Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula

Started by nyanadhana, 09 April 2008, 09:43:56 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sumedho

yah sebenarnya kalo di cocokan dengan contoh dompet, kita berpikir dan hidup kan perlu nutrisi, nutrisi dari makanan, makanan dari petani, yg nganter, yg masak dkk.

Dalam buddhism memiliki konsep anatta dimana dari batin dan jasmani ini kalau kita cari tidak ditemukan yg mana itu "aku", termasuk pikiran. Maka itu produk dari pikiran yg bukan aku itu, milik siapakah hasilnya itu ?
There is no place like 127.0.0.1

nyanadhana

Disana ditulis inti ajaran Buddha .... utk mencapai kebahagiaan adalah menerima apa adanya...
saya komplain sama pemilik sekolah tsb... katanya itu diambil dari buku ensiklopedia Gramedia... kalau tidak terima ya ngadu aja kesana...

bagaimana sifat menerima apa adanya dgn keinginan akan kemajuan (gigih utk mencapai yg lebih baik).... Dunia teknology berkembang terus karna ilmuwan tidak pernah merasa puas utk mencapai yg lebih baik.................. jadi bagaimana melakukan hal tsb?


Pertama, bro johan bertanya bagaimana caranya mencapai kebahagiaan melalui Buddhisme,maka kita menjawab menerima hidup apa adanya, lantas pertanyaan diubah menjadi bagaimana menerima hidup apa adanya dengan kemajuan gigih menjadi relevan?

Satu hal,Buddhisme tidak menentang perkembangan teknologi namun pernahkah terpikir semakin banyak teknologi tercipta,terkadang tidak membawa kesejahteraan manusia malah menjadi perusak. lihatlah alam sekitar kita, kita tahu global warming sedang terjadi, namun teknologi tetap diciptakan untuk merusak bumi ini. apakah membawa kebahagiaan?
Manusia tidak akan pernah merasa puas karena terikat dengan Lobha Dosa Moha, namun dengan praktek puas diri,bisa meredam semua ketidakbaikan untuk dunia ini.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Lily W

Quote from: johan3000 on 03 June 2008, 08:39:15 PM
Quote from: Lily W on 03 June 2008, 05:29:06 PM
Quote from: johan3000 on 03 June 2008, 09:21:21 AM
Bagaimana penerapan TIDAK MELEKAT untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari menurut ajaran Buddha?

Terima apa adanya.... ;D

_/\_ :lotus:

Spt halnya saya melihat lukisan ditembok sebuah sekolah TK/SD....

Disana ditulis inti ajaran Buddha .... utk mencapai kebahagiaan adalah menerima apa adanya...
saya komplain sama pemilik sekolah tsb... katanya itu diambil dari buku ensiklopedia Gramedia... kalau tidak terima ya ngadu aja kesana...

bagaimana sifat menerima apa adanya dgn keinginan akan kemajuan (gigih utk mencapai yg lebih baik).... Dunia teknology berkembang terus karna ilmuwan tidak pernah merasa puas utk mencapai yg lebih baik.................. jadi bagaimana melakukan hal tsb?

Seharusnya kamu paham dulu tentang anicca, dukkha & anatta itu.
Ketika keinginan akan kemajuan itu timbul dalam batin kamu...dan kamu sudah memahami anicca, dukkha & anatta itu...maka batin kamu akan menerima apa adanya. Jadinya tidak ada kemelekatan (lobha) di situ.

Praktek begini emang tidak mudah...harus benar2 menyelam ke dalam batin... ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

johan3000

Quote from: nyanadhana on 04 June 2008, 09:35:40 AM
Disana ditulis inti ajaran Buddha .... utk mencapai kebahagiaan adalah menerima apa adanya...
saya komplain sama pemilik sekolah tsb... katanya itu diambil dari buku ensiklopedia Gramedia... kalau tidak terima ya ngadu aja kesana...

bagaimana sifat menerima apa adanya dgn keinginan akan kemajuan (gigih utk mencapai yg lebih baik).... Dunia teknology berkembang terus karna ilmuwan tidak pernah merasa puas utk mencapai yg lebih baik.................. jadi bagaimana melakukan hal tsb?


Pertama, bro johan bertanya bagaimana caranya mencapai kebahagiaan melalui Buddhisme,maka kita menjawab menerima hidup apa adanya, lantas pertanyaan diubah menjadi bagaimana menerima hidup apa adanya dengan kemajuan gigih menjadi relevan?

Satu hal,Buddhisme tidak menentang perkembangan teknologi namun pernahkah terpikir semakin banyak teknologi tercipta,terkadang tidak membawa kesejahteraan manusia malah menjadi perusak. lihatlah alam sekitar kita, kita tahu global warming sedang terjadi, namun teknologi tetap diciptakan untuk merusak bumi ini. apakah membawa kebahagiaan?
Manusia tidak akan pernah merasa puas karena terikat dengan Lobha Dosa Moha, namun dengan praktek puas diri,bisa meredam semua ketidakbaikan untuk dunia ini.

banyak juga tehnology yg netral............tergantung manusia yg menggunakannya...
tp bro kan senang toh dari Medan ke Jkt cuma 1 jam naik pesawat terbang...

Contoh Teflon ditemukan Roy J. Plunkett (Dupon) secara tidak sengaja... itu adalah sejenis plastik yg sangat licin...#2 terlicin di dunia...dan banyak digunakan berbagai alat. spt penggoreng dgn teflon... sehingga ibu2 sewaktu goreng telor... telornya ngak lengket di wajan...

tetapi ada saja org pintar, teflon itu dicat dipeluru... supaya sewaktu ditembakkan ke baju anti peluru (kevlar) akan tembus (karna licinnya dinding peluru tsb).....

Jadi menurut saya technology bila disalah gunakan akan merusak....

Apakah manusia yg meninggal atas kecelakaan mobil tsb adalah kesalahan
pabrik mobil, dan pembuat jalan raya?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

#154
QuoteLily W >>
Seharusnya kamu paham dulu tentang anicca, dukkha & anatta itu.
Ketika keinginan akan kemajuan itu timbul dalam batin kamu...dan kamu sudah memahami anicca, dukkha & anatta itu...maka batin kamu akan menerima apa adanya. Jadinya tidak ada kemelekatan (lobha) di situ.

Praktek begini emang tidak mudah...harus benar2 menyelam ke dalam batin... Grin

Namaste

Thanks utk penjelasannya............memang amat dalem.......
baru pertama kali gw dengar menyelam kedalam batin...

biasanya gw cuma bisa menyelem dipinggir kali.... sambil melihat-lihat.....kalau Lily juga disana
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

#155
Niat dan perbuatan.............

perbuatan kurang bernilai, kalau nitatnya bukan utk kebaikan/menolong.....

jadi ajaran Buddhist, niat sangatlah penting.... bukankah begitu..............


pertanyaan : Dapatkah seseorang melatih/memancarkan/bermeditasi dgn niat2 baik...tetapi tidak melakukan perbuatannya....dan menerima karma baik?

Menurut Buddhist, apakah "surga" tsb juga ada tingkatannya (kelas ekonomi, kelas 1, kelas executive, dll)?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

williamhalim

Quote from: johan3000 on 04 June 2008, 02:23:32 PM
pertanyaan : Dapatkah seseorang melatih/memancarkan/bermeditasi dgn niat2 baik...tetapi tidak melakukan perbuatannya....dan menerima karma baik?

Bermeditasi dengan memancarkan niat baik, atau tepatnya aspirasi pikiran baik (metta) ke makhluk lain, adalah Kamma baik dalam bentuk pikiran.
Buahnya tentu sesuai dengan kamma yg dilakukan.

Jika melakukan kamma baik dalam bentuk ucapan dan perbuatan, buahnya akan sesuai juga dengan kamma yg dilakukan.

Quote
Menurut Buddhist, apakah "surga" tsb juga ada tingkatannya (kelas ekonomi, kelas 1, kelas executive, dll)?

Teorinya, alam ini bertingkat2, karena kualitas batin makhluk juga berbeda2.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

kamma adalah niat (cetana)

pikiran, perkataan, dan perbuatan yang mempunyai cetana dan bersekutu dengan lobha dosa dan moha, atau bersekutu dengan alobha adosa dan amoha adalah kamma

melatih/memancarkan/bermeditasi dengan niat baik akan membuahkan hasil yang baik

bahkan konon kamma baik yang sangat besar (kusala garuka kamma) diperoleh dari meditasi dan menembus jhana, dengan akibat akan terlahir di alam brahma
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

johan3000

Quote from: karuna_murti on 04 June 2008, 02:34:38 PM
kamma adalah niat (cetana)

pikiran, perkataan, dan perbuatan yang mempunyai cetana dan bersekutu dengan lobha dosa dan moha, atau bersekutu dengan alobha adosa dan amoha adalah kamma

melatih/memancarkan/bermeditasi dengan niat baik akan membuahkan hasil yang baik

bahkan konon kamma baik yang sangat besar (kusala garuka kamma) diperoleh dari meditasi dan menembus jhana, dengan akibat akan terlahir di alam brahma

Jadi bermeditasi... pemancaran niat baik.. akan berbuah kebaikan....(dan ini tidak perlu duit banyak toh...)...

Jadi berbuat baik itu ngak perlu duit banyak???
Boleh list kan perbuatan baik yg ngak perlu duit???
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Quote from: willibordus on 04 June 2008, 02:32:53 PM
Quote from: johan3000 on 04 June 2008, 02:23:32 PM
pertanyaan : Dapatkah seseorang melatih/memancarkan/bermeditasi dgn niat2 baik...tetapi tidak melakukan perbuatannya....dan menerima karma baik?

Bermeditasi dengan memancarkan niat baik, atau tepatnya aspirasi pikiran baik (metta) ke makhluk lain, adalah Kamma baik dalam bentuk pikiran.
Buahnya tentu sesuai dengan kamma yg dilakukan.

Jika melakukan kamma baik dalam bentuk ucapan dan perbuatan, buahnya akan sesuai juga dengan kamma yg dilakukan.

Quote
Menurut Buddhist, apakah "surga" tsb juga ada tingkatannya (kelas ekonomi, kelas 1, kelas executive, dll)?

Teorinya, alam ini bertingkat2, karena kualitas batin makhluk juga berbeda2.

::


siiiiipp surganya bertingkat2.... bro rencana pakai yg kelas apa?

ehhhh umumnya cewek senang kalau dibilang masih kelihatan muda...(terutama yg udah kepala 3 atau 4....maksudnya diatas 30th...)... Nah kalau sering2 kita bilang eh.... elu kelihatan muda lho... dan sudah pasti dia senang....................

apakah perkataan tsb diatas udah menambah POINT KEBAIKAN KITA???
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

QuoteNah kalau sering2 kita bilang eh.... elu kelihatan muda lho... dan sudah pasti dia senang....................

Jadi ingat Talaputta.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Edward

QuoteNah kalau sering2 kita bilang eh.... elu kelihatan muda lho... dan sudah pasti dia senang....................

Pake bohong ga?Kalo emank bener, kenapa kaga?

Quotesiiiiipp surganya bertingkat2.... bro rencana pakai yg kelas apa?
Wah, kayaknya pengertian 'surga'-nya udh beda nih....Itu kan cuma kondisi alam..

"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

williamhalim

Quote from: johan3000 on 04 June 2008, 03:11:36 PM
siiiiipp surganya bertingkat2.... bro rencana pakai yg kelas apa?

Mana bisa milih, itu vipaka (hasil) yg harus diterima

Quote
ehhhh umumnya cewek senang kalau dibilang masih kelihatan muda...(terutama yg udah kepala 3 atau 4....maksudnya diatas 30th...)... Nah kalau sering2 kita bilang eh.... elu kelihatan muda lho... dan sudah pasti dia senang....................

apakah perkataan tsb diatas udah menambah POINT KEBAIKAN KITA???

Kepala 3 atau 4, pasti udah berumur ya.... biar dia senang kita bilang "Hey kamu kelihatan muda".
:hammer:  Ini adalah PELANGGARAN SILA bok: Musavada (bohong).
Lagian, penyebab kita bilang gitu kan ada udang dibalik bakwan, kita ada maunya, berarti lobha dah....

::



Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

nyanadhana

Ganti Topik
Apakah kelakuan Pangeran Siddhatta yang meninggalkan anak istrinya adalah kelakuan yang paling egois? (keknya yang jawab harus pihak wanita deh) hehehe.
jawaban yang sering didapat kan ngga, karena Siddhatta berhasil mencapai pencerahan dan mencerahkan keluarganya, namun pengen bertanya kalo seandainya ini terjadi pada suami anda,terus......?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

johan3000

Quote from: willibordus on 04 June 2008, 04:38:36 PM
Quote from: johan3000 on 04 June 2008, 03:11:36 PM
siiiiipp surganya bertingkat2.... bro rencana pakai yg kelas apa?

Mana bisa milih, itu vipaka (hasil) yg harus diterima

Quote
ehhhh umumnya cewek senang kalau dibilang masih kelihatan muda...(terutama yg udah kepala 3 atau 4....maksudnya diatas 30th...)... Nah kalau sering2 kita bilang eh.... elu kelihatan muda lho... dan sudah pasti dia senang....................

apakah perkataan tsb diatas udah menambah POINT KEBAIKAN KITA???

Kepala 3 atau 4, pasti udah berumur ya.... biar dia senang kita bilang "Hey kamu kelihatan muda".
:hammer:  Ini adalah PELANGGARAN SILA bok: Musavada (bohong).
Lagian, penyebab kita bilang gitu kan ada udang dibalik bakwan, kita ada maunya, berarti lobha dah....
::

Kata dirutnya Nyonya menyir.... kalau di Solo, pekerjaan disuruh apapun.... jawabannya selalu
IA PAK..................(artinya saya mengerti, tetapi tidak garansi akan saya lakukan)....

contoh : Bersihkan lantai itu Mad..... dia jawab : IA PAK..... (dan lebih sering tidak dibersihkan).

jadi bagaimana kalau diganti dgn kalimat...........

"Hey ce, elu kelihatan AGAK muda lho!" (dgn niat membahagiakan ce2... bukan utk membohong)...
dan pasti deh.... wajahnya yg disanjung langsung TERCERAHKAN.....................

spt halnya orang lain menawarkan "PIZZA" hasil karyanya kerumah kita...............

kan kita jawab : "bu, LAIN KALI AJA"............padahal kita bisa jawab  "bu, SAYA TIDAK MAU BELI"...

kadang kala kalau terlalu berterus terang juga TERASA KASAR.............

spt cewek dikejar sama cowok............. paling2 ce nya jawab "MASIH BELUM MAU PACARAN"....
(Kalau jawab gw sama sekali tidak berminat dgn elu......cowoknya sakit hati nanti....)....

so.....samar2 apakah kadang kala lebih baik dari pada berterus terang?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya