Cara mengamati emosi

Started by tula, 27 June 2008, 09:12:17 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

candra_mukti19

Quote from: febian
Demikian juga pada waktu anda sedang membaca untuk mempelajari sesuatu, apakah anda akan berusaha memperhatikan pikiran, bukan menyelami arti dari artikel yang ditulis dalam buku tersebut...?

ini detailnya yang ingin saya tanyakan.
ketika saya sedang membaca artikel, atau misalnya postingan rekan-rekan di sini, saya membaca dengan serius menyelami artinya. tapi ketika menemukan postingan tertentu, tiba-tiba muncul dosa (kebencian) dalam batin saya. saya pikir, kalau saya tidak lalai dalam memperhatikan prose pemikiran saya, maka kebencian tersebut tidak akan muncul dalam batin saya.

Quote from: febian
Sebenarnya kekotoran batin akan nampak dengan mudah bila kita memiliki konsentrasi yng baik (sebelum kekotoran batin meledak), tetapi bila kita berusaha memperhatikan dengan tanpa memiliki konsentrasi sekalipun kekotoran batin yang kasar mungkin tak nampak...

tapi bukankah kadang-kadang konsentrasi juga bisa menjadi penghalang kebijaksanaan vippasana? saat batin saya berkonsentrasi, kekotoran batin ditekan dan mengendap. sementara itu kita terus menerus menggandakan bibit-bibit kekotoran batin. bukankah  cara terbaik dalam menghancurkan kekotoran batin tersebut adalah sati?

hatRed

Perhatian adalah sangat penting,

sebenarnya tidak masalah bila di batin muncul pikiran2 kebencian (dosa) itu sendri. tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita memperhatikan bagaimana pemikiran tersebut muncul.
i'm just a mammal with troubled soul



tula

terima kasih ulasan2 para senior .... banyak yg saya peroleh dari sini.

fabian c

Quote
Quote from: febian
Demikian juga pada waktu anda sedang membaca untuk mempelajari sesuatu, apakah anda akan berusaha memperhatikan pikiran, bukan menyelami arti dari artikel yang ditulis dalam buku tersebut...?

ini detailnya yang ingin saya tanyakan.
ketika saya sedang membaca artikel, atau misalnya postingan rekan-rekan di sini, saya membaca dengan serius menyelami artinya. tapi ketika menemukan postingan tertentu, tiba-tiba muncul dosa (kebencian) dalam batin saya. saya pikir, kalau saya tidak lalai dalam memperhatikan prose pemikiran saya, maka kebencian tersebut tidak akan muncul dalam batin saya.
Saudara Chandra mukti yang baik,

maaf  lama saya tidak balas, dan mungkin beberapa bulan ke depan saya tak bisa jawab karena saya akan pergi bermeditasi. Apa yang saudara katakan memang benar, tapi kemampuan mengamati pikiran waktu muncul (masih berbentuk impuls) tergantung kekuatan kewaspadaan orang itu.
Quote
Quote from: febian
Sebenarnya kekotoran batin akan nampak dengan mudah bila kita memiliki konsentrasi yng baik (sebelum kekotoran batin meledak), tetapi bila kita berusaha memperhatikan dengan tanpa memiliki konsentrasi sekalipun kekotoran batin yang kasar mungkin tak nampak...

tapi bukankah kadang-kadang konsentrasi juga bisa menjadi penghalang kebijaksanaan vippasana? saat batin saya berkonsentrasi, kekotoran batin ditekan dan mengendap. sementara itu kita terus menerus menggandakan bibit-bibit kekotoran batin. bukankah  cara terbaik dalam menghancurkan kekotoran batin tersebut adalah sati?
Setahu saya konsentrasi malah membantu Vipassana, bukan menghalangi Vipassana, karena konsentrasi yang kuat membantu kita agar mampu melihat segala sesuatu apa adanya..

Saya rasa artikel yang mengatakan kekotoran batin ditekan dan mengendap dengan konsentrasi tidak tepat... yang benar kekotoran batin tak mendapat kesempatan untuk muncul, jadi tak benar kekotoran batin ditekan dengan konsentrasi....

Sati yang tak tergoyahkan itulah yang disebut konsentrasi....

semoga keterangan ini membantu saudara Chandra Murti....

sukhi hotu
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Jan

mo ikutan cerita :

buat tula
pas customer lagi complain sambil marah2. n loe udah naik darah ampe ke ubun2. bilang gini ke mereka : "tunggu sebentar yach" dgn nada manis.... trus balik belakang trus teriak sekuat2 nya n sekencang2 na "AAAAAAAAAAAA..........." atau hurup apa pun pilihan mu di sarankan hurup vokal jgn konsonan. trus pas udah puas, balik lagi menghadap mereka n masih dengan manis dan tersenyum berkata "silakan dilanjutkan" tersenyum lebar.

Jan

sorri cerita na gak jadi sumbang saran aja.

klu lagi kena omelan boss berpikirlah "SEMUA ORANG PUNYA MASALAH NYA SENDIRI" dan "mereka perlu mengeluarkan emosi na"
nach passs lagi sue (alias kepilih jd sasara2 omelan) berpikirlah "ini waktu nya mengeluarkan emosi" dengarkan dan biarkan berlalu. tapi JANGAN pernah berpikir untuk memperbaiki kata2 atw informasi yg salah (krn org klu lg emosi suka salah ejaan or salah ingatan) dan klu kau melakukan itu, seperti "maap pak itu..." yg ada kau akan kena omelan 4 jam. harus na 1 jam udah selesai + 3 jam bonus karena keisengan mu...

yach ... semoga bermanfaat.

Jan

paman candra,

kau bertanya - jadi yang melihat pikiran apa ?

aku pernah lihat syair ini : PIKIRAN MELIHAT PIKIRAN, klu ga salah salah satu syair dhammapada.

smoga kena sasaran.

markosprawira

 [at] Jan : sebenarnya ga mgkn Pikiran bisa melihat Pikiran....

yg dilihat itu adalah objek masa lampau......

misal pikiran yg muncul saat ini adalah A
lalu kita muncul pikiran utk mengamati A, sebutlah B....

Pada waktu B mo liat A, sebenarnya itu sudah jadi A yg lampau, alias ga realtime lagi, yg sudah ada di sanna/persepsi, sebutlah A1
Muncul pikiran yg mirip ky B (krn sama2 ngamatin), misal B'
maka B' ini akan ngamatin A1 yg lampau juga.... sebut A2.....

demikianlah seterusnya, sehingga sebenarnya yg terjadi bukan Pikiran ngamatin Pikiran, tapi mengkhayal.......

semoga bisa dimengerti

markosprawira

Quote from: fabian c on 25 November 2008, 09:54:35 PM
Quote
tapi bukankah kadang-kadang konsentrasi juga bisa menjadi penghalang kebijaksanaan vippasana? saat batin saya berkonsentrasi, kekotoran batin ditekan dan mengendap. sementara itu kita terus menerus menggandakan bibit-bibit kekotoran batin. bukankah  cara terbaik dalam menghancurkan kekotoran batin tersebut adalah sati?

Setahu saya konsentrasi malah membantu Vipassana, bukan menghalangi Vipassana, karena konsentrasi yang kuat membantu kita agar mampu melihat segala sesuatu apa adanya..

Saya rasa artikel yang mengatakan kekotoran batin ditekan dan mengendap dengan konsentrasi tidak tepat... yang benar kekotoran batin tak mendapat kesempatan untuk muncul, jadi tak benar kekotoran batin ditekan dengan konsentrasi....

Sati yang tak tergoyahkan itulah yang disebut konsentrasi....

semoga keterangan ini membantu saudara Chandra Murti....

sukhi hotu

betul sekali yg disebut ko fabian....

kekotoran batin tidak sempat muncul karena kondisi batin sedang dalam konsentrasi.....

sangat bagus sekali.........

Jan

[at] marco,

kita sebut saja ada A,B,C,D bentuk2 pikiran -- lalu si A ini menjauh dari kerumunan B,C,D dan memperhatikan klu si B menghilang, C bergerak lambat, D berganti E, dll... daripada dikatakan bentuk lampau bagaimana klu dikatakan kesadaran pikiran yg berpindah. dari A die pindah ke B, dr B pindah lagi ke A dengan sgt luar biasa cepat sehingga seakan2 ada dua kesadaran pikiran.

menghayal itu yg jelas tidak sadar, pikiran ikut terseret dan terjerumus ke dalam lalu ikut bermain2.

johan3000

Quote from: Jan on 28 November 2008, 01:58:13 PM
mo ikutan cerita :

buat tula
pas customer lagi complain sambil marah2. n loe udah naik darah ampe ke ubun2. bilang gini ke mereka : "tunggu sebentar yach" dgn nada manis.... trus balik belakang trus teriak sekuat2 nya n sekencang2 na "AAAAAAAAAAAA..........." atau hurup apa pun pilihan mu di sarankan hurup vokal jgn konsonan. trus pas udah puas, balik lagi menghadap mereka n masih dengan manis dan tersenyum berkata "silakan dilanjutkan" tersenyum lebar.

Lebih effektif dibelakang kantor (ruang khusus) disediakan dummy dari karet yg bisa ditinju, sepak sepuas hati.... atau lusinan piring yg bisa diterbangkan ke dinding, dll, dll....

Ngomong2... katanya ada toko khusus anda meluapkan amarah...(melempar piring dan gelas)..
ada yg tau apakah itu toko di Bali atau dimana ya?

menurut saya sih :.... Kalau customer komplain........ ya kita berterima kasih dong...
karna permasalahan tsb lah... kita dibayar.... semangkin galak dan sulit ditaklukan...
semangkin dibutuhkan customer services..... jadi piring makan anda tergantung mereka...
(katanya kebencian hanya dpt dipadamkan dgn kasih.............)

bagaimana menurut yg lain...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

delima259

soal menahan emosi dan menyalurkan emosi.. terkadang bikin saya bingung..
ada yg bilang emosi nga baik di tahan.. bikin tambah sakit..
ada yg bilang lebih baik emosi di tahan.. dll dsb..
ada yg bilang emosi kalo diamati, diterima maka bisa tranfrom ke energi positip daripada negative..

bukannya pesimis sih..scara realitis.. bukankah penyaluran emosi termasuk penyembuhan juga? [penyaluran ke olahrag.. misalnya boxing, yah mungkin ada yg lempar2 piring, gelas dll dsb hehhee]
tapi apakah ada karma buruk dari pikiran yah?? [pastinya kalo marah2 pas penyaluran juga kepikiran dengan obyek marahnya kan???]

mungkin ada pencerahan?

markosprawira

Quote from: Jan on 28 November 2008, 03:07:05 PM
[at] marco,

kita sebut saja ada A,B,C,D bentuk2 pikiran -- lalu si A ini menjauh dari kerumunan B,C,D dan memperhatikan klu si B menghilang, C bergerak lambat, D berganti E, dll... daripada dikatakan bentuk lampau bagaimana klu dikatakan kesadaran pikiran yg berpindah. dari A die pindah ke B, dr B pindah lagi ke A dengan sgt luar biasa cepat sehingga seakan2 ada dua kesadaran pikiran.

menghayal itu yg jelas tidak sadar, pikiran ikut terseret dan terjerumus ke dalam lalu ikut bermain2.

Betul sekali yg anda bilang : Seakan2 ada 2 kesadaran/pikiran/citta pada saat bersamaan

disini sudah jelas bhw jika ada 2 kesadaran,berarti ada 2 objek juga dan itu berarti tidak berkonsentrasi........ karena konsentrasi adalah fokus pada 1 saja.
Jika pikiran anda masih pindah2, apakah anda sedang bermeditasi?

itu sama saja dengan mengkhayal dgn objek yg itu2 saja.....

jika anda melakukan samatha, fokuslah pada napas itu

Jika anda bervipassana, hendaknya menyadari apa yg anda lakukan saat itu.
Jika sedang bernafas maka sadari nafas itu sebagai proses

sangat berbeda dengan mengamati dalam artian pikiran A mengamati pikiran lainnya.....

semoga perbedaan ini bisa dimengerti

johan3000

Quote from: delima259 on 02 December 2008, 04:18:18 PM
soal menahan emosi dan menyalurkan emosi.. terkadang bikin saya bingung..
ada yg bilang emosi nga baik di tahan.. bikin tambah sakit..
ada yg bilang lebih baik emosi di tahan.. dll dsb..
ada yg bilang emosi kalo diamati, diterima maka bisa tranfrom ke energi positip daripada negative..

bukannya pesimis sih..scara realitis.. bukankah penyaluran emosi termasuk penyembuhan juga? [penyaluran ke olahrag.. misalnya boxing, yah mungkin ada yg lempar2 piring, gelas dll dsb hehhee]
tapi apakah ada karma buruk dari pikiran yah?? [pastinya kalo marah2 pas penyaluran juga kepikiran dengan obyek marahnya kan???]

mungkin ada pencerahan?

Apakah org berani menunjukkan emosinya.... kalau tidak memiliki
combinasi dari (atau semuanya)
3 hal dibawah ini?

berkuasa
berduit
gila....

mohon pencerahan juga...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya