News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Menjadi Bhikku

Started by Rajoharanam, 06 April 2011, 08:41:42 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: morpheus on 07 April 2011, 09:44:49 AM
ada referensi sutta bahwa siddharta mencari obat / jalan keluar untuk menyembuhkan anak istrinya atau keluarganya?
Secara spesifik untuk orang lain (termasuk anak-istri) saya belum ketemu, tapi tentang kesadarannya akan keterkondisan tersebut sehingga ia meninggalkan kehidupan perumahtangga (walaupun ditangisi oleh keluarganya) ada di MN 26, Ariyapariyesanasutta.

K.K.

Quote from: ryu on 07 April 2011, 09:45:46 AM
obatnya mau di makan ;D , kalau dalam kondisi rumah tangga keknya lebih susah di bandingkan dengan kondisi jadi biku, lebih banyak rintangannya ;D
Seperti saya bilang, menurut Buddha, 'makan obat' tidak harus selalu di kehidupan petapa.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 April 2011, 09:58:43 AM
Seperti saya bilang, menurut Buddha, 'makan obat' tidak harus selalu di kehidupan petapa.
artinya buda boleh meninggalkan istri dan anak, orang lain tidak boleh ya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr.Jhonz

**jangan2 rajoharanam cloningan nya ncek ry* =))
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

hendrako

Quote from: ryu on 07 April 2011, 10:01:31 AM
artinya buda boleh meninggalkan istri dan anak, orang lain tidak boleh ya?

Boleh, tapi gak boleh asal.
yaa... gitu deh

K.K.

Quote from: ryu on 07 April 2011, 10:01:31 AM
artinya buda boleh meninggalkan istri dan anak, orang lain tidak boleh ya?
Tidak ada larangan tentang itu. Semua fenomena diawali dengan pikiran. Apakah niat seseorang untuk mencapai sesuatu yang mulia, ataukah keinginan rendah meninggalkan tanggungjawab, siapa yang tahu? Siapa pula yang bisa paksa? Maka seperti sering Buddha katakan, "kerjakanlah apa yang kau anggap sesuai."

ryu

Quote from: Mr.Jhonz on 07 April 2011, 10:10:25 AM
**jangan2 rajoharanam cloningan nya ncek ry* =))

:hammer: :hammer: :hammer:

fitnah lebih kejam dari .....
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 April 2011, 10:14:51 AM
Tidak ada larangan tentang itu. Semua fenomena diawali dengan pikiran. Apakah niat seseorang untuk mencapai sesuatu yang mulia, ataukah keinginan rendah meninggalkan tanggungjawab, siapa yang tahu? Siapa pula yang bisa paksa? Maka seperti sering Buddha katakan, "kerjakanlah apa yang kau anggap sesuai."

betul, itulah yang terjadi, "kerjakanlah apa yang kau anggap sesuai."  ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

lobsangchandra

#38
Quote from: ryu on 07 April 2011, 10:01:31 AM
artinya buda boleh meninggalkan istri dan anak, orang lain tidak boleh ya?

Sang Buddha terlahir di keluarga raja yg punya banyak harta....itu merupakan kondisi yg cocok bagi beliau menjadi seorang pertapa....beliau meninggalkan anak istri nya krn tau bahwa hidup mereka akan tercukupi dalam keluarga raja yg cukup banyak hartanya...

bila anda mau jadi bhikku pastikan keluarga anda mapan secara materi dan ada yg membiayai hidup anda selama menjadi bhikku...bgt seharusnya.... _/\_

ryu

Quote from: lobsangchandra on 07 April 2011, 10:30:28 AM
Sang Buddha terlahir di keluarga raja yg punya banyak harta....itu merupakan kondisi yg cocok bagi beliau menjadi seorang pertapa....beliau meninggalkan anak istri nya krn tau bahwa hidup mereka akan tercukupi dalam keluarga raja yg cukup banyak hartanya...

bila anda mau jadi bhikku pastikan keluarga anda mapan secara materi dan ada yg membiayai hidup anda selama menjadi bhikku...bgt seharusnya.... _/\_
jadi ibaratnya kalau keluarga belum mapan jangan jadi biku?
apakah syarat seorang jadi biku harus mapan dulu?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 07 April 2011, 10:35:32 AM
jadi ibaratnya kalau keluarga belum mapan jangan jadi biku?
apakah syarat seorang jadi biku harus mapan dulu?
Paling baik kalau belum mapan dan mau jadi bhikkhu, jangan nikah dulu. Kalau sudah nikah belum mapan, jangan pikirkan bhikkhu dulu. Keadaan menikah atau tidak juga adalah keputusan kita sendiri, maka kita sendiri harus bertanggungjawab atas pilihan itu.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 April 2011, 10:44:35 AM
Paling baik kalau belum mapan dan mau jadi bhikkhu, jangan nikah dulu. Kalau sudah nikah belum mapan, jangan pikirkan bhikkhu dulu. Keadaan menikah atau tidak juga adalah keputusan kita sendiri, maka kita sendiri harus bertanggungjawab atas pilihan itu.
soal mapan tidak akan ada habisnya, ada yang mengatakan :
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
--
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
--

kalau nunggu tumibal lahir tar kha ga tau jadi apa nanti, mending kalau jadi budis lagi kalau jadi umat lain khan susah lagi tuh :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

lobsangchandra

Quote from: ryu on 07 April 2011, 10:35:32 AM
jadi ibaratnya kalau keluarga belum mapan jangan jadi biku?
apakah syarat seorang jadi biku harus mapan dulu?
tidak mutlak kok, ttp ingat
kekurangan materi akan mendatangkan masalah jg...sehingga mengganggu proses kebhikkuan

tahukah anda bahwa Shariputra dan Mogalana berasal dari keluarga brahmana yang kaya raya ?

lobsangchandra

Quote from: ryu on 07 April 2011, 10:49:01 AM
soal mapan tidak akan ada habisnya, ada yang mengatakan :
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
--
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
--

kalau nunggu tumibal lahir tar kha ga tau jadi apa nanti, mending kalau jadi budis lagi kalau jadi umat lain khan susah lagi tuh :))
lha kok nyangkut kesini ?...inikan agama lain...? ~X(  :o  :'(  :'(  :'(

ryu

Quote from: lobsangchandra on 07 April 2011, 10:54:48 AM
lha kok nyangkut kesini ?...inikan agama lain...? ~X(  :o  :'(  :'(  :'(
males nyari suta nya, jadi mending ini aja yang gampang =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))