News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali

Started by Sukma Kemenyan, 19 December 2011, 11:02:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

bawel

Quote from: Kemenyan on 23 December 2011, 05:05:21 PM
Bold: Terima kasih atas asumsi pribadinya,
Akan tetapi tidak,
Saya pribadi tidak melihat penegasan bahwa arahat "tidak kembali ke kehidupan baru"
Unless... anda membaca potongan kalimat yang terlewatkan oleh saya.

"tidak kembali ke kehidupan baru" itu kan bukan asumsi saya, tapi kata-kata sang Buddha dalam syair 496 yang saya kutip itu ;D.

Quotesyair 496
"Setelah menaklukkan bala tentara Kematian,
Tidak kembali ke kehidupan baru, <<<<<<------
Setelah mencabut keinginan hingga ke akarnya,
Godhika telah mencapai Nibbàna akhir."

-----------
QuoteYaps, hal ini benar-benar memberikan penegasan tentang bentuk "*poof* end of story"
Namun maaf, saya menganggap jawaban beliau merupakan jawaban untuk pertanyaan "bunuh diri" setelah nibbana.

maksudnya nibbana itu beda-beda yah? ;D atau walaupun sudah merealisasikan nibbana tapi masih punya banyak keinginan? ;D coba lihat saja sang buddha, apakah sang buddha masih punya banyak keinginan? ;D misalnya mencegah agar bumi tidak hancur atau mencoba mensucikan semua makhluk gitu? ;D

keinginan itu hanya ada pada bodhisatva dan mahkluk lainnya, yang masih belum menyadari hal yang sebenarnya atau yang sedang mencari pengetahuan yang sesungguhnya (calon buddha), bagi yang sudah menyadari hal yang sebenarnya, apa lagi yang harus dicari? ;D yang sudah benar-benar menghancurkan si pembuat rumah ;D.

--------
QuoteAmat sangat menjawab, apabila didasari oleh tanha.

Namun seperti yang kita ketahui bersama,
arahat bukan lagi "seseorang".

maksudnya walau tanpa pencapaian arahat, dalam hal ini bhikkhu channa, bisa tidak terlahirkan kembali? ;D

kalo menurut saya sih, dengan adanya tanha maka akan muncullah 'seseorang', dan tanpa tanha, walaupun seseorang itu masih hidup tapi sudah tidak ada lagi 'seseorang' itu lagi ;D.

-----------
Quote





Walaupun saya yang penuh debu masih bingung,
Akan tetapi anumodana atas sharing'nya

_/\_

saya sendiri tidak dapat melihat keuntungan, manfaat dan juga kemungkinan untuk terlahir kembali bagi para arahat ;D. begitu juga para paceka buddha dan sang buddha sendiri ;D. itu karena mereka sudah sadar ;D. beda dengan bodhisatva, seperti pertapa sumedha yang ngak mau sadar dulu dan bertekad untuk menjadi sammasambuddha ;D. karena kalo dia sadar saat itu juga (hanya menjadi arahat dengan pengetahuan terbatas) dia tidak bisa lagi menjadi sammasambuddha ;D. *ini bisa dicek di buku riwayat hidup para buddha ;D. dan ini juga menunjukkan kalo arahat juga tidak terlahirkan kembali untuk menjadi sammasambuddha ;D.

sebenarnya masih banyak sih cerita lainnya dari sutta yang menunjukkan kalo setelah menjadi arahat itu tidak akan terlahirkan kembali, misalnya yang ada di angulimala sutta ;D.

Quotesegera setelah itu, angulimala meninggal dunia dengan tenang, dia telah merealisasi "kebebasan akhir" (parinibbana) .

para bhikkhu yang lain bertanya kepada sang buddha dimanakah angulimala akan bertumimbal lahir, sang buddha menjawab, "anak-ku telah merealisasi kebebasan akhir (parinibbana) ".

*dalam sutta itu sang buddha mengatakan angulimala sudah merealisasikan arahanta phala dan terakhirnya dengan tegas mengatakan sudah parinibbana bukan bertumimbal lahir ;D.

hermanto1988

Quote from: will_i_am on 28 December 2011, 01:31:45 PM
:hammer:
maitreya belum jadi arahat om...
coba baca kanon pali...

Maitrevyakarana (Pernyataan tentang kemunculan Buddha Maitreya)


Sariputra, sang jenderal Dharma yang agung, yang paling bijaksana dan cemerlang, demi belas kasih terhadap dunia menanyakan kepada Yang Dimuliakan (Sang Bhagava), "Beberapa waktu yang lampau Anda mengatakan pada kami tentang Buddha yang akan datang, yang akan memimpin dunia pada masa yang akan datang, dan yang akan menggunakan nama Maitreya. Saya sekarang ingin mendengar lebih banya tentang kekuatan-Nya dan pemberian yang menakjubkan dari Beliau. Katakanlah kepadaku, O Yang termulia di antara manusia, tentang hal ini!"

Sang Bhagava menjawab, "Pada masa itu, samudera akan kehilangan banyak airnya, dan akan terdapat lebih sedikit air daripada saat ini. Sebagai akibatnya seorang raja dunia (cakravartin) tidak akan kesulitan untuk menyeberanginya. Jambudvipa (India) akan sangat datar di mana-mana, ia akan berukuran sepuluh ribu yojana, dan semua orang akan memiliki kebebasan untuk tinggal di sana. Ia memiliki penduduk yang tidak terhitung, yang tidak akan melakukan kejahatan, namun akan senang berbuat baik. Tanahnya akan bebas dari semak berduri, dan bahkan diselimuti dengan hamparan rerumputan hijau yang segar; ketika seseorang melompatinya, ia memberikan jalan, dan menjadi lembut bagaikan dedaunan pohon kapas. Ia memiliki padi-padian yang rasanya enak dan berbau wangi yang tumbuh pada tanahnya, tanpa perlu dibajak. Kain sutra yang mahal dan bahan kain lainnya yang berwarna-warni berkembang dari pepohonan. Pepohonan tersebut akan menghasilkan daun, bunga, dan buah secara bersamaan; mereka [tumbuh] setinggi yang dapat dicapai oleh suara dan mereka bertahan selama delapan tahun yang tak terhitung [delapan asankhyeya kalpa?]. Manusia saat itu tanpa cacat, pelanggaran sila tidak dikenal di antara para manusia, dan mereka penuh dengan semangat dan kegembiraan. Tubuh mereka sangat besar dan kulit mereka memiliki warna yang cerah. Kekuatan mereka luar biasa. Hanya tiga jenis penyakit yang diketahui- orang-orang harus mengenyangkan perutnya, mereka harus makan, mereka akan menjadi tua. Hanya ketika berusia lima ratus tahun para wanita menikah."

"Kota Ketumati saat itu akan menjadi ibukotanya. Di dalamnya akan berdiam raja dunia, bernama Shankha, yang akan berkuasa atas seluruh dunia hingga ke batas lautan; dan ia akan membuat kemenangan dalam Dharma. Ia akan menjadi pahlawan besar, yang mendapatkan kedudukannya dengan kekuatan ratusan perbuatan baik. Penasehat spiritualnya adalah seorang brahmana, bernama Subrahmana, seorang yang terpelajar, sangat ahli dalam empat Veda, dan mendalami semua pengetahun para brahmana. Dalam brahmana tersebut akan memiliki istri bernama Brahmavati, yang cantik, menarik, anggun, dan termashyur."

"Maitreya, yang terbaik di antara manusia, saat itu akan meninggalkan surga Tushita, dan mengalami kelahiran terakhirnya di dalam kandungan wanita tersebut. Selama sepuluh bulan penuh, ia akan mengandung tubuh cemerlang Bodhisattva. Kemudian ia akan pergi ke sebuah taman yang penuh dengan bunga-bunga yang cantik, dan di sana, bukan dengan duduk atau berbaring, tetapi dengan berdiri sambil berpegangan pada sebuah dahan pohon, ia akan melahirkan Maitreya. Ia, yang teragung di antara manusia, akan keluar dari sisi kanan ibunya, bagaikan matahari bersinar ketika muncul dari kumpulan awan. Tidak tercemar oleh kekotoran dari rahim bagaikan sekuntum teratai yang tidak terkotori oleh air, ia akan mengisi seluruh Triloka dengan kemuliaannya. Segera setelah ia lahir, Bodhisattva akan berjalan tujuh langkah ke depan, dan di mana ia menginjakkan kakinya sebuah permata atau sekuntum teratai akan tumbuh. Ia akan memandang ke sepuluh penjuru arah dan mengatakan perkataan ini: 'Inilah kelahiran terakhirku. Tidak aka nada kelahiran lagi setelah ini. Tidak akan pernah aku kembali lagi ke sini, tetapi semuanya murni, aku akan mencapai Nirvana'."

hermanto1988

"Dan ketika ayahnya melihat bahwa putranya memiliki tiga puluh dua ciri manusia agung, dan mengetahui maksudnya dari mantra-mantra suci [dalam Veda], ia akan diliputi dengan kegembiraan, karena ia mengetahui bahwa, seperti yang ditunjukkan dalam mantra-mantra, dua cara [hidup] terbuka untuk putranya: ia akan menjadi raja dunia, atau seorang Buddha yang sempurna. Namun seraya Maitreya tumbuh dewasa, Dharma akan semakin mengambil perhatiannya, dan ia akan merenungkan bahwa semua kehidupan terbelenggu pada penderitaan. Ia akan memilliki suara merdu yang menjangkau sampai jauh; kulitnya akan berwarna keemasan, kemuliaan yang agung akan memancar dari tubuhnya, dadanya lebar, anggota tubuhnya berkembang baik, dan matanya bagaikan kelopak bunga teratai. Tubuhnya akan setinggi delapan puluh hasta dan selebar tiga puluh dua hasta. Ia akan memiliki penggiring sebanyak 84.000 orang, di mana ia mengajarkan mantra-mantra kepada mereka. Dengan para pengiring ini ia suatu hari akan pergi menuju kehidupan tanpa rumah. Pohon naga akan menjadi pohon di mana ia akan mencapai Pencerahan; cabang-cabangnya tumbuh setinggi lima puluh yojana, dan dedaunannya menyebar jauh dan lebar selebar enam Ko [yojana?]. Di bawah pohon ini Maitreya, yang terbaik di antara manusia, akan mencapai Pencerahan Sempurna – tidak akan ada keraguan akan hal ini. Dan ia akan mencapai Pencerahan pada hari yang sama dengan hari ia pergi menuju kehidupan tanpa rumah."

"Dan kemudian, seorang bijaksana yang agung, Ia dengan suara yang sempurna akan mengajarkan Dharma sejati, yang menguntungkan dan melenyapkan semua penyakit, yaitu kebenaran tentang penyakit (dukkha), asal mula penyakit, lenyapnya penyakit, dan Jalan Mulia Berunsur Delapan yang membawa keamanan dan menuju Nirvana. Ia akan menjelaskan Empat Kebenaran, karena Ia telah melihat bahwa generasi-generasi, yang berkeyakinan telah siap untuknya, dan mereka yang telah mendengarkan Dharma-Nya akan membuat kemajuan spiritual. Mereka akan berkumpul di sebuah taman yang penuh dengan bunga-bunga cantik dan perkumpulannya akan terbentang sejauh seratus yojana. Di bawah bimbingan Maitreya, ratusan ribu makhluk akan memasuki kehidupan suci."

"Dan setelah itu Maitreya, guru yang berbelas kasih, mengamati mereka yang berkumpul di sekelilingnya dan berkata kepada mereka sebagai berikut: 'Sakyamuni telah melihat kalian semua, Ia, yang terbaik di antara orang-orang bijaksana, sang penyelamat, pelindung sejati dunia, yang menyimpan Dharma sejati. Adalah Ia yang telah menyediakan kalian jalan menuju pembebasan, tetapi sebelum kalian akhirnya mencapainya kalian harus menanti ajaran-Ku. Dikarenakan kalian telah menghormati Sakyamuni dengan payung penahan matahari, panji-panji, bendera, wewangian, rangkaian bunga, dan salap sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian telah mempersembahkan pada stupa-stupa Sakyamuni wewangian kayu cendana atau kurkuma bubuk, sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian selalu berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha, sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan dalam ajaran Sakyamuni kalian menjalankan dan mematuhi sila, dan telah sungguh-sungguh melakukannya, sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian telah memberikan dana kepada para bhikshu – jubah, minuman, makanan, dan berbagai jenis obat-obatan – sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian selalu menjalankan hari uposatha sehingga kalian tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku'."

"Dan Shakra, yang bermata seribu, raja para dewa yang cemerlang, sangat bergembira, memberikan penghormatan pada sang pemimpin dunia, dan memuji Beliau sebagai berikut: 'Terpujilah engkau, O yang termulia di antara manusia! Terpujilah engkau, yang terbaik di

hermanto1988

antara manusia! Berbelas kasihlah pada orang banyak, O Yang Dimuliakan!' Dan juga Mara, yang berkekuatan besar, akan berada di sana, dan ia juga akan memberikan penghormatan pada sang pemimpin dunia tersebut, dan memuji Beliau. Dan dikelilingi oleh perkumpulan para dewa, sang Brahma juga akan mengumandangkan Dharma sejati dengan suara surgawinya. Dan seluruh dunia akan dipenuhi dengan para Arhat, yang kekotoran batinnya telah dilenyapkan, yang telah bebas dari kesalahan-kesalahan, yang telah menghancurkan seluruh belenggu yang mengikat mereka pada kelahiran kembali. Dengan gembira, para dewa, manusia, gandharva, yaksha, dan raksasa memuja sang guru, dan juga para naga yang perkasa. Mereka akan menghilangkan keraguan mereka dan arus keinginan mereka akan dilenyapkan; bebas dari semua penderitaan, mereka akan berhasil menyeberangi lautan kelahiran kembali; dan sebagai hasil dari ajaran Maitreya, mereka akan menjalankan kehidupan suci. Tidak akan lagi mereka menganggap segala sesuatu sebagai milik mereka, mereka tidak akan memiliki apa-apa, tidak ada emas atau perak, tidak ada rumah, tidak ada kerabat! Namun mereka akan menjalankan kehidupan suci dalam kesederhanaan di bawah bimbingan Maitreya. Mereka akan merobek jaring nafsu, mereka akan berhasil memasuki ketenangan batin, dan mereka akan merasakan banyak sekali kegembiraan dan kebahagiaan; karena mereka menjalankan kehidupan suci di bawah bimbingan Maitreya."

"Selama 60.000 tahun Maitreya, yang terbaik di antara manusia, akan mengajarkan Dharma sejati, yang berbelas kasih pada semua makhluk. Dan ketika ia telah mendisiplinkan ratusan juta makhluk dalam Dharma sejati, maka sang pemimpin akhirnya akan memasuki Nirvana. Dan setelah orang bijaksana yang agung tersebut memasuki Nirvana, Dharma sejati-Nya akan bertahan selama sepuluh ribu tahun lagi."

"Oleh sebab itu, bangkitkanlah keyakinanmu kepada Sakyamuni, Sang Penakluk! Karena dengan demikian kamu akan melihat Maitreya, Buddha yang sempurna, yang terbaik di antara manusia! Batin siapa yang begitu gelap jika tidak diterangkan dengan keyakinan yang benar ketika ia mendengar hal mengagumkan ini, sangat berpotensi akan masa depan yang baik! Oleh karena itu, mereka yang mengharapkan kejayaan spiritual, biarkanlah mereka menghormati Dharma sejati, biarkanlah mereka menjadi sadar akan ajaran para Buddha!"

dilbert

Quote from: hermanto1988 on 28 December 2011, 04:27:58 PM
antara manusia! Berbelas kasihlah pada orang banyak, O Yang Dimuliakan!' Dan juga Mara, yang berkekuatan besar, akan berada di sana, dan ia juga akan memberikan penghormatan pada sang pemimpin dunia tersebut, dan memuji Beliau. Dan dikelilingi oleh perkumpulan para dewa, sang Brahma juga akan mengumandangkan Dharma sejati dengan suara surgawinya. Dan seluruh dunia akan dipenuhi dengan para Arhat, yang kekotoran batinnya telah dilenyapkan, yang telah bebas dari kesalahan-kesalahan, yang telah menghancurkan seluruh belenggu yang mengikat mereka pada kelahiran kembali. Dengan gembira, para dewa, manusia, gandharva, yaksha, dan raksasa memuja sang guru, dan juga para naga yang perkasa. Mereka akan menghilangkan keraguan mereka dan arus keinginan mereka akan dilenyapkan; bebas dari semua penderitaan, mereka akan berhasil menyeberangi lautan kelahiran kembali; dan sebagai hasil dari ajaran Maitreya, mereka akan menjalankan kehidupan suci. Tidak akan lagi mereka menganggap segala sesuatu sebagai milik mereka, mereka tidak akan memiliki apa-apa, tidak ada emas atau perak, tidak ada rumah, tidak ada kerabat! Namun mereka akan menjalankan kehidupan suci dalam kesederhanaan di bawah bimbingan Maitreya. Mereka akan merobek jaring nafsu, mereka akan berhasil memasuki ketenangan batin, dan mereka akan merasakan banyak sekali kegembiraan dan kebahagiaan; karena mereka menjalankan kehidupan suci di bawah bimbingan Maitreya."

"Selama 60.000 tahun Maitreya, yang terbaik di antara manusia, akan mengajarkan Dharma sejati, yang berbelas kasih pada semua makhluk. Dan ketika ia telah mendisiplinkan ratusan juta makhluk dalam Dharma sejati, maka sang pemimpin akhirnya akan memasuki Nirvana. Dan setelah orang bijaksana yang agung tersebut memasuki Nirvana, Dharma sejati-Nya akan bertahan selama sepuluh ribu tahun lagi."

"Oleh sebab itu, bangkitkanlah keyakinanmu kepada Sakyamuni, Sang Penakluk! Karena dengan demikian kamu akan melihat Maitreya, Buddha yang sempurna, yang terbaik di antara manusia! Batin siapa yang begitu gelap jika tidak diterangkan dengan keyakinan yang benar ketika ia mendengar hal mengagumkan ini, sangat berpotensi akan masa depan yang baik! Oleh karena itu, mereka yang mengharapkan kejayaan spiritual, biarkanlah mereka menghormati Dharma sejati, biarkanlah mereka menjadi sadar akan ajaran para Buddha!"

ada perbedaan konsep seorang bodhisatta (Theravada dengan rujukan pali kanon) dan bodhisatva (Mahayana dengan rujukan Mahayana Sutra) yaitu

* Dalam Pali Kanon (Theravada)
seorang mendapat gelar bodhisatta (pali kanon) itu jika setidaknya sudah memenuhi 8 syarat utama untuk dapat di-ramal-kan pencapaian annutara sammasambuddha, dimana salah satu syarat-nya adalah bahwa pada saat itu (pada saat akan di-ramal-kan oleh seorang sammasambuddha) seseorang itu bisa mencapai tingkat savaka buddha (arahat siswa) dibawah bimbingan sammasambuddha tersebut jika di-inginkan. Jadi pada momen tersebut, seseorang tersebut belum-lah mencapai tingkat kesucian savaka buddha (arahat siswa), walaupun memang sudah memenuhi semua persyaratan tetapi tidak merealisasikan tingkat pencapaian kesucian savaka buddha tersebut.

* Dalam konsep Mahayana
dikenal dasabhumi bodhisatva yaitu sepuluh tingkat bodhisatva, dimana seorang arahat siswa (sravaka buddha) dikategorikan sebagai bodhisatva tingkat ke-7 dalam konsep dasabhumi bodhisatva tersebut. Pada tingkat berapa-kah bodhisatva Maitreya itu, apakah ada sutra yang menjelaskan sudah mencapai tingkat berapakah bodhisatva Maitreya itu pada saat sekarang ? Jika sudah mencapai tingkat ke-7 keatas, maka menurut konsep Mahayana, maka bodhisatva Maitreya sudah mencapai tingkatan sravaka (arahat siswa).

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

icykalimu

bertekadnya pada waktu jadi bodhisatva. setelah mencapai arahat / buddha / nibbana, saya rasa tekad itu tdk ada lagi.
maybe...
...

William_phang

#846
Quote from: icykalimu on 29 December 2011, 11:52:06 AM
bertekadnya pada waktu jadi bodhisatva. setelah mencapai arahat / buddha / nibbana, saya rasa tekad itu tdk ada lagi.
maybe...


Ini saya copas dari buku "Memahami Buddhisme Tradisi Mahaya":

===================

Pencerahan Sempurna Lengkap dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu: Arhat, Bodhisattva dan Buddha.

Tingkatan yang pertama adalah "Pencerahan Yang Benar" (Arhat). Dalam dunia kita, ada beberapa orang yang pintar dan bijak, seperti ilmuwan, filsuf, dan pemuka agama. Mereka telah mencapai pemahaman yang lebih dibanding pemahaman yang dimiliki kebanyakan orang pada umumnya. Akan tetapi, meskipun mereka memiliki pemahaman yang lebih, Buddha tidak mengakui pengetahuan mereka sebagai Pencerahan Yang Benar, karena mereka belum sepenuhnya melenyapkan beberapa kesusahan-derita (affliction) mereka. Mereka masih berkecamuk di dalam penilaian yang benar dan yang salah terhadap orang lain, ketamakan, kemarahan, ketidaktahuan dan kesombongan. Mereka masih memiliki pikiran yang kacau, pikiran yang membeda-bedakan sesuatu dan kemelekatan. Dengan kata lain, pikiran mereka belum murni. Tanpa pikiran murni, tidak peduli setinggi apapun pemahaman yang dicapai, belum dapat dikatakan sebagai pencerahan yang benar.

Dalam Buddhisme, standar untuk mencapai pencerahan yang benar adalah pikiran murni yang menjadi cikal bakal munculnya kebijaksanaan sejati. Ini merupakan harapan Buddha bahwa kita semua dapat mencapai pencerahan yang sebenarnya. Inilah yang merupakan level atau gelar dari seorang Arhat sama seperti seseorang berkuliah untuk memperoleh gelar sarjana. Karena itu, Arhat, Boddhisattwa, dan Buddha adalah gelar yang diberikan berdasarkan tingkatan pencerahan yang dicapai di dalam Buddhisme. Seseorang yang mencapai pencerahan yang benar disebut sebagai Arahat. Arahat tidak memiliki ilusi atau pikiran dan pandangan yang salah. Mereka tidak lagi berkecamuk di dalam penilaian terhadap seseorang, mana yang benar dan salah, atau pikiran–pikiran yang tamak, marah, tidak tahu atau sombong.

Satu tingkatan diatas pencerahan benar adalah "Pencerahan yang benar dan setara". Setara maksudnya setara seperti Sang Buddha, tetapi belum menjadi Buddha. Tingkatan ini lebih tinggi dari seorang Arhat. Pencerahan yang benar dan setara mengharuskan seseorang menghancurkan satu tingkatan ketidaktahuan, untuk memperoleh satu tingkatan dari tubuh Dharma. Pada bagian ini, cara seseorang memandang realitas kehidupan dan alam semesta hampir menyamai cara pandang Buddha. Seseorang yang memperoleh pencerahan yang benar dan setara disebut seorang Boddhisattva.

====================================

Jadi ya tergantung pada "kendaraan" yang dipilih untuk menjelaskan hal ini....

dilbert

Quote from: william_phang on 29 December 2011, 12:57:15 PM
Ini saya copas dari buku "Memahami Buddhisme Tradisi Mahaya":

===================

Pencerahan Sempurna Lengkap dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu: Arhat, Bodhisattva dan Buddha.

Tingkatan yang pertama adalah "Pencerahan Yang Benar" (Arhat). Dalam dunia kita, ada beberapa orang yang pintar dan bijak, seperti ilmuwan, filsuf, dan pemuka agama. Mereka telah mencapai pemahaman yang lebih dibanding pemahaman yang dimiliki kebanyakan orang pada umumnya. Akan tetapi, meskipun mereka memiliki pemahaman yang lebih, Buddha tidak mengakui pengetahuan mereka sebagai Pencerahan Yang Benar, karena mereka belum sepenuhnya melenyapkan beberapa kesusahan-derita (affliction) mereka. Mereka masih berkecamuk di dalam penilaian yang benar dan yang salah terhadap orang lain, ketamakan, kemarahan, ketidaktahuan dan kesombongan. Mereka masih memiliki pikiran yang kacau, pikiran yang membeda-bedakan sesuatu dan kemelekatan. Dengan kata lain, pikiran mereka belum murni. Tanpa pikiran murni, tidak peduli setinggi apapun pemahaman yang dicapai, belum dapat dikatakan sebagai pencerahan yang benar.

Dalam Buddhisme, standar untuk mencapai pencerahan yang benar adalah pikiran murni yang menjadi cikal bakal munculnya kebijaksanaan sejati. Ini merupakan harapan Buddha bahwa kita semua dapat mencapai pencerahan yang sebenarnya. Inilah yang merupakan level atau gelar dari seorang Arhat sama seperti seseorang berkuliah untuk memperoleh gelar sarjana. Karena itu, Arhat, Boddhisattwa, dan Buddha adalah gelar yang diberikan berdasarkan tingkatan pencerahan yang dicapai di dalam Buddhisme. Seseorang yang mencapai pencerahan yang benar disebut sebagai Arahat. Arahat tidak memiliki ilusi atau pikiran dan pandangan yang salah. Mereka tidak lagi berkecamuk di dalam penilaian terhadap seseorang, mana yang benar dan salah, atau pikiran–pikiran yang tamak, marah, tidak tahu atau sombong.

Satu tingkatan diatas pencerahan benar adalah "Pencerahan yang benar dan setara". Setara maksudnya setara seperti Sang Buddha, tetapi belum menjadi Buddha. Tingkatan ini lebih tinggi dari seorang Arhat. Pencerahan yang benar dan setara mengharuskan seseorang menghancurkan satu tingkatan ketidaktahuan, untuk memperoleh satu tingkatan dari tubuh Dharma. Pada bagian ini, cara seseorang memandang realitas kehidupan dan alam semesta hampir menyamai cara pandang Buddha. Seseorang yang memperoleh pencerahan yang benar dan setara disebut seorang Boddhisattva.

====================================

Jadi ya tergantung pada "kendaraan" yang dipilih untuk menjelaskan hal ini....


dan "kendaraan" itu pada akhir-nya berbeda atau sama ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

William_phang


adi lim

Quote from: dilbert on 29 December 2011, 05:11:39 PM
dan "kendaraan" itu pada akhir-nya berbeda atau sama ?

berbeda donk ! :)
misalnya,
bagaimana pulak 'bodhisatva' yang terlahir jadi binatang, apakah juga mempunyai tingkat pencerahan. :whistle:
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

dilbert

Quote from: bawel on 28 December 2011, 02:17:22 PM
syair 496
"Setelah menaklukkan bala tentara Kematian,
Tidak kembali ke kehidupan baru, <<<<<<------
Setelah mencabut keinginan hingga ke akarnya,
Godhika telah mencapai Nibbàna akhir."

ntar di-cari lagi "celah" syair itu berasal dari kitab non-nikaya... wkwkwkwkw
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dipasena

Nibbana yang Dapat Dilihat
Suatu ketika brahmana Janussoni menghmpiri Sang Buddha ... dan berkata kepada Beliau demikian :

"Telah dikatakan, Guru Gotama, 'Nibbana dapat dilihat secara langsung.' Dengan cara apakah, Guru Gotama, Nibbana dapat dilihat secara langsung, segera, mengundang orang untuk datang dan melihat, berharga untuk dilaksanakan, untuk dialami sendiri oleh para bijaksana ?"

"Brahmana, bila seseorang dipenuhi nafsu ... berakhlak buruk karena kebencian ... bingun karena kebodohan bathin, dikuasai dan tergila-gila karena kebodohan bathin, maka dia merencanakan kerugian bagi dirinya sendiri, kerugian bagi orang lain, kerugian bagi keduanya; dan di pikirannya dia mengalami penderitaan dan kesedihan.

Tetapi bila nafsu, kebencian dan kebodohan bathin telah ditinggalkan, dia tidak lagi merencanakan kerugian bagi dirinya sendiri, tidak juga kerugian bagi orang lain, tidak juga kerugian bagi keduanya; dan di pikirannya dia tidak mengalami penderitaan dan kesedihan.

Dengan cara inilah, brahmana, Nibbana dapat dilihat secara langsung, segera, mengundang orang untuk datang dan melihat, berharga untuk dilaksanakan, untuk dialami sendiri oleh para bijaksana.

Karena dia mengalami hancur totalnya nafsu, kebencian dan kebodohan bathin, dengan cara inilah, brahmana, Nibbana dapat dilihat secara langsung, segera, mengundang orang untuk datang dan melihat, berharga untuk dilaksanakan, untuk dialami sendiri oleh para bijaksana."

Anguttara Nikaya (III,56)

xenocross

#852
Quote from: dilbert on 29 December 2011, 11:30:54 AM
ada perbedaan konsep seorang bodhisatta (Theravada dengan rujukan pali kanon) dan bodhisatva (Mahayana dengan rujukan Mahayana Sutra) yaitu

* Dalam Pali Kanon (Theravada)
seorang mendapat gelar bodhisatta (pali kanon) itu jika setidaknya sudah memenuhi 8 syarat utama untuk dapat di-ramal-kan pencapaian annutara sammasambuddha, dimana salah satu syarat-nya adalah bahwa pada saat itu (pada saat akan di-ramal-kan oleh seorang sammasambuddha) seseorang itu bisa mencapai tingkat savaka buddha (arahat siswa) dibawah bimbingan sammasambuddha tersebut jika di-inginkan. Jadi pada momen tersebut, seseorang tersebut belum-lah mencapai tingkat kesucian savaka buddha (arahat siswa), walaupun memang sudah memenuhi semua persyaratan tetapi tidak merealisasikan tingkat pencapaian kesucian savaka buddha tersebut.

* Dalam konsep Mahayana
dikenal dasabhumi bodhisatva yaitu sepuluh tingkat bodhisatva, dimana seorang arahat siswa (sravaka buddha) dikategorikan sebagai bodhisatva tingkat ke-7 dalam konsep dasabhumi bodhisatva tersebut. Pada tingkat berapa-kah bodhisatva Maitreya itu, apakah ada sutra yang menjelaskan sudah mencapai tingkat berapakah bodhisatva Maitreya itu pada saat sekarang ? Jika sudah mencapai tingkat ke-7 keatas, maka menurut konsep Mahayana, maka bodhisatva Maitreya sudah mencapai tingkatan sravaka (arahat siswa).



kalau tidak salah, Bodhisattva yg sudah nunggu di Tusita adalah mereka yg sudah sampai tingkat 10

Sementara, saya masih berpikir bahwa 10 tingkat tersebut harusnya bisa dibandingkan dengan kanon pali, karena di Buddhavamsa, Bodhisatta sebelumnya bertemu dengan Buddha lain dan mengatakan tekad melalui pikiran dan ucapan, sebelum punya 8 syarat.
Di Mahayana, seseorang jadi Bodhisattva level 1 itu ketika membangkitkan bodhicitta yg spontan. Di Buddhavamsa, hal ini mungkin digambarkan di awal cerita sewaktu Bodhisatta menyebrangi lautan.

Jadi ketika Bodhisatta bertekad di depan buddha yg hidup dengan perbuatan itu harusnya sudah tingkat 1-6.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

William_phang

Quote from: xenocross on 12 January 2012, 04:03:39 PM
kalau tidak salah, Bodhisattva yg sudah nunggu di Tusita adalah mereka yg sudah sampai tingkat 10

Sementara, saya masih berpikir bahwa 10 tingkat tersebut harusnya bisa dibandingkan dengan kanon pali, karena di Buddhavamsa, Bodhisatta sebelumnya bertemu dengan Buddha lain dan mengatakan tekad melalui pikiran dan ucapan, sebelum punya 8 syarat.
Di Mahayana, seseorang jadi Bodhisattva level 1 itu ketika membangkitkan bodhicitta yg spontan. Di Buddhavamsa, hal ini mungkin digambarkan di awal cerita sewaktu Bodhisatta menyebrangi lautan.

Jadi ketika Bodhisatta bertekad di depan buddha yg hidup dengan perbuatan itu harusnya sudah tingkat 1-6.

Apakah tingkat 10 itu sudah tercerahkan? maksudnya sudah melampaui arahat?

will_i_am

katanya tinggal nunggu realisasi saja...
kayak nathadeva atau setaketu di tusita sebelum turun dan menjadi buddha gotama...
CMIIW
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_