Perlukah DC Press menerbitkan Visuddhi Magga

Started by Indra, 11 August 2011, 09:19:13 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Perlukah DC Press menerbitkan Visuddhimagga?

Perlu dalam bentuk ebook saja
Perlu, dalam bentuk ebook dan printed
Tidak Perlu, masih banyak buku lain yg lebih bagus
Tidak Perlu, karena sudah pernah diterbitkan oleh penerbit lain

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 October 2013, 10:30:42 AM
Wah, menarik juga yah "panduan meditasi terlengkap dalam tradisi Theravada" ternyata isinya tidak sesuai Tipitaka. Kira-kira "umat Buddha" di sini mengikuti petunjuk Tipitaka atau Visuddhimagga sebagai otoritas yah? :D
-------

Sekadar informasi juga, ini bukan rangkuman/kompilasi dari pitaka (seperti KKSB) ataupun komentar, namun interpretasi Buddhisme menurut seorang bhikkhu yang dianggap oleh orang-orang masa itu sebagai orang suci.



IMO, Visuddhimagga sebagai produk Mahavihara (Theravada) disusun sebagai tandingan dari Vimuttimagga yg sudah ada lebih dulu tetapi merupakan produk musuhnya Theravada pada masa itu yaitu dari Abhayagiri yg oleh Mahavihara dianggap sesat. secara content kedua buku ini sangat mirip, namun Visuddhimagga memang lebih tebal dan lebih terperinci, karena Vimuttimagga memang bukan ditujukan sebagai "user manual"

K.K.

Quote from: Indra on 14 October 2013, 10:36:08 AM
IMO, Visuddhimagga sebagai produk Mahavihara (Theravada) disusun sebagai tandingan dari Vimuttimagga yg sudah ada lebih dulu tetapi merupakan produk musuhnya Theravada pada masa itu yaitu dari Abhayagiri yg oleh Mahavihara dianggap sesat. secara content kedua buku ini sangat mirip, namun Visuddhimagga memang lebih tebal dan lebih terperinci, karena Vimuttimagga memang bukan ditujukan sebagai "user manual"
Oh, Abhayagiri yang mengayomi multi-sekte termasuk Mahayana itu yah? Apa mungkin daripada Visuddhimagga yang sudah pernah diterbitkan, lebih baik Vimutimagga saja yang "underrated"? :D

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 October 2013, 11:30:58 AM
Oh, Abhayagiri yang mengayomi multi-sekte termasuk Mahayana itu yah? Apa mungkin daripada Visuddhimagga yang sudah pernah diterbitkan, lebih baik Vimutimagga saja yang "underrated"? :D


Vimuttimagga juga sudah diterjemahkan dalam english dan sudah diterbitkan, tapi karena tidak ada institusi resmi yg mempromosikan maka kurang populer.

seniya

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 October 2013, 10:30:42 AM
Wah, menarik juga yah "panduan meditasi terlengkap dalam tradisi Theravada" ternyata isinya tidak sesuai Tipitaka. Kira-kira "umat Buddha" di sini mengikuti petunjuk Tipitaka atau Visuddhimagga sebagai otoritas yah? :D
-------

Sekadar informasi juga, ini bukan rangkuman/kompilasi dari pitaka (seperti KKSB) ataupun komentar, namun interpretasi Buddhisme menurut seorang bhikkhu yang dianggap oleh orang-orang masa itu sebagai orang suci.



Ternyata kebentur masalah otoritas terhadap Tipitaka juga....  ^:)^

Saya bingung, apakah DC Press hanya menerjemahkan/menerbitkan teks-teks Buddhis yang bersesuaian dengan sutta-sutta awal atau gimana? Bukannya dulu juga menerjemahkan RAPB yang juga bersifat komentar....  #-o
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Indra

Quote from: Shinichi on 14 October 2013, 01:24:28 PM
Ternyata kebentur masalah otoritas terhadap Tipitaka juga....  ^:)^

Saya bingung, apakah DC Press hanya menerjemahkan/menerbitkan teks-teks Buddhis yang bersesuaian dengan sutta-sutta awal atau gimana? Bukannya dulu juga menerjemahkan RAPB yang juga bersifat komentar....  #-o

DC tidak pernah menerjemahkan RAPB

Sumedho

Quote from: Indra on 14 October 2013, 01:30:25 PM
DC tidak pernah menerjemahkan RAPB
sudah, sudah... jangan membuka aib orang lain...
There is no place like 127.0.0.1

Sumedho

Quote from: Shinichi on 14 October 2013, 01:24:28 PM
Ternyata kebentur masalah otoritas terhadap Tipitaka juga....  ^:)^

Saya bingung, apakah DC Press hanya menerjemahkan/menerbitkan teks-teks Buddhis yang bersesuaian dengan sutta-sutta awal atau gimana? Bukannya dulu juga menerjemahkan RAPB yang juga bersifat komentar....  #-o
DCPress menerjemahkan/menerbitkan teks-teks buddhis yang dianggap penting dan dapat memberikan sudut pandang lain, terlepas dari sekte-nya. Jadi kalau mau dilihat justru Āgama itu lebih menarik dan penting sekali karena bisa memberikan sudut pandang lain dari sebuah teks yang parallel dari sekte yang lain, bukan theravada saja.
There is no place like 127.0.0.1

HokBen

Quote from: Indra on 14 October 2013, 12:58:20 PM
Vimuttimagga juga sudah diterjemahkan dalam english dan sudah diterbitkan, tapi karena tidak ada institusi resmi yg mempromosikan maka kurang populer.

Ini om maksudnya?
http://archive.org/details/ArahantUpatossa-Vimuttimagga-PathOfFreedom.pdf


K.K.

Quote from: Shinichi on 14 October 2013, 01:24:28 PM
Ternyata kebentur masalah otoritas terhadap Tipitaka juga....  ^:)^

Saya bingung, apakah DC Press hanya menerjemahkan/menerbitkan teks-teks Buddhis yang bersesuaian dengan sutta-sutta awal atau gimana? Bukannya dulu juga menerjemahkan RAPB yang juga bersifat komentar....  #-o
Ga sih, setahu saya untuk penerbitan tidak ada masalah otoritas. Toh seperti KKSB pun BUKAN tipitaka juga, tapi hanya cuplikan sutta dan dikomentari oleh penulis (B. Bodhi). Saya hanya lihat fenomena yang menarik saja yang memang terjadi di umat semua agama. Dan sejujurnya, di antara umat-umat yang paling suka "meremehkan" kitab sucinya sendiri, umat Buddha adalah yang paling unggul (Etadagga). ;D


Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 October 2013, 02:27:42 PM
Ga sih, setahu saya untuk penerbitan tidak ada masalah otoritas. Toh seperti KKSB pun BUKAN tipitaka juga, tapi hanya cuplikan sutta dan dikomentari oleh penulis (B. Bodhi). Saya hanya lihat fenomena yang menarik saja yang memang terjadi di umat semua agama. Dan sejujurnya, di antara umat-umat yang paling suka "meremehkan" kitab sucinya sendiri, umat Buddha adalah yang paling unggul (Etadagga). ;D



ngakunya siswa Sang Buddha, tapi lebih menganut ajaran orang lain daripada ajaran Sang Buddha.

seniya

#86
Quote from: Sumedho on 14 October 2013, 01:53:45 PM
DCPress menerjemahkan/menerbitkan teks-teks buddhis yang dianggap penting dan dapat memberikan sudut pandang lain, terlepas dari sekte-nya. Jadi kalau mau dilihat justru Āgama itu lebih menarik dan penting sekali karena bisa memberikan sudut pandang lain dari sebuah teks yang parallel dari sekte yang lain, bukan theravada saja.

Kalo Āgama lebih diprioritaskan daripada teks komentar Theravada, saya setuju karena bisa dijadikan sumber studi Buddhisme awal. Apakah sudah ada rencana penerjemahan Āgama tsb? Atau baru wacana yang muncul di sini.... ;D

Quote from: Indra on 14 October 2013, 01:30:25 PM
DC tidak pernah menerjemahkan RAPB

Quote from: Sumedho on 14 October 2013, 01:51:57 PM
sudah, sudah... jangan membuka aib orang lain...

Maaf, bukan bermaksud membuka aib, soalnya saya gak tahu sejarah penerbitan RAPB

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 October 2013, 02:27:42 PM
Ga sih, setahu saya untuk penerbitan tidak ada masalah otoritas. Toh seperti KKSB pun BUKAN tipitaka juga, tapi hanya cuplikan sutta dan dikomentari oleh penulis (B. Bodhi). Saya hanya lihat fenomena yang menarik saja yang memang terjadi di umat semua agama. Dan sejujurnya, di antara umat-umat yang paling suka "meremehkan" kitab sucinya sendiri, umat Buddha adalah yang paling unggul (Etadagga). ;D



Quote from: Indra on 14 October 2013, 03:13:39 PM
ngakunya siswa Sang Buddha, tapi lebih menganut ajaran orang lain daripada ajaran Sang Buddha.

Maaf, sebaiknya masalah meremehkan atau tidak menganut kitab suci sendiri dibahas di topik lain saja. Di sini hanya membahas tentang penerjemahan/penerbitan DC Press agar tidak berkepanjangan.

Dan sebagai pencetus ide penerjemahan VM sejak 2 tahun yg lalu, saya simpulkan bahwa tampaknya penerjemahan VM masih jauh dari prioritas DC Press saat ini. Semoga semua pihak memakluminya
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

K.K.

Quote from: Indra on 14 October 2013, 03:13:39 PM
ngakunya siswa Sang Buddha, tapi lebih menganut ajaran orang lain daripada ajaran Sang Buddha.
Biasanya umat lain juga menjalankan ajaran "interpretasi otoritas", tapi kalau dihadapkan ke kitab sucinya, ada pembelaan dengan tafsir ini-itu, jadi kitab sucinya dan interpretasi otoritas jadi "selaras", namun hanya di komunitas Buddhis yang bisa ditemukan apabila kitab suci berbeda dengan interpretasi, umat bisa dengan gamblang "melecehkan" Tipitaka: "ah, teori", lalu memuja2 ajaran/tulisan hasil interpretasi. ;D


Quote from: Shinichi on 14 October 2013, 03:46:21 PM
Maaf, sebaiknya masalah meremehkan atau tidak menganut kitab suci sendiri dibahas di topik lain saja. Di sini hanya membahas tentang penerjemahan/penerbitan DC Press agar tidak berkepanjangan.

Dan sebagai pencetus ide penerjemahan VM sejak 2 tahun yg lalu, saya simpulkan bahwa tampaknya penerjemahan VM masih jauh dari prioritas DC Press saat ini. Semoga semua pihak memakluminya
OK, saya juga tidak berniat melanjutkan, hanya penasaran saja dengan minat orang pada Vsm ini. Cukup sekian, thanks. :)

Indra

#88
Quote from: Shinichi on 14 October 2013, 03:46:21 PM

Maaf, bukan bermaksud membuka aib, soalnya saya gak tahu sejarah penerbitan RAPB oleh DC


udah dibilang DC gak pernah menerbitkan RAPB, kok ngotot?

Indra

lagipula buku ini sudah ada versi bahasa indonesia, bagi yg sangat kepengen baca, silakan menghubungi penerbitnya