Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???

Started by Jerry, 25 September 2010, 03:42:57 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

Quote from: adi lim on 30 September 2010, 04:13:24 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 08:47:48 AM
[at]  adi lim

Betul, saya pikir menilai benar dan salah berbeda dengan menghakimi orangnya. Kita juga sering membahas apakah pembunuhan, pencurian, dsb, adalah salah atau benar, tapi kita tidak pernah menetapkan hukuman apa pun.

----

Saya ada pertanyaan, siapa saja boleh jawab:

Jika anda seorang umat awam, sudah beristri, sedang bepergian ke luar kota sendirian. Lalu di tengah jalan ada wanita yang minta digendong menyeberang sungai, apakah anda lantas menggendongnya?

saya tidak akan mengendongnya, berat tahu !
apalagi wanitanya berbadan besar/gemuk ! weleh weleh ........ ogah ah. =)) =))

_/\_
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 09:19:10 AM
Quote from: ryu on 30 September 2010, 09:10:15 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 08:47:48 AM
[at]  adi lim

Betul, saya pikir menilai benar dan salah berbeda dengan menghakimi orangnya. Kita juga sering membahas apakah pembunuhan, pencurian, dsb, adalah salah atau benar, tapi kita tidak pernah menetapkan hukuman apa pun.

----

Saya ada pertanyaan, siapa saja boleh jawab:

Jika anda seorang umat awam, sudah beristri, sedang bepergian ke luar kota sendirian. Lalu di tengah jalan ada wanita yang minta digendong menyeberang sungai, apakah anda lantas menggendongnya?


liat wanitanya, cantik gak =))

Cantik dan bahenol luar biasa.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Nevada

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 03:23:53 PM
Seperti juga dikatakan dalam Milinda Panha, kalau seorang gila memukul Raja Milinda, paling-paling hanya dicambuk lalu dilepas. Kalau orang waras, hukumannya bisa sampai potong anggota badan.

Dari segi hukum juga kalau orang dinyatakan tidak waras, maka bisa bebas dari tuntutan hukum tertentu.

Menurut saya, kalau vinaya itu mengatur perbuatan badan. Perbuatan sengaja (apa pun motifnya), dilakukan dengan niat (apakah mabuk atau tidak), tetap salah. Perbuatan tidak sengaja seperti halnya bhiksu tersandung, menyentuh wanita secara tidak sengaja, maka tidak melanggar vinaya.

Kalau dari segi karma, sepertinya perbuatan (apakah pikiran, ucapan, atau badan) yang dilakukan dengan kesadaran lemah, memiliki karma yang lebih lemah pula.

Saya punya cerita singkat yang berhubungan dengan kalimat yang di-bold...

Dulu teman wanita di kantor saya pernah secara tidak sengaja menyenggol tubuh Bhikkhu Pannavaro di vihara, sebab saat itu kondisinya sedang berdesak-desakan. Teman saya sempat mendengar Bhikkhu Pannavaro berkata seperti ini: "Eh, tadi yang sempat menyenggol saya, laki-laki atau perempuan?" (*dengan intonasi yang sedikit curiga). Meskipun teman saya sempat mendengar beliau berkata seperti itu, namun teman saya yang tidak enak hati langsung pergi begitu saja. Ada kemungkinan bahwa Bhikkhu Pannavaro memiliki rasa bersalah pada Vinaya karena sepertinya telah "disenggol" wanita. Meskipun beliau sendiri bukan yang menyenggol, meskipun beliau sendiri tidak ada niat untuk menyenggol, dan meskipun sepertinya itu bukan pelanggaran Vinaya; namun Bhikkhu Pannavaro tampaknya memang cukup disiplin dalam menjalankan Vinaya.

K.K.

Quote from: upasaka on 30 September 2010, 05:46:02 PM
Saya punya cerita singkat yang berhubungan dengan kalimat yang di-bold...

Dulu teman wanita di kantor saya pernah secara tidak sengaja menyenggol tubuh Bhikkhu Pannavaro di vihara, sebab saat itu kondisinya sedang berdesak-desakan. Teman saya sempat mendengar Bhikkhu Pannavaro berkata seperti ini: "Eh, tadi yang sempat menyenggol saya, laki-laki atau perempuan?" (*dengan intonasi yang sedikit curiga). Meskipun teman saya sempat mendengar beliau berkata seperti itu, namun teman saya yang tidak enak hati langsung pergi begitu saja. Ada kemungkinan bahwa Bhikkhu Pannavaro memiliki rasa bersalah pada Vinaya karena sepertinya telah "disenggol" wanita. Meskipun beliau sendiri bukan yang menyenggol, meskipun beliau sendiri tidak ada niat untuk menyenggol, dan meskipun sepertinya itu bukan pelanggaran Vinaya; namun Bhikkhu Pannavaro tampaknya memang cukup disiplin dalam menjalankan Vinaya.
Sepertinya tidak melanggar vinaya. Mungkin berusaha menyadari agar tidak terulang kembali, bukan melupakan begitu saja.

Mokau Kaucu

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 06:13:04 PM
Quote from: upasaka on 30 September 2010, 05:46:02 PM
Saya punya cerita singkat yang berhubungan dengan kalimat yang di-bold...

Dulu teman wanita di kantor saya pernah secara tidak sengaja menyenggol tubuh Bhikkhu Pannavaro di vihara, sebab saat itu kondisinya sedang berdesak-desakan. Teman saya sempat mendengar Bhikkhu Pannavaro berkata seperti ini: "Eh, tadi yang sempat menyenggol saya, laki-laki atau perempuan?" (*dengan intonasi yang sedikit curiga). Meskipun teman saya sempat mendengar beliau berkata seperti itu, namun teman saya yang tidak enak hati langsung pergi begitu saja. Ada kemungkinan bahwa Bhikkhu Pannavaro memiliki rasa bersalah pada Vinaya karena sepertinya telah "disenggol" wanita. Meskipun beliau sendiri bukan yang menyenggol, meskipun beliau sendiri tidak ada niat untuk menyenggol, dan meskipun sepertinya itu bukan pelanggaran Vinaya; namun Bhikkhu Pannavaro tampaknya memang cukup disiplin dalam menjalankan Vinaya.
Sepertinya tidak melanggar vinaya. Mungkin berusaha menyadari agar tidak terulang kembali, bukan melupakan begitu saja.


Beda banget dengan yang ini ya?



Jika yg berjubah itu seorang samanera apakah boleh bergandengan tangan?
~Life is suffering, why should we make it more?~

johan3000

Quote from: dtgvajra on 30 September 2010, 07:14:52 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 06:13:04 PM
Quote from: upasaka on 30 September 2010, 05:46:02 PM
Saya punya cerita singkat yang berhubungan dengan kalimat yang di-bold...

Dulu teman wanita di kantor saya pernah secara tidak sengaja menyenggol tubuh Bhikkhu Pannavaro di vihara, sebab saat itu kondisinya sedang berdesak-desakan. Teman saya sempat mendengar Bhikkhu Pannavaro berkata seperti ini: "Eh, tadi yang sempat menyenggol saya, laki-laki atau perempuan?" (*dengan intonasi yang sedikit curiga). Meskipun teman saya sempat mendengar beliau berkata seperti itu, namun teman saya yang tidak enak hati langsung pergi begitu saja. Ada kemungkinan bahwa Bhikkhu Pannavaro memiliki rasa bersalah pada Vinaya karena sepertinya telah "disenggol" wanita. Meskipun beliau sendiri bukan yang menyenggol, meskipun beliau sendiri tidak ada niat untuk menyenggol, dan meskipun sepertinya itu bukan pelanggaran Vinaya; namun Bhikkhu Pannavaro tampaknya memang cukup disiplin dalam menjalankan Vinaya.
Sepertinya tidak melanggar vinaya. Mungkin berusaha menyadari agar tidak terulang kembali, bukan melupakan begitu saja.


Beda banget dengan yang ini ya?



Jika yg berjubah itu seorang samanera apakah boleh bergandengan tangan?

bagaimana kalau anaknya, bahkan cucunya ?
kasih referensi dong siapa nama bhikunya.....(koq GAUL banget) ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

K.K.

Quote from: dtgvajra on 30 September 2010, 07:14:52 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 06:13:04 PM
Sepertinya tidak melanggar vinaya. Mungkin berusaha menyadari agar tidak terulang kembali, bukan melupakan begitu saja.


Beda banget dengan yang ini ya?



Jika yg berjubah itu seorang samanera apakah boleh bergandengan tangan?
No comment. :)
Setiap sekolah punya aturan sendiri. Mungkin dianggap sudah padam semua nafsunya, jadi tidak apa-apa.



[at]  3K
Dalam Tradisi Theravada, dengan ibu atau saudara wanita sendiri juga vinaya tetap berlaku. Entahlah dengan yang lain.

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 01 October 2010, 08:42:07 AM
Quote from: dtgvajra on 30 September 2010, 07:14:52 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 06:13:04 PM
Sepertinya tidak melanggar vinaya. Mungkin berusaha menyadari agar tidak terulang kembali, bukan melupakan begitu saja.


Beda banget dengan yang ini ya?



Jika yg berjubah itu seorang samanera apakah boleh bergandengan tangan?
No comment. :)
Setiap sekolah punya aturan sendiri. Mungkin dianggap sudah padam semua nafsunya, jadi tidak apa-apa.



[at]  3K
Dalam Tradisi Theravada, dengan ibu atau saudara wanita sendiri juga vinaya tetap berlaku. Entahlah dengan yang lain.

mungkin karena:

cewek: saya mau nyeberang, tapi takut ketabrak mobil, tulung dong...
bhante: sini saya gandeng ...

K.K.

Quote from: Indra on 01 October 2010, 08:47:29 AM
mungkin karena:

cewek: saya mau nyeberang, tapi takut ketabrak mobil, tulung dong...
bhante: sini saya gandeng ...

Banyak kemungkinannya. Oleh karena itu, sebelum mengatakan melanggar vinaya atau tidak, hendaknya dipastikan dulu alasannya.

(Kembali lagi kalau satu dibenarkan dengan satu alasan, besok-besok ada 500 bergandengan tangan seperti itu dengan alasan sama, berarti tidak pernah ada pelanggaran terjadi.)


wen78

Quote from: Kainyn_Kutho on 01 October 2010, 09:15:37 AM
Quote from: Indra on 01 October 2010, 08:47:29 AM
mungkin karena:

cewek: saya mau nyeberang, tapi takut ketabrak mobil, tulung dong...
bhante: sini saya gandeng ...

Banyak kemungkinannya. Oleh karena itu, sebelum mengatakan melanggar vinaya atau tidak, hendaknya dipastikan dulu alasannya.

(Kembali lagi kalau satu dibenarkan dengan satu alasan, besok-besok ada 500 bergandengan tangan seperti itu dengan alasan sama, berarti tidak pernah ada pelanggaran terjadi.)



bro Kainyn_Kutho, terima kasih atas jawabannya
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

K.K.

Quote from: wen78 on 01 October 2010, 09:46:11 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 01 October 2010, 09:15:37 AM
Quote from: Indra on 01 October 2010, 08:47:29 AM
mungkin karena:

cewek: saya mau nyeberang, tapi takut ketabrak mobil, tulung dong...
bhante: sini saya gandeng ...

Banyak kemungkinannya. Oleh karena itu, sebelum mengatakan melanggar vinaya atau tidak, hendaknya dipastikan dulu alasannya.

(Kembali lagi kalau satu dibenarkan dengan satu alasan, besok-besok ada 500 bergandengan tangan seperti itu dengan alasan sama, berarti tidak pernah ada pelanggaran terjadi.)



bro Kainyn_Kutho, terima kasih atas jawabannya
Anda serius mengatakannya? Lagi-lagi anda tidak tahu saya menyindir anda secara pribadi?

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 01 October 2010, 09:47:57 AM
Quote from: wen78 on 01 October 2010, 09:46:11 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 01 October 2010, 09:15:37 AM
Quote from: Indra on 01 October 2010, 08:47:29 AM
mungkin karena:

cewek: saya mau nyeberang, tapi takut ketabrak mobil, tulung dong...
bhante: sini saya gandeng ...

Banyak kemungkinannya. Oleh karena itu, sebelum mengatakan melanggar vinaya atau tidak, hendaknya dipastikan dulu alasannya.

(Kembali lagi kalau satu dibenarkan dengan satu alasan, besok-besok ada 500 bergandengan tangan seperti itu dengan alasan sama, berarti tidak pernah ada pelanggaran terjadi.)



bro Kainyn_Kutho, terima kasih atas jawabannya
Anda serius mengatakannya? Lagi-lagi anda tidak tahu saya menyindir anda secara pribadi?
=)) jadi teringat kejadian debat Hudoyo dengan Fabian =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Nevada

Quote from: ryu on 01 October 2010, 10:02:53 AM
=)) jadi teringat kejadian debat Hudoyo dengan Fabian =))

Pakai jurus sindiran pribadi?

K.K.

Quote from: upasaka on 01 October 2010, 10:33:36 AM
Quote from: ryu on 01 October 2010, 10:02:53 AM
=)) jadi teringat kejadian debat Hudoyo dengan Fabian =))

Pakai jurus sindiran pribadi?
Sepertinya bukan. Maksudnya tidak berasa lagi disindir.

Nevada

Quote from: Kainyn_Kutho on 01 October 2010, 10:34:28 AM
Sepertinya bukan. Maksudnya tidak berasa lagi disindir.

Jadi maksudnya: "Ada yang pakai jurus sindiran pribadi ...lalu... ada yang tidak berasa disindir." :D

wen78

Quote from: Kainyn_Kutho on 01 October 2010, 09:47:57 AM
Quote from: wen78 on 01 October 2010, 09:46:11 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 01 October 2010, 09:15:37 AM
Quote from: Indra on 01 October 2010, 08:47:29 AM
mungkin karena:

cewek: saya mau nyeberang, tapi takut ketabrak mobil, tulung dong...
bhante: sini saya gandeng ...

Banyak kemungkinannya. Oleh karena itu, sebelum mengatakan melanggar vinaya atau tidak, hendaknya dipastikan dulu alasannya.

(Kembali lagi kalau satu dibenarkan dengan satu alasan, besok-besok ada 500 bergandengan tangan seperti itu dengan alasan sama, berarti tidak pernah ada pelanggaran terjadi.)



bro Kainyn_Kutho, terima kasih atas jawabannya
Anda serius mengatakannya? Lagi-lagi anda tidak tahu saya menyindir anda secara pribadi?

oh, bro Kainyn_Kutho sedang menyindir saya? bisa dijelaskan kalimat mana yg bro Kainyn_Kutho maksudkan?
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.