SURAT DARI DIA

Started by Johsun, 01 July 2008, 11:45:56 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

HokBen

berarti konsep Lao Mu ini mirip Dewa Bhrama di Bhramaism dg?
karena dia lahir/nongol pertama kali di alam itu, dan usianya juga panjang banget.. maka diangkatlah sebagai pencipta gt?


nyanadhana

Menilik dari Ajaran Lau Mu jauh sebelum adanya I Kuan Tao didirikan yaitu Shien Tien Tao dan root base White Lotus, dikatakan dulu terdapat sebuah alam dimana ada Lao Mu dan anak-anaknya tinggal (ini sudah menunjuk adanya dunia). lalu dunia itu dikatakan dunia hampa tanpa persepsi dan ada persepsi (Brahma World) karena LaoMu mengutus anak-anaknya pergi, dan tersesat,ia lalu mengutus berbagai nabi ke dunia untuk membimbing anaknya berpulang.

Nah inti cerita itu dalam Buddhisme dapat dilihat di alam Brahma, ada catatan bahwa karena Brahma waktu hidupnya sangat panjang,bahkan dari terbentuknya dan hancur bumi berulang0ulang, maka ia mulai berpikir ,dialah tertinggi daris emua makhluk karena dia tidak pernah mati.eternal. inilah yang Sang Buddha terangkan kepada seorang Brahma , saya lupa Sutta nya,nanti saya carikan kembali. berhubungan dengan miccha ditthi seorang Brahma atas eternity.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

nyanadhana

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Yong_Cheng

Kalo membahas tentang Tuhan pencipta saya no comment deh ;D
Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah kaki

nyanadhana

no comment takut kesambar petir Yong  ;D
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Sumedho

baru belakangan nonton ini....
http://blog.ted.com/2007/04/rev_tom_honey_o.php

didalemnya ada scriptnya koq.
There is no place like 127.0.0.1

HokBen

Quote from: JHONSON on 03 July 2008, 11:17:05 PM
BRO NYANA. KALAU MENGENAI JELANGKUNG, MUNGKIN RADA MIRIP, HANYA SAJA, JELANGKUNG TIDAK BISA MENULIS DENGAN RAPI, DAN KACAU BALAU. SEDANGKAN DARI GADIS VEGETARIAN ITU, MEREKA TIDAKLAH KERASUKAN, MELAINKAN DALAM KEADAAN SADAR, DAN BERDIRI TEGAK DAN RAPI. SAAT MENULIS ITU, TUBUHNYA TIDAK GEMETARAN SEPERTI ORANG KERASUKAN. TETAPI TETAP TENANG.
DAN TULISAN YANG DITULIS MEMILIKI TATANAN YANG RAPI, SERTA KALIMATNYA AKAN MENJADI SYAIR DALAM BAHASA MANDARIN. SEPERTI SETIAP KALIMAT, BERISIKAN 4 SUKU KATA, 5 SUKU KATA. ATAU TERSUSUN SUKU KATA YANG SEJAJAR.


Lu ikutan kopdar nggak?
kalo ikut, bawa keranjang anyaman bambu, kayu panjang 30 - 40 cm dua buah, pulpen, baju, dupa ama kim coa yah..
ntar kita coba maen jelangkung... ntar liat dh hasilnya, yg megang keranjang pun tenang.. menulis dengan kalimat yg teratur.. pokoke manteb dh.... walaupun kayaknya di keranjang itu ada mahluk halus yg nempel..

Sumedho

ngmong2x soal jelangkung, aye pernah jg. dulu disekolah pernah maen >:D well bener kata hokben, rapih dan tidak gemetaran koq.
There is no place like 127.0.0.1

ryu

Wakakakakak, nanti yang nulisnya laki2 perjaka yah, jangan Tuhan kita :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

HokBen

btw, tuhan itu bisa dimasak lho...


nyanadhana

Maaf, saya baru baca Sutra yang sebenarnya dari postingan Bro Johnson,tidak ada kata Tuhan sama sekali,penyusupan kata Tuhan ini sudah lajim digunakan untuk mempertahankan adanya Tuhan dalam Buddhisme selama MLDD menebeng Buddha. ini kerjaan kalian,
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Yong_Cheng

Quote from: nyanadhana on 04 July 2008, 02:34:43 PM
no comment takut kesambar petir Yong  ;D

bukan mas nyana, aye takut karena pengetahuan aye masih sedikit.... masih kalah jauh ama senior2 sini  ^:)^
Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah kaki

nyanadhana

mengutarakan pendapat kok tatut....biasa aja....yang penting jaga konsistensi aja.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

bond

Quote from: nyanadhana on 04 July 2008, 02:58:48 PM
Maaf, saya baru baca Sutra yang sebenarnya dari postingan Bro Johnson,tidak ada kata Tuhan sama sekali,penyusupan kata Tuhan ini sudah lajim digunakan untuk mempertahankan adanya Tuhan dalam Buddhisme selama MLDD menebeng Buddha. ini kerjaan kalian,


makin lama kecium bau busuknya.... :))  ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

nyanadhana

#59
"........ demikian pula, mereka masih muda, sehat dan umurnya pun belum habis, tapi nyawa mereka tetap hilang dan terus diterjunkan ke alam sengsara hingga ribuan koti kalpa belum bisa mendapat kesempatan untuk keluar! Mengapa demikian? Sebab, HATI SANUBARI yang asalnya suci bersih kini telah dicemari kekotoran, telah diracuni oleh perilaku jahat seperti bersikap bengis, ingin membunuh, merampok, ingin membuat hal yang bukan-bukan. Mereka tidak takut akan Hukum Karma, tidak takut akan "TUHAN YANG MAHA ESA"...maka, para umat seperti itu walaupun waktu ajalnya masih jauh sekali tapi mereka telah diikuti oleh maut, kapa saja dan dimana saja nyawanya mudah hilang, kecuali mereka sadar, telah bertobat dan telah paham akan makna-makna Dharma luhur, ...

"...Dharma luhur yang mereka pelajari itu hanya dipasrahkan kepada TUHAN dan dirinya hanya menunggu diatas bangku agar pahalanya dapat turun dari langit. Padahal sikap mereka seperti ini pasti sia-sia belaka,..

"sekarang oh Ajita! Kalian dapat hidup bersama dengan Buddha dalam satu masa dan kesempatan yang sangat sulit ditemukan ini, patut dipegang teguh, supaya kalian dapat menyukseskan Dharmanya dengan tekum, penuh tekad serta semangat Virya hingga kalian dapat mencapai Kebuddhaan! Apalagi, Buddha Amitayus demikian senang dan tetap menerima para umat suci dengan ke-48 ikrar Maha Pranidhana-Nya secara terus menerus! Sama sekali tidak seperti "Terserah pada TUHAN' hingga sia-sia belaka!

"dan disamping itu walaupn mereka telah dihukum oleh pemerintah, tapi, karena ia berani merusak mental-moralnya hingga demikian serius dan jasa-jasa tidak pernah diamalkan sesuatupun, apalagi tentang Dharma-Dharma penting yang dapat meringankan dosa berat, sama sekali tidak pernah dilaksanakan! Maka, saat mereka masih hidup di dunia kepintaran dari Vijnana-nya telah dikurangi oleh TUHAN YANG KUASA dan nama mereka juga diubah-NYA dari tingkat atas menurun ke tingkat bawah."

"tapi, mereka tanpa takut bahkan sengaja tidak mengindahkan peraturannya. Karena tindak laku kejahatan mereka sangat keterlaluan, kejahatannya telah ditembusi sinar Sang Bulan serta Sang Surya, segeralah kepintaran dari Vijnana mereka dikurangi serta namanya pun dicatat oleh SANG KUASA."

"Bila dinasehati atau diberi saran agar banyak berbuat kebaikan, mengurangi kejahatan oleh para tokoh, sama sekali tidak diindahkan malahan berani mengucapkan dirinya tidak akan takut kepada SANG KUASA, atau TUHAN YANG MAHA ESA, ...bahkan selalu dengan sikap congkak yakin segala perbuatannya akan tetap lancar terus tanpa diganggu sesuatu apapun! Karena perbuatan dari sang umat itu sangat keterlaluan maka Vijnana-nya serta namanya pun dicatat oleh SANG PENGAWAS."


kok Amitayus Sutra kalian pretelin sedemikian rupa,itu sih namanya parah. Terjemahan Amitayus Sutra tidak seperti itu.
Sutra Pujian Akan Tanah Suci dan Perlindungan Oleh Buddha Sakhyamuni

Diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin Oleh Guru Besar Tripitaka Hsuan Tsang
Diterjemahkan dari bahasa Mandarin Oleh Hisao Inagaki

Seperti itulah yang kudengar:

[1] Pada saat itu Sang Bhagavan menetap di wihara Kebun Jeta, di taman Anathapindada di Sharasvati, dengan perkumpulan besar yang terdiri dari seribu dua ratus lima puluh bhikku, semua nya adalah sravaka yang terhormat dan arhat yang terkenal. Mereka dipimpin oleh sravaka yang bijaksana dan terkenal seperti Shariputra dan Mahamaudgalyayana, Mahakashyapa dan Aniruddha. Sang Bhagavan juga ditemani oleh banyak Bodhisattva-mahasattva yang tak terhitung jumlah nya, berada di tingkat tertinggi, tidak akan mundur lagi dan dihias oleh pahala dan nilai-nilai suci yang tak terhingga, dipimpin oleh Bodhisattva yang agung seperti Manjushri, Ajita, Nityodyukta dan Aniksipta-Dhura. Hadir di perkumpulan itu pula, ratusan ribu koti dan nayuta dewa yang dipimpin oleh Shakra dan Raja Surga Mahabrahma, Tuan dunia Saha, Empat Raja Penjaga dan yang lain. Banyak mahluk yang setengah dewa, mahluk surga dan manusia, ashura dan yang lain berkumpul dan duduk untuk mendengarkan Dharma.

[2] Sang Bhagavan berkata kepada Shariputra, :"Tahukah engkau bila engkau berjalan ke sebelah barat dari sini melewati ratusan ribu koti dan nayuta tanah Buddha, engkau akan tiba di sebuat tempat bernama "Kebahagiaan Tertinggi" (Sukhavati)dimana ada Bhagavan bernama "Amitayus" atau "Amitabha" dengan sepuluh gelar, termasuk Tathagata, Arhat dan Samyaksambuddha. Ia tinggal disana saat ini juga, mengajarkan Dharma yang menakjubkan kepada banyak mahluk untuk memberikan mereka kebahagiaan dan manfaat yang tak terbanding.

[3] "Kenapa Shariputra, tempat ini dipanggil "Sukhavati"? Shariputra, semua yang berada di tempat itu tidak merasakan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit, tapi hanya merasakan kegembiraan dan kebahagiaan yang tak terhingga. Inilah mengapa tempat itu disebut sebagai "Sukhavati".

"Terlebih Shariputra, di tanah Buddha ini yang disebut Sukhavati, ada tujuh baris pegangan tangan yang terhias, tujuh baris pohon tala yang terhias, dan tujuh kali lipat jala-jala terhias yang berada dimana-mana dan terhias dengan empat perhiasan yaitu: emas, perak, batu mulia beryl dan kristal. Shariputra, tanah Buddha itu penuh dengan perhiasan berkualitas tinggi yang sangat menyentuh pikiran kita. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati".

"Dan lagi Shariputra, di tanah Buddha yang bernama Sukhavati ini ada banyak kolam tujuh perhiasan yang berisi air yang mempunyai delapan kualitas bagus, yaitu: (1) murni, (2) dingin, (3) manis, (4) lembut, (5) melembabkan, (6) menyamankan, (7) melegakan haus, lapar dan kebutuhan lain dan (8) memperkaya indera kita, meningkatkan aktivitas empat elemen dan memproduksi kebaikan yang tinggi. Mahluk hidup yang telah banyak melakukan perbuatan baik selalui menikmati saat memakai air ini. Dasar kolam ini dibatasi oleh pasir emas, dan di empat sisi kolam itu terdapat tangga yang terbuat dari empat perhiasan yang sangat indah, menyenangkan hati ketika kita melihat nya. Pohon-pohon berhias mengelilingi kolam itu, terpisah dari yang lain dengan jarak yang sama, rasa harum yang menakjubkan, dihias dengan tujuh perhiasan berharga yaitu: emas, perak, batu beryl, kristal, mutiara berwarna merah, batu karnelia dan safir.

"Di dalam kolam, setiap saat, bunga teratai dengan berbagai warna dan besar bagaikan roda kereta akan berkembang. Bunga biru mengeluarkan cahaya biru, terang dan indah; yang kuning mengeluarkan cahaya kuning, terang dan indah, yang merah mengeluarkan cahaya merah, terang dan indah, yang putih mengeluarkan cahaya putih, terang dan indah, yang memiliki empat warna mengeluarkan cahaya empt warna, terang dan indah. Shariputra, tanah Buddha itu penuh dengan berbagai hiasan indah dengan kualitas yang bagus, yang sangat menyenangkan hati orang-orang yang melihat nya. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati".

"Dan lagi Shariputra, di tanah Buddha suci itu terdapat musik indah yang dimainkan seketika setiap saat. Suara nya harmonis dan enak didengar. Ketika para mahluk mendengar suara yang menakjubkan itu, keinginan jahat mereka akan hilang semua, kelakuan baik mereka akan berlipat ganda, dan mereka akan segera mencapai Penerangan Sempurna. Shariputra, tanah Buddha itu penuh dengan hiasan indah yang mempunyai kualitas tak terbandingi, menyenangkan hati yang melihat. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati".

"Terlebih Shariputra, di tanah Buddha suci yang disebut Sukhavati itu banyak burung langka dengan berbagai warna seperti angsa, bebek, heron, bangau dan kakak tua, kastuari, cendrawasih, kalavinka dan jivamjivaka. Enam kali di pagi dan malam hari, burung-burung itu akan berkumpul dan bernyanyi dengan suara dan melodi yang indah, menghasilkan berbagai macam suara untuk meninggikan ajaran-ajaran yang menakjubkan, seperti empat kelakuan yang patut ditaati, empat cara untuk menghentikan pikiran jahat, empat kekuatan ajaib, lima akar kebaikan, lima kekuatan dan tujuh faktor kebijaksanaan, dan delapan jalan mulia. Setelah mendengar mereka bernyanyi, semua mahluk yang berada di tempat itu akan mendapatkan hasil tak terhingga melalui kesadaran akan Buddha, Dharma dan Sangha, dan tubuh mereka akan menyimpan kebaikan ini bagaikan wewangian. Shariputra, apakah engkau berpikir bahwa binatang-binatang itu ada di alam binatang yang jahat? Jangan berpikir seperti itu! Alasan nya adalah karena tiada dari alam-alam jahat itu, bahkan tidak nama nya, berada di tanah suci Sang Buddha; bagaimana bisa lebih kurang daripada binatang-binatang yang berada di alam binatang karena retribusi akan karma jahat mereka?

Engkau harus mengetahui bahwa mereka adalah manifestasi yang diciptakan oleh Amitayus, supaya mereka bisa menyatakan suara Dharma yang berbagai macam untuk memberikan manfaat dan kebahagiaan kepada seluruh mahluk hidup. Shariputra, tanah Buddha itu penuh dengan hiasan yang indah sekali dan menyenangkan hati orang-orang yang melihat nya. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati".

"Terlebih Shariputra, di tanah Buddha Sukhavati itu angin yang lembut selalu bertiup. Ketika mereka menelusuri pohon dan jala yang berhias, suara yang merdu pun bisa terdengar. Bagaikan ratusan ribu koti peralatan musik surgawi yang dimainkan bersamaan untuk menghasilkan suara yang indah, ketika angin lembut terus menelusuri pohon dan jala terhias itu mereka menghasilkan suara indah yang menyatakan banyak ajaran Dharma. Setelah mendengar suara itu, para mahluk akan meyadarkan banyak kelakuan yang baik, seperti memperhatikan Buddha, Dharma dan Sangha. Shariputra, tanah Buddha itu penuh dengan hiasan-hiasan indah dengan kualitas tak terkalahkan. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati".

"Shariputra, di tanah Buddha itu banyak manifestasi indah yang tidak terhitung dan tidak bisa dibayangkan. Walaupun ratusan ribu koti dan nayuta lidah akan memuji kualitas indah mereka, setiap lidah mengeluarkan suara yang tidak bisa dihitung (diukur), mereka tidak akan bisa memuji sampai sepenuh nya. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati".

[4] "Terlebih Shariputra, tahukah engkau mengapa Buddha tanah suci itu dipanggil "Amitayus"? Karena Shariputra, jangka hidup Tathagata itu dan semua mahluk hidup yang berada disana berlangsung selama kalpa yang tak terhitung dan tidak terukur jumlah nya, oleh karena itu Tathagata di tempat itu disebut "Amitayus". Shariputra, kenapa Buddha di Sukhavati juga dipanggil "Amitabha"? Shariputra, Sang Tathagata di tempat ini selalu mengeluarkan sinar cahaya yang indah dan tak terhitung jumlah nya, menerangi seluruh tanah Buddha di sepuluh penjuru tanpa halangan, untuk menunjukkan kegiatan para umat Buddha. Untuk alasan ini, Tathagata tempat itu dipanggil sebagai "Amitabha".

Shariputra, tanah suci Buddha itu penuh dengan perhiasan yang indah sekali, menyenangkan hati dan pikiran siapapun yang melihat nya. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati". "Dan lagi Shariputra, Buddha Amitayus yang berada di tanah Buddha itu selalui mempunyai murid-murid sravaka, semua nya arhat, yang mempunyai pahala yang berbagai macam dan tak terhitung jumlah nya. Shariputra, tanah suci Buddha itu penuh dengan perhiasan yang indah sekali, menyenangkan hati dan pikiran siapapun yang melihat nya. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati".

"Shariputra, Buddha Amitayus dari Sukhavati selalu mempunyai banyak murid Bodhisattva yang tak terhitung jumlah nya, semua berada di tingkat Menjadi Buddha setelah Satu Kehidupan Lagi. Mereka mempunyai banyak pahala yang yang bagus sekali, jumlah mereka tak bisa dihitung. Walaupun seseorang memuji pahala mereka untuk kalpa yang lama, mereka tidak akan bisa memuji mereka sepenuh nya. Shariputra, tanah Buddha itu penuh dengan perhiasan yang indah sekali, menyenangkan hati dan pikiran siapapun yang melihat nya. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati".

[5]"Shariputra, mahluk yang lahir di tempat itu berada di tingkat tiada jalan mundur dan tidak akan jatuh ke alam yang jahat lagi, terlahir di perbatasan atau di antara orang-orang yang rendah dan kotor (mlecchas). Mereka selalu menikmati perasaan mengunjungi tanah Buddha yang lain. Dengan sumpah dan praktek yang baik, maju dan berkembang setiap saat, mereka mendapatkan Penerangan Sempurna Tertinggi. Shariputra, tanah Buddha itu penuh dengan pahala-pahala yang bermanfaat sekali, menyenangkan hati dan pikiran orang-orang yang melihat nya. Untuk alasan ini, tanah itu disebut "Sukhavati".

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.