Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???

Started by Jerry, 25 September 2010, 03:42:57 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 08:47:48 AM
[at]  adi lim

Betul, saya pikir menilai benar dan salah berbeda dengan menghakimi orangnya. Kita juga sering membahas apakah pembunuhan, pencurian, dsb, adalah salah atau benar, tapi kita tidak pernah menetapkan hukuman apa pun.

----

Saya ada pertanyaan, siapa saja boleh jawab:

Jika anda seorang umat awam, sudah beristri, sedang bepergian ke luar kota sendirian. Lalu di tengah jalan ada wanita yang minta digendong menyeberang sungai, apakah anda lantas menggendongnya?



liat situasi sungainya dulu, mendingan diajak duduk berdua di pinggir sungai aja, lebih aman

K.K.

Quote from: dilbert on 30 September 2010, 12:36:34 AM
Quote from: yasavaddhano on 29 September 2010, 12:41:34 PM
Bhikkhu bergitar maupun bersentuhan dengan wanita, selama dalam keadaan sadar, tetap dikatakan melanggar vinaya meskipun dilakukan dengan niat baik. Sebaliknya kalau dalam keadaan hilang kesadaran, tidak dikatakan melanggar vinaya.

Kalau orang mabuk membunuh, apakah termasuk hilang kesadaran atau tidak ?
Mungkin sadar yang dimaksud Bro yasavaddhano adalah "sengaja"? Kalau bhiksu berjalan dan tiba-tiba tersandung, hilang keseimbangan, terhempas dan memeluk wanita dengan tidak sengaja, tentu saja bukan pelanggaran vinaya. Atau bisa juga tidak "sadar/tahu" minuman bening transparan di gelas adalah campuran gin dan meminumnya, maka tidak melanggar. :D


K.K.

Quote from: Indra on 30 September 2010, 09:05:58 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 08:47:48 AM
[at]  adi lim

Betul, saya pikir menilai benar dan salah berbeda dengan menghakimi orangnya. Kita juga sering membahas apakah pembunuhan, pencurian, dsb, adalah salah atau benar, tapi kita tidak pernah menetapkan hukuman apa pun.

----

Saya ada pertanyaan, siapa saja boleh jawab:

Jika anda seorang umat awam, sudah beristri, sedang bepergian ke luar kota sendirian. Lalu di tengah jalan ada wanita yang minta digendong menyeberang sungai, apakah anda lantas menggendongnya?



liat situasi sungainya dulu, mendingan diajak duduk berdua di pinggir sungai aja, lebih aman
Kenapa diajak duduk di pinggir sungai?

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 08:47:48 AM
[at]  adi lim

Betul, saya pikir menilai benar dan salah berbeda dengan menghakimi orangnya. Kita juga sering membahas apakah pembunuhan, pencurian, dsb, adalah salah atau benar, tapi kita tidak pernah menetapkan hukuman apa pun.

----

Saya ada pertanyaan, siapa saja boleh jawab:

Jika anda seorang umat awam, sudah beristri, sedang bepergian ke luar kota sendirian. Lalu di tengah jalan ada wanita yang minta digendong menyeberang sungai, apakah anda lantas menggendongnya?


liat wanitanya, cantik gak =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 09:08:44 AM
Quote from: Indra on 30 September 2010, 09:05:58 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 08:47:48 AM
[at]  adi lim

Betul, saya pikir menilai benar dan salah berbeda dengan menghakimi orangnya. Kita juga sering membahas apakah pembunuhan, pencurian, dsb, adalah salah atau benar, tapi kita tidak pernah menetapkan hukuman apa pun.

----

Saya ada pertanyaan, siapa saja boleh jawab:

Jika anda seorang umat awam, sudah beristri, sedang bepergian ke luar kota sendirian. Lalu di tengah jalan ada wanita yang minta digendong menyeberang sungai, apakah anda lantas menggendongnya?



liat situasi sungainya dulu, mendingan diajak duduk berdua di pinggir sungai aja, lebih aman
Kenapa diajak duduk di pinggir sungai?

lebih kondusif, emangnya gue mermaid...?

K.K.

Quote from: ryu on 30 September 2010, 09:10:15 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 08:47:48 AM
[at]  adi lim

Betul, saya pikir menilai benar dan salah berbeda dengan menghakimi orangnya. Kita juga sering membahas apakah pembunuhan, pencurian, dsb, adalah salah atau benar, tapi kita tidak pernah menetapkan hukuman apa pun.

----

Saya ada pertanyaan, siapa saja boleh jawab:

Jika anda seorang umat awam, sudah beristri, sedang bepergian ke luar kota sendirian. Lalu di tengah jalan ada wanita yang minta digendong menyeberang sungai, apakah anda lantas menggendongnya?


liat wanitanya, cantik gak =))

Cantik dan bahenol luar biasa.

K.K.

Quote from: Indra on 30 September 2010, 09:18:16 AM
lebih kondusif, emangnya gue mermaid...?
Merman kali...
Tapi setelah sungainya sudah surut, tidak berarus kuat, gimana? Digendong ke seberangkah?

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 09:20:22 AM
Quote from: Indra on 30 September 2010, 09:18:16 AM
lebih kondusif, emangnya gue mermaid...?
Merman kali...
Tapi setelah sungainya sudah surut, tidak berarus kuat, gimana? Digendong ke seberangkah?

berarti cewek itu lumpuh, gendonglah, tapi kalo gak lumpuh, "jalan aja sendiri"

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 09:19:10 AM
Quote from: ryu on 30 September 2010, 09:10:15 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 08:47:48 AM
[at]  adi lim

Betul, saya pikir menilai benar dan salah berbeda dengan menghakimi orangnya. Kita juga sering membahas apakah pembunuhan, pencurian, dsb, adalah salah atau benar, tapi kita tidak pernah menetapkan hukuman apa pun.

----

Saya ada pertanyaan, siapa saja boleh jawab:

Jika anda seorang umat awam, sudah beristri, sedang bepergian ke luar kota sendirian. Lalu di tengah jalan ada wanita yang minta digendong menyeberang sungai, apakah anda lantas menggendongnya?


liat wanitanya, cantik gak =))

Cantik dan bahenol luar biasa.
[TBS] GENDONG DONG [/TBS]
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: Indra on 30 September 2010, 09:23:08 AM
berarti cewek itu lumpuh, gendonglah, tapi kalo gak lumpuh, "jalan aja sendiri"
Kondisinya kira-kira sungai itu bisa dilewati pria (yang umumnya lebih kuat dari wanita), tapi tidak oleh wanita.

yasavaddhano

Quote from: dilbert on 30 September 2010, 12:36:34 AM
Quote from: yasavaddhano on 29 September 2010, 12:41:34 PM
Bhikkhu bergitar maupun bersentuhan dengan wanita, selama dalam keadaan sadar, tetap dikatakan melanggar vinaya meskipun dilakukan dengan niat baik. Sebaliknya kalau dalam keadaan hilang kesadaran, tidak dikatakan melanggar vinaya.

Kalau orang mabuk membunuh, apakah termasuk hilang kesadaran atau tidak ?
Orang mabuk atau memakai narkoba tidak hilang kesadaran, tetapi lemahnya kesadaran.

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 09:08:07 AM
Mungkin sadar yang dimaksud Bro yasavaddhano adalah "sengaja"? Kalau bhiksu berjalan dan tiba-tiba tersandung, hilang keseimbangan, terhempas dan memeluk wanita dengan tidak sengaja, tentu saja bukan pelanggaran vinaya. Atau bisa juga tidak "sadar/tahu" minuman bening transparan di gelas adalah campuran gin dan meminumnya, maka tidak melanggar. :D

Yang dimaksud sadar adalah mengetahui dan menyadari dirinya melakukan suatu perbuatan. Jadi meskipun terjatuh sehingga dirinya memeluk wanita dengan tidak sengaja, tetap saja dirinya mengetahui kalau ada bagian tubuh wanita yang sedang bersentuhan dengan dirinya.
Juga kalau dirinya minum minuman yang tidak seharusnya diminum, meskipun sebelumnya dirinya tidak tahu minuman itu tidak pantas, tetap saja dirinya mengetahui dan menyadari kalau ada cairan yang sedang masuk ke dalam tubuhnya.

K.K.

Quote from: ryu on 30 September 2010, 09:28:17 AM
[TBS] GENDONG DONG [/TBS]
Jangan pakai mode TBS donk. Dengan mahaguru yang serumah dengan istri dan hidup dalam kemewahan, saya khawatir tanpa diminta pun bisa langsung gendong paksa.

K.K.

Quote from: yasavaddhano on 30 September 2010, 09:35:35 AM
Quote from: dilbert on 30 September 2010, 12:36:34 AM
Quote from: yasavaddhano on 29 September 2010, 12:41:34 PM
Bhikkhu bergitar maupun bersentuhan dengan wanita, selama dalam keadaan sadar, tetap dikatakan melanggar vinaya meskipun dilakukan dengan niat baik. Sebaliknya kalau dalam keadaan hilang kesadaran, tidak dikatakan melanggar vinaya.

Kalau orang mabuk membunuh, apakah termasuk hilang kesadaran atau tidak ?
Orang mabuk atau memakai narkoba tidak hilang kesadaran, tetapi lemahnya kesadaran.

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 09:08:07 AM
Mungkin sadar yang dimaksud Bro yasavaddhano adalah "sengaja"? Kalau bhiksu berjalan dan tiba-tiba tersandung, hilang keseimbangan, terhempas dan memeluk wanita dengan tidak sengaja, tentu saja bukan pelanggaran vinaya. Atau bisa juga tidak "sadar/tahu" minuman bening transparan di gelas adalah campuran gin dan meminumnya, maka tidak melanggar. :D

Yang dimaksud sadar adalah mengetahui dan menyadari dirinya melakukan suatu perbuatan. Jadi meskipun terjatuh sehingga dirinya memeluk wanita dengan tidak sengaja, tetap saja dirinya mengetahui kalau ada bagian tubuh wanita yang sedang bersentuhan dengan dirinya.
Juga kalau dirinya minum minuman yang tidak seharusnya diminum, meskipun sebelumnya dirinya tidak tahu minuman itu tidak pantas, tetap saja dirinya mengetahui dan menyadari kalau ada cairan yang sedang masuk ke dalam tubuhnya.
Berarti benar kata Bro dilbert, kalau orang mabuk dan membunuh, tidak apa-apa?


yasavaddhano

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 09:40:40 AM
Quote from: yasavaddhano on 30 September 2010, 09:35:35 AM
Quote from: dilbert on 30 September 2010, 12:36:34 AM
Quote from: yasavaddhano on 29 September 2010, 12:41:34 PM
Bhikkhu bergitar maupun bersentuhan dengan wanita, selama dalam keadaan sadar, tetap dikatakan melanggar vinaya meskipun dilakukan dengan niat baik. Sebaliknya kalau dalam keadaan hilang kesadaran, tidak dikatakan melanggar vinaya.

Kalau orang mabuk membunuh, apakah termasuk hilang kesadaran atau tidak ?
Orang mabuk atau memakai narkoba tidak hilang kesadaran, tetapi lemahnya kesadaran.

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 09:08:07 AM
Mungkin sadar yang dimaksud Bro yasavaddhano adalah "sengaja"? Kalau bhiksu berjalan dan tiba-tiba tersandung, hilang keseimbangan, terhempas dan memeluk wanita dengan tidak sengaja, tentu saja bukan pelanggaran vinaya. Atau bisa juga tidak "sadar/tahu" minuman bening transparan di gelas adalah campuran gin dan meminumnya, maka tidak melanggar. :D

Yang dimaksud sadar adalah mengetahui dan menyadari dirinya melakukan suatu perbuatan. Jadi meskipun terjatuh sehingga dirinya memeluk wanita dengan tidak sengaja, tetap saja dirinya mengetahui kalau ada bagian tubuh wanita yang sedang bersentuhan dengan dirinya.
Juga kalau dirinya minum minuman yang tidak seharusnya diminum, meskipun sebelumnya dirinya tidak tahu minuman itu tidak pantas, tetap saja dirinya mengetahui dan menyadari kalau ada cairan yang sedang masuk ke dalam tubuhnya.
Berarti benar kata Bro dilbert, kalau orang mabuk dan membunuh, tidak apa-apa?
Orang mabuk bukan hilang kesadaran, tetapi lemahnya kesadaran.

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 09:34:17 AM
Quote from: Indra on 30 September 2010, 09:23:08 AM
berarti cewek itu lumpuh, gendonglah, tapi kalo gak lumpuh, "jalan aja sendiri"
Kondisinya kira-kira sungai itu bisa dilewati pria (yang umumnya lebih kuat dari wanita), tapi tidak oleh wanita.

kalau saya kenal cewek itu dan sebaliknya, dan statusnya cukup aman dan situasi juga kondusif untuk gendong2an, saya akan gendong, tapi kalau cewek itu sudah bersuami, atau situasi lagi rame, mendingan jangan cari2 masalah.

kalau saya tidak kenal cewek itu, malah mencurigakan, gak kenal kok minta gendong.