SURAT DARI DIA

Started by Johsun, 01 July 2008, 11:45:56 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

nyanadhana

"Dan lagi Shariputra, bila para mahluk hidup mendengar tentang manifestasi indah tentang pahala yang tak terhitung ini di tanah suci Amitayus, mereka akan mendapatkan aspirasi untuk terlahirkan disana. Alasan nya adalah: pertama, yang lahir disana akan bertemu banyak mahluk suci yang terhias dengan pahala tak terhitung; kedua, mereka akan merasakan kenikmatan Dharma Mahayana yang merupakan ciri khas tanah Buddha suci itu; dan ketiga, dengan sumpah dan praktek mereka yang tak bisa diukur, disertai usaha untuk maju setiap saat, mereka akan dengan cepat mencapai Penerangan Tertinggi Sempurna. Shariputra, mereka yang terlahir di tanah Buddha ini mempunyai bukan beberapa tetapi banyak hasil dan pahala yang tak terhitung jumlah nya, sehingga mahluk-mahluk ini bisa mendapatkan kelahiran di tanah Sukhavati Buddha Amitayus.

"Terlebih Shariputra, bila pria dan wanita yang berbudi dengan kepercayaan yang teguh, setelah mendengarkan nama Buddha Amitayus yang mempunyai pahala tak terhitung dan tak terhingga dan juga mendengar pujian-pujian indah mengenai Sukhavati, mengkonsentrasikan pikiran mereka dan tidak bisa digoyahkan, bahkan untuk satu, dua, tiga, empat, lima, enam atau tujuh hari, maka pada saat mereka akan meninggalkan dunia, Amitayus, dikelilingi murid-murid sravaka dan Bodhisattva-Nya yang tak terhitung jumlah nya akan muncul di hadapan mereka dan memberikan perlindungan dengan rasa kasih untuk menjaga pikiran mereka supaya tidak terjatuh kedalam kebingungan. Maka setelah kematian, mengikuti Buddha Amitabha dan pengikut-Nya, mereka akan dilahirkan di Sukhavati. "Shariputra, seperti apa yang Aku ketahui bahwa keuntungan yang menyenangkan ini sangat penting, Aku umumkan kata-kata kebenaran ini: Pria dan wanita berbudi dengan kepercayaan yang besar, setelah mendengar nama Buddha Amitayus dengan pahala yang tak terhitung, dan juga mengetahui tentang tanah suci Buddha di Sukhavati, semua nya akan menerima ajaran-ajaran ini dengan penuh kepercayaan, memunculkan aspirasi, mempraktek-kan metode seperti yang diajarkan, dan mecapai kelahiran di tanah Buddha itu.

[6] "Shariputra, seperti Aku yang memuji pahala yang tak terhitung, tak terhingga dan tak bisa dibayangkan akan tanah suci Amitayus, begitu pula para Buddha yang berada di sebelah timur sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Aksobhya Tathagata, Meru-Dhvaja Tathagata, Mahameru Tathagata, Meru-Prabhasa Tathagata, dan Manju-Dhvaja Tathagata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di sebelah timur, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[7] "Terlebih Shariputra, di sebelah selatan terdapat banyak Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Candra-Surya-Pradipa Tathagata, Yashah-Pprabha Tathagata, Maharci-Skandha Tathagata, Meru-Pradipa Tathagata, dan Ananta-Virya Tathagata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di sebelah selatan, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[8] "Terlebih Shariputra, di sebelah barat terdapat banyak Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Amitayus Tathagata, Amita-Skandha Tathagata, Amita-Prabha Tathagata, Amita-Dhvaja Tathagata, Mahesvara Tathagata, Mahaprabha Tathagata, Jvalana Tathagata, Maharatna-Ketu Tathagata dan Sphuta-Rashmi Tathagata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di sebelah barat, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[9] "Terlebih Shariputra, di sebelah utara terdapat banyak Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Amita-Prabha-Vyuha-Abhijna-Buddhi Tathagata, Mahaskandha Tathagata, Amita-Divya-Dundubhi-Vaishvanara-Nnirghosa Tathagata, Jaleni-Prabha Tathagata, Salendra-Raja Tathagata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di sebelah utara, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[10] "Dan lagi Shariputra, di nadir terdapat banyak Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Sarva-Saddharma-Darshana-Yukti-Sada-Jvalana-Rajottama-Shri-Prabha Tathagata, Simha Tathagata, Yashas Tathagata, Yashah-prabhasa Tathagata, Dharma Tathagata, Saddharma Tathágata, Dharma-Dhvaja Tathágata, Guna-Mitra Tathágata dan Guna-Nama Tathágata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di nadir, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[11] "Dan lagi Shariputra, di zenith terdapat banyak Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Brahma-Ghosa Tathágata, Naksatra-Raja Tathágata, Gandha-Prabhasa Tathágata, Utpala-Shri-Kalpa Tathágata dan Sarvartha-Darsha Tathágata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di zenith, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[12] "Terlebih Shariputra, di sebelah tenggara terdapat banyak Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Uttama-Vipula-Megha-Ghosa-Raja Tathágata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di sebelah tenggara, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[13] "Terlebih Shariputra, di sebelah barat daya terdapat banyak Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Uttama-Surya-Prabha-Yasho-Guna Tathágata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di sebelah barat daya, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[14] "Terlebih Shariputra, di sebelah barat laut terdapat banyak Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Amita-Guna-Jvalanadhipati- Prabhasa Tathágata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di sebelah barat laut, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[15] "Terlebih Shariputra, di sebelah timur laut terdapat banyak Buddha sebanyak pasir di sungai Gangga, seperti Asamkhya-Shata-Sahasra-Koti- Nayuta-Vipula-Buddhi Tathágata. Sementara berdiam di tanah suci mereka sendiri di sebelah timur laut, mereka akan menjulurkan lidah mereka yang lebar dan panjang, dan mencangkup alam semesta dengan ribuan juta dunia di dalam nya, mengatakan kebenaran ini: Semua mahluk hidup seharus nya menerima ajaran Dharma ini dengan rasa penuh kepercayaan, mengenai pujian akan pahala tak terhingga tanah Buddha suci ini berikut dengan perlindungan yang diberikan oleh semua Buddha.

[16] "Shariputra, kenapa sutra ini dinamakan "Gerbang Dharma" merincikan pujian dan pahala tak terhingga akan tanah Buddha dan perlindungan oleh para Buddha? Shariputra, di dalam sutra ini dikatakan bahwa pahala tak terhingga dari Sukhavati dipuji dan dibanggakan oleh para Buddha dan Bhagavan di sepuluh penjuru, sementara berdiam di tanah suci mereka, menunjukkan manifestasi yang menakjubkan dan mengatakan kebenaran, menganjurkan para mahluk untuk menerima ajaran ini dengan penuh kepercayaan, supaya bisa menuntun dan menguntungkan mereka, serta memberikan kedamaian dan kebahagiaan. Oleh karena alasan ini, sutra ini disebut "Gerbang Dharma Mengenai Pujian Tentang Pahala Tak Terhingga di Tanah Buddha Beserta Perlindungan Yang Diberikan Para Buddha."

"Shariputra, bila pria dan wanita berbudi yang sudah mendengar, sedang mendengar atau akan mendengar, telah membangunkan atau akan membangunkan kepercayaan yang dalam, mereka akan diterima oleh para Buddha dan Bhagavan dari sepuluh penjuru sebanyak sepuluh kali lipat pasir di sungai Gangga. Semua yang mempraktekan ajaran tidak akan mundur tetapi akan dengan pasti mencapai Penerangan Sempurna dan akan lahir di Tanah Suci Sukhavati Amitayus. Oleh karena alasan ini Shariputra, semua mahluk hidup dianjurkan untuk menerima dengan rasa penuh kepercayaan dan mempengerti perkataan-Ku dan perkataan para Buddha, Bhagavan, dari sepuluh penjuru, dan seharus nya berusaha sebaik mungkin untuk mempraktekkan seperti yang diajarkan dengan rajin. Jangan biarkan keraguan untuk muncul sedikitpun.

"Dan lagi Shariputra, pria dan wanita berbudi yang telah beraspirasi, akan beraspirasi atau sedang beraspirasi mengenai perhiasan-perhiasan indah yang berada di Sukhavati Amitayus, mereka akan diterima oleh para Buddha dan Bhagavan dari sepuluh penjuru sebanyak pasir di sungai Gangga, bahkan sepuluh kali lipat dari jumlah itu. Semua yang mempraktekkan seperti yang diajarkan tidak akan mundur tetapi akan pasti mencapai Penerangan Tertinggi Sempurna dan akan dilahirkan di Sukhavati Amitayus. Oleh karena alasan ini Shariputra, pria dan wanita berbudi harus mempercayai sedalam-dalam nya, akan tanah suci Buddha Amitayus yang bernama Sukhavati, dan harus beraspirasi untuk dilahirkan disana. Jangan menjadi malas sedikit pun.

[17] "Shariputra seperti sekarang Aku memuji dan memuliakan pahala tak terhingga akan Sukhavati milik Buddha Amitayus, para Buddha dan Bhagavan lain dari sepuluh penjuru pun juga memuja pahala tak terhinga ini sambil mengatakan:"Betapa menakjubkan bahwa Buddha Sakhyamuni, Dharma-Raja, Tathagata, Arhat, Samyaksambuddha, Pemilik Kebijaksanaan dan Praktek, Sugata, Pengetahu Dunia, Tak Terbanding, Penakluk Manusia, Guru Dewa dan Manusia, Buddha dan Bhagavan, telah muncul di dunia Saha ini pada jaman lima keburukan: terutama waktu, mahluk hidup, nafsu, pendapat dan jangka hidup, dan setelah mendapatkan Penerangan Sempurna mengantarkan ajaran ini, sangat susah diterima, untuk memandu dan menguntungkan seluruh mahluk hidup dan memberikan damai dan kebahagiaan.

"Maka Shariputra, ketahuilah bahwa Aku telah datang ke dunia Saha yang tercemar ini pada saat lima keburukan tengah merajalela dan setelah mendapatkan Penerangan Sempurna Tertinggi, menyampaikan ajaran ini, yang sangat susah untuk diterima oleh dunia, untuk memandu dan menguntungkan seluruh mahluk hidup dan memberikan damai dan kebahagiaan. Ini memang tugas yang langka dan berat, yang tidak bisa dimengerti dengan mudah. Bila, Shariputra, ada pria dan wanita berbudi yang setelah mendengar ajaran ini, yang susah diterima oleh dunia, menerima dengan penuh kepercayaan, mendirikan dan mengajarkan kepada yang lain, dan mempraktek kan seperti yang diajarkan, ketahuilah bahwa orang-orang seperti ini sangatlah jarang. Pada jaman dulu mereka telah menanam akar kebaikan di hadapan banyak Buddha yang tak terhitung. Setelah mereka meninggalkan dunia ini mereka pasti akan dilahirkan di Sukhavati di langit barat dimana mereka akan merasakan kenikmatan Dharma Mahayana yang menjadi nyata di Tanah Suci Buddha. Mereka akan menghampiri Buddha Amitayus dan memberikan persembahan sebanyak enam kali di pagi hari dan malam hari. Mereka juga akan bisa terbang ke tanah Buddha yang berada di sepuluh penjuru untuk memberikan persembahan kepada para Buddha yang berada disana, dimana mereka bisa mendengarkan Dharma yang diajarkan oleh para Buddha tersebut dan menerima maklumat akan pencapaian Ke-Buddha-an mereka. Maka mereka akan dengan cepat menyempurnakan pahala dan kebijaksanaan mereka untuk menyadari dan mencapai Penerangan Sempurna Tertinggi."

[18] Ketika Sang Bhagavan selesai mengajarkan sutra ini, para sravaka agung seperti Shariputra dan Bodhisattva-mahasattva, dengan mahluk lain termasuk para dewa dan ashura bergembira dan menerima ajaran Sang Bhagavan dengan penuh kepercayaan.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

bond

 [at] nyana

setelah melihat uraian panjang Anda, ternyata orang yg memreteli sutra yg indah lebih parah dari telur busuk yg paling bau :)) :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

nyanadhana

Maaf didalam Sutra itu tidak disebutkan Tuhan Yang Maha Esa, Pertobatan, Entitas Lao Mu, Entitas Maitreya, dan segala macamnya,mohon tidak memutar balikkan sebuah Sutra Mahayana yang indah.

Terkadang saya ga tahu oknum siapa demi menyusup ke dalam Aliran Sukhavati yang memang sebangian besar umatnya adalah orang tua yang tidak mengenal Dhamma secara mendalam namun ingin mengenal Dhamma, Sukhavati merupakan titik tolak Buddhisme yang berawal dari Saddha(Keyakinan),ini cocok dipraktekkan oleh orang tua yang tidak mengeyam pendidikan sekalipun.

Tujuan anda menyusup ke dalam Sutra ini sangat jelas, anda ingin menarik umat Sukhavati untuk mempercayai bahwa Buddha berkata soal Lau Mu, pernah melihat bumi terbelah dua untuk anda menyambut anda masuk ke avici?

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

andry

Quote from: JHONSON on 04 July 2008, 12:20:38 AM
ALLAH berfirman : "manusia adalah gudangnya rahasiaKU,
dan AKU adalah gudangnya rahasia manusia."

sesungguhnya Kami lebih dekat dengan kamu daripada kamu dengan urat lehermu sendiri.

Jalaluddin RuMi :
Ingatlah Allah selalu, agar diri bisa DILUPAKAN, sehingga
dirimu LENYAP dalam sang Tunggal pada siapa kau menyembah,
tanpa memperdulikan untuk siapa ibadah atau doa itu..



mm nampaknya mau bermain filsuf yah??
Samma Vayama

andry

Quote from: JHONSON on 04 July 2008, 12:31:52 AM
besok lagi Bro, ok thanks..

kalau menjalankan ajaran Buddha Gotama, tetap harus dijalankan donk.. bukankah tidak ada ritual apapun dalam ajaran Sang Buddha?
dan saat setelah sang Buddha parinibbana, maka dilaksanakanlah
upacara ritual atau membaca paritta untuk mengenang jasa-jasa
sang Buddha.

dan begitu pula, ritual dalam aliran Maitreya, untuk bersujud syukur kepada Yang Maha Esa, serta bersujud kepada para Buddha,
bodhisatva, para Dewata, bhkan leluhur sendiri, turut disujud.
bersjud berterima kasih kepada Langit dan bumi,Negara, kepala negara, dan juga para GUru.

apakah salah bila mengadakan ritual, bukankah itu adalah bagian
dari suatu kehidpan.. coba bayangkan bila tidak ada segala ritual dan upacara, hidup ini hanya untuk bekerja, lalu pulang
kerumah, bersama keluarga, atau pergi shopping?
bukankah lebih baik, ada kehidupan spritual?
ini jawaban untuk saya?
wah nampaknya anda tidak menangkap maksud dari pertanyaan saya. :D
yg jadi pertanyaan saya, kok umat maitreya
begitu getol khuk sou (itu tuh yg jongkok2)? apakah karena di iming2 bisa menghapus karma buruk??
kok gak mau nyari penyebab munculnya kegiatan seperti itu gitu??
mengapa kok pada percaya Qt diu tao bisa menyelamatkan berapa tuh 7 leluhur 9 keturunan 2 belokan 3 tanjakan (2 terakhir saya yg menga-ada2 hihi.. :)) )
Samma Vayama

Kokuzo

Quote from: Yong_Cheng on 04 July 2008, 12:36:59 PM
coba kita pakai contoh nyata yang bisa dilihat dalam kehidupan ini, kenapa negara harus ada yang mengatur seperti presiden, perdana menteri, raja? kenapa sang pengatur membuat/menetapkan hukum2 yang membatasi gerak manusia, kenapa tidak kita sendiri saja yang mengatur kehidupan kita sendiri, tanya kenapa? ;D

weh sodara2 sekalian... pernyataan ini sangat menjawab eksistensi tuhan kok. dah bener jawabannya...

PRESIDEN DIPILIH DAN DITENTUKAN OLEH?

Presiden dipilih dan ditentukan oleh rakyat dengan harapan SI PRESIDEN BISA MENJADI SOSOK YANG MEREKA INGINKAN untuk memimpin mereka (ingat, manusia makhluk lemah, sejak jaman purba suda berlindung pada benda2 yang dianggap besar/berkuasa). Namun pada kenyatannya tidak selalu seperti itu....

Sama halnya dengan 'presiden' yang satu ini...

nyanadhana

yg jadi pertanyaan saya, kok umat maitreya begitu getol khuk sou (itu tuh yg jongkok2)

saya pikir ini adalah ritual dalam agama seseorang yang tidak perlu dibahas, karena dalam setiap agama kita mengenal banyak tata cara. level yang kita usut adalah level pemahaman, bukan level ritual.

Sama saja dengan umat Buddha yang suka baca paritta dikira dukun komat kamit oleh agama tetangga.

Berhubung Maitreyanis MLDD mendompleng agama Buddha dan banyak Sutra yang di mistranslasikan, kita akan coba usut satu per satu.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

morpheus

Quote from: Sumedho on 04 July 2008, 02:40:37 PM
baru belakangan nonton ini....
http://blog.ted.com/2007/04/rev_tom_honey_o.php
semakin belajar dan merenung, semakin orang beralih dari mencari "tuhan yg diluar" ke pencarian di dalam...
tidak perduli apakah itu penganut samawi (aliran maitreya termasuk di sini) yg mula2 fokusnya pada penyelamat yg ada di luar...

* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

andry

yg jadi pertanyaan saya, kok umat maitreya begitu getol khuk sou (itu tuh yg jongkok2)

saya pikir ini adalah ritual dalam agama seseorang yang tidak perlu dibahas, karena dalam setiap agama kita mengenal banyak tata cara. level yang kita usut adalah level pemahaman, bukan level ritual.


saya setuju dgn pernyataan anda. yg saya ingin pertanyakan adalah imbasnya bro, bukan ritualnya.
sekali lage>> mengapa mereka (umat M) kok tidak berpikir lg getu dgn kuk sou bisa menghapus/meringankan karma buruk (soalnya dulu gua juga di ajarin hihi..)
_/\_
Samma Vayama

Yong_Cheng

Quote from: Kokuzo on 04 July 2008, 03:41:27 PM
Quote from: Yong_Cheng on 04 July 2008, 12:36:59 PM
coba kita pakai contoh nyata yang bisa dilihat dalam kehidupan ini, kenapa negara harus ada yang mengatur seperti presiden, perdana menteri, raja? kenapa sang pengatur membuat/menetapkan hukum2 yang membatasi gerak manusia, kenapa tidak kita sendiri saja yang mengatur kehidupan kita sendiri, tanya kenapa? ;D

weh sodara2 sekalian... pernyataan ini sangat menjawab eksistensi tuhan kok. dah bener jawabannya...

PRESIDEN DIPILIH DAN DITENTUKAN OLEH?

Presiden dipilih dan ditentukan oleh rakyat dengan harapan SI PRESIDEN BISA MENJADI SOSOK YANG MEREKA INGINKAN untuk memimpin mereka (ingat, manusia makhluk lemah, sejak jaman purba suda berlindung pada benda2 yang dianggap besar/berkuasa). Namun pada kenyatannya tidak selalu seperti itu....

Sama halnya dengan 'presiden' yang satu ini...

ngga cocok nih dibilang satu... kenyataannya banyak "presiden" ???
Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah kaki

Sumedho

Quote from: morpheus on 04 July 2008, 03:49:27 PM
Quote from: Sumedho on 04 July 2008, 02:40:37 PM
baru belakangan nonton ini....
http://blog.ted.com/2007/04/rev_tom_honey_o.php
semakin belajar dan merenung, semakin orang beralih dari mencari "tuhan yg diluar" ke pencarian di dalam...
tidak perduli apakah itu penganut samawi (aliran maitreya termasuk di sini) yg mula2 fokusnya pada penyelamat yg ada di luar...


Sampe akhirnya "I don't know" :P
Aye juga pernah sampe tahap itu... dan akhirnya dilepas semua.....
There is no place like 127.0.0.1

ryu

Quote from: andry on 04 July 2008, 04:07:21 PM
yg jadi pertanyaan saya, kok umat maitreya begitu getol khuk sou (itu tuh yg jongkok2)

saya pikir ini adalah ritual dalam agama seseorang yang tidak perlu dibahas, karena dalam setiap agama kita mengenal banyak tata cara. level yang kita usut adalah level pemahaman, bukan level ritual.


saya setuju dgn pernyataan anda. yg saya ingin pertanyakan adalah imbasnya bro, bukan ritualnya.
sekali lage>> mengapa mereka (umat M) kok tidak berpikir lg getu dgn kuk sou bisa menghapus/meringankan karma buruk (soalnya dulu gua juga di ajarin hihi..)
_/\_

bukannya di mahayana ada san bu yi pai yang ritualnya agak aneh juga ?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

nyanadhana

mengapa mereka (umat M) kok tidak berpikir lg getu dgn kuk sou bisa menghapus/meringankan karma buruk
saya tanyakan lagi,apakah melafal nama Amitabha untuk masuk ke Sukhavati tidak terdengar lebih aneh lagi. tata cara tidak perlu didebatkan...akarnya tetep di pemahaman mereka.

bukannya di mahayana ada san bu yi pai yang ritualnya agak aneh juga ?

Kalo san bu yi pai....3 kali melangkah 1 kali namaskara, semacam bentuk meditasi jalan Mahayana yang ditujukan untuk meruntuhkan ego diri sendiri. saya rasa tidak aneh,segala macam bentuk ritual seperti itu,karena tata cara tidak menyangkut di level pemahaman. kalo kamu melihat Tibet, yang jalan sambil ngondro....anda bisa berkata aneh,tapi apa ayng perlu didebatkan di level saddha?

Bahkan anda tancep hio saja bagi org kr****n udah dianggap zupa freak.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

ryu

Quote from: nyanadhana on 04 July 2008, 04:49:10 PM
mengapa mereka (umat M) kok tidak berpikir lg getu dgn kuk sou bisa menghapus/meringankan karma buruk
saya tanyakan lagi,apakah melafal nama Amitabha untuk masuk ke Sukhavati tidak terdengar lebih aneh lagi. tata cara tidak perlu didebatkan...akarnya tetep di pemahaman mereka.

bukannya di mahayana ada san bu yi pai yang ritualnya agak aneh juga ?

Kalo san bu yi pai....3 kali melangkah 1 kali namaskara, semacam bentuk meditasi jalan Mahayana yang ditujukan untuk meruntuhkan ego diri sendiri. saya rasa tidak aneh,segala macam bentuk ritual seperti itu,karena tata cara tidak menyangkut di level pemahaman. kalo kamu melihat Tibet, yang jalan sambil ngondro....anda bisa berkata aneh,tapi apa ayng perlu didebatkan di level saddha?

Bahkan anda tancep hio saja bagi org kr****n udah dianggap zupa freak.

apakah jaman sang buddha ada san bu yi pai?
Bagaimana kiranya pandangan beliau apabila melihat umatnya san bu yi pai?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

nyanadhana

Bagaimana kiranya pandangan beliau apabila melihat umatnya san bu yi pai?

Beliau sudah tidak ada, jadi tidak bisa dimintai jawaban berkenaan hal itu.

Kalau menilik dari Sutta catatan Sang Buddha, segala bentuk upacara tidak akan membawa orang pada Nibbana. namun upacara itu diperlukan dengan beberapa tingkatan batin seseorang yang berbeda-beda.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.