News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Demokrasi yang IRONIS..[cacat dalam demokrasi]

Started by Riky_dave, 20 March 2010, 12:41:17 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Demokrasi memang berdasarkan suara terbanyak (jika tidak dicapai kesepakatan). Apanya yang cacad?
Kalau kebenaran ilmiah, memang bukan berdasarkan suara terbanyak.

Masalah BRP juga bukan masalah benar/salah, tapi masalah sikap. Misalnya dalam suatu diskusi, sekumpulan orang sedang membahas Brahmajala Sutta yang dikatakan berasal dari Khuddaka Nikaya. Kemudian datang satu orang berkata, "Brahmajala Sutta itu ada di Digha Nikaya, bego amat sih kalian!", maka orang itu menyatakan kebenaran (Brahmajala Sutta memang di Digha Nikaya), tapi rasanya lebih cocok untuk diberi BRP ketimbang GRP.

naviscope

#16
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 March 2010, 10:12:18 AM
Demokrasi memang berdasarkan suara terbanyak (jika tidak dicapai kesepakatan). Apanya yang cacad?
Kalau kebenaran ilmiah, memang bukan berdasarkan suara terbanyak.

Masalah BRP juga bukan masalah benar/salah, tapi masalah sikap. Misalnya dalam suatu diskusi, sekumpulan orang sedang membahas Brahmajala Sutta yang dikatakan berasal dari Khuddaka Nikaya. Kemudian datang satu orang berkata, "Brahmajala Sutta itu ada di Digha Nikaya, bego amat sih kalian!", maka orang itu menyatakan kebenaran (Brahmajala Sutta memang di Digha Nikaya), tapi rasanya lebih cocok untuk diberi BRP ketimbang GRP.


sependapat _/\_

Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

dilbert

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 March 2010, 10:12:18 AM
Demokrasi memang berdasarkan suara terbanyak (jika tidak dicapai kesepakatan). Apanya yang cacad?
Kalau kebenaran ilmiah, memang bukan berdasarkan suara terbanyak.

Masalah BRP juga bukan masalah benar/salah, tapi masalah sikap. Misalnya dalam suatu diskusi, sekumpulan orang sedang membahas Brahmajala Sutta yang dikatakan berasal dari Khuddaka Nikaya. Kemudian datang satu orang berkata, "Brahmajala Sutta itu ada di Digha Nikaya, bego amat sih kalian!", maka orang itu menyatakan kebenaran (Brahmajala Sutta memang di Digha Nikaya), tapi rasanya lebih cocok untuk diberi BRP ketimbang GRP.


[at] riky...

Jadi sudah jelas bahwa BRP/GRP itu adalah reputasi yang tergantung kepada like/dislike dari member... Jadi sebenarnya tidak ada korelasi secara langsung kepada "kebenaran" yang disampaikan...

Kadang kebenaran itu memang "pahit" rasanya, sehingga kadang orang memilih untuk menghindari "kebenaran yang pahit" itu... Jadi jangan patah semangat ya... LIHAT-LAH APA ADANYA...  hehehehe
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

kusalaputto

bro riki secara jujur saya ada memberi brp terhadap tulisan anda yang menyerang & saya pun ada memberi pada anda grp pada tulisan anda yg membangun n berbobot. penilaian saya memang tidak bisa di jadikan patokan terhadap brp & grp. namun saya pun berkaca pada diri sendiri saya pun kerap menerima brp n grp, namun saya ga permasalakan yang penting kita bahas dhamma disini sambil menjaga sikap masing2. jangan karena anda menerima brp lalu anda tidak mau diskusi dhamma di dc lagi., namun saya berharap anda tetap eksis karena banyak pula tulisan anda yg saya sukai karena anda memiliki pengetahuan dhamma yg tinggi di usia muda. :)
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

dilbert

Quote from: kusalaputto on 22 March 2010, 12:17:11 PM
bro riki secara jujur saya ada memberi brp terhadap tulisan anda yang menyerang & saya pun ada memberi pada anda grp pada tulisan anda yg membangun n berbobot. penilaian saya memang tidak bisa di jadikan patokan terhadap brp & grp. namun saya pun berkaca pada diri sendiri saya pun kerap menerima brp n grp, namun saya ga permasalakan yang penting kita bahas dhamma disini sambil menjaga sikap masing2. jangan karena anda menerima brp lalu anda tidak mau diskusi dhamma di dc lagi., namun saya berharap anda tetap eksis karena banyak pula tulisan anda yg saya sukai karena anda memiliki pengetahuan dhamma yg tinggi di usia muda. :)

Kalau saya jujur, gak pernah BRP orang... yang ada GRP aja.... hahahahahaha... tapi jarang jarang lo saya GRP orang...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

kusalaputto

Quote from: dilbert on 22 March 2010, 01:01:32 PM
Kalau saya jujur, gak pernah BRP orang... yang ada GRP aja.... hahahahahaha... tapi jarang jarang lo saya GRP orang...
bro aye masih di liputi ldm n masih menilai jadi bisa ngasih brp juga namun jarang juga si kasih brp n grp kecuali bener2 bagus or tidak bagus. n buat semua yg pernah kena brp aye minta maaf namun aye tetep akan memberi brp ke tulisan2 yg dari sudut pandang aye kurang layak. klo grp yg aye kasih ga d bahas d. trus bagi yang sudah memberi aye brp thx berat karena sudah memberi aye peringatan akan tulisan aye yg kurang bagus. n yg dah kasih grp buat aye thx bro n sista
tapi semenjak ada thank you brp serta grp g kok ga gerak sama sekali yah? :)) :))
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Riky_dave

 [at] All

sori ya,saya tidak peduli soal BRP or GRP,itu tak penting..emangnya kalau di BRP saya tidak bisa mencapai kesucian?emangnya kalau di GRP saya bisa mencapai kesucian?BRP dan GRP,so what?

yang saya ingin tekankan disini adalah sistem demokrasi yang kekanakan2... :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Riky_dave

Quote from: ryu on 22 March 2010, 03:17:37 PM
ehm, GRP bisa ditukar sama Dollar nih =))

:O

mau dong kalau begitu..kloning ah... :P
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 March 2010, 10:12:18 AM
Demokrasi memang berdasarkan suara terbanyak (jika tidak dicapai kesepakatan). Apanya yang cacad?
Kalau kebenaran ilmiah, memang bukan berdasarkan suara terbanyak.

Masalah BRP juga bukan masalah benar/salah, tapi masalah sikap. Misalnya dalam suatu diskusi, sekumpulan orang sedang membahas Brahmajala Sutta yang dikatakan berasal dari Khuddaka Nikaya. Kemudian datang satu orang berkata, "Brahmajala Sutta itu ada di Digha Nikaya, bego amat sih kalian!", maka orang itu menyatakan kebenaran (Brahmajala Sutta memang di Digha Nikaya), tapi rasanya lebih cocok untuk diberi BRP ketimbang GRP.


Oh,ketika Buddha mengajar dengan kata2 "menjijikan" kepada Orang tua Magadiya,maka Buddha pantas diberi BRP...hebat..sungguh hebat.. :)

dan masing banyak lagi cerita didalam sutta karena pengajaran yang kasar,yang saya rasa bro Kain sendiri pernah membaca dan tahu arti dari hal tersebut?

Justru saya katakan cacad dalam demokrasi terdapat pada "suara terbanyak",bagaimana point suara terbanyak bisa menentukan "suatu keputusan"?andaikan si A membuat suatu "UU" baru,kemudian diantara 500 Anggota DPR,semuanya 350 anggota DPR menolak[karena merugikan mereka secara ekonomi,bla bla dan bla..],apakah keputusan itu bisa disahkan?tentu saja tidak..apakah itu bukan suatu cacad?bahwa keputusan ditentukan oleh "suara mayoritas" bukan dari "seberapa benar keputusan yang akan diambil.."

:)

Semoga dapat dimengerti..!
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

FZ

Quote from: Riky_dave on 22 March 2010, 03:14:21 PM
[at] All

sori ya,saya tidak peduli soal BRP or GRP,itu tak penting..emangnya kalau di BRP saya tidak bisa mencapai kesucian?emangnya kalau di GRP saya bisa mencapai kesucian?BRP dan GRP,so what?

yang saya ingin tekankan disini adalah sistem demokrasi yang kekanakan2... :)
hm.. agak aneh..
kalau tidak peduli.. kenapa di thread ini, dibahas mengenai BRP oleh Anda sendiri sebagai thread starter ?
padahal judul thread sendiri mengenai demokrasi ?

Riky_dave

Quote from: dilbert on 22 March 2010, 12:08:06 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 March 2010, 10:12:18 AM
Demokrasi memang berdasarkan suara terbanyak (jika tidak dicapai kesepakatan). Apanya yang cacad?
Kalau kebenaran ilmiah, memang bukan berdasarkan suara terbanyak.

Masalah BRP juga bukan masalah benar/salah, tapi masalah sikap. Misalnya dalam suatu diskusi, sekumpulan orang sedang membahas Brahmajala Sutta yang dikatakan berasal dari Khuddaka Nikaya. Kemudian datang satu orang berkata, "Brahmajala Sutta itu ada di Digha Nikaya, bego amat sih kalian!", maka orang itu menyatakan kebenaran (Brahmajala Sutta memang di Digha Nikaya), tapi rasanya lebih cocok untuk diberi BRP ketimbang GRP.


[at] riky...

Jadi sudah jelas bahwa BRP/GRP itu adalah reputasi yang tergantung kepada like/dislike dari member... Jadi sebenarnya tidak ada korelasi secara langsung kepada "kebenaran" yang disampaikan...

Kadang kebenaran itu memang "pahit" rasanya, sehingga kadang orang memilih untuk menghindari "kebenaran yang pahit" itu... Jadi jangan patah semangat ya... LIHAT-LAH APA ADANYA...  hehehehe

betul bro Dilbert[kapan ini kopdar nya ??nanti pas ko Indra ada dimedan saja..Sori OOT]..
saya rasa saya tidak hanya menyampaikan soal BRP dan GRP,saya juga hendak menyampaikan soal "pengambilan" keputusan yang hanya berdasarkan "pelaporan" pihak2 tertentu yang merasa dirugikan...apakah seperti ini proses demokrasi di forum ini?seharusnya tidak bukan?

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: Forte on 22 March 2010, 03:26:32 PM
Quote from: Riky_dave on 22 March 2010, 03:14:21 PM
[at] All

sori ya,saya tidak peduli soal BRP or GRP,itu tak penting..emangnya kalau di BRP saya tidak bisa mencapai kesucian?emangnya kalau di GRP saya bisa mencapai kesucian?BRP dan GRP,so what?

yang saya ingin tekankan disini adalah sistem demokrasi yang kekanakan2... :)
hm.. agak aneh..
kalau tidak peduli.. kenapa di thread ini, dibahas mengenai BRP oleh Anda sendiri sebagai thread starter ?
padahal judul thread sendiri mengenai demokrasi ?

Bro Forte,itu menyentuh ke segala aspek,kalau pikiran anda hanya menekan pada BRP dan GRP ya hasilnya anda hanya melihat pandangan tersebut,anda sebagai modelator tentu tahu apa yang hendak saya ingin sampaikan ,yang sudah terjadi sejak zaman MMD sampai saat ini.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

 [at] Forte

saya hanya mencegah asumsi bahwa saya merasa "terhina" atau merasa "sakit hati" karena di BRP,itu saja,karena saya melihat pembicaraan disini sudah mulai mengarah kepada BRP dan GRP,kalau bisa lihat lah lebih jauh,,..dimulai dari soal "pelaporan" soal "dimonitori" soal "dibanned" dan seterusnya..emangnya aye buronan apa? :P
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

FZ

bukan.. maksud saya,
- Mengapa Anda mengambil contoh berupa GRP/BRP ?
- Mengapa Anda menghitung berapa lost GRP Anda ?
- Apa hubungan demokrasi dengan BRP / GRP ? Sedangkan Anda tahu ini penilaian pribadi

Seseorang yang katanya tidak peduli, tidak akan menghitungnya, apalagi mengingat berapa jumlah GRP.
Dan apakah seseorang yang BODOH seperti Anda bisa mengetahui isi pikiran saya apa hanya menekankan pada BRP GRP sedangkan menulis kata "moderator" saja masih modelator ?