Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD

Started by Sumedho, 29 August 2008, 07:05:52 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hudoyo

Quote from: fabian c on 30 August 2008, 11:26:19 AM
Pak Hudoyo yang baik,
Setahu saya di dalam Mula Pariyaya sutta atau Bahiya sutta, Sang Buddha tak pernah mengatakan bahwa pada seorang puthujana selalu ada pikiran ini diriku / attaku, Sang Buddha mengatakan bahwa pada seorang puthujana ada anggapan ini milikku (this is mine).
Yang berarti Sang Buddha mengatakan bahwa ada kemelekatan pikiran terhadap objek. dengan menganggap hal itu sebagai miliknya.
Menurut saya dua hal ini berbeda, yang satu beranggapan bahwa ada aku disana, sedangkan yang kedua tidak beranggapan ada aku disana.
tolong perlihatkan dimana sutta yang mengatakan bahwa sang Buddha mengatakan bahwa "pada seorang puthujana selalu ada pikiran ini diriku / attaku". terima kasih.
Sukhi hotu
fabian

Wah, Rekan Bond, apakah Anda tidak membaca teliti pikiran puthujjana yang selalu muncul: "etam mama, eso hamasmi, eso me atta" ("ini milikku, ini aku, ini atta-ku") dalam ratusan sutta? ... Jelas sekali kok, Sang Buddha selalu berkata dalam batin puthujjana selalu ada pikiran 'ini diri/atta-ku'. ..

Dalam Mulapariyaya-sutta, ketika Sang Buddha menjelaskan proses terjadinya pikiran, sebagai berikut:
(1) mula-mula ada persepsi murni (sa~njanati);
(2) lalu ada konseptualisai (ma~n~nati) di mana terjadi pengenalan, pelabelan dsb;
(3) muncul aku ("berpikir di dalam obyek");
(4) aku terpisah dari obyek ("berpikir dari obyek");
(5) aku berhubungan dengan obyek: ("berpikir obyek untukku");
(6) aku "bersenang hati dengan obyek".
Munculnya subyek (aku, diri, atta) ini muncul mulai langkah #3 sampai dengan #6.
Mulapariyaya-sutta ini lebih menjelaskan proses terjadinya pikiran yang menciptakan diri/aku/atta.

Pahamkah?

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: fabian c on 30 August 2008, 11:38:16 AM


Saudara Andrew,

saya rasa lebih baik MMD diletakkan para rubrik meditasi non "mainstream", karena yang saya lihat dari praktek meditasi MMD bukan mengembangkan konsentrasi tetapi mengikuti saja gerak gerik batin, ini tentu tidak sesuai dengan samma samadhi dalam Buddhisme Theravada (samatha maupun Vipassana) yang mengatakan kita harus mengembangkan konsentrasi.

Jadi dengan kata lain tidak sesuai dengan Jalan Ariya Berunsur Delapan.

sukhi hotu

fabian

Di manapun MMD mau diletakkan tidak jadi soal asal jangan di "Buddhisme & kepercayaan lain", yang akan saya tentang. Selain itu pernyataan "MMD bukan Buddhisme" saya tuntut untuk dicabut.

Yang masih belum terjawab: bagaimana dengan thread-thread yang bersifat lintas-identitas, semacam "abhidhamma & vipassana", "membaca sutta secara kritis" -- tidak bolehkah MMD berpartisipasi di thread-thread itu?

K.K.

Quote from: hudoyo on 30 August 2008, 11:44:20 AM
Quote from: fabian c on 30 August 2008, 11:26:19 AM
Pak Hudoyo yang baik,
Setahu saya di dalam Mula Pariyaya sutta atau Bahiya sutta, Sang Buddha tak pernah mengatakan bahwa pada seorang puthujana selalu ada pikiran ini diriku / attaku, Sang Buddha mengatakan bahwa pada seorang puthujana ada anggapan ini milikku (this is mine).
Yang berarti Sang Buddha mengatakan bahwa ada kemelekatan pikiran terhadap objek. dengan menganggap hal itu sebagai miliknya.
Menurut saya dua hal ini berbeda, yang satu beranggapan bahwa ada aku disana, sedangkan yang kedua tidak beranggapan ada aku disana.
tolong perlihatkan dimana sutta yang mengatakan bahwa sang Buddha mengatakan bahwa "pada seorang puthujana selalu ada pikiran ini diriku / attaku". terima kasih.
Sukhi hotu
fabian

Wah, Rekan Bond, apakah Anda tidak membaca teliti pikiran puthujjana yang selalu muncul: "etam mama, eso hamasmi, eso me atta" ("ini milikku, ini aku, ini atta-ku") dalam ratusan sutta? ... Jelas sekali kok, Sang Buddha selalu berkata dalam batin puthujjana selalu ada pikiran 'ini diri/atta-ku'. ..

Dalam Mulapariyaya-sutta, ketika Sang Buddha menjelaskan proses terjadinya pikiran, sebagai berikut:
(1) mula-mula ada persepsi murni (sa~njanati);
(2) lalu ada konseptualisai (ma~n~nati) di mana terjadi pengenalan, pelabelan dsb;
(3) muncul aku: "berpikir di dalam obyek";
(4) aku terpisah dari obyek: "berpikir dari obyek";
(5) aku berhubungan dengan obyek: "berpikir obyek untukku";
(6) aku "bersenang hati dengan obyek".
Munculnya subyek (aku, diri, atta) ini muncul mulai langkah #3 sampai dengan #6.
Mulapariyaya-sutta ini lebih menjelaskan proses terjadinya pikiran yang menciptakan diri/aku/atta.

Pahamkah?

Salam,
hudoyo


Itu fabian c, bukan bond, Pak!  ;D

fabian c

Quote from: andrew on 30 August 2008, 11:42:21 AM
Quote from: fabian c on 30 August 2008, 11:38:16 AM


Saudara Andrew,


...
karena yang saya lihat dari praktek meditasi MMD bukan mengembangkan konsentrasi tetapi mengikuti saja gerak gerik batin,
...


sukhi hotu

fabian





minta konfirmasi dong ,

mengikuti gerak gerik batin ? 

atau

melihat/menyadari/mengamati gerak gerik batin ?

yang mana MMD ?

Itu hanya kata-kata yang merujuk pada metode meditasi yang sama (kalau tidak sadar mana bisa mengikuti?)


intinya adalah, adakah pengembangan konsentrasi? (samma samadhi)? yang merupakan salah satu faktor dari jalan ariya berunsur delapan, dan merupakan salah satu pilar ajaran aliran Theravada?

sukhi hotu


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

bond

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 August 2008, 11:50:01 AM
Quote from: hudoyo on 30 August 2008, 11:44:20 AM
Quote from: fabian c on 30 August 2008, 11:26:19 AM
Pak Hudoyo yang baik,
Setahu saya di dalam Mula Pariyaya sutta atau Bahiya sutta, Sang Buddha tak pernah mengatakan bahwa pada seorang puthujana selalu ada pikiran ini diriku / attaku, Sang Buddha mengatakan bahwa pada seorang puthujana ada anggapan ini milikku (this is mine).
Yang berarti Sang Buddha mengatakan bahwa ada kemelekatan pikiran terhadap objek. dengan menganggap hal itu sebagai miliknya.
Menurut saya dua hal ini berbeda, yang satu beranggapan bahwa ada aku disana, sedangkan yang kedua tidak beranggapan ada aku disana.
tolong perlihatkan dimana sutta yang mengatakan bahwa sang Buddha mengatakan bahwa "pada seorang puthujana selalu ada pikiran ini diriku / attaku". terima kasih.
Sukhi hotu
fabian

Wah, Rekan Bond, apakah Anda tidak membaca teliti pikiran puthujjana yang selalu muncul: "etam mama, eso hamasmi, eso me atta" ("ini milikku, ini aku, ini atta-ku") dalam ratusan sutta? ... Jelas sekali kok, Sang Buddha selalu berkata dalam batin puthujjana selalu ada pikiran 'ini diri/atta-ku'. ..

Dalam Mulapariyaya-sutta, ketika Sang Buddha menjelaskan proses terjadinya pikiran, sebagai berikut:
(1) mula-mula ada persepsi murni (sa~njanati);
(2) lalu ada konseptualisai (ma~n~nati) di mana terjadi pengenalan, pelabelan dsb;
(3) muncul aku: "berpikir di dalam obyek";
(4) aku terpisah dari obyek: "berpikir dari obyek";
(5) aku berhubungan dengan obyek: "berpikir obyek untukku";
(6) aku "bersenang hati dengan obyek".
Munculnya subyek (aku, diri, atta) ini muncul mulai langkah #3 sampai dengan #6.
Mulapariyaya-sutta ini lebih menjelaskan proses terjadinya pikiran yang menciptakan diri/aku/atta.

Pahamkah?

Salam,
hudoyo


Itu fabian c, bukan bond, Pak!  ;D


Ternyata Pak Hudoyo sangat menyayangi saya dan perhatian terhadap saya. Terima kasih pak :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

andrew

Quote from: fabian c on 30 August 2008, 11:51:16 AM
Quote from: andrew on 30 August 2008, 11:42:21 AM




minta konfirmasi dong ,

mengikuti gerak gerik batin ? 

atau

melihat/menyadari/mengamati gerak gerik batin ?

yang mana MMD ?

Itu hanya kata-kata yang merujuk pada metode meditasi yang sama (kalau tidak sadar mana bisa mengikuti?)




loh... efeknya berbeda... ada orang yang sadar kalo pikirannya berkelana...

dan ada orang yang tidak sadar ketika pikirannya berkelana


orang yang bisa mengamati/mengetahui  ketika pikirannya berkelana... lama -kelamaan pikirannya juga akan berhenti berkelana... dan muncul konsentrasi

sedangkan orang yang tidak mengetahui kalo pikirannya berkelana... sampai kapanpun pikirannya tidak akan berhenti bergerak...

walaupun dia bisa duduk meditasi 2 jam...
bisa jadi selama 2 jam tidak ada konsentrasi pada obyek , tapi pikiran mengembara sampai sampai tidak sadar kalo kakinya kesemutan... karena asiknya mengikuti pikiran mengembara...




Quote from: fabian c on 30 August 2008, 11:51:16 AM

intinya adalah, adakah pengembangan konsentrasi? (samma samadhi)? yang merupakan salah satu faktor dari jalan ariya berunsur delapan, dan merupakan salah satu pilar ajaran aliran Theravada?

sukhi hotu





konsentrasi bisa juga didapat dengan cara kita sadar ketika pikiran berkelana, lama kelamaan pikiran akan berhenti sendiri ...

bond


Quote

konsentrasi bisa juga didapat dengan cara kita sadar ketika pikiran berkelana, lama kelamaan pikiran akan berhenti sendiri ...

Artinya disana ada konsentrasi bukan? Tapi menurut MMD tidak ada konsentrasi sama sekali(CMIIW)? ini gimana?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

hudoyo

Quote from: bond on 30 August 2008, 11:58:52 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 August 2008, 11:50:01 AM
Itu fabian c, bukan bond, Pak!  ;D
Ternyata Pak Hudoyo sangat menyayangi saya dan perhatian terhadap saya. Terima kasih pak :))

Wah, saya mulai teler ... Terima kasih. :))

hanes

Mukjizat terbesar adalah
perubahan orang yang gelap hati
menjadi orang yang bijaksana.

williamhalim

Quote from: andrew on 30 August 2008, 12:05:02 PM
loh... efeknya berbeda... ada orang yang sadar kalo pikirannya berkelana...
dan ada orang yang tidak sadar ketika pikirannya berkelana


Tidak ada kesadaran ketika pikiran berkelana
Pikiran berkelana adalah pikiran berkelana
Kesadaran adalah kesadaran
Ketika kesadaran hadir, pikiran berkelana sirna

Quote
orang yang bisa mengamati/mengetahui  ketika pikirannya berkelana... lama -kelamaan pikirannya juga akan berhenti berkelana... dan muncul konsentrasi
sedangkan orang yang tidak mengetahui kalo pikirannya berkelana... sampai kapanpun pikirannya tidak akan berhenti bergerak...

Anda hanya bisa menyadari "pikiranku berkelana" setelah 'pikiran berkelana' itu usai.

::



Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Andi Sangkala

Quote from: hudoyo on 30 August 2008, 11:03:39 AM

Rekan Fabian,

Sang Buddha menegaskan, dalam diri Anda dan saya (puthujjana) selalu ada pikiran "ini diri/atta-ku" ... dalam diri seorang yang bebas tidak ada lagi pikiran "ini diri/atta-ku".

Puaskah?

Salam,
hudoyo

namaste _/\_


pak Hud yang arif,

Sebagai pemula sebenarnya saya bingung membaca perdebatan yang muncul dari perselisihan paham berkepanjangan seperti ini  :o, sebenarnya kehadiran saya di forum ingin mendengarkan Dhamma dari para praktisi Dhamma  ^:)^, tapi yang saya dapat malah perang mulut tapi masih bagus bukan perang beneran.  :x

Sebagaimana yang anda utarakan di atas "dalam diri Anda dan saya (puthujjana) selalu ada pikiran "ini diri/atta-ku"  ^:)^, maka "Atta" sangat mudah dilihat ketika muncul sebagai agregat, "Inilah aku!", tapi kita tak pernah mau menyadari "atta apa adanya", sesungguhnya kita masih melekat kuat pada pandangan tentang adanya "aku dan milikku", oleh karenanya tidaklah heran apabila kita akan terusik ketika ada yang menyerang kita melalui: protes, kritik bahkan makian. ;)

Maka sebagai meditator mari kita berbenah diri kembali, menyendiri dalam keheningan agar bisa mawas diri, sehingga terbebas dari "paham aku dan milikku" yang masih kuat berakar dalam sanubari kita.  ^:)^

Semoga bermanfaat bagi kita semua  :)

Sukhi hotu  _/\_

Andi
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

williamhalim

Quote from: bond on 30 August 2008, 12:13:41 PM

Quote

konsentrasi bisa juga didapat dengan cara kita sadar ketika pikiran berkelana, lama kelamaan pikiran akan berhenti sendiri ...

Artinya disana ada konsentrasi bukan? Tapi menurut MMD tidak ada konsentrasi sama sekali(CMIIW)? ini gimana?

Ini yg membingungkan.

MMD mengatakan tidak perlu konsentrasi (sama samadhi), tapi dilain pihak, dikatakan Sama Samadhi bisa didapat ketika sadar sehingga akhirnya pikiran akan berhenti sendiri.

Jika digali lebih jauh, banyak ketidakkonsistenan.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

fabian c

Quote from: hudoyo on 30 August 2008, 11:44:20 AM
Quote from: fabian c on 30 August 2008, 11:26:19 AM
Pak Hudoyo yang baik,
Setahu saya di dalam Mula Pariyaya sutta atau Bahiya sutta, Sang Buddha tak pernah mengatakan bahwa pada seorang puthujana selalu ada pikiran ini diriku / attaku, Sang Buddha mengatakan bahwa pada seorang puthujana ada anggapan ini milikku (this is mine).
Yang berarti Sang Buddha mengatakan bahwa ada kemelekatan pikiran terhadap objek. dengan menganggap hal itu sebagai miliknya.
Menurut saya dua hal ini berbeda, yang satu beranggapan bahwa ada aku disana, sedangkan yang kedua tidak beranggapan ada aku disana.
tolong perlihatkan dimana sutta yang mengatakan bahwa sang Buddha mengatakan bahwa "pada seorang puthujana selalu ada pikiran ini diriku / attaku". terima kasih.
Sukhi hotu
fabian

Wah, Rekan Bond, apakah Anda tidak membaca teliti pikiran puthujjana yang selalu muncul: "etam mama, eso hamasmi, eso me atta" ("ini milikku, ini aku, ini atta-ku") dalam ratusan sutta? ... Jelas sekali kok, Sang Buddha selalu berkata dalam batin puthujjana selalu ada pikiran 'ini diri/atta-ku'. ..

Dalam Mulapariyaya-sutta, ketika Sang Buddha menjelaskan proses terjadinya pikiran, sebagai berikut:
(1) mula-mula ada persepsi murni (sa~njanati);
(2) lalu ada konseptualisai (ma~n~nati) di mana terjadi pengenalan, pelabelan dsb;
(3) muncul aku: "berpikir di dalam obyek";
(4) aku terpisah dari obyek: "berpikir dari obyek";
(5) aku berhubungan dengan obyek: "berpikir obyek untukku";
(6) aku "bersenang hati dengan obyek".
Munculnya subyek (aku, diri, atta) ini muncul mulai langkah #3 sampai dengan #6.
Mulapariyaya-sutta ini lebih menjelaskan proses terjadinya pikiran yang menciptakan diri/aku/atta.

Pahamkah?

Salam,
hudoyo

Pak Hudoyo yang baik,

ini memang fabian pak  :), bapak mengatakan ada poin ke 3,4 dan 5, muncul aku berada di dalam objek, tolong jelaskan kepada teman-teman netter bagaimana bahasa palinya untuk poin ke 3? adakah dikatakan "muncul aku" disana?

setahu saya menurut pengalaman meditasi, berpikir di dalam objek bukan berarti muncul aku, tetapi berpikir dalam objek adalah masuk kedalam objek pikiran. sehingga perhatian terlibat di dalam objek dan beranggapan bahwa ia adalah bagian dari objek.

mohon dijelaskan poin ke 3.

demikian juga poin ke 4, aku terpisah dari objek: "berpikir dari objek", setahu saya tak ada kata "aku terpisah dari objek" disana.

ke 5, saya tidak melihat bahwa di mula Pariyaya sutta ada pernyataan "aku berhubungan dengan obyek: "berpikir obyek untukku"

yang ke enam aku "bersenang hati dengan obyek". Lagi lagi tak ada kata aku disana, yang ada adalah kata ia bersenang hati dengan objek (he delights in... )

Untuk jelasnya bagi teman-teman netter, baiklah saya copy paste-kan dari access to insight mengenai Mulapariyaya sutta mengenai acuan pak Hudoyo ini:

The Blessed One said: "There is the case, monks, where an uninstructed run-of-the-mill person — who has no regard for noble ones, is not well-versed or disciplined in their Dhamma; who has no regard for men of integrity, is not well-versed or disciplined in their Dhamma — perceives earth as earth. Perceiving earth as earth, he conceives [things] about earth, he conceives [things] in earth, he conceives [things] coming out of earth, ' he delights in earth. Why is that? Because he has not comprehended it, I tell you.

jadi jelas disini Sang Buddha mengatakan  earth (tanah) atau boleh juga diartikan sebagai objek yang kita perhatikan. Coba katakan adakah Sang Buddha mengatakan aku disitu? mengenai aku muncul dan sebagainya?

Pengertian yang benar adalah ia menganggap tanah (objek sebagai milikku / he conceives earth as 'mine'), dan (ia menyukai tanah / he delights in earth).

Sekali lagi pak Hudoyo berusaha mencampur adukkan ajaran Sang Buddha dengan ajaran JK dengan menambh-nambahkan sendiri pemikiran pak Hudoyo.

terima kasih

sukhi hotu

fabian.

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

fran

Quote from: hudoyo on 30 August 2008, 10:52:23 AM
...
MMD ternyata semakin meluas dari hari ke hari di kalangan pemeditasi, Buddhis maupun non-Buddhis: Cipanas, Mendut, Bali, Samarinda, dan sebentar lagi Medan.

Congratulation, Multi Marketing Doktrin (MMD) guru mulai menuai hasil selama 8taon menanam/menaburnya..
Kira2 kpn guru baru ada waktu untuk mulai Meditasi Mengenal Diri (MMD), sehingga bisa menuai hasil/manfaat dari meditasi tsb..
Sayang banget lho selama 8taon hanya untuk memasarkan MMD, bukan mempraktekan MMD hingga mencapai pembebasan..
Kadang bukti lebih kuat dan cepat pemasarannya dibandingkan dgn teori..
Apalagi bukti dari guru tsb, bukan dari kumpulan testimoni para 'kelinci percobaan' yg bisa menimbulkan pro dan kontra..

Ajarkan MMD pada diri guru sendiri dan praktekan MMD sesuai dgn apa yg guru sendiri ajarkan, setelah mencapai pembebasan melalui MMD, saat itu mulailah mengenalkan MMD untuk membebaskan kita semua..

Saat itu guru tidak perlu lagi menggunakan : "Sang Buddha mengajarkan...." atau "Sang Buddha mengatakan...." bahkan juga tidak perlu meminjam nama bhante S.P. atau JK utk memasarkan MMD..

Hayo, siapa yg berani membantah wejangan dari seorg guru yg telah mencapai pembebasan melalui MMD ?






Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?