Demokrasi yang IRONIS..[cacat dalam demokrasi]

Started by Riky_dave, 20 March 2010, 12:41:17 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: Riky_dave on 22 March 2010, 03:25:36 PM
Oh,ketika Buddha mengajar dengan kata2 "menjijikan" kepada Orang tua Magadiya,maka Buddha pantas diberi BRP...hebat..sungguh hebat.. :)

dan masing banyak lagi cerita didalam sutta karena pengajaran yang kasar,yang saya rasa bro Kain sendiri pernah membaca dan tahu arti dari hal tersebut?
Kalau Bro Riky memang merasa sudah sebijaksana Buddha sehingga tahu kapan berkata kasar pada waktunya, silahkan saja.

Riky_dave

Quote from: Forte on 22 March 2010, 03:35:46 PM
bukan.. maksud saya,
- Mengapa Anda mengambil contoh berupa GRP/BRP ?
lha..BRP dan GRP kan contoh yang paling nyata... :)
kecuali anda mau kasih tahu saya,bagaimana kah seseorang di banned dan atas dasar apa pengambilan keputsan tersebut..silakan :)

Quote- Mengapa Anda menghitung berapa lost GRP Anda ?
hehe..bukan menghitung,,entah kebetulan atau apa saya mempunyai "sedikit" kemampuan dalam mengingat sesuatu..itu saja..bukan hanya karena saya posting di thread BEBEK aja,,dari hari itu saya sudah lihat saya di BRP dan GRP,hanya sebatas 1 point,2 point saya..kebetulan hari itu saya tahu point saya 21,dan sekarang jadi 15...begitu..saya tidak begitu kurang kerjaan menghitung itu,mending saya menghapal teks pali daripada hitung point saya kurang atau tidak.. :)

Quote- Apa hubungan demokrasi dengan BRP / GRP ? Sedangkan Anda tahu ini penilaian pribadi
saya boldkan dari tulisan saya di atas.. :
di sebuah warung ada 7 pria,yang 1 pria sedang minum kopi,yang 2 pria buta warna ,yang 4 pria yang sedang minum tuak[saya pakai bahasa medan ya,karena tuak dimedan disebut semacam bir/yang bisa melemahkan kesadaran]...kemudian selang beberapa lama,datang seorang cewek yang lewat memakai baju merah...setelah gadis itu lewat,si pria buta warna berkata,"Wah cewek tadi yang berbaju hitam cantik dan seksi sekali.." ,kemudian nimbrung lha yang lagi mabuk,4 pria tersebut berkata,"Bego banget kalian berdua,jelas2 yang tadi lewat cowok bagaimana kalian bisa bilang itu cewek berbaju hitam?" ,dan si pria sadar tersebut berkata,"Yang benar adalah tadi seorang cewek berpakaian merah lewat,dia cantik dan seksi.."

QuoteSeseorang yang katanya tidak peduli, tidak akan menghitungnya, apalagi mengingat berapa jumlah GRP.
Dan apakah seseorang yang BODOH seperti Anda bisa mengetahui isi pikiran saya apa hanya menekankan pada BRP GRP sedangkan menulis kata "moderator" saja masih modelator ?


oh..sori..kan itu reputasi diseblah kiri bawah,jadi nampak kalau saya tidak ada kerjaan..emangnya anda tidak nampak itu ketika memposting?kalau saya nampak..i

soal kata modelator dan moderator,itu kesalahan saya dalam menulis,terima kasih atas perbaikannya..anumodana _/\_

dan soal "pikiran" anda,saya hanya menebak koq,kalau salah ya sori,kalau benar juga sori karena sudah menebak.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 March 2010, 03:39:34 PM
Quote from: Riky_dave on 22 March 2010, 03:25:36 PM
Oh,ketika Buddha mengajar dengan kata2 "menjijikan" kepada Orang tua Magadiya,maka Buddha pantas diberi BRP...hebat..sungguh hebat.. :)

dan masing banyak lagi cerita didalam sutta karena pengajaran yang kasar,yang saya rasa bro Kain sendiri pernah membaca dan tahu arti dari hal tersebut?
Kalau Bro Riky memang merasa sudah sebijaksana Buddha sehingga tahu kapan berkata kasar pada waktunya, silahkan saja.


Ya..bro Kain,ini bukan soal "sebijaksana" Buddha atau bukan,tetapi setiap orang memiliki ciri khasnya sendiri,itulah yang hendak saya sampaikan juga..Anda sendiri pernah menulis bahwa seorang Arahatta mengajar dengan kata2 kasar..dan saya pernah membaca lagi soal YM CULA[Dalam Dhammapada Atthakantha,Khuddakha Nikaya],yang dimarahin bahwa dia dungu dan bodoh,buktinya apa?dia tidak tercerahkan bukan dengan kata2 tersebut?malah dia putus asa,dan Buddha lah yang menolong dia,sekali lagi Buddha lha yang menolong dia,bukan Arahatta tersebut..Ini adalah faktanya..[jangan membiasakan panca indera kita memilah2 antara yang kata2 yang jelek dan bagus,ini nanti sesuai ramalan Buddha bahwa nanti Dhamma akan berubah menjadi "syair2 indah tanpa arti"]..dan dalam sutta lainnya saya membaca bahwa seorang Arahatta dituduh belum mencapai kesucian hanya karena kata2 nya saja,dan para bhikkhu yang belum mencapai kesucian melapor ke Bhagava,apa jawaban Bhagava? Bhagava berkata bahwa arahatta tersebut sudah memusnahkan semua kilesa,kata2 tersebut hanya berupa kebiasaannya dan dia tidak memiliki kehendak jahat didalamnya...

hendak mengingatkan umat Buddha saja,berhati2 lah ketika engkau mengucap,bisa saja kita telah "melecehkan" orang-orang yang mencapai kesucian hanya karena cara pengajaran mereka yang kita anggap kasar..[saya tidak bilang saya telah mencapai kesucian..]

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

FZ

contoh kisah nyata bagaimana ? cape de.. ini anak ngomong setengah2..
ngomong yang sejelas2nya aja kenapa
terus apa hubungannya dengan cerita warung dengan demokrasi..

anda masih anak2.. gak perlu deh bergaya sok Zen.. buat apa anda ngomong kalau yang dituju tidak mengerti yang apa anda ngomong.. kemampuan anda belum seperti itu. dan kalau gak mampu.. bicara saja too de point..

johan3000

Quote from: Riky_dave on 22 March 2010, 03:25:36 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 March 2010, 10:12:18 AM
Demokrasi memang berdasarkan suara terbanyak (jika tidak dicapai kesepakatan). Apanya yang cacad?
Kalau kebenaran ilmiah, memang bukan berdasarkan suara terbanyak.

Masalah BRP juga bukan masalah benar/salah, tapi masalah sikap. Misalnya dalam suatu diskusi, sekumpulan orang sedang membahas Brahmajala Sutta yang dikatakan berasal dari Khuddaka Nikaya. Kemudian datang satu orang berkata, "Brahmajala Sutta itu ada di Digha Nikaya, bego amat sih kalian!", maka orang itu menyatakan kebenaran (Brahmajala Sutta memang di Digha Nikaya), tapi rasanya lebih cocok untuk diberi BRP ketimbang GRP.


Oh,ketika Buddha mengajar dengan kata2 "menjijikan" kepada Orang tua Magadiya,maka Buddha pantas diberi BRP...hebat..sungguh hebat.. :)

dan masing banyak lagi cerita didalam sutta karena pengajaran yang kasar,yang saya rasa bro Kain sendiri pernah membaca dan tahu arti dari hal tersebut?

Justru saya katakan cacad dalam demokrasi terdapat pada "suara terbanyak",bagaimana point suara terbanyak bisa menentukan "suatu keputusan"?andaikan si A membuat suatu "UU" baru,kemudian diantara 500 Anggota DPR,semuanya 350 anggota DPR menolak[karena merugikan mereka secara ekonomi,bla bla dan bla..],apakah keputusan itu bisa disahkan?tentu saja tidak..apakah itu bukan suatu cacad?bahwa keputusan ditentukan oleh "suara mayoritas" bukan dari "seberapa benar keputusan yang akan diambil.."
:)

Semoga dapat dimengerti..!

Bila voting dijalankan dengan benar (tidak ada beli suara atau salah hitung), maka keputusan tsb udah demokratis dan tidak cacat.

keputusan tidak diambil dari kebenaran maupun kepintaran sebab sangatlah sulit mengukur kedua hal tsb.

Sekarang coba bro Riky mendesign suatu sistem demokrasi yg bisa memasukan kebenaran dan kepintaran didalamnya.... (contoh bagi yg punya gelas S3, memiliki suara 2...... contoh lho)...

silahkan... dicoba bro..
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

FZ

 [at]  bro johan 3000
udah deh.. gak perlu diladenin.. boro2 bro riky ngomong soal demokrasi.. bukan tamatan fisip juga.. dia hanya seseorang yang ingin mencari perhatian saja dengan postingan demokrasi seperti ini.
gak kompeten untuk mengartikan arti demokrasi secara ilmiah.. kecuali dia mengambil rujukan yang sah.

Riky_dave

 [at] Forte

um..anak2??saya sudah remaja koq..menurut tata cara bahwa seseorang yang sudah akil baliq dikatakan sudah dewasa,umur saya sudah 19tahun,kalau anda menganggap saya anak2..dont worrie be happy lha.. :)

di sebuah warung ada 7 pria,yang 1 pria sedang minum kopi,yang 2 pria buta warna ,yang 4 pria yang sedang minum tuak[saya pakai bahasa medan ya,karena tuak dimedan disebut semacam bir/yang bisa melemahkan kesadaran]...kemudian selang beberapa lama,datang seorang cewek yang lewat memakai baju merah...setelah gadis itu lewat,si pria buta warna berkata,"Wah cewek tadi yang berbaju hitam cantik dan seksi sekali.." ,kemudian nimbrung lha yang lagi mabuk,4 pria tersebut berkata,"Bego banget kalian berdua,jelas2 yang tadi lewat cowok bagaimana kalian bisa bilang itu cewek berbaju hitam?" ,dan si pria sadar tersebut berkata,"Yang benar adalah tadi seorang cewek berpakaian merah lewat,dia cantik dan seksi.."

disana bahwa penilaian seseorang belum tentu benar,dan aspek suara mayoritas juga tidak bisa menentukan sebuah kebenaran apapun..jangan hanya karena ketidaksukaan oknum2 tertentu disini,saya yang menjadi "kambing hitam"nya...

nah saya mau bertanya,apakah itu tidak ada kaitannya dengan BRP dan GRP?

sori,saya tidak tahu bahwa gaya bahasa saya sekarang sudah berpindah,dari bahasa yang dianggap menghina dan kasar menjadi gaya zen,bentar lagi menjadi gaya bahasa?

entah gaya bahasa saya yang berpindah,atau pikiran para member disini yang berpindah2 sesuai hukum anicca?

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

FZ

#37
disana bahwa penilaian seseorang belum tentu benar,dan aspek suara mayoritas juga tidak bisa menentukan sebuah kebenaran apapun..jangan hanya karena ketidaksukaan oknum2 tertentu disini,saya yang menjadi "kambing hitam"nya...

1. contoh tersebut tidak sempurna.. karena yang mayoritas itu gak normal alias hilang kesadaran.
2. pernah tidak anda berpikir mengapa Anda menjadi kambing itam ? misal RIKY DAVE MANTAN MALING, dan saya orang baik2.. jika ada barang yang hilang.. gak mungkin mencurigai saya.. pasti mencurigai bro duluan..
SAPA SURUH JADI MALING dulunya..

Jadi silakan bro mikirkan mengapa bro bisa jadi kambing HITAM, dan stop merengek di sini..

dan ini bukan pertama kalinya anda seperti ini.. DULU-NYA ANDA juga pernah mempersoalkan mengenai BRP GRP, dan menuduh saya BRP anda.. :)) dan sekarang Anda berkata tidak peduli pada GRP BRP.. jangan MUNA-lah..

Riky_dave

QuoteBila voting dijalankan dengan benar (tidak ada beli suara atau salah hitung), maka keputusan tsb udah demokratis dan tidak cacat.

keputusan tidak diambil dari kebenaran maupun kepintaran sebab sangatlah sulit mengukur kedua hal tsb.

Sekarang coba bro Riky mendesign suatu sistem demokrasi yg bisa memasukan kebenaran dan kepintaran didalamnya.... (contoh bagi yg punya gelas S3, memiliki suara 2...... contoh lho)...

silahkan... dicoba bro..

beli suara atau tidak beli suara itu hanya tipis saja..sekarang jika si A dianggap dalam komunitas tertentu sebagai panutan,maka ketika si A bilang si B salah,maka seluruh komunitas yang mendukung si A akan mengiyakan bahwa si B salah tanpa melihat aspek2 yang lebih jauh..

karena saya yang memposting soal Demokrasi ini,maka saya juga melampirkan pertanyaan yang sama seperti yang anda lampirkan,oleh karena itu saya menulis "Cacad dalam demokrasi",saya tidak menulis,"Ini adalah cacad,seharusnya adalah ini.."

adakah saya menulis seperti itu?

saya tidak memberikan solusi,saya hanya memberikan solusi berupa Kalama Sutta yang tertuju pada diri kita masing2...jadi dengan Kalama Sutta yang kita pegang sebagai dasar acuan kita,kita hendaknya tidak perlu kuatir dengan hal2 semacam itu[seperti BRP,GRP dan seterusnya..]

kalau memang ini membuat beberapa orang kebakaran jenggot,saya meminta maaf...

[at]  Forte

jangan gunakan "personal attack" ,anda adalah seorang Mod,apalagi anda orang yang berpendidikan tinggi,tidak seperti saya yang sekarang baru saya tamat SMA dan baru selesai ujian Semester 1 perkuliahan,jadi kata2 anda nantinya akan menjadi bumerang bagi diri anda sendiri,,ini hanya sekedar saran saya saja..terima syukur,kagak alhamdullilah..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: Forte on 22 March 2010, 03:58:37 PM
disana bahwa penilaian seseorang belum tentu benar,dan aspek suara mayoritas juga tidak bisa menentukan sebuah kebenaran apapun..jangan hanya karena ketidaksukaan oknum2 tertentu disini,saya yang menjadi "kambing hitam"nya...

1. contoh tersebut tidak sempurna.. karena yang mayoritas itu gak normal alias hilang kesadaran.
2. pernah tidak anda berpikir mengapa Anda menjadi kambing itam ? misal RIKY DAVE MANTAN MALING, dan saya orang baik2.. jika ada barang yang hilang.. gak mungkin mencurigai saya.. pasti mencurigai bro duluan..
SAPA SURUH JADI MALING dulunya..

Jadi silakan bro mikirkan mengapa bro bisa jadi kambing HITAM, dan stop merengek di sini

um..angulimala mantan pembunuh,,..kalau kalau ada yang terbunuh,angulimala lah pembunuhnya...berbahaya juga ya..seorang yang sudah menjadi "mantan" sesuatu menjadi Bhikkhu dan mencapai kesucian,kalau bertemu anda,bisa "sial" juga..bisa sebagai "kambing hitam"..tetapi gpp lha..kan nanti anda yang terkena sebab daripada akibat yang diperbuat.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quotedan ini bukan pertama kalinya anda seperti ini.. DULU-NYA ANDA juga pernah mempersoalkan mengenai BRP GRP, dan menuduh saya BRP anda.. :)) dan sekarang Anda berkata tidak peduli pada GRP BRP.. jangan MUNA-lah..

seperti Sumedho belum lupa ya,soal dia message saya meminta maaf soal kelakuan anda,Sumedho,anda masih ingat tidak soal permintaan maaf yang anda lontarkan secara pribadi kepada saya?

kalau anda[Forte] mau berbicara soal masa lalu,silakan saya ladeni.. :)

Sumedho dulu telah memberikan anda muka,dengan meminta maaf secara pm kepada saya,mohon anda juga memberi muka kepada Sumedho.. :)

mau saya quotekan pernyataan Sumedho disini? :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

FZ

Quote from: Riky_dave on 22 March 2010, 03:59:11 PM
[at]  Forte

jangan gunakan "personal attack" ,anda adalah seorang Mod,apalagi anda orang yang berpendidikan tinggi,tidak seperti saya yang sekarang baru saya tamat SMA dan baru selesai ujian Semester 1 perkuliahan,jadi kata2 anda nantinya akan menjadi bumerang bagi diri anda sendiri,,ini hanya sekedar saran saya saja..terima syukur,kagak alhamdullilah..

Anumodana _/\_
=)) =)) =))
katanya OBJEK ITU NETRAL.. kenapa ya bisa muncul kata "PERSONAL ATTACK"

oke.. tadi saya hanya menguji Anda.. apakah Anda benar2 bisa netral jika saya keluarkan makian kasar..
Coba Anda perhatikan selama ini, saya jarang menggunakan kata BODOH dll.. baru kali  ini untuk menguji Anda.. Dan hasilnya ANDA langsung MENGATAKAN itu PERSONAL ATTACK

MENGAPA Anda tidak bisa berpikir OBJEK ITU NETRAL ? MENGAPA Anda ANGGAP saya meng-ATTACK Anda ?

KUNCINYA : ANDA INGIN SAYA HARGAI bukan ? Makanya mohon maaf sebelumnya, saya hanya bercanda.. tidak bermaksud serius mengatakan Anda bodoh.. Namun postingan Anda dengan saya hendaknya dijadikan suatu pelajaran, bahwa SIAPA PUN ORANGNYA, PASTI INGIN DIHARGAI, dan TIDAK INGIN DICACI..

Dan saya tutup postingan ini, SARAN saya : MINTA MAAF LAH pada pihak mahayanist karena kata2 Anda yang tidak etis, seperti kata2 saya yang juga tidak etis kepada Anda.. Sangat tidak menyenangkan jika ada yang berkata kasar pada kita.. Hal ini hendaknya disadari..

Salam.. Mohon maaf sebelumnya

FZ

#42
Quote from: Riky_dave on 22 March 2010, 04:05:46 PM
Quotedan ini bukan pertama kalinya anda seperti ini.. DULU-NYA ANDA juga pernah mempersoalkan mengenai BRP GRP, dan menuduh saya BRP anda.. :)) dan sekarang Anda berkata tidak peduli pada GRP BRP.. jangan MUNA-lah..

seperti Sumedho belum lupa ya,soal dia message saya meminta maaf soal kelakuan anda,Sumedho,anda masih ingat tidak soal permintaan maaf yang anda lontarkan secara pribadi kepada saya?

kalau anda[Forte] mau berbicara soal masa lalu,silakan saya ladeni.. :)

Sumedho dulu telah memberikan anda muka,dengan meminta maaf secara pm kepada saya,mohon anda juga memberi muka kepada Sumedho.. :)

mau saya quotekan pernyataan Sumedho disini? :)

Anumodana _/\_
:)) saya tidak kepikiran untuk meladeni Anda..
Saya hanya menjebak emosi Anda dengan mengumbar masa lalu..
silakan baca postingan sebelumnya.. peace bro.. ^^v

oh ya.. saya punya suatu kebiasaan.. terlepas saya salah / tidak dalam suatu topik. tapi jika saya KASAR dalam BERUCAP.. saya USAHAKAN untuk minta maaf.. karena apa ? SEPERTI yang saya bilang, SAYA TELAH BERUCAP KASAR berarti walau hal yang saya ungkapkan BENAR, namun SAYA TETAP SALAH.. Salah karena apa ? SALAH karena UCAPAN SAYA telah menyakiti orang lain..

Itu alasannya mengapa saya minta maaf kepada bro.. :)

K.K.

Quote from: Forte on 22 March 2010, 04:07:41 PM
Quote from: Riky_dave on 22 March 2010, 04:05:46 PM
Quotedan ini bukan pertama kalinya anda seperti ini.. DULU-NYA ANDA juga pernah mempersoalkan mengenai BRP GRP, dan menuduh saya BRP anda.. :)) dan sekarang Anda berkata tidak peduli pada GRP BRP.. jangan MUNA-lah..

seperti Sumedho belum lupa ya,soal dia message saya meminta maaf soal kelakuan anda,Sumedho,anda masih ingat tidak soal permintaan maaf yang anda lontarkan secara pribadi kepada saya?

kalau anda[Forte] mau berbicara soal masa lalu,silakan saya ladeni.. :)

Sumedho dulu telah memberikan anda muka,dengan meminta maaf secara pm kepada saya,mohon anda juga memberi muka kepada Sumedho.. :)

mau saya quotekan pernyataan Sumedho disini? :)

Anumodana _/\_
:)) saya tidak kepikiran untuk meladeni Anda..
Saya hanya menjebak emosi Anda dengan mengumbar masa lalu..
silakan baca postingan sebelumnya.. peace bro.. ^^v

oh ya.. saya punya suatu kebiasaan.. terlepas saya salah / tidak dalam suatu topik. tapi jika saya KASAR dalam BERUCAP.. saya USAHAKAN untuk minta maaf.. karena apa ? SEPERTI yang saya bilang, SAYA TELAH BERUCAP KASAR berarti walau hal yang saya ungkapkan BENAR, namun SAYA TETAP SALAH.. Salah karena apa ? SALAH karena UCAPAN SAYA telah menyakiti orang lain..

Itu alasannya mengapa saya minta maaf kepada bro.. :)

Buddha mengatakan orang lain bodoh adalah bukan karena jengkel atau marah, namun mengingatkan berdasarkan kasih sayang bahwa orang itu telah salah arah. Demikianlah orang yang telah menghancurkan kebencian, perkataannya tidak dapat dipersalahkan secara moral karena bukan datang dari kebencian.

Orang-orang biasa (seperti Forte dan saya), yang masih berlatih, ketika bicara masih sarat diliputi kebencian. Oleh karena itu, setelah menyadari pelanggaran yang dilakukan, kelepasan karena emosi, berusaha meminta maaf dan tidak mengulangi lagi di masa depan. Demikianlah orang yang berlatih.

Namun tidak semua orang menyadari bahwa dirinya masih dipenuhi kebencian sehingga merasa selama hal itu merupakan kebenaran, "hantam" saja semua orang. Dan hal itu tetap sah-sah saja. Demikianlah orang biasa yang tidak berlatih.

adi lim

Quote from: Forte on 22 March 2010, 04:07:41 PM
Quote from: Riky_dave on 22 March 2010, 04:05:46 PM
Quotedan ini bukan pertama kalinya anda seperti ini.. DULU-NYA ANDA juga pernah mempersoalkan mengenai BRP GRP, dan menuduh saya BRP anda.. :)) dan sekarang Anda berkata tidak peduli pada GRP BRP.. jangan MUNA-lah..

seperti Sumedho belum lupa ya,soal dia message saya meminta maaf soal kelakuan anda,Sumedho,anda masih ingat tidak soal permintaan maaf yang anda lontarkan secara pribadi kepada saya?

kalau anda[Forte] mau berbicara soal masa lalu,silakan saya ladeni.. :)

Sumedho dulu telah memberikan anda muka,dengan meminta maaf secara pm kepada saya,mohon anda juga memberi muka kepada Sumedho.. :)

mau saya quotekan pernyataan Sumedho disini? :)

Anumodana _/\_
:)) saya tidak kepikiran untuk meladeni Anda..
Saya hanya menjebak emosi Anda dengan mengumbar masa lalu..
silakan baca postingan sebelumnya.. peace bro.. ^^v

oh ya.. saya punya suatu kebiasaan.. terlepas saya salah / tidak dalam suatu topik. tapi jika saya KASAR dalam BERUCAP.. saya USAHAKAN untuk minta maaf.. karena apa ? SEPERTI yang saya bilang, SAYA TELAH BERUCAP KASAR berarti walau hal yang saya ungkapkan BENAR, namun SAYA TETAP SALAH.. Salah karena apa ? SALAH karena UCAPAN SAYA telah menyakiti orang lain..

Itu alasannya mengapa saya minta maaf kepada bro.. :)

Setuju Bro Forte.
Memang harusnya demikian yang benar.
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.