News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kelirumologi ala Buddhis

Started by Mr. Wei, 06 January 2010, 02:01:00 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mr. Wei

 _/\_

Pernah membaca buku 'Ensiklopedia Kelirumologi' atau 'Kaleidoskopi Kelirumologi'? Kata kelirumologi pertama kali saya kenal dari buku yang ditulis oleh Jaya Suprana tersebut. Kelirumologi merupakan 'ilmu' (logos) yang mencari (bukan membuat) kekeliruan selama ini. Tiba-tiba terlintas di ide saya untuk membuat Kelirumologi ala buddhis juga dengan mengadopsi gaya penyajian buku 'Ensiklopedia Kelirumologi' yang nakal-nakal sedikit. Berikut kekeliruan yang berhasil saya temukan:

NB: yang keliru bukan Agama Buddha, tapi tindakan manusianya yang keliru. ;D

1. Saṅgha
Kata Saṅgha merupakan salah satu kata dalam teks buddhisme yang paling sering salah dilafalkan. Alih-alih melafalkannya dengan benar sebagai 'sang-gha', orang awam lebih sering melafalkannya dengan 'sang-ha'. Parahnya tidak hanya umat awam yang sering salah dalam melafalkan Saṅgha, tapi beberapa tokoh buddhis pun masih sering salah melafalkannya! Untuk mengingatkan pembaca akan cara lafal yang benar ini, belakangan ini beberapa penerbit buku-buku buddhis mengubah tulisan Saṅgha menjadi Saṃgha. Semoga tidak disalahlafalkan juga menjadi 'sam-gha'.

2. Tuhan Yang Maha Esa

Banyak yang mempermasalahkan bahwa Agama Buddha adalah agama yang atheis karena tidak meyakini Tuhan, terutama yang mengatakan bahwa Agama Buddha tidak layak menjadi agama yang diizinkan untuk dianut di Indonesia karena dianggap sudah melanggar sila pertama dalam Pancasila Negara. Padahal mereka perlu menyadari, bahwa dalam sila pertama Pancasila Negara tertulis: "Ketuhanan Yang Maha Esa" bukan "Tuhan Yang Maha Esa". Jadi bukan berarti semua agama di Indonesia harus meyakini Tuhan, donk.

3. Udana
Merasa kenal dengan kutipan di bawah ini:

"Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."?

Kutipan tersebut berasal dari Kitab Udana VIII:3, salah satu kitab dalam Tipitaka. Benar sekali jika anda mengatakan bahwa tulisan di atas adalah kutipan Tipitaka yang diadopsi menjadi konsep ketuhanan dalam Agama Buddha di Indonesia. Namun ternyata kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa itu adalah konsep ketuhanan dalam Agama Buddha tanpa mengetahui apa yang sebenarnya dibahas dalam ayat tersebut. Tahukah sebenarnya apa yang dibahas dalam kutipan tersebut? Tidak lain dan tidak bukan adalah tujuan dari Agama Buddha, Nibbana.

4. Patung
Salah satu cibiran keras dari orang-orang yang belum mengerti ajaran Buddha yaitu mengatakan bahwa Agama Buddha adalah agama berhala, karena menuhankan patung. Padahal jelas-jelas semasa hidupnya, Buddha Gotama tidak pernah mengajarkan untuk memohon rezeki di depan patung! Lagipula, tujuan dibuatnya patung Buddha juga bukan untuk dituhankan! Awalnya fungsi patung Buddha tidak jauh fungsinya dengan patung pahlawan atau bendera pusaka negara kita, yaitu untuk direnungi nilai-nilai luhurnya dan sebagai tanda penghormatan. Namun seiring dengan bertambahnya kegelapan batin manusia, patung Buddha malah dijadikan objek permintaan berkah, duh!

---

Demikian kekeliruan yang saya himpun barusan, bukannya bermaksud sok pintar, tapi saya hanya ingin share hal-hal yang saya ketahui (walaupun saya yakin nyaris 99% user DC pasti sudah tahu hal-hal di atas). Saya juga yakin kalau senior-senior di sini pasti mengetahui beberapa kekeliruan yang dilakukan oleh umat buddha (secara umum) juga, silakan di share disini  _/\_


Mr. Wei

#1
Komentar, kritik, atau menemukan kekeliruan dalam keliromologi saya juga akan dengan senang hati ditampung ;D

***

Vihara

Vihara merupakan tempat beribadah bagi pengikut ajaran Buddha dan menjadi tempat Buddha beserta murid-murid-Nya tinggal pada saat vassa. Berbeda dengan kata Saṅgha yang sering disalahlafalkan, kata vihara sudah sering dilafalkan dengan pelafalan yang lebih tepat (yaitu 'wihara'). Namun tahukah, bila kata biara yang terdapat dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata vihara? Menurut penuturan seorang pandita dalam Agama Buddha, Romo Cunda Supandi, huruf 'v' dalam Bahasa Pāli dilafalkan agak berat sehingga nyaris terdengar seperti 'b'. Tidak keliru sih kalau kata vihara dilafalkan sebagai biara, tapi sadarkah kalau ternyata sekarang biara lebih terkenal sebagai tempat tinggal bagi pemuka agama lain daripada sebagai tempat tinggal para bhikkhu dalam Agama Buddha?

Mr. Wei

Media Massa

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah membaca sebuah surat kabar yang sudah ternama di Jakarta. Di sana terdapat artikel yang menyajikan aktivitas dari seorang paranormal yang di KTPnya tertulis beragama Buddha. Di sana juga tertulis sebuah keterangan, bahwa paranormal tersebut adalah seorang bhikkhu dalam Agama Buddha. Padahal sudah jelas sekali bahwa bhikkhu itu rambutnya harus dicukur gundul, sedangkan rambut paranormal tersebut (dicantumkan foto dalam artikel tersebut) jelas-jelas gondrong. Khawatirnya, orang-orang yang tidak mengetahui Agama Buddha bisa mengambil kesimpulan bahwa bhikkhu Agama Buddha boleh melakukan aktivitas santet, pelet, pesugihan dan sebagainya. Weleh!

markosprawira

Ikutan juga ah....

IMLEK

Banyak yang keliru dengan berasumsi bhw Imlek adalah hari raya Buddhism sehingga banyak Buddhist yg "diberi selamat tahun baru" saat Imlek

Padahal Imlek (dan juga Yanglek) adalah penanggalan secara Chinese dimana Imlek adalah berdasar perputaran bulan sedangkan Yanglek berdasar perputaran matahari

mohon koreksi juga jika ada kesalahan

hatRed

TISARANA

Dalam Tisarana, yaitu sering diartikan Tiga perlindungan

Buddham Saranang Gacchami
Dhammam Saranang Gacchami
Sangham Saranang Gacchami

Aku berlindung dalam bimbingan Buddha
Aku berlindung dalam bimbingan Dhamma *ajaran sang buddha
Aku berlindung dalam bimbingan Sangha  *ariya sangha yaitu sangha yg mencapai tingkat kesucian


dalam hal ini sering terjadi kelirulism bahwa Buddha, Dhamma, dan Sangha dapat/bisa dijadikan tempat juru selamat dari mara bahaya atau apapun.

padahal sudah jelas bahwa setiap makhuk berada dalam naungan KARMA mereka sendiri. jeleknya lagi kata Sangha di dalam sutta tersebut, digeneralisasi untuk setiap anggota sangha baik yg mencapai kesucian ataupun belum. sehingga masih banyak atau bahkan hampir seluruh umat buddha meminta berkat/berkah kepada para bhikkhu, yg notabene tingkat kesuciannya diragukan (red: bahkan silanya juga :whistle: ) Padahal Sangha yg dimaksud dalam sutta tersebut adalah Ariya Sangha yaitu Kumpulan Bhikkhu yg sudah mencapai tingkat kesucian.

cmiik *k=keliru ^:)^

i'm just a mammal with troubled soul



Mr. Wei

Kera Sakti
Populernya film 'Kera Sakti' di layar kaca beberapa tahun yang lalu seketika melejitkan nama Tong Sam Cong (Tang Xuan Zang) beserta ketiga muridnya, yaitu Sun Go Kong (Sun Wu Gong), Ti Pat Kay (Ba Jie), dan murid ketiganya yang nama official novelnya belum saya ketahui. Kisahnya memang berdasarkan sejarah bhiksu Tang yang pergi berkelana ke barat untuk mengambil kitab suci Tripitaka dan itu benar. Namun kisah bahwa bhiksu Tang ditemani oleh ketiga murid silumannya itu keliru! Keberadaan mereka bertiga dalam novel hanyalah pemanis, karena itu novel yang berdasarkan kisah sejarah. Mungkin supaya kisahnya lebih seru, ditambahkanlah keberadaan ketiga murid siluman tersebut dan berbagai macam rintangan, padahal semuanya itu fiktif. Berarti si kera sakti Sun Go Kong keberadaannya memang tidak ada alias fiktif, tapi anehnya di beberapa altar-altar kepercayaan orang Tiongkok atau kelenteng koq saya lihat ada patung Sun Go Kong dan diberikan persembahan. Jadi siapa yang keliru?

Indra

jadi ini thread tentang kelirumologi ala Buddhis atau ala kepercayaan Tiongkok?

Mr. Wei

^:)^ master Indra, kan kepercayaan tiongkoknya ada hubungannya dengan buddhis ;D

Mr. Wei

Fa Lun Gong

Beberapa hari yang lalu saat saya pergi mengunjungi toko buku, dalam rak buku bagian 'Buddha' saya menemukan sebuah buku mengenai Fa Lun Gong. Ajaran ini memang mengadopsi beberapa teori Buddhisme di dalamnya, namun dianggap nyeleneh karena beberapa teori Buddhisme diubah-ubah sesukanya. Sayangnya, di Indonesia ajaran ini bisa berkembang dengan leluasa bahkan sampai terbit buku panduannya di toko buku terkemuka. Padahal di China, tempat ajaran ini berdiri, Fa Lun Gong sudah dilarang oleh pemerintah karena dianggap sesat dan merusak!

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Quote from: Mr. Wei on 06 January 2010, 02:01:00 AM
Saṃgha

Lebih parah lagi, gak sesuai romanisasi yang baik dan benar
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

kusalaputto

Quote from: hatRed on 06 January 2010, 10:04:59 AM
TISARANA

Dalam Tisarana, yaitu sering diartikan Tiga perlindungan

Buddham Saranang Gacchami
Dhammam Saranang Gacchami
Sangham Saranang Gacchami

Aku berlindung dalam bimbingan Buddha
Aku berlindung dalam bimbingan Dhamma *ajaran sang buddha
Aku berlindung dalam bimbingan Sangha  *ariya sangha yaitu sangha yg mencapai tingkat kesucian


dalam hal ini sering terjadi kelirulism bahwa Buddha, Dhamma, dan Sangha dapat/bisa dijadikan tempat juru selamat dari mara bahaya atau apapun.

padahal sudah jelas bahwa setiap makhuk berada dalam naungan KARMA mereka sendiri. jeleknya lagi kata Sangha di dalam sutta tersebut, digeneralisasi untuk setiap anggota sangha baik yg mencapai kesucian ataupun belum. sehingga masih banyak atau bahkan hampir seluruh umat buddha meminta berkat/berkah kepada para bhikkhu, yg notabene tingkat kesuciannya diragukan (red: bahkan silanya juga :whistle: ) Padahal Sangha yg dimaksud dalam sutta tersebut adalah Ariya Sangha yaitu Kumpulan Bhikkhu yg sudah mencapai tingkat kesucian.

cmiik *k=keliru ^:)^


ok d klo tingkat kesuciannya diragukan?! tapi apa gada rasa percaya sedikit pun bahwa bhante ada yang sudah mencapai tingkat kesucian? ???
klo g ada keyakinan bahwa para bhikkhu ada yang sudah mencapai tingkat kesucian ;) walau mungkin tidak arahat, masak seseorang yang sudah puluhan tahun menjadi bhikkhu ga da perkembangan bhatin ???
memangnya gampang seseorang untuk menjadi bhikkhu? :-? ada 227 sila yg musti d jaga n klo ada sila kecil yang tak sengaja terlanggar ya bikkhu jg manusia bisa lupa. n jangan nkarena banyak orang cungkok yang jadi biksu jejadian n k jakarta nyari dana buat kantong pribadi malah menyebabkan rasa hormat kita pada sangha hilang. klo ada yang menilai bikkhu banyak salahnya ya harap d coba sendiri jadi bhikku min jadi samanera d baru boleh komplain. :) _/\_ _/\_ _/\_
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

kusalaputto

Quote from: Mr. Wei on 06 January 2010, 10:21:23 AM
Kera Sakti
Populernya film 'Kera Sakti' di layar kaca beberapa tahun yang lalu seketika melejitkan nama Tong Sam Cong (Tang Xuan Zang) beserta ketiga muridnya, yaitu Sun Go Kong (Sun Wu Gong), Ti Pat Kay (Ba Jie), dan murid ketiganya yang nama official novelnya belum saya ketahui. Kisahnya memang berdasarkan sejarah bhiksu Tang yang pergi berkelana ke barat untuk mengambil kitab suci Tripitaka dan itu benar. Namun kisah bahwa bhiksu Tang ditemani oleh ketiga murid silumannya itu keliru! Keberadaan mereka bertiga dalam novel hanyalah pemanis, karena itu novel yang berdasarkan kisah sejarah. Mungkin supaya kisahnya lebih seru, ditambahkanlah keberadaan ketiga murid siluman tersebut dan berbagai macam rintangan, padahal semuanya itu fiktif. Berarti si kera sakti Sun Go Kong keberadaannya memang tidak ada alias fiktif, tapi anehnya di beberapa altar-altar kepercayaan orang Tiongkok atau kelenteng koq saya lihat ada patung Sun Go Kong dan diberikan persembahan. Jadi siapa yang keliru?
trus lagi klo d tempat kerasukan ada yg kerasukan sunggokong ;D ;D ;D jd lompat2 n garuk2 d  ;D ;D ;D trus pada minta nomor buntut lengkap d tuh moha :o
Quote from: Mr. Wei on 06 January 2010, 10:56:47 AM
Fa Lun Gong

Beberapa hari yang lalu saat saya pergi mengunjungi toko buku, dalam rak buku bagian 'Buddha' saya menemukan sebuah buku mengenai Fa Lun Gong. Ajaran ini memang mengadopsi beberapa teori Buddhisme di dalamnya, namun dianggap nyeleneh karena beberapa teori Buddhisme diubah-ubah sesukanya. Sayangnya, di Indonesia ajaran ini bisa berkembang dengan leluasa bahkan sampai terbit buku panduannya di toko buku terkemuka. Padahal di China, tempat ajaran ini berdiri, Fa Lun Gong sudah dilarang oleh pemerintah karena dianggap sesat dan merusak!
soal aliran falun gong g ga ngerti tapi yang pasti g pernah liat foto penyiksaan d china kesian d.
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Mr. Wei

Quote from: gachapin on 06 January 2010, 11:11:36 AM
Quote from: Mr. Wei on 06 January 2010, 02:01:00 AM
Saṃgha

Lebih parah lagi, gak sesuai romanisasi yang baik dan benar

Kalau yang romanisasinya tepat yang mana? Saṅgha atau Saṃgha, atau yang lain?

hatRed

Aliran

Banyak juga yg gak tahu, bahwa Agama Buddha terdiri dari banyak aliran, bahkan banyak aliran yg memakai attribut Buddha didalamnya. sehingga timbul interpretasi berbeda di kalangan masyarakat terhadap Agama Buddha.

Walaupun aliran2 itu satu rumpun, tetap ada perbedaan dan persamaan mendasar dalam tiap2 aliran.

Yg saya tahu hanya ada dua aliran besar yaitu
Theravada dan Mahayana

dimana aliran Mahayana memiliki banyak aliran2.

dari banyaknya aliran2 tersebut, menjadikan berbeda dalam pemahaman Buddhisme dan juga Budaya.

cmiik
i'm just a mammal with troubled soul



markosprawira

Quote from: kusalaputto on 06 January 2010, 11:27:36 AM
Quote from: hatRed on 06 January 2010, 10:04:59 AM
TISARANA

Dalam Tisarana, yaitu sering diartikan Tiga perlindungan

Buddham Saranang Gacchami
Dhammam Saranang Gacchami
Sangham Saranang Gacchami

Aku berlindung dalam bimbingan Buddha
Aku berlindung dalam bimbingan Dhamma *ajaran sang buddha
Aku berlindung dalam bimbingan Sangha  *ariya sangha yaitu sangha yg mencapai tingkat kesucian


dalam hal ini sering terjadi kelirulism bahwa Buddha, Dhamma, dan Sangha dapat/bisa dijadikan tempat juru selamat dari mara bahaya atau apapun.

padahal sudah jelas bahwa setiap makhuk berada dalam naungan KARMA mereka sendiri. jeleknya lagi kata Sangha di dalam sutta tersebut, digeneralisasi untuk setiap anggota sangha baik yg mencapai kesucian ataupun belum. sehingga masih banyak atau bahkan hampir seluruh umat buddha meminta berkat/berkah kepada para bhikkhu, yg notabene tingkat kesuciannya diragukan (red: bahkan silanya juga :whistle: ) Padahal Sangha yg dimaksud dalam sutta tersebut adalah Ariya Sangha yaitu Kumpulan Bhikkhu yg sudah mencapai tingkat kesucian.

cmiik *k=keliru ^:)^


ok d klo tingkat kesuciannya diragukan?! tapi apa gada rasa percaya sedikit pun bahwa bhante ada yang sudah mencapai tingkat kesucian? ???
klo g ada keyakinan bahwa para bhikkhu ada yang sudah mencapai tingkat kesucian ;) walau mungkin tidak arahat, masak seseorang yang sudah puluhan tahun menjadi bhikkhu ga da perkembangan bhatin ???

memangnya gampang seseorang untuk menjadi bhikkhu? :-? ada 227 sila yg musti d jaga n klo ada sila kecil yang tak sengaja terlanggar ya bikkhu jg manusia bisa lupa. n jangan nkarena banyak orang cungkok yang jadi biksu jejadian n k jakarta nyari dana buat kantong pribadi malah menyebabkan rasa hormat kita pada sangha hilang. klo ada yang menilai bikkhu banyak salahnya ya harap d coba sendiri jadi bhikku min jadi samanera d baru boleh komplain. :) _/\_ _/\_ _/\_

kalo boleh saya jelaskan bro, justru disinilah permasalahannya yaitu kita melihat pada individunya

padahal yg dimaksud dengan Tisarana disini sebenarnya adalah Nibbana
Buddha sebagai guru yg mengajarkan
Dhamma sebagai penunjuk jalan
Sangha sebagai murid yg sudah menjalankan Dhamma dan mencapai Nibbana

jadi berlindung disini sesungguhnya adalah tekad utk berusaha mencapai nibbana

kalo kita melihat secara harafiah saja, tentunya sulit dan jadi rancu.
Misal jika kita melihat sangha sebagai individu, akan jadi rancu dan aneh jika kita lihat kembali pada Berlindung kepada Buddha
kita berlindung kepada Buddha yg udah udah padam panca khandhanya?  ;D

jadi hendaknya pernyataan2 itu kita lihat secara keseluruhan karena kalau ditafsirkan terpisah, akan bisa jadi bias

hal ini yg sering terjadi misal pada karaniya metta sutta, ada seorang rekan yang mengkritisi metta sebagai cinta yg egois karena berdasar pada baris :
Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan nyawanya
untuk melindungi anaknya yg tunggal

padahal jika kita lihat baris2 selanjutnya :
Demikianlah terhadap semua mahluk
dipancarkannya kasih sayang tanpa batas 

sangat berbeda sekali maknanya khan?  _/\_


semoga bermanfaat