Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?

Started by jajang supriadi, 05 December 2009, 11:06:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

thanks atas posting cerita

"bhikkhuni Issidasi adalah wanita yang amat cantik jelita"

yg sangat inspiratif... bila melihat sepotong cerita, kelihatan gak adil...
udah cantik jelita, baik tapi diterlantarkan. Tetapi melihat keseluruhan..
rangkaian kehidupan2nya, ... hukum karma adalah selalu adil.........

+1 utk Pannadevi/Samaneri

_/\_ :x
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

pannadevi

Quote from: johan3000 on 09 December 2009, 08:57:07 PM
thanks atas posting cerita

"bhikkhuni Issidasi adalah wanita yang amat cantik jelita"

yg sangat inspiratif... bila melihat sepotong cerita, kelihatan gak adil...
udah cantik jelita, baik tapi diterlantarkan. Tetapi melihat keseluruhan..
rangkaian kehidupan2nya, ... hukum karma adalah selalu adil.........

+1 utk Pannadevi/Samaneri

_/\_ :x


thanks bro Johan yang baik,
tapi sy cek, belum nambah tuh, masih tetap 13 sejak kemarin...hehehe  ;D

saya juga seorang wanita, saya dapat mengerti dan memahami penderitaan beliau, dan saya juga memiliki sahabat2 yang amat dekat dg hidup saya yang memiliki kemalangan hidup spt beliau, jadi saya amat sangat paham merasakan penderitaan beliau, yang jadi masalah adalah menyelesaikan masalah bukan membuat masalah, maksud saya apalah artinya perkawinan berikut bila sama seperti kisah bhikkhuni Issidasi ? hingga 3 kali perkawinan, dan mereka yang menikahi beliau adalah orang2 yang dulu disakiti beliau dikelahiran masa lampau, nah bagaimana bila Bro jajang juga mata rantai beliau yang berikut? semoga Bro Jajang tidak sakit hati dan salah paham dengan maksud saya. sedikitpun saya tidak ada maksud mau menyakiti siapapun, justru sy berpartisipasi ingin ikut berbagi. smg dpt dimengerti maksud saya.

may all beings be happy

mettacittena,

Jerry

 [at] Samaneri

Sudah saya tambahkan. hehe.. Semoga tiap poin spt parami yg Samaneri kumpulkan. _/\_

Yup.. Saya yakin koq Samaneri paham mksd saya. hehe.. Thanks utk kutipannya. Anumodana Samaneri. May you be happy

Mettacittena
appamadena sampadetha

pannadevi

my bro in dhamma Bro jerry yg baik,
sadhu3x, thanks for ur kind wishes.
i knw u well, i knw wht u meant.
may u always keeping well n happy.
thanks for GRP, sent for u too.

bro Johan yg baik, thanks GRP, udah sy balas juga.
maksud hati bukan utk ngumpulin GRP, tp kok dpt GRP, thanks yah...

may all beings be happy

mettacittena,

marcedes

saya setuju dengan bro kaiyin,

intinya biarlah mereka suami istri mencari orang ketiga seperti konsultan atau keluarga mereka....
yg jelas jangan anda menjadi orang ketiganya
[ karena menjaga persepsi bahwa anda tidak mungkin netral ]

coba lihat pertandingan internasional, mana ada memakai wasit dari salah satu negara.....
pakai wasit negara lain saja masih ada yg protes tidak adil...apalagi wasit dari salah satu negara yg bertanding..

cobalah bro menghilang dari kehidupan mereka setidaknya 3 bulan....kalau memang mereka telah bercerai, baru bro boleh mendekati istri tersebut....

dan setidaknya walau anda tidak melakukan perzinahan melalui jasmani, setidaknya anda telah melakukan perzinahan melalui pikiran.
well secara buddhis dimana ada niat disitulah kejahatannya.
dalam hal ini anda sudah berniat dan melakukan komunikasi termasuk chat loh.....

kalau anda tidak tahu apa-apa mengenai wanita tersebut, yah tentu tidak masalah...
tapi masalahnya anda  sudah tahu !!! tetapi tetap melakukan...

semoga cerita Samaneri mengenai Bikkhuni itu bisa membuat anda sadar akan perbuatan anda....
kalau memang anda prihatin, ada kala-nya kita harus menahan diri agar tidak memperburuk masalah.....dibanding tergesa-gesa ingin menyelesaikan akibatnya bisa fatal....
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

The Ronald

 [at] Samaneri
kisah yang bagus, terima kasih telah berbagi :)
...

Elin

Quote from: marcedes on 10 December 2009, 09:49:59 AM
dan setidaknya walau anda tidak melakukan perzinahan melalui jasmani, setidaknya anda telah melakukan perzinahan melalui pikiran.
well secara buddhis dimana ada niat disitulah kejahatannya.
dalam hal ini anda sudah berniat dan melakukan komunikasi termasuk chat loh.....

semoga cerita Samaneri mengenai Bikkhuni itu bisa membuat anda sadar akan perbuatan anda....
kalau memang anda prihatin, ada kala-nya kita harus menahan diri agar tidak memperburuk masalah.....dibanding tergesa-gesa ingin menyelesaikan akibatnya bisa fatal....

se7 juga... :)
Renungkan & pertimbangkan lah scr masak, bro Jajang..
Semoga bro bisa membuat keputusan yang terbaik bagi kelanjutan hubungan kalian..

johan3000

Quote from: Elin on 10 December 2009, 11:29:01 AM
Quote from: marcedes on 10 December 2009, 09:49:59 AM
dan setidaknya walau anda tidak melakukan perzinahan melalui jasmani, setidaknya anda telah melakukan perzinahan melalui pikiran.
well secara buddhis dimana ada niat disitulah kejahatannya.
dalam hal ini anda sudah berniat dan melakukan komunikasi termasuk chat loh.....

semoga cerita Samaneri mengenai Bikkhuni itu bisa membuat anda sadar akan perbuatan anda....
kalau memang anda prihatin, ada kala-nya kita harus menahan diri agar tidak memperburuk masalah.....dibanding tergesa-gesa ingin menyelesaikan akibatnya bisa fatal....

se7 juga... :)
Renungkan & pertimbangkan lah scr masak, bro Jajang..
Semoga bro bisa membuat keputusan yang terbaik bagi kelanjutan hubungan kalian..

pertimbangan secara masak itu artinya.... berapa biaya sekolah kedua anaknya sampai sarjana...
biaya hidup...(adakah les piano, les abacus, les balet... gak ?).. terus mungkin ditambah anak sendiri lagi.... dan beli rumah utk mereka tinggal gitu.....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

CHANGE

Saya sangat setuju apa yang dikatakan oleh bro Kainyn, Mercedes dan sis pannadevi, karena kehidupan rumah tangga adalah demikian adanya ( secara umum ), kita harus melihat dari sudut pandang kehidupan berumah tangga, karena kehidupan  berumah tangga adalah berbeda dengan kehidupan single.

Secara sederhana pasangan hidup pada saat pacaran adalah saat yang paling berbahagia dan resep sangat sederhana yakni MEMBERI dengan tulus ( melakukan yang terbaik tanpa pamrih kepada pasangannya ), pada saat memasuki kehidupan rumah tangga adalah saat yang menentukan kelangsungan kehidupan rumah tangga karena munculnya sikap MENUNTUT ( memberi dengan imbalan atau tujuan ) dari pasangan hidup, inilah sikap yang sering menyebabkan pertengkaran bahkan menuju perceraian. Saya sajikan artikel sederhana mengenai kehidupan rumah tangga.

Filsafat Hidup Suami Istri

Suatu ketika saya bersama sanak keluarga mengadakan perjalanan wisata ke pegunungan Rocky, Kanada. Sebelum perjalanan ini berakhir, seorang pemandu wisata datang mendekati saya dan berkata, "Sungguh kagum kepada Anda, saya telah memandu banyak sekali rombongan tur, sangat jarang sekali melihat sepasang suami-istri tidak bertengkar dalam perjalanan tur."

Ketika itu saya menjadi sangat heran, dalam hati saya berpikir, "Pergi bertamasya bukankah seharusnya bergembira? Mengapa harus bertengkar?"

Belakangan setelah saya pikir lebih dalam, saya kira perkataan dari pemandu itu sebenarnya sangat beralasan.

Saya teringat kepada sepasang teman baik saya, mereka berdua pergi bertamasya ke Eropa dengan biaya sendiri. Sekembalinya dari Eropa mereka berpisah dalam keadaan yang tidak menyenangkan, mereka berdua saling mencela dengan menyebutkan satu persatu kesalahan pihak yang lain. Masing-masing merasa pihak lain yang lebih bersalah.

Jalinan persahabatan selama puluhan tahun, hampir saja kandas hanya karena sekali perjalanan tamasya. Kedua teman baikku ini sempat perang dingin dalam waktu yang sangat panjang, menunggu emosi mereka berdua reda, baru mereka menjalin hubungan baik seperti sediakala.

Menurut teman saya, hal itu sudah biasa demikian, apalagi jika itu adalah sepasang suami-istri! Benar-benar terbukti oleh kata, "Menjalin kasih sangat mudah, hidup bersama itu sulit."

Mungkin Anda sering mendengar orang berkata, sepasang kekasih yang mabuk dalam cinta, segera sesudah mereka menikah, pertengkaran di tahun pertama paling hebat. Menurut aturan, pengantin baru seharusnya mesra dan lengket seperti lem, bagaimana mungkin bertengkar terus-menerus?

Tetapi ketika Anda menjadi suami orang, atau Anda menjadi istri orang, Anda baru akan menyadari bahwa perkataan ini tidak salah.

Kehidupan dalam pernikahan sangat realistis dan harus menyesuaikan kebiasaan kedua belah pihak yang punya latar belakang berbeda. Seperti tutup kloset perlu diangkat atau tidak, bagaimana harus memencet pasta gigi, sehabis mandi lantai boleh menjadi basah atau tidak, dimana meletakkan baju kotor, menyediakan keperluan rumah tangga, penempatan perabot, masalah anak, masalah pendidikan, masalah makanan dll...... ( sangat banyak, dan bagi yang sudah berumah tangga tentu memahaminya )

Kesemuanya hal-hal sepele ini bisa menjadi sebab terjadinya pertengkaran yang bila tidak diikuti oleh salah satu pihak untuk mengalah, maka akhirnya bisa meruncing ke perceraian.

Menonton TV juga menjadi persoalan besar. Istri senang menonton film seri pada jam delapan malam, sedangkan suami ingin melihat berita.

Suami yang telah berjuang seharian di luar, merasakan dirinya lebih mempunyai hak prioritas dari pada siapapun juga. Istri yang berada di rumah juga tidak menganggur, cuci pakaian, membersihkan lantai, memasak nasi, mengasuh anak dan lain-lain, dengan susah payah menunggu malam hari baru bisa menuangkan perasaan di dalam film sinetron, tetapi masih harus melihat air muka sang suami.... siapa yang lebih berhak, siapapun bisa merasakan dipersalahkan.

Kalau begitu adakah cara penyelesaiannya  untuk persoalan-persoalan di atas? Tentu saja ada, yaitu menggunakan kecerdasan dengan cara mundur selangkah demi maju. Akan tetapi mudah mengatakan sulit dilakukan, lalu bagaimana baru bisa melakukan? Sebenarnya ingin melakukan kecerdasan ini juga tidak sulit, kunci suksesnya adalah memikirkan orang lain lebih dahulu.

Teman karib saya Yuni, didalam hidup pernikahannya adalah seorang pengatur yang handal.
Pinggang suaminya itu kurang baik, kesulitan untuk membungkuk. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Yuni yang sangat perhatian, setiap kali dia selesai membuang air besar, pasti tutup kloset sekalian diangkat. Tindakan ini boleh dikatakan dilakukannya demi suaminya, agak tidak perlu membungkuk dulu bila hendak buang air. Walaupun hanya gerakan yang sepele, tetapi penuh dengan rasa perhatian.

Yuni senang melihat saluran televisi yang menyiarkan Discovery, pagi hari jika ada waktu senggang, dia akan menyalakan TV untuk menonton sebentar. Malam hari ketika suaminya pulang dari kantor, dia tidak pernah berebut hak untuk menonton TV dengan suaminya. Selalu menyerahkan hak itu dengan tanpa syarat kepada suaminya. Jika agak malam suaminya berada di ruang baca, maka TV itu secara wajar menjadi miliknya lagi.

Kadang, walaupun situasinya agak kurang nyaman, karena suaminya benar-benar telah 'menguasai' TV terlalu lama, Yuni akan duduk di pinggir suaminya tepat pada waktunya, dengan nada berunding dia akan berkata, "Bisakah menonton saluran yang lain?"

Dia sudah menghitung tepat waktu siaran berita sudah selesai, biasanya sepuluh menit kemudian suaminya akan menyetujui untuk pindah ke saluran yang lain.

Orang yang matang dan berakal sehat sering mengatakan, "Mundur selangkah, menjadi luas tiada batas bagai laut dan angkasa."

Filsafat pernikahan Yuni, mungkin ada orang yang menganggapnya terlalu 'mengalah'. Sebenarnya dia hanya memberi tekanan lebih pada perhatian dan menghargai.

Didalam berumah tangga, bukan hanya ada cinta kasih saja, masih ada masalah-masalah kecil yang tidak terhitung banyaknya, dalam hal ini suami dan istri lebih-lebih harus selalu mengutamakan kebaikan budi.

Semoga Bermanfaat

CHANGE

Quote from: marcedes on 10 December 2009, 09:49:59 AM

kalau memang anda prihatin, ada kala-nya kita harus menahan diri agar tidak memperburuk masalah.....dibanding tergesa-gesa ingin menyelesaikan akibatnya bisa fatal....

[at]  jajang

KUPU-KUPU DAN KEPOMPONG

Seseorang menemukan dan mengamati sebuah kepompong dimana terdapat sebuah lubang kecil dan muncul seekor calon kupu-kupu. Dia duduk tertegun mengamati proses perjuangan kupu-kupu yang berusaha keluar melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya kupu-kupu itu kelelahan dan telah berusaha sekuat tenaga namun benar-benar nampak kesulitan untuk bergerak lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya, tapi dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut masih mengamatinya karena dia berharap beberapa saat lagi sayap-sayap itu akan mekar sehingga mampu menopang tubuhnya, berkembang dan terbang. Tapi sayang, apa yang diharapkannya tak pernah terjadi.

Pada kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitar tempat itu dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari maksud baik dan ketergesa-gesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil itu adalah JALAN DAN PROSES untuk memaksa cairan dari dalam tubuh kupu-kupu itu mengalir ke sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia akan siap terbang begitu dia keluar dari kepompong tersebut.

Ada saatnya kita memberikan bantuan kepada orang lain, tapi terkadang kita juga harus membiarkan orang tersebut berusaha sendiri untuk mencapai tujuan dalam hidupnya, sehingga yang diuntungkan bukan saja orang tersebut melainkan juga kita turut berbahagia melihat dia berhasil.

Semoga Bermanfaat

Rina Hong

Dear Bro jajang,

Rina coba melihat masalah anda dari semua sudut pandang, namun tidak kelihatan juga.

tapi beberapa poin penting yang harusnya anda sadari :

masalah Cinta adalah bagaimana cara anda mencintai orang tersebut dan bagaimana anda memperlakukan orang yang anda cintai, apa yang telah terjadi diantara kalian sehingga cinta itu timbul

1. tanpa melihat diri sendiri saya ingin memberikan sedikit kritik bahwa anda seharusnya mengetahui masalah secara mendetil baru memutuskan, sewaktu anda memutuskan untuk mencintai seorang wanita, pernahkah anda bertanya kepadanya apakah wanita itu sudah mempunyai pasangan atau bahkan sebuah keluarga? ini adalah kesalahan anda di masa lalu.

2. menanyakan masalah pribadi kepada orang lain adalah tindakan yang amat salah, karena orang lain tidaklah tau mendetil, pendapat orang lain hanya akan membuat anda tambah mumet karena mereka berpendapat sesuai dengan informasi yang mereka terima. anda seharusnya menyelesaikan hal ini sendiri dengan bijaksana, saya akan sharing sedikit pedoman kepada anda untuk permasalahan ini :

- apa tujuan anda menikahi wanita ini - jika anda ingin menciptakan kebahagiaan wanita ini dan keluarganya, maka pikirkan dan pertimbangkan berapa orang yang akan terluka dan berapa yang akan bahagia. atau ini hanya perasaan ingin memiliki semata?

-  apa anda sudah siap menerima wanita ini beserta anak2 nya yang mungkin akan memperkeruh hubungan anda dengan wanita ini.

3. mencintai istri orang lain sudah jelas suatu kesalahan yang sangat besar, anda sudah tau itu salah dan masih melanjutkannya. apa ini perilaku yang bijaksana?

4. berteleponan dengan suami wanita ini sudah jelas meningkatkan ego suaminya, semua pria ga akan melepaskan istrinya jika sudah tau ada pria lain yang siap2 menikahi istri yang minta cerai ini.

5. saya ingin tanya kepada anda... anda sayang kepada wanita ini, apakah wanita ini sayang kepada anda? atau hanya memanfaatkan situasi? apakah anda sudah mencari tau dengan detil, jangan sampai ketika wanita ini sudah bercerai lantas anda mengetahui sifat aslinya dan tidak jadi menikahi dia. --> nah lohhh....

6. sebaiknya anda pertimbangkan baik2, sedikit saja salah langka yang anda lakukan, anda akan membawa akibat bagi banyak pihak...

7. dia pasti bukan seorang wanita bodoh karena anda sangat menyayangi dia, dia bisa menyelesaikan masalah rumah tangga dia sendiri baru kemudian berhadapan dengan anda.

semoga sharing ini membantu anda.


_/\_
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

pannadevi

Quote from: The Ronald on 10 December 2009, 11:13:30 AM
[at] Samaneri
kisah yang bagus, terima kasih telah berbagi :)

terima kasih kembali Bro Ronald,
GRP sy nambah 2 lagi, sapa ya? tolong kasih tahu, ntar sy krm balik...thanks.

pannadevi

Quote from: CHANGE on 10 December 2009, 01:18:15 PM
Saya sangat setuju apa yang dikatakan oleh bro Kainyn, Mercedes dan sis pannadevi, karena kehidupan rumah tangga adalah demikian adanya ( secara umum ), kita harus melihat dari sudut pandang kehidupan berumah tangga, karena kehidupan  berumah tangga adalah berbeda dengan kehidupan single.

Secara sederhana pasangan hidup pada saat pacaran adalah saat yang paling berbahagia dan resep sangat sederhana yakni MEMBERI dengan tulus ( melakukan yang terbaik tanpa pamrih kepada pasangannya ), pada saat memasuki kehidupan rumah tangga adalah saat yang menentukan kelangsungan kehidupan rumah tangga karena munculnya sikap MENUNTUT ( memberi dengan imbalan atau tujuan ) dari pasangan hidup, inilah sikap yang sering menyebabkan pertengkaran bahkan menuju perceraian. Saya sajikan artikel sederhana mengenai kehidupan rumah tangga.

Filsafat Hidup Suami Istri

Suatu ketika saya bersama sanak keluarga mengadakan perjalanan wisata ke pegunungan Rocky, Kanada. Sebelum perjalanan ini berakhir, seorang pemandu wisata datang mendekati saya dan berkata, "Sungguh kagum kepada Anda, saya telah memandu banyak sekali rombongan tur, sangat jarang sekali melihat sepasang suami-istri tidak bertengkar dalam perjalanan tur."

Ketika itu saya menjadi sangat heran, dalam hati saya berpikir, "Pergi bertamasya bukankah seharusnya bergembira? Mengapa harus bertengkar?"

Belakangan setelah saya pikir lebih dalam, saya kira perkataan dari pemandu itu sebenarnya sangat beralasan.

Saya teringat kepada sepasang teman baik saya, mereka berdua pergi bertamasya ke Eropa dengan biaya sendiri. Sekembalinya dari Eropa mereka berpisah dalam keadaan yang tidak menyenangkan, mereka berdua saling mencela dengan menyebutkan satu persatu kesalahan pihak yang lain. Masing-masing merasa pihak lain yang lebih bersalah.
Jalinan persahabatan selama puluhan tahun, hampir saja kandas hanya karena sekali perjalanan tamasya. Kedua teman baikku ini sempat perang dingin dalam waktu yang sangat panjang, menunggu emosi mereka berdua reda, baru mereka menjalin hubungan baik seperti sediakala.

Menurut teman saya, hal itu sudah biasa demikian, apalagi jika itu adalah sepasang suami-istri! Benar-benar terbukti oleh kata, "Menjalin kasih sangat mudah, hidup bersama itu sulit."

Mungkin Anda sering mendengar orang berkata, sepasang kekasih yang mabuk dalam cinta, segera sesudah mereka menikah, pertengkaran di tahun pertama paling hebat. Menurut aturan, pengantin baru seharusnya mesra dan lengket seperti lem, bagaimana mungkin bertengkar terus-menerus?

Tetapi ketika Anda menjadi suami orang, atau Anda menjadi istri orang, Anda baru akan menyadari bahwa perkataan ini tidak salah.

Kehidupan dalam pernikahan sangat realistis dan harus menyesuaikan kebiasaan kedua belah pihak yang punya latar belakang berbeda. Seperti tutup kloset perlu diangkat atau tidak, bagaimana harus memencet pasta gigi, sehabis mandi lantai boleh menjadi basah atau tidak, dimana meletakkan baju kotor, menyediakan keperluan rumah tangga, penempatan perabot, masalah anak, masalah pendidikan, masalah makanan dll...... ( sangat banyak, dan bagi yang sudah berumah tangga tentu memahaminya )

Kesemuanya hal-hal sepele ini bisa menjadi sebab terjadinya pertengkaran yang bila tidak diikuti oleh salah satu pihak untuk mengalah, maka akhirnya bisa meruncing ke perceraian.
Menonton TV juga menjadi persoalan besar. Istri senang menonton film seri pada jam delapan malam, sedangkan suami ingin melihat berita.

Suami yang telah berjuang seharian di luar, merasakan dirinya lebih mempunyai hak prioritas dari pada siapapun juga. Istri yang berada di rumah juga tidak menganggur, cuci pakaian, membersihkan lantai, memasak nasi, mengasuh anak dan lain-lain, dengan susah payah menunggu malam hari baru bisa menuangkan perasaan di dalam film sinetron, tetapi masih harus melihat air muka sang suami.... siapa yang lebih berhak, siapapun bisa merasakan dipersalahkan.

Kalau begitu adakah cara penyelesaiannya  untuk persoalan-persoalan di atas? Tentu saja ada, yaitu menggunakan kecerdasan dengan cara mundur selangkah demi maju. Akan tetapi mudah mengatakan sulit dilakukan, lalu bagaimana baru bisa melakukan? Sebenarnya ingin melakukan kecerdasan ini juga tidak sulit, kunci suksesnya adalah memikirkan orang lain lebih dahulu.

Teman karib saya Yuni, didalam hidup pernikahannya adalah seorang pengatur yang handal.
Pinggang suaminya itu kurang baik, kesulitan untuk membungkuk. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Yuni yang sangat perhatian, setiap kali dia selesai membuang air besar, pasti tutup kloset sekalian diangkat. Tindakan ini boleh dikatakan dilakukannya demi suaminya, agak tidak perlu membungkuk dulu bila hendak buang air. Walaupun hanya gerakan yang sepele, tetapi penuh dengan rasa perhatian.

Yuni senang melihat saluran televisi yang menyiarkan Discovery, pagi hari jika ada waktu senggang, dia akan menyalakan TV untuk menonton sebentar. Malam hari ketika suaminya pulang dari kantor, dia tidak pernah berebut hak untuk menonton TV dengan suaminya. Selalu menyerahkan hak itu dengan tanpa syarat kepada suaminya. Jika agak malam suaminya berada di ruang baca, maka TV itu secara wajar menjadi miliknya lagi.

Kadang, walaupun situasinya agak kurang nyaman, karena suaminya benar-benar telah 'menguasai' TV terlalu lama, Yuni akan duduk di pinggir suaminya tepat pada waktunya, dengan nada berunding dia akan berkata, "Bisakah menonton saluran yang lain?"

Dia sudah menghitung tepat waktu siaran berita sudah selesai, biasanya sepuluh menit kemudian suaminya akan menyetujui untuk pindah ke saluran yang lain.

Orang yang matang dan berakal sehat sering mengatakan, "Mundur selangkah, menjadi luas tiada batas bagai laut dan angkasa."

Filsafat pernikahan Yuni, mungkin ada orang yang menganggapnya terlalu 'mengalah'. Sebenarnya dia hanya memberi tekanan lebih pada perhatian dan menghargai.

Didalam berumah tangga, bukan hanya ada cinta kasih saja, masih ada masalah-masalah kecil yang tidak terhitung banyaknya, dalam hal ini suami dan istri lebih-lebih harus selalu mengutamakan kebaikan budi.

Semoga Bermanfaat

setuju sekali dg Bro Change, banyak sekali hingga tidak terhingga...
bila ada toleransi antar kedua belah pihak maka bisa sejalan, tidak saling meremehkan, tidak saling merendahkan, dimana ini yg sering terjadi suami merasa superior dan menganggap dirinya adalah yg serba tahu lalu merendahkan istri yg dianggap tolol.

maaf tidak bermaksud merendahkan kaum suami, jangan2 langsung protes Tuhan nge-ban user saya nih...
sy ada beberapa kali contact dg Bro Benny (Tuhan DC) beliau sdg mengasuh anak2 krn mama nya anak2 sedang belanja di Kota (lupa belanjanya kemana, mangga dua ato mana lupa namanya) utk membeli bbrp keperluan. saya salut deh ama Tuhan (bukan krn takut di ban lo jd menampilkan kisah ini)

semoga kalian berbahagia selalu.sadhu3x.

jajang supriadi

Terima kasih teman-teman semua atas sarannya, jujur saya merasa terharu dan ini memuat hati saya terbuka dan menentukan langkah apa yang harus saya ambil  nanti.saya akan pertimbangkan matang-matang dan mudah-mudahan bisa mengambil keputusan yang benar dan bijaksana, saran anda semua adalah semangat untuk saya, dan menguatkan batin saya untuk bertindak.salam damai untuk semua :)

Elin

Quote from: jajang supriadi on 16 December 2009, 10:06:22 PM
Terima kasih teman-teman semua atas sarannya, jujur saya merasa terharu dan ini memuat hati saya terbuka dan menentukan langkah apa yang harus saya ambil  nanti.saya akan pertimbangkan matang-matang dan mudah-mudahan bisa mengambil keputusan yang benar dan bijaksana, saran anda semua adalah semangat untuk saya, dan menguatkan batin saya untuk bertindak.salam damai untuk semua :)

semoga bro Jajang bisa mengambil keputusan yang terbaik.. :)
_/\_