Ketika mendengar blessing (kalau saya tidak salah duga, pakai air), saya jadi teringat cuplikan usang ini:
[...]
“Guru Gotama, sungai Bāhukā dianggap oleh banyak orang dapat memberikan kebebasan, sungai itu dianggap oleh banyak orang dapat memberikan kebaikan, dan banyak yang mencuci perbuatan jahat mereka di sungai Bāhukā.”
20. Kemudian Sang Bhagavā menjawab Brahmana Sundarika Bhāradvāja dalam syair:
“Bāhukā dan Adhikakkā,
Gayā dan Sundarikā juga,
Payāga dan Sarassatī,
Dan arus Bahumatī -
Si dungu boleh saja mandi selamanya di sana
Namun tidak akan menyucikan perbuatan gelap mereka.
Apakah yang dapat dibersihkan oleh Sundarikā?
Dan Payāga? Dan Bāhukā?
Sungai-sungai itu tidak dapat memurnikan pelaku-kejahatan
Seorang yang telah melakukan perbuatan-perbuatan kejam dan kasar
Seseorang yang murni dalam pikiran selamanya memiliki
Pesta musim semi, Hari Suci,
Seorang yang baik dalam tindakan, seorang yang murni dalam pikiran
Mengarahkan moralitasnya menuju kesempurnaan.
Adalah di sini, brahmana, engkau harus mandi,
Untuk menjadikan dirimu, sebuah perlindungan bagi semua makhluk.
Dan jika engkau tidak mengucapkan kebohongan
Juga tidak bekerja dengan mencelakai makhluk-makhluk hidup,
Juga tidak mengambil apa yang tidak diberikan,
Dengan keyakinan dan bebas dari kekikiran,
Mengapa engkau perlu pergi ke Gayā?
Karena sumur apapun akan menjadi sungai Gayā bagimu.”
[...]
Melihat 'jimat ayam', saya juga teringat cuplikan usang lainnya:
[...]
“‘Sementara beberapa petapa dan Brāhmaṇa memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dari keterampilan, penghidupan salah seperti membaca garis tangan, meramal dari gambaran-gambaran, tanda-tanda, mimpi, tanda-tanda jasmani, gangguan tikus, pemujaan api, [...] ahli dalam jimat, pengetahuan setan, pengetahuan rumah tanah, pengetahuan ular, pengetahuan racun, pengetahuan tikus, pengetahuan burung, pengetahuan gagak, meramalkan usia kehidupan seseorang, jimat melawan anak panah, pengetahuan tentang suara-suara binatang, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.
[...]
‘“Sementara beberapa petapa dan Brāhmaṇa memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dengan keterampilan demikian, penghidupan salah seperti menenangkan para dewa dan menepati janji terhadap para dewa, membuat jimat rumah tanah, memberikan kekuatan dan kelemahan, mempersiapkan dan menyucikan bangunan, memberikan upacara pembersihan dan pemandian, memberikan korban, memberikan obat pencahar, obat penawar, obat batuk dan pilek, memberikan obat-telinga, -mata, -hidung, salep dan salep-penawar, pembedahan mata, pembedahan, pengobatan bayi, menggunakan balsam untuk melawan efek samping dari pengobatan sebelumnya, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.”[33] Ini, para bhikkhu, untuk hal-hal mendasar, persoalan kecil inilah, maka orang-orang biasa memuji Sang Tathāgata.’
[...]”
Hanya share numpang lewat saja. Tidak bermaksud menghalangi orang berbuat baik. Lagipula tentunya Luang Pu dan bhante terkenal lainnya pasti lebih tahu apa yang harus diajarkan ke umat.