Pandangan Sang Buddha terhadap Profesi sebagai Pemain Teater (Aktor)

Started by Nevada, 11 February 2010, 09:50:05 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: upasaka on 11 February 2010, 12:23:25 PM
Quote from: Indra on 11 February 2010, 12:15:50 PM
menurut saya

Quote
Dalam teater atau arena di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu nafsu, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang merangsang yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada nafsu. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebencian, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang menjengkelkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebencian. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebodohan, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang membingungkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebodohan.

ini berlaku untuk segala jenis seni hiburan, misalnya, menyanyi dan menari juga dapat memberikan dampak spt di atas

Apakah menurut Anda semua orang yang menggeluti profesi seni hiburan seperti pemain teater (aktor), penyanyi dan penari pasti akan terlahir kembali ke "Neraka Tertawa"?

menurut sutta itu seniman yg akan terlahir kembali ke "neraka tertawa" atau  ke "alam dewa tertawa", adalah pandangan salah. dan "... Bagi seseorang yang berpandangan salah, Aku katakan, hanya ada satu dari dua alam tujuan: neraka atau alam binatang."

menurut yg saya tangkap dari sutta itu adalah bahwa profesi seni hiburan dapat mengakibatkan meningkatnya nafsu, kebencian, dan kebodohan. hanya itu.
 

hatRed

Quote from: upasaka on 11 February 2010, 09:50:05 AM
.............aku telah mendengar ini dikatakan di antara para aktor masa lalu dalam silsilah guru-guru: 'Jika seorang aktor, dalam teater ............"

yg di bold itu maksudnya aktor senior dan silsikah guru2 itu guru aktor atau guru yg dimaksud adalah para pertapa?
i'm just a mammal with troubled soul



Nevada

Quote from: Indra on 11 February 2010, 12:57:32 PM
Quote from: upasaka on 11 February 2010, 12:23:25 PM
Quote from: Indra on 11 February 2010, 12:15:50 PM
menurut saya

Quote
Dalam teater atau arena di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu nafsu, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang merangsang yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada nafsu. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebencian, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang menjengkelkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebencian. Dalam teater atau arena, di antara makhluk-makhluk yang masih belum terbebas dari nafsu, yang masih terikat oleh belenggu kebodohan, seorang aktor menghibur mereka dengan hal-hal yang membingungkan yang menggairahkan mereka bahkan lebih kuat daripada kebodohan.

ini berlaku untuk segala jenis seni hiburan, misalnya, menyanyi dan menari juga dapat memberikan dampak spt di atas

Apakah menurut Anda semua orang yang menggeluti profesi seni hiburan seperti pemain teater (aktor), penyanyi dan penari pasti akan terlahir kembali ke "Neraka Tertawa"?

menurut sutta itu seniman yg akan terlahir kembali ke "neraka tertawa" atau  ke "alam dewa tertawa", adalah pandangan salah. dan "... Bagi seseorang yang berpandangan salah, Aku katakan, hanya ada satu dari dua alam tujuan: neraka atau alam binatang."

menurut yg saya tangkap dari sutta itu adalah bahwa profesi seni hiburan dapat mengakibatkan meningkatnya nafsu, kebencian, dan kebodohan. hanya itu.

Sependapat.
Tadi sebagian Sutta terpotong, jadi ada salah intepretasi. :)

dhammadinna

Tapi kok sepertinya yang difokuskan itu aktornya yah? bukan tentang orang yang berpandangan salah.

Quote from: gachapin on 11 February 2010, 12:28:31 PM
Thus the actor — himself intoxicated & heedless, having made others intoxicated & heedless — with the breakup of the body, after death, is reborn in what is called the hell of laughter.

Indra

Quote from: Mayvise on 11 February 2010, 01:24:52 PM
Tapi kok sepertinya yang difokuskan itu aktornya yah? bukan tentang orang yang berpandangan salah.

Quote from: gachapin on 11 February 2010, 12:28:31 PM
Thus the actor — himself intoxicated & heedless, having made others intoxicated & heedless — with the breakup of the body, after death, is reborn in what is called the hell of laughter.

intinya adalah pada reply#7 oleh Gachapin bagian yg BOLD

dhammadinna

Iya, bro Indra, saya ngerti. Tapi kalimat itu memang bikin bingung. Gak nyambung dengan kalimat yang di bold. Kalo kalimat itu menegaskan bahwa orang yang belum terlepas dari delusi lalu menambah delusi orang lain pula, maka akan terlahir di neraka. Tapi kalo kalimat yang dibold, menegaskan bahwa orang yang berpandangan salah akan masuk neraka. Atau saya yg salah menginterpretasikan ya?  ::)

Indra

Thus the actor — himself intoxicated & heedless, having made others intoxicated & heedless — with the breakup of the body, after death, is reborn in what is called the hell of laughter. -> ini adalah satu pandangan

But if he holds such a view as this: 'When an actor on the stage, in the midst of a festival, makes people laugh & gives them delight with his imitation of reality, then with the breakup of the body, after death, he is reborn in the company of the laughing devas,' -> ini adalah pandangan lainnya, kemudian Sang Buddha melanjutkan

that is his wrong view. Now, there are two destinations for a person with wrong view, I tell you: either hell or the animal womb.

semoga cukup jelas

dhammadinna


adi lim

sepertinya bukan hanya pemeran(aktor), sering melihat/nonton film Sinetron juga bisa terlahir di alam apaya.
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

marcedes

kalau saya melihat intinya adalah "jika seseorang membelokkan pandangan orang, maka akan terlahir di alam neraka atau binatang."


QuotePada suatu ketika Sang Bhagavà sedang berdiam di Ràjagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai. Kemudian ketua sirkus Talapuña[ 1*] mendekati Sang Bhagavà, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau: "Yang Mulia, aku telah mendengar ini dikatakan di antara para aktor masa lalu dalam silsilah guru-guru: 'Jika seorang aktor, dalam teater atau arena, menghibur dan menyenangkan orang-orang dengan kebenaran dan kebohongan,[ 2*] maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia akan terlahir kembali di antara para deva tertawa.' Bagaimanakah menurut Bhagavà?"


contoh saja misalkan seseorang melakukan peran film, disitu memainkan film yg berkaitan dengan "aliran agama aneh"
dan mental aktor tersebut adalah:
menerima peran itu guna, karena sesuai keyakinan pribadi dan berharap orang lain terkesan oleh peran dan cerita film, sehinggap pindah kepercayaan.

dalam hal ini secara tidak langsung "berniat" untuk memasukkan orang tersebut sesuai kepercayaan itu....
sama halnya kalau pemuka aliran berbicara guna membujuk umat untuk masuk,dengan menggunakan kebenaran palsu alias kebohongan.


---------------------------------------------------------------------------------------
saya angkat topic lain disini saja....kebetulan masih dalam ruang lingkup sutta ini...

saya melihat ini ada hubungannya dengan aliran mahayana yang dikatakan "SangBuddha ber-akting"
yakni pura-pura bodoh ( lupa pencapaian, butuh guru ,dll)

kalau dikatakan SangBuddha berusaha membujuk seseorang agar bersimpati dgn kebohongan ( kebenaran palsu ) berarti SangBuddha mahayana dalam lingkup sutta ini termasuk "alam neraka dan binatang toh"  ;D

begitu juga dalam mahayana sebuah sutra jelas tersirat
kalau ada seorang "mengaku" arahat lantas tidak pernah mendengar sutra itu, maka arahat itu adalah arahat congkak"

dan kesimpulannya ternyata kedua aliran memang tidak bakalan bisa bersatu ya,ibarat air dan minyak...  :))
saya masuk aliran ryuyana saja... ;D


Quote from: adi lim on 11 February 2010, 03:45:56 PM
sepertinya bukan hanya pemeran(aktor), sering melihat/nonton film Sinetron juga bisa terlahir di alam apaya.
_/\_
nah ada masuk akal juga bro,begitu juga pemain sinetron yg karena sering menangis guna membayangkan pikiran pada penderitaan cinta, yg parah kalau sudah terbiasa maka batin ini terus ke akusala kamma...
jadinya tiket gratis dah ke alam penderitaan. ;D
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

gajeboh angek

 [at] marcedes, dalam sutta berikutnya, seorang prajurit bisa jatuh juga dalam neraka atau rahim binatang karena pandangan salah.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

dhammadinna

Quote from: marcedes on 11 February 2010, 07:36:44 PM
saya melihat ini ada hubungannya dengan aliran mahayana yang dikatakan "SangBuddha ber-akting"
yakni pura-pura bodoh ( lupa pencapaian, butuh guru ,dll)

Maksudnya gimana ya bro?   ;D saya tidak pernah dengar sang Buddha pura-pura bodoh (lupa pencapaian, butuh guru), dll. Ada cerita yang lebih detil, maksudnya dalam kasus apa hal itu terjadi?  :)

dhammadinna

Quote from: Indra on 11 February 2010, 01:45:08 PM
Thus the actor — himself intoxicated & heedless, having made others intoxicated & heedless — with the breakup of the body, after death, is reborn in what is called the hell of laughter.

Bukankah maksudnya 'aktor' di sini adalah orang yang belum bebas dari kekotoran batin lalu menambah kekotoran batin orang lain pula (akan masuk neraka)? Jadi gak semua 'aktor' dong, yah.. Dan 'aktor' itu tidak selalu orang yang berada di atas panggung.

Btw, saya masih mau dengar cerita ttg kapan Sang Buddha pernah berpura-pura   ;D

Indra

Quote from: Mayvise on 12 February 2010, 08:34:00 AM
Quote from: Indra on 11 February 2010, 01:45:08 PM
Thus the actor — himself intoxicated & heedless, having made others intoxicated & heedless — with the breakup of the body, after death, is reborn in what is called the hell of laughter.

Bukankah maksudnya akting di sini adalah orang yang belum bebas dari kekotoran batin lalu menambah kekotoran batin orang lain pula (akan masuk neraka)? Jadi gak semua aktor dong, bro Mercedes..

Btw, saya masih mau dengar cerita ttg kapan Sang Buddha pernah berpura-pura   ;D

yg dimaksud oleh rekan Marcedes ada di thread mahayana khususnya http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9103.0.html