News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Renungan : Dharma yang hidup

Started by djoe, 09 May 2011, 12:12:10 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

djoe

Sebenarnya postingan ini sudah ada di thread lain sebagai response terhadap postingan lain. Tetapi saya ingin menjadikan sebagai thread baru disini, untuk lebih memudahkan dibaca oleh teman - teman. Karena di TS sebelumnya terlampau banyak halaman sehingga takutnya ada teman - teman yang malas melihat halaman demi halaman.


Segala sesuatu tidaklah kekal dan abadi. Segala sesuatu yang dilahirkan pasti mengalami tua,  sakit dan mati. Inilah fakta sejati. Inilah kebenaran / dharma sejati. Dharma / kebenaran sejati tidak membeda - bedakan, tidak ada pandangan dualistic disitu.

Kebenaran sejati ini lahir dari kebenaran sejati akan ketidak tetapan \ ketidak kekalan.


Kita harus melihat segala sesuatu adalah sama (equality) dalam hal ketidak-tetapan/ketidak-kekalan. Segala sesuatu adalah setara, tidak ada pandangan dualistic disitu. Tidak menolak atau menerima semua kemelekatan. Mereka hanya fenomena dan bersifat tidak tetap. Muncul dan lenyap setiap saat. Ketika batin ada keheningan, itu tidaklah tetap. Ketika batin ada kekotoran, itu juga tidak tetap.

Jika kita mempunyai pandangan yang membeda - bedakan, maka kita tidak sejalan dengan dharma \ kebenaran sejati.Jika kebenaran sejati ini membeda - bedakan, maka ada yang dilahirkan tetapi tidak mengalami tua, sakit dan mati. Maka dharma tersebut tidak sejati dan tidak bisa dikatakan kebenaran sejati karena dharma tersebut berkondisi. Segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal dan akan lenyap.


Dengan mengamati segala sesuatu seperti apa adanya, maka kita bisa lihat segala sesuatu memaparkan dharma / kebenaran sejati tersebut. Ketika kita melihat sesuatu, batin kita selalu berkutat dalam pandangan dualistic dan kita bertindak sesuai dengannya. Ketika ada kesakitan, kita menolaknya dan sehingga kita mengeluh, marah dst. Kita melakukan segala upaya untuk menghindari kesakitan tersebut. Ketika tidak ada kesakitan kita menerima dengan senang dan melakukan segala upaya agar kita tetap nyaman dalam keadaan tersebut.

Seperti itulah Jika kita mempunyai pandangan dualistic terhadap setiap dharma yang muncul / segala sesuatu yang ada disekeliling kita dan menjadi terjebak didalamnya dan tidak bisa melihat kebenaran sejati dari dharma tersebut. Jika kita melihat segala sesuatu adalah tidak tetap dan tidak kekal, maka kita melihat kebenaran sejati dari segala sesuatu / dharma yang ada disekeliling kita muncul dan lenyap setiap saat.

Tak terkecuali juga ketika kita melihat seorang penjahat. Jika kita melihat seorang penjahat dan kita mempunyai pandangan dualistic maka kita akan terjebak didalamnya dan batin menjadi sibuk menerima atau menolak dan lupa akan kebenaran sejati yang dipaparkan oleh seorang penjahat.

Jika kita tidak mempunyai pandangan dualistic, maka kita tidak bisa melihat kebenaran sejati yang dipaparkan/direfleksikan oleh seorang penjahat (semua dharma disekeliling kita, tidak melihat agama, golongan).

Ketika seorang tidak bisa melihat dengan benar segala sesuatu, maka ia akan mengikuti jalan lain. Ia akan mengikuti jalan yang bertentangan dengan kebenaran sejati. Ia tidak memahami segala sesuatu tidaklah tetap. Dan terjebak dengan kesenangan duniawi. Sehingga batinnya dipenuhi dengan kekotoran batin. Ia akan berbuat apa saja untuk mencari kesenangan duniawi. Ia melekat kepada segala sesuatu yang tidak tetap dan tidak memuaskan. Semakin ia mencari kesenangan duniawi hanya untuk nafsu dan keinginannya, maka semakin ia jauh dari kebahagiaan dan semakin ia menderita.

Contoh diatas dikatakanlah ia seorang penjahat. Tidak bisakah anda melihat seorang penjahat merefleksikan kebenaran sejati tersebut? Mereflesikan dharma yang diajarkan oleh Buddha?

Seperti itulah saya juga belajar dari anda sekalian. Karena itu saya berterima kasih dari kepada adan semua para guru kebenaran sejati, karena setiap dari anda memaparkan kebenaran sejati kepada saya.



Karena itu, jangalan kita terjebak dalam asli dan palsu (pandangan dualistic) dan tidak bisa melihat kebenaran sejati tersebut. Kebenaran sejati itu ada dan melekat di dalam setiap dharma/ segela sesuatu yang ada disekeliling kita, tidak peduli agama anda apa, kaya miskin, tua muda, penjahat orang baik. Semua nya memaparkan/merefleksikan kebenaran sejati, dharma yang hidup dan bukan hitam diatas putih.

Lihat ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=735.0;message=345279

Ketika anda melihat seseorang begitu melekat kepada agamanya, maka anda akan melihat kebenaran sejati yang direfleksikannya dan menyadari kebenaran sejati dari Dharma yang yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Ketika anda melihat seseorang memotong kambing, anda akan melihat kebenaran sejati yang direfleksikannya dan menyadari kebenaran sejati dari Dharma yang yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Anda akan melihat sebab dan akibat dari setiap dharma yang anda jumpai.

Sutra yang tertulis hanyalah kata - kata, tidak mewakili kebenaran sejati, tidak ada sesuatu apapun disana,  yang ada tinta diatas kertas. Kenapa anda melekat kepadanya dan lupa akan tujuan dari keberadaannya? Segala sesuatu yang ada disekeliling kitalah adalah dharma yang sejati, dharma yang hidup, dharma yg mewakili kebenaran sejati yang diajarkan sang Buddha.  Kita bisa melihat dalam diri setiap orang, jika anda tidak sejalan dengan dharma , maka anda akan menderita. Jika batin anda ada ketamakan, kebencian, kebodohan maka anda akan menderita dan tidak bisa mencapai nibbana.  Jika batin anda tidak ada kemelekatan, tidak ada kekotoran batin, maka anda adalah Buddha hidup, Dharma hidup.

Nevada


Indra

Quote from: upasaka on 09 May 2011, 12:16:02 PM
;D Ini filsafat ngaco.

astaga, tiba2 brutal begini?, agak santai dikit, Bro. liat Bang Djoe masih ngos2an dari thread sebelah

Nevada

Quote from: Indra on 09 May 2011, 12:18:21 PM
astaga, tiba2 brutal begini?, agak santai dikit, Bro. liat Bang Djoe masih ngos2an dari thread sebelah

Justru ini santai. Kalau saya gak santai, saya justru posting beberapa paragraf dengan filsafat saya. :))

Indra

Quote from: upasaka on 09 May 2011, 12:19:33 PM
Justru ini santai. Kalau saya gak santai, saya justru posting beberapa paragraf dengan filsafat saya. :))

ampun ..... jangan deh, sekarang lagi ngetrend postingan yg singkat dan pedas, postingan panjang itu trend taon lalu

djoe

With one short fart of mine, all demon appear dan follows the smell of the fart. They say the fart smells good and want smell more.

Lihat ini tentang pusisi kentut
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20265.msg345519#msg345519

Indra

sementara seseorang di sini baru membaca dan mencobai kentut, saya sudah kentut 3 kali hari ini

djoe

Quote from: djoe on 09 May 2011, 12:29:09 PM
With one short fart of mine, all demon appear dan follows the smell of the fart. They say the fart smells good and want smell more.

Lihat ini tentang pusisi kentut
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20265.msg345519#msg345519

Who follows TS?
Who smell fart? ???
who fart? TS

Nevada

Quote from: Indra on 09 May 2011, 12:28:00 PM
ampun ..... jangan deh, sekarang lagi ngetrend postingan yg singkat dan pedas, postingan panjang itu trend taon lalu

Trendsetter-nya siapa?

Indra

Quote from: upasaka on 09 May 2011, 12:33:05 PM
Trendsetter-nya siapa?

maaf saya menolak menjawab, karena pertanyaan ini mustahil dijawab tanpa meninggalkan kesan sombong

Nevada

Quote from: Indra on 09 May 2011, 12:34:11 PM
maaf saya menolak menjawab, karena pertanyaan ini mustahil dijawab tanpa meninggalkan kesan sombong

^ Nah, ini dia jawaban yang paling sombong.

Indra

Quote from: upasaka on 09 May 2011, 12:34:40 PM
^ Nah, ini dia jawaban yang paling sombong.

itu bukan jawaban, lagipula lebih tepat adalah HL *meminjam istilah dari suhu*

Nevada

Quote from: Indra on 09 May 2011, 12:35:45 PM
itu bukan jawaban, lagipula lebih tepat adalah HL *meminjam istilah dari suhu*

Itu adalah salah satu model jawaban. *merujuk penjelasan Sang Buddha ke Ananda tentang 4 cara menjawab pertanyaan*

Indra

Quote from: upasaka on 09 May 2011, 12:37:01 PM
Itu adalah salah satu model jawaban. *merujuk penjelasan Sang Buddha ke Ananda tentang 4 cara menjawab pertanyaan*

sudah cukup main2nya, jangan sampai kita dituduh "tidak menyimak", "tidak memahami esensi", dll oleh TS

djoe

#14
 ;D

want smell more?

Glad to have fans of my fart.
Very loyal to my fart. They follow my fart where ever it goes?