News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Renungan : Dharma yang hidup

Started by djoe, 09 May 2011, 12:12:10 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

M14ka

Quote from: Kelana on 10 May 2011, 10:11:14 AM
Demikian pula yang saya pahami dari sumber yang saya dapatkan. Oleh karena itu menurut saya, tidak segala sesuatu itu mengalami perubahan, tetapi ada sesuatu yang tidak mengalami perubahan yaitu nirvana.
mgkn lebih tepatnya segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal, mgkn djoe tulisnya kurang lengkap, benar gak? tapi yg saya tangkap dr postnya bukan itu sih, tapi bwh2nya, hehe....

Indra


Quote from: djoe on 06 May 2011, 02:11:08 PM
A General Explanation of the Vajra Prajña Paramita Sutra
by Dhyana Master Hsüan Hua

Introductions

On The English Translation of A General Explanation Of The Vajra Praj¤à Pàramità Såtra

This Såtra says, "One should produce a heart without dwelling anywhere.Ÿ The Sixth Patriarch, the Great Master Hui, heard that sentence and awakened to the Way. "Any dwelling of the heart is no dwelling.Ÿ Therefore the Larger Chapters say, "If one dwells in dharmas, he does not dwell in praj¤à pàramità.

If one does not dwell in dharmas, he dwells in praj¤à pàramità. That is why every one of the Great Praj¤à assemblies begins with an explanation of "not dwelling.ŸThat Såtra also says, "At that time the World Honored One, using Dharmas which were not witticisms, discussed the marks of the Tathàgata.

For the sake of all Bodhisattvas he proclaimed praj¤à, the profound principle and tendency of the Dharma door of the word 'wheel' saying, 'All dharmas are devoid of marks because they are apart from the many marks. All dharmas are wishless, because they are without seeking. All dharmas are still, because they are eternally quiescent. All dharmas are impermanent, because they are without a permanent nature. All dharmas are without bliss, because there is nothing which can be blissful. All dharmas are without self, because they have no self-mastery. All dharmas are devoid of purity, because they are apart from the mark of purity. All dharmas cannot be obtained, because in searching for their mark, it cannot be found.Ÿ That explains the principle and tendency of the emptiness of the nature.

dialihkan menjadi

Quote from: djoe on 09 May 2011, 12:12:10 PM
Sebenarnya postingan ini sudah ada di thread lain sebagai response terhadap postingan lain. Tetapi saya ingin menjadikan sebagai thread baru disini, untuk lebih memudahkan dibaca oleh teman - teman. Karena di TS sebelumnya terlampau banyak halaman sehingga takutnya ada teman - teman yang malas melihat halaman demi halaman.


Segala sesuatu tidaklah kekal dan abadi. Segala sesuatu yang dilahirkan pasti mengalami tua,  sakit dan mati. Inilah fakta sejati. Inilah kebenaran / dharma sejati. Dharma / kebenaran sejati tidak membeda - bedakan, tidak ada pandangan dualistic disitu.

smart move

djoe

Quote from: Kelana on 10 May 2011, 10:21:01 AM
Sepertinya sikap anda berbeda saat saya mempertanyakan di sutra Mahayana mana terdapat kalimat semua Dharma adalah tidak kekal. Di sini dengan cepat memberi rujukan tulisan orang lain (Ajahn Chah).  :)
Menegenai sikap yang berbeda , ide berbeda itu melekat pada saya atau ada dalam pikiran saudara Kelana?

Saya hanya mengambil cara anda, melihat tulisan dan kata - kata kemudian mencocokkan dengan sumber yang ada seperti yang anda lakukan. Saya hanya mengikuti cara anda. Intinya jika setiap orang mengambil jalan yang anda tempuh dalam menilai sesuatu, maka diskusi, perdebatan tidak akan selesai.

Quote from: Kelana on 10 May 2011, 10:21:01 AM
Tapi Ok lah.
Pertanyaan yang sama seperti yang saya tanyakan kepada Sdri. M14ka, saya ajukan kepada anda Sdr. Djoe.
Jika jawabannya adalah nirvana itu tidak mengalami perubahan, bebas dari hukum anitya/anicca, kemudian bisakah kita mengatakan segala sesuatu tidaklah kekal dan abadi?

Karena topik ini berjudul Renungan : Dharma yang hidup , mungkin ada baiknya jawabannya direnungkan dulu saja.

Mengenai nirvana, tunggu setelah salah satu dari kita menjadi Buddha baru kita diskusi lagi. Karena tidak satupun dari kita yang cukup bahkan kurang memenuhi syarat untuk membicarakannya.
Oh yah , arti nirvana apa yah?Maksud saya arti katanya

djoe

Quote from: M14ka on 10 May 2011, 10:23:50 AM
mgkn lebih tepatnya segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal, mgkn djoe tulisnya kurang lengkap, benar gak? tapi yg saya tangkap dr postnya bukan itu sih, tapi bwh2nya, hehe....

Kalau ada yang kekal dan ada yang tidak kekal, Itu berkondisi gak?

M14ka

Quote from: djoe on 10 May 2011, 10:33:00 AM
Kalau ada yang kekal dan ada yang tidak kekal, Itu berkondisi gak?

saya juga kurang jelas tapi menurut kk gimana ini
QuoteDalam Udana Sang Buddha berkata:

"O, bhikkhu, terdapat keadaan di mana tidak ada tanah,  tidak ada air, tidak ada api, dan tidak ada udara; tidak ada dasar yang terdiri dari ketidak-terbatasan ruang, tidak ada dasar yang terdiri dari ketidak-terbatasan kesadaran, tidak ada dasar yang terdiri dari kekosongan, tidak ada dasar yang terdiri dari bukan persepsi dan tidak bukan persepsi; tidak ada dunia ini atau dunia lain ataupun kedua dunia itu; tidak ada matahari atau rembulan. Di sini, O, bhikkhu, saya katakan tidak ada kedatangan, tidak ada kepergian, tidak ada yang tinggal, tidak ada kematian, tidak ada kemunculan. Tidak terpasang, tidak dapat digerakkan, tidak mempunyai penyangga (yaitu tidak berkondisi). Inilah akhir dari penderitaan." (Udana bab VIII Parinibbana Sutta 1)

Di sini Nibbana dikatakan sebagai keadaan di mana tidak terdapat semua yang berhubungan dengan fenomena berkondisi. Oleh sebab itu, Nibbana digambarkan sebagai negasi dari semua kualitas yang terbatas dari fenomena berkondisi.

PIKOCHAN RAPTOR

Kalo "anti materi" terkondisi?

_/\_ SSBS
 [at]  Perjalanan seribu mil diawali dengan sebuah langkah.
[at]  Sebuah batu permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, seperti halnnya seorang manusia disempurnakaan dengan cobaan hidup.

Indra

Quote from: djoe on 10 May 2011, 10:31:54 AM
Menegenai sikap yang berbeda , ide berbeda itu melekat pada saya atau ada dalam pikiran saudara Kelana?

Saya hanya mengambil cara anda, melihat tulisan dan kata - kata kemudian mencocokkan dengan sumber yang ada seperti yang anda lakukan. Saya hanya mengikuti cara anda. Intinya jika setiap orang mengambil jalan yang anda tempuh dalam menilai sesuatu, maka diskusi, perdebatan tidak akan selesai.

Mengenai nirvana, tunggu setelah salah satu dari kita menjadi Buddha baru kita diskusi lagi. Karena tidak satupun dari kita yang cukup bahkan kurang memenuhi syarat untuk membicarakannya.
Oh yah , arti nirvana apa yah?Maksud saya arti katanya

menurut anda, syarat2 apakah yg diperlukan sehingga seseorang dapat membicarakan tentang nirvana?

djoe

Quote from: djoe on 10 May 2011, 10:31:54 AM


Mengenai nirvana, tunggu setelah salah satu dari kita menjadi Buddha baru kita diskusi lagi. Karena tidak satupun dari kita yang cukup bahkan kurang memenuhi syarat untuk membicarakannya.
Oh yah , arti nirvana apa yah?Maksud saya arti katanya

Indra

Quote from: djoe on 10 May 2011, 11:08:59 AM
Mengenai nirvana, tunggu setelah salah satu dari kita menjadi Buddha baru kita diskusi lagi. Karena tidak satupun dari kita yang cukup bahkan kurang memenuhi syarat untuk membicarakannya.
Oh yah , arti nirvana apa yah?Maksud saya arti katanya

jadi harus Buddha yg boleh membicarakan nirvana, ya?

bagaimana menurut pandangan anda mengenai para bhikkhu yg memberikan khotbah dengan menyebut2 nirvana, apakah para bhikkhu itu menurut anda adalah Buddha atau mereka sebenarnya tidak layak untuk memberikan khotbah tentang nirvana?

djoe

Quote from: Indra on 10 May 2011, 11:13:03 AM
jadi harus Buddha yg boleh membicarakan nirvana, ya?

bagaimana menurut pandangan anda mengenai para bhikkhu yg memberikan khotbah dengan menyebut2 nirvana, apakah para bhikkhu itu menurut anda adalah Buddha atau mereka sebenarnya tidak layak untuk memberikan khotbah tentang nirvana?

Lepaskan semuanya bro Indra, semakin anda menggenggam, semakin anda tidak puas dan menderita
Bukankah Buddha mengajarkan kita untuk melepas

Kelana

#55
Quote from: djoe on 10 May 2011, 10:19:36 AM
Mohon penjelasan saudara Kelana untuk membuka wawasan saya
Jika ada yang kekal dan ada yang tidak kekal, Bukankah itu berkondisi?
Bukankah itu bukan nondual? Dikatakan ajaran buddha adalah The Middle way.
Jika ada yang kekal dan ada yang tidak kekal, bukankah itu jalan extreme?

Bisakah anda sebutkan kondisi apa yang menyertai sesuatu yang dikatakan kekal?
Menurut saya, hanya yang tidak kekal yang berkondisi.

Sepemahaman saya, selama manusia hidup di dunia saha ini, ia akan terlibat dalam dualitas, bahkan seorang Buddha sekalipun, meskipun dalam pikirannya mungkin sudah terbebas dari dilema. Bahkan istilah Middle way pun adalah bentuk dualitas karena pasti ada yang Non-Middle way.

Sang Buddha mau tidak mau menggunakan istilah-istilah duniawi yang dualitas untuk menyampaikan Kebenaran. Namun Ia menggunakan istilah-istilah yang sekiranya mendekati  apa yang ia pahami akan Kebenaran sekaligus dapat dipahami oleh manusia. Dan istilah Middle way digunakan karena istilah ini mendekati apa yang Ia maksud dengan Kebenaran yang mengarahkan manusia kepada apa yang seperti Ia alami.

Sepemahaman saya, Middle way bukanlah berarti harus menolak perbedaan jika realitanya memang berbeda.

Itu saja yang dapat saya sampaikan.

NB: saya tidak ingin membicarakan Nirvana secara detail kali ini karena akan menyita waktu


GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Indra

Quote from: djoe on 10 May 2011, 11:16:53 AM
Lepaskan semuanya bro Indra, semakin anda menggenggam, semakin anda tidak puas dan menderita
Bukankah Buddha mengajarkan kita untuk melepas

saya tidak menangkap jawaban atas pertanyaan saya di atas, jadi saya ulangi lagi, mohon anda sudi menjawabnya tanpa perlu menggunakan jurus berputar, saya lihat anda sudah cukup mencari hiburan di thread lain, jadi mungkin anda sudah siap melanjutkan diskusi kita lagi

Quote from: Indra on 10 May 2011, 11:13:03 AM
jadi harus Buddha yg boleh membicarakan nirvana, ya?

bagaimana menurut pandangan anda mengenai para bhikkhu yg memberikan khotbah dengan menyebut2 nirvana, apakah para bhikkhu itu menurut anda adalah Buddha atau mereka sebenarnya tidak layak untuk memberikan khotbah tentang nirvana?

Indra

Quote from: djoe on 10 May 2011, 11:16:53 AM
Lepaskan semuanya bro Indra, semakin anda menggenggam, semakin anda tidak puas dan menderita
Bukankah Buddha mengajarkan kita untuk melepas

saya memang harus menggenggam kuat2 rakit ini, karena kalau saya lepaskan maka saya akan tenggelam, berbeda dengan anda yg sudah sampai di pantai seberang yg tentunya tidak membutuhkan rakit lagi, saya masih belum sampai seberang. jadi maaf saya terpaksa menolak nasehat anda yg dapat menenggelamkan saya.

kuswanto

ada perumpamaan zen.. tentang gelas/cangkir dikosongkan sblm tuang teh lagi (ya spt itu deh)..
yg jadi masalah adalah ada saja orang yg menyarankan orang lain buang isi cangkirnya tetapi orang tsb tidak merasa cangkirnya penuh, jadi gak perlu numpahin dulu isinya baru dimasukin pendapat baru.. huff..

sekian, sekilat info.. Y_Y

kuswanto

Quote from: Indra on 10 May 2011, 11:28:32 AM
saya memang harus menggenggam kuat2 rakit ini, karena kalau saya lepaskan maka saya akan tenggelam, berbeda dengan anda yg sudah sampai di pantai seberang yg tentunya tidak membutuhkan rakit lagi, saya masih belum sampai seberang. jadi maaf saya terpaksa menolak nasehat anda yg dapat menenggelamkan saya.

setuju...