News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kelirumologi ala Buddhis

Started by Mr. Wei, 06 January 2010, 02:01:00 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mr. Wei

Quote from: Mr.Jhonz on 26 January 2010, 04:55:33 PM
Quote from: Sumedho on 26 January 2010, 08:04:03 AM
nanti mr wei + upasaka bisa siapkan section kelirumologi buddhis di modul baru nih.
tapi topik yg di angkat mr.wei senstif2 lho om..
Contohnya mslh maitreya,dan aye lg request topik LSY ama si Wei ;D

*siap2 bentuk team penanggung jawab ^-^ buat ngadapin UU ITE ;D


Ntar tinggal ngumpulin koin lagi ;D

Riky_dave

boleh tidak kalau saya kutip untuk kesejahteraan banyak makhluk?

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Indra

Riky, semua materi yg ada di DC boleh dikutip tanpa harus minta izin

Riky_dave

Quote from: Indra on 08 February 2010, 10:11:54 PM
Riky, semua materi yg ada di DC boleh dikutip tanpa harus minta izin

wow...Anumodana sebesar2nya ko.. _/\_

[Masih butuh banyak bimbingan dari Ko Indra.. :)]
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Kelana

Tanya:     
Kelirumologi ala Buddhis ini referensinya apa, ya ?
Jika tidak ada referensi yang tepat maka semua orang bisa menafsirkan beda-beda. Bahkan nanti malah kelirumologi ala Buddhis menjadi kelirumologi ala Buddhis yang keliru.  ;D
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Riky_dave

Quote from: Kelana on 08 February 2010, 10:40:03 PM
Tanya:     
Kelirumologi ala Buddhis ini referensinya apa, ya ?
Jika tidak ada referensi yang tepat maka semua orang bisa menafsirkan beda-beda. Bahkan nanti malah kelirumologi ala Buddhis menjadi kelirumologi ala Buddhis yang keliru.  ;D


haha..tapi kan beberapa itu ada referensinya?maksudnya seperti kata awalnya kan "kelirumologi" bukan "membuat" kesalahan,tapi "mencari" kesalahan yang ada..kalau memang kurang tepat atau ada yang keliru..Mohon koreksinya,biar kita semua paham.. _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Mr. Wei

Quote from: Riky_dave on 08 February 2010, 10:00:42 PM
boleh tidak kalau saya kutip untuk kesejahteraan banyak makhluk?

Anumodana _/\_

Quote from: Indra on 08 February 2010, 10:11:54 PM
Riky, semua materi yg ada di DC boleh dikutip tanpa harus minta izin

Terwakili oleh Bang Indra ;D

Quote from: Kelana on 08 February 2010, 10:40:03 PM
Tanya:     
Kelirumologi ala Buddhis ini referensinya apa, ya ?
Jika tidak ada referensi yang tepat maka semua orang bisa menafsirkan beda-beda. Bahkan nanti malah kelirumologi ala Buddhis menjadi kelirumologi ala Buddhis yang keliru.  ;D

Quote from: Riky_dave on 09 February 2010, 07:43:38 PM
Quote from: Kelana on 08 February 2010, 10:40:03 PM
Tanya:     
Kelirumologi ala Buddhis ini referensinya apa, ya ?
Jika tidak ada referensi yang tepat maka semua orang bisa menafsirkan beda-beda. Bahkan nanti malah kelirumologi ala Buddhis menjadi kelirumologi ala Buddhis yang keliru.  ;D


haha..tapi kan beberapa itu ada referensinya?maksudnya seperti kata awalnya kan "kelirumologi" bukan "membuat" kesalahan,tapi "mencari" kesalahan yang ada..kalau memang kurang tepat atau ada yang keliru..Mohon koreksinya,biar kita semua paham.. _/\_

Terwakili oleh Bang Riky :)

dewi_go

Kalo tantang falun gong saya bisa menjelaskan sedikit, dulu saya pernah ikut dalam senam taichi mereka, kalo hanya sebatas senam mungkin baik bagi tubuh. tapi yang saya tidak suka dibuku Zhuan falunny ada Teks yang menyebutkan shifuny LiHongZhe punya kekuatan yang lebih tinggi dari Sang Buddha lho, dia bilang dia sudah menciptakan dunia yang jauh lebih tinggi daripada Buddha, dunia Buddha letaknya kauh dari tempat yang sudah saya ciptakan, begitu kira2 yang saya ingat ada kata2 tsb dalam buku zhuan falunny.
Mengapa aliran ini ditentang di tiongkok, semua praktisi ditangkap dan di siksa say juga kurang tau yang sebenarny apakah benar terjadi atau hanya rekayasa pihak tertentu saja.
Tapi yang saya tidak habis pikir shifuny ada aman2 saja di amerika sedangkan para praktisiny tertindas.
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........

Mr. Wei

Dan ironisnya, buku Zhuan Fa Lun dijual bebas di toko-toko buku, termasuk Gr*media.

dewi_go

ya justru itu yang tidak mengerti selalu menganggap itu hanya senam tubuh biasa tapi kalo udah dipahami .. gawat lho, beruntung saya masih punya karma baik yang bisa melindungiku dari kesesatan :)
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........

Kelana

Quote from: Riky_dave on 09 February 2010, 07:43:38 PM
haha..tapi kan beberapa itu ada referensinya?maksudnya seperti kata awalnya kan "kelirumologi" bukan "membuat" kesalahan,tapi "mencari" kesalahan yang ada..kalau memang kurang tepat atau ada yang keliru..Mohon koreksinya,biar kita semua paham.. _/\_

Dari pandangan saya, tujuan dari topik "kelirumologi", yaitu mengarsipkan/mendaftar kekeliruan yang beredar di masyarakat. Tapi adalah hal yang lucu dan tidak bermanfaat jika "kelirumologi" ini hanya mengarsipkan/mendaftar kekeliruan yang ada tanpa perbaikan dari kekeliruan tersebut. Misalnya kita hanya mendaftar : di masyarakat ada pandangan bahwa umat Buddha menyembah patung. (titik). Tanpa adanya perbaikan dari pandangan keliru ini, apa manfaatnya? Nah, Sdr. Wei dalam topik ini saya anggap sudah membuat daftar kekeliruan dan juga sudah memberikan perbaikan/pembetulan dari apa yang keliru. (saya tidak tahu apa Sdr. Wei pribadi menyadari atau tidak bahwa ia sudah melakukan perbaikan dari beragam kekeliruan)

Yang menjadi pertanyaan saya apa referensinya, apa pakem atau acuan dari perbaikan/pembetulan dari kekeliruan ini? Contoh, mengenai pelafalan kata Saṅgha yang keliru oleh beberapa umat. Ketika  Sdr. Wei mengatakan: "Alih-alih melafalkannya dengan benar sebagai 'sang-gha' , orang awam lebih sering melafalkannya dengan 'sang-ha'. " Ini (yang di bold) berarti ada usaha memberikan pembetulan dari suatu kekeliruan. Lalu apa acuan,referensinya yang diambil oleh Sdr. Wei. sehinga mengatakan 'sang-gha' adalah pelafalan yang benar? Pasti ada sumbernya, apakah dari kamus, dari pembicaraan dengan bhante, atau dari pengalaman pribadi, dst. Dan seberapa besar kesaihan dari referensi, pakem, acuan tersebut ? Tanpa landasan yang kuat, maka akan banyak tafsir, tidak mudah untuk dipercaya (jika untuk dijadikan sebuah buku), mengundang debat kusir, dsb. Hal-hal ini sudah saya lihat tanda-tandanya ketika berbicara mengenai jimat. Yang saya khawatirkan adalah munculnya pandangan-pandangan pribadi sebagai pembetulan dari kekeliruan yang ada. Jika pandangan pribadi itu mendekat pada Dhamma, tapi kalau menjauhi Dhamma?? Kecuali memang topik "kelirumologi" bertujuan juga untuk mengumpulkan pendangan-pandangan pribadi, akan lain lagi ceritanya.

Demikian.  _/\_
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Indra

Setuju dengan Bro Kelana, kalau thread ini direncanakan akan dipublikasikan dalam bentuk ebook/printed book, sebaiknya disertakan sumber yg valid

Mr. Wei

Quote from: Kelana on 09 February 2010, 10:02:02 PM
Quote from: Riky_dave on 09 February 2010, 07:43:38 PM
haha..tapi kan beberapa itu ada referensinya?maksudnya seperti kata awalnya kan "kelirumologi" bukan "membuat" kesalahan,tapi "mencari" kesalahan yang ada..kalau memang kurang tepat atau ada yang keliru..Mohon koreksinya,biar kita semua paham.. _/\_

Dari pandangan saya, tujuan dari topik "kelirumologi", yaitu mengarsipkan/mendaftar kekeliruan yang beredar di masyarakat. Tapi adalah hal yang lucu dan tidak bermanfaat jika "kelirumologi" ini hanya mengarsipkan/mendaftar kekeliruan yang ada tanpa perbaikan dari kekeliruan tersebut. Misalnya kita hanya mendaftar : di masyarakat ada pandangan bahwa umat Buddha menyembah patung. (titik). Tanpa adanya perbaikan dari pandangan keliru ini, apa manfaatnya? Nah, Sdr. Wei dalam topik ini saya anggap sudah membuat daftar kekeliruan dan juga sudah memberikan perbaikan/pembetulan dari apa yang keliru. (saya tidak tahu apa Sdr. Wei pribadi menyadari atau tidak bahwa ia sudah melakukan perbaikan dari beragam kekeliruan)

_/\_

Quote
Yang menjadi pertanyaan saya apa referensinya, apa pakem atau acuan dari perbaikan/pembetulan dari kekeliruan ini? Contoh, mengenai pelafalan kata Saṅgha yang keliru oleh beberapa umat. Ketika  Sdr. Wei mengatakan: "Alih-alih melafalkannya dengan benar sebagai 'sang-gha' , orang awam lebih sering melafalkannya dengan 'sang-ha'. " Ini (yang di bold) berarti ada usaha memberikan pembetulan dari suatu kekeliruan. Lalu apa acuan,referensinya yang diambil oleh Sdr. Wei. sehinga mengatakan 'sang-gha' adalah pelafalan yang benar? Pasti ada sumbernya, apakah dari kamus, dari pembicaraan dengan bhante, atau dari pengalaman pribadi, dst. Dan seberapa besar kesaihan dari referensi, pakem, acuan tersebut ? Tanpa landasan yang kuat, maka akan banyak tafsir, tidak mudah untuk dipercaya (jika untuk dijadikan sebuah buku), mengundang debat kusir, dsb. Hal-hal ini sudah saya lihat tanda-tandanya ketika berbicara mengenai jimat. Yang saya khawatirkan adalah munculnya pandangan-pandangan pribadi sebagai pembetulan dari kekeliruan yang ada. Jika pandangan pribadi itu mendekat pada Dhamma, tapi kalau menjauhi Dhamma?? Kecuali memang topik "kelirumologi" bertujuan juga untuk mengumpulkan pendangan-pandangan pribadi, akan lain lagi ceritanya.

Demikian.  _/\_

Hmmm... kalau untuk pelafalan Sangha memang sudah dituliskan di halaman depan beberapa buku paritta bahwa n dengan titik di atasnya dibaca ng. Untuk jimat memang tidak ada referensi. Saya tidak bermaksud membuat kelirumologi dengan bersumber pandangan pribadi, walaupun tidak saya sanggahi jika beberapa artikel di sini memang bersumber dari pandangan pribadi.

Untuk ke depannya akan saya usahakan menggunakan referensi, thanx atas masukannya :)

Mr.Jhonz

Btw,
Request soal "karma" dunk..
Soalnya masyarakat umum sering mempresesikan karma sebgai nasib buruk,cth:kalo kena lemparan batu pasti di bilang kena karma,coba kalo kena undian lotree,ga ada yg bilang karma..:hammer:

Btw,project kelirumologi udah kelar blom?? Si wei menghilang.. :'(
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

kusalaputto

Quote from: Mr.Jhonz on 19 March 2010, 10:52:25 PM
Btw,
Request soal "karma" dunk..
Soalnya masyarakat umum sering mempresesikan karma sebgai nasib buruk,cth:kalo kena lemparan batu pasti di bilang kena karma,coba kalo kena undian lotree,ga ada yg bilang karma..:hammer:

Btw,project kelirumologi udah kelar blom?? Si wei menghilang.. :'(
sebenernya ini mind set yg terjadi & beredar di masyarakat bahwa mereka tidak tahu ada kamma baik nah dah jadi tugas kita untuk merubah mind set ini
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.