News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Pencerahan Langsung/Instan

Started by nyanadhana, 09 June 2008, 04:59:08 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hudoyo

Quote from: dilbert on 31 July 2008, 11:17:08 PM
Apakah kedua hal ini terlalu interpretatif ? moksha menurut saya kelihatannya lebih mengarah kepada paham "nihilisme", sedangkan kalau pernyataan "saya disalibkan bersama kristus" lebih mengarah kepada doktrin juru selamat.

Anda tampaknya menafsirkan "moksha" tanpa memahami benar-benar ajaran Hinduisme: di dalam moksha ternyata Atman adalah Brahman.
Doktrin juruselamat adalah doktrin populer Keristen, sedangkan perkataan "saya sudah disalibkan ..." secara eksistensial (bukan interpretasi) sama dengan pengalaman nibbana (padam); kata-kata Paulus itu jarang muncul dalam khotbah-khotbah di gereja karena "menggelisahkan"; sama seperti kata 'nibbana' = padam jarang dikhotbahkan di vihara.

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: dilbert on 31 July 2008, 11:19:41 PM
apakah MMD sampai kepada tahap kekosongan ? atau pada tahap pencerapan dan bukan pencerapan ? atau tidak sampai kemana mana ? hanya DIAM ? lantas apa yang dikenali dan tidak dikenali dalam MMD ?

MMD tidak mengajarkan orang untuk mencapai arupa-jhana. ...
Betul, MMD tidak sampai ke mana-mana, karena tidak pergi ke mana-mana ... DIAM dalam MMD itu dicapai di sini dan sekarang, jadi tidak pergi ke suatu tujuan di masa depan ...

Anda melecehkan DIAM dengan bertanya "HANYA diam?" ... padahal Sang Buddha berkata: "Aku sudah lama berhenti. Kamulah yang terus berlari. Apa yang kamu cari?" ... dengan kata lain, Anda melecehkan Sang Buddha, karena ketidaktahuan Anda. ...

Di dalam MMD tidak ada yang dikenali dan tidak ada yang tidak dikenali, karena pikiran yang mengenali sudah diam ...
Di dalam MMD tidak ada lagi aku dan pikiran ... yang adalah SESUATU yang tidak dilahirkan, tidak tercipta, bukan makhluk, tidak terkondisi ... yang bukan milikku dan milikmu.

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: dilbert on 31 July 2008, 11:15:23 PM
boleh di quote kira kira isi Tipitaka Pali yang pak hud anggap tidak benar ?

Dalam Mahaparinibbana-sutta konon Sang Buddha berkata: "Di dalam ajaran ini ada pembebasan, di dalam ajaran guru-guru lain tidak ada pembebasan." ... Ini saya anggap tidak benar. ... Baru saja didiskusikan di forum ini, tapi Anda tidak menyimak.

Salam,
hudoyo

dilbert

#183
Quote from: hudoyo on 01 August 2008, 01:54:28 AM
Quote from: dilbert on 31 July 2008, 11:15:23 PM
boleh di quote kira kira isi Tipitaka Pali yang pak hud anggap tidak benar ?

Dalam Mahaparinibbana-sutta konon Sang Buddha berkata: "Di dalam ajaran ini ada pembebasan, di dalam ajaran guru-guru lain tidak ada pembebasan." ... Ini saya anggap tidak benar. ... Baru saja didiskusikan di forum ini, tapi Anda tidak menyimak.

Salam,
hudoyo

RAUNGAN SANG SINGA

    27. "Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.
    Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat.
    Subhadda, sejak kami berumur duapuluh sembilan tahun, kami telah meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencari kebaikan. Subhadda, kini telah lewat limapuluh satu tahun, dan sepanjang waktu itu, kami telah berkelana dalam suasana kebajikan dan kebenaran, waktu itu di luar tidak ada manusia suci. Juga tidak dari tingkat kedua, ketiga ataupun tingkat kesucian keempat. Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat."


Dari kutipan Mahaparinibbana sutta di atas, Buddha tidak menyatakan ajaran guru lain tidak mengandung "pembebasan". Buddha tidak menyatakan bahwa hanya eksklusif ajarannya yang mengandung "pembebasan", tetapi lebih dicantumkan syarat syarat ajaran mana saja yang mengandung pembebasan, bukan dari siapa yang mengajarkannnya yaitu AJARAN YANG MEMILIKI JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN. Sepertinya pak hud interpretatif dalam hal ini yang mengartikan apa yang dikatakan dalam MAHAPARINIBBANA SUTTA bahwa BUDDHA menyatakan AJARAN LAIN di LUAR AJARAN BUDDHA tidak terdapat pembebasan.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

Quote from: hudoyo on 01 August 2008, 01:40:16 AM
Quote from: dilbert on 31 July 2008, 11:17:08 PM
Apakah kedua hal ini terlalu interpretatif ? moksha menurut saya kelihatannya lebih mengarah kepada paham "nihilisme", sedangkan kalau pernyataan "saya disalibkan bersama kristus" lebih mengarah kepada doktrin juru selamat.

Anda tampaknya menafsirkan "moksha" tanpa memahami benar-benar ajaran Hinduisme: di dalam moksha ternyata Atman adalah Brahman.
Doktrin juruselamat adalah doktrin populer Keristen, sedangkan perkataan "saya sudah disalibkan ..." secara eksistensial (bukan interpretasi) sama dengan pengalaman nibbana (padam); kata-kata Paulus itu jarang muncul dalam khotbah-khotbah di gereja karena "menggelisahkan"; sama seperti kata 'nibbana' = padam jarang dikhotbahkan di vihara.

Salam,
hudoyo

Saya tidak tahu apa arti dari Atman adalah Brahman, kalau bisa diberikan pengertiannya, pak hud... thanxs.
Ketika perkataan "saya sudah disalibkan ..." dikatakan eksistensial sama dengan pengalaman nibbana. IMO (in my opininion), hal ini masih interpretatif.

Mungkin salah satu hal yang sedang menggemparkan bagi umat nasrani adalah TERSIARNYA SURAT SURAT DARI ORANG YANG DIANGGAP SUDAH SETARA DENGAN SANTO (ORANG SUCI) UMAT NASRANI pada jaman sekarang ini yaitu MOTHER THERESA, bagaimana dari surat surat beliau kepada kolega-nya pada tahun tahun terakhir menggambarkan bagaimana perasaan seorang MOTHER THERESA bagaikan kehilangan TUHAN dalam dirinya sendiri.
(topik ini boleh di seach di search engine, dan kelihatannya dapat dipertanggungjawabkan keabsahan surat suratnya).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

K.K.


dilbert

#186
Quote from: Kainyn_Kutho on 01 August 2008, 09:00:59 AM
dilbert,

Mengenai Maha Parinibbana Sutta, dibahas di:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3718.60.html



sdr.Kainyn...

saya quote kembali quote-nya pak hud di link yang anda katakan...

Yang saya baca lain sekali dengan yang Anda katakan:
"61. And the Blessed One spoke, saying: "In whatsoever Dhamma and Discipline, Subhadda, there is not found the Noble Eightfold Path, neither is there found a true ascetic of the first, second, third, or fourth degree of saintliness. But in whatsoever Dhamma and Discipline there is found the Noble Eightfold Path, there is found a true ascetic of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness.54 Now in this Dhamma and Discipline, Subhadda, is found the Noble Eightfold Path; and in it alone are also found true ascetics of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness. Devoid of true ascetics are the systems of other teachers. But if, Subhadda, the bhikkhus live righteously, the world will not be destitute of arahats."

Saya terjemahkan bebas: [konon] Sang Buddha bersabda: "Di dalam ajaran yang tidak mengandung JMB-8, tidak ada orang suci (tidak ada pembebasan). Tetapi, di dalam ajaran yang mengandung JMB-8, terdapat pembebasan. Nah, di dalam ajaranku ini ada JMB-8, maka hanya di situ satu-satunya terdapat pembebasan. Tidak ada pembebasan dalam ajaran guru-guru lain. ..." Apakah masih kurang jelas maksudnya? ... Itulah sebabnya saya sama sekali tidak percaya bahwa kata-kata itu berasal dari mulut Sang Buddha.[/
b]

pada kata kata DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS, di-terjemahkan sebagai TIDAK ADA PEMBEBASAN DALAM AJARAN GURU GURU LAIN. Inilah yang mengacaukan keseluruhan penterjemahan.

Terjemahan yang saya kutip adalah berdasarkan
MAHA PARINIBBANA SUTTA
Sumber: Maha Parinibbana Sutta
Editor : Pandita Pannasiri, Disempurnakan : Cornelis Wowor, MA

27. "Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.
    Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat.



Jika terjemahan dibaca menurut yang ditulis oleh pak hud, memang artinya adalah bahwa ajaran guru guru lain tidak terdapat pembebasan, tetapi kalau melihat pada terjemahan oleh Pandita Pannasari dan disempurnakan oleh Pak Cornelis Wowor, seharusnya pengertiannya tidak seperti itu.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

K.K.

dilbert,

Ya, memang itu banyak beda terjemahan. Terjemahan Pandita Pannasiri itu memang saya lebih setuju. Untuk yang Bahasa Inggris, saya tidak tahu itu diterjemahkan oleh siapa, tetapi memang kata2 "devoid of true ascetics are the systems of other teachers ("sistem guru lain adalah tanpa pertapa sejati") terkesan mendiskriminasikan satu sistem ajaran.
Tapi kembali lagi itu hanya penafsiran dan penerjemahan saja, bukan hal yang terlalu signifikan.


hudoyo

Quote from: dilbert on 01 August 2008, 08:52:23 AM
Saya tidak tahu apa arti dari Atman adalah Brahman, kalau bisa diberikan pengertiannya, pak hud... thanxs.
Ketika perkataan "saya sudah disalibkan ..." dikatakan eksistensial sama dengan pengalaman nibbana. IMO (in my opininion), hal ini masih interpretatif.

Di dalam Hinduisme, ketika 'moksha' dicapai dan atman disdari identik dengan brahman (istilah lain dari 'tathagata-garbha', 'dharmakaya' dsb), maka si aku (atta, ahamkara/Hindu) lenyap. Lenyapnya si aku ini yang penting, karena hal itu menunjukkan pengalaman eksistensial yang sama. Jadi pengalaman itu sama saja di Buddhisme dan Hinduisme.

"Saya sudah disalibkan" adalah interpretasi dari pengalaman lenyapnya aku dilihat dari paradigma pemikiran Keristen. Interpretasinya berbeda, tapi pengalamannya (lenyapnya aku) sama.


QuoteMungkin salah satu hal yang sedang menggemparkan bagi umat nasrani adalah TERSIARNYA SURAT SURAT DARI ORANG YANG DIANGGAP SUDAH SETARA DENGAN SANTO (ORANG SUCI) UMAT NASRANI pada jaman sekarang ini yaitu MOTHER THERESA, bagaimana dari surat surat beliau kepada kolega-nya pada tahun tahun terakhir menggambarkan bagaimana perasaan seorang MOTHER THERESA bagaikan kehilangan TUHAN dalam dirinya sendiri.
(topik ini boleh di seach di search engine, dan kelihatannya dapat dipertanggungjawabkan keabsahan surat suratnya).

Dalam perjalanan spiritual seorang Keristen, ia mengalami saat-saat 'gersang' dan "gelap' di mana Tuhan seakan-akan meninggalkan dirinya. St. Yohanes dari Salib menamakan saat-saat ini sebagai "malam gelap gulita jiwa". ... Ini belum akhir perjalanan. Pada akhir perjalanan--sebagai dituturkan oleh Bernadette Roberts--diri/si aku ini runtuh, dan Tuhan pun runtuh. Tidak ada lagi yang meninggalkan dan yang merasa ditinggalkan.

"Malam gelap gulita jiwa" dari perjalanan spiritual Keristen itu dapat dibandingkan dengan 'nibbida-nyana' dan 'adinava-nyana' dalam perjalanan meditasi vipassana.

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: dilbert on 01 August 2008, 08:39:48 AM
RAUNGAN SANG SINGA

    27. "Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.
    Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat.
    Subhadda, sejak kami berumur duapuluh sembilan tahun, kami telah meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencari kebaikan. Subhadda, kini telah lewat limapuluh satu tahun, dan sepanjang waktu itu, kami telah berkelana dalam suasana kebajikan dan kebenaran, waktu itu di luar tidak ada manusia suci. Juga tidak dari tingkat kedua, ketiga ataupun tingkat kesucian keempat. Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat."


Dari kutipan Mahaparinibbana sutta di atas, Buddha tidak menyatakan ajaran guru lain tidak mengandung "pembebasan". Buddha tidak menyatakan bahwa hanya eksklusif ajarannya yang mengandung "pembebasan", tetapi lebih dicantumkan syarat syarat ajaran mana saja yang mengandung pembebasan, bukan dari siapa yang mengajarkannnya yaitu AJARAN YANG MEMILIKI JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN. Sepertinya pak hud interpretatif dalam hal ini yang mengartikan apa yang dikatakan dalam MAHAPARINIBBANA SUTTA bahwa BUDDHA menyatakan AJARAN LAIN di LUAR AJARAN BUDDHA tidak terdapat pembebasan.

Hati-hati, ada usaha pemalsuan Mahaparinibbana-sutta dalam kutipan di atas, entah siapa yang menulis itu. Coba bandingkan kalimat yang saya bold merah dengan terjemahan bahasa Inggris: "Devoid of true ascetics are the systems of other teachers," atau terjemahan lain yang isinya sama, "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives." Dalam terjemahan Indonesia itu menyelip masuk--disengaja atau tidak--"Jalan Mulia Berunsur Delapan" ke dalam kalimat itu.

Yang jelas secara eksplisit "Buddha" bilang, "Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan" ("Su~n~naa parappavaadaa sama.nehi a~n~ne."). Pernyataan itu jelas-jelas ada.

Kalau dikatakan sebelumnya, bahwa JMB-8 merupakan "syarat" untuk pembebasan, sekarang lihat, di dunia ini ajaran mana saja yang mengandung "syarat-syarat" itu (JMB-8)? Cuma Buddhisme saja, kan.

Silogisme logika paragraf tersebut adalah sbb:
- Dalam ajaran manapun yang tidak mengandung X tidak ada pembebasan;
- Dalam ajaran manapun yang mengandung X ada pembebasan;
- Ajaranku ini mengandung X, jadi ada pembebasan;
- Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan.

Pada dasarnya, paragraf itu tidak lebih daripada cara halus untuk mengatakan bahwa hanya di dalam ajaran Buddha saja ada pembebasan. Itu saya tidak percaya datang dari mulut Sang Buddha.

Salam,
hudoyo

dilbert

Quote from: hudoyo on 02 August 2008, 12:27:03 PM
Quote from: dilbert on 01 August 2008, 08:39:48 AM
RAUNGAN SANG SINGA

    27. "Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.
    Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat.
    Subhadda, sejak kami berumur duapuluh sembilan tahun, kami telah meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencari kebaikan. Subhadda, kini telah lewat limapuluh satu tahun, dan sepanjang waktu itu, kami telah berkelana dalam suasana kebajikan dan kebenaran, waktu itu di luar tidak ada manusia suci. Juga tidak dari tingkat kedua, ketiga ataupun tingkat kesucian keempat. Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat."


Dari kutipan Mahaparinibbana sutta di atas, Buddha tidak menyatakan ajaran guru lain tidak mengandung "pembebasan". Buddha tidak menyatakan bahwa hanya eksklusif ajarannya yang mengandung "pembebasan", tetapi lebih dicantumkan syarat syarat ajaran mana saja yang mengandung pembebasan, bukan dari siapa yang mengajarkannnya yaitu AJARAN YANG MEMILIKI JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN. Sepertinya pak hud interpretatif dalam hal ini yang mengartikan apa yang dikatakan dalam MAHAPARINIBBANA SUTTA bahwa BUDDHA menyatakan AJARAN LAIN di LUAR AJARAN BUDDHA tidak terdapat pembebasan.

Hati-hati, ada usaha pemalsuan Mahaparinibbana-sutta dalam kutipan di atas, entah siapa yang menulis itu. Coba bandingkan kalimat yang saya bold merah dengan terjemahan bahasa Inggris: "Devoid of true ascetics are the systems of other teachers," atau terjemahan lain yang isinya sama, "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives." Dalam terjemahan Indonesia itu menyelip masuk--disengaja atau tidak--"Jalan Mulia Berunsur Delapan" ke dalam kalimat itu.

Yang jelas secara eksplisit "Buddha" bilang, "Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan" ("Su~n~naa parappavaadaa sama.nehi a~n~ne."). Pernyataan itu jelas-jelas ada.

Kalau dikatakan sebelumnya, bahwa JMB-8 merupakan "syarat" untuk pembebasan, sekarang lihat, di dunia ini ajaran mana saja yang mengandung "syarat-syarat" itu (JMB-8)? Cuma Buddhisme saja, kan.

Silogisme logika paragraf tersebut adalah sbb:
- Dalam ajaran manapun yang tidak mengandung X tidak ada pembebasan;
- Dalam ajaran manapun yang mengandung X ada pembebasan;
- Ajaranku ini mengandung X, jadi ada pembebasan;
- Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan.

Pada dasarnya, paragraf itu tidak lebih daripada cara halus untuk mengatakan bahwa hanya di dalam ajaran Buddha saja ada pembebasan. Itu saya tidak percaya datang dari mulut Sang Buddha.

Salam,
hudoyo

darimana pak hud, terjemahkan
"DEVOID OF TRUE ASCETICS are the systems of other teachers" sebagai ajaran guru lain tidak terdapat pembebasan.

Sumber terjemahan DEVOID OF menurut Collins Essential English Dictionary 2nd Edition 2006 © HarperCollins Publishers 2004, 2006 adalah
devoid
Adjective
devoid of = completely lacking in a particular quality

Jadi DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS harusnya diterjemahkan sebagai Pertapa yang tidak sejati (tidak memiliki kualitas sebagaimana seorang pertapa sejati / brahmana sejati) adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain.

Secara logika tentunya, jika ternyata ada guru yang bisa memberikan pengajaran kepada murid muridnya sehingga mencapai kualitas pertapa sejati (dalam hal ini yang bisa menuntun pada jalan / magga) seharusnya terdapat pembebasan.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

hudoyo

#191
Quote from: dilbert on 02 August 2008, 11:09:38 PM
darimana pak hud, terjemahkan
"DEVOID OF TRUE ASCETICS are the systems of other teachers" sebagai ajaran guru lain tidak terdapat pembebasan.
Sumber terjemahan DEVOID OF menurut Collins Essential English Dictionary 2nd Edition 2006 © HarperCollins Publishers 2004, 2006 adalah
devoid
Adjective
devoid of = completely lacking in a particular quality
Jadi DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS harusnya diterjemahkan sebagai Pertapa yang tidak sejati (tidak memiliki kualitas sebagaimana seorang pertapa sejati / brahmana sejati) adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain.
Secara logika tentunya, jika ternyata ada guru yang bisa memberikan pengajaran kepada murid muridnya sehingga mencapai kualitas pertapa sejati (dalam hal ini yang bisa menuntun pada jalan / magga) seharusnya terdapat pembebasan.

hehe ... :)) Rekan Dilbert, Anda harus belajar bahasa Inggris lagi. :)

Susunan kalimat (a) "Devoid of true ascetics are the systems of other teachers" memang tidak lazim dalam tatabahasa Inggris, tapi tidak salah. Susunan yang lazim dari kalimat itu adalah (b) "The systems of other teachers are devoid of true ascetics."

Baik dalam kalimat (a) maupun dalam kalimat (b), subyeknya tetap, yaitu "the systems of other teachers" dan predikatnya "devoid of true ascetics".

Pembalikan yang tidak lazim itu dipakai untuk lebih MENEKANKAN 'devoid of true ascetics' daripada 'the systems of other teachers'.

Bandingkan dengan terjemahan lain yang sama maknanya: "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives" yang juga saya tampilkan.

Kalau diterjemahkan seperti Anda terjemahkan: "Pertapa yang tidak sejati adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain", malah aneh.

Analogi dalam bahasa Indonesia: ada kalimat "ia sangat marah", bisa dikatakan: "sangat marah ia", kalau orang mau menekankan 'sangat marah'.

Susunan yang sama dalam bahasa Inggris: ada kalimat "his mind is very confused", bisa dikatakan: "Very confused is his mind", kalau orang mau menekankan 'very confused'.

Pembalikan posisi subyek dan predikat seperti itu sering dipakai dalam percakapan sehari-hari, atau dalam bahasa susastra.

Salam,
hudoyo

dilbert

#192
Quote from: hudoyo on 03 August 2008, 12:11:50 AM
Quote from: dilbert on 02 August 2008, 11:09:38 PM
darimana pak hud, terjemahkan
"DEVOID OF TRUE ASCETICS are the systems of other teachers" sebagai ajaran guru lain tidak terdapat pembebasan.
Sumber terjemahan DEVOID OF menurut Collins Essential English Dictionary 2nd Edition 2006 © HarperCollins Publishers 2004, 2006 adalah
devoid
Adjective
devoid of = completely lacking in a particular quality
Jadi DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS harusnya diterjemahkan sebagai Pertapa yang tidak sejati (tidak memiliki kualitas sebagaimana seorang pertapa sejati / brahmana sejati) adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain.
Secara logika tentunya, jika ternyata ada guru yang bisa memberikan pengajaran kepada murid muridnya sehingga mencapai kualitas pertapa sejati (dalam hal ini yang bisa menuntun pada jalan / magga) seharusnya terdapat pembebasan.

hehe ... :)) Rekan Dilbert, Anda harus belajar bahasa Inggris lagi. :)

Susunan kalimat (a) "Devoid of true ascetics are the systems of other teachers" memang tidak lazim dalam tatabahasa Inggris, tapi tidak salah. Susunan yang lazim dari kalimat itu adalah (b) "The systems of other teachers are devoid of true ascetics."

Baik dalam kalimat (a) maupun dalam kalimat (b), subyeknya tetap, yaitu "the systems of other teachers" dan predikatnya "devoid of true ascetics".

Pembalikan yang tidak lazim itu dipakai untuk lebih MENEKANKAN 'devoid of true ascetics' daripada 'the systems of other teachers'.

Bandingkan dengan terjemahan lain yang sama maknanya: "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives" yang juga saya tampilkan.

Kalau diterjemahkan seperti Anda terjemahkan: "Pertapa yang tidak sejati adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain", malah aneh.

Analogi dalam bahasa Indonesia: ada kalimat "ia sangat marah", bisa dikatakan: "sangat marah ia", kalau orang mau menekankan 'sangat marah'.

Salam,
hudoyo

ketika pak hud membalikkan kalimat tersebut, memang artinya jadi lain... tadinya pak hud menyatakan ada usaha pemalsuan jika dilihat dari terjemahan bahasa indonesia, lantas saya cari link yang langsung bahasa inggrisnya... ternyata sama seperti yang pak hud quote, yaitu

DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHERS TEACHERS...

Lantas pak hud kembali membalikkan menjadi THE SYSTEMS OF OTHERS TEACHERS ARE DEVOID OF TRUE ASCETICS.

saya rasa terjemahan dari mahaparinibbana sutta ini berasal dari The PALI SOCIETY, yang nyusun orang orang bule yang ngerti bahasa inggris. jika memang seharusnya yang ditulis adalah THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS ARE DEVOID OF TRUE ASCETICS, mengapa harus dibalik ?

Karena memang artinya adalah bahwa sistem yang  mengajarkan untuk menjadi pertapa sejati, tidak diajarkan oleh guru lain... TENTUNYA KONTEKS-nya adalah pada saat itu.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

hudoyo

Quote from: dilbert on 03 August 2008, 12:18:09 AM
ketika pak hud membalikkan kalimat tersebut, memang artinya jadi lain... tadinya pak hud menyatakan ada usaha pemalsuan jika dilihat dari terjemahan bahasa indonesia,

Yang saya sebut "pemalsuan terjemahan" adalah ini:

Inggris: "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives."
Indonesia (Pannasiri): "Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati."

Sisipan yang saya beri bold itulah yang saya maksud dengan "pemalsuan terjemahan".


Quotelantas saya cari link yang langsung bahasa inggrisnya... ternyata sama seperti yang pak hud quote, yaitu

DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHERS TEACHERS...

Lantas pak hud kembali membalikkan menjadi THE SYSTEMS OF OTHERS TEACHERS ARE DEVOID OF TRUE ASCETICS.
ini jelas jelas beda pak hud. dimana subjek menjadi objek, objek menjadi subjek.

yang gak bisa bahasa inggris saya atau pak hud ??

Rekan Dilbert, saya angkat tangan. ... Tanyakan saja kepada guru bahasa Inggris Anda, yang tidak mengerti makna kalimat itu Anda atau saya. Sampai di sini saja, tidak perlu diperpanjang.

Salam,
hudoyo

dilbert

http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.16.0.wlsh.html

5.27. "Dalam Dhamma dan disiplin apapun dimana tidak ditemukan Jalan Mulia berfaktor delapan, tidak akan ditemukan pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.81 Tetapi pertapa demikian, tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat dapat ditemukan dalam Dhamma dan disiplin Jalan Mulia berfaktor delapan. Sekarang, Subhadda, dalam Dhamma dan disiplin ini Jalan Mulia berfaktor delapan ditemukan, dan di dalamnya dapat ditemukan pertapa-pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dalam aliran-aliran lainnya tidak ada pertapa-pertapa [sejati]; tetapi jika di dalam yang satu ini para bhikkhu hidup menjalani kehidupan sempurna, dunia ini tidak akan kekurangan Arahat
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan