Euthanasia

Started by Edward, 05 June 2008, 03:20:52 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Edward

uh capek ngebahasnya...
Permasalahan euthanasia ada karena berkembangnya ilmu kedokteran dengan segala kecanggihan alatnya dalam mempertahankan tubuh fisik manusia agar dapat tetap hidup..
Daripada ribet musingin hal2 begitu, mendingan kembali ke zaman ketika kaga ada alat pompa jantung aj dah...

Lagi pula, mo mati aja koq pusing....
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

tesla

Quote from: Dhyanaputra on 13 June 2008, 10:29:42 AM
Quote from: tesla on 13 June 2008, 08:53:05 AMwah ternyata saya lebih bodoh dari anak kecil yah :))
eits.. saya tidak bilang gitu lho.. dan engga ada "cetana" ketika nulis utk menganggap anda lebih bodoh dari anak kecil..
seperti kata pak pandita, belajar dan belum belajar, apa kriterianya? :D

maaf ya, kalau cara saya berpendapat membuat "pikiran" anda menerawang ke sudut2 lain :)

hehehe... kan udah dipasang icon :)) di bagian akhir
so tak ada yg salah bagi saya utk menerawang ke sudut tsb.
everything is fine :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

Quote from: Edward on 13 June 2008, 10:36:33 AM
Lagi pula, mo mati aja koq pusing....

wah kalimat ini dalam maknanya lho...

bro edward sudah menerima kematian belum?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Edward

#93
Sudah hampir Bro... :-[
Akibat permainan kematian Andi Cahya dan semakin diselami oleh meditasi yang masih setengah2.... ;D

Apalagi kemarin anjingku baru saja mati...Rasanya sudah kaga ada rasa kehilangan, hanya ada harapan semoga anjingku dpat terlahir di alam yang berbahagia...
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

nyanadhana

maksudnya merem melek merem melek merem melek gituyak bro Edward hauhauhau
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Edward

:)) :))
Lebih tepatnya meditabo, meditasi sebentar, ngantuk, trus langsung tdr dah.... :)) :))
Maklum, meditasi hanya bisa dikamar, jadi langsung bleg dah...
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Dhyanaputra

Quote from: Edward on 13 June 2008, 11:00:05 AM
:)) :))
Lebih tepatnya meditabo, meditasi sebentar, ngantuk, trus langsung tdr dah.... :)) :))
Maklum, meditasi hanya bisa dikamar, jadi langsung bleg dah...
hahaha
itu namanya meditasi sudah mencapai "Jhana ke 4" (waktu bleg...itu)  :)) :)) :))
Hatred does not cease by hatred, but only by love; this is the eternal rule.

nyanadhana

meditabo = menahan derita bo......OOT hihihihihi
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

markosprawira

Quote from: Edward on 13 June 2008, 10:36:33 AM
uh capek ngebahasnya...
Permasalahan euthanasia ada karena berkembangnya ilmu kedokteran dengan segala kecanggihan alatnya dalam mempertahankan tubuh fisik manusia agar dapat tetap hidup..
Daripada ribet musingin hal2 begitu, mendingan kembali ke zaman ketika kaga ada alat pompa jantung aj dah...

Lagi pula, mo mati aja koq pusing....

benernya ga juga loh bro....... euthanasia udah ada dari jaman dulu, cuma masalah alatnya aja yang lebih canggih

cuma kalau dulu, namanya "bunuh diri" atau "mercy killing".......

padahal sih, selama kita masih jadi putthujana, tetep aja berlumur citta "dosa/kebencian" he3........

williamhalim

Quote from: tesla on 13 June 2008, 08:53:05 AM
salah satu bayi yg saya tahu mengalami kemajuan dan mulai stabil.
alatnya dilepas dan dipasang pada bayi lain.
selang berapa jam bayi ini sesak nafas kembali & membutuhkan alat itu.
tetapi sungguh malang alat2 itu sekarang tidak ada yg free.
dan bayi tsb meninggal...

pembunuhan kah?


IMO:
'Bukan pembunuhan', karena TIDAK ADA NIAT untuk membunuh.

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

nyanadhana

itu kamma buruk si bayi itu yang berbuah karena kamma buruknya membuat dia hanya terlahir sebagai manusia sesaat, setelah itu ga tau deh lahir dimana,mungkin di keluarga lain atau dunia lain
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

tesla

kita sebagai orang luar bisa bilang gitu yah :)

kalau pas kita sebagai keluarga sang bayi tsb??
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

nyanadhana

itulah pentingnya mengenal Dhamma
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

williamhalim

Quote from: tesla on 13 June 2008, 12:17:42 PM
kita sebagai orang luar bisa bilang gitu yah :)

kalau pas kita sebagai keluarga sang bayi tsb??

Nah ini lah Tes, yg kumaksud perbedaan antara Prinsip dan Sikap.  :)

Kalau bicara Prinsip Buddhism, dokter itu tidak membunuh si bayi tsb, karena alasan2 yg sudah dikemukakan diatas.

Tapi, bagaimana Sikap kita ketika menghadapi hal tsb, yah... kembali kepada kita masing-masinglah... ada yg bisa menerima, ada yg marah, ada yg nangis2 doang, beda2 kali yah?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

hudoyo

#104
Quote from: Dhyanaputra on 13 June 2008, 10:18:27 AM
hehehe
Terima kasih pak pandita.
saya hanya mengingatkan jangan terlalu mudah berteori tentang 'berhentinya pikiran', itu tidak gampang, alih2 mau unjuk kebolehan dalam teori dharma, malah terjadi miss-persepsi.
Tapi kelihatannya "pikiran" pak pandita sendiri lebih jauh "menerawang" hingga menuduh saya melecehkan, tidak melakukan vipassana dengan benar dsb..
Tapi semua itu sah-sah saja utk sebuah "gejolak" pikiran.. :)
Maaf kalau cara saya mengemukakan pendapat kurang bagus sehingga Bapak berpikir ke arah yang berbeda :)
Hendaknya diskusi kita ini dilandasi "cetana" utk saling memperluas wawasan, bukan utk mencari siapa paling benar, siapa paling salah, ataw worse, malah debat berujung memberikan tuduhan2 ataw judgement terhadap pihak lain.
Silakan debat pendapat saya Pak, kalau Bapak sudah mulai nge-judge bagaimana saya secara pribadi bermeditasi dsb.. itu sudah mengarah ke yg namanya argumentum ad hominem dalam berdiskusi.

Rekan Dhyanaputra,

Berbeda dengan anggapan Anda, 'berhentinya pikiran' sama sekali tidak sulit, asal saja orang mau mencobanya dan sadar setiap kali pikiran tidak berhenti.

Quote from: Dhyanaputra on 12 June 2008, 08:48:13 PM
alih2 mau menerapkan konsep pikiran yg berhenti, yg muncul malah naluri, lalu manusia balik ke bentuk purba, bukan nurani, tetapi naluri yg bekerja seperti pada makhluk2 dengan tingkat "kesadaran" yg lebih rendah dari manusia such as hewan(?) yg engga pake ber"pikir" ?
hati2 lho..
saking dalam dan tingginya Buddha Dharma jangan sampai bikin kita malah tambah 'keblinger'..
  ;D

Singkat saja: pernyataan Anda di atas menunjukkan bahwa Anda tidak memahami ajaran Sang Buddha tentang berhentinya pikiran ... dan itu disebabkan tidak adanya pengalaman meditasi.

Sama sekali tidak ada ad hominem di sini. (Kalau pun mau disebut 'ad hominem', maka dengan pernyataan itu Anda pun melakukan ad hominem kepada Suchamda.)

Sampai di sini saja, karena argumentasi sudah menjadi berputar kembali, tidak ada yang baru lagi. Tidak ada gunanya diskusi ini diteruskan.

Salam,
Hudoyo