News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kelirumologi ala Buddhis

Started by Mr. Wei, 06 January 2010, 02:01:00 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mr. Wei

Yang ini gw masih kurang yakin nih, minta bantuan rekan-rekan:

Kelenteng
Karena pada era Orde Baru kebudayaan China/Tionghoa sempat dilarang, beberapa kelenteng berusaha mempertahankan dirinya dengan mengubah namanya menjadi vihara. Hal ini tentu saja sangat keliru, karena kelenteng adalah tempat kebudayaan dan kepercayaan tradisional orang Tionghoa, sedangkan vihara adalah tempat ibadah Agama Buddha. Dampak negatif yang muncul dari kekeliruan ini adalah disamakannya Agama Buddha dengan kebudayaan Tionghoa. Padahal Agama Buddha berasal dari India, bukan RRC. Karena Agama Buddha berkembang pesat di RRC, beberapa orang Tionghoa memasukan beberapa tokoh-tokoh panutan di dalam Agama Buddha ke dalam salah satu daftar "dewa" yang dipuja di kelenteng. Namun tetap saja Agama Buddha berbeda dengan kepercayaan tradisional China, baik dari segi keyakinan maupun ritual.

Mr. Wei

Kalau gak salah aye dapat info ini dari Mr. Bond sekitar 2 tahun yang lalu, kalau aye keliru ingat mohon diingatkan.

Tridharma
Pernah mendengar keyakinan Tridharma? Secara harafiah Tridharma berarti tiga kebenaran (Bhs. Sanskrit; Tri=tiga, Dharma=kebenaran). Tiga kebenaran ini merujuk kepada tiga keyakinan yang berkembang di China (Buddhisme, Taoisme, Konfusianisme). Di Indonesia, Tridharma ini menjadi sebuah keyakinan baru yang berusaha untuk eksis dengan berlindung di bawah Agama Buddha. Padahal sebenarnya, Tridharma itu bukanlah sebuah keyakinan, melainkan sebuah organisasi. Tridharma adalah organisasi yang mewadahi kegiatan-kegiatan Buddhisme, Taoisme, dan Konfusianisme. Sedangkan ketiganya ya agama sendiri-sendiri, bukan agama gabungan seperti yang populer selama ini.

NB: berasa tata bahasa gw agak kacau di artikel ini, yang bisa bantu rapikan tolong rapikan ya :)

kullatiro

Quote from: kamala on 09 January 2010, 10:44:23 AM
kerajaan kecil ?
selain istana kerajaan raja sudhodana menghadiahkan 3 istana sesuai untuk musim2 untuk membujuk pangeran siddhatta agar tidak melepas keduniawian
jadi seberapa kecilkah kerajaan ini

kalau lihat lihat video(dvd) yang di bagikan ekayana tentang letak letak kapilavatu dsb. bisa di bayangkan kok kira kira seberapa besar tuh kerajaan.

The Ronald

...gini2.. yah kek maja pahit, dan sriwijaya kali... itu kerajaan besar... (mengusai seluruh nusantara)
nah jd kerajaan kecilnya.. kek yg di kasih kuasa untuk memerintah bali..itu di anggap kecil..padahal bali aja udah besar
ato kek yg memerintah pulau jawa, (bagi sriwijaya)
...

Mr. Wei

Kerajaan kecil bukan berarti luas wilayahnya kecil, maksudnya itu kerajaan minor atau kerajaan bagian. Mungkin kalau diumpamakan itu seperti negara bagian.

The Ronald

...

Mr. Wei

Bhikkhu Gadungan
Sepertinya bukan hal baru lagi bila di tengah jalan kita sering melihat seorang manusia yang menggundulkan kepalanya dan mengenakan jubah sehingga menyamai sesosok seorang bhikkhu, lalu menghampiri anda dan meminta sumbangan. Bukannya saya melarang anda untuk melakukan perbuatan baik, tapi ada baiknya sebelum berdana kita melihat dulu apakah dana itu akan digunakan dengan benar. Kelihatannya agak janggal kalau seorang bhikkhu berkeliling meminta uang, karena tidak ada tradisi seperti itu. Kalaupun memang sumbangannya ingin digunakan untuk pembangunan vihara atau kegiatan sosial, yang turun mencari dana pastilah umat vihara atau orang awam. Bisa saja, si pemakai jubah itu adalah bhikkhu palsu dan memanfaatkan kedermawanan umat Buddha untuk keuntungannya sendiri.

Neraka
Banyak orang menuduh Agama Buddha adalah agama yang kejam karena semua perbuatan buruk yang sudah kita lakukan tidak akan bisa ditebus, dan kita harus siap menerima akibatnya. Tapi sebenarnya tidak juga ah, saya rasa agama yang mengajarkan bahwa kehidupan di neraka itu abadi justru ajaran yang sangat kejam, karena sekalinya masuk neraka maka kita akan selamanya tersiksa tanpa ada batasan waktu. Bukankah itu lebih mengerikan? Sedangkan dalam Agama Buddha, dikatakan bahwa batas kehidupan di neraka pun bisa berakhir. Setelah berakhir, kita masih diberikan kesempatan untuk memperjuangkan tujuan akhir manusia, Nibbana. Tidak ada alasan untuk terus menyiksa manusia di dalam penderitaan neraka, bukan?

Dukkha
Karena Buddha Gotama mengajarkan bahwa hidup adalah dukkha, orang-orang yang belum memahami Agama Buddha mencibir bahwa ajaran Buddha adalah ajaran yang pesimis karena penuh dengan dukkha. Padahal Sang Buddha juga mengajarkan cara untuk melepaskan diri dari dukkha, adanya kebahagiaan yang hakiki, dan kita bisa menggapainya. Masih mau bilang itu pesimis?

Nibbana
Walaupun ajaran Buddha mengakui keberadaan surga dan neraka, namun ajaran Buddha tidak mengakui keabadian di dalam surga dan neraka. Masa kenikmatan di surga atau masa hukuman di neraka akan habis sesuai dengan banyaknya kamma yang dihasilkan. Tidak ada alasan untuk menghukum manusia di dalam neraka abadi dan surga bukanlah tujuan dari agama Buddha. Tujuan dari Agama Buddha bukanlah kenikmatan-kenikmatan surgawi, melainkan ketenangan di dalam Nibbana.

Jimat
Kekeliruan yang selama ini muncul adalah banyaknya umat yang berbondong-bondong mencari bhikkhu yang konon dikabarkan sakti untuk meminta jimat. Hal ini jelas keliru, karena Sang Buddha mengatakan untuk menjadikan diri kita sebagai pelindung diri sendiri. Buddha saja tidak bisa mengubah kamma buruk kita menjadi baik, apalagi jimat.

Perumah-Tangga
Teramat sangat keliru jika mengatakan Agama Buddha adalah agama yang merepotkan karena kita harus melepaskan keduniawian baru bisa mencapai kebudhaan/pencerahan/arahat. Sepanjang saya mempelajari Agama Buddha, saya tidak pernah menemukan pernyataan dari Buddha bahwa pencerahan hanya bisa dicapai oleh bhikkhu/bhikkhuni. Salah satu contoh bahwa umat perumah-tangga bisa mencapai kebuddhaan/arahat adalah Raja Suddhodana, yang wafat sebagai Arahant/Savaka Buddha perumah-tangga.

Juice_alpukat


Mr.Jhonz

QuoteNeraka
Banyak orang menuduh Agama Buddha adalah agama yang kejam karena semua perbuatan buruk yang sudah kita lakukan tidak akan bisa ditebus, dan kita harus siap menerima akibatnya. Tapi sebenarnya tidak juga ah, saya rasa agama yang mengajarkan bahwa kehidupan di neraka itu abadi justru ajaran yang sangat kejam, karena sekalinya masuk neraka maka kita akan selamanya tersiksa tanpa ada batasan waktu. Bukankah itu lebih mengerikan? Sedangkan dalam Agama Buddha, dikatakan bahwa batas kehidupan di neraka pun bisa berakhir. Setelah berakhir, kita masih diberikan kesempatan untuk memperjuangkan tujuan akhir manusia, Nibbana. Tidak ada alasan untuk terus menyiksa manusia di dalam penderitaan neraka, bukan?
siapa sosok yg memberikan kesempatan bro? ^-^

aye lebih senang begini ; ;D
kita masih diberikan mempunyai kesempatan untuk memperjuangkan tujuan akhir manusia

peace
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Mr. Wei

Bisa aja nih Mister, iya sih lebih pas pake kata 'mempunyai' atau 'memiliki' daripada diberikan, hehehe...
to Om Momod: diedit dunk, sesuai saran dari Mister Jhonz ;D

Quote from: Juice_alpukat on 11 January 2010, 11:12:51 PM
Wah kebod hebat nih.

kebod? tahu dari mana nickname itu?

Juice_alpukat

sy dah lupa,mr wei...yg sy ingat cuma ktika kmu brkata ganti nik name dri kebod menjdi mr wei.;D

Mr.Jhonz

Kebod kan member if yg berbobot postingannya..
Ternyata xiau mr.wei tho..
:jempol:
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Juice_alpukat

mengapa pakai istilah xiao wei terus :hammer: pcar doi ya?

Mr.Jhonz

Itu panggilan untuk raja junker Dc ;D

btw,singthung,akionng punya akun di dc ga ya? ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Mr. Wei

Quote from: Mr.Jhonz on 12 January 2010, 08:10:32 PM
Kebod kan member if yg berbobot postingannya..
Ternyata xiau mr.wei tho..
:jempol:

Wah, ternyata pernah ke IF juga ya? Kebod di IF = Mr. Wei di DC ;D