Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]

Started by seniya, 14 March 2010, 12:52:28 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

andrew

Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:28:41 PM

Seandainya pada waktu Buddha Gotama setelah pencerahannya menolak mengajarkan dhamma, bukannya pada waktu itu dia menjadi Pacceka Buddha? Namun setelah memutuskan mengajarkan dhamma, baru ia disebut sebagai Sammasambuddha?

saya tidak tau... karena dalam pandangan saya memang sejak awal, bakal buddha gautama akan menjadi samma sambuddha bukan paceka buddha...

karena beliau 4 asankeya kalpa sebelumnya ketika beliau sebagai pertapa sumedha beliau bertekad untuk menjadi samma sambuddha, oleh karena itu kemudian disebut sebagai bodhisatta yang menyelesaikan 10 parami selama lebih dari 4asankeya kalpa...

dan buddha dipankara telah memprediksi bahwa pertapa sumedha akan menjadi samma sambuddha pada saat itu...

_/\_


carinex

Quote from: andrew on 14 March 2010, 10:07:39 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:28:41 PM

Seandainya pada waktu Buddha Gotama setelah pencerahannya menolak mengajarkan dhamma, bukannya pada waktu itu dia menjadi Pacceka Buddha? Namun setelah memutuskan mengajarkan dhamma, baru ia disebut sebagai Sammasambuddha?

saya tidak tau... karena dalam pandangan saya memang sejak awal, bakal buddha gautama akan menjadi samma sambuddha bukan paceka buddha...

karena beliau 4 asankeya kalpa sebelumnya ketika beliau sebagai pertapa sumedha beliau bertekad untuk menjadi samma sambuddha, oleh karena itu kemudian disebut sebagai bodhisatta yang menyelesaikan 10 parami selama lebih dari 4asankeya kalpa...

dan buddha dipankara telah memprediksi bahwa pertapa sumedha akan menjadi samma sambuddha pada saat itu...

_/\_



kisah itu saya memang sudah pernah dengar dan baca

tapi itu sulit dibuktikan...

seandainya benar ya...cita2 Boddhisattva itu tidak akan bisa tersampaikan sekarang...
Karena kita tidak bisa bertemu Sammasambuddha.

Jadi ya ikut jalur arahat dulu. Toh sama2 jadi Buddha kan..


andrew

Quote from: Indra on 14 March 2010, 09:56:52 PM


Paccekabuddha juga harus menyelesaikan Parami, hanya saja waktunya lebih singkat daripada Sammasambuddha.

setau saya tidak...   akan saya cari tau tentang hal ini...

terima kasih...

tapi tolong bila ada , saya diberitau sumber buat memastikan  tentang paceka buddha juga menyempurnakan parami...

terima kasih

Indra

paccekabuddha (paccekabuddha): Private Buddha. One who, like a Buddha, has gained Awakening without the benefit of a teacher, but who lacks the requisite store of paramis to teach others the practice that leads to Awakening. On attaining the goal, a paccekabuddha lives a solitary life.


menurut Wikipedia
Quote
A Pratyekabuddha (Sanskrit: प्रत्येक बुद्ध) or Paccekabuddha (Pāli: पच्चेकबुद्ध), literally "a lone buddha" , "a buddha on their own" or "a private buddha", is one of three types of enlightened beings according to some schools of Buddhism. The other two types are the Śrāvakabuddhas and Samyaksambuddhas. Pratyekabuddhas are said to achieve enlightenment on their own, without the use of teachers or guides, according to some traditions by contemplating the principle of dependent arising. They are said to arise only in ages where there is no Buddha and the Buddhist teachings (Sanskrit: dharma; Pāli: dhamma) are lost. Many may arise at a single time. Unlike Supreme Buddhas (see bodhi), their enlightenment is not foretold.[citation needed]

Some schools assert that pratyekabuddhas are not omniscient, while others say that they are the same (in realisation) as Bodhisattva Buddhas, but do not have the will to teach the entire Dharma. They do give moral teachings, but do not bring others to enlightenement. A pratyekabuddha leaves no saṅgha as a legacy to carry on the Dharma.

Pratyekabuddhas (e.g. Darīmukha J.378, Sonaka J.529,) appear as teachers of Buddhist doctrine in pre-Buddhist times in several of the Jātakas. The experiences and enlightenment-verses uttered by Pratyekabuddhas are narrated in the Khaggavisāna-sutta of the Sutta Nipāta.


jadi ada perbedaan tingkat pengetahuan antara Paccekabuddha dan Sammasambuddha.
selain itu, menurut quote di atas, Paccekabuddha juga mengajarkan Dhamma kok, namun dalam lingkup yg terbatas dan tidak membawa menuju pencerahan.


belum pernah dengar atau baca seseorang mencapai Paccekabuddha trus berubah jadi Sammasambuddha karena mau ngajar Dhamma

carinex

^
Ya memang itu wikipedia, tapi.. wikipedia itu ngutipnya darimana?
Apakah sumber yang diambil wikipedia itu pasti benar?

Indra

Quote from: carinex on 14 March 2010, 10:22:23 PM
^
Ya memang itu wikipedia, tapi.. wikipedia itu ngutipnya darimana?
Apakah sumber yang diambil wikipedia itu pasti benar?

definisi pertama saya copas dari Pali Dictionary.

sedangkan sumber Wikipedia di ambil dari Isigili Sutta yg terdapat pada website www.accesstoinsight.org

tambahan lagi, menurut Pali Proper Names, sekaligus menjawab rekan andrew

Quote
Pacceka Buddha

The name given to one who is enlightened by and for himself -  i.e., one who has attained to supreme and perfect insight, but who dies without proclaiming the truth to the world -  hence the equivalent "Silent Buddha" sometimes found in translations. Pacceka Buddhas practise their pāramī for at least two thousand asankheyya kappas. They are born in any of the three kulas: brāhmana, khattiya, or gahapati only in a vivattamāna kappa, during which Buddhas are also born, but they never meet a Buddha face to face. They cannot instruct others; their realization of the Dhamma is "like a dream seen by a deaf mute." They attain to all the iddhi, samāpatti and patisanhidā of the Buddhas, but are second to the Buddhas in their spiritual development. They do ordain others; their admonition is only in reference to good and proper conduct (abhisamācārikasikkhā).


carinex

Jadi kesimpulannya apakah artikel di atas itu benar atau salah?
karena beliau merujuk pada sutta-sutta dan mengesampingkan kisah2 jataka.

Indra

Quote from: carinex on 14 March 2010, 10:32:59 PM
Jadi kesimpulannya apakah artikel di atas itu benar atau salah?
karena beliau merujuk pada sutta-sutta dan mengesampingkan kisah2 jataka.


kesimpulan atau pertanyaan?

menurut saya artikel di atas adalah opini penulis, benar atau salah tentu tergantung interpretasi pembaca.

untuk kalimat ke dua anda saya no comment karena informasi tidak lengkap, jataka yg mana.

carinex

^
Jataka yang di artikel di atas..

Tapi secara hati nurani, masa sih ada orang yang rela mengorbankan istri dan kedua anaknya kepada seorang pengemis kejam? secara hukum kamma, melakukan kejahatan demi kebajikan ya tentu saja sifatnya mengurangi kamma baik.

Jelas di dalam sutta ada penjelasan mengenai tidak ada akibat baik dari kejahatan. (saya lupa sutta yang mana). Itu sutta yang membuat saya bersemangat mengikuti dhamma.

Indra

 [at] carinex, saya anjurkan anda untuk membaca kisahnya secara lengkap bukan dari tafsiran pihak ke tiga

carinex

QuoteSebagai Pangeran Vessantara, Bodhisatta memberikan gajah kerajaan yang kuat dan berharga pada penduduk kerajaan saingannya hanya karena mereka memintanya. Sebagai akibat kedermawanan ini, dia, isteri dan kedua anaknya dibuang ke sebuah gunung terpencil. Mereka hidup di hutan. Vessantara merawat anak lelaki dan perempuannya di gubuk mereka, sementara istrinya pergi mengumpulkan buah-buahan liar untuk makanan mereka. Suatu hari, seseorang datang pada Bodhisatta dan meminta ke dua anaknya. Tanpa keraguan, Vessantara memberikan mereka. Kemudian dia pun memberikan juga istrinya yang luhur itu. "Anak-anakku bukannya tidak menyenangkan bagiku, dan Putri Maddi bukannya tidak menyenangkan. Kemahatahuan amat berharga bagiku, maka aku memberikan mereka yang kusayangi" (I.9) Harus dicatat bahwa pada saat itu, istri dan anak dianggap sebagai harta kekayaan seorang laki-laki. Di banyak kehidupan sebelumnya. Putri Maddi telah terinspirasi untuk menjadi istri Bodhisatta dan untuk berbagi dengannya apa pun kesulitan yang harus dialami di sepanjang jalan ke ke-Buddha-an. Buah karma Putri Maddi cocok dengan niat Pangeran Vessantara, dan hal itu membuat dia diberikan pada orang lain. Anak-anak mereka pun pasti telah mengalami akibat dan perbuatan-perbuatan lampau mereka sendiri ketika mereka harus meninggalkan orang tuanya.

terdengar kejammm..

Sang Buddha sendiri pernah berkata yang intinya tidak ada akibat baik dari perbuatan buruk.
Karena pada akhirnya kamma buruk akan menimpa yang melakukan kejahatan.

cerita ini bertentangan dengan ajaran Buddha.

andry

 [at] carinex: ada saran dari ane, ada baiknya ente sambil tanya2 di sini (Dhammacitta.org) sekaligus praktek...

Samma Vayama

carinex

^
praktek yang bagaimana?

setiap hari saya baca dhamma.. atau dengar dhammatalk yang ada di internet.
sila saya jaga dengan ketat semampu saya.
tapi samadhi masih malas, meskipun dah pernah ikut retreat meditasi vipassana selama 10 hari(hari ke 8 pulang).

adi lim

Quote from: andrew on 14 March 2010, 08:14:49 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 07:27:35 PM
Jadi mana yang bisa di jadikan pegangan? sutta atau rapb?
hmmm...
saya tidak berpegangan pada sutta atau rapb,   saya cuma mengamati kedalam batin dan jasmani saya, 
muncul dan lenyap...   cuma itu

Bold biru,
Kalau tidak ada Sutta, kok Bro Andrew bisa mengamati batin dan jasmani ? dari wahyu Tuhan !
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

andrew

Quote from: adi lim on 15 March 2010, 05:56:43 AM
Quote from: andrew on 14 March 2010, 08:14:49 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 07:27:35 PM
Jadi mana yang bisa di jadikan pegangan? sutta atau rapb?
hmmm...
saya tidak berpegangan pada sutta atau rapb,   saya cuma mengamati kedalam batin dan jasmani saya, 
muncul dan lenyap...   cuma itu

Bold biru,
Kalau tidak ada Sutta, kok Bro Andrew bisa mengamati batin dan jasmani ? dari wahyu Tuhan !
_/\_


:)

saya tidak mengerti dengan pertanyaannya ... :)