tak kenal maka tak sayang... MBI itu apa sih ?

Started by johan3000, 12 October 2010, 12:17:08 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: upasaka on 15 October 2010, 12:05:50 PM
Quote from: dtgvajra on 15 October 2010, 12:02:22 PM
Bro Upasaka, anda sudah bisa bikin sekte baru Nibbanayana  haha...ha.
Peace bro, just kidding.
Ngomongin konsep Imaginer begini susah dah.
Tapi kita kan harus toleran pada mereka yang masih bersahabat dengan tokoh Imaginer.

;D Saya tidak tertarik untuk menjadi pendiri sekte. Memang susah. Saya hanya mengajak orang-orang yang mampu melihat dari sisi lain, untuk memahami bahwa konsep ini perlu ditinggalkan. Bukan tetap dipelihara atau "dipijahkan".

pi·jah, me·mi·jah v memijahkan;
me·mi·jah·kan v 1 melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan; 2 mengembangbiakkan: penyuluhan pertanian itu menerangkan cara ~ ikan lele;
pe·mi·jah·an n 1 proses, cara, perbuatan melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan; hal memijahkan; 2 pengembangbiakan; 3 tempat memijahkan

Mokau Kaucu

 =D>
Quote from: upasaka on 15 October 2010, 12:05:50 PM
Quote from: dtgvajra on 15 October 2010, 12:02:22 PM
Bro Upasaka, anda sudah bisa bikin sekte baru Nibbanayana  haha...ha.
Peace bro, just kidding.
Ngomongin konsep Imaginer begini susah dah.
Tapi kita kan harus toleran pada mereka yang masih bersahabat dengan tokoh Imaginer.

;D Saya tidak tertarik untuk menjadi pendiri sekte. Memang susah. Saya hanya mengajak orang-orang yang mampu melihat dari sisi lain, untuk memahami bahwa konsep ini perlu ditinggalkan. Bukan tetap dipelihara atau "dipijahkan".

Setuju. =D> =D> =D>
~Life is suffering, why should we make it more?~

Nevada

Quote from: ryu on 15 October 2010, 12:05:31 PM
Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak = ketuhanan = anatman

Suatu Yang Dilahirkan, Dijelmakan, Diciptakan dan Yang tidak Mutlak = bukan ketuhanan = atman

;D

Tidak juga. Saya yakin penjelasan Bapak Corneles Wowor ini masih berfondasikan pada paham anatta. Tapi ada yang unik dari penjelasan Bapak Corneles ini:

Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.

----------------

Justru dalam pandangan awam (khususnya orang Kr1sten), jelas tidak mungkin orang yang terkondisi bisa menjadi mutlak atau tak terkondisi. Dan caranya pun hanya bermeditasi. Jika ada free thinkers yang tidak mengenal Buddhisme dengan baik, kemudian disuguhkan penjelasan ketuhanan di atas, lalu dilanjutkan dengan paragraf ini; saya yakin pasti banyak yang bingung atau tertawa kecil.

Nevada

Quote from: Indra on 15 October 2010, 12:09:41 PM
pi·jah, me·mi·jah v memijahkan;
me·mi·jah·kan v 1 melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan; 2 mengembangbiakkan: penyuluhan pertanian itu menerangkan cara ~ ikan lele;
pe·mi·jah·an n 1 proses, cara, perbuatan melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan; hal memijahkan; 2 pengembangbiakan; 3 tempat memijahkan

:D

K.K.

Ada yang bisa bantu jawab, apakah MBI menaungi Aliran Maitreya atau TBSN?

Mokau Kaucu

~Life is suffering, why should we make it more?~

ryu

Quote from: upasaka on 15 October 2010, 12:11:59 PM
Quote from: ryu on 15 October 2010, 12:05:31 PM
Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak = ketuhanan = anatman

Suatu Yang Dilahirkan, Dijelmakan, Diciptakan dan Yang tidak Mutlak = bukan ketuhanan = atman

;D

Tidak juga. Saya yakin penjelasan Bapak Corneles Wowor ini masih berfondasikan pada paham anatta. Tapi ada yang unik dari penjelasan Bapak Corneles ini:

Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.

----------------

Justru dalam pandangan awam (khususnya orang Kr1sten), jelas tidak mungkin orang yang terkondisi bisa menjadi mutlak atau tak terkondisi. Dan caranya pun hanya bermeditasi. Jika ada free thinkers yang tidak mengenal Buddhisme dengan baik, kemudian disuguhkan penjelasan ketuhanan di atas, lalu dilanjutkan dengan paragraf ini; saya yakin pasti banyak yang bingung atau tertawa kecil.
yang berkondisi itu atta atau anatta?

kalau yang berkondisi juga anatta berarti yang berkondisi juga Ketuhanan ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Nevada

Quote from: Kainyn_Kutho on 15 October 2010, 12:15:31 PM
Ada yang bisa bantu jawab, apakah MBI menaungi Aliran Maitreya atau TBSN?

Jawabannya ini...
v
v
v


Quote from: No Pain No Gain on 15 October 2010, 11:51:23 AM
jawabannya TIDAK untuk TBSN dan maitreya..

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 15 October 2010, 12:15:31 PM
Ada yang bisa bantu jawab, apakah MBI menaungi Aliran Maitreya atau TBSN?
Quote from: No Pain No Gain on 15 October 2010, 11:51:23 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 15 October 2010, 11:49:06 AM
Quote from: No Pain No Gain on 15 October 2010, 11:20:20 AM
ok..saya akan jawab pertanyaan ttg apakah Aliran Maitreya (IKT & MLDD) dan juga TBSN berada di bawah naungan Buddhayana ...saya yakin anda sdh tau bahwa ada 3 aliran mainstream yang dipersatukan dalam wadah buddhayana...thera, maha, tantra..apakah tbsn diakui sebagai aliran tantra? apakah amitreya termasuk buddhism? anda sendiri yang bisa menilai..
Walubi yang konon adalah perwalian umat Buddha, menaungi aliran Maitreya dan TBSN yang dikenal di internasional sebagai cult. Jadi saya tidak tahu lagi Buddha menurut setiap orang bagaimana.
Sekarang saya tanya apakah Buddhayana menaungi Maitreya dan TBSN, mengapa dijawab, "anda sendiri yang bisa menilai"? Susahkah memberi jawaban langsung yang jelas? Atau sudah mendarah daging untuk memberi jawaban a la Zen gagal seperti itu?


jawabannya TIDAK untuk TBSN dan maitreya..
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Nevada

Quote from: ryu on 15 October 2010, 12:16:06 PM
yang berkondisi itu atta atau anatta?

kalau yang berkondisi juga anatta berarti yang berkondisi juga Ketuhanan ;D

Sabbe dhamma anatta. Baik yang berkondisi maupun yang tidak berkondisi, semuanya adalah anatta.

Mokau Kaucu

Quote from: ryu on 15 October 2010, 12:16:06 PM
Quote from: upasaka on 15 October 2010, 12:11:59 PM
Quote from: ryu on 15 October 2010, 12:05:31 PM
Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak = ketuhanan = anatman

Suatu Yang Dilahirkan, Dijelmakan, Diciptakan dan Yang tidak Mutlak = bukan ketuhanan = atman

;D

Tidak juga. Saya yakin penjelasan Bapak Corneles Wowor ini masih berfondasikan pada paham anatta. Tapi ada yang unik dari penjelasan Bapak Corneles ini:

Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.

----------------

Justru dalam pandangan awam (khususnya orang Kr1sten), jelas tidak mungkin orang yang terkondisi bisa menjadi mutlak atau tak terkondisi. Dan caranya pun hanya bermeditasi. Jika ada free thinkers yang tidak mengenal Buddhisme dengan baik, kemudian disuguhkan penjelasan ketuhanan di atas, lalu dilanjutkan dengan paragraf ini; saya yakin pasti banyak yang bingung atau tertawa kecil.
yang berkondisi itu atta atau anatta?

kalau yang berkondisi juga anatta berarti yang berkondisi juga Ketuhanan ;D

Kayaknya yg ini mesti dipindah ke kapling Agama Buddha dengan Kepercayaan Lain.
~Life is suffering, why should we make it more?~

Indra

Quote from: upasaka on 15 October 2010, 12:11:59 PM
Quote from: ryu on 15 October 2010, 12:05:31 PM
Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak = ketuhanan = anatman

Suatu Yang Dilahirkan, Dijelmakan, Diciptakan dan Yang tidak Mutlak = bukan ketuhanan = atman

;D

Tidak juga. Saya yakin penjelasan Bapak Corneles Wowor ini masih berfondasikan pada paham anatta. Tapi ada yang unik dari penjelasan Bapak Corneles ini:

Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.

----------------

Justru dalam pandangan awam (khususnya orang Kr1sten), jelas tidak mungkin orang yang terkondisi bisa menjadi mutlak atau tak terkondisi. Dan caranya pun hanya bermeditasi. Jika ada free thinkers yang tidak mengenal Buddhisme dengan baik, kemudian disuguhkan penjelasan ketuhanan di atas, lalu dilanjutkan dengan paragraf ini; saya yakin pasti banyak yang bingung atau tertawa kecil.

"dengan cara bermeditasi" ini sepertinya tambahan oleh penulis aka Mr. Wowor, karena bagian ini tidak ada dalam sutta aslinya. tapi bagian selebihnya cukup benar. "Kalau tidak ada Nibbana, maka tidak akan ada makhluk yg bisa mencapainya. tapi karena ada Nibbana maka makhluk-makhluk bisa mencapainya."

Nevada

Quote from: Indra on 15 October 2010, 12:20:43 PM
"dengan cara bermeditasi" ini sepertinya tambahan oleh penulis aka Mr. Wowor, karena bagian ini tidak ada dalam sutta aslinya. tapi bagian selebihnya cukup benar. "Kalau tidak ada Nibbana, maka tidak akan ada makhluk yg bisa mencapainya. tapi karena ada Nibbana maka makhluk-makhluk bisa mencapainya."

Kalau ada yang tidak berkondisi, artinya ada yang berkondisi. Kalau kondisi muncul karena dikondisikan, maka kondisi ini bisa dihentikan sehingga tercapailah hal yang tidak terkondisi. Saya setuju.

Yang unik dari pernyataan Pak Wowor adalah: "karena ada hal yang tak terkondisi, maka manusia yang terkondisi bisa mencapai kebebasan". Penjelasan penghubungnya yang kurang. Karena tanpa ada penjelasan penghubung ini, orang awam tidak akan mengerti; malah bisa salah mengerti. Bagi Bro Indra yang sudah memiliki pemahaman Buddhisme, tentu tidak masalah. Tapi akan menjadi masalah bagi orang lain yang tidak memiliki pemahaman Buddhisme. Tidak percaya? Coba saja tanyakan hal ini ke padmakumara.


Mokau Kaucu

Quote from: upasaka on 15 October 2010, 12:27:17 PM
Quote from: Indra on 15 October 2010, 12:20:43 PM
"dengan cara bermeditasi" ini sepertinya tambahan oleh penulis aka Mr. Wowor, karena bagian ini tidak ada dalam sutta aslinya. tapi bagian selebihnya cukup benar. "Kalau tidak ada Nibbana, maka tidak akan ada makhluk yg bisa mencapainya. tapi karena ada Nibbana maka makhluk-makhluk bisa mencapainya."

Kalau ada yang tidak berkondisi, artinya ada yang berkondisi. Kalau kondisi muncul karena dikondisikan, maka kondisi ini bisa dihentikan sehingga tercapailah hal yang tidak terkondisi. Saya setuju.

Yang unik dari pernyataan Pak Wowor adalah: "karena ada hal yang tak terkondisi, maka manusia yang terkondisi bisa mencapai kebebasan". Penjelasan penghubungnya yang kurang. Karena tanpa ada penjelasan penghubung ini, orang awam tidak akan mengerti; malah bisa salah mengerti. Bagi Bro Indra yang sudah memiliki pemahaman Buddhisme, tentu tidak masalah. Tapi akan menjadi masalah bagi orang lain yang tidak memiliki pemahaman Buddhisme. Tidak percaya? Coba saja tanyakan hal ini ke padmakumara.


Padmakumara sdh "diseberangkan" , reinkarnasi jadi "body-satwa" dan sudah diseberangkan lagi. Sekarang ntah berada dimana.
~Life is suffering, why should we make it more?~

Nevada

Quote from: dtgvajra on 15 October 2010, 12:30:01 PM
Padmakumara sdh "diseberangkan" , reinkarnasi jadi "body-satwa" dan sudah diseberangkan lagi. Sekarang ntah berada dimana.

Wallahualam.