News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Menguji Kemampuan Analitis

Started by K.K., 21 October 2011, 10:41:51 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dhammadinna

IMHO, tidak semua 'memberi' = berdana. IMHO, berdana = pemberi memberikan sesuatu karena ia merasa bahwa pemberiannya itu bermanfaat bagi si penerima. Ada kualitas baik dalam diri si pemberi, misalnya keinginan untuk meringankan beban penerima, atau ingin membuat penerima 'lebih bahagia'.
_____

Contoh berdana: kasus Dilbert yang sengaja membayar 5000 padahal seharusnya 2000; dan kasus nomor 3 dari kasus Kainyn.

dilbert

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 October 2011, 02:17:11 PM
[at]  Indra

OK, kalau dari MN 142 dan AN 9 itu, hanya dihitung porsi hasilnya menurut si penerima.
Secara singkat, dengan asumsi pemberi memberikan dana dengan benar, maka buahnya lebih besar jika si penerima adalah ...

Untuk ini, saya pikir sudah cukup jelas dari segi penerima dana. Di FB juga sudah dibahas. Nah, bagaimanakah dari segi pemberi dan objek yang didanakan itu sendiri?

UU (ujung-ujung)-nya bermuara pada citta... kalau di-palak itu bisa memiliki citta seperti berdana pada orang yang membutuhkan... bisa disebut dengan berdana juga...

*** MILINDA PANHA, BAB VIII (kemurnian Sang Buddha) ***
"...Tanpa pandangan seorang sammasambuddha, seseorang tidak dapat mengetahui jauhnya jangkauan kamma..."

JAdi dalam hal ini, untuk hal-hal yang dikategorikan sebagai berdana... maka ujung-ujung-nya harus diperiksa citta apa yang muncul ketika peristiwa memberi itu terjadi. Citta memberi ketika di-palak/di-peras itu apa ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

K.K.

Quote from: dhammadinna on 24 October 2011, 07:28:36 AM
IMHO, tidak semua 'memberi' = berdana. IMHO, berdana = pemberi memberikan sesuatu karena ia merasa bahwa pemberiannya itu bermanfaat bagi si penerima. Ada kualitas baik dalam diri si pemberi, misalnya keinginan untuk meringankan beban penerima, atau ingin membuat penerima 'lebih bahagia'.
_____

Contoh berdana: kasus Dilbert yang sengaja membayar 5000 padahal seharusnya 2000; dan kasus nomor 3 dari kasus Kainyn.
Nah, kena lagi point-nya. Jika pemberiannya adalah untuk manfaat si penerima, maka pemberian itu dikatakan berdana. Jadi kalau saya misalnya saya beri kopi ke seseorang dengan harapan: "semoga sakit maag-mu kambuh", maka tidak bisa dibilang sedang berdana, walaupun di situ ada 'pemberian'.

Lalu bagaimana dari sisi barangnya sendiri? Apakah yang memberikan barang tapi bukan miliknya sendiri, dengan maksud manfaat bagi si penerima, bisa dikatakan berdana?

K.K.

Quote from: dilbert on 24 October 2011, 09:27:25 AM
UU (ujung-ujung)-nya bermuara pada citta... kalau di-palak itu bisa memiliki citta seperti berdana pada orang yang membutuhkan... bisa disebut dengan berdana juga...

*** MILINDA PANHA, BAB VIII (kemurnian Sang Buddha) ***
"...Tanpa pandangan seorang sammasambuddha, seseorang tidak dapat mengetahui jauhnya jangkauan kamma..."

JAdi dalam hal ini, untuk hal-hal yang dikategorikan sebagai berdana... maka ujung-ujung-nya harus diperiksa citta apa yang muncul ketika peristiwa memberi itu terjadi. Citta memberi ketika di-palak/di-peras itu apa ?
Sekarang ini, saya memang tidak bermaksud menyelidiki citta seseorang dari satu kasus, tapi membahas secara teknisnya saja jika citta-nya 'begini', maka bisa dibilang berdana, jika 'citta'-nya begitu, ga bisa.

Sebelumnya dengan Sis dhammadinna, saya sudah setuju bahwa pemberian yang disertai pikiran 'memberi manfaat bagi penerima' bisa disebut dana. Jadi memang menurut pendapat saya, jika seseorang dalam keadaan dipalak, betulan bisa mengembangkan keinginan memberi demi kebaikan si pemalak, maka dalam kasus khusus itu, bisa disebutkan dia berdana. Seperti kasus di komik Zen itu ada maling masuk minta duit, lalu si guru memberikannya tanpa merasa terpaksa dan bahkan mengajarinya mengucapkan terima kasih, bisa jadi itu disebut berdana.

Kembali lagi bedanya kalau dijambret, misalnya, tidak ada kesempatan untuk memunculkan niat tersebut, sebab tanpa keputusan dari si 'korban', barangnya langsung diambil-paksa oleh si jambret.


Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 October 2011, 09:57:23 AM
Sekarang ini, saya memang tidak bermaksud menyelidiki citta seseorang dari satu kasus, tapi membahas secara teknisnya saja jika citta-nya 'begini', maka bisa dibilang berdana, jika 'citta'-nya begitu, ga bisa.

Sebelumnya dengan Sis dhammadinna, saya sudah setuju bahwa pemberian yang disertai pikiran 'memberi manfaat bagi penerima' bisa disebut dana. Jadi memang menurut pendapat saya, jika seseorang dalam keadaan dipalak, betulan bisa mengembangkan keinginan memberi demi kebaikan si pemalak, maka dalam kasus khusus itu, bisa disebutkan dia berdana. Seperti kasus di komik Zen itu ada maling masuk minta duit, lalu si guru memberikannya tanpa merasa terpaksa dan bahkan mengajarinya mengucapkan terima kasih, bisa jadi itu disebut berdana.

Kembali lagi bedanya kalau dijambret, misalnya, tidak ada kesempatan untuk memunculkan niat tersebut, sebab tanpa keputusan dari si 'korban', barangnya langsung diambil-paksa oleh si jambret.



menjelang pelepasan keduniawian, sumedha sang calon buddha melakukan maha dana, dimana termasuk dalam benda2 yg didanakan adalah minuman keras, kira2 bagaimanakah penjelasan atas manfaat dari berdana minuman keras bagi penerimanya? sumber:RAPB

dhammadinna

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 October 2011, 09:47:28 AM
Nah, kena lagi point-nya. Jika pemberiannya adalah untuk manfaat si penerima, maka pemberian itu dikatakan berdana. Jadi kalau saya misalnya saya beri kopi ke seseorang dengan harapan: "semoga sakit maag-mu kambuh", maka tidak bisa dibilang sedang berdana, walaupun di situ ada 'pemberian'.

Iya, seperti itu.

Quote
Lalu bagaimana dari sisi barangnya sendiri? Apakah yang memberikan barang tapi bukan miliknya sendiri, dengan maksud manfaat bagi si penerima, bisa dikatakan berdana?

Menurut saya, pemberian tersebut juga disebut berdana. Walaupun di sisi lain, jika dia mengambil barang milik orang lain (sebagai objek dana) berarti dia melakukan pelanggaran sila ke 2.
______________________

Saya kepikiran, bagaimana kalau seseorang 'memberi' karena dilandasi ketamakan? misalnya seseorang berdana karena ingin terlahir di alam surga, ingin kaya di kehidupan mendatang, atau bahkan karena gengsi?

Lalu kepikiran lagi, IMHO, itu juga termasuk berdana, selama dia juga mempertimbangkan manfaat yang akan diterima si penerima.

Quote from: Indra on 24 October 2011, 10:14:27 AM
menjelang pelepasan keduniawian, sumedha sang calon buddha melakukan maha dana, dimana termasuk dalam benda2 yg didanakan adalah minuman keras, kira2 bagaimanakah penjelasan atas manfaat dari berdana minuman keras bagi penerimanya? sumber:RAPB

Kisahnya bagaimana yak? ringkasnya aja..

K.K.

Quote from: Indra on 24 October 2011, 10:14:27 AM
menjelang pelepasan keduniawian, sumedha sang calon buddha melakukan maha dana, dimana termasuk dalam benda2 yg didanakan adalah minuman keras, kira2 bagaimanakah penjelasan atas manfaat dari berdana minuman keras bagi penerimanya? sumber:RAPB
Yang dimaksud "bermanfaat bagi penerima" di sini adalah dalam hal yang memang diinginkan/dibutuhkan oleh si penerima. Hal ini belum tentu adalah barang/hal yang berguna bagi kemajuan bathin seseorang. Misalnya memberi miras, senapan, atau pornografi ke orang lain. Hal tersebut tidak bermanfaat bagi perkembangan bathin, namun karena memang 'disetujui' oleh si penerima dana, maka dana terjadi.
Dalam penjelasan dana dari Ledi Sayadaw, maka ini termasuk adhamma-dana, dan nilainya lebih kecil.


dhammadinna

Quote from: Indra on 24 October 2011, 10:14:27 AM
menjelang pelepasan keduniawian, sumedha sang calon buddha melakukan maha dana, dimana termasuk dalam benda2 yg didanakan adalah minuman keras, kira2 bagaimanakah penjelasan atas manfaat dari berdana minuman keras bagi penerimanya? sumber:RAPB

Hasil googling:

QuoteSebelum pergi menjadi petapa, Sumedha melakukan Mahadana. Dengan tabuhan genderang besar, ia mengumumkan di seluruh kota Amaravati, "Kepada siapa pun yang menginginkan kekayaanku, silakan datang dan ambil." Dan ia mendanakan kekayaannya dalam suatu mahadana kepada semua orang tanpa membedakan status miskin atau kaya. Setelah melakukan Mahadana, Sumedha sang calon Buddha masa depan, melepaskan keduniawian dan pergi menuju Pegunungan Himalaya dengan tujuan Gunung Dhammika pada hari itu juga.

Sumber

Saya pernah baca, ada yang disebut berdana, ada yang disebut 'melepas'. Berdana adalah seperti yang sedang kita bahas sekarang.

Sedangkan 'melepas' adalah memberi karena tidak ada lagi keinginan untuk memiliki. Apa benar demikian? jadi, apakah mahadana Sumedha ini lebih dikatakan "pelepasan" dan bukan berdana?

hendrako

Kalo ane sih dana emang artinya memberi.
Kalo yang diberikan baik hasilnya baik.
kalo yang diberikan buruk hasilnya buruk.

Memberi yang baik kepada orang yang baik hasilnya sangat baik.
Memberi yang baik kepada orang yang tidak baik hasilnya tetap baik
Walau memang tidak sebaik memberi yang baik kepada yang baik.

Memberi yang buruk kepada orang yang buruk hasilnya tetap buruk.
Memberi yang buruk kepada orang yang baik hasilnya  sangat buruk.
Bahkan lebih buruk daripada memberi yang buruk kepada orang yang buruk.
yaa... gitu deh

stephen chow

Quote from: dhammadinna on 24 October 2011, 11:34:55 AM
Hasil googling:

Saya pernah baca, ada yang disebut berdana, ada yang disebut 'melepas'. Berdana adalah seperti yang sedang kita bahas sekarang.

Sedangkan 'melepas' adalah memberi karena tidak ada lagi keinginan untuk memiliki. Apa benar demikian? jadi, apakah mahadana Sumedha ini lebih dikatakan "pelepasan" dan bukan berdana?
menurut saya mahadana Sumedha itu berdana..
berdana kan melepas juga.
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

hendrako

Berdana pasti melepas.
Melepas belum tentu berdana.
Tapi orang yang melepas gampang untuk berdana.
yaa... gitu deh

K.K.

Quote from: dhammadinna on 24 October 2011, 11:16:34 AM
Iya, seperti itu.

Menurut saya, pemberian tersebut juga disebut berdana. Walaupun di sisi lain, jika dia mengambil barang milik orang lain (sebagai objek dana) berarti dia melakukan pelanggaran sila ke 2.
Kalau memberikan yang bukan milik sendiri disebut berdana, maka pendana terbesar di dunia ini adalah sejenis UPS/DHL/FedEx dan sejenisnya donk? (Di Indonesia: TIKI/JNE dan sejenisnya.) ;D


QuoteSaya kepikiran, bagaimana kalau seseorang 'memberi' karena dilandasi ketamakan? misalnya seseorang berdana karena ingin terlahir di alam surga, ingin kaya di kehidupan mendatang, atau bahkan karena gengsi?

Lalu kepikiran lagi, IMHO, itu juga termasuk berdana, selama dia juga mempertimbangkan manfaat yang akan diterima si penerima.

Kisahnya bagaimana yak? ringkasnya aja..
Ya, menurut saya juga itu tetap berdana selama memang dananya diterima (sesuai dengan penerima dana). Keinginannya tersebut tetap akan terwujud, namun hasilnya dikatakan 'kurang' bermanfaat karena tidak membawa pada lenyapnya penderitaan. (Setelah hasil kamma-nya habis, maka dia kembali 'jatuh' dari alam surga, atau kembali miskin (kalau ada kamma buruk berbuah), juga gengsinya jatuh.)

Kisah di sini maksudnya contoh di Tipitaka atau analogi sendiri?

stephen chow

Quote from: hendrako on 24 October 2011, 11:40:11 AM
Berdana pasti melepas.
Melepas belum tentu berdana.
Tapi orang yang melepas gampang untuk berdana.
memang betul melepas belum tentu berdana.. tapi dalam kasus di atas menurut saya itu berdana karena mahadewa menyebutkan memberi kepada siapa saja yg mau mengambil barang miliknya.. apakah menurut bro kasus di atas bukan berdana?
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

hendrako

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 October 2011, 11:44:49 AM
Kalau memberikan yang bukan milik sendiri disebut berdana, maka pendana terbesar di dunia ini adalah sejenis UPS/DHL/FedEx dan sejenisnya donk? (Di Indonesia: TIKI/JNE dan sejenisnya.) ;D


Pencuri yang mendanakan hasil curiannya tetap berdana sekaligus di lain pihak mencuri. Dua kasus yang berbeda dalam satu rangkaian dengan hasil masing2.
Ekpedisi pengiriman barang bukan berdana atau memberi tapi sekedar nganterin. (perpanjangan tangan bukan panjang tangan)
yaa... gitu deh

K.K.

Quote from: hendrako on 24 October 2011, 11:36:34 AM
Kalo ane sih dana emang artinya memberi.
Kalo yang diberikan baik hasilnya baik.
kalo yang diberikan buruk hasilnya buruk.

Memberi yang baik kepada orang yang baik hasilnya sangat baik.
Memberi yang baik kepada orang yang tidak baik hasilnya tetap baik
Walau memang tidak sebaik memberi yang baik kepada yang baik.

Memberi yang buruk kepada orang yang buruk hasilnya tetap buruk.
Memberi yang buruk kepada orang yang baik hasilnya  sangat buruk.
Bahkan lebih buruk daripada memberi yang buruk kepada orang yang buruk.
Apa kriteria pemberian tersebut sehingga bisa disebut baik atau buruk?



Quote from: hendrako on 24 October 2011, 11:40:11 AM
Berdana pasti melepas.
Melepas belum tentu berdana.
Tapi orang yang melepas gampang untuk berdana.
Mengapa melepas belum tentu berdana?