Dari BUDHA Hingga YESUS

Started by Mas Tidar, 11 June 2011, 09:09:00 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mas Tidar

Quote from: abud on 22 May 2012, 12:51:59 AM

Quote from: ariyakumara on 21 May 2012, 07:35:19 PM
Memang ada yang suka berdebat tentang agama untuk menunjukkan keunggulan agamanya sendiri. Namun saya pribadi ikut terlibat dlm diskusi yg demikian lebih untuk menunjukkan apa yang salah sebagai salah dan apa yang benar sebagai benar spt kata2 Sang Buddha dlm Brahmajala Sutta berikut ini:

1.5. 'Para bhikkhu, jika seseorang menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, [3] kalian tidak boleh marah, tersinggung, atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?'
'Tidak, Bhagavā.'
'Jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan: "Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami,[4] itu tidak ada pada kami."'

1.6. Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian tidak boleh gembira, bahagia, atau senang akan hal itu. Jika kalian gembira, bahagia, atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan: "Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada pada kami."'

Kutipan ini bagus, seharusnya beginilah teladan Buddha yg mesti dikuti oleh yang mengaku muridnya, kalo benar bilang benar, jangan diplintirin. Kalo salah harus sabarlah menjelaskannya, bukan menjadi marah2 dan mulai menghina. Jadi orang yang mau belajar sendiri di DC ini menjadi apatis, minder, dan menjauhi akhirnya. Katanya dharma itu cahaya terang yg menuntun umat manusia ke nibbana? Bagaimana bisa terealisasi kehendak guru agungmu, kalo sikap tak bersahabat seperti ini ditonjolkan dalam forum ini? coba belajar web buddhis lainnya, koq nggak seperti yg disini? Itu bedanya dimana, alirannya yg beda? Sini lebih banyak pake otak, sana lebih banyak pake hati atau apa?

Makanya saya bilang ehipassiko itu cuma sekedar teori dan lips service saja. NATO( No Action Talk Only) aja. Nggak ada buktinya koq.



versus



Quote from: abud on 22 May 2012, 11:44:15 PM
Itu logika buddhisme, bukan logika kr****n. Logika buddhisme memang seperti itu harus mencontohi cara hidup gurunya, maka dibentuklah sistem yg seragam dalam mengatur umatnya, termasuk para sangha agar bisa hidup suci dan menembus nirvana ?

Dulu sebelum Gautama menyebut dirinya Buddha, beliau mengikuti cara hidup srahmana seperti Mahavira sang Tirthankara(sejenis Buddha) yg ke 24( kog sama ya dengan 24 Buddha di therevada?) memiliki sebuah sistem peraturan yg terdiri 4 sila dan praktek hidup seperti rambut, kumis, jenggot dicukur habis, hidup telanjang, makan hanya segenggam telapak tangan pemberian umat, tak boleh bawa harta, tidur dirumputan kering beratapkan langit, kalo dihutan yg tak ada manusia terpaksa maksn buah2an liar dihutan, kalo tak ada maka kotoran hewan juga dimakan, minum air kencing sendiri saat haus, berjalan harus hati2, tak boleh injak tumbuhan dan binatang kecil. Dan Gautama pernah melalui sang jalan ini( meminjam istilah mas Tidar), akhirnya beliau tak tahan dan hampir mati. Akhirnya beliau melarikan diri dari sang jalan tersebut. Hanya Mahavira yg sanggup melakukan dan melalui sang jalan
tersebut, maka Mahavira disebut Tirthankara yg artinya penyelamat yg telah melalui dan mengatasi tummimbal lahir(
parinibbana)

Akhirnya Buddha mengambil sang jalan lain yg disebut jalan tengah, maka sampai sekarang umat Buddhis mengikuti sebagian teladan Buddha. Mengapa sebagian? Sebab kalo semuanya, maka umatNya harus rela hidup telanjang, bulu semuanya dicukur(khusus pria aja, wanita tak usah ikut ya, maluin aja), makan segenggam nasi, kotoran hewan boleh dicoba buat variasi menu, dan minum air kencing sendiri( hemat, air isi ulang)  ;D
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

K.K.

Quote from: Rico Tsiau on 23 May 2012, 09:03:24 AM
koreksi :
tanaman sebelum matahari

kwan im memang selalu menjadi bahan olokan dari luar buddhism, ini juga selalu saya temukan pada forum tertentu.
Iya, betul. Tanaman sebelum Matahari, jadi tidak fotosintesis.
Soal Kwan Im, jika memang dibahas secara netral, ditemukan aneh (misalnya di India, Avalokiteshvara itu pria, kemudian belakangan masuk China, jadi wanita), yah tidak apa. Tapi kalau kemudian dibikin guyonan2 ke mana, sepertinya aneh saja.


abud

Quote from: Kainyn_Kutho on 23 May 2012, 08:41:02 AM
Iya deh, apa katamu saja. Imanmu memang paling baik kok. Hasilnya aja orang seperti anda yah, yang suka menghakimi orang lain beriman buta padahal belum pernah membahas agamanya dengan anda. Membahas pun mengemukakan "dugaan" yang dipilih sebagai tolok ukur kebenaran diskusi.

Lho yang ngomong iman buta khan kamu yg memulainya khan, koq bilang saya menghakimi.? Saya mau memastikan apakah kamu juga beriman buta pada buddhisme?  Apa yang kamu tahu tentang beriman itu? Saya banyak membaca sebutan dari diskusi disini, menganggap umat kr****n beriman buta. Apakah tidak ada iman buta dalam buddhisme?

Dugaan aja kamu udah nggak mampu memberikan argumentasi, apalagi jika kita berbicara fakta?

abud

Quote from: Mas Tidar on 23 May 2012, 09:28:12 AM
Kutipan ini bagus, seharusnya beginilah teladan Buddha yg mesti dikuti oleh yang mengaku muridnya, kalo benar bilang benar, jangan diplintirin. Kalo salah harus sabarlah menjelaskannya, bukan menjadi marah2 dan mulai menghina. Jadi orang yang mau belajar sendiri di DC ini menjadi apatis, minder, dan menjauhi akhirnya. Katanya dharma itu cahaya terang yg menuntun umat manusia ke nibbana? Bagaimana bisa terealisasi kehendak guru agungmu, kalo sikap tak bersahabat seperti ini ditonjolkan dalam forum ini? coba belajar web buddhis lainnya, koq nggak seperti yg disini? Itu bedanya dimana, alirannya yg beda? Sini lebih banyak pake otak, sana lebih banyak pake hati atau apa?


Makanya saya bilang ehipassiko itu cuma sekedar teori dan lips service saja. NATO( No Action Talk Only) aja. Nggak ada buktinya koq.




versus

Kenapa mas Tidar, ada versus segalanya. Apa tulisan saya perlu dikoreksi, tapi mana komentar kamu?

DeNova

 [at] bro KK: bukannya Kwan im dalam aspek pria maupun wanita adalah sama saja dan pada mulanya semua diciptakan dari roh yang suci yang ketika mereka mengenal adanya diskriminasi mereka jadi membedakan dirinya menjadi wujud pria dan wanita?? Apakah itu benar yah, soalnya saya pernah baca di satu buku judulnya lupa ada pernyataan seperti itu?? ;D bisa bantu saya bro??
Aduh sebenarnya beliau salah apa sih koq diolok2 ma org kr****n, toh gag gangguin mereka juga kan, saya jadi kasihan ma sosok JC yang selalu dijadiin kedok buat membenarkan tindakan mereka... Ckckck...
Toh saya juga ingat ada ayat yang berkata, "setiap org yang tak menentang kamu ada di pihak kamu?" :P

ryu

Quote from: DeNova on 23 May 2012, 10:43:15 AM
[at] bro KK: bukannya Kwan im dalam aspek pria maupun wanita adalah sama saja dan pada mulanya semua diciptakan dari roh yang suci yang ketika mereka mengenal adanya diskriminasi mereka jadi membedakan dirinya menjadi wujud pria dan wanita?? Apakah itu benar yah, soalnya saya pernah baca di satu buku judulnya lupa ada pernyataan seperti itu?? ;D bisa bantu saya bro??
Aduh sebenarnya beliau salah apa sih koq diolok2 ma org kr****n, toh gag gangguin mereka juga kan, saya jadi kasihan ma sosok JC yang selalu dijadiin kedok buat membenarkan tindakan mereka... Ckckck...
Toh saya juga ingat ada ayat yang berkata, "setiap org yang tak menentang kamu ada di pihak kamu?" :P
dimana2 juga tokoh agama pasti ada saja yang mengolok2, di sini pun yesus di olok2 kok, bahkan oleh guru para arahat.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: abud on 23 May 2012, 10:32:55 AM
Lho yang ngomong iman buta khan kamu yg memulainya khan, koq bilang saya menghakimi.? Saya mau memastikan apakah kamu juga beriman buta pada buddhisme?  Apa yang kamu tahu tentang beriman itu? Saya banyak membaca sebutan dari diskusi disini, menganggap umat kr****n beriman buta. Apakah tidak ada iman buta dalam buddhisme?

Dugaan aja kamu udah nggak mampu memberikan argumentasi, apalagi jika kita berbicara fakta?
Benar2 melelahkan. Tapi coba kita ulang. Saya kutipkan yah:

Quote from: abud on 18 May 2012, 08:24:31 AM
Kalimat "Evam me sutam"( Demikianlah yang kudengar) atau ada yg  menerjemahkan Evam me sutam ekam samayam (Demikianlah yg kudengar saat itu) memberikan kita beberapa petunjuk :

Pertama,  sang penulis dan org yg menjadi sumber info dalam kisah ini TIDAK MEMILIKI pengalaman atau mengalami sendiri kisah yg diceritakan tsb. Dengan demikian ada keraguan, apakah cerita itu memang terjadi demikian atau telah ditambah2 bumbu2 agar kelihatan sangat dramatis? Tak ada yg tahu.

Kedua, kata " sang jalan" hanya menunjukan sebuah kabar dalam kisah itu bahwa sang Buddha memiliki kriteria seperti itu. Jadi masih sekedar "kabarnya" Dalam semua sutta sejauh yg saya tahu, Buddha tidak pernha dengan tegas menyatakan, "Akulah jalan"

Jika ada, mas boleh memberikan referensinya.

Semua tokoh agama hanya menunjukan jalan, kebenaran dan kehidupan bagi manusia, berbeda dengan Yesus Kristus yg dengan tegas menyatakan dirinya adalah jalan, kebenaran dan hidup. Dan perkataan Yesus Kristus disaksikan oleh murid2Nya yg telah mengalami dan mendengarkan perkataan Yesus Kristus, BUKAN mendengar dari orang lain dan pengalaman itu dituangkan kedalam kitab suci.Inilah perkataan Yesus Kristus tersebut
:


AKULAH JALAN DAN KEBENARAN DAN HIDUP

*Yohanes 14:6 LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
KJV,  saith unto him, I am the way, the truth, and the life: no man cometh unto the Father, but by me.
TR, λεγει αυτω ο ιησους εγω ειμι η οδος και η αληθεια και η ζωη ουδεις ερχεται προς τον πατερα ει μη δι εμου Translit Interlinear, legei {berkata} autô {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô {AKU} eimi {ADALAH} hê hodos {JALAN} kai {dan} hê alêtheia {KEBENARAN} kai {dan} hê zôê {HIDUP} oudeis {tidak seorangpun} erkhetai {datang} pros {kepada} ton patera {BAPA} ei {jika} mê {tidak} di {melalui} emou {AKU}

Yesus Kristus berkata kepada Tomas, "Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup."
Itulah ucapan yang besar bagi kalangan Kristiani, tetapi lebih besar lagi bagi orang Yahudi yang mendengarnya untuk pertama kalinya. Di dalamnya Yesus Kristus menyebutkan "tiga" dari konsepsi yang besar dari agama Yahudi, dan membuat tuntutan yang hebat sekali bahwa di dalam Dia, ketiga-tiganya itu mendapatkan realisasinya.

AKULAH JALAN

Orang-orang Yahudi telah banyak membicarakan soal "jalan", yang harus dijalani oleh manusia dan jalan-jalan Tuhan.*

Ulangan 5:32-335:32 LAI TB, Maka lakukanlah semuanya itu dengan setia, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri.
KJV, Ye shall observe to do therefore as the LORD your God hath commanded you: ye shall not turn aside to the right hand or to the left. Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels,וּשְׁמַרְתֶּם לַעֲשֹׂות כַּאֲשֶׁר צִוָּה יְהוָה אֱלֹהֵיכֶם אֶתְכֶם לֹא תָסֻרוּ יָמִין וּשְׂמֹאל׃
Translit, ÛSYEMARTEM LA'ASÕT KA'ASYER TSIVÂH YEHOVÂH 'ELOHÊYKHEM 'ETKHEM LO' TÂSURÛ YÂMÏN ÛSEMO'L

5:33 LAI TB, Segenap jalan, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, haruslah kamu jalani, supaya kamu hidup, dan baik keadaanmu serta lanjut umurmu di negeri yang akan kamu duduki."
KJV. Ye shall walk in all the ways which the LORD your God hath commanded you, that ye may live, and that it may be well with you, and that ye may prolong your days in the land which ye shall possess.
Hebrew, בְּכָל־הַדֶּרֶךְ אֲשֶׁר צִוָּה יְהוָה אֱלֹהֵיכֶם אֶתְכֶם תֵּלֵכוּ לְמַעַן תִּחְיוּן וְטֹוב לָכֶם וְהַאֲרַכְתֶּם יָמִים בָּאָרֶץ אֲשֶׁר תִּירָשׁוּן׃
Translit., BEKHOL-HADEREKH 'ASYER TSIVÂH YEHOVÂH 'ELOHÊYKHEM 'ETKHEM TÊLÊKHÛ LEMA'AN TIKHYÛN VETÕV LÂKHEM VEHA'ARAKHTEM YÂMÏM BÂ'ÂRETS 'ASYER TÏRÂSYÛN

*Mazmur 27:11LAI TB, Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku.
KJV, Teach me thy way, O LORD, and lead me in a plain path, because of mine enemies.
Hebrew, הֹורֵנִי יְהוָה דַּרְךֶּךָ וּנְחֵנִי בְּאֹרַח מִישֹׁור לְמַעַן שֹׁורְרָי׃
Translit, HÕRÊNÏ YEHOVÂH DARKEKHA ÛNEKHÊNÏ BE'ORAKH MÏSYÕR LEMA'AN SYÕRERÂY


Orang Yahudi mengetahui banyak tentang jalan Tuhan, yang di atasnya manusia harus berjalan. Dan Yesus Kristus berkata, "Akulah jalan."Apakah yang Dia maksudkan? Seandainya kita berada dalam kota yang asing dan menanyakan jurusan. Seandainya orang yang ditanyai itu menjawab, "Ambillah jalan yang pertama ke kanan, dan jalan yang kedua ke kiri. Lintasilah taman, kemudian lewati sebuah gedung gereja, ambillan jalan ketiga ke kanan, dan jalan yang Saudara cari adalah yang keempat di sebelah kiri." Kemungkinan besar kita sudah tersesat sebelum separoh jalan. Tetapi seandainya orang yang ditanyai itu berkata, "Marilah, saya akan menunjukkan jalan itu." Dalam hal yang demikian itu, orang itu sendiri yang menjadi jalan, dan kita tidak mungkin lagi tersesat. Itulah yang Yesus Kristus lakukan. Dia tidak hanya memberi nasehat dan pengarahan. Dia menuntun dan memimpin secara pribadi setiap hari. Dia tidak mengatakan tentang jalan itu, tetapi Dia adalah jalan itu.

AKULAH KEBENARAN


Yesus Kristus mengatakan, "Akulah kebenaran" (Yohanes 14:6)* Mazmur 26:3 LAI TB, Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.KJV, For thy lovingkindness is before mine eyes: and I have walked in thy truth.Hebrew, כִּי־חַסְדְּךָ לְנֶגֶד עֵינָי וְהִתְהַלַּכְתִּי בַּאֲמִתֶּךָ׃Translit, KÏ-KHASDEKHA LENEGED 'ÊYNÂV VEHITHALAKHTÏ BA'AMITEKHA* Mazmur 86:11LAI TB, Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.KJV, Teach me thy way, O LORD; I will walk in thy truth: unite my heart to fear thy name.Hebrew, הֹורֵנִי יְהוָה דַּרְךֶּךָ אֲהַלֵּךְ בַּאֲמִתֶּךָ יַחֵד לְבָבִי לְיִרְאָה שְׁמֶךָ׃Translit, HORÊNÏ YEHOVÂH DARKEKHA 'AHALÊKH BA'AMITEKHA YAKHÊD LEVÂVÏ LEYIR'ÂH SYEMEKHA


Banyak orang, bahkan nabi-nabi telah menceritakan tentang kebenaran, tetapi tidak ada orang yang pernah mengatakan seperti yang Tuhan Yesus katakan "Akulah Kebenaran" . Ada satu yang penting mengenai kebenaran moral. Kalau seorang ingin mengajarkan kebenaran moral, bagaimana watak orang itu akan amat penting. Seorang yang suka berzinah tapi mengajarkan hal pentingnya kesucian, seorang yang suka mencuri barang orang lain, tapi mengajarkan soal nilai dedermawanan, seorang yang bernafsu untuk menguasai tapi mengajarkan tentang keindahan kerendahan hati, seorang pemarah tapi mengajarkan tentang keindahan penguasaan diri, seorang yang mendendam tapi mengajarkan tentang keindahan kasih, bagaimanapun juga semua yang diajarkan itu tidak akan berhasil.



Kebenaran-kebenaran moral tidak bisa disampaikan hanya dengan kata-kata, tapi harus dengan contoh. Justru itulah yang tidak dapat dilakukan oleh guru manusia yang terbesar sekalipun. Tidak ada guru pernah menghayati dan mendarahdagingi kebenaran sepenuhnya apa yang ia ajarkan. Banyak orang dapat mengatakan, "Aku telah mengajarkan kebenaran kepadamu", tetapi tidak ada yang dapat berkata, "Akulah Kebenaran".


Kata "kebenaran" (Yunani, αληθεια – alêtheia) dalam Yohanes 14:6 adalah kata yang sangat spesifik, bukan kebenaran biasa tetapi kebenaran yang hakiki, benarnya benar.αληθεια – alêtheia, adalah kebenaran secara budi, αληθεια – alêtheia juga merupakan bahasa hukum yang bermakna "duduk perkara yang nyata" yang masih harus dibuktikan dengan kenyataan dan pernyataan-pernyataan yang dipakai oleh para pihak dalam sebuah pengadilan. Dalam ilmu tentang sejarah, kata αληθεια – alêtheia bermakna 'duduk perkara yang nyata yang dikontraskan dengan dongeng' Dalam ilmu filsafat αληθεια – alêtheia bermakna, hal yang sungguh-sungguh nyata, dalam arti yang mutlak. Hal yang hebat sekali mengenai Yesus ialah bahwa tidak hanya "pernyataan" mengenai kesempurnaan moral mencapai puncaknya di dalam Dia, tetapi juga "kenyataan" mengenai kesempurnaan moral mendapatkan realisasinya dalam Dia. Dan Ia telah berkata dengan jelas kepada kita : Akulah Kebenaran!.
Entah sengaja atau tidak untuk menggiring opini, namun anda membahas 2 hal berbeda di sini.
Di bagian Buddhisme, anda membahas 'evam me suttam' yang memang dikatakan oleh orang ke 3, BUKAN oleh Buddha. Ini adalah satu hal.

Hal ke dua adalah tentang pengalaman langsung, Buddha memang tidak mengibaratkan dirinya sebagai jalan, tapi itu bukan berarti ia sendiri belum mencapai tujuan akhir. Buddha mengumpamakan Nibbana sebagai pantai seberang dan ia sendiri telah mencapainya, maka bisa mengajarkan ke orang lain.



Ringkasan:
Tentang penulisan Tipitaka & Alkitab.
Saya yang tanpa iman dan berdasarkan pada kumpulan sejarah yang masih terus diselidiki dan masih jauh dari kesimpulan mutlak, mengatakan bahwa baik Tipitaka dan Alkitab sama-sama hasil turunan dari cerita orang lain, bukan pengalaman langsung. Frasa "Evam me suttam" di permulaan sutta diucapkan/ditulis oleh orang yang mengulang sutta itu sebagai orang ke tiga, BUKAN dikatakan oleh Buddha. Apakah bisa salah? JELAS KEDUANYA TIDAK LUPUT DARI KESALAHAN PENULISAN DAN PEMAKNAAN.

Anda yang dengan iman melek (kalau tidak mau disebut buta) mengambil kesimpulan bahwa karena dimulai dengan 'evam me suttam' berarti Tipitaka hasil dengar-dengar. Sedangkan Alkitab anda yakini itu ditulis oleh orang yang mengalami langsung kejadian-kejadiannya. Mungkin anda juga bisa berkesimpulan Lukas sedang tidur bersama Maria ketika Gabriel mengunjunginya, sehingga dia punya pengalaman langsung dalam menuliskan injil?


Tentang pemimpin agamanya.
Saya yang tidak beriman dan hanya berlandaskan pada kitab masing-masing, menyimpulkan bahwa sesuai Tipitaka, Buddha telah mencapai Nibbana sendiri, oleh pengalamannya sendiri, maka bisa mengajarkan ke orang lain agar mencapai Nibbana juga. Sesuai Alkitab, Yesus juga mengetahui Jalan Keselamatan, dia sendiri memahami langsung jalan menuju ke Bapa sehingga bisa mendeklarasikan diri sebagai Jalan dan Kebenaran dan Hidup, dan membimbing orang lain berjalan di jalan keselamatan tersebut.

Anda dengan iman melek menyimpulkan Buddha tidak punya pengalaman langsung hanya karena tidak ada frasa 'akulah jalan'. Yesus yang menyatakan 'akulah jalan' berarti punya pengalaman langsung. Jadi kesimpulan seseorang punya pengalaman langsung atau tidak adalah dengan melihat apakah dia pernah katakan, "akulah jalan" atau tidak pernah. ;D Benar2 argumentasi yang fantastis, bro.

Nah, jika tulisan anda itu yang anda sebut sebagai "fakta" dan "argumentasi", silahkan. Namun saya terpaksa tidak melayani karena tampaknya definisi kita tentang "fakta" dan "argumentasi", agak berbeda.

K.K.

Quote from: DeNova on 23 May 2012, 10:43:15 AM
[at] bro KK: bukannya Kwan im dalam aspek pria maupun wanita adalah sama saja dan pada mulanya semua diciptakan dari roh yang suci yang ketika mereka mengenal adanya diskriminasi mereka jadi membedakan dirinya menjadi wujud pria dan wanita?? Apakah itu benar yah, soalnya saya pernah baca di satu buku judulnya lupa ada pernyataan seperti itu?? ;D bisa bantu saya bro??
Aduh sebenarnya beliau salah apa sih koq diolok2 ma org kr****n, toh gag gangguin mereka juga kan, saya jadi kasihan ma sosok JC yang selalu dijadiin kedok buat membenarkan tindakan mereka... Ckckck...
Toh saya juga ingat ada ayat yang berkata, "setiap org yang tak menentang kamu ada di pihak kamu?" :P
Saya kurang tahu tentang Kwan Im sih, tapi setahu saya memang latar belakang kisahnya berbeda-beda. Kalau di paham Mahayana, Avalokiteshvara itu adalah manifestasi belas kasih, bukan pribadi tertentu. Jadi sosoknya bisa saja berupa pria ataupun wanita.

Soal "yang tidak menentang berarti ada di pihak yang sama" itu kisahnya adalah orang yang mengusir setan dalam nama Yesus, tapi bukan dari kelompok mereka. Jadi Yesus berkata kalau tidak menentang yah berarti di pihak yang sama. Namun itu tetap merujuk pada kepercayaan yang sama pada Yesus.


abud

Quote from: Kainyn_Kutho on 23 May 2012, 11:35:24 AM
Benar2 melelahkan. Tapi coba kita ulang. Saya kutipkan yah:
Entah sengaja atau tidak untuk menggiring opini, namun anda membahas 2 hal berbeda di sini.
Di bagian Buddhisme, anda membahas 'evam me suttam' yang memang dikatakan oleh orang ke 3, BUKAN oleh Buddha. Ini adalah satu hal.

Nah, kamu udah paham ternyata itu ditulis BISA oleh pihak ke 3, 4, 5, 6 dst?

Quote

Hal ke dua adalah tentang pengalaman langsung, Buddha memang tidak mengibaratkan dirinya sebagai jalan, tapi itu bukan berarti ia sendiri belum mencapai tujuan akhir. Buddha mengumpamakan Nibbana sebagai pantai seberang dan ia sendiri telah mencapainya, maka bisa mengajarkan ke orang lain.

Sang jalan mas tidar yg menafsirkanya, saya cuma menanggapi aja. Dan saya sepaham dgn kamu sejauh pemahaman buddhisme memang demikian tentang sang jalan.

Quote
Ringkasan:
Tentang penulisan Tipitaka & Alkitab.
Saya yang tanpa iman dan berdasarkan pada kumpulan sejarah yang masih terus diselidiki dan masih jauh dari kesimpulan mutlak, mengatakan bahwa baik Tipitaka dan Alkitab sama-sama hasil turunan dari cerita orang lain, bukan pengalaman langsung. Frasa "Evam me suttam" di permulaan sutta diucapkan/ditulis oleh orang yang mengulang sutta itu sebagai orang ke tiga, BUKAN dikatakan oleh Buddha. Apakah bisa salah? JELAS KEDUANYA TIDAK LUPUT DARI KESALAHAN PENULISAN DAN PEMAKNAAN.

Anda yang dengan iman melek (kalau tidak mau disebut buta) mengambil kesimpulan bahwa karena dimulai dengan 'evam me suttam' berarti Tipitaka hasil dengar-dengar. Sedangkan Alkitab anda yakini itu ditulis oleh orang yang mengalami langsung kejadian-kejadiannya. Mungkin anda juga bisa berkesimpulan Lukas sedang tidur bersama Maria ketika Gabriel mengunjunginya, sehingga dia punya pengalaman langsung dalam menuliskan injil?

Coba baca kembali tulisan  saya, ada 2 saksi ( Yohanes dam Matius), jika seluruh isi Perjanjian Baru tertulis, maka ada  5 saksi mata langsung yaitu ditambah  Pertrus, Yakobus dan Yudas tentang kehidupan dan pelayanan Yesus.
Memang dalam isi semua injil pasti ada diambil dari sumber info lainnya, misalnya Maria yg bersaksi tentang kedatangan malaikat pada penulis, misalnya kepada Lukas. Disini ada bedanya dgn tipitaka, dimana PENULIS dan PEMBERI INFO tentang kehidupan dan pelayanan Buddha BUKANLAH saksi mata( punya pengalaman sendiri atas kisah tsb). Dalam injil penulis dan pemberi info memiliki pengalaman langsung yg dituangkan dalam tulisan. Dapat pointnya? Jadi bukan dengar2an( itu istilah kamu ya kan?)

Quote
Tentang pemimpin agamanya
Saya yang tidak beriman dan hanya berlandaskan pada kitab masing-masing, menyimpulkan bahwa sesuai Tipitaka, Buddha telah mencapai Nibbana sendiri, oleh pengalamannya sendiri, maka bisa mengajarkan ke orang lain agar mencapai Nibbana juga. Sesuai Alkitab, Yesus juga mengetahui Jalan Keselamatan, dia sendiri memahami langsung jalan menuju ke Bapa sehingga bisa mendeklarasikan diri sebagai Jalan dan Kebenaran dan Hidup, dan membimbing orang lain berjalan di jalan keselamatan tersebut.

Dalam hal ini saya tak perlu komentari, udah jelas masing2 keyakinan dan pemahaman

Quote
Anda dengan iman melek menyimpulkan Buddha tidak punya pengalaman langsung hanya karena tidak ada frasa 'akulah jalan'. Yesus yang menyatakan 'akulah jalan' berarti punya pengalaman langsung. Jadi kesimpulan seseorang punya pengalaman langsung atau tidak adalah dengan melihat apakah dia pernah katakan, "akulah jalan" atau tidak pernah. ;D Benar2 argumentasi yang fantastis, bro.

Dalam hal ini kamu udah terlalu jauh menafsirkan apa yg saya tuliskan tentang sang jalan itu sendiri. Saya tidak menyatakan kalo Buddha tidak memiliki pengalaman demikian, yg saya sanggahi adalah bahwa Buddha BUKAN  PEMILIK jalan kebenaran tsn, tetapi hanya memenuhi jalan kebenaran tsb. Makanya Buddha tidak menyatakan Akulah pemiliki jalan tsb. Sedangkan Yesus mengklaim diriNya pemilik jalan atau kebenaran tsb. Jadi kamu harus bisa membedai, apakah makna dari kata "Sang Jalan" itu.
Apalagi kamu pernah belajaran kekr****nan, mestinya paham hal demikian.

Quote

Nah, jika tulisan anda itu yang anda sebut sebagai "fakta" dan "argumentasi", silahkan. Namun saya terpaksa tidak melayani karena tampaknya definisi kita tentang "fakta" dan "argumentasi", agak berbeda.

Hahahaha, no comment lah, mau layani atau tidak tidak ada masalah buat saya. Cuma saya heran, menuduh org mata melek dalam keadaan gelap. Ya susah dech kualitas yg demikian.  :-?

abud

Quote from: Kainyn_Kutho on 23 May 2012, 10:21:06 AM
Iya, betul. Tanaman sebelum Matahari, jadi tidak fotosintesis.
Soal Kwan Im, jika memang dibahas secara netral, ditemukan aneh (misalnya di India, Avalokiteshvara itu pria, kemudian belakangan masuk China, jadi wanita), yah tidak apa. Tapi kalau kemudian dibikin guyonan2 ke mana, sepertinya aneh saja.

Apakah kamu merasa tidak aneh, dalam rupa lelaki(kebetulan saya pernah lihat patung avalokiteswara di Hangzhou, China) berwajah sangar( mengerikan) tiba2 di face off menjadi gadis berwajah ayu kemayu? Nah itu bukan jurus plintiran yg suka dipakai dalam debat?  Takut rakyat Cina tak terima buddhisme, jadi dibuat spt itu agar lebih keibuan dgn wajah mongoloidnya?
Menyaingi dewi Maco kale?

Ngakak aja saya, gitu kontras merasa tak aneh? Ya, namanya beriman buta dalam kegelapan, mana bisa bedain?  ^-^

K.K.

Quote from: abud on 23 May 2012, 01:52:53 PM
Nah, kamu udah paham ternyata itu ditulis BISA oleh pihak ke 3, 4, 5, 6 dst?
Adakah saya katakan Tipitaka ditulis langsung di jaman Buddha?

QuoteCoba baca kembali tulisan  saya, ada 2 saksi ( Yohanes dam Matius), jika seluruh isi Perjanjian Baru tertulis, maka ada  5 saksi mata langsung yaitu ditambah  Pertrus, Yakobus dan Yudas tentang kehidupan dan pelayanan Yesus.
Memang dalam isi semua injil pasti ada diambil dari sumber info lainnya, misalnya Maria yg bersaksi tentang kedatangan malaikat pada penulis, misalnya kepada Lukas. Disini ada bedanya dgn tipitaka, dimana PENULIS dan PEMBERI INFO tentang kehidupan dan pelayanan Buddha BUKANLAH saksi mata( punya pengalaman sendiri atas kisah tsb). Dalam injil penulis dan pemberi info memiliki pengalaman langsung yg dituangkan dalam tulisan. Dapat pointnya? Jadi bukan dengar2an( itu istilah kamu ya kan?)
OK, secara general, saya bisa setuju.

QuoteDalam hal ini kamu udah terlalu jauh menafsirkan apa yg saya tuliskan tentang sang jalan itu sendiri. Saya tidak menyatakan kalo Buddha tidak memiliki pengalaman demikian, yg saya sanggahi adalah bahwa Buddha BUKAN  PEMILIK jalan kebenaran tsn, tetapi hanya memenuhi jalan kebenaran tsb. Makanya Buddha tidak menyatakan Akulah pemiliki jalan tsb. Sedangkan Yesus mengklaim diriNya pemilik jalan atau kebenaran tsb. Jadi kamu harus bisa membedai, apakah makna dari kata "Sang Jalan" itu.
Apalagi kamu pernah belajaran kekr****nan, mestinya paham hal demikian.
Yang saya pahami dari kedua ajaran, terlepas dari penggunaan istilah 'jalan' itu, jika dilihat secara mendasar seperti kebaikan, moralitas, kasih, masih banyak kesamaan, tapi untuk lebih mendalam, kedua ajaran itu adalah sangat berbeda.

Saya gambarkan bahwa kalau dalam Kekr1stenan, ada semacam jurang pemisah (yaitu dosa) antara manusia dan Allah yang tidak bisa dipersatukan. Yesus itu sendiri hadir sebagai jalan eksklusif yang menghubungkan dua tepi jurang itu. Maka Yesus katakan dirinya adalah jalan.

Sementara di Buddhisme, apakah Buddha muncul atau tidak muncul, Nibbana tetap bisa dicapai oleh mereka yang mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin. Kemunculan Buddha TIDAK membuat sebuah jalan eksklusif. Buddha "hanya" menunjukkan jalan yang sudah ada itu agar orang bisa menjalaninya dan sampai di tujuan. Karena itulah Buddha dikatakan sebagai 'penunjuk jalan', bukan sebagai 'jalan' itu sendiri.


Wolvie

#701
Quote from: DeNova on 23 May 2012, 10:43:15 AM
[at] bro KK: bukannya Kwan im dalam aspek pria maupun wanita adalah sama saja dan pada mulanya semua diciptakan dari roh yang suci yang ketika mereka mengenal adanya diskriminasi mereka jadi membedakan dirinya menjadi wujud pria dan wanita?? Apakah itu benar yah, soalnya saya pernah baca di satu buku judulnya lupa ada pernyataan seperti itu?? ;D bisa bantu saya bro??
Aduh sebenarnya beliau salah apa sih koq diolok2 ma org kr****n, toh gag gangguin mereka juga kan, saya jadi kasihan ma sosok JC yang selalu dijadiin kedok buat membenarkan tindakan mereka... Ckckck...
Toh saya juga ingat ada ayat yang berkata, "setiap org yang tak menentang kamu ada di pihak kamu?" :P

Sosok Bodhisattva Mahasattva seperti Mahabodhisattva Avalokiteshvara sebenernya ga perlu dikasihani..

Sy lebih kasian sama orang yang karena merasa agamanya lebih baik, berniat mengubah kepercayaan umat Buddha/lain, lebih mampu mengantarkan dia ke sorga (yang entah bener ato kaga) tapi dengan gagah beraninya mengolok2 Mahabodhisattva Avalokiteshvara, memplintir Paritta Itipiso, memplintir Sutta, dll.

Entah sudah berapa karma buruk yang dia himpun melalui pikiran, ucapan/tulisan dan perbuatannya..

Buah karma buruk yang udah ditujukan kepada Buddha maupun Mahabodhisattva bukan tidak mungkin mengantarkannya ke alam2 rendah (peta/neraka).

K.K.

Quote from: abud on 23 May 2012, 02:38:20 PM
Apakah kamu merasa tidak aneh, dalam rupa lelaki(kebetulan saya pernah lihat patung avalokiteswara di Hangzhou, China) berwajah sangar( mengerikan) tiba2 di face off menjadi gadis berwajah ayu kemayu? Nah itu bukan jurus plintiran yg suka dipakai dalam debat?  Takut rakyat Cina tak terima buddhisme, jadi dibuat spt itu agar lebih keibuan dgn wajah mongoloidnya?
Menyaingi dewi Maco kale?

Ngakak aja saya, gitu kontras merasa tak aneh? Ya, namanya beriman buta dalam kegelapan, mana bisa bedain?  ^-^
Saya memang bilang aneh kok. Bahkan saya jelaskan pada mereka bahwa menurut saya memang ada unsur 'politik'. Masalahnya yang jadi olokan oleh 'kaum anda' yang senang menghina itu bukan hal tersebut.

Saya beriman buta? Dewi Kwan Im aja saya tidak percaya. Tapi sekali lagi, itu bedanya antara saya dan anda. Kalau anda mungkin terbiasa menghina sosok lain, mungkin mencontoh 'nenek moyang' yang menghabisi Kuil2 di Yunani dan pembantaian Pagan, belum lagi Inquisition.

Nah, saya berusaha tidak demikian. Silahkan teruskan tradisi anda.


abud

Quote from: Kainyn_Kutho on 23 May 2012, 03:10:51 PM
Adakah saya katakan Tipitaka ditulis langsung di jaman Buddha?
OK, secara general, saya bisa setuju.
Yang saya pahami dari kedua ajaran, terlepas dari penggunaan istilah 'jalan' itu, jika dilihat secara mendasar seperti kebaikan, moralitas, kasih, masih banyak kesamaan, tapi untuk lebih mendalam, kedua ajaran itu adalah sangat berbeda.

Saya gambarkan bahwa kalau dalam Kekr1stenan, ada semacam jurang pemisah (yaitu dosa) antara manusia dan Allah yang tidak bisa dipersatukan. Yesus itu sendiri hadir sebagai jalan eksklusif yang menghubungkan dua tepi jurang itu. Maka Yesus katakan dirinya adalah jalan.

Sementara di Buddhisme, apakah Buddha muncul atau tidak muncul, Nibbana tetap bisa dicapai oleh mereka yang mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin. Kemunculan Buddha TIDAK membuat sebuah jalan eksklusif. Buddha "hanya" menunjukkan jalan yang sudah ada itu agar orang bisa menjalaninya dan sampai di tujuan. Karena itulah Buddha dikatakan sebagai 'penunjuk jalan', bukan sebagai 'jalan' itu sendiri

Begitu dong, akhirnya kamu mau juga keluar dari tempat gelap kepada terang. Intinya saya setuju  dgn komentar terakhir tulisan kamu. Siip

Rico Tsiau

Quote from: abud on 23 May 2012, 04:01:37 PM
Begitu dong, akhirnya kamu mau juga keluar dari tempat gelap kepada terang. Intinya saya setuju  dgn komentar terakhir tulisan kamu. Siip

maksudnya keluar dari tempat gelap kepada terang apa sih bro?