir-pikir salah kalau dipindahkan ke Sub Forum Buddhisme dan kepercayaan, agama lain...

Masalah sesuai dengan Triratna, JMB8, etc...
Itu kaga relevan dipertanyakan
Karena MMD itu Teknik Meditasi...

dan mengenai Masalah pendapat Pak Hudoyo mengenai JMB8 itu urusan pak Hudoyo pribadi
Tidak ada hubungan dengan teknik MMD yang dikembangkan oleh pak hudoyo

Dikarenakan MMD itu bukan Pak Hudoyo,
dan Pak Hudoyo bukan MMD.

_/\_  Setuju. ... Jadi kenapa semua posting yang mengandung MMD harus dimasukkan ke satu keranjang MMD? Kenapa orang tidak boleh bicara tentang MMD di thread mana pun? Bukankah MMD bukan sekte? ... Apa yang ditakuti para moderator forum ini terhadap MMD? ...

Semua itu bersumber dari MOHA, yang menganggap MMD bukan ajaran Sang Buddha. ... Semua tindakan moderator itu bukan karena iktikad hendak "melindungi para Buddhis pemula", seolah-olah ada yang disebut "Buddhis pemula" yang tidak boleh mendengar pemahaman baru yang lebih mendalam. ... Alih-alih, semua itu cuma untuk memperoleh kenyamanan diri sendiri yang tidak mau dan tidak mampu melihat pemahaman baru terhadap ajaran Sang Guru yang bertolak belakang dengan pemahamannya sendiri yang telah dianut sepanjang hidupnya. ... Dengan singkat: tidak mau dan tidak mampu menerima PLURALISME dalam memahami ajaran Sang Guru. ... Demikianlah image Dhammacitta.org akan dikenang orang untuk waktu lama.

Salam,
hudoyo

ryu

Quote from: hudoyo on 30 August 2008, 07:56:07 AM
Quote from: Kemenyan on 30 August 2008, 02:02:01 AM
Kenapa pembahasannya seolah-olah MMD itu Aliran?
MMD bukan aliran oii....

MMD itu Teknik Meditasi... (dan kita memiliki SubForum Meditasi)
Kalau dipikir-pikir salah kalau dipindahkan ke Sub Forum Buddhisme dan kepercayaan, agama lain...

Masalah sesuai dengan Triratna, JMB8, etc...
Itu kaga relevan dipertanyakan
Karena MMD itu Teknik Meditasi...

dan mengenai Masalah pendapat Pak Hudoyo mengenai JMB8 itu urusan pak Hudoyo pribadi
Tidak ada hubungan dengan teknik MMD yang dikembangkan oleh pak hudoyo

Dikarenakan MMD itu bukan Pak Hudoyo,
dan Pak Hudoyo bukan MMD.

_/\_  Setuju. ... Jadi kenapa semua posting yang mengandung MMD harus dimasukkan ke satu keranjang MMD? Kenapa orang tidak boleh bicara tentang MMD di thread mana pun? Bukankah MMD bukan sekte? ... Apa yang ditakuti? ...

Semua itu bersumber dari MOHA, yang menganggap MMD bukan ajaran Sang Buddha. ... Semua tindakan moderator itu bukan karena iktikad hendak "melindungi para Buddhis pemula", seolah-olah ada yang disebut "Buddhis pemula" yang tidak boleh mendengar pemahaman baru yang lebih mendalam. ... Alih-alih, semua itu cuma untuk memperoleh kenyamanan diri sendiri yang tidak mau dan tidak mampu melihat pemahaman baru terhadap ajaran Sang Guru yang bertolak belakang dengan pemahamannya sendiri yang telah dianut sepanjang hidupnya. ... Dengan singkat: tidak mau dan tidak mampu menerima PLURALISME dalam memahami ajaran Sang Guru. ... Demikianlah image Dhammacitta.org akan terkenang untuk waktu lama.

Salam,
hudoyo
pak saya pengen nanya, seberapa besarkah bapak melekat sama MMD?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

hudoyo

Quote from: ryu on 30 August 2008, 07:59:05 AM
pak saya pengen nanya, seberapa besarkah bapak melekat sama MMD?

Saya juga pengen nanya, Anda melekat kepada Agama Buddha (atau agama apa pun yang Anda anut) tidak? Jawablah dulu sebelum bertanya kepada saya.