Mencapai pencerahan dengan sex?

Started by morpheus, 26 July 2007, 10:58:55 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dilbert

Quote from: chingik on 12 February 2009, 05:07:50 PM
Quote from: dilbert on 12 February 2009, 04:45:37 PM
Quote from: chingik on 12 February 2009, 04:38:55 PM
Praktik Karmamudra bagi para Mahayanis Eksoterik pun belum bisa mereka pahami. Tetapi mereka "tidak menolak pun tidak menerima".
Inilah sikap yg lebih saya hargai, dari pada belum apa-apa sudah mencemooh sana sini.
Jangan membandingkan kontradiktif ucapan Buddha pada satu kesempatan dgn kesempatan lain. Dalam satu kanon saja bisa terkesan saling kontradiktif. Itulah sebabnya mengapa bisa muncul perdebatan Milindapanha dng Nagasena. Begitu juga mengapa bisa muncul komentar Prajnaparamita Sastra dari Nagarjuna. Mengapa? Karena ucapan Buddha terkesan saling kontradiktif, maka perlu ada kitab2 komentar.
Utk memahami Tantra juga begitu, kita perlu belajar dari para guru dan kitab komentar. Bila tidak sanggup, bukan ajarannya yg salah, tetapi kapasitas kita yg blm memadai.
Sama seperti dalam Theravada sendiri, bila Perumah tangga blm sanggup menjadi bhikkhu, mereka tidak menganggap kehidupan sex itu menjijikan, malah sangat melekat, menikmatinya dan tidak sanggup menjadi bhikkhu. Dan para bhikkhu sendiri melihat perumah tangga yg masih melekat pada kehidupan sex berpandangan sebaliknya.


tertarik dengan pernyataan bahwa dalam satu kanon ada pernyataan yang kontradiktif...

coba ambil kasus pali kanon... bisa sdr.chingik post sutra sutra yang kontradiktif ?
Baca saja Milindapanha, pertanyaan sang raja tertuju pada masalah2 kontradiktif ajaran Buddha. Cuma kitab ini telah dijelaskan oleh Nagasena. Kalo tidak, siapa yg sanggup berdebat dgn raja? Ya kan?

Kalau pertanyaan raja Milinda dianggap sebagai perdebatan atas masalah masalah kontradiktif... that's OK... dan setelah dijelaskan dengan baik sekali oleh Arahat Nagasena, ada lagi kontradiktif lagi gak menurut sdr.chingik ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

morpheus

Quote from: Kainyn_Kutho on 12 February 2009, 05:07:11 PM
Quote from: morpheus on 12 February 2009, 05:02:34 PM
ehehehehe....

kalo bicara hukum indonesia, ya pake kuhp.
kalo bicara hukum amrik, ya pake undang2 amrik.

bicara hukum amrik pake kuhp jelas capek dan gak nyambung :))


Bukannya hukum dharma itu universal?
yg saya lihat thread ini mencoba menghakimi suatu ajaran dengan kacamata ajaran yg berbeda.
jelas gak nyambung...

kadang perbedaan cukup untuk diketahui dan setuju untuk berbeda...
toh masing2 udah mengemukakan pointnya dengan jelas... gak perlu memaksakan standardnya ke orang lain...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

GandalfTheElder

QuoteSaya membaca postingan mas Gandalf sebelumnya, yan mengatakan bahwa karma mudra tidak melakukan hubungan seks? menurut siapa mas? setahu saya seks yang dilakukan oleh kalangan vajrayana adalah seks beneran bukan bohongan, hanya pada waktu sebelum mengeluarkan semen dialihkan tenaganya (menurut buku anuttara Yoga Tantra). Tetapi yang jelas bila pada hubungan sudah terjadi penetrasi maka jelas itu dikatakan hubungan seksual entah keluar semen (sperma) atau tidak.

Itu karena definisi seks anda dan saya tampaknya berbeda.

Tapi apakah Tipitaka Theravada dan Mahayana menentang karmamudra? Coba sebutkan satu ayat saja yang menentang karmamudra!!

Atau bukannya ABSTAIN tuh Sutta dan Sutra Mahayana??

Harus karmamudra lo, bukan seks yang orgasme [ejakulasi]!!

Quoteini benar, tetapi memalukan bila dilakukan oleh seorang pertapa yang katanya menjauhkan diri dari keduniawian.

Anda tahu yogi itu apa? apa yogi itu mesti pertapa?

Quotesama rahasianya sama esoteric doctrine nya vajrayana.

Anda silahkan search mantra-nya Buddha dan Bodhisattva di internet... banyak tuh... kagak secret.....

QuoteApakah pencapaian kesucian dengan seks itu pandangan benar?

Bukan seks tapi karmamudra

QuoteMenurut saya ini adalah "pembenaran belaka"

Ya silahkan... bagi saya bukan pembenaran, karena sangat jelas yang dimaksud oleh Sang Buddha... Anda tidak setuju? It's Ok... itu hak anda..

QuoteApakah mas Gandalf mengatakan Lamrim itu sama dengan Tipitaka? Atau Tipitaka itu sama dengan Lamrim? bila benar demikian coba tolong tunjukkan di Tipitaka Sang Buddha mengajarkan pencapaian pencerahan dengan hubungan seksual bersama wanita.

Anda udah baca Lamrim? Baca dulu... baru tanya... Budaya baca massss.... jangan budaya tanya....aye capek mbales berpuluh-puluh pertanyaan dalam satu hari.... tuh buku Lamrim (Pembebasan Di Tangan Kita) udah ada di toko buku Gramed...!!

QuoteLantas pencerahan yang dicapai oleh Tsongkhapa itu sebagai apa? sebagai Samyaksambuddha, Pratyeka Buddha atau Arahat? atau Buddha jenis lain lagi?

Umat Vajrayana meyakini bahwa Beliau telah mencapai Anuttara Samyaksambodhi.... namun tentu bukan sebagai Nirmanakaya Agung.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

chingik

Quote from: truth lover on 12 February 2009, 05:10:03 PM
author=chingik link=topic=219.msg149590#msg149590 date=1234431535]
QuotePraktik Karmamudra bagi para Mahayanis Eksoterik pun belum bisa mereka pahami. Tetapi mereka "tidak menolak pun tidak menerima".
Inilah sikap yg lebih saya hargai, dari pada belum apa-apa sudah mencemooh sana sini.
Jangan membandingkan kontradiktif ucapan Buddha pada satu kesempatan dgn kesempatan lain. Dalam satu kanon saja bisa terkesan saling kontradiktif. Itulah sebabnya mengapa bisa muncul perdebatan Milindapanha dng Nagasena
.

QuoteBegitu juga mengapa bisa muncul komentar Prajnaparamita Sastra dari Nagarjuna.
mas Chingik setahu saya Prajnaparamita sastra bukan dianggap sebagai komentar, tetapi termasuk kitab suci dalam kalangan Mahayana. Tolong dibedakan antara kitab komentar dan kitab suci.

QuoteMengapa? Karena ucapan Buddha terkesan saling kontradiktif, maka perlu ada kitab2 komentar.
Utk memahami Tantra juga begitu, kita perlu belajar dari para guru dan kitab komentar. Bila tidak sanggup, bukan ajarannya yg salah, tetapi kapasitas kita yg blm memadai.
Sama seperti dalam Theravada sendiri, bila Perumah tangga blm sanggup menjadi bhikkhu, mereka tidak menganggap kehidupan sex itu menjijikan, malah sangat melekat, menikmatinya dan tidak sanggup menjadi bhikkhu. Dan para bhikkhu sendiri melihat perumah tangga yg masih melekat pada kehidupan sex berpandangan sebaliknya.
Setahu saya ini hanya terjadi pada bhikkhu yang telah memiliki pencapaian tertentu, bukan semua bhikkhu.

Tolong bedakan Prajnaparamita Sutra sama Prajnaparamita Sastra.
Prajnaparamita Sastra adalah kitab komentar dari Prajnaparamita Sutra.

Semua bhikkhu tentu akan memandang kehidupan sex rumah tangga adalah menjijikkan, jika pun tidak dipandang begitu, tetap saja akan diajarkan utk memandangnya begitu,  kalo tidak mana pantas disebut bhikkhu.

K.K.

Quote from: GandalfTheElder on 12 February 2009, 05:03:10 PM
La anda mau belajar Tantra Buddhis atau Tantra Non-Buddhis?

Ini sama saja seperti anda belajar agama Buddha sama umat K, ya gak mungkin toh
Bukan masalah saya belajar sama siapa, tetapi masalah rahasia-rahasiaannya itu. Mengapa Buddha merahasiakan suatu ajaran untuk satu komunitas eksklusif yang seolah-olah lebih pinter bijaksana dari orang lain?



Quote
QuoteTidak kok. Kalau ga ada rahasia, orang bisa otodidak dan melakukan penelitian sendiri. Konon, banyak pemusik otodidak yang lebih hebat bahkan dari guru musik. Mengapa? Karena seni musik tidak dirahasiakan dan bisa dipraktikkan semua orang.  

Ya itu kan seni musik.... beda lagi sama ajaran agama kan?

Kalau memang anda tidak puas dengan contoh biologi, maka saya tarik contoh tersebut.

Agama tidak main hebat-hebatan, tapi kebijaksanaan yang harus dikembangkan... ini bedanya! Pengetahuan dan kebijaksanaan ya harus dibedakan.

Maka dari itu rahasia di sini digunakan untuk keperluan pengembangan kebijaksanaan yang tepat bagi praktisi... jadi jangan sampai salah jalan....

Jangan menganggap Rinpoche sebagai ahli pengetahuan.... namun sebagai ahli kebijaksanaan. Inilah yang saya maksud dengan bertanya pada ahli. Jadi ahli-nya yang saya maksud, bukan apakah yang diajarkan itu rahasia atau tidak.

Lagipula tantra itu juga optional kok.... kalau anda ingin mencapai Anuttara Samyaksambodhi dalam satu kehidupan saja... maka praktekkan Tantra.... kalau tidak mau ya anda bisa ambil Jalan Bodhisattva yang umum aja.... Ya monggo.... Terserah anda.....

_/\_
The Siddha Wanderer


Sama saja. Intinya, LEBIH bijaksana 'kan? Makanya hanya komunitas itu yang menjaga rahasianya.

truth lover

Quote from: GandalfTheElder on 12 February 2009, 05:04:21 PM
QuoteDimana mas? kitab sucinya apa?

Sutra2 Hinayana dan Mahayana.

_/\_
The Siddha Wanderer

lho katanya ajaran Lamrim tidak beda dengan Tipitaka? kok ajaran mengenai Vipasyana dan Samatha yang merupakan jantung ajaran Shakyamuni Buddha tidak diajarkan di Lamrim maupun kitab suci Tantra lainnya? malah musti merujuk ke Sutra Hinayana dan Mahayana?.

_/\_
The truth, and nothing but the truth...

chingik

Quote from: dilbert on 12 February 2009, 05:13:37 PM
Quote from: chingik on 12 February 2009, 05:07:50 PM
Quote from: dilbert on 12 February 2009, 04:45:37 PM
Quote from: chingik on 12 February 2009, 04:38:55 PM
Praktik Karmamudra bagi para Mahayanis Eksoterik pun belum bisa mereka pahami. Tetapi mereka "tidak menolak pun tidak menerima".
Inilah sikap yg lebih saya hargai, dari pada belum apa-apa sudah mencemooh sana sini.
Jangan membandingkan kontradiktif ucapan Buddha pada satu kesempatan dgn kesempatan lain. Dalam satu kanon saja bisa terkesan saling kontradiktif. Itulah sebabnya mengapa bisa muncul perdebatan Milindapanha dng Nagasena. Begitu juga mengapa bisa muncul komentar Prajnaparamita Sastra dari Nagarjuna. Mengapa? Karena ucapan Buddha terkesan saling kontradiktif, maka perlu ada kitab2 komentar.
Utk memahami Tantra juga begitu, kita perlu belajar dari para guru dan kitab komentar. Bila tidak sanggup, bukan ajarannya yg salah, tetapi kapasitas kita yg blm memadai.
Sama seperti dalam Theravada sendiri, bila Perumah tangga blm sanggup menjadi bhikkhu, mereka tidak menganggap kehidupan sex itu menjijikan, malah sangat melekat, menikmatinya dan tidak sanggup menjadi bhikkhu. Dan para bhikkhu sendiri melihat perumah tangga yg masih melekat pada kehidupan sex berpandangan sebaliknya.


tertarik dengan pernyataan bahwa dalam satu kanon ada pernyataan yang kontradiktif...

coba ambil kasus pali kanon... bisa sdr.chingik post sutra sutra yang kontradiktif ?
Baca saja Milindapanha, pertanyaan sang raja tertuju pada masalah2 kontradiktif ajaran Buddha. Cuma kitab ini telah dijelaskan oleh Nagasena. Kalo tidak, siapa yg sanggup berdebat dgn raja? Ya kan?

Kalau pertanyaan raja Milinda dianggap sebagai perdebatan atas masalah masalah kontradiktif... that's OK... dan setelah dijelaskan dengan baik sekali oleh Arahat Nagasena, ada lagi kontradiktif lagi gak menurut sdr.chingik ?
Bagi orang yg memahami penjelasan itu, tentu tidak kontradiktif, bagi yg belum sanggup memahaminya tetap saja akan dianggap kontradiktif sampai kapan pun. Sama juga bagi yg belum sanggup memahami Tantra, ya jelas akan dianggap kontradiktif, dan bila dia mengatakan telah memahaminya maka tidak kontradiktif lagi. Jadi jatuh2nya juga pada orang yang memahami atau tidak , bukan ajarannya.

K.K.

Quote from: chingik on 12 February 2009, 05:12:49 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 12 February 2009, 04:55:07 PM
Kalau ga setuju, ragu-ragu dan mempertanyakan, berarti mencemooh yah? Sungguh suatu sikap "ehipassiko".


kalo ga setuju , ragu-ragu dan mempertanyakan, ooo..itu bukan mencemooh kok.
Tapi coba track semua isi thread di dalam sini, ada yg memberi komentar2 yg secara tidak langsung mencemooh. Itu yg diharapkan utk tidak terjadi. Hehe...tul ga..

Kalau begitu, jelaskan dan tunjukkan bahwa cemooh itu tidak pantas diterima.

K.K.

Quote from: morpheus on 12 February 2009, 05:17:48 PM
yg saya lihat thread ini mencoba menghakimi suatu ajaran dengan kacamata ajaran yg berbeda.
jelas gak nyambung...

kadang perbedaan cukup untuk diketahui dan setuju untuk berbeda...
toh masing2 udah mengemukakan pointnya dengan jelas... gak perlu memaksakan standardnya ke orang lain...

Saya ga tau apakah Bro morpheus menunjuk saya atau tidak, tetapi setahu saya, saya tidak menggunakan kitab Pali sebagai standard untuk membandingkan. Saya hanya menggunakan common sense tentang rahasia2an.


GandalfTheElder

QuoteBukan masalah saya belajar sama siapa, tetapi masalah rahasia-rahasiaannya itu. Mengapa Buddha merahasiakan suatu ajaran untuk satu komunitas eksklusif yang seolah-olah lebih pinter bijaksana dari orang lain?

Karena mereka telah cukup siap untuk itu..... ini seperti anda membicarakan pelajaran anak SMA pada anak TK yang ketika itu membaca sekilas tentang pelajaran SMA yang sudah high level abis dan dia pengen tahu.....

ya gak mungkin nyambung toh, karena anak TK nggak siap untuk itu....

Terus misalnya si anak TK ngroeng terus sama mamanya supaya diajarin soal anak SMA, nah kira-kira apa ya tindakan mamanya?

Dijelasin ya gak ngerti si anak.... gak dijelasin ngomel terus.... udah hopeless mamanya...... ya udah akhirnya hal-hal yang berbau SMA ditiadakan.

Meskipun anak TK itu nanya sama semua orang ya dia kagak bakalan ngerti karena ia masih belum punya dasar.... nah dibanding ngroeng terus ya lebih baik diusahakan agat si anak gak nyentuh buku SMA... dan juga dijelasin singkat saja... yang bisa dipahami oleh si anak TK tanpa harus masuk ke rumus2 yang mbulet.

QuoteSama saja. Intinya, LEBIH bijaksana 'kan? Makanya hanya komunitas itu yang menjaga rahasianya.

Ya.... tapi menjaga kerahasiaan ini bukan demi eksklusifitas tapi demi kebahagiaan semua makhluk.... meskipun tampaknya seolah2 eksklusif, tapi motivasi sebenarnya tidak demikian....

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

K.K.

Quote from: GandalfTheElder on 12 February 2009, 05:31:24 PM
QuoteBukan masalah saya belajar sama siapa, tetapi masalah rahasia-rahasiaannya itu. Mengapa Buddha merahasiakan suatu ajaran untuk satu komunitas eksklusif yang seolah-olah lebih pinter bijaksana dari orang lain?

Karena mereka telah cukup siap untuk itu..... ini seperti anda membicarakan pelajaran anak SMA pada anak TK yang ketika itu membaca sekilas tentang pelajaran SMA yang sudah high level abis dan dia pengen tahu.....

ya gak mungkin nyambung toh, karena anak TK nggak siap untuk itu....

Terus misalnya si anak TK ngroeng terus sama mamanya supaya diajarin soal anak SMA, nah kira-kira apa ya tindakan mamanya?

Dijelasin ya gak ngerti si anak.... gak dijelasin ngomel terus.... udah hopeless mamanya...... ya udah akhirnya hal-hal yang berbau SMA ditiadakan.

Meskipun anak TK itu nanya sama semua orang ya dia kagak bakalan ngerti karena ia masih belum punya dasar.... nah dibanding ngroeng terus ya lebih baik diusahakan agat si anak gak nyentuh buku SMA... dan juga dijelasin singkat saja... yang bisa dipahami oleh si anak TK tanpa harus masuk ke rumus2 yang mbulet.

QuoteSama saja. Intinya, LEBIH bijaksana 'kan? Makanya hanya komunitas itu yang menjaga rahasianya.

Ya.... tapi menjaga kerahasiaan ini bukan demi eksklusifitas tapi demi kebahagiaan semua makhluk.... meskipun tampaknya seolah2 eksklusif, tapi motivasi sebenarnya tidak demikian....

_/\_
The Siddha Wanderer

OK, kalo gitu cocok.


xenocross

Saya merasa perlu menanggapi, karena saya belajar lamrim

Di lamrim, pembahasan berhenti sampai bahas sunyata dan meditasi vipassana untuk menembus sunyata.
Jadi ga bener tuh kalo ada yg bilang dalam lamrim ada "Sex tantra"

Saya sudah belajar dan bandingkan kok, lamrim tidak bertentangan dengan ajaran Theravada dan Mahayana.
Tsongkhapa membahas Tantra di karya selanjutnya, "great exposition of secret mantra" yang dianggap sekuelnya lamrim. JAdi kalo mau belajar tantra harus lulus lamrim dulu.

Saya berminat belajar lamrim-nya aja sih....tantranya nanti aja kehidupan berikut....

Kalo masih ragu baca dulu deh buku Pembebasan Di Tangan Kita. Gak ada tuh tantra dll. Yang ada bener2 basic Buddhism
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

morpheus

Quote from: Kainyn_Kutho on 12 February 2009, 05:29:56 PM
Saya ga tau apakah Bro morpheus menunjuk saya atau tidak, tetapi setahu saya, saya tidak menggunakan kitab Pali sebagai standard untuk membandingkan. Saya hanya menggunakan common sense tentang rahasia2an.
cuman kesan sekilas bang, saya gak inget siapa...

mengenai rahasia, bang gandalf udah menjelaskannya dengan baik.
saya pribadi lebih suka yg simpel. pencerahan dengan sex menurut saya terlalu rumit dan meragukan.
silakan saja buat mereka yg cocok.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

truth lover

#298
QuoteSaya membaca postingan mas Gandalf sebelumnya, yan mengatakan bahwa karma mudra tidak melakukan hubungan seks? menurut siapa mas? setahu saya seks yang dilakukan oleh kalangan vajrayana adalah seks beneran bukan bohongan, hanya pada waktu sebelum mengeluarkan semen dialihkan tenaganya (menurut buku anuttara Yoga Tantra). Tetapi yang jelas bila pada hubungan sudah terjadi penetrasi maka jelas itu dikatakan hubungan seksual entah keluar semen (sperma) atau tidak.

Itu karena definisi seks anda dan saya tampaknya berbeda.

Tapi apakah Tipitaka Theravada dan Mahayana menentang karmamudra? Coba sebutkan satu ayat saja yang menentang karmamudra!!

Atau bukannya ABSTAIN tuh Sutta dan Sutra Mahayana??

Harus karmamudra lo, bukan seks yang orgasme [ejakulasi]!!

Jadi jika saya penetrasi lalu gosok-gosok terus,  tidak sampai ejakulasi saya tarik kembali itu termasuk karmamudra ya? bukan hubungan seks ya?

Quoteini benar, tetapi memalukan bila dilakukan oleh seorang pertapa yang katanya menjauhkan diri dari keduniawian.

Anda tahu yogi itu apa? apa yogi itu mesti pertapa?
Menurut pemahaman saya pertapa adalah orang yang berkomitmen untuk menjauhkan diri dari keduniawian entah hanya seminggu atau seumur hidup, entah memakai jubah tertentu atau tidak memakai jubah tertentu.


Quotesama rahasianya sama esoteric doctrine nya vajrayana.

Anda silahkan search mantra-nya Buddha dan Bodhisattva di internet... banyak tuh... kagak secret.....
Tapi kok Anuttara Yoga Tantra dirahasiakan? mas Gandalf sendiri yang bilang pertama kali loh..


QuoteApakah pencapaian kesucian dengan seks itu pandangan benar?

Bukan seks tapi karmamudra
Jadi esek-esek asal tidak ejakulasi bukan seks?

QuoteMenurut saya ini adalah "pembenaran belaka"

Ya silahkan... bagi saya bukan pembenaran, karena sangat jelas yang dimaksud oleh Sang Buddha... Anda tidak setuju? It's Ok... itu hak anda..
maaf kalau buat mas Gandalf sewot  ^:)^


QuoteApakah mas Gandalf mengatakan Lamrim itu sama dengan Tipitaka? Atau Tipitaka itu sama dengan Lamrim? bila benar demikian coba tolong tunjukkan di Tipitaka Sang Buddha mengajarkan pencapaian pencerahan dengan hubungan seksual bersama wanita.

Anda udah baca Lamrim? Baca dulu... baru tanya... Budaya baca massss.... jangan budaya tanya....aye capek mbales berpuluh-puluh pertanyaan dalam satu hari.... tuh buku Lamrim (Pembebasan Di Tangan Kita) udah ada di toko buku Gramed...!!
Nanti deh saya akan coba ke Gramedia, buku Tantra yang saya miliki malah Anuttara Yoga Tantra, yang paling tinggi hehehe... isinya jelas beda tuh dengan Tipitaka.


QuoteLantas pencerahan yang dicapai oleh Tsongkhapa itu sebagai apa? sebagai Samyaksambuddha, Pratyeka Buddha atau Arahat? atau Buddha jenis lain lagi?

Umat Vajrayana meyakini bahwa Beliau telah mencapai Anuttara Samyaksambodhi.... namun tentu bukan sebagai Nirmanakaya Agung.
Samyak sambodhi apalagi tuh? Samyak Sambodhinya sama atau berbeda dengan Shakyamuni Buddha?

_/\_
The truth, and nothing but the truth...

K.K.

Quote from: morpheus on 12 February 2009, 05:36:24 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 12 February 2009, 05:29:56 PM
Saya ga tau apakah Bro morpheus menunjuk saya atau tidak, tetapi setahu saya, saya tidak menggunakan kitab Pali sebagai standard untuk membandingkan. Saya hanya menggunakan common sense tentang rahasia2an.
cuman kesan sekilas bang, saya gak inget siapa...

mengenai rahasia, bang gandalf udah menjelaskannya dengan baik.
saya pribadi lebih suka yg simpel. pencerahan dengan sex menurut saya terlalu rumit dan meragukan.
silakan saja buat mereka yg cocok.


Ya, memang seperti saya bilang kita ga bisa bilang "siapa yang bener". Apapun kepercayaan seseorang, yah silahkan. Ajaran tertentu dirahasiakan karena hanya komunitas tertentu dianggap punya kebijaksanaan, yah tidak masalah. Umat lain juga ada yang menganggap punya "kelebihan" dibandingkan umat kepercayaan lain.
Theravada tidak menganggap ada perbedaan demikian, maka tidak ada rahasia. Lalu apakah Theravada yang bener dan Tantrayana yang salah? Itu tidak akan ada yang tahu, dan sama sekali tidak ada manfaatnya dicari tahu. Yang ada hanyalah "saya lebih cocok ke yang satu sedangkan dia lebih cocok ke yang lain".