Menguji Kemampuan Analitis

Started by K.K., 21 October 2011, 10:41:51 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dhammadinna

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 October 2011, 12:23:17 PM
Karena memang formatnya analisa kasus, jadi banyak tanya jawab. Otomatis posting biasa tidak panjang, tapi frekuensinya banyak. Sebetulnya seperti ini cocok sekali kalau didiskusikan secara temu muka langsung.

iya betul. Kalau di forum, kayak angin ribut. Nanti kalau sudah agak reda, baru saya baca lagi pelan-pelan.

K.K.

Quote from: hendrako on 24 October 2011, 12:24:26 PM
Quote from: stephen chow on 24 October 2011, 12:22:49 PM
apakah seorang dokter gigi cabut gigi orang, dan orang yg di cabut giginya teriak kesakitan..
apakah dokter melakukan karma buruk karena memberi kesakitan dan melakukan karma baik mencabut gigi orang supaya ke depannya gk sakit gigi lagi?
Yup, tetap efek ganda.
Ketika seorang guru, demi kasihnya pada muridnya, melarang, mencegah seorang murid memenuhi kesenangan indriahnya walaupun sedang ingin, sehingga si murid menderita karena larangan tersebut, apakah bisa disebut guru tersebut menanam karma buruk karena membuat si murid menderita?


stephen chow

Quote from: dhammadinna on 24 October 2011, 12:27:03 PM
iya betul. Kalau di forum, kayak angin ribut. Nanti kalau sudah agak reda, baru saya baca lagi pelan-pelan.
makanya datang diskusi di RG.. jgn nyuci baju mulu..  :hammer:

:outoftopic:
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

hendrako

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 October 2011, 12:27:31 PM
Yup, tetap efek ganda.

Ketika seorang guru, demi kasihnya pada muridnya, melarang, mencegah seorang murid memenuhi kesenangan indriahnya walaupun sedang ingin sehingga si murid menderita karena larangan tersebut, apakah bisa disebut guru tersebut menanam karma buruk karena membuat si murid menderita?



Larangan untuk berbuat tidak baik adalah dana baik.

Yang membuat murid menderita adalah murid itu sendiri, bukan larangan sang guru. Sang muridkan bisa aja tidak menuruti larangan guru dengan bersenang-senang, atau murid dengan bijaksana mengerti bahwa ini adalah nasehat bukan siksaan, so...larangan guru bukan penyebab penderitaan murid. Tapi keterikatan murid dengan kesenangan.
yaa... gitu deh

hendrako

Quote from: stephen chow on 24 October 2011, 12:29:30 PM
makanya datang diskusi di RG.. jgn nyuci baju mulu..  :hammer:

:outoftopic:

Buka jasa laundry yah?
Off dulu ntar baru lanjut......
yaa... gitu deh

stephen chow

#140
Quote from: hendrako on 24 October 2011, 12:24:26 PM
Yup, tetap efek ganda.
Tapi jelas jauh lebih baik daripada mencabut gigi orang yang masih sehat sekedar bersenang-senang untuk membuat orang itu terlihat ompong.
sory bang menurut saya ini salah..  ^:)^
menolong orang walaupun yg di tolong merasa sakit dan sembuh dan deal atas rasa sakitnya demi yg baik di dapat..
si penolong tidak melakukan karma buruk menurut saya..
itu konsekuensi korban soal sakitnya jadi gk ada karma buruk yg menolong..

sungguh mengerikan propesi dokter, demi menolong orang tapi melakukan karma buruk..

sungguh mengerikan jika ada orang yg kakinya luka bakar parah, dan saya menabuh obat supaya kakinya sembuh tapi dia teriak kesakitan parah karena perih kena obatnya.. dan akhirnya saya melakukan karma buruk..  :o
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

stephen chow

Quote from: hendrako on 24 October 2011, 12:33:16 PM
Buka jasa laundry yah?
Off dulu ntar baru lanjut......
bilang aja mau makan..  :hammer:
jadi teringat rooney kalo soal makan..  8->
:outoftopic:
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

hendrako

Quote from: stephen chow on 24 October 2011, 12:38:04 PM
sory bang menurut saya ini salah..  ^:)^
menolong orang walaupun yg di tolong merasa sakit dan sembuh dan deal atas rasa sakitnya demi yg baik di dapat..
si penolong tidak melakukan karma buruk menurut saya..
itu konsekuensi korban soal sakitnya jadi gk ada karma buruk yg menolong..

sungguh mengerikan propesi dokter, demi menolong orang tapi melakukan karma buruk..

sungguh mengerikan jika ada orang yg kakinya luka bakar parah, dan saya menabuh obat supaya supaya kakinya sembuh tapi dia teriak kesakitan parah karena perih kena obatnya.. dan akhirnya saya melakukan karma buruk..  :o


Itung untung rugi bang, sakit dikit dengan kesembuhan tetap jauh efek dari hasil dari kesembuhan. Ibarat perumpamaan air dan garam, kesembuhan adalah ibarat air sebaskom sementara rasa sakit cuman setitik garam.
Contoh lain adalah mendisiplinkan anak dengan memukul, walau niatnya agar anaknya disiplin, tetap aja tuh pukulan ada efek buruknya.
yaa... gitu deh

hendrako

 
Quote from: stephen chow on 24 October 2011, 12:43:17 PM
bilang aja mau makan..  :hammer:
jadi teringat rooney kalo soal makan..  8->
:outoftopic:

Wah udah  bisa baca pikiran nih...
Sekalian mau keluar juga.... ;D silaken diskusi dilanjutken...
yaa... gitu deh

stephen chow

Quote from: hendrako on 24 October 2011, 12:46:15 PM
Itung untung rugi bang, sakit dikit dengan kesembuhan tetap jauh efek dari hasil dari kesembuhan. Ibarat perumpamaan air dan garam, kesembuhan adalah ibarat air sebaskom sementara rasa sakit cuman setitik garam.
Contoh lain adalah mendisiplinkan anak dengan memukul, walau niatnya agar anaknya disiplin, tetap aja tuh pukulan ada efek buruknya.
maaf kalo memukul dengan kasus ini menurut saya pandangan salah.. ini jelas salah dan karma buruk..
apakah cara dengan memukul adalah cara yg tepat/benar dalam mendisiplinkan anak..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

stephen chow

Quote from: hendrako on 24 October 2011, 12:47:57 PM

Wah udah  bisa baca pikiran nih...
Sekalian mau keluar juga.... ;D silaken diskusi dilanjutken...
baru tahu ya SC bisa baca pikiran..  :o
berguru lah bang..  :hammer:
pertama gratis tapi selanjutnya..  :D
:outoftopic:
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

johan3000

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 October 2011, 12:00:13 PM
Kriterianya, bang, bukan contohnya.
Misalnya seseorang termakan racun lalu kita berikan bogem di perut supaya muntah, apakah itu 'pemberian buruk'?

Setuju, melepas adalah perbuatan internal, yaitu merelakan miliknya menjadi bukan miliknya lagi. Hal ini tidak bergantung pada adanya penerima seperti dalam hal dana.

pemberian yg baik atas dasar niat yg baik, pengetahuan yg benar, kebijaksanaan yg memadai dan
  dgn probabiliti besar akan menghasilkan output yg baik.


QuoteContohnya seseorang dipalak, lalu dia berpikir daripada harus berantem, lebih baik memberikan saja uangnya sejumlah tertentu.
Kalau dijambret, seseorang tidak bisa memutuskan memberi atau tidak, karena langsung dijambret. Keputusannya adalah 'melawan atau tidak melawan'.
bisa memberikan training, pertolongan, tips, dll utk menghadapin palak maupun jambret!
bisa menciptakan alat utk menghadapin palak maupun jambret! dst  ;D
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

K.K.

Quote from: hendrako on 24 October 2011, 12:32:10 PM
Larangan untuk berbuat tidak baik adalah dana baik.

Yang membuat murid menderita adalah murid itu sendiri, bukan larangan sang guru. Sang muridkan bisa aja tidak menuruti larangan guru dengan bersenang-senang, atau murid dengan bijaksana mengerti bahwa ini adalah nasehat bukan siksaan, so...larangan guru bukan penyebab penderitaan murid. Tapi keterikatan murid dengan kesenangan.
OK, tidak kena. Saya ganti kasusnya.

Seandainya kita ada dendam kesumat sama seseorang, kebetulan dia punya tekanan darah tinggi parah, tapi doyan makan kambing. Lalu kita dengan sengaja, dilandasi kebencian, memberikan dia sop kambing dengan niat "biar cepet mati." Kita juga tahu bahwa dengan makan sop kambing itu, orang itu merasa senang.

Di sini niat buruk tapi menghasilkan perasaan menyenangkan. Apakah bisa dibilang ini efek ganda dan ada perbuatan baik di sini?

K.K.

Quote from: johan3000 on 24 October 2011, 01:17:30 PM
pemberian yg baik atas dasar niat yg baik, pengetahuan yg benar, kebijaksanaan yg memadai dan
  dgn probabiliti besar akan menghasilkan output yg baik.
Niat yang baik itu apa kriterianya? Apakah niat agar penerima cepat berpindah alam, atau gimana?
Pengetahuan yang benar juga apa kriterianya? Apakah yang penting menimbulkan perasaan senang?
Bagaimanakah output yang baik? Dikatakan setelah menerima makanan (terakhir) dari Cunda, Buddha Gotama sakit perut luar biasa. Apakah ini karena dananya buruk?


Quotebisa memberikan training, pertolongan, tips, dll utk menghadapin palak maupun jambret!
bisa menciptakan alat utk menghadapin palak maupun jambret! dst  ;D
Tidak bisa. Secara umum: waspada, jangan berpenampilan menyolok (=toko emas berjalan), bawa uang secukupnya (jangan jadi ATM berjalan).

dhammadinna

#149
selagi menunggu Hendrako dan SC makan, saya posting dulu.

Quote from: Sumedho on 24 October 2011, 11:50:54 AM
The Anguttara Nikaya (A.iv,236) enumerates the following eight motives of Dana:

Asajja danam deti: one gives with annoyance, or as a way of offending the recipient, or with the idea of insulting him.[5]
Bhaya danam deti: fear also can motivate a person to make an offering.
Adasi me ti danam deti: one gives in return for a favor done to oneself in the past.
Dassati me ti danam deti: one also may give with the hope of getting a similar favor for oneself in the future.
Sadhu danan ti danam deti: one gives because giving is considered good.
Aham pacami, ime ne pacanti, na arahami pacanto apacantanam adatun ti danam deti: "I cook, they do not cook. It is not proper for me who cooks not to give to those who do not cook." Some give urged by such altruistic motives.
Imam me danam dadato kalyano kittisaddo abbhuggacchati ti danam deti: some give alms to gain a good reputation.
Cittalankara-cittaparikkarattham danam deti: still others give alms to adorn and beautify the mind.

yang ungu, mirip yang ini:

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 October 2011, 09:47:28 AM
Jika pemberiannya adalah untuk manfaat si penerima, maka pemberian itu dikatakan berdana. Jadi kalau saya misalnya saya beri kopi ke seseorang dengan harapan: "semoga sakit maag-mu kambuh", maka tidak bisa dibilang sedang berdana, walaupun di situ ada 'pemberian'.

Apakah pengertian dana di sutta, sama dengan yang kita bahas sekarang. Atau dana=pemberian. Maksudnya, semua jenis pemberian = dana ?