no Buddha Bar, gimana kalau MONK BAR ? boleh ?

Started by johan3000, 10 February 2010, 01:10:53 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000



no Buddha Bar, gimana kalau MONK BAR ? boleh ?

Japan CNN, January 21, 2010 oleh Kyun Lah, CNN

Seorang Monk bernama Kansho Tagai dgn rambut cukurata, pakaian lengkat spt Monk, dpt bernyanyi lancar RAP/HIPHOP...yg sangat energetik menyuguhkan minuman KERAS...alias Alkohol.........

Tujuannya tak lain adalah membabarkan Dhamma....

Naoyuki Osano, salah satu pengunjung yg datang 2X seminggu berkomentar,...
biasanya mengalamin/merasakan ajaran Buddha pada pemakaman, dan philosophi Buddha adalah luar biasa, terutama kita dpt belajar ditempat seperti ini...........(MONK BAR di Shinjuku, Jepang)

_/\_ ;D


[spoiler=Beritanya]Tokyo, Japan (CNN) -- By Kyung Lah, CNN January 21, 2010 11:56 p.m. EST

Outside the 400-year-old Kyoouji Temple, Kansho Tagai, dressed in his traditional monk robes, paused and began a sutra. He bobbed his head and then broke into a lyrical rap.

"This is an old, old story, a fantasy and longing cosmology. Hey, hey, what's the story about? It's about the Buddha, yo. Hey brother, listen carefully! You got it? No? You don't? Okay, baby, no problem."

Tagai, or Mr. Happiness, as he prefers to be called, is delivering an ancient message to a hip hop beat. The monk hosts hip hop shows at his temple, drawing young people to a place that is traditionally filled with the elderly. His hip hop message is so popular that twice as many people now visit his temple.

"Buddha's doctrine is a treasure for us," Tagai said. "But we're not able to convey his wisdom to the people if we only stick with the old ways. So I try to use a new way to spread Buddha's doctrine. I want to spread Buddhism to the young by using the language they easily understand. Buddhism itself hasn't changed. It's just the way it's presented."

The ancient religion is in crisis, Tagai said, because monks are not reaching the young with a message that brings spiritual relief. The numbers support his fears. Japan is home to 75,000 temples, but those numbers are on the decline. The Japanese Agency for Cultural Affairs reports that since 2000, hundreds of temples have closed every year.

Will religion soon be a thing of the past?
Video: Hip hop monks in Japan

Younger monks like Tagai are taking matters into their own hands, by trying to attract a new generation of Buddhists.

At the Monk Bar in Shinjuku, Zenshin Fujioka shakes up the house special. He pours a drink layered in red, yellow and pink, which he calls "heaven." His other special of the night is "hell," a spicy vodka mix that sticks with you for hours.

Never mind that Zenshin is a monk. Sutras are shaken and stirred at the Monk Bar.

"There's this image that monks sit deep in a mountain, training alone," Zenshin said. "But it's important that we come down into the secular world and live in modern society. An altar doesn't mean you have a temple. A temple is a place where people follow the faith and Buddha."

"This place is a temple," Zenshin said, wiping liquor off the bar.

To those who call the venue a gimmick, he said, "please visit my bar before judging."

As the bar filled with smoke and patrons one evening, Zenshin paused and rang his bell. The ancient sutras flowed forth, as customers listened.

Hardly anyone can follow the ancient Buddhist text, a Japanese that's so complicated, only monks are readily able to understand it. But Zenshin said the real religion happens as he pours the drinks, talking to his guests about their problems and soothing with the Buddhist texts.

"Buddhism for Japan is a religion you normally only experience at funerals," said patron Naoyuki Osano, who comes to the bar twice a week. "But the Buddhist philosophy is wonderful. It's great to have a place like this for us to learn about Buddhism."[/spoiler]
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Tekkss Katsuo

niat sich baik. cara aja yg salah ... hal yang gini gini dgn segala jenis alasan pembenaran akan me=lenyapkan Dhamma yang sejatii.. :D

The Ronald

sama kek seorang bapak, lagi merokok, tp mengajarkan anaknya agar tidak merokok...
hasilnya : tidak effektif
...

exam

#3
beliau menargetkan segment yg berbeda
dan dengan kemasan berbeda
gitu aja sih kalau aku ngeliatnya

dharma kan boleh di bawa kemana saja ?
mau di bicarakan di wc juga gak masalah


exam

bicara dharma sambil menawarkan alkohol

vs

menawarkan alkohol sambil bicara dharma

beda persepsi aja


johan3000

QuoteMonbois : European monks have been producing and selling wine and beer since the Middle Ages to make money.

Pada agama lain, setiap minggu boleh alkohol 1 gelas kecil sekali. Itu gak bakal mabuk..maupun menurunkan kewaspadaan.

Belum tau MONK BAR mengizinkan berapa banyak alkohol yg diperbolehkan!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Tekkss Katsuo

mao gmanapun juga, alkohol termasuk minuman yg melemahkan kesadaran, yaaa mungkin awalnya segelas, lama lama jd 100 gelas pula  ;D . biasalah dgn segala cara dan alasan untuk membenarkan diri sendiri. sungguh prihatin  :'( :'( :'(

K.K.

Quote from: exam on 10 February 2010, 01:45:33 PM
beliau menargetkan segment yg berbeda
dan dengan kemasan berbeda
gitu aja sih kalau aku ngeliatnya

dharma kan boleh di bawa kemana saja ?
mau di bicarakan di wc juga gak masalah



Kalau nanti menyebarkan dhamma lewat prostitusi gimana?
Alasannya supaya para "tukang jajan" juga bisa kebagian dhamma gitu lah.

exam

musti di lihat case per case
di negara dingin,eropa,korea,jepang,china,US,canada,aussy dst

budaya minum alkohol/arak memang acceptable, krn utk menghangatkan tubuh

kalo di jakarta ya aneh, wong panas begini

exam

Quote from: Kainyn_Kutho on 10 February 2010, 02:57:39 PM
Quote from: exam on 10 February 2010, 01:45:33 PM
beliau menargetkan segment yg berbeda
dan dengan kemasan berbeda
gitu aja sih kalau aku ngeliatnya

dharma kan boleh di bawa kemana saja ?
mau di bicarakan di wc juga gak masalah



Kalau nanti menyebarkan dhamma lewat prostitusi gimana?
Alasannya supaya para "tukang jajan" juga bisa kebagian dhamma gitu lah.

wow ide bagus, cuma gimana implementasinya ya ?
kayaknya kalo lagi bertempur gak konsen deh
ntar dua-duanya bingung
hehehe

K.K.

Quote from: exam on 10 February 2010, 02:58:17 PM
musti di lihat case per case
di negara dingin,eropa,korea,jepang,china,US,canada,aussy dst

budaya minum alkohol/arak memang acceptable, krn utk menghangatkan tubuh

kalo di jakarta ya aneh, wong panas begini
Di Belanda, "Red Zone", prostitusi juga boleh. Marijuana juga boleh. Di kalangan Gypsy, mencuri juga wajar. Jadi case per case, Pancasila juga bisa dikorting. Begitu maksudnya?


exam

Quote from: Kainyn_Kutho on 10 February 2010, 03:31:16 PM
Quote from: exam on 10 February 2010, 02:58:17 PM
musti di lihat case per case
di negara dingin,eropa,korea,jepang,china,US,canada,aussy dst

budaya minum alkohol/arak memang acceptable, krn utk menghangatkan tubuh

kalo di jakarta ya aneh, wong panas begini
Di Belanda, "Red Zone", prostitusi juga boleh. Marijuana juga boleh. Di kalangan Gypsy, mencuri juga wajar. Jadi case per case, Pancasila juga bisa dikorting. Begitu maksudnya?



begitulah dunia
tanpa di sadari
termasuk di indonesia

Indra

banyak orang mencari pembenaran dalam melakukan pelanggaran, padahal dalam melaksanakan sila seharusnya tidak ada kompromi, tidak ada "saya bertekad untuk menghindari minuman2 beralkohol kecuali dalam cuaca dingin," "saya bertekad untuk menghindari aktivitas seksual yang salah kecuali kalau di Red Zone", dll, dll.

mau melanggar ya melanggar aja dan bersiaplah untuk menerima akibatnya, tidak perlu cari pembenaran

exam

minum alkohol udah jadi budaya di negara dingin
beliau cuma berusaha melakukan sesuatu yg baik

akan selalu ada pro dan kontra dalam segala hal
semua relatif
masing-masing punya ukuran sendiri
kembali pada diri masing-masing


adi lim

#14
Quote from: exam on 10 February 2010, 01:48:14 PM
bicara dharma sambil menawarkan alkohol
vs
menawarkan alkohol sambil bicara dharma
beda persepsi aja

sebentar lagi bahas Dhamma di diskotik kemudian di rumah bordil !
itulah manusia !!!!!!!!!!!!!
saya setuju dengan bro Katsu, biasalah dgn segala cara dan alasan untuk membenarkan diri sendiri. sungguh prihatin
setuju dengan Bro Indra !
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.