Pandangan Sang Buddha terhadap Profesi sebagai Pemain Teater (Aktor)

Started by Nevada, 11 February 2010, 09:50:05 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

Pada suatu ketika Sang Bhagavà sedang berdiam di Ràjagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai. Kemudian ketua sirkus Talapuña[ 1*] mendekati Sang Bhagavà, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau: "Yang Mulia, aku telah mendengar ini dikatakan di antara para aktor masa lalu dalam silsilah guru-guru: 'Jika seorang aktor, dalam teater atau arena, menghibur dan menyenangkan orang-orang dengan kebenaran dan kebohongan,[ 2*] maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia akan terlahir kembali di antara para deva tertawa.' Bagaimanakah menurut Bhagavà?"

"Cukup, Ketua, biarlah demikian! Jangan menanyakan itu kepada-Ku!"

Untuk kedua kalinya dan untuk ketiga kalinya ketua sirkus Talapuña berkata: "Yang Mulia, aku telah mendengar ini dikatakan di antara para aktor masa lalu dalam silsilah guru-guru ... Bagaimanakah menurut Bhagavà?"

"Tentu saja, Ketua, Aku belum selesai denganmu[ 3*] ketika Aku berkata: 'Cukup, Ketua, biarlah demikian! Jangan menanyakan itu kepada-Ku!' namun demikian, Aku akan tetap menjawabmu. Dalam teater atau arena di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu nafsu, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang merangsang yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada nafsu. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebencian, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang menjengkelkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebencian. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebodohan, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang membingungkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebodohan.

"Demikianlah karena mabuk dan lengah, setelah membuat orang lain mabuk dan lengah, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia terlahir kembali di 'Neraka Tertawa.' 4*] Tetapi ia yang menganut pandangan seperti ini: 'Jika seorang aktor, dalam teater atau arena, menghibur dan menyenangkan orang-orang dengan kebenaran dan kebohongan, maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia akan terlahir kembali di antara para deva tertawa.' – itu adalah pandangan salah di pihaknya. Bagi seseorang yang berpandangan salah, Aku katakan, hanya ada satu dari dua alam tujuan: neraka atau alam binatang." 5*]

Ketika ini dikatakan, ketua sirkus Talapuña menangis dan meneteskan air mata. [Sang Bhagavà berkata:] "Jadi Aku belum selesai denganmu ketika Aku berkata: 'Cukup, Ketua, biarlah demikian! Jangan menanyakan itu kepada-Ku!'"

"Aku bukan menangis, Yang Mulia, karena apa yang Bhagavà katakan kepadaku, tetapi karena aku telah dibohongi, ditipu sejak lama oleh para aktor masa lalu dalam silsilah guru-guru yang mengatakan: 'Jika seorang aktor, [ 308] dalam teater atau arena, menghibur dan menyenangkan orang-orang dengan kebenaran dan kebohongan, maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia akan terlahir kembali di antara para deva tertawa.'

"Bagus sekali, Yang Mulia! Bagus sekali, Yang Mulia! Dhamma telah dijelaskan dalam berbagai cara oleh Bhagavà, bagaikan menegakkan apa yang terbalik, mengungkapkan apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan bagi mereka yang tersesat, atau menyalakan pelita dalam kegelapan agar mereka yang memiliki penglihatan dapat melihat bentuk-bentuk. Aku berlindung kepada Bhagavà, dan kepada Dhamma, dan kepada Bhikkhu Saïgha. Bolehkah aku menerima pelepasan keduniawian di bawah Bhagavà, Yang Mulia, bolehkah aku menerima penahbisan yang lebih tinggi?"

Kemudian ketua sirkus Talapuña menerima pelepasan keduniawian dari Sang Bhagavà, ia menerima penahbisan yang lebih tinggi. Dan segera, tidak lama setelah penahbisannya yang lebih tinggi ... Yang Mulia Talapuña menjadi salah satu di antara para Arahanta.

-------------------------
Catatan kaki:

[1*] Namanya berarti "kotak palem." Spk mengatakan bahwa ia diberi nama demikian karena kulit wajahnya berwarna seperti buah palem masak yang baru jatuh dari tangkainya. Ia adalah pemimpin suatu rombongan besar sirkus dan menjadi terkenal di seluruh India. Syair-syairnya, yang menonjol karena ketekunan dalam moral, terdapat pada Th 1091-1145.

[2*] Saccàlikena. Woodward menerjemahkan "dengan kebenaran palsunya" (KS 4:214), tetapi saya mengikuti Spk, yang mengemas ini sebagai suatu kata majemuk dvanda: saccena ca alikena ca.

[3*] Di sini, di mana bentuk kini diperlukan, kita harus membaca seperti pada Be dan Se na labhàmi, dan di bawah, di mana bentuk kata kerja lebih cocok, nàlatthaü. Ee menuliskan kata yang kedua dalam kedua tempat.

[4*] Pahàso nàma nirayo. Spk: Tidak ada neraka dengan nama ini. Ini sesungguhnya adalah bagian dari Neraka Avãci di mana penghuninya disiksa dalam wujud para aktor yang menari dan bernyanyi.

[5*] Baca MN I 387-89, paralel sebagian dengan kalimat ini, walaupun berhubungan dengan pandangan salah yang lain mengenai kelahiran kembali.





*Courtesy: Saṃyutta Nikāya - Vagga IV, Bab VIII; 42. Gàmaõisaüyutta (Khotbah Berkelompok kepada Kepala Desa), 2 Talapuña – DhammaCitta Press © DhammaCitta, 2010

gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Indra

font asli memang bukan unicode, tapi ada beberapa diakritik yg kebetulan sama dengan unicode

Indra

 [at] TS, apakah sutta ini juga applicable untuk segala jenis seni hiburan lainnya? misalnya musik, dll

Nevada

Quote from: Indra on 11 February 2010, 11:19:31 AM
[at] TS, apakah sutta ini juga applicable untuk segala jenis seni hiburan lainnya? misalnya musik, dll

Menurut saya, tidak semua profesi di seni hiburan bisa dipukul rata.

Menurut saya, pemain teater (aktor) bisa saja terlahir kembali ke neraka jika memang pikirannya tercemar karena profesinya. Misalnya karena selalu memerankan tokoh antagonis yang jahat, maka pikirannya juga terkontaminasi; dengan kata lain profesinya malah membuat kotoran batin makin pekat. Namun sepertinya agak tautologis bila amanat Sutta ini disimpulkan demikian. Apalagi melihat catatan kaki di atas, yang seolah menyatakan bahwa pemain teater bisa terlahir ke Neraka Avici karena profesinya.

Bagaimana menurut Anda?

Indra

menurut saya

Quote
Dalam teater atau arena di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu nafsu, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang merangsang yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada nafsu. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebencian, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang menjengkelkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebencian. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebodohan, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang membingungkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebodohan.

ini berlaku untuk segala jenis seni hiburan, misalnya, menyanyi dan menari juga dapat memberikan dampak spt di atas

Nevada

Quote from: Indra on 11 February 2010, 12:15:50 PM
menurut saya

Quote
Dalam teater atau arena di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu nafsu, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang merangsang yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada nafsu. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebencian, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang menjengkelkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebencian. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebodohan, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang membingungkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebodohan.

ini berlaku untuk segala jenis seni hiburan, misalnya, menyanyi dan menari juga dapat memberikan dampak spt di atas

Apakah menurut Anda semua orang yang menggeluti profesi seni hiburan seperti pemain teater (aktor), penyanyi dan penari pasti akan terlahir kembali ke "Neraka Tertawa"?

gajeboh angek

Nampaknya ada yang terpotong ya? Di bagian yang penting pulak.

Quote"Apparently, headman, I haven't been able to get past you by saying, 'Enough, headman, put that aside. Don't ask me that.' So I will simply answer you. Any beings who are not devoid of passion to begin with, who are bound by the bond of passion, focus with even more passion on things inspiring passion presented by an actor on stage in the midst of a festival. Any beings who are not devoid of aversion to begin with, who are bound by the bond of aversion, focus with even more aversion on things inspiring aversion presented by an actor on stage in the midst of a festival. Any beings who are not devoid of delusion to begin with, who are bound by the bond of delusion, focus with even more delusion on things inspiring delusion presented by an actor on stage in the midst of a festival. Thus the actor — himself intoxicated & heedless, having made others intoxicated & heedless — with the breakup of the body, after death, is reborn in what is called the hell of laughter. But if he holds such a view as this: 'When an actor on the stage, in the midst of a festival, makes people laugh & gives them delight with his imitation of reality, then with the breakup of the body, after death, he is reborn in the company of the laughing devas,' that is his wrong view. Now, there are two destinations for a person with wrong view, I tell you: either hell or the animal womb."
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

gajeboh angek

Bila bagian yang tidak ada tersebut benar ada, maka nampaknya semua yang menghibur orang dengan pandangan salah maka akan berakibat dua hal, niraya atau rahim binatang.
Karena ada dua sutta parallel, sutta setelah sutta ini, yang isinya hampir mirip dengan profesi beda, yaitu prajurit.

Edit, saya sudah cek palinya, nampaknya memang ada yang kurang:
''Addhā kho tyāhaṃ, gāmaṇi, na labhāmi [nālatthaṃ (syā. kaṃ. pī. ka.)] – 'alaṃ, gāmaṇi, tiṭṭhatetaṃ, mā maṃ etaṃ pucchī'ti. Api ca tyāhaṃ byākarissāmi. Pubbe kho, gāmaṇi, sattā avītarāgā rāgabandhanabaddhā. Tesaṃ naṭo raṅgamajjhe samajjamajjhe ye dhammā rajanīyā te upasaṃharati bhiyyosomattāya. Pubbe kho, gāmaṇi, sattā avītadosā dosabandhanabaddhā. Tesaṃ naṭo raṅgamajjhe samajjamajjhe ye dhammā  dosanīyā te  upasaṃharati bhiyyosomattāya. Pubbe kho, gāmaṇi , sattā avītamohā mohabandhanabaddhā. Tesaṃ naṭo raṅgamajjhe samajjamajjhe ye dhammā mohanīyā te upasaṃharati bhiyyosomattāya. So attanā matto pamatto pare madetvā pamādetvā kāyassa bhedā paraṃ maraṇā pahāso nāma nirayo tattha upapajjati. Sace kho panassa evaṃdiṭṭhi hoti – 'yo so naṭo raṅgamajjhe samajjamajjhe saccālikena janaṃ hāseti rameti, so kāyassa bhedā paraṃ maraṇā pahāsānaṃ devānaṃ sahabyataṃ upapajjatī'ti, sāssa hoti micchādiṭṭhi. Micchādiṭṭhikassa kho panāhaṃ, gāmaṇi, purisapuggalassa dvinnaṃ gatīnaṃ aññataraṃ gatiṃ vadāmi – nirayaṃ vā tiracchānayoniṃ vā''ti.


Mungkin bisa disarankan ke Bhikkhu Bodhi.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Nevada

Ada bagian Sutta yang terpotong, tolong Bro Gachapin edit postingan awal di atas...

gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Nevada

...

"Demikianlah karena mabuk dan lengah, setelah membuat orang lain mabuk dan lengah, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia terlahir kembali di 'Neraka Tertawa.'[4*] Tetapi ia yang menganut pandangan seperti ini: 'Jika seorang aktor, dalam teater atau arena, menghibur dan menyenangkan orang-orang dengan kebenaran dan kebohongan, maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia akan terlahir kembali di antara para deva tertawa.' – itu adalah pandangan salah di pihaknya. Bagi seseorang yang berpandangan salah, Aku katakan, hanya ada satu dari dua alam tujuan: neraka atau alam binatang."[5*]

Ketika ini dikatakan, ketua sirkus Talapuña menangis dan meneteskan air mata. [Sang Bhagavà berkata:] "Jadi Aku belum selesai denganmu ketika Aku berkata: 'Cukup, Ketua, biarlah demikian! Jangan menanyakan itu kepada-Ku!'"

"Aku bukan menangis, Yang Mulia, karena apa yang Bhagavà katakan kepadaku, tetapi karena aku telah dibohongi, ditipu sejak lama oleh para aktor masa lalu dalam silsilah guru-guru yang mengatakan: 'Jika seorang aktor, [308] dalam teater atau arena, menghibur dan menyenangkan orang-orang dengan kebenaran dan kebohongan, maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia akan terlahir kembali di antara para deva tertawa.'

...

gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Nevada

[at] Bro Gacha

OK. Baru tahu kalau terpotong karena sistem.
Lanjut diskusi...

gajeboh angek

Ini kenyataan yang ditunjukkan Sang Buddha:

Dalam teater atau arena di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu nafsu, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang merangsang yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada nafsu. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebencian, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang menjengkelkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebencian. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebodohan, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang membingungkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebodohan.
-------------
Tetapi ia yang menganut pandangan seperti ini: 'Jika seorang aktor, dalam teater atau arena, menghibur dan menyenangkan orang-orang dengan kebenaran dan kebohongan, maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia akan terlahir kembali di antara para deva tertawa.'

Intinya pandangan salah bahwa hiburan duniawi bisa membawa kebahagiaan, padahal kagak
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days