[POLL] Buddhisme & Sains

Started by K.K., 15 January 2014, 09:27:34 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Apakah menurut member di sini Agama Buddha sesuai dengan sains?

Sesuai
4 (14.8%)
Sebagian sesuai, sebagian tidak
21 (77.8%)
Tidak sesuai
2 (7.4%)

Total Members Voted: 27

Mr.Jhonz

nanya dong,refrensi "sesuai" disini cuma boleh dari tipittaka doang atau boleh dr kitab yg diambil dari alam naga?;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

dhammadinna

Pernah dengar Social Psychology?

[spoiler]Social psychology is a science that studies the influences of our situations, with special attention to how we view and affect one another. More precisely, it is the scientific study of how people think about, influence, and relate to one another.

Social psychology lies at psychology's boundary with sociology. Compared with sociology (the study of people in groups and societies), social psychology focuses more on individuals and does more experimentation. Compared with personality psychology, social psychology focuses less on individuals' differences and more on how individuals, in general, view and affect one another. Social psychology is still a young science.

The first social psychology experiments were reported barely more than a century ago, and the first social psychology texts did not appear until approximately 1900 (Smith, 2005). Not until the 1930s did social psychology assume its current form. Not until World War II did it begin to emerge as the vibrant field it is today. And not until the 1970s and beyond did social psychology enjoy accelerating growth in Asia—first in India, then in Hong Kong and Japan, and, recently, in China and Taiwan (Haslam & Kashima, 2010).

Social psychology studies our thinking, influences, and relationships by asking questions that have intrigued us all.
[/spoiler]

Buddhism tidak membahas detil teori psikologi, jadi sulit dibanding-bandingkan. Tapi dalam ruang lingkup sains, Buddhism lebih condong ke Psikologi.

Kalau dari spoiler di atas, orang yang mengembangkan perhatian, secara tidak langsung belajar juga Social Psychology. Saya rasa begitu..

K.K.

Quote from: Mr.Jhonz on 17 January 2014, 07:12:43 PM
nanya dong,refrensi "sesuai" disini cuma boleh dari tipittaka doang atau boleh dr kitab yg diambil dari alam naga?;D
Mo yang diambil dari mana aja ga apa kok, mo "Buddhisme" yang versi apa juga ga apa, kasih komentarnya aja supaya jelas.

K.K.

Quote from: dhammadinna on 17 January 2014, 09:21:51 PM
Pernah dengar Social Psychology?

[spoiler]Social psychology is a science that studies the influences of our situations, with special attention to how we view and affect one another. More precisely, it is the scientific study of how people think about, influence, and relate to one another.

Social psychology lies at psychology's boundary with sociology. Compared with sociology (the study of people in groups and societies), social psychology focuses more on individuals and does more experimentation. Compared with personality psychology, social psychology focuses less on individuals' differences and more on how individuals, in general, view and affect one another. Social psychology is still a young science.

The first social psychology experiments were reported barely more than a century ago, and the first social psychology texts did not appear until approximately 1900 (Smith, 2005). Not until the 1930s did social psychology assume its current form. Not until World War II did it begin to emerge as the vibrant field it is today. And not until the 1970s and beyond did social psychology enjoy accelerating growth in Asia—first in India, then in Hong Kong and Japan, and, recently, in China and Taiwan (Haslam & Kashima, 2010).

Social psychology studies our thinking, influences, and relationships by asking questions that have intrigued us all.
[/spoiler]

Buddhism tidak membahas detil teori psikologi, jadi sulit dibanding-bandingkan. Tapi dalam ruang lingkup sains, Buddhism lebih condong ke Psikologi.

Kalau dari spoiler di atas, orang yang mengembangkan perhatian, secara tidak langsung belajar juga Social Psychology. Saya rasa begitu..
Walaupun tidak saling terlepaskan, bukannya Buddhism lebih ke arah internal ketimbang eksternal (sosial) yah?

Poll ini emang ga detail sih, karena kalau terlalu detail takutnya lebih sedikit respondennya. Jadi boleh-boleh aja mendefinisikan Buddhism & Sains sesuai sudut pandang sendiri, lalu beri pendapat. Bebas.

dhammadinna

#19
^ ^ ^

sebetulnya soc-psy ini lebih ke internal, yaitu tentang pembentukan persepsi yang dipengaruhi - salah satunya - oleh faktor eksternal.. Ini ada ilustrasinya, tapi sengaja saya spoiler dan - kalau sempat online lagi - akan saya hapus dari photobucket (takut melanggar hak cipta).

[spoiler]

Social cognition matters. Our behavior is influenced not just by the objective situation but also by how we construe it.
[/spoiler]

Elin

uda klik "Sesuai" pertama kali...  ;D
Lupa posting komentar nya hehehehe..

Komentar :
Pengen aja klik yang "Sesuai"   :-?
:hammer:


juanpedro

non-buddhist bole vote n komen juga nda? :P

K.K.

Quote from: juanpedro on 20 January 2014, 04:48:41 PM
non-buddhist bole vote n komen juga nda? :P
Boleh aja, kalau bisa beri komentar juga sedikit kenapa vote begitu.

juanpedro

Quote from: Kainyn_Kutho on 21 January 2014, 10:42:28 AM
Boleh aja, kalau bisa beri komentar juga sedikit kenapa vote begitu.
oke trims.

sebagian sesuai dan sebagian tidak.

contoh:
definisi tumbuhan versi Buddhisme tidak sesuai dengan versi sains.

tujuan psikologi Buddhisme tidak sesuai dengan tujuan ilmu psikologi



dan imo, agama memang harus tidak 100% sesuai dengan sains.

A.A

dulu saya mengenal agama Buddha itu agama yang ada tuhannya, ternyata saya kesasar diskusi di forum ateis (Komunitas Ateis Indonesia) di sebuah diskusi tentang Buddha ternyata agama Buddha itu tidak mengenal tuhan (maksudnya tidak dikenal tuhan dalam Buddhime) alias ateis. #mungkin satu-satunya agama yang ateis.

dari ke-ateis-an agama Buddha ini terlihat tindakan-tindakan dalam Buddhis cenderung rasional dan disesuaikan dengan sains, tapi ada hal-hal yang saat ini tidak sesuai sains misalnya jumlah alam (tingkatan alam) dalam Buddhisme yang mecapai 31 tingkat, lalu reinkarnasi juga tidak sesuai sains.

jadi jawabannya ada yang sesuai ada yang tidak sesuai sains.

YONI

Apakah abhina adalah sains ? apakah abhina adalah sains sebenarnya ? apakah abhina adalah sains sebenarnya yang sedang dicari ilmuwan ???? :whistle: :o :o :o

Shasika

#26
Dalam SAINS tiap pembuktian membutuhkan laboratorium, alat peraga, bahan, dan praktek pembuktian.
Dalam Buddhism laboratorium nya bisa hutan, bisa vihara, bisa kamar, pokoknya ruang yang tenang utk meditasi.
Alat peraganya adalah diri kita sendiri melakukan meditasi.
Bahan nya adalah pikiran kita.
Pembuktian nya setelah kita melatih diri dan menyelesaikan latihan hingga mencapai arahat maka semua kekotoran bathin kita lenyap, alam yg 31 itu akan otomatis terlihat, memiliki abhinna, membuka semua rahasia masa lalu kita jutaan kelahiran lampau, dll.

Yang pasti Buddhism itu harus PRAKTEK ga bisa hny teori doank....(cpdd)
jadi sy pilih sesuai karena spt sains, Buddhism perlu pembuktian bukan keyakinan dogmatis.
I'm an ordinary human only

K.K.

Quote from: Shasika on 24 July 2014, 04:05:46 AM
Dalam SAINS tiap pembuktian membutuhkan laboratorium, alat peraga, bahan, dan praktek pembuktian.
Dalam Buddhism laboratorium nya bisa hutan, bisa vihara, bisa kamar, pokoknya ruang yang tenang utk meditasi.
Alat peraganya adalah diri kita sendiri melakukan meditasi.
Bahan nya adalah pikiran kita.
Pembuktian nya setelah kita melatih diri dan menyelesaikan latihan hingga mencapai arahat maka semua kekotoran bathin kita lenyap, alam yg 31 itu akan otomatis terlihat, memiliki abhinna, membuka semua rahasia masa lalu kita jutaan kelahiran lampau, dll.

Yang pasti Buddhism itu harus PRAKTEK ga bisa hny teori doank....(cpdd)
jadi sy pilih sesuai karena spt sains, Buddhism perlu pembuktian bukan keyakinan dogmatis.

Kalau Darwin adalah "Buddhis praktisi", maka tunggu punya kesaktian ingatan masa lampau baru ada teori evolusi. (Itupun jangan2 munculnya teori evolusi "Abhassara".)
Kalau Einstein adalah "Buddhis praktisi" maka sebelum punya pengukur kecepatan cahaya di bidang2 bergerak, baru ada teori relativitas khusus.

"Sayangnya" para saintis memang bukan "Buddhis praktisi" jadi kita udah jauh dari jaman batu.

wijananda

Ngawur semuanya. Pertanyaannya tidak relevan.
Apa tujuan buddha. Apa tujuan sains.
Kenapa keduanya dihubungkan sebagai
Sesuatu yg seperti berhubungan atau
Bertentangan.

wijananda

Kenapa semua mau menjawab pertanyaan yg tidak berhubungan .