Penerapan kesadaran setelah Jhana dalam vipassana

Started by bond, 17 May 2008, 07:08:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

postingan saya tidak dimaksudkan utk menyatakan saya menerapkan jhana dalam vipassana yah ;)

terus terang sebelumnya saya belum pernah meditasi vipassana. hanya anapanasati, focus pada keluar-masuknya nafas. selama yg saya lakukan sebelumnya, hasilnya hanya pikiran yg lebih jernih & tenang. tentu saja saya melakukannya juga belum sampai 1 thn tanpa bimbingan guru langsung jg.

kemudian dari pertemuan dg Pak Hudoyo di forum ini, setelah beberapa interaksi, cling* (entah apa ini)
begitulah yg saya alami... bukan dari posisi meditasi duduk...
tiba-tiba saja semua rangkaian yg terputus-putus semua tersambung menjadi satu.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

Quote from: hudoyo on 09 June 2008, 11:27:58 AM
Quote from: tesla on 09 June 2008, 08:46:11 AM
meditasi saya biasanya samatha (anapanasati), sampai tahapan konsentrasi tertentu (bukan nimitta), saya malah merasa pikiran dapat kemana saja merenungkan apa saja... mula2 saya senang dg ini, tapi sekarang malah terasa mengerikan... apa ini yg disebut upacara samadhi?

Silakan melakukan cara apa saja ... selama hasilnya adalah redanya pikiran dan si aku ... itu sudah benar, maksudnya tidak menyimpang.

Salam,
hudoyo

bukan reda pak...
justru pikiran dapat bergerak melebihi "kecepatan" berpikir normal.

maklum pak, masih pemula... ^:)^
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

hudoyo

Quote from: tesla on 09 June 2008, 04:27:43 PM
bukan reda pak...
justru pikiran dapat bergerak melebihi "kecepatan" berpikir normal.

maklum pak, masih pemula... ^:)^

Betul ... (saya sudah pernah bicara tentang ini atau belum ya?) ... ketika seorang pemeditasi yang terbiasa dengan anapanasati atau vipassana dengan berkonsentrasi ... kemudian melepaskan konsentrasinya ... itu seperti bendungan yang jebol ... pikiran bermunculan jauh lebih cepat dibandingkan kalau ia tidak bermeditasi ... sehingga seringkali teman-teman pemeditasi yang pindah dari samatha bhavana atau vipassana dengan konsentrasi kaget pada waktu ia mencoba MMD ... :)

Tapi, fenomena itu cuma sementara ... ibarat bandul (ayunan), dari satu ujung ekstrem berayun ke ujung lain ...

Lama-kelamaan, ia akan menangkap kiat MMD ... dan bisa kembali tenang mengamati berseliwerannya pikiran, yang makin lama makin jarang (tanpa ia berbuat apa-apa) ... dan mencapai ketenangan yang pernah dialaminya dulu, malah lebih dalam lagi, karena si aku ini menjadi relatif reda tanpa dibuat reda.

Salam,
hudoyo

hudoyo

#18
Quote from: tesla on 09 June 2008, 04:20:49 PM
kemudian dari pertemuan dg Pak Hudoyo di forum ini, setelah beberapa interaksi, cling* (entah apa ini)
begitulah yg saya alami... bukan dari posisi meditasi duduk...
tiba-tiba saja semua rangkaian yg terputus-putus semua tersambung menjadi satu.

Di forum ini tidak banyak orang yang memahami MMD ... Saya lihat Anda, Sumedho, Riky, Gendhis Jawi, siapa lagi ya ... :)

Saya teringat akan kata-kata Sang Buddha: "Kebenaran (Dhamma) ini sangat dalam, sukar dilihat, hanya bisa dipahami oleh orang yang arif ... Kebanyakan orang senang dengan [pencapaian ini-itu] ... Tapi ada sedikit orang yang sudah tipis debu menutupi matanya ... mereka akan mengerti." ... :)

Kalau menghafal Tipitaka, sih, gampang ... lagi pula langsung memberikan kepuasan intelektual ... ;D

Salam
hudoyo

DesyWaty


Riky_dave


Quote
(3) Dalam MMD, tidak ada usaha (viriya) dan konsentrasi sama sekali ... Yang ada hanya sadar secara pasif ... sesuai ajaran Sang Buddha dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta.
Pak tidak ada usaha(viriya) apakah jika saya pada saat meditasi menekankan usaha untuk setiap hari meditasi itu termaksuk "usaha" tidak ya pak?Jika tekad gimana?Saya bertekad untuk setiap hari meditasi itu termaksuk "aku" kah?Pak ada 1hal lagi yang menganggu yakni "BATIN" saya....
Selalu gelisah dan gelisah....Saat ini saya sedang "berusaha" melenyapkan "aku" yg melekat thdp "apapun"...Kemudian kenapa saya rasanya lebih cocok meditasi jalan?Pak saya sudah melepas cara saya meditasi jalan yg kemudian mengakibatkan konsentrasi.Sekarang saya jadi rileks dan tidak kuatir ttg apapun.Ttg mencari kamma baik maupun buruk...Malahan ketika  itu batin saya menjadi tenang banget...Kemudian kedengar suara cewek tertawa nyaring banget dikomplek saya yang dulu pernah saya katakan ada rumor hantu(Saya cuma mikir,ini suara hantu/suara tv ya?)^^ Tapi saya cuekkin aja...Tapi pada saat itu juga suara pesawat terbang yg lewat jd relatif kecil dan hampir didengar sekian detik aja..
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

hudoyo

Quote from: DesyBenny on 10 June 2008, 12:59:53 PM
jhana itu apa sih?

Tolong nih ... siapa ahli jhana ... atau ahli teori jhana di DC ini ... Rekan Desy butuh bantuan ... :)

hudoyo

Quote from: Riky_dave on 10 June 2008, 06:47:17 PM
Quote
(3) Dalam MMD, tidak ada usaha (viriya) dan konsentrasi sama sekali ... Yang ada hanya sadar secara pasif ... sesuai ajaran Sang Buddha dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta.
Pak tidak ada usaha(viriya) apakah jika saya pada saat meditasi menekankan usaha untuk setiap hari meditasi itu termaksuk "usaha" tidak ya pak?Jika tekad gimana?Saya bertekad untuk setiap hari meditasi itu termaksuk "aku" kah?

Ya, betul, itu aku. ... Bukankah yang ingin mencapai nibbana itu aku? ... Jadi, yang bertekad untuk bermeditasi itu juga aku ...

Riky, ... pahamilah bahwa aku itu tidak niscaya "buruk" ... aku itu ada yang mulia ... aku ingin berdana kepada Sangha ... berdana bangun vihara ... ingin menjalankan sila ... ingin bermeditasi (bhavana) ... semua itu aku. ... Aku mengumpulkan kamma baik ... Tapi sebaik apa pun kamma kita, kita tetap berada di dalam samsara ... mengalami dukkha ...

Nah, bila Riky berjalan menuju kamar untuk bermeditasi ... lalu mulai duduk di ranjang ... selama masih ada kehendak, ada usaha ... itu masih aku ... aku yang baik ...

Tapi begitu Riky duduk ... menyadari badan & batin ini secara pasif, terus-menerus, dari saat ke saat ... maka pikiran berhenti ... dan oleh karena itu, aku pun berakhir ... di situ yang ada hanya sadar akan saat kini ... tidak ada lagi ingatan untuk apa ya saya bermeditasi ini ... tidak ada lagi cita-cita ke masa depan ... untuk menjadi arahat ... tidak ada lagi usaha (viriya) apa pun ... dsb dsb.

Jadi pada saat kamu mulai sadar ... pada saat mulai bermeditasi ... pada saat itu, seluruh masa depan, seluruh cita-cita, seluruh usaha (viriya) berhenti ... Itulah yang saya katakan dalam MMD tidak ada usaha (viriya), tidak ada konsentrasi ... karena usaha (viriya) & konsentrasi berasal dari aku ... aku yang ingin mencapai nibbana. ...

Krishnamurti menyebut ini: "Langkah pertama adalah langkah terakhir ..." ... Tidak ada lagi jalan suci ... tidak ada lagi tujuan yang ingin dicapai ... tidak ada lagi rakit untuk menyeberang ... tidak ada lagi pantai seberang ... Nibbana harus dan akan tercapai pada saat kini ... pada saat tidak diharapkan, tidak diupayakan, tidak dicita-citakan. ...

Mungkin kamu akan bertanya ... bagaimana kalau muncul lagi pikiran ... kalau muncul lagi si aku? ... Ya, memang begitu biasanya ... :) ... sekarang ini kita kan bukan arahat ... ;D

Kalau muncul lagi pikiran & si aku ... sadari lagi ... sampai keduanya berhenti lagi ... mulai lagi "Langkah pertama adalah langkah terakhir" ... pada saat kini ... tanpa usaha (viriya), tanpa konsentrasi ... Begitulah, saat ini itu kan mengalir terus. ... Lihatlah saat kini terus-menerus ... jangan melihat ke masa depan ... pada saat kinilah terletak pintu pembebasan. ...

Riky, ingatkah kamu, kamu pernah bilang: "Aku sudah bangun ... " ... lalu saya bertanya, "Siapa yang bangun?" ... Ketika aku masih tidur/bermimpi indah ... akulah yang ingin bangun ... Tapi begitu aku bangun, aku tidak ada lagi, aku lenyap ... (Kalau aku masih ada, berarti kita belum benar-benar bangun, mungkin baru setengah bangun ... :) )  ... Jadi apa perlunya usaha/tekad (viriya), apa perlunya konsentrasi, kalau aku sudah lenyap? ...


QuotePak ada 1hal lagi yang menganggu yakni "BATIN" saya....
Selalu gelisah dan gelisah....Saat ini saya sedang "berusaha" melenyapkan "aku" yg melekat thdp "apapun"...Kemudian kenapa saya rasanya lebih cocok meditasi jalan?

Riky, kamu selalu gelisah, karena kamu mulai menyadari aku-mu ... dalam keadaan ini, aku itu gelisah, seperti maling selalu ketahuan setiap kali nongol ... dengan kata lain, aku itu sedang sekarat ... dia tidak mau mati ... karena dia tahu kalau disadari terus pasti dia akan mati ... Ini dialami pula oleh Tesla ... dan oleh semua orang yang baru mencoba MMD ... Tidak apa-apa ... sadari terus dengan pasif ... jangan dilawan, jangan ditekan, jangan lari dari kegelisahan itu ... Nanti pasti akan reda sendiri ...

Kalau di vipassana versi lain, kegelisahan ini dihindari dengan berkonsentrasi pada napas atau pada obyek lain ... dalam MMD ini malah dihadapi ... dihayati ... sampai reda sendiri. ...

Satu lagi ... kegelisahan itu mungkin bertambah kuat karena kamu mengharapkan ketenangan ... sadari saja harapan-harapan yang mungkin ada di bawah sadar ... maka biasanya kegelisahan itu akan mereda sendiri. ...

Riky, jangan BERUSAHA melenyapkan aku yang melekat ... SIAPA yang BERUSAHA melenyapkan aku yang melekat itu? ... Yang berusaha itu aku lagi ... Jadi aku berusaha melenyapkan aku ... MUSTAHIL ... ibarat seekor anak anjing yang berputar-putar mengejar ekornya sendiri ... gak akan pernah dapat ... :))

Riky, kamu merasa "lebih cocok" dengan meditasi jalan karena pada meditasi jalan lebih banyak obyek yang bisa kamu amati ... jadi kamu tidak merasa bosan atau jenuh ... Padahal, bagi pemula pada umumnya lebih penting meditasi duduk ... Kenapa? ... Karena pada meditasi duduk, badan bisa diam sempurna seperti patung Buddha ... Dan kalau badan bisa diam sempurna,  maka batin pun bisa mencapai keheningan SEMPURNA ... di mana aku itu berhenti SEMPURNA (sekalipun hanya sementara) ...

Keheningan sempurna di mana aku itu berhenti sempurna untuk sementara ini disebut oleh YM Ajahn Buddhadasa Mahathera sebagai "mencicipi nibbana" ... di situ tidak ada apa-apa lagi ... persis seperti nibbana para arahat dan Buddha, sekalipun hanya berlangsung beberapa detik atau beberapa menit ... kemudian muncul lagi pikiran & aku. ...

Riky, janganlah MELEKAT pada apa yang kamu rasa "lebih cocok" ... meditasi jalan ... Justru hadapilah meditasi yang "kurang cocok", meditasi duduk, yang ada kecenderungan DITOLAK ... :)  ... Dengan demikian kamu bisa melihat penolakan dalam batinmu terhadap sesuatu ... sampai penolakan itu runtuh dengan sendirinya ...


QuotePak saya sudah melepas cara saya meditasi jalan yg kemudian mengakibatkan konsentrasi.Sekarang saya jadi rileks dan tidak kuatir ttg apapun.Ttg mencari kamma baik maupun buruk...Malahan ketika  itu batin saya menjadi tenang banget...Kemudian kedengar suara cewek tertawa nyaring banget dikomplek saya yang dulu pernah saya katakan ada rumor hantu(Saya cuma mikir,ini suara hantu/suara tv ya?)^^ Tapi saya cuekkin aja...Tapi pada saat itu juga suara pesawat terbang yg lewat jd relatif kecil dan hampir didengar sekian detik aja..
_/\_
Salam,
Riky

Baguslah, Riky ... teruskan meditasimu ... Saya mengamatimu dari jauh ... Cium dari ayah ... :)

Salam,
hudoyo

Sumedho

Quote from: DesyBenny on 10 June 2008, 12:59:53 PM
jhana itu apa sih?
Quote from: hudoyo on 10 June 2008, 08:48:03 PM
Quote from: DesyBenny on 10 June 2008, 12:59:53 PM
jhana itu apa sih?

Tolong nih ... siapa ahli jhana ... atau ahli teori jhana di DC ini ... Rekan Desy butuh bantuan ... :)

Cek di thread meditasi aja disini http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,157.0.html

Kalo mau dikaji silahken, tapi jangan dibawa meditasi yah. digunakan utk mengecek dan konfirmasi ketika sedang tidak meditasi.
There is no place like 127.0.0.1

hudoyo

Quote from: Sumedho on 10 June 2008, 10:57:14 PM
Kalo mau dikaji silahken, tapi jangan dibawa meditasi yah. digunakan utk mengecek dan konfirmasi ketika sedang tidak meditasi.

hehe ... betul.  :)

Riky_dave

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Umat Awam


LET IT GO N BE..


ika_polim

kata Jhana menunjuk kpd kata "Pengalaman", kata "Dalam diri, dan kata "Kekuatan" !

sama spt para calon pilot akan diuji "semua kemampuan dirinya" dalam suatu simulasi penerbangan, demikian juga hal nya dgn Jhana yang akan menghasilkan begitu banyak hal baik utk mendukung "suatu perjalanan spiritual" yang bermutu !


ika. 

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul