Apakah ada aturan Bhante Theravada boleh main gitar/musik?

Started by ryu, 23 September 2010, 07:51:19 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dipasena

Poranametam Atula
netam ajjatanamiva
nindanti tunhimasinam
nindanti bahubhaninam
mitabhanimpi nindanti
natthi loke anindito.

O Atula, hal ini telah ada sejak dahulu dan bukan saja ada sekarang,
di mana mereka mencela orang yang duduk diam,
mereka mencela orang yang banyak bicara,
mereka juga mencela orang yang sedikit bicara.
Tak ada seorangpun di dunia ini yang tak dicela.

Sumedho

Astaga! kelewatan... cuma dapet siaran ulangan nih... eniwe yah sudah bagus bisa rekonsiliasi seperti bisa dibaca disini

http://dhammacitta.org/dcpedia/Rekonsiliasi_Benar_Salah_(Thanissaro)

:backtotopic:
There is no place like 127.0.0.1

FZ

Quote from: fabian c on 10 April 2011, 11:51:04 PM
Wah seru... Baru lihat...  :)

Maaf teman-teman... Komentar dikit ya...? Kita semua masih memiliki "ego" hanya Arahat yang sudah tak memiliki "ego". Dalam suatu diskusi memang kadang atmosfir menjadi panas. Bila kita memulai suatu polemik dan telah masuk ke dalamnya sulit bagi kita untuk keluar, bila sudah demikian siapa yang memulai sudah menjadi tak penting, selalu yang timbul adalah bagaimana kita mempertahankan pendapat kita.

Polemik merupakan "bumbu" yang membuat suatu forum menjadi hidup, yang penting jangan sampai memulai dengan mengaitkan secara langsung dengan menghina pribadi bersangkutan("ad hominem") Walaupun terkadang kita sangat "tergoda" untuk melakukan ad hominem. Bila seseorang melakukan ad hominem maka besar kemungkinan lawan diskusi akan membalas dengan ad hominem juga, karena itu merupakan suatu bentuk "abuse".

Marilah kita berdiskusi dengan semangat membagi pengetahuan dan membagi Dhamma, walaupun itu sulit dilakukan karena kita memiliki pandangan yang berbeda-beda, karena belajar aliran yang berbeda-beda.

Janganlah kita menuduh seseorang menghina bila ia mengungkapkan sesuatu berdasarkan "fakta", karena mengungkapkan sesuatu berdasarkan fakta adalah "ungkapan kebenaran".
Memang pahit bagi yang menerima, itulah "kebenaran" kadangkala pahit dan sukar diterima.

Thanks atas nasehatnya bro fabian..

Sebenarnya setelah saya baca postingan aa tono, diusulkan kenapa gak lewat japri saja.. saya sedikit chit chat ama bro Indra via japri, bro Indra juga berkenan menjelaskan semua.. dan saya memang cukup kaget mendengarnya apa motif nya kenapa dia begitu...

walau apa yang dia katakan masuk akal bagi gw.. tapi kasian juga kalau karena dia bersikap agresif, bro Indranya jadi kurang disukai
dan yang paling penting, bisa jadi kebanyakan member dc tidak tahu motif ini.. jadi yang "terlihat" adalah yang tengah ribut2.. disalahkan pastinya bro Indra, karena dianggap mencela tanpa bukti (padahal sebenarnya ada bukti, tapi buktinya tidak terlalu terpublish)

apa maksudnya tidak terpublish, sebenarnya mungkin sudah dipublish, namun ketika postingan saling balas membalas, kebanyakan member hanya akan melihat last posting, jadi bisa jadi motif tersebut sudah tertutupi oleh postingan lain..

jadi mungkin sekedar input, ada bagusnya bukti2 yang terkait mengenai suatu personel / organisasi yang "perlu dicela" diletakkan di postingan pertama.. jadi biar yang lain juga bisa melihat.. oh ini alasannya dan gak langsung serta merta menyalahkan seseorang ketika komplen keras juga..

mengenai cara kritik.. saya pun pribadi tidak setuju, karena menurut gw terlalu keras / kasar ya.. ya mungkin seiring waktu.. tata cara debat komplen bisa disalurkan dengan baik..
tapi kalau ditinjau dari sisi motif bro Indra, gw masih bisa mengerti.. ya karena bro Indra yang sudah "ehipassiko" lah istilahnya.. jadi tentu juga ada perbedaan emosi antara yang mengalami dengan yang gak mengalami dan gak tahu apa2..

FZ

Quote from: Sumedho on 11 April 2011, 05:48:38 AM
Astaga! kelewatan... cuma dapet siaran ulangan nih... eniwe yah sudah bagus bisa rekonsiliasi seperti bisa dibaca disini

http://dhammacitta.org/dcpedia/Rekonsiliasi_Benar_Salah_(Thanissaro)

:backtotopic:
hehehe.. makanya online donk malem2..
gw pribadi cukup bersyukur ada moment debat seperti ini..

cuma IMO seh, sekedar usul, aturan main ditambah, boleh berdebat dengan cantumkan motif di depan di awal post..
mengenai cara penyampaian debat.. mungkin seiring waktu bisa lebih dibenahi biar lebih mantap.. seperti posting2 yang hanya untuk mengejek personnel / ad hominem difilter,
ini menurut gw baru adil, karena kebanyakan orang hanya membaca last page, (sudah menjadi kebiasaan dc, kalau lagi hot, pasti banyak yang ngeflame.. dan motif seseorang debat tertimbun .. ) sehingga kasian juga bro Indra juga disalahkan, padahal dia sedang memperjuangkan sesuatu..

adi lim

^^^
karena memang sering membenarkan yang salah,  resiko nya pasti ada yaitu ketidak senangan bagi orang yang dikritik.
dan semua penghuni/member harus siap juga andaikan dikritik hasil penulisan/pernyataan, namanya juga forum.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Mokau Kaucu

Oke sdh damai ya.

Lanjutkan.  Kisah bergitarnya bagaimana? Masih aktif di fesbuk? :-?
~Life is suffering, why should we make it more?~

icykalimu

dasa sila saja sudah tdk boleh. apalagi patimokkha
...

dipasena

Quote from: icykalimu on 11 April 2011, 09:31:53 AM
dasa sila saja sudah tdk boleh. apalagi patimokkha

jangan kan dasasila, atthasila saja sudah tidak memperbolehkan, apalagi dsasila dan patimokkha... ;D

fabian c

Quote from: Forte on 11 April 2011, 05:55:45 AM
Thanks atas nasehatnya bro fabian..

Sebenarnya setelah saya baca postingan aa tono, diusulkan kenapa gak lewat japri saja.. saya sedikit chit chat ama bro Indra via japri, bro Indra juga berkenan menjelaskan semua.. dan saya memang cukup kaget mendengarnya apa motif nya kenapa dia begitu...

walau apa yang dia katakan masuk akal bagi gw.. tapi kasian juga kalau karena dia bersikap agresif, bro Indranya jadi kurang disukai
dan yang paling penting, bisa jadi kebanyakan member dc tidak tahu motif ini.. jadi yang "terlihat" adalah yang tengah ribut2.. disalahkan pastinya bro Indra, karena dianggap mencela tanpa bukti (padahal sebenarnya ada bukti, tapi buktinya tidak terlalu terpublish)

apa maksudnya tidak terpublish, sebenarnya mungkin sudah dipublish, namun ketika postingan saling balas membalas, kebanyakan member hanya akan melihat last posting, jadi bisa jadi motif tersebut sudah tertutupi oleh postingan lain..

jadi mungkin sekedar input, ada bagusnya bukti2 yang terkait mengenai suatu personel / organisasi yang "perlu dicela" diletakkan di postingan pertama.. jadi biar yang lain juga bisa melihat.. oh ini alasannya dan gak langsung serta merta menyalahkan seseorang ketika komplen keras juga..

mengenai cara kritik.. saya pun pribadi tidak setuju, karena menurut gw terlalu keras / kasar ya.. ya mungkin seiring waktu.. tata cara debat komplen bisa disalurkan dengan baik..
tapi kalau ditinjau dari sisi motif bro Indra, gw masih bisa mengerti.. ya karena bro Indra yang sudah "ehipassiko" lah istilahnya.. jadi tentu juga ada perbedaan emosi antara yang mengalami dengan yang gak mengalami dan gak tahu apa2..


Bro Forte yang baik, Saya tak pernah meragukan dedikasi bro Indra terhadap Buddha Dhamma, kita bisa menilai berdasarkan hasil karya-karyanya. Tanpa dedikasi yang kuat tak mungkin ia mau menyelesaikan tugas yang demikian berat menerjemahkan buku-buku yang berat. Bila ia tak memiliki dedikasi yang kuat tentu sudah lama ia tinggalkan pekerjaan berat yang tak menguntungkan samasekali secara finansial, bahkan merugikan. Akan lebih menguntungkan bila ia hanya mengurusi bisnisnya.

Oleh karena itu saya yakin bro Indra memiliki alasan kuat mengritik Bhikkhu tersebut, kritiknya terhadap Bhikkhu bergitar tentu didasarkan keprihatinan mendalam terhadap apa yang dilakukan Bhikkhu tersebut, apa dampaknya terhadap perkembangan Buddha Sasana dan pasti bukan disebabkan antipati pribadi.

Siapapun yang mengharapkan perkembangan Buddha Dhamma akan sepakat bahwa Bhikkhu bergitar merusak citra Bhikkhu yang seharusnya adalah petapa. Bukan gitaris.
Bila ingin bermusik gitar gabung grup band saja, jangan jadi Bhikkhu, bila ia bukan Bhikkhu tak ada yang mengritik, bahkan mungkin ia akan dikagumi.

Mettacittena,

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

andry

Samma Vayama

Umat Awam

Rhoma Irama Mode : On

perdamaian.. perdamaian..
perdamaian.. perdamaiann.....

Banyak yg cinta damai.. tapi perang makin ramai..

Rhoma Irama Mode : Off

:))

ryu

Quote from: dtgvajra on 11 April 2011, 08:47:41 AM
Oke sdh damai ya.

Lanjutkan.  Kisah bergitarnya bagaimana? Masih aktif di fesbuk? :-?
udah sebagian di hapus ga tau juga sih, bisa saja di sembunyikan khusus untuk yang add frend nya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ChandraOyuget

Quote from: Indra on 10 April 2011, 06:38:39 PM
singkatnya solusi yg anda tawarkan adalah menutup aib, begitukah? saya sendiri lebih menyukai mengungkapkan kebenaran

menutup aib yang mana satu yah ?....
bukan ditutup tetapi mari kt selesaikan ....
mungkin apabila Bhante tersebut memang melanggar sila-nya....
beliau dapat menerima hukuman sesuai peraturan Vinaya....

dan jika memang ingin mencari kebenaran....
bukan dengan membongkar-bongkar dan memperbesar masalah...
kebenaran Dhamma itu satu, seseorang yang sedang diliputi emosi tidak dapat mencari yang benar dan salah
kita bagaikan mencari merah dan biru di layar hitam putih jika ingin mencari kebenaran dalam kebencian
biar lah yang bersangkutan di hukum oleh yang lebih berwewenang, itu pun kalau memang beliau benar ada salahnya
bukan dengan melihat foto, melihat comment2 orang, kita jadi percaya...
justru bhante tersebut sendiri pun lebih tau karmanya buat dirinya dgn apa yang dia lakukan....

kutipan ....
"suatu hari ada seorang anak muda nampak uler..... dia takut uler ini mengganggu masyarakat sekitar....
dan dia tahu kalau uler ini berbahaya... maka dia bunuh saja uler tersebut.... alias menyakiti uler tersebut karena ingin
menjaga penduduk sekitar agar jangan sampai ada korban

dalam buddhist... ini jelas salah.... tetapi karena kekurang pengetahuan orang tersebut, dia merasa ini jalan terbaik bagi dirinya, dia tahu karmanya
setelah membunuh, dia merasa melindungi.... padahal uler ini ga ngapa2.... toh smua yang kena gigit uler itu pun karna karmanya sendiri....

suatu hari,. ia menyesal.... kenapa dulu saya bunuh uler tersebut ?? kenapa dulu tidak ada yg mengingatkan saya ??"

dan pertanyaan saya kembalikan lagi kepada anda.... anda ingin apakan Bhante ini ??...

nah.... jika boleh tahu, apakah anda benar-benar ingin memuaskan bathin anda dengan Mara - Emosi yang menggoda ?
tentu tidak dengan demikian kebenaran akan ditemukan....
tetapi melepaskannya saja.... jaga bathin

_/\_

ChandraOyuget

oh setelah melalui proses berpikir dan berpikir saya lebih jelas maksud dari menutup aib dari anda....
foto2 itu kali yah ?.
disini ingin menutup aib karena apa ? bolehkah saya jelaskan
1. menjaga nama baik Buddhist Theravada, bukan Thera saja... tetapi semuanya
2. menjaga nama baik ajaran Buddha Dhamma di dunia (internet adalah dunia)
3. jangan sampai nama tercemar..... menjadi buruk ... jelas jangan sampai....
4. ini bisa jadi bahan tertawaan orang2 yang non buddhist jika melihatnya, kasihan mereka karmanya berat... dan kasihan kita yang menyebarkan fotonya.... mengakibatkan mereka demikian....
5. lanjutan nomor 4... apa yang orang itu pikirkan?? apakah mungkin orang itu bisa lebih berjodoh dengan Dhamma jika yang dia lihat adalah seorang Bhante yang dekat dengan wanita2 ? persepsi orang tersebut akan menjadi negatif
6. setelah itu karma kita yang mengakibatkan hal tersebut terjadi apakah tidak cukup berat ?? jangan blg kt tanggung sendiri... kt disini saling membantu...
7. oh iya.... apakah yang kita lakukan ini bermanfaat untuk perkembangan spiritual ??..
8. apakah kita sudah menjalankan pancasila dengan benar ?....

_/\_

Indra

Quote from: ChandraOyuget on 11 April 2011, 12:36:44 PM
menutup aib yang mana satu yah ?....
bukan ditutup tetapi mari kt selesaikan ....
jika anda membantah kalimat saya mengenai "menutupi aib", jadi apakah setuju dengan sebaliknya, yaitu mengungkapkan aib? saya tidak terbiasa ngedance muter2 Bro, to the point aja. tutup atau bongkar.

Quote
mungkin apabila Bhante tersebut memang melanggar sila-nya....
jadi anda masih tidak setuju bahwa bhante tersebut melanggar sila?

Quote
beliau dapat menerima hukuman sesuai peraturan Vinaya....
Vinaya yg mana, Bro?

Quote
dan jika memang ingin mencari kebenaran....
bukan dengan membongkar-bongkar dan memperbesar masalah...
membongkar2 adalah perkembangan alami dari thread ini, yg muncul juga karena suatu sebab, bukan tanpa sebab.

Quote
kebenaran Dhamma itu satu, seseorang yang sedang diliputi emosi tidak dapat mencari yang benar dan salah
kita bagaikan mencari merah dan biru di layar hitam putih jika ingin mencari kebenaran dalam kebencian
biar lah yang bersangkutan di hukum oleh yang lebih berwewenang, itu pun kalau memang beliau benar ada salahnya
siapakah yg emosi dan dalam kebencian? saya pribadi bahkan tidak peduli pada oknum tersebut yg bahkan bukan anak saya. tapi saya peduli pada Sasana.

Quote
bukan dengan melihat foto, melihat comment2 orang, kita jadi percaya...
foto dan comment2 adalah salah satu indikasi, Bro. perkara benar atau tidaknya foto tersebut, itu adalah bidang pembuktian yg akan diputuskan dalam sidang, tapi di sini bukan sidang.

Quote
justru bhante tersebut sendiri pun lebih tau karmanya buat dirinya dgn apa yang dia lakukan....
bagaimana anda begitu yakin jika bhante tersebut lebih tau soal karma? menurut saya jika dia tau soal karma maka sebelum itu pun dia pasti tau soal Vinaya.

Quote
kutipan ....
"suatu hari ada seorang anak muda nampak uler..... dia takut uler ini mengganggu masyarakat sekitar....
dan dia tahu kalau uler ini berbahaya... maka dia bunuh saja uler tersebut.... alias menyakiti uler tersebut karena ingin
menjaga penduduk sekitar agar jangan sampai ada korban

dalam buddhist... ini jelas salah.... tetapi karena kekurang pengetahuan orang tersebut, dia merasa ini jalan terbaik bagi dirinya, dia tahu karmanya
setelah membunuh, dia merasa melindungi.... padahal uler ini ga ngapa2.... toh smua yang kena gigit uler itu pun karna karmanya sendiri....

suatu hari,. ia menyesal.... kenapa dulu saya bunuh uler tersebut ?? kenapa dulu tidak ada yg mengingatkan saya ??"


tidak relevan. gitar vs ULER

Quote
dan pertanyaan saya kembalikan lagi kepada anda.... anda ingin apakan Bhante ini ??...
tidak ada apa pun dari Bhante ini yg cukup berharga yg bisa saya inginkan.
saya hanya berusaha agar umat tidak tertipu oleh topengnya.

Quote
nah.... jika boleh tahu, apakah anda benar-benar ingin memuaskan bathin anda dengan Mara - Emosi yang menggoda ?
tentu tidak dengan demikian kebenaran akan ditemukan....
tetapi melepaskannya saja.... jaga bathin

apakah maksud anda "melepaskan" artinya "biarkan saja"? atau "sudahlah jangan dilanjutkan lagi pembahasan ini", begitukah?

batin terdiri dari perasaan, persepsi, bentukan kehendak, dan kesadaran. Ketika anda mengatakan "memuaskan batin", batin manakah yg anda maksudkan? saya belum bisa menjawab pertanyaan ini sebelum anda menjelaskan makna batin di sana.