News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali

Started by Sukma Kemenyan, 19 December 2011, 11:02:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Choa

Quote from: dilbert on 29 December 2011, 05:11:39 PM
dan "kendaraan" itu pada akhir-nya berbeda atau sama ?

sama, mengapa?

para praktisi Mayana/Tantrayana
harus melalui, sotapana, sakadagami, anagami dan arahat
lalu pencapaian antara sarvaka buddha ke jalan bodhisattva

ini yang terjadi pada Buddha Gotama saat terlahir sebagai bodhisatta
menemui dan bertekad pada 3 manusi Buddha sebelum bertemu
Tathagata Dipankara, baru di ramalkan pencapaian kebuddhaan dimasa
akan datang

dalam hal bertemu 3 buddha sebelum Buddha Dipankara ada yang dapat
dijadikan referensi

pertama;
saat itu kamma baik belum cukup untuk mendapatkan ramalan pencapaian
(bayangkan dalam rentang waktu kelahiran 3 Sammasambuddha)

kedua,
ini yang disebut bodhisattva "nol"
atau pencapaian antara sarvaka dan jalan bodhisattva

Choa

Quote from: adi lim on 30 December 2011, 10:41:10 AM
berbeda donk ! :)
misalnya,
bagaimana pulak 'bodhisatva' yang terlahir jadi binatang, apakah juga mempunyai tingkat pencerahan. :whistle:

bukankah Buddha Gotama, sementara menjalankan jalan bodhisatta
dia terlahir sebagai binatang?

apakah kesadaran saat itu "hanya" kesadaran binatang saja?
bagaimana prilaku beliau di saat terlahir sebagai binatang tetap
mempunyai sifat-sifat welas asih

bisakah anda mendalami prilaku Bodhisatta Gotama saat terlahir
menjadi binatang?

Choa

Quote from: xenocross on 12 January 2012, 04:03:39 PM
kalau tidak salah, Bodhisattva yg sudah nunggu di Tusita adalah mereka yg sudah sampai tingkat 10

Sementara, saya masih berpikir bahwa 10 tingkat tersebut harusnya bisa dibandingkan dengan kanon pali, karena di Buddhavamsa, Bodhisatta sebelumnya bertemu dengan Buddha lain dan mengatakan tekad melalui pikiran dan ucapan, sebelum punya 8 syarat.
Di Mahayana, seseorang jadi Bodhisattva level 1 itu ketika membangkitkan bodhicitta yg spontan. Di Buddhavamsa, hal ini mungkin digambarkan di awal cerita sewaktu Bodhisatta menyebrangi lautan.

Jadi ketika Bodhisatta bertekad di depan buddha yg hidup dengan perbuatan itu harusnya sudah tingkat 1-6.

mungkin xeno mesti membaca ulang antara
"Bodhisatta/Bodhisattva" dengan "Mahasattva"

ada penjelasanya sebagian di "lamrin"

rooney

Kalo para arahat di alam ke 32 itu hidup abadi ato bagaimana ?

Choa

Quote from: rooney on 13 March 2012, 07:05:23 PM
Kalo para arahat di alam ke 32 itu hidup abadi ato bagaimana ?

pertanyaan balik

kalau saya mengatakan sesuatu apakah anda bisa
membuktikan kata-kata saya salah atau benar?

tergantung persepsi anda, dan inikan tidak penting
bagi perkembangan praktek dhamma

rooney

Quote from: Choa on 13 March 2012, 07:07:37 PM
pertanyaan balik

kalau saya mengatakan sesuatu apakah anda bisa
membuktikan kata-kata saya salah atau benar?

tergantung persepsi anda, dan inikan tidak penting
bagi perkembangan praktek dhamma

Ya saya hanya ingin tau saja.  ;D

Dalam filosofi tantra yaitu mengolah racun menjadi obat (pembunuhan, sex, dll), apakah dapat membawa seseorang merealisasikan Dhamma ?

will_i_am

#876
sungguh aneh saya lihat...
kalau membahas mengenai theravada, anda selalu menanyakan "kalian sudah praktik belum?? kalau belum jangan banyak berteori"
tapi dalam membahas mengenai mahayana atau tantra, pada kenyataannya juga anda berteori...

apakah ada pengkotak-kotakan disini?? 
apakah seorang maha arahat masih bisa membeda-bedakan??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Choa

Quote from: rooney on 13 March 2012, 07:13:36 PM
Ya saya hanya ingin tau saja.  ;D

Dalam filosofi tantra yaitu mengolah racun menjadi obat (pembunuhan, sex, dll), apakah dapat membawa seseorang merealisasikan Dhamma ?
saya tidak dapat berkomentar tentang hal yang tidak dapat saya ketahui secara pasti
seperti pernyataan anda, tidaklah secara spesifik menyatakan kasus per kasus
karena Tantra adalah seni pengajaran berdasarkan pengalaman guru pada muridnya

maka ajaran itu "pasti" tidak baku, sesuai pengalaman gurunya masing-masing
dan kemungkinan pencerahan tiap moment itu terbuka

K.K.

Quote from: will_i_am on 13 March 2012, 09:35:13 PM
sungguh aneh saya lihat...
kalau membahas mengenai theravada, anda selalu menanyakan "kalian sudah praktik belum?? kalau belum jangan banyak berteori"
tapi dalam membahas mengenai mahayana atau tantra, pada kenyataannya juga anda berteori...

apakah ada pengkotak-kotakan disini?? 
apakah seorang maha arahat masih bisa membeda-bedakan??

Membahas sesuai aliran tertentu = berteori; membahas sesuai aliran tertentu lainnya = berpraktik.

will_i_am

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 March 2012, 08:25:05 AM
Membahas sesuai aliran tertentu = berteori; membahas sesuai aliran tertentu lainnya = berpraktik.
wah ini paham baru yah??  ;D ;D
baru tahu ada juga yang menganut paham seperti ini..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Rico Tsiau

wah thread ini masih berlanjut yach diskusinya?

Choa

Quote from: Rico Tsiau on 14 March 2012, 02:55:45 PM
wah thread ini masih berlanjut yach diskusinya?

sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini banyak "orang BUTA" menceritakan "seandainya dia punya mata"
lalu menghayal menceritakan apa yang dilihatnya

padahal dia "buta" ada yang sadar diri buta...tetap mau cerita bukanya bertanya
ada yang ngak mau tahu bahwa dirinya buta

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini

ryu

Quote from: Rico Tsiau on 14 March 2012, 02:55:45 PM
wah thread ini masih berlanjut yach diskusinya?
sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini "katanya" ada "orang MELEK" menceritakan "dia punya mata"
lalu menceritakan apa yang dilihatnya

ketika ditanya dengan kekuatan abinanya dia mengatakan "sudah praktek blum"

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

will_i_am

Quote from: ryu on 14 March 2012, 04:34:31 PM
sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini "katanya" ada "orang MELEK" menceritakan "dia punya mata"
lalu menceritakan apa yang dilihatnya

ketika ditanya dengan kekuatan abinanya dia mengatakan "sudah praktek blum"

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini
=)) =)) =))

+1 deh om..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Rico Tsiau

Quote from: Choa on 14 March 2012, 04:23:17 PM
sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini banyak "orang BUTA" menceritakan "seandainya dia punya mata"
lalu menghayal menceritakan apa yang dilihatnya

padahal dia "buta" ada yang sadar diri buta...tetap mau cerita bukanya bertanya
ada yang ngak mau tahu bahwa dirinya buta

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini

Quote from: ryu on 14 March 2012, 04:34:31 PM
sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini "katanya" ada "orang MELEK" menceritakan "dia punya mata"
lalu menceritakan apa yang dilihatnya

ketika ditanya dengan kekuatan abinanya dia mengatakan "sudah praktek blum"

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini

serupa tapi tidak sama  :-? :-?