News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Mengendalikan pikiran...

Started by nick, 08 November 2009, 04:54:36 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

nick

Saya ingin secepatnya melupakan 'seseorang'.
Bagaimanakah seharusnya mengendalikan pikiran ini,
disaat pikiran mulai teringat padanya,
apakah sebaiknya membiarkan saja apa adanya,
atau mengalihkan ke hal2 yg lain?

Yg saya lakukan saat ini adalah mengalihkan ke hal2 yg lain,
tapi kyknya seperti menipu diri.... dan akhirnya balik lagi.... inget lg......

Tolong saran temen2 semua....
Thx...


Johsun

Saran sy sic, pindah ke lain hati,hehehe,anggap cnd.Hehe.
CMIIW.FMIIW.

vathena

semakin dicoba untuk melupakan "dia" akan semakin susah , karena anda terus terfokus pada "dia" , jadi let it go ajah dech , cari kesibukan atau hobi anda dsb , setidaknya pikiran anda akan terisi hal lain tidak hanya tentang dia .
Keep the torch of Dhamma alight! Let it shine brightly in your daily life. Always remember, Dhamma is not an escape. It is an art of living , living in peace and harmony with oneself and also with all others. Hence, try to live a Dhamma life.

Johsun

Kalau susah blang aja lagi ke dia, i cannot forget you, please come back to me, i love you, i love you...Btl gak englishnya?Ckakaka.
CMIIW.FMIIW.

wen78

Quote from: nick on 08 November 2009, 04:54:36 PM
Saya ingin secepatnya melupakan 'seseorang'.
Bagaimanakah seharusnya mengendalikan pikiran ini,
disaat pikiran mulai teringat padanya,
apakah sebaiknya membiarkan saja apa adanya,
atau mengalihkan ke hal2 yg lain?

Yg saya lakukan saat ini adalah mengalihkan ke hal2 yg lain,
tapi kyknya seperti menipu diri.... dan akhirnya balik lagi.... inget lg......

Tolong saran temen2 semua....
Thx...

cobalah untuk menerima untuk melepaskan orang tersebut.
selama belum menerima seutuhnya untuk melepaskan orang tersebut, selamanya akan selalu terikat dengan orang tersebut ketika teringat dia.
ketika sudah bisa menerima, saat teringat dia, tidak akan membuat diri kamu terasa ganduh, kesal,.. dll.
tidak mudah, tapi bisa. semua butuh proses ;)

semoga membantu  _/\_
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Yumi

ketika teringat padanya, kenangan suka maupun duka.. terima aja.. amati bhw ini hny skdr pikiran.. muncul lenyap begitu saja.. bkn milikku, bkn aku, bkn diriku..
sedang apa pun kamu, lakukan dgn perhatian penuh & waspada..
;)
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

No Pain No Gain

Quote from: nick on 08 November 2009, 04:54:36 PM
Saya ingin secepatnya melupakan 'seseorang'.
Bagaimanakah seharusnya mengendalikan pikiran ini,
disaat pikiran mulai teringat padanya,
apakah sebaiknya membiarkan saja apa adanya,
atau mengalihkan ke hal2 yg lain?

Yg saya lakukan saat ini adalah mengalihkan ke hal2 yg lain,
tapi kyknya seperti menipu diri.... dan akhirnya balik lagi.... inget lg......

Tolong saran temen2 semua....
Thx...



pada dasarnya untuk melupakan sesorang itu mungkin begitu sulit..
tapi mungkin anda bisa merenungkan sifat anicca dari "hubungan" tersebut.

perhatikan pikiran..
biarkan apa adanya..
jangan menolak atau menerimanya..
cari akar permasalahan dari pikiran anda..

"apa yang menyebabkan pikiran saya susah untuk "melepaskan"?"

mudah2an bisa membantu...
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Johsun

Quote from: Yumi on 08 November 2009, 06:29:05 PM
ketika teringat padanya, kenangan suka maupun duka.. terima aja.. amati bhw ini hny skdr pikiran.. muncul lenyap begitu saja.. bkn milikku, bkn aku, bkn diriku..
sedang apa pun kamu, lakukan dgn perhatian penuh & waspada..
;)
bagus ini yumi...
CMIIW.FMIIW.

dhammasiri

Quote from: nick on 08 November 2009, 04:54:36 PM
Saya ingin secepatnya melupakan 'seseorang'.
Bagaimanakah seharusnya mengendalikan pikiran ini,
disaat pikiran mulai teringat padanya,
apakah sebaiknya membiarkan saja apa adanya,
atau mengalihkan ke hal2 yg lain?

Yg saya lakukan saat ini adalah mengalihkan ke hal2 yg lain,
tapi kyknya seperti menipu diri.... dan akhirnya balik lagi.... inget lg......

Tolong saran temen2 semua....
Thx...


Ada dua sutta yang sangat menarik untuk dipraktikkan dalam menghadapi situasi semacam ini. Pertama adalah Sabbāsavasutta (M. I, 6 dst.)dan yang kedua adalah Vitakkasaṇṭhānasutta (M. I, 118 dst.). Kedua sutta ini memberikan tekhnik yang berbeda.

Dalam Sabbāsavasutta, disebutkan ada tujuh tekhnik yang dapat dipilih untuk melenyapkan noda batin.

1. Dieliminasi dengan cara melihat (dassanā pahātabbā)
Saat kita sedang menghadapi suatu masalah, kita cenderung terobsesi oleh masalah itu. Kita sulit tidur; tidak punya selera makan; tidak punya keingin untuk melanjutkan kehidupan dan masih banyak lagi yang lainnya. Mengapa kita bisa terobsesi? Kita dapat terobsesi karena kita tidak bisa melihat bahaya akan pikiran yang terobsesi. Karena itu, kita perlu melihat bahwa pikiran semacam itu hanyalah menimbulkan penderitaan.

2. Dieliminasi dengan cara pengendalian diri (saṃvarā pahātabbā)
Kita tidak mampu melupakan seseorang karena kita tidak mengendalikan indera-indera kita. Artinya, kita mengumbar begitu saja indera-indera yang kita miliki. Karena itu, kita perlu memiliki pengendalian terhadap indera-indera yang kita miliki (indriyasaṃvara), termasuk pengendalian idera pikiran (manindriyasaṃvara).

3. Dieliminasi dengan cara penggunaan (paṭisevanā pahātabbā)
Ini adalah semacam mengalihkan pikiran kita ke objek yang sedang kita pergunakan. Dalam sutta, objek yang dijadikan sebagai sarana perenungan adalah empat kebutuhan pokok (catupaccaya: pakaian, obat, makanan, dan tempat tinggal) yang biasa kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menyadari manfaat dari empat kebutuhan pokok tersebut. Inti dari teknik ini adalah kita harus mempunyai kesadaran terhadap apa yang kita pergunakan. Karena itu, teknik ini juga bisa diimplementasikan pada aktivitas sehari-hari. Kalau teknik ini harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, kita harus memiliki komitmen sepenuhnya (total engagement) terhadap apa yang sedang kita lakukan. Saat kita memiliki total engagement, dengan mudah kita akan mendapatkan kebahagiaan; kita tidak akan terobsesi lagi oleh apa yang telah terjadi di masa lampau.

4. Dieliminasi dengan cara menahan (adhivāsanā pahātabbā)
Mungkin teknik ini sangat sulit untuk diterapkan. Akan tetapi saya sangat menyukainya. Dalam hal ini, kata "adhivāsanā" saya terjemahkan sebagai "menahan". Saya tidak tahu kalau ini adalah istilah yang pas. Dalam bahasa Inggris, kata "adhivāsanā" biasanya diterjemahkan sebagai "endure". Dalam hal ini, kita harus menahan, kita harus memiliki kesabaran saat kita menghadapi masalah semacam itu. Memang akan terasa menyakitkan, tetapi rasa sakit itu sangat indah kalau kita bisa menikmatinya. Biasanya, saya hanya akan diam bila ada masalah; saya tidak akan banyak bicara karena saya ingin menikmati moment yang menyedihkan itu. Cepat atau lambat, masalah itu akan berlalu, penderitaan itu akan lenyap.

5. Dieliminasi dengan cara menghindari (parivajjanā pahātabbā)
Cobalah menghindari objek-objek yang berkenaan dengan masalah tersebut. Kalau kita sedang kacau, sedang stress karena seseorang, hindarilah foto, tulisan atau barang apa pun yang ada hubungannya dengan dia. Mungkin untuk sementara, bisa menghindari untuk membicarakan tentang dia.

6. Dieliminasi dengan cara melenyapkan (vinodanā pahātabbā)
Dengan menggunakan teknik ini, kita tidak menoleransi pikiran-pikiran yang menimbulkan penderitaan. Kita berusaha sekuat mungkin untuk melenyapkan pikiran-pikiran semacam itu dari dalam pikiran kita. Mungkin akan tampak sadis, mungkin akan terasa tidak memiliki belas kasihan. Namun, kita harus menyadari manfaat melenyapkan pikiran-pikiran semacam itu.

7. Dieliminasi dengan cara pengembangan (bhāvanā pahātabbā)
Kita terobsesi pada apa yang telah terjadi karena kita tidak memiliki kesadaran (sati), penyelidikan terhadap kebenaran (dhammavicaya), semangat (vīriya), kegiuran (pīti), ketenangan (passaddhi), konsentrasi (samādhi) dan keseimbangan batin (upekhā). Karena itu, tujuh faktor ini perlu dikembangkan agar kita tidak mudah terjebak ke dalam jeratan obsesi pikiran.

Dalam Vitakkasaṇṭhānasutta, dijelaskan bahwa untuk mencapai sebuah konsentrasi kita perlu memperhatikan beberapa teknik berikut ini:

1. Apabila sedang memperhatikan beberapa tanda kemudian muncul pikiran-pikiran yang jahat yang berhubungan dengan nafsu indra, kebencian dan kebodohan, ia harus memperhatikan beberapa tanda lainnya yang berhubungan dengan apa yang baik.

2. Jika cara ini tidak dapat mengatasinya, ia harus memeriksa bahaya dari pikiran-pikiran jahat tersebut demikian: ini pikiran-pikiran jahat patut dicela dan menimbulkan penderitaan.

3. Apabila metode ini tidak mujarab, ia harus berusaha melupakan dan tidak memperhatikan pikiran-pikiran itu.

4. Jika hal ini masih belum membuat pikiran dapat terkonsentrasi, ia harus memberi perhatian untuk menenangkan pikiran-pikiran tersebut.

5. Namun bila cara-cara tersebut tidak membuahkan hasil, dengan menggertakkan gigi dan lidah menekan ke langit-langit mulutnya, ia harus menekan dan menghancurkan pikiran-pikiran jahat tersebut.  

Semoga kedua sutta ini bisa membantu Sdr. Nick untuk menyelesaikan masalah.
Semoga Anda selalu berbahagia.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Adhitthana

Quote from: Yumi on 08 November 2009, 06:29:05 PM
ketika teringat padanya, kenangan suka maupun duka.. terima aja.. amati bhw ini hny skdr pikiran.. muncul lenyap begitu saja.. bkn milikku, bkn aku, bkn diriku..
sedang apa pun kamu, lakukan dgn perhatian penuh & waspada..
;)
Keren nieeee  :jempol:
Teknik Vipassana  ;)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

nick

Beberapa hari ini saya memang kacau...... sebentar2 liat HP..... dan selalu ingat dia....
bahkan saya tidak bisa konsentrasi untuk meditasi... dan ga meditasi sama sekali...
Tetapi setelah membaca saran temen2 di DC ini.... saya jadi sadar.... Ting!
Kemana saja saya selama ini.... saya hanya berputar-putar dalam pikiran saya sendiri...

Saya jadi ingat kisah Zen, sbb :

Guru Zen Jepang Tanzan dan rahib muda Ekido bertemu dengan seorang gadis cantik
yang tidak bisa menyeberangi sungai kecil.

Tanzan : Aku akan menggendongmu menyeberangi sungai. (kata Tanzan kepada gadis tersebut)
kemudian sang gadis digendong oleh guru Tanzan menyeberangi sungai ,sampai di seberang sungai.

Gadis : Guru, terima kasih dan selamat tinggal.

Guru Tanzan dan rahib muda Ekido kemudian meneruskan perjalanan.
tak disadari perjalanan telah dilakukan setengah hari .

Sepanjang perjalanan pengalaman tadi sepertinya sangat mengganggu bagi rahib muda Ekido
sehingga dengan perasaan penasaran dia bertanya kepada guru Tanzan .

Ekido : Guru, kita bhiksu tidak boleh mendekati perempuan. Mengapa tadi anda menggendong
gadis tersebut ?

Tanzan : Gadis mana yang kamu maksud ? Aku sudah menurunkannya sejak tadi.
Mengapa anda masih memikirkannya ?

Terima kasih temen2 atas pencerahannya.
Mulai pagi ini, saya bertekad untuk memulai hari baru....
Semoga semua makhluk berbahagia.

dhammasiri

Quote from: nick on 09 November 2009, 08:16:53 AM

Terima kasih temen2 atas pencerahannya.
Mulai pagi ini, saya bertekad untuk memulai hari baru....
Semoga semua makhluk berbahagia.[/b]
Nah gitu dong! Semoga sukses selalu bro! Buddha Bless You.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

FZ

#12
Quote from: nick on 08 November 2009, 04:54:36 PM
Saya ingin secepatnya melupakan 'seseorang'.
Bagaimanakah seharusnya mengendalikan pikiran ini,
disaat pikiran mulai teringat padanya,
apakah sebaiknya membiarkan saja apa adanya,
atau mengalihkan ke hal2 yg lain?

Yg saya lakukan saat ini adalah mengalihkan ke hal2 yg lain,
tapi kyknya seperti menipu diri.... dan akhirnya balik lagi.... inget lg......

Tolong saran temen2 semua....
Thx...


mengenai hal ini, kita memiliki kesamaan, ketika sakit hati, ingin melupakan..

tapi jujur semakin kita ingin melupakan, justru kita semakin ingat.
sama halnya ketika kita mengikuti seminar2 motivasi, sering sekali diberi contoh :
"Saya minta Anda jangan memikirkan gajah warna pink."
Instruksinya seh memang begitu, namun pikiran kita tidak mengenal "perintah negatif".
Jadi ketika instruksi itu diberikan, yang terjadi adalah : kita menggambarkan gajah pink di otak dan berusaha tidak memikirkannya. (sudah telat bukan :P)

Begitu juga dengan kasus melupakan seseorang ini, ketika kita mengatakan ingin melupakan, sebenarnya kita sedang mengingatnya dan mencoba untuk tidak mengingatnya.

solusinya :
ada di buku MPH Ajahn Brahm, ketika Ajahn Brahm sakit gigi, semakin berusaha untuk melupakan sakit gigi itu maka giginya makin terasa sakit. Akhirnya Ajahn Brahm mulai berdamai dengan dirinya sendiri, menganggap sakit gigi itu bagian dari dirinya, dan menerimanya, maka sakit gigi itu perlahan akan "sirna".

contoh lain, cerita "ini pun akan berlalu"
seorang narapida yang baru memulai masa penjaranya, merasa ketakutan dan menghitung detik demi detik selama dipenjara..
akhirnya menjadi lebih stress, kemudian tiba2 dia tersadar, dan berpikir bahwa ini pun akan segera berlalu.. maka waktu penjaranya tidak terlalu digubris dan seolah2 berlangsung lebih cepat..


tesla

Quote from: Yumi on 08 November 2009, 06:29:05 PM
ketika teringat padanya, kenangan suka maupun duka.. terima aja.. amati bhw ini hny skdr pikiran.. muncul lenyap begitu saja.. bkn milikku, bkn aku, bkn diriku..
sedang apa pun kamu, lakukan dgn perhatian penuh & waspada..
;)

setuju
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

johan3000

bro nick,

boleh tau apakah itu first love ? (umur?)....
alasan kenapa mau melupakan dia ?

biasanya dokter2 sebelum kasih obat kan hrs diagnosa dulu?

(sambil obatnya diracik...., kalau salah obat malah klenger nanti...)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya