Menjadi Bhikku

Started by Rajoharanam, 06 April 2011, 08:41:42 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

andry

Quote from: ryu on 07 April 2011, 07:22:53 AM
buda aja bisa, km jg harus bisa, ayo lakukan saja =))
:hammer: 
Samma Vayama

K.K.

Quote from: ryu on 07 April 2011, 07:22:53 AM
buda aja bisa, km jg harus bisa, ayo lakukan saja =))
Bedanya adalah keluarga Bodhisatta ini keluarga kerajaan, tentu tidak perlu dikhawatirkan dalam menghidupi istri dan anaknya secara layak.


Indra

Ghatikara, seorang pengrajin tembikar, tidak bisa menjadi bhikkhu karena harus merawat orang tuanya yg jompo dan buta. namun walaupun tidak menjadi bhikkhu, Ghatikara berhasil mematahkan lima belenggu yg lebih rendah dan menjadi seorang Anagami.

baca kisah lengkapnya di MN 81 Ghaṭīkāra Sutta

Dari kisah Ghatikara ini, bukankah lebih baik menjadi seorang perumah tangga yg menjalani kehidupan suci daripada menjadi seorang bhikkhu yg terbelenggu oleh kenikmatan duniawi?

ryu

Quote from: Indra on 07 April 2011, 07:24:58 AM
:hammer:
Quote from: andry on 07 April 2011, 08:31:24 AM
:hammer: 
:hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer: 
Quote from: Kainyn_Kutho on 07 April 2011, 08:46:25 AM
Bedanya adalah keluarga Bodhisatta ini keluarga kerajaan, tentu tidak perlu dikhawatirkan dalam menghidupi istri dan anaknya secara layak.


tetap saja secara perasaan sama aja, anaknya khan di tinggalin dari kecil ;D istrinyapun ditinggalin secara diam2 ;D

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: ryu on 07 April 2011, 09:03:37 AM
:hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  :hammer:  tetap saja secara perasaan sama aja, anaknya khan di tinggalin dari kecil ;D istrinyapun ditinggalin secara diam2 ;D



maksudnya nafkah batin? :hammer:

K.K.

Quote from: ryu on 07 April 2011, 09:03:37 AM
tetap saja secara perasaan sama aja, anaknya khan di tinggalin dari kecil ;D istrinyapun ditinggalin secara diam2 ;D
Bukan masalah perasaannya yang saya maksud, tapi masalah tanggungjawabnya.

Quote from: Rajoharanam on 06 April 2011, 08:41:42 PM
Saya telah berkeluarga dan punya anak, namun saya berkeinginan menjadi Bhikku. Apa yang bisa saya lakukan? saya bukanlah orang kaya yang bisa memberikan jaminan perekonomian yang layak bagi anak dan istri saya, saya adalah pekerja yang menjadi tulang punggung keluarga. karena yang saya tahu selain mendapat persetujuan dari keluarga salah satu syarat untuk bisa meninggalkan kehidupan berumah tangga adalah bisa memberikan jaminan kehidupan yang layak bagi keluarga yang ditinggalkan. sodara2ku adakah yang bisa memberikan solusi untuk hal ini...? terkadang saya menangis ketika saya teringat akan cita2 luhur yang tidak bisa saya laksanakan ini, tapi saya juga tidak bisa meninggalkan keluarga saya begitu saja.

K.K.

 [at]  Rajoharanam

Cita-cita luhur kalau menurut Buddha bukan semata-mata menjadi bhikkhu saja. Merawat orang tua, setia pada satu istri, berpenghidupan benar, selalu menjaga sila, mengembangkan samadhi & panna, semua adalah cita-cita luhur yang juga bisa dijalankan selama menjadi seorang perumahtangga.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 April 2011, 09:05:53 AM
Bukan masalah perasaannya yang saya maksud, tapi masalah tanggungjawabnya.

ketika buda meninggalkan pun menunjukan tidak ada tanggung jawabnya sebagai suami ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Lex Chan

Quote from: ryu on 07 April 2011, 09:12:20 AM
ketika buda meninggalkan pun menunjukan tidak ada tanggung jawabnya sebagai suami ;D

buda tidak meninggalkan keluarga, Siddhartha lah yang meninggalkan keluarga..

kupu2 jangan disamakan dengan ulat bulu.. 8)
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

ryu

Quote from: Lex Chan on 07 April 2011, 09:16:56 AM
buda tidak meninggalkan keluarga, Siddhartha lah yang meninggalkan keluarga..

kupu2 jangan disamakan dengan ulat bulu.. 8)
tetap aja orang yang sama ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 07 April 2011, 09:12:20 AM
ketika buda meninggalkan pun menunjukan tidak ada tanggung jawabnya sebagai suami ;D
Ini saya pernah ditanya oleh seorang Kathol1k. Kalau suami meninggalkan anak-istri untuk bersenang-senang sendiri, untuk lari dari kewajibannya sebagai suami, maka ia memang tidak bertanggungjawab. Tetapi kalau suami melihat anak-istri sakit, lalu pergi meninggalkan mereka untuk mencari obat di tempat jauh untuk menyembuhkan keluarganya, apakah cocok dikatakan lari dari tanggungjawab?

Pangeran Siddhatta kabur dari istana bukan karena kurang puas atau mencari kesenangan di luar, tetapi ia melihat bahwa dirinya sendiri, keluarganya, bahkan semua orang terkondisi oleh tua, sakit, dan mati. Karena keterkondisian tersebut, maka itu adalah dukkha, dan ia berniat mencari jalan keluar dari keterkondisian tersebut dengan menjadi petapa.


ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 April 2011, 09:29:35 AM
Ini saya pernah ditanya oleh seorang Kathol1k. Kalau suami meninggalkan anak-istri untuk bersenang-senang sendiri, untuk lari dari kewajibannya sebagai suami, maka ia memang tidak bertanggungjawab. Tetapi kalau suami melihat anak-istri sakit, lalu pergi meninggalkan mereka untuk mencari obat di tempat jauh untuk menyembuhkan keluarganya, apakah cocok dikatakan lari dari tanggungjawab?

Pangeran Siddhatta kabur dari istana bukan karena kurang puas atau mencari kesenangan di luar, tetapi ia melihat bahwa dirinya sendiri, keluarganya, bahkan semua orang terkondisi oleh tua, sakit, dan mati. Karena keterkondisian tersebut, maka itu adalah dukkha, dan ia berniat mencari jalan keluar dari keterkondisian tersebut dengan menjadi petapa.


betul, dan alasan itu pun bisa dipakai oleh Rajoharanam ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 07 April 2011, 09:34:54 AM
betul, dan alasan itu pun bisa dipakai oleh Rajoharanam ;D
Obatnya sudah ditemukan oleh Buddha Gotama, apa lagi yang mau dicari?

morpheus

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 April 2011, 09:29:35 AM
Ini saya pernah ditanya oleh seorang Kathol1k. Kalau suami meninggalkan anak-istri untuk bersenang-senang sendiri, untuk lari dari kewajibannya sebagai suami, maka ia memang tidak bertanggungjawab. Tetapi kalau suami melihat anak-istri sakit, lalu pergi meninggalkan mereka untuk mencari obat di tempat jauh untuk menyembuhkan keluarganya, apakah cocok dikatakan lari dari tanggungjawab?

Pangeran Siddhatta kabur dari istana bukan karena kurang puas atau mencari kesenangan di luar, tetapi ia melihat bahwa dirinya sendiri, keluarganya, bahkan semua orang terkondisi oleh tua, sakit, dan mati. Karena keterkondisian tersebut, maka itu adalah dukkha, dan ia berniat mencari jalan keluar dari keterkondisian tersebut dengan menjadi petapa.
ada referensi sutta bahwa siddharta mencari obat / jalan keluar untuk menyembuhkan anak istrinya atau keluarganya?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 April 2011, 09:41:06 AM
Obatnya sudah ditemukan oleh Buddha Gotama, apa lagi yang mau dicari?
obatnya mau di makan ;D , kalau dalam kondisi rumah tangga keknya lebih susah di bandingkan dengan kondisi jadi biku, lebih banyak rintangannya ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))