News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Demokrasi yang IRONIS..[cacat dalam demokrasi]

Started by Riky_dave, 20 March 2010, 12:41:17 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Kalau kita selalu menggunakan kebenaran dengan tolak ukur "suara mayoritas" maka ini mungkin benar tapi mungkin juga salah total,,saya melihat adanya cacad dalam Demokrasi kita saat ini..[jangan sampai saya terjerat UU IT ya,,haha..kalau terjerat teman2 kumpulkan koin buad Riky_Dave ya :P]

Mengapa saya berkata demikian?karena tingkat intektual,kebijaksanaan,pengetahuan,pengalaman,tiap orang2 adalah berbeda2,tidak ada / belum pernah ditemukan kecerdasaan intelektual,kebijaksanaan,pengalaman yang sama antara 1 orang dengan orang yang lain[bahkan kembar identik sekalipun,atau Buddha dan muridNya2 sekalipun,mereka berbeda2 dalam kualitas batinnya,yang sama hanya mereka semua telah "mengikis" habis semua kilesa/kekotoran batin]..

jadi bisa dikatakan "voting" dalam sistem demokrasi adalah "cacad" produk sistem demokrasi kita,saya lebih suka menganggap demokrasi adalah kebebasan berpendapat dimana setiap pendapat harus ada tanggung jawabnya[sesuai dengan UU kita],kalau orang berpendapat dengan cara "melecehkan" "menghina" dan tidak memiliki dasarnya,tentunya saya juga tidak setuju dengan cara demokrasi seperti itu..tetapi tentu kita tidak boleh menutup sebelah mata atas kebebasan berpendapat,dan alangkah baiknya yang berpendapat juga tahu diri didalam mengemukakan pendapatnya,bahwa pendapatnya harusnya lah masuk akal,dan memiliki point kebenaran bukan pendapat yang dibawa dengan asal usul yang tidak jelas,pendapat yang memaksa,dan pendapat yang tidak memiliki "dasar" apapun..tentunya jika begitu itu salah..

Jadikan lah demokrasi sebagai tempat berdiskusi,tempat bertukar pikiran,tempat untuk bertanya dan menjawab,jangan "membenci" demokrasi disatu sisi karena merugikan paham/konsep kita,dan mengagungkan demokrasi disisi lainnya karena menguntungkan kita..

saya punya cerita yang bagus..

di sebuah warung ada 7 pria,yang 1 pria sedang minum kopi,yang 2 pria buta warna ,yang 4 pria yang sedang minum tuak[saya pakai bahasa medan ya,karena tuak dimedan disebut semacam bir/yang bisa melemahkan kesadaran]...kemudian selang beberapa lama,datang seorang cewek yang lewat memakai baju merah...setelah gadis itu lewat,si pria buta warna berkata,"Wah cewek tadi yang berbaju hitam cantik dan seksi sekali.." ,kemudian nimbrung lha yang lagi mabuk,4 pria tersebut berkata,"Bego banget kalian berdua,jelas2 yang tadi lewat cowok bagaimana kalian bisa bilang itu cewek berbaju hitam?" ,dan si pria sadar tersebut berkata,"Yang benar adalah tadi seorang cewek berpakaian merah lewat,dia cantik dan seksi.."

kalau dari kasus tersebut digunakan sistem demokrasi voting,siapa yang menang?jelas yang mabok lah yang menang,dan segi "kebenaran"nya sudah hilang sama sekali..dan yang sadar itu jelas kalah suara..

makanya saya bilang "ini lah cacad produksi dari sistem demokrasi voting",alasannya sederhana,kecerdasaan,intelektual,pengalaman,kebijaksaan mereka tidak lah sama...

jika 100 orang bodoh dan 1 orang pintar,maka tidak peduli kebenaran si orang pintar tersebut,selalu dikatakan salah oleh 100 orang bodoh tersebut,karena kalau diadakan voting untuk menentuin siapa yang benar dan salah maka kalah lha yang pintar tersebut...

Maka untung Buddha Gotama sangat bijak dan luar biasa,didalam Kalama Sutta tercantum :

- Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena telah berlangsung lama dan telah melalui banyak tahun.

-Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena beberapa hal yang dilakukan telah menjadi tradisi.

-Jangan menerima atau mempercayai sesuatu karena semata-mata dilaporkan dan berita tersebut tersebar ke berbagai
pelosok, bahkan ke seluruh dunia.

- Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena dikatakan tertulis dalam sebuah kitab suci.
Kitab suci sering kali disalahgunakan.


-Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena telah benar secara alasan deduktif atau induktif.

- Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena cocok dengan pengertian umum seseorang.

-Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena sesuai dengan opini atau teori yang telah
dipertimbangkan berulang-ulang.

- Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicaranya tampak dapat dipercaya/kelihatan suci.

-Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicara atau pembabarnya adalah guru kita.


Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

hanya berupa pendapat pribadi saya belaka...bahwa apa yang benar bisa saja disalahkan hanya karena banyak orang yang mendukung kesalahan tersebut,atau apa yang salah bisa saja dibenarkan dengan banyak dukungan semacam itu...

baru menulis beberapa hari di thread Bulu bebek,saya sudah kehilangan 6 point ...apakah ketidaksukaan dan kesukaan harus ditunjukan semacam itu?

kita sering berkata kita melatih kesabaran,kita mengumbar soal "cinta kasih tanpa batas",,tapi sadarkah kita bahwa yang sering kita lakukan adalah "kebencian tanpa batas"..

selama saya disini,saya tidak pernah mau mem brp orang hanya karena pandangannya berbeda dengan saya,saya tidak pernah melakukan itu,bahkan kepada "orang yang membenciku" bila pandangannya bagus,saya akan memberinya grp.. :)

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

 [at] Sumedho

kira2 kita bisa tahu tidak ya,dari sistem sini brp dan grp dari siapa saja?jika bisa,tolong check,apakah selama saya disini saya pernah memberi brp kepada orang lain?

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Sumedho

sebenarnya ada module utk melihat itu, tapi sengaja tidak dipakai utk menjaga anonimity.
There is no place like 127.0.0.1

Riky_dave

 [at] Sumedho

hehe..boleh saya minta tolong?tolong check apakah saya pernah memberikan brp kepada salah 1 member disini?thanks!
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Sumedho

utk membongkar data itu sih perlu ada justifikasi yg jelas. misalnya perusakan nama baik gitu. by default tdak "boleh" dikeluarkan utk mentaati azas awal. kalau tidak nanti semua orang juga pasti akan menanyakan hal yang sama. kalau gitu lebih baik rule awalnya dirubah jadinya.
There is no place like 127.0.0.1

Sukma Kemenyan

Biasa'nya rengekan terkena "BRP" di forum tetangga,
Saya tambahkan Reputasinya dengan BRP secara public.
bahkan dengan sengaja saya kasih screen shot...
contoh:
[spoiler="contoh"]



[/spoiler]

yang mengakibatkan chain-reaction dari member yang lainnya untuk ikut mengirimkan BRP.

Kesimpulan en Saran:
Coba koreksi diri, dan setelah koreksi ga ngerasa salah...
Ya cuekin aja tuh reputasi.

Riky_dave

betul,cuekin aja :)

sengaja nih buat mereka "panas".. :)

nah dengan begini bisa melihat "fenomena" alam.. :P
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

johan3000

demokrasi spt artinya setiap warga (warga negara Indonesia) yg dewasa memiliki
SATU hak suara... tidak tergantung seberapa kecerdasannya.............

soalnya hitung jumlah manusia aja udah kesulitan, apalagi hitung jumlah yg memiliki kecerdasan...
(ingat hitung angka kemiskinanpun cukup sulit)...


setiap manusia memiliki nilai (hak voting) yg sama, terlepas dia pinter, bodoh, tua, maupun jelek.

jadi rasanya gak ada cacatnya dlm demokrasi!

gimana menurut yg lain?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

chen83

Demokrasi adalah sistem terbaik di antara yang buruk.

Dalam demokrasi, negara mendapatkan pemimpin yang layak baginya.  Kalau negaranya pintar, pemimpinnya pintar.  Kalau negaranya bodoh, dapat pemimpin bodoh.  Pintar atau bodoh tentu saja dalam persentase mayoritasnya, bukan outliers.  Calon pemimpin pintar akan kesulitan menyampaikan idenya kepada pemilih yang bodoh, kecuali dia pura-pura bodoh, yang juga akan diendus oleh pemilih karena bukan kaumnya.

Sekarang, dengan tingkat pendidikan seperti sekarang ini, silakan Anda jawab sendiri... dimana tingkat kepintaran negara kita?  Kalau begitu, berarti, bagaimana kepintaran pemimpin-pemimpin kita (termasuk DPR)?  Jawab sendiri ya.  ;)

FZ

Quote from: Riky_dave on 21 March 2010, 01:55:09 PM
betul,cuekin aja :)

sengaja nih buat mereka "panas".. :)

nah dengan begini bisa melihat "fenomena" alam.. :P
apakah "si aku" ini gak panas ?
apakah "si aku" ini sudah melihat "fenomena alam sendiri" ?
kalau "si aku" ini gak panas dan bisa mengatakan objek itu netral ? kenapa bisa muncul thread ini ?

hal ini mirip dengan kisah Zen, yang di mana ada 4 biksu sedang latihan tidak bicara..
biksu pertama.. akhirnya kelepasan bicara
biksu kedua.. juga kelepasan bicara..
biksu ketiga.. juga kelepasan bicara..
biksu keempat.. dengan arogansinya mengatakan "hahahah.. akhirnya cuma saya yang tidak kelepasan bicara"
padahal sebenarnya dengan mengatakan "hahahaha.. dst", biksu keempat sebenarnya juga sudah kelepasan bicara dan TIDAK MENYADARI-nya


johan3000

Quote from: chen83 on 22 March 2010, 08:53:07 AM
Demokrasi adalah sistem terbaik di antara yang buruk.

Dalam demokrasi, negara mendapatkan pemimpin yang layak baginya.  Kalau negaranya pintar, pemimpinnya pintar.  Kalau negaranya bodoh, dapat pemimpin bodoh.  Pintar atau bodoh tentu saja dalam persentase mayoritasnya, bukan outliers.  Calon pemimpin pintar akan kesulitan menyampaikan idenya kepada pemilih yang bodoh, kecuali dia pura-pura bodoh, yang juga akan diendus oleh pemilih karena bukan kaumnya.

Sekarang, dengan tingkat pendidikan seperti sekarang ini, silakan Anda jawab sendiri... dimana tingkat kepintaran negara kita?  Kalau begitu, berarti, bagaimana kepintaran pemimpin-pemimpin kita (termasuk DPR)?  Jawab sendiri ya.  ;)

Gimana dgn KEBAIKAN, dan KEBENARAN....

pinter tapi tidak memiliki kebaikan gimana ? apakah pemimpin tsb memberi manfaat bagi orang banyak ?


bisakah dibuat demokrasi yg memiliki nilai
kebaikan, kebenaran, kepintaran, dst....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

FZ

#12
Quote from: Riky_dave on 20 March 2010, 01:06:50 PM
selama saya disini,saya tidak pernah mau mem brp orang hanya karena pandangannya berbeda dengan saya,saya tidak pernah melakukan itu,bahkan kepada "orang yang membenciku" bila pandangannya bagus,saya akan memberinya grp.. :)
saya rasa mungkin tidak terletak pada perbedaan pandangan deh.. pasti ada something wrong sehingga terkena BRP.

IMO, suatu tindakan ada beberapa komponen yaitu : niat, proses, dan hasil dari tindakan. Dan idealnya dalam suatu tindakan itu 3 komponen itu hendaknya nilainya positif agar tindakan itu dikatakan baik.

3 komponen baik : niat baik dengan proses yang baik dan hasil baik = orang pasti senang
contoh : orang berdana makanan dengan niat yang tulus, memberi makanan dengan sopan sesuai etika misal menggunakan tangan kanan, tidak dengan melempar dll, dan setelah dana makanan diberikan, orang tersebut tersenyum bahagia dan merasa senang jika yang menerima juga senang (mudita-citta)

jika salah satunya tidak baik.. maka tindakan tersebut tidak bisa dikatakan baik.
contoh : berdana makanan dengan tidak sopan seperti melempar makanan, membentak, dll

nah akibat tindakan tidak baik, namanya manusia normal, pasti memberikan reaksi, bisa jadi dana makanan tadi tidak mau diterima, bisa juga ada reaksi melawan.

balik ke topik diskusi dan gaya diskusi bro, apakah bro merasa style diskusi bro sudah cocok dengan etika dunia timur ? walau dari segi pengetahuan, sungguh sangat luar biasa, bro yang sedemikian muda sudah menguasai banyak pengetahuan akan Buddhisme. Kalau bro merenung dan menyadari bahwa ada yang something wrong.. maka BRP itu merupakan reaksi akan apa yang bro lakukan.. Jadi berhenti menanyakan ke luar, tetapi menanyakanlah ke diri sendiri..

- apakah yang saya lakukan sudah benar ?
- apakah yang saya lakukan walau benar tapi menyakiti orang lain ?


secara pribadi, saya sendiri juga bukanlah orang yang lembut. Banyak juga yang BRP saya, namun saya tidak pernah mau menanyakan kenapa saya di-BRP kepada member lain. Karena saya sadar saya pasti ada something wrong.. apakah saya terlalu kaku menjadi moderator, atau postingan saya yang agak keterlaluan.. Menurut saya, BRP itu adalah hal yang biasa dan tidaklah perlu dipertanyakan sampai buka thread segala.

Saya hanya menjadikan BRP itu sebagai indikasi apakah saya sudah sopan / belum pada member di sini. Jika ada yang BRP.. saya memang menyadari.. wah.. ada yang gak senang ama gw.. gw coba deh untuk berkata baik2 di kemudian hari.. walau prakteknya memang sangat susah..
tapi jika ada yang GRP gw.. saya senang.. biasanya seh kebanyakan GRP saya rasa berasal dari board Kesehatan yang saya asuh.. saya senang bisa mengabdi, saya senang jika ilmu kesehatan saya berguna..

Jadi cobalah melihat sisi baik dan sisi buruk itu dari sisi manfaat yang bisa kita petik..

Semoga bermanfaat sharing saya bro..

CHANGE

Quote from: Forte on 22 March 2010, 09:09:05 AM
Quote from: Riky_dave on 21 March 2010, 01:55:09 PM
betul,cuekin aja :)

sengaja nih buat mereka "panas".. :)

nah dengan begini bisa melihat "fenomena" alam.. :P
apakah "si aku" ini gak panas ?
apakah "si aku" ini sudah melihat "fenomena alam sendiri" ?
kalau "si aku" ini gak panas dan bisa mengatakan objek itu netral ? kenapa bisa muncul thread ini ?

hal ini mirip dengan kisah Zen, yang di mana ada 4 biksu sedang latihan tidak bicara..
biksu pertama.. akhirnya kelepasan bicara
biksu kedua.. juga kelepasan bicara..
biksu ketiga.. juga kelepasan bicara..
biksu keempat.. dengan arogansinya mengatakan "hahahah.. akhirnya cuma saya yang tidak kelepasan bicara"
padahal sebenarnya dengan mengatakan "hahahaha.. dst", biksu keempat sebenarnya juga sudah kelepasan bicara dan TIDAK MENYADARI-nya



Menambahkan cerita di atas

Meditasi Tanpa Suara


Suatu hari terdapatlah lima orang pemuda yang bermaksud mengadakan retreat selama tujuh hari dengan meditasi di hutan. Selama retreat berlangsung, maka ada satu pantangan yang harus dipatuhi, yaitu dilarang berbicara antar sesama dan konsentrasi hanya pada nafas. Alhasil, masing-masing menggunakan bahasa isyarat tangan, dimana sepanjang siang hari pertama, dapat dilalui dengan berhasil tanpa satu patah kata yang keluar dari kelima pemuda tersebut.

Kemudian pada malam harinya, maka masing-masing sudah siap untuk masuk ke gubug tempat mereka tidur yang hanya diterangi satu-satunya api lilin. Menjelang tengah malam, bertiuplah angin yang kencang sehingga memadamkan api lilin tersebut, dan mulailah timbul kegelisahan di antara mereka. Setelah sekian lama dalam keadaan gelap-gulita, maka mulailah .

Pemuda pertama berbisik pada teman di sebelahnya,"Kelihatannya api lilin itu padam!"

Pemuda kedua menyahut sambil berbisik pula, "Iya..., sebaiknya ada yang menyalahkannya."

Pemuda ketiga menimpali dan mengingatkan akan janji mereka, "Hei...bukankah kita sepakat untuk tidak berbicara?"

Pemuda keempat mengiyakan, "Iya nih,.... koq jadi pada berisik sih..." , dan mereka berempatpun baru mulai menyadari hanya ada satu orang yang berhasil tidak berbicara sama sekali.

Tetapi belum sampai sedetik kemudian, pemuda kelimapun mulai berseru dan yang paling nyaring, "Ha..ha..ha..., lihatlah hanya saya yang paling hebat karena tidak berbicara sama sekali!"



hatRed

i'm just a mammal with troubled soul